You are on page 1of 20

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

KAJIAN OPTIMASI BLENDING BATUBARA DENGAN BEDA KUALITAS


UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN KONSUMEN DI PT BUKIT
ASAM (PERSERO), Tbk

Diajukan Untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa


Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh:
Dimas Bagus Panuntun
03021181419186

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul
KAJIAN OPTIMASI BLENDING BATUBARA DENGAN BEDA
KUALITAS UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN
KONSUMEN DI PT BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

2. Pengusul
a. Nama : Dimas Bagus Panuntun
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 03021181419186
d. Semester : VIII(Delapan)
e. Fak/Jurusan : Teknik/Pertambangan
f. Institusi : Universitas Sriwijaya
g. Nomor Telepon : 0812-9810-6318
h. Alamat Email : dimasbp2312@gmail.com

3. Waktu Penelitian : 11 Maret –6 Mei2018

4. Lokasi Penelitian : PTBUKIT ASAM (PERSERO),Tbk

Palembang, Februari 2018


Pengusul

Dimas Bagus Panuntun


NIM. 03021181419186

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Proposal
Universitas Sriwijaya,

Hj.Dr.Rr. Harminuke Eko Handayani, ST.,MT Ir. Mukiat , MS


NIP. 196902091997032001 NIP. 195811221986021002
A. JUDUL
KAJIAN OPTIMASI BLENDING BATUBARA DENGAN BEDA
KUALITAS UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN
KONSUMEN DI PT BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

B. LOKASI
PTBUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

C. BIDANG ILMU
TEKNIK PERTAMBANGAN

D. LATAR BELAKANG
PT Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan batubara
yang memproduksi keperluan akan batubara, di dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan domestik maupun ekspor. Pada umumnya, batubara dimanfaatkan
oleh beberapa industri seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ,
produksi baja , semen , industrikimia dan lain-lain. Konsumen terbesar PT
Bukit Asam (Persero), Tbk adalah industri pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU).
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan salah satu pembangkit
listrik yang memakai bahan bakar batubara. Pemanfaatan batubara seperti ini
perlu mengetahui tentang macam kualitas yang dimiliki batubara itu sendiri.
Dengan diketahui kualitas batubara dimaksudkan agar spesifikasi mesin
atau peralatan yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar sesuai
dengan mutu batubara yang akan digunakan, sehingga mesin-mesin tersebut
dapat berfungsi optimal dan tahan lama. Seiring dengan meningkatnya
permintaan batubara dengan kualitas tertentu, ini menjadi tantangan tersendiri
bagi perusahaan pertambangan batubara. Dikarenakan kualitas batubara di Pit
itu berbeda-beda sehingga belum terpenuhinya permintaan batubara dengan
kualitas yang ditetapkan, maka perlu adanya pencampuran batubara (coal
blending) untuk memperoleh kualitas tertentu yang diminta. Namun perlu
diketahui terlebih dahulu kualitas batubara dari tiap seam yang akan
di blending melalui analisis Laboratorium. Sehingga melalui perhitungan
tertentu akan diperoleh pendugaan kualitas hasil blending.
Dalam melakukan pencampuran batubara , hal terpenting yang harus
ditentukan yaitu jenis batubara yang cocok untuk dicampurkan. Selain itu
proporsi masing-masing batubara yang dicampurkan juga harus tepat agar
hasilnya optimal.Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian optimasi pencampuran
batubara dengan beda kualitas untuk memenuhi permintaan konsumen.

E. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menganalisis pencampuran batubara dengan kualitas berbeda
dilakukan secara optimal untuk memenuhi permintaan konsumen ?
2. Bagaimana jumlah tonase batubara dengan nilai kalori berbeda yang harus
disediakan oleh PT.Bukit Asam untuk memenuhi permintaan konsumen
dengan proses blending ?
3.Bagaimanamenganalisis beda kualitas dan kuantitas batubara agar
permintaan konsumen terpenuhi ?

F. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis pencampuran batubara dengan kualitas berbeda dilakukan
secara optimal untuk memenuhi permintaan konsumen.
2. Menentukan jumlah tonase batubara dengan kalori berbeda yang harus
disediakan oleh PT.Bukit Asam untuk memenuhi permintaan konsumen
dengan proses blending.
3. Menganalisisbeda kualitas dan kuantitas batubara agar permintaan
konsumen terpenuhi.

G. BATASAN MASALAH
Batasan masalah penelitian ini adalah penelitian dilakukan di PT Bukit
Asam(Persero),Tbk. Penelitian ini difokuskan pada optimasi pencampuran
batubara meliputi jumlah tonase batubara, serta hasil kualitas & kuantitas
batubara dari hasil pencampuran batubara .
H. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang
ada, penulis menggabungkan antara teori dengan data-data di lapangan, sehingga
dari keduanya akan didapatkan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan
penelitian yaitu :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang yang
diperoleh dari :
a. Instansi yang terkait
b. Perpustakaan
c. Jurnal-jurnal ilmiah
2. Penelitian di lapangan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu:
a. Orientasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung yaitu
denganmelihatlangsungkondisilapangandaerahpenelitian,
luassertakesampaiandaerahsertamencocokkandengan data-data yang
diperoleh.
b. Pengambilan data
Pengambilan data yang dilakukan berupa data primer dan data sekunder.
Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Data Primer , yaitu data yang dikumpulkan dengan melakuka pengamatan
langsung di lapangan terdiri dari :
a. Data kualitas batubara yang meliputi : Nilai kalori , Total sulfur ,
Inherent moisture, Ash content
2) Data Sekunder
a. Data spesifikasi mine brand dan market brand
b. Data curah hujan di wilayah penambangan.
c. Data permintaan konsumen
d. Data produksi batubara
3. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan rangkaian
perhitungan dalam suatu proses tertentu.Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software yang mendukung penelitian yaitu POM-QM dan
Microsoft Excel.Dua aspek yang pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut ;
1. Aspek teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang menentkan dalam proses
pencampuran batubara agar memenuhi spesifikasi kualitas batubara yang diminta.
Aspek teknis yang dihitung dri data yang didapatkan adalah sebagai berikut:
a. Penentuan batubara yang tepat untuk dilakukan proses blending
b. Perhitungan proporsi campuran batubara
2. Aspek teknis blending
Aspek teknis pencampuran batubara pada PT Bukit Asam (Persero), Tbk
adalah teknik pencampuran pada conveyor.Teknik pencampuran conveyor yang
digunakan adalah menggunakan hopper dan stacker reclaimer.Mekanisme
pencampuran dengan mengatur seberapa besar lubang bukaan paada hopper lalu
dilanjutkan dengan mengatur laju kecepatan pada conveyor sehingga batubara
yang ditumahkan dari lubang hopper menuju covenyor dapat tercampur rata.
4. Analisis dan Penyajian Hasil Pembahasan
Untuk memperoleh kesimpulan sementara dan diolah lebih lanjut pada bagian
pembahasan.
5. Kesimpulan
Kesimpulan akan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan
data-data yang ada dengan permasalahan yang diteliti. Dengan adanya kesimpulan
berarti telah diperoleh hasil akhir sebagai pemecahan masalah yang diteliti

KAJIAN OPTIMASI BLENDING BATUBARA DENGAN BEDA KUALITAS


UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN KONSUMEN DI PT BUKIT
ASAM (PERSERO), Tbk
PERMASALAHAN:
1. Bagaimana pencampuran batubara dengan kualitas berbeda dilakukan secara
optimal untuk memenuhi permintaan konsumen ?
2. Bagaimana jumlah tonase batubara dengan nilai kalori berbeda yang harus
disediakan oleh PT.Bukit Asam untuk memenuhi permintaan konsumen dengan
proses blending ?
3.Bagaimana cara menentukan beda kualitas dan kuantitas batubara agar permintaan
konsumen terpenuhi ?

STUDI LITERATUR

DATA PRIMER PENGUMPULAN DATA DATA SEKUNDER

Data Kualitas Batubara , yang a .Data spesifikasi mine brand dan market
Meliputi; Nilai kalori , Total brand
sulfur, Inherent moisture, Ash b. Data curah hujan
content
c. Data permintaan konsumen
d. Data produksi batubara

Pengolahan dan Evaluasi Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran


1. Menentukan pencampuran batubara dengan kualitas berbeda dilakukan secara
optimal untuk memenuhi permintaan konsumen
2. Menentukan jumlah tonase batubara dengan nilai kalori berbeda yang harus
disediakan oleh PT.Bukit Asam untuk memenuhi permintaan konsumen dengan
proses blending
3.Mendapatkan cara menentukan beda kualitas dan kuantitas batubara agar
permintaan konsumen terpenuhi

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian


I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Batubara

Batubara merupakan bahan bakar fosil yang dapat terbakar, terbentuk


dari endapan orgaanik , atau disebut juga bahan organic yang terutama terdiri
dari karbon , hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang
telah terkonsolidasi antara srtara batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi
pengaruh tekana dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan
batubara (Muchjidin, 2006).

Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara (Krevelen, 1993) yaitu :

1. Teori In-situ

Pada Teori ini Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal
dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk
sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan berawa,
sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung
tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut tidak
mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi fosil
tumbuhan yang membentuk sedimen organik. Batubara yang dihasilkan dari
proses ini memiliki kualitas yang baik. Penyebaran batubara jenis ini sifatnya
merata dan luas, bisa dijumpai di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan
(Krevelen, 1993).

2. Teori Drift

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang
bukan di tempat dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk
sesuai dengan teori drift biasanya terjadi di delta-delta, mempunyai ciri-ciri
lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting), banyak lapisannya (multiple
seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi). Proses
pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia
(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Kualitas batubara
yang dihasilkan dari proses ini tergolong kurang baik karena tercampur
material pengotor pada saat proses pengangkutan. Penyebaran batubara ini
tidak begitu luas, namun dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di
lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur (Krevelen,
1993).

2. Proses Pembentukan batubara

Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon


(Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang
berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari
setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya,
endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah
menjadi batubara muda (lignit) atau disebut pula batubara coklat (brown
coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah
(Raharjo, 2006).

Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap


biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap
penggambutan (peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang
terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem
pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10
meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam
bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh
bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach et al, 1982 ).

3. Parameter Yang Terkandung Pada Batubara

Untuk mengetahui kualitas dari batubara maka dapat diketahui


dengan menggunakan parameter-parameter dari batubara.Parameter-
parameter yang terkandung dalam batubara yang terdiri dari analisa
proksimat, analisa ultimat dan nilai kalori (Sunarjianto, 2008).

3.1. Analisa Proksimat (Proxymate Analysis)


Analisa proksimat merupakan suatu analisa untuk menentukan kualitas
baubara yang meliputi kandungan air total , kadar abu , kandungan zat
terbang dan kandungan karbon tertambat (Sunarjianto, 2008).

1. Kandungan Air Total (Total Moisture)

Kandungan air total adalah banyaknya air yang terkandung dalam


batubara baik yang terikat secara kimiawi (kandungan air bawaan)
maupun akibat pengaruh kondisi luar (kandungan air bebas).
Kandungan air total sangat dipengaruhi oleh factor keadaan fisik
batubaraa seperti ukuran butir dan faktor iklim daerah sekitar
(Sukandarrumidi, 2008). Kandungan air total (total moisture) terbagi
menjadi 2 , yaitu kandungan air bawaan (inherent moisture) dan
kandungan air bebas (free moisture) (Sunarjianto, 2008)

a. Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)

Inherent Moisture merupakan kandungan air yang ada pada


batubara bersama dengan saat terbentuknya batubara tersebut.
Kandungan air bawaan berhubungan erat dengan nilai kalori,
umumnya bila kandungan air bawaan berkurang maka nilai kalori
meningkat demikian juga sebaliknya, yang dinyatakan dalam %,
dasar pelaporan dalam kondisi bebas air permukaan (adb)
(Sukandarrumidi, 2008)

b. Kandungan Air Bebas (Free Moisture)

Kandungan air bebas merupakan air yang terdapat pada


permukaan batubara sebagai akibat pengaruh dari lingkunga luar,
seperti iklim dan cuaca (Sukandarrumidi, 2008). Kadar air yang
tinggi akan menimbulkan masalah dalam proses pemanfaatannya,
terutama pada saat pembakaran langsung , yakni dapat menyebabkan
berkurangnya nilai kalor yang dihasilkan batubara. Proses
pembakarannya itu sendiri akan menghasilkan gas CO2 dalam
jumlah besar, yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Selain
itu batubara dengan kadar air bebas yang tinggi mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya pembakaran spontan (Anriani,
2014).

2. Kandungan Abu (Ash Content)

Kandungan abu atau Ash Content merupakan sisa-sisa zat


anorganik yang terkandung dalam batubara setelah dibakar.Abu berasal
dari bahan mineral bercampur batubara dan dari campuran seperti
material dari bagian atas atau dasar lapisan batubara. Kandungan abu
tersebut dapat dihasilkan dari pengotor bawaan dalam proses
pembentukan batubara maupun dari proses penambangan, yang
dinyatakan dalam %, dasar pelaporan dalam kondisi bebas air permukaan
(adb) (Sukandarrumidi, 2008)

3. Zat Terbang (Volatile Matter)

Zat terbang atau Volatile Matter merupakan zat aktif yang


terdapat pada batubara yang menghasilkan energi atau panas apabila
batubara tersebut dibakar, sehingga zat terbang merupakan zat aktif yang
mempercepat proses pembakaran. Kadar zat terbang batubara
berhubungan erat dengan derajat batubara dan merupakan salah satu
parameter didalam klasifikasi batubara. Kadar zat terbang dipakai juga
sebagai parameter untuk memisahkan dan menentukan perbandingan
batubara di dalam proses blending untuk menghasilkan kokas yang baik.
Zat terbang tersebut terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti
hidrogen (H), karbon monoksida (CO), dan metana (CH4), yang
dinyatakan dalam %, dasar pelaporan dalam kondisi bebas air permukaan
(adb) (Sukandarrumidi, 2008).

4. Karbon Tertambat (Fixed Carbon)

Karbon tertambat atau Fixed Carbon merupakan karbon yang


tertinggal sesudah zat belerang dan kandungan airnya hilang. Dengan
adanya pengeluaran zat terbang dan kandungan air maka karbon
tertambat secara otomatis akan naik, sehingga semakin tinggi kandungan
karbon maka kelas batubaranya akan naik. Karbon tertambat didapat dari
100% dikurangi dengan jumlah dari kandungan air bawaan, abu dan zat
terbang, yang dinyatakan dalam % dan dasar pelaporannya dalam kondisi
bebas air permukaan (adb) (Sukandarrumidi, 2008).

FC=100% - (M+A+VM)……………………………………………….(1)

Keterangan : M = % Moistur (kandungan Air)

A = % Ash (Abu)

VM = % Volatile Matter (Zat Terbang)

3.2 Analisis Ultimat (Ultimate Analysis)


Analisis ultimat adalah analisis untuk menentukan kelas batubara.
Analisis ini adalah cara paling sederhana untuk menunjukkan unsur
pembentuk batubara yang penting. Pada analisis ultimat terdapat 5 unsur
yang dianalisis yaitu: Karbon (C), Hidrogen (H), Sulfur (S), Nitrogen (N),
Phospor (P) dan kemudian yang terakhir didapat dari pengurangan 100%
dengan jumlah persentase unsur-unsur yang lain yaitu unsur Oksigen (O)
(Sunarjianto, 2008).

3.3 Nilai Kalori


Nilai kalori yaitu panas yang dihasilkan dari proes pembakaran batubara,
yang dinyatakan dalam Kcal/kg, MJ/kg.Panas yang dihasilkan merupakan
reaksi eksotermal yang melibatkan senyawa hidrokarbon dan oksigen.
Besarnya nilai kalori batubara dipengaruhi oleh jumlah kadar karbon
tertambat (fixed carbon) yang terkandung didalamnya. Semakin banyak
unsur karbonnya maka semakin tinggi nilai kalori batubaranya (Muchjidin,
2006).
4. Klasifikasi Batubara
Klasifikasi batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi menurut
ASTM (American Standard Testing and Materials). Klasifikassi ini didasarkan
pada analisa proksimat batubara , yaitu berdasarkan derajat perubahan selama
proses pembatubaraan dimulai dari lignit hingga antasit (Tabel 4.1). Penentuan
tingkatan batubara menurut klasifikasi ASTM didasrkan atas persantase karbon
padat dan nilai kalori (btu/lb), yang dihitung berdasarkan basis drymineral
matter free (dmmf). Untuk menentukan rankbatubara dibutuhkan data fixed
carbon (dmmf), volatile matter (dmmf), dan nilai kalor (btu/lb) dengan basis
mmmf (moist, mineral matter free).

Tabel 4.1 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Peringkat (Muchjidin, 2006)

5. Pencampuran Batubara

Pencampuran atau blending adalah penggabungan atau penimbunan secara


bersamaan dan terus menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih
material (batubara beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi yang
konstan (parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya.(Schofield,
1978)
Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda
kualitasnya, sehingga kualitas batubara hasil campuran merupakan perpaduan
dari semua parameter kualitas batubara yang dicampur atau dengan kata lain
batubara dengan kualitas rendah akan menjadi lebih baik dan dapat memenuhi
batasan-batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan konsumen.
Blending batubara dilakukan terhadap batubara yang terdiri dari dua jenis
kualitas batubara pada area penimbunan tersebut dengan perbandingan
tertentu sehingga didapatkan hasil blending atau pencampuran yang sesuai
dengan permintaan konsumen. Dalam melakukan blending dapat dilakukan
dengan kalkulasi kualitas blending dengan rumusan berikut (Schofield, 1978) :

K1. X 1  K 2 . X 2  ...  K n . X n
Kc =
Xc ………………….………………………(1)

Xc = X1 + X2 + ... + Xn.............................................................(2)
Keterangan :
Kc = Kualitas batubara campuran.
Xc = Berat total batubara campuran.
K1,K2,...,Kn =Kualitas dari masing-masing batubara yang akan
dicampur
X1,X2,...,Xn = Berat dari masing-masing batubara yang akan dicampur

Langkah-langkah dalam menentukan proporsi campuran batubara adalah


sebagai berikut (Adinur. dan Kurniawan, 2009) :

1. Membuat persamaan/pertidaksamaan linier berdasarkan rumus diatas


2. Menyelesaikan persamaan tersebut dengan metode simpleks yang dibantu
oleh software POM-QM for Windows
6.Software POM-QM For Windows

Perhitungan pencampuran batubara (blending) dengan kualitas berbeda


dilakukan dengan program linier dan metode simplek (Syarif, 2013).Metode
simplek merupakan salah sastu teknik penyelsaian dalam program linier yang
digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yaaang
berhubungan dengan pengalokasian sumber daya secara optimal.Metode
simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal dari program linier yang
melibatkan banyak constraint (pembatas) dan banyak variable (lebih dari dua
variable) (Wirdasari, 2009).

Program POM-QM for Windows merupakan perangkat lunak yang dapat


digunakan untuk membantu menghitung besarnya proporsi dari pencampuran
batubara sehingga perhitungan menjadi lebih mudah.POM-QM for Windows
adalah versi baru dari perangkat lunak wins yang merupakan gabungan dari
POM for Windows dan QM for Windows. Perangkat lunak ini merupakan
produk yang fleksibel dan paling banyak digunakan dibidang manajemen
operasi program POM-QM merupakan sebuah program bantu computer yang
memiliki beberapa metode untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan manajemen operasi dan riset operasi (Adinur. dan
Kurniawan, 2009).

Modul yang digunakan dalam proses perhitungan proporsi batubara


dalam proses pencampuran (blending) batubara pada software POM-QM For
Windows yaitu Linier Programming.

Langkah-langkah dalam penyelsaian persoalan menggunakan software


POM-QM For Windows (Adinur. dan Kurniawan, 2009) yaitu :

1. Jalankan program QM For Windows, pilih Module - Linear Programming.


2. Pilih menu File - New, sehingga muncul tampilan seperti (gambar 1) di
bawah ini.
Gambar 2.Tampilan awal software POM QM-for windows (Adinur, dan
Kurniawan 2009).

3. Buat judul penyelesaian soal ini dengan mengisi bagian Title, jika Title
tidak diisi, program QM For Windows akan membuat judul sendiri sesuai
default (patokannya).
4. Isikan jumlah kendala dengan cara meng-klik tanda pada kotak
Number of Constraints.
5. Isikan jumlah variabel dengan cara meng-klik tanda pada kotak
Number of Variables.
6. Pilih tujuan yang akan dicari pada bagian Objective, jika tujuan yang akan
dicari adalah maksimasi, pilih Maximize, begitupun sebaliknya, jika
tujuan yang akan dicari minimasi, maka pilih Minimize.
7. Kemudian klik OK, dan akan muncul (gambar 2) seperti di bawah ini.

Gambar 2. Tampilan form Ppengisian model matematika (Adinur, dan


Kurniawan., 2009)
8. Isikan angka-angka sesuai soal, pada kotak yang bersesuaian.

9. Selesaikan dengan meng-klik tombol pada toolbar atau


dari menu File - Solve, atau dengan menekan tombol F9 pada keyboard.
10. Jika ternyata ada data soal yang perlu diperbaiki, klik tombol

pada toolbar atau dari menu File – Edit.


11. Jangan lupa simpan (save) file kerja ini dengan menu File - Save atau
menekan tombol Ctrl+S.

Ada 6 output (tampilan) yang dihasilkan dari penyelesaian soal, dapat dipilih
untuk ditampilkan dari menu Windows yaitu :

1. Linear Programing Results


2. Ranging
3. Original Problem Answers
4. Iterations
5. Dual
6. Graph

Output-output ini dapat diampilkan secar bersamaan dengan memilih menu


windows – tile , atau secr bertumpuk denganmenu windows - cascade
1. Tampilan Linear Programming Results menunjukkan hasil perhitungan.
2. Tampilan Ranging khususnya pada kolom Lower Bond dan Upper Bond
menunjukkan batas maksimal (minimum dan maksimum) pada koefisien
variabel dan pada nilai kendala, dimana pada rentang nilai antara Lower
Bond dan Upper Bond, penambahan atau pengurangan nilai solusi yang
optimal adalah sebanding (linear) dengan penambahan atau pengurangan
koefisien variabel atau nilai kendala.
3. Tampilan Original Problem w/answer, menunjukkan hasil perhitungan
beserta persoalan yang diselesaikannya.
4. TampilanIterations, menunjukkan langkah-langkah dalam metode
Simpleks, untuk menyelesaikan persoalan LP.
5. Tampilan Dual, menunjukkan permasalahan dual primal atau penyelesaian
dual problem dari primal problem atau sebaliknya.
6. Tampilan Graph, menunjukkan secara grafik, hasil perhitungan LP.
Tampilan ini hanya akan muncul jika yang diselesaikan persoalan 2
dimensi (bisa digambarkan dengan grafik dengan sumbu x dan y).

J. RENCANA JADWAL PENELITIAN


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dari tanggal11Maret
2018 sampai dengan6 Mei 2018, dengan perincian kegiatan sebagai berikut:

Minggu
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengumpulan Referensi dan Data

Pengolahan Data, Konsultasi dan


3
Bimbingan

4 Penyusunan dan Pengumpulan Laporan

K. PENUTUP
Demikianlah proposal permohonan Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan di
PTBukit Asam (Persero),TbkTanjung Enim Sumatera Selatan. Besar harapan saya
untuk dapat melakukan Penelitian Tugas Akhir dan mendapat sambutan yang baik
dari pihak PTBukit Asam (Persero),Tbk. Melihat keterbatasan dan kekurangan
yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik
moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk kelancaran Penelitian Tugas
Akhir ini.
Bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksanaan Penelitian Tugas
Akhir ini adalah:
1. Adanya bimbingan selama Penelitian Tugas Akhir.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun pengambilan
data-data yang diperlukan selama pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis
demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan
Indonesia.Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.

L. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2002). Annual Book of ASTM Standard,ASTM Internasional,
United States

Anriani, T., Mukiat., Handayani, H.E., (2014), Analisis Perbandingan


Kualitas Batubara TE-67 di Front Penambangan dan Stockpile di
Tambang Air Laya PT Bukit Asam(Persero), Tbk Tanjung Enim
Sumatera Selatan, Jurnal Ilmu Teknik Universitas Sriwijaya,2 (2),
ISSN : 2338-7459

Adinur.dan Kurniawan., (2009). Panduan Program Aplikasi QM for


Windows Versi 3.0, Penrbit PT. Eleex Media Komputindo, Jakarta.

Anwar U. dan Arie AT., (2011).Model Matematika Untuk Optimasi Nilai


Kalori Batubara Blending di PT Batubara Bukit Kendi Tanjung Enim –
Sumatera Selatan.ISBN : 979-587-395-4

Krevelen, D.W., (1993), Coal, Typology Physics – Chemistry - Constitution,


3rdEditon., Elsevier, Amsterdam, 979 p.

Muchjidin.(2006). Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara.Bandung :


Penerbit ITB

Schofield, CG. (1978). Homogenization Blending System Design and Control


for Mineral Processing. 1st Edition, Trans Tech Publication,
ClausthereZellerfeld Federal Republic of Company.

Sunarijanto, (2008).Batubara: Panduan Bisnis PT Bukit Asam (Persero),Tbk.


Jakarta

Sukandarrumidi. (2006). Batubara dan Gambut .Yogayakarta : Gadjah Mada


University Press.
Syarif MI., Widodo S. dan Husain J.R., (2013). Upaya Optimalisasi Proses
Blending Untuk Meningkatkan Kualitas Batubara dan Memenuhi
Kriteria Permintaan Konsumen, Jurnal Geosains, 9(1),41-47.

Wirdasari A. (2009). Metode Simpleks Dalam Program Linier, Jurnal


Saintikom, 6(1), 276-285.

You might also like