You are on page 1of 146

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERBAIKAN DELAY TIME UNTUK MENINGKATKAN


EFISIENSI KERJA ALAT GALI MUAT (PC-1250) DAN ALAT
ANGKUT (HD-465) PADA KEGIATAN PEMINDAHAN
TANAH PENUTUP PADA FRONT PENAMBANGAN
PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

DILLA HASANAH
NPM : 1610024427015

TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
2020
TUGAS AKHIR

ANALISIS PERBAIKAN DELAY TIME UNTUK MENINGKATKAN


EFISIENSI KERJA ALAT GALI MUAT (PC-1250) DAN ALAT
ANGKUT (HD-465) PADA KEGIATAN PEMINDAHAN
TANAH PENUTUP PADA FRONT PENAMBANGAN
PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang


untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Disusun Oleh:
Dilla Hasanah
1610024427015

Disetujui:
Pembimbing 1: Pembimbing 2:

Riam Marlina A, ST., MT Ahmad Fadhly, ST., MT


NIDN. 1027098501 NIDN. 1025119001

Ketua Program Studi, Ketua STTIND Padang,

Riam Marlina A, ST., MT H. Riko Ervil, MT


NIDN. 1027098501 NIDN. 1014057501

i
ANALYSIS OF IMPROVEMENT DELAY TIME WORK TOOLS
TO IMPROVE EFFICIENCY DIGGER (PC-1250) AND
HAULER (HD-465) ACTIVITY IN OVERBURDEN
REMOVAL IN FRONT MINING
PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA

Advisor 1 : Riam Marlina A, ST., MT


Advisor 2 : Ahmad Fadhly, ST., MT
Name : Dilla Hasanah
Student ID : 1610024427015

Abstract

PT. Artamulia Tata Pratama is a company engaged in coal mining which was
founded on April 8, 1997. At the end of 2019 PT. Artamulia Tata Pratama
became a partner of PT. Kuansing Inti Makmur (PT. KIM) Sinar Mas Group
and as a Mining Contractor to production activities overburden. The purpose
of this study is to analyze the value of the delay time and cycle time,efficiency
and productivity, and compatibility tools lose production and lose the cost of
digging tools and unloading (PC-1250) and transportation equipment (HD
465) before and after after repairing the delay the time. From the research
results, it was found that the delay time on the loading and unloading tool
before repairing was 157 minutes and HD-465 was 194 minutes, and after
repairing the delay time on the loading and unloading tool was 88 minutes and
HD 465 was 74 minutes. While the cycle time on the digging tool before the
repair is 26 seconds and HD-465 is 1,161 seconds and after repairing the cycle
time on the loading and unloading device is 28 seconds and HD 465 is 1,102
seconds. before repairs the delay is 68% with a productivity of 413 bcm / hour
and HD-465 efficiency is 69% with a productivity of 59 bcm / hour, and the
tool compatibility factor is 0.89. And the efficiency of the dug-and-load tool
after repairing the delay is 82% with a productivity of 463 bcm / hour and HD-
465 efficiency is 85% with a productivity of 68 bcm / hour, and the tool
compatibility factor is 0.9.

Keywords: Delay time, Work efficiency, Produktivity,match factor, cost


ANALISIS PERBAIKAN DELAY TIME UNTUK MENINGKATKAN
EFISIENSI KERJA ALAT GALI MUAT (PC-1250) DAN ALAT
ANGKUT (HD-465) PADA KEGIATAN PEMINDAHAN
TANAH PENUTUP PADA FRONT PENAMBANGAN
PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA

Pembimbing 1 : Riam Marlina A, ST., MT


Pembimbing 2 : Ahmad Fadhly, ST., MT
Penulis : Dilla Hasanah
NPM : 1610024427015

Abstrak
PT. Artamulia Tata Pratama merupakan perusahaan bergerak dibidang
pertambangan batubara yang didirikan pada 8 April 1997. Pada akhir tahun 2019
PT. Artamulia Tata Pratama menjadi partner PT. Kuansing Inti Makmur (PT.
KIM) Sinar Mas Group dan sebagai Mining Contractor untuk melakukan
aktivitas produksi overburden. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis
nilai delay time dan cycle time, efisiensi dan produktivitas,dan keserasian alat
lose produksi dan lose biaya dari alat gali muat (PC- 1250) dan alat angkut (HD
465) sebelum dan setelah dilakukan perbaikanDari hasil penelitan didapatkan
delay time pada alat gali muat sebelum di lakukan perbaikan adalah sebesar 157
menit dan HD-465 adalah sebesar 194 menit, dan setelah dilakukan perbaikan
delay time pada alat gali muat adalah sebesar 88 menit dan HD 465 adalah
sebesar 74 menit. Sedangkan Cycle time pada alat gali muat sebelum di lakukan
perbaikan adalah sebesar 26 detik dan HD-465 adalah sebesar 1.161 detik dan
setelah dilakukan perbaikan Cycle time pada alat gali muat adalah sebesar 28
detik dan HD 465 adalah sebesar 1.102 detik.Efisiensi alat gali-muat sebelum di
lakukan perbaikan delay adalah sebesar 68% dengan produktivitas sebesar 413
bcm/jam dan efisiensi HD-465 adalah sebesar 69% dengan produktivitas sebesar
59 bcm/jam, dan faktor keserasian alat sebesar 0,89. Dan Efisiensi alat gali-muat
setelah di lakukan perbaikan delay adalah sebesar 82% dengan produktivitas
sebesar 463 bcm/jam dan efisiensi HD-465 adalah sebesar 85% dengan
produktivitas sebesar 68 bcm/jam, dan faktor keserasian alat sebesar 0,9.

Kata kunci: Delay time, Efisiensi Kerja alat,produktivitas,keserasian alat, biaya


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas pertolongan serta pengasihannya penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir yang berjudul “Analisis Perbaikan Delay time Untuk Meningkatkan

Efisiensi Kerja alat gali muat (PC-1250) dan alat angkut (HD-465) Pada Kegiatan

Pemindahan Tanah Penutup Pada Front penambangan PT. Artamulia Tata

Pratama”

Dalam Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua, terima kasih buat dukungannya.

2. Bapak Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Ibu Riam Marlina A, ST., MT selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang dan pembimbing 1

dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Bapak Ahmad Fadhly, ST., MT selaku pembimbing 2 dalam penulisan

tugas akhir ini.

5. Seluruh karyawan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

6. Teman–teman seperjuangan, terima kasih buat dukungannya dan seluruh

teman–teman lainnya yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

iv
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh

sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk lebih

menyempurnakan isi tugas akhir ini. Namun demikian, penulis berharap tugas

akhirini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kasih dan pengharapan

kepada kita sekalian. Amin.


Penulis

( Dilla Hasanah )

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 4

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.6 Mamfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori .............................................................................. 6

2.1.1. Jam kerja ............................................................................... 6

2.1.2. Efesiensi kerja ....................................................................... 11

2.1.3. Produktivitas .......................................................................... 15

2.1.4. Match Faktor (keserasian alat alat berat) ................................ 17

v
2.1.5. Alat Gali muat ........................................................................ 17

2.1.6. Alat Angkut ............................................................................ 18

2.1.7. Penelitian yang relevan .......................................................... 20

2.1.8. Tinjauan Umum Perusahaan .................................................. 22

2.2.Kerangka Konseptual .................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 35

3.2. Tempat Penelitian ..................................................................... 35

3.3. Waktu Penelitian ...................................................................... 35

3.4. Jenis dan Sumber data .............................................................. 36

3.4.1. Jenis Data........................................................................ 36

3.4.2. Sumber Data .................................................................. 37

3.5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 37

3.6. Teknik Pengolahan Data........................................................... 38

3.7. Analisa Data ............................................................................. 39

3.8. Kerangka Metodologi ............................................................... 39

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data .................................................................... 43

4.1.1 Delay Time ...................................................................... 43

4.1.2 Cycle Time ....................................................................... 47

4.1.3 Jam Kerja Efektif ............................................................ 48

4.2 Pengolahan Data ....................................................................... 49

4.2.1 Delay Time dan Cycle Time sebelum dan setelah

vi
dilakukan perbaikan ......................................................... 49

4.2.2 Efisiensi, Produktivitas dan Faktor keserasian alat

sebelum dan setelah dilakukan perbaikan ........................ 55

4.2.3 Lose Produksi dan Lose biaya sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan ........................................................ 59

BAB V ANALISA DATA

5.1. Delay Time dan Cycle Time sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan ................................................................ 60

5.1.1. Delay Time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan .... 60

5.1.2. Cycle Time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan .... 63

5.2. Efisiensi, Produktivitas dan Faktor keserasian alat

sebelum dan setelah dilakukan perbaikan ........................ 65

5.2.1. Efisiensi sebelum dan setelah dilakukan perbaikan ......... 65

5.2.2. Produktivitas sebelum dan setelah dilakukan

perbaikan .......................................................................... 67

5.2.3. Faktor keserasian alat sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan ......................................................... 69

5.3.Lose Produksi dan Lose biaya sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan ........................................................ 70

5.3.1. Lose produksi sebelum dan setelah dilakukan

perbaikan .......................................................................... 70

5.3.2. Lose biaya sebelum dan setelah dilakukan perbaikan..... 73

vii
BAB VI PENUTUP

6.1.Keimpulan .................................................................................. 79

6.2.Saran .......................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR KONSULTASI

LAMPIRAN

JURNAL

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Delay Time Disebabkan Oleh Faktor Material .............................. 7

Gambar 2.2 Delay Time Disebabkan Oleh Faktor Manusia ............................. 8

Gambar 2.3 Delay Time Disebabkan Oleh Faktor Lingkungan ........................ 8

Gambar 2.4 Metode Top Loading ..................................................................... 14

Gambar 2.5 Metode Bottom Loading ................................................................ 15

Gambar 2.6 Proses Pembersihan Lahan (Land Clearing)................................. 30

Gambar 2.7 Pengupasan Top Soil Menggunakan Alat Zaxis 870 .................... 31

Gambar 2.8 Kegiatan Pengupasan Overburden dengan Menggunakan

Excavator PC 1250 LC ................................................................ 32

Gambar 2.9 Kegiatan Pengupasan Overburden dengan Menggunakan

Ripping pada Bulldozer D 155 A ............................................... 32

Gambar 2.10 Kegiatan Pengangkutan Overburden dengan Menggunakan

Dump Truck HD- 465 ............................................................... 33

Gambar 2.11 Kerangka Konseptual .................................................................. 34

Gambar 3.1. Alur Penelitian ............................................................................. 42

Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Delay Time Alat Gali Muat ......................... 64

Gambar 5.2 Grafik Perbandingan Delay Time Alat Angkut ............................. 66

Gambar 5.3 Grafik Perbandingan Cycle Time Alat Gali Muat Sebelum Dan

Setelah dilakukan Perbaikan Delay time ..................................... 63

Gambar 5.4 Grafik Perbandingan Cycle Time Alat Angkut Sebelum Dan

Setelah Dilakukan Perbaikan delay time ..................................... 68

Gambar 5.5. Perbandingan Efisiensi alat gali muat plan vs actual .................. 69

ix
Gambar 5.6 Perbandingan Efisiensi alat angkut plan vs actual....................... 70

Gambar 5.7 Perbandingan Produktivitas alat gali muat plan vs actual ........... 71

Gambar 5.8 Perbandingan Produktivitas alat angkut plan vs actual ............... 72

Gambar 5.9 Produktivitas alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan

Delay time .................................................................................. 73

Gambar 5.10 Produktivitas alat gali muat setelah dilakukan perbaikan

Delay time .................................................................................. 74

Gambar 5.11 Produktivitas alat angkut sebelum dilakukan perbaikan

Delay time .................................................................................. 75

Gambar 5.12 Produktivitas alat angkut setelah dilakukan perbaikan

Delay time .................................................................................. 76

Gambar 5.13 Grafik perbandingan Lose biaya Alat Gali Muat Sebelum Dan

Setelah Dilakukan Perbaikan Delay time .................................. 77

Gambar 5.14 Grafik perbandingan Lose biaya Alat Angkut Sebelum Dan

Setelah Dilakukan Perbaikan Delay time .................................. 78

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang relevan ..................................................................... 20

Tabel 4.1 Delay time alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan.................. 44

Tabel 4.2 Delay time alat gali muat setelah dilakukan perbaikan .................... 45

Tabel 4.3 Delay time HD 465 sebelum dilakukan perbaikan........................... 46

Tabel 4.4 Delay time HD 465 setelah dilakukan perbaikan ............................. 47

Tabel 4.5 Total Delay time alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan ........ 50

Tabel 4.6 Total Delay time alat gali muat setelah dilakukan perbaikan .......... 51

Tabel 4.7 Total Delay time HD 465 sebelum dilakukan perbaikan ................. 52

Tabel 4.8 Total Delay time HD 465 setelah dilakukan perbaikan ................... 53

Tabel 4.9 Total Cycle time alat gali muat ........................................................ 54

Tabel 4.10 Total Cycle time alat angkut........................................................... 54

Tabel 4.11 Efisiensi alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan .................... 56

Tabel 4.12 Efisiensi alat gali muat setelah dilakukan perbaikan ...................... 56

Tabel 4.13 Efisiensi alat angkut sebelum dilakukan perbaikan ........................ 56

Tabel 4.14 Efisiensi alat angkut setelah dilakukan perbaikan .......................... 57

Tabel 4.15 Produktivitas alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan ............. 57

Tabel 4.16 Produktivitas alat gali muat setelah dilakukan perbaikan ............... 58

Tabel 4.17 Produktivitas alat angkut sebelum dilakukan perbaikan ................. 58

Tabel 4.18 Produktivitas alat angkut setelah dilakukan perbaikan ................... 58

Tabel 4.19 Faktor keserasian alat sebelum dilakukan perbaikan ...................... 59

Tabel 4.20 Faktor keserasian alat setelah dilakukan perbaikan ........................ 59

Tabel 4.21 perhitungan Lose biaya alat gali muat sebelum dilakukan

perbaikan .......................................................................................... 61

xi
Tabel 4.22 perhitungan Lose biaya alat gali muat setelah dilakukan

perbaikan .......................................................................................... 61

Tabel 4.23 perhitungan Lose biaya alat angkut sebelum dilakukan

perbaikan .......................................................................................... 62

Tabel 4.24 perhitungan Lose biaya alat angkut muat setelah dilakukan

perbaikan .......................................................................................... 62

Tabel 5.1 perbandingan Delay time alat gali muat ........................................... 64

Tabel 5.2 Perbandingan Delay time alat angkut............................................... 65

Tabel 5.3 Perbandingan Lose biaya pada alat gali-muat ................................... 76

Tabel 5.4 Perbandingan Lose biaya pada alat angkut ....................................... 78

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta IUP PT.Artamulia Tata Pratama

Lampiran 2. Peta Kesampaian Daerah

Lampiran 3. Peta Geologi PT. Artamulia Tata Pratama

Lampiran 4. Peta Situasi Frant Barat

Lampiran 5. Data Curah Hujan PT.Artamulia Tata Pratama

Lampiran 6. Cycle Time Alat Gali-Muat Sebelum Dilakukan Perbaikan Delay

Time

Lampiran 7. Cycle Time Alat Gali-Muat Setelah Dilakuka Perbaikan Delay Time

Lampiran 8. Cycle Time Alat Angkut Sebelum Dilakukan Perbaikan Delay Time

Lampiran 9. Cycle Time Alat Angkut Setelah Dilakukan Perbaikan Delay Time

Lampiran 10. Perhitungan Efisiensi Kerja Alat

Lampiran 11. Perhitungan Produktivitas Alat

Lampiran 12. Perhitungan Faktor Keserasian Alat

Lampiran 13.Rekapitulasi data Alat Angkut Sebelum Dilakukan Perbaikan Delay

Time

Lampiran 14.Rekapitulasi data Alat Angkut Setelah Dilakukan Perbaikan Delay

Time

Lampiran 15. Spesifikasi Alat Gali-Muat

Lampiran 16. Spesifikasi Alat Angkut

Lampiran 17. Dokumentasi alat gali muat

Lampiran 18. Dokumentasi Alat Angkut

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT. Artamulia Tata Pratama merupakan perusahaan bergerak dibidang

pertambangan batubara yang didirikan pada 8 April 1997. Pada akhir tahun 2019

PT. Artamulia Tata Pratama menjadi partner PT. Kuansing Inti Makmur (PT.

KIM) Sinar Mas Group dan sebagai Mining Contractor untuk melakukan aktivitas

produksi overburden.

Metode penambangan yang dilakukan PT. Artamulia Tata Pratama adalah

tambang terbuka (Open Pit). Dimana kegiatan penambangan batubara dengan cara

membuka dan menggali lahan yang sangat luas hingga membentuk suatu lubang

terbuka yang lebar. Pengupasan tanah penutup menggunakan metode yang

konvensional, yaitu kombinasi antara alat muat (excavator) dengan alat angkut

(dump truck) dimana tanah penutup setelah dibongkar kemudian langsung dimuat

dan ditumpahkan kedalam truck selanjutnya overburden diangkut dari lokasi

penambangan ke lokasi penimbunan (disposal).

Salah satu alat gali muat yang digunakan pada PT. Artamulia Tata Pratama

adalah PC-1250, dengan jumlah PC-1250 yang digunakan untuk kegiatan

pengupasan overburden pada PT. Artamulia Tata Pratama adalah sebanyak 3 unit

PC-1250. Pada PT. Artamulia Tata Pratama produktivitas PC-1250 tidak

mencapai target sebesar 425 bcm/jam sementara produktivitas aktual hanya 413

bcm/jam. Dan salah satu alat angkut yang digunakan pada PT. Artamulia Tata

Pratama adalah HD 465, dan jumlah HD 465 yang digunakan untuk pengangkutan

1
2

overburden pada PT. Artamulia Tata Pratama adalah sebanyak 20 unit HD 465.

Pada PT. Artamulia Tata Pratama produktivitas HD 465 tidak mencapai target

sebesar 65 bcm/jam sementara produktivitas aktual hanya sebesar 58 bcm/jam.

Hal ini disebabkan karena besarnya delay time dan rendahnya efisiensi dari alat

tersebut.

Delay time merupakan besar waktu hambatan yang terjadi selama satu

siklus pengangkutan. Pada saat ini waktu delay yang terjadi pada alat gali muat

(PC- 1250) sebesar 157 menit dan alat angkut (HD 465) sebesar 194 menit dalam

satu shift alat tersebut beroperasi di PT. Artamulia Tata Pratama. Waktu delay ini

disebabkan oleh faktor material, faktor manusia, dan faktor lingkungan. Waktu

delay sangat penting pengaruhnya terhadap efisiensi kerja alat karena waktu delay

menjadi variabel dalam perhitungan total waktu kerja yang dapat dilakukan

selama alat tersebut beroperasi. Semakin kecil waktu delay maka akan semakin

besar efisiensi alat tersebut.

Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk

bekerja dengan waktu yang tersedia yang dinyatakan dalam persentase (%).

Target efisien kerja dari alat gali muat PC-1250 dan HD 465 di PT. Artamulia

Tata Pratama adalah sebesar 75%, tapi pada kenyataannya efisiensi kerja dari PC-

1250 hanya sebesar 68% dan HD 465 hanya sebesar 69% hal ini disebabkan

karena besarnya delay time pada alat angkut tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan perbaikan delay dari alat

angkut agar tercapainya efisiensi alat angkut tersebut dan meningkatkan

produktivitas dari alat angkut tersebut dalam kegiatan pemindahan tanah penutup
3

di PT. Artamulia Tata Pratama maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai delay time dan efisiensi alat angkut dan penelitian ini

dengan judul “Analisis perbaikan delay time untuk meningkatkan efisiensi kerja

alat gali muat (PC-1250) dan alat angkut (HD-465) pada kegiatan pemindahan

tanah penutup pada front penambangan PT. Artamulia Tata Pratama”

1.2.Identifikasi Masalah

Identifikasikan masalah-masalah yang terdapat di PT. Artamulia Tata Pratama

adalah:

1. Adanya waktu delay alat gali muat (PC- 1250) sebesar 157 menit dan alat

angkut (HD 465) sebesar 194 menit saat beroperasi di PT. Artamulia Tata

Pratama.

2. Banyak terjadinya kelalaian operator seperti operator telat memulai kegiatan

dilapangan, selesai sebelum waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk

bekerja, ketoilet, makan, minum dan lain sebagainya.

3. Tidak tercapainya efisiensi alat angkut (HD 465) PT. Artamulia Tata Pratama

dengan target sebesar 75%, sementara efisiensi alat gali muat (PC- 1250) hanya

sebesar 68% dan alat angkut (HD 465) hanya sebesar 69% saat beroperasi di

PT. Artamulia Tata Pratama.

4. Tidak tercapai produktivitas alat gali muat (PC- 1250) sebesar 425 bcm/jam

sementara produktivitas aktualnya hanya 413 bcm/jam dan alat angkut (HD

465) PT. Artamulia Tata Pratama yaitu sebesar 65 bcm/jam sementara

produktivitas aktualnya hanya 58 bcm/jam


4

5. Belum adanya perhitungan lose produksi dan lose biaya dari alat gali muat

(PC- 1250) dan alat angkut (HD 465) di PT. Artamulia Tata Pratama

1.3.Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Mengkaji besar waktu delay pada alat gali muat (PC- 1250) dan alat angkut

(HD 465) selama kegiatan hauling di PT. Artamulia Tata Pratama dalam 1 shift

pekerjaan pada kegiatan pengupasan overburden.

2. Satu shift di PT. Artamulia Tata Pratama adalah 9 jam kerja, mulai dari pukul

07.00-16.00 WIB

3. Perhitungan delay time di PT. Artamulia Tata Pratama dilakukan pada 2 fleet

di front barat dan pada Jarak maksimal kegiatan hauling sejauh 2,6 km.

1.4.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Berapa besar nilai delay time dan cycle Time alat gali muat (PC- 1250) dan alat

angkut (HD 465) sebelum dan setelah dilakukan perbaikan?

2. Berapa Efisiensi, Produktivitas, dan keserasian alat gali muat (PC- 1250) dan

alat angkut (HD 465) HD 465 sebelum dan setelah dilakukan perbaikan?

3. Berapa lose produksi dan lose biaya dari HD 465 sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis nilai delay time dan cycle time alat gali muat (PC- 1250) dan

alat angkut (HD 465) sebelum dan setelah dilakukan perbaikan


5

2. Menganalisis efisiensi dan produktivitas,dan keserasian alat gali muat (PC-

1250) dan alat angkut (HD 465) sebelum dan setelah dilakukan perbaikan.

3. Menganalisis lose produksi dan lose biaya dari alat gali muat (PC- 1250) dan

alat angkut (HD 465) sebelum dan setelah dilakukan perbaikan.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi PT. Artamulia

Tata Pratama dalam meperhatikan delay time, cycle time, efisiensi,

produktivitas, lose produksi, lose biaya, dan keserasian alat gali muat (PC-

1250) dan alat angkut (HD 465).

2. Bagi Penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah ke dalam

bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisa

suatu permasalahan serta menambah wawasan penulis khususnya di bidang

ilmuan teknik pertambangan dan juga mengetahui tentang delay time, cycle

time, efisiensi, produktivitas, lose produksi lose biaya, dan keserasian alat gali

muat (PC- 1250) dan alat angkut (HD 465).

3. Bagi Institusi STTIND Padang

Dapat di jadikan sebagai salah satu masukan pembuatan jurnal dan dapat di

jadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Landasan teori merupakan acuan dasar atau dasar teori yang dipergunakan

oleh penulis untuk menyusun tugas akhir ini, adapun landasan teori antara lain

sebagai berikut:

2.1.1. Jam Kerja

Jam kerja adalah waktu kerja yang sesungguhnya yang digunakan pada

operasi penambangan. waktu kerja terdiri dari delay time dan cycle time

1. Delay time

Delay time merupakan besar waktu hambatan yang terjadi selama satu

siklus pengangkutan. Delay time juga dianggap operating cost dan digunakan

dalam perhitungan produktivitas alat, masuknya Delay time ini kedalam

hours worked. Selain itu terdapat waktu–waktu yang harus diperhitungkan

seperti waktu alat antri ataupun waktu yang digunakan untuk merapikan dan

menyiapkan front, operator minum, operator makan, operator sholat dan

waktu hambatan lainnya. Sehingga total waktu delay adalah jumlah seluruh

waktu hambatan yang terjadi selama alat tersebut bekerja (Yanto, 2014).

Waktu delay sangat penting pengaruhnya terhadap efisiensi kerja alat

karena waktu delay menjadi variabel dalam perhitungan total waktu kerja

yang dapat dilakukan selama alat tersebut beroperasi. Semakin kecil waktu

delay maka akan semakin besar efisiensi alat tersebut.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya delay time sebagai berikut:

6
7

a. Faktor material

Perbedaan kekerasan material yang akan digali sangat bervariasi

semakin keras material maka waktu yang diperlukan untuk menggali material

juga lama (Yanto, 2014). Dan hal ini bisa menyebabkan terjadinya antian

pada front kerja. Gambar 2.1. dibawah ini merupakan salah satu delay time

yang disebabkan oleh faktor material yaitu pada kegiatan collect material.

Gambar 2.1 Delay time disebabkan oleh faktor material

b. Faktor manusia

Merupakan faktor manusia yang, nenggerakan alat-alat tersebut,

waktu delay bisa terjadi karna kelalaian dari operator tersebut dalam bekerja.

Delay time yang terjadi karena disebabkan oleh faktor ini bisa kita hindari

dengan cara meningkatkan kedisiplinan dari operator alat angkut tersebut.

Gambar 2.2. dibawah ini merupakan salah satu delay time yang disebabkan

oleh faktor manusia.


8

Gambar 2.2 Delay time disebabkan oleh faktor manusia

c. Faktor lingkungan

Dimana pada faktor ini yang mempengaruhi adalah lingkungan jika

lingkungan kerja buruk maka akan terjadi waktu hambatan untuk alat tersebut

beroperasi. Contohnya jika terjadi penyampitan pada satu sisi jalan saja maka

akan terjadi antrian pada alat angkut tersebut. Gambar 2.3 dibawah ini

merupakan salah satu delay time yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

Gambar 2.3 Delay time disebabkan oleh faktor lingkungan


9

2. Cycle time

Cycle time (waktu edar) adalah waktu yang diperlukan untuk

merampungkan satu siklus pengerjaan yang dilakukan oleh suatu alat

(Partanto Prodjo Sumarto, 1995). Satu siklus Cycle time adalah waktu yang

dibutuhkan untuk excavator menggali material, menunggu dump truck

melakukan manuver di front penambangan untuk melakukan pengisian, lalu

mundur mengarahkan bak menuju bucket dari excavator, selanjutnya

memuatkan material yang akan diangkut berdasarkan kebutuhan untuk

memenuhi kapasitas bak dump truck, kemudian mengangkut (hauling)

material menuju dumping area, manuver dumping, mundur, dumping,

kemudian kembali dalam keadaan kosong. Selain itu terdapat waktu– waktu

yang harus diperhitungkan seperti waktu alat antri ataupun waktu yang

digunakan untuk merapikan dan menyiapkan front.

a. Waktu edar alat gali-muat

Waktu edar alat gali-muat terdiri dari waktu menggali

material, waktu putar dengan bucket terisi, penumpahan material, waktu

putar dengan bucket kosong. Sehingga waktu edar alat gali-muat dapat

dirumuskan seperti berikut ini (Partanto Prodjo Sumarto, 1995):

Ct : Tg + Tsi+ Tt + Tsk …………………………..…. 2.1

(Sumber: partanto prodjo sumarto, 1995)

Keterangan :

Ct : waktu edar alat gali muat (detik)

Tg : waktu maenggali material (detik)


10

Tsi: waktu putar dengan bucket terisi (detik)

Tt : waktu penumpahan material (detik)

Tsk: waktu putar dengan bucket kosong (detik)

b. Waktu edar Alat Gali-Muat

Waktu edar alat angkut terdiri dari waktu pengisian, waktu

angkut material, waktu manuver dumping, waktu dumping, waktu

kembali kosong, waktu manuver loading. Sehingga waktu edar alat

angkut dapat dirumuskan seperti berikut ini (Partanto Prodjo Sumarto,

1995):

CTa = Ti + Ta + Tmd + Td +Tk + Tml …………………. 2.2

Sumber : ( Partanto Prodjo Sumarto, 1995 )

Keterangan :

Cta : Waktu edar alat angkut(s)

Ti : Waktu pengisian(s)

Ta : Waktu angkut material (s)

Tmd : Waktu manuver dumping (s)

Td : Waktu dumping (s)

Tk : Waktu kembali kosong

Tml : Waktu manuver loading(s)

Waktu edar sangat penting pengaruhnya terhadap produksi kerja

alat karena waktu edar menjadi variabel dalam perhitungan jumlah rate

yang dapat dilakukan dalam satu jam kerja. Semakin kecil waktu edar
11

maka akan semakin besar juga jumlah produktivitas yang akan dihasilkan

(Partanto Prodjo Sumarto, 1995).

2.1.2. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk

bekerja dengan waktu yang tersedia yang dinyatakan dalam persentase (%).

Adanya hambatan yang terjadi selama jam kerja akan mengakibatkan waktu kerja

efektif semakin kecil sehingga efisiensi kerja juga semakin kecil. Efisiensi sangat

penting pengaruhnya terhadap produktivitas kerja alat karena efisiensi menjadi

variabel dalam perhitungan produktivitas perjam. Semakin besar efisiensi maka

akan semakin besar juga jumlah produktivitas yang akan dihasilkan (Partanto

Prodjo Sumarto, 1995)

Peningkatan efisiensi kerja alat mekanis akan berpengaruh terhadap

pencapaian target produksi tersebut. Belum tercapainya target produksi yang telah

ditetapkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sistem kerja alat mekanis yang

belum efisien dan rendahnya kemampuan produksi saat ini, dimana kemampuan

alat mekanis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi jalan angkut, pola

pemuatan, efisiensi kerja, dan keserasian alat muat dan alat angkut. (Ichsannudi et

al.)

Adanya hambatan yang terjadi selama jam kerja akan mengakibatkan

waktu kerja efektif semakin kecil sehingga efisiensi kerja juga semakin kecil.

Adapun rumus persamaannya adalah sebagai berikut ( Partanto Prodjo Sumarto,

1995):
12

……………………………………..………. 2.3

Keterangan:

E : Effisiensi (%)

CT: Cycle Time (s)

DT : Delay Time (s)

Efisiensi sangat penting pengaruhnya terhadap produktivitas kerja alat

karena efisiensi menjadi variabel dalam perhitungan produktivitas perjam.

Semakin besar efisiensi maka akan semakin besar juga jumlah produktivitas yang

akan dihasilkan (Partanto Prodjo Sumarto, 1995).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja sebagai berikut:

1. Faktor material

Perbedaan kekerasan material yang akan digali sangat bervariasi, maka

sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya

digali dengan peralatan mekanis. salah satu cara penggolongan material tersebut

adalah:

a. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :

1) Tanah atas atau tanah pucuk (top soil)

2) Pasir (sand)

3) Lempung pasiran (sand clay)

4) Pasir lempungan (clayey sand)

b. Agak keras (medium hard digging), misalnya :

1) Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.

2) Batuan yang sudah lapuk (weathered rock).


13

c. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :

1) Batu sabak (slate)

2) Material kompak ( compacted material)

3) Batuan sedimen (sedimentary rock)

4) Konglomerat ( conglomerate)

5) Breksi (breccia)

d. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging)

1) Batuan beku (Igneous rock)

2) Batuan malihan (metamorphic rock)

2. Faktor manusia

Merupakan faktor manusia yang, nenggerakkan alat-alat tersebut. effisiensi

operator bisa disebabkan karena tidak disiplinnya atau kelalaian dari operator

tersebut seperti melakukan kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan pada saat

jam kerja.

3. Faktor mesin

Merupakan faktor yang disebabkan oleh mesin yang digunakan

tergantung dari keadaan mesin tersebut apakah mesin tersebut beroperasi

dengan baik atau tidak, karna jika mesin bekerja dengan baik maka

efisiensi dari alat dapat dimaksimalkan.

4. Faktor metode

Faktor metode ini merupakan metode pemuatan yang digunakan pada alat

terssebut metode pemuatan adalah sebagai berikut:


14

a. Top Loading

Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk (alat muat berada diatas

tumpukkan material atau berada diatas jenjang). Cara ini hanya dipakai

pada alat muat backhoe. Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat

bak dan menempatkan material. Gambar 2.4 merupakan gambar dari

metode top loading

Gambar 2.4 Metode Top Loading

b. Bottom Loading

Metode pemuatan dengan cara ini dilakukan pada saat alat gali muat

berada sejajar dengan alat angkut sehingga waktu edar dari alat akan

lebih besar dari pada metode top loading, operator juga lebih sulit

dalam melakukan pemuatan ke dalam alat angkut karena keterbatasan

penglihatan dan swing yang lebih susah posisi alat berada sejajar

sehingga hasil pemuatan lebih sedikit dibandingkan dengan

menggunakan pemuatan dengan top loading. Cara ini hanya dipakai


15

pada alat muat power shovel. Gambar 2.5 merupakan gambar dari

metode bottom loading

Gambar 2.5 Metode Bottom Loading

Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi dump truck untuk dimuati

terhadap posisi excavator (biasa disebut pola gali muat), yaitu:

a. Single Back Up

Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati pada satu tempat

b. Double Back Up

Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat.

5. Faktor lingkungan

Dimana pada faktor ini yang mempengaruhi adalah lingkungan seperti

cuaca, kondisi front kerja, kondisi area dumping, kondisi jalan angkut dan

lain sebagainya.

2.1.3. Produktivitas

Menurut Rochmanhadi (2003), produktivitas adalah laju material yang

dapat dipindahkan atau dialirkan persatuan waktu (biasanya per jam). Pemindahan
16

material dihitung berdasarkan volume (m3 atau cuyd), sedangkan pada batubara

biasanya kapasitas produksi dalam ton.

Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah kemampuan produksi alat

muat dan alat angkut. Perhitungan produktivitas alat terdapat 2 macam, yaitu

secara teoritis dan secara actual (nyata). Produksi teoritis alat merupakan hasil

terbaik secara perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat selama

waktu operasi tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang ada.

Semakin baik tingkat penggunaan alat maka semakin besar produktivitas yang

dihasilkan. (Pfleider,1972)

a. Produktivitas alat gali-muat

Rumus dari produktivitas alat gali- muat adalah sebagai berikut:

…………………………………………………….2.4

Keterangan :

Kb : Kapasitas bucket (m3)

SF : Swell factor (%)

Eff : Effisiensi (%) (Partanto Prodjo Sumarto, 1995)

CT : Waktu edar (s)

Q : produsi per jam (bcm/jam),

Ef : Fill factor (%)

b. Produktivitas alat angkut

Rumus dari produktivitas alat angkut adalah sebagai berikut:


17

……………………………………………………2.5

(Partanto Prodjo Sumarto, 1995).

Keterangan :

Q : produksi per jam (bcm/jam),

q : produksi per siklus (bcm/siklus)

E : effesiensi kerja alat (%) .

CT : waktu siklus alat gali muat (detik)

2.1.4. Match Factor ( Keserasian Kerja Alat Berat )

Macth factor merupakan faktor yanng digunakan dalam menetukan

tingkat keserasian kerja alat-alat berat yang dioperasikan dalam kegiatan

penambangan (excavator dan dump truck ).

Jika MF < 1 maka persentase kerja dari alat gali tidak mencapai 100%,

sedangkan persentase kerja dari alat angkut mencapai 100%, sehingga terdapat

waktu tunggu yang terjadi bagi alat gali menunggu alat angkut. Jika MF > 1,

berarti alat gali-muat bekerja 100% sedangkkan alat angkut tidak bekerja 100%,

sehingga terdapat waktu tunggu alat angkut. Jika MF = 1 berarti alat gali- muat

dan alat angkut bekerja 100% maka tidak akan terjadi waktu tunggu .Match factor

Alat dapat dirumuskan sebagai berikut:

………………. 2.6

2.1.5. Alat Gali dan Muat

Setelah material dipecah atau diberai maka selanjutnya dilakukan

penggalian batubara dengan menggunakan excavator. Setelah batubara dibongkar


18

dengan buldozer yang memiliki blade. Batubara selanjutnya dimuat dengan

menggunakan excavator.

Loading merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat

(loading equipment) seperti powershovel, backhoe, draglline yang dimuatkan

pada alat angkut (hauling equipment). Pola pemuatan saat penggalian tergantung

pada kondisi lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan

dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali

muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan,Setelah alat angkut terisi penuh

segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi

waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali muatannya.

2.1.6. Alat Angkut

Pengangkutan adalah proses pemindahan material yang siap digali dan

dimuat dari front penambangan ke disposal area, biasanya alat yang dgunakan

adalah dump truck.

Dump truck merupakan alat angkut yang digunakan pada jarak dekat dan

jauh. Pemilihan dump truck dipengaruhi oleh beberapa factor seperti cara

penumpahannya, ukuran dan lain sebagainya. Syarat yang penting agar dump

truck dapat bekerja secara efektif adalah jalan kerja yang keras dan rata. Dalam

penggunaannya alat angkut (dump truck) harus berimbang dengan alat muat,

karena ada kemungkinan dump truck yang menunggu untuk dimuat. Beberapa

faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja alat angkut:


19

1. Keadaan jalan

Keadaan jalan meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan,

permukaan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap proses

pengangkutan, jalan yang licin juga berpengaruh besar terhadap

kecepatan alat angkut untuk membawa material bahan galian.

2. Lebar jalan

Pada kegiatan tambang terbuka, lebar jalan sangat berpengaruh

terhadap besarnya produksi alat angkut. Lebar jalan angkut dibuat

berdasarkan lebar dari unit terbesar yang melewati jalan tersebut.

3. Tanjakan maksimum dan jarak pengangkutan

Tanjankan maksimal biasanya dinyatakan dalam persen (%).

Biasanya untuk jalan tambang yang baik besarnya tanjakan

maksimumnya adalah 8%, yang artinya jalan tambang naik sebesar 8

meter setiap jarak mendatar 100 meter.

4. Efisiensi kerja

Dalam kegiatan pengangkutan waktu produktif yang digunakan

kendaraan angkut kadang berada dibawah kondisi ideal dari waktu yang

tersedia. Hal ini karena adanya hal-hal yang tidak dapat dihindari

seperti kondisi lapangan kerja, persiapan alat, keterampilan operator,

pengisian bahan bakar minyak dan lain sebagainya yang bisa

mengurangi efisiensi kerja tersebut.


20

5. Iklim dan cuaca

Iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap aktivitas kegiatan

penambangan. Pada musim hujan jalan tambang akan berair dan licin,

begitu juga sebaliknya dimusim kemarau jalan tambang akan penuh

debu yang dapat menghalangi pemandangan para operator alat angkut

dan juga mengurangi kecepatan alat angkut.

2.1.7. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah suatu penelitian yang sudah pernah dibuat

dan dianggap cukup relevan mempunyai keterkaitan dengan judul dan topic yang

akan diteliti yang berguna untuk terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok

permasalahan yang sama. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian Judul Peneliti Pembahasan

Terdahulu

Penulis pertama Kajian Teknis Jurnal ini membahas


(Riki Rizki Ilahi, Eddy Produktivitas Alat Gali- tentang
Ibrahim, Fuad Rusydi Muat (Excavator) Dan produktivitas, waktu
Swardi, Jurnal Ilmu Alat Angkut (Dump kerja efektif, dan
Teknik, Vol 2 No 3, Truck) Pada Pengupasan waktu hambatan
tahun 2014, page 1-9) Tanah Penutup Bulan

September 2013 Di PIT 3


Banko Barat PT. Bukit
Asam (Persero) TBK
UPTE
21

Tabel Lanjutan

Penulis kedua Kajian Perbandingan Jurnal ini membahas


(Muhammad Produktivitas Hopper Dan tentang
Oktakusgara, Alat Angkut Untuk produktivitas,
Abuamat HAK, Mengatasi masalah efisiensi alat, dan
Maulana Yusuf, Antrian Alat Angkut Dan ketersediaan alat.
Jurnal Teknik 2 (4), Meningkatkan
2014 Produktivitas Hopper TLS
3 bangko Barat PT. Bukit
Asam (Persero) Tbk
Penulis ketiga Efisiensi Alat Muat Dan Jurnal ini membahas
(Ahmad Fauzi Alat Angkut Untuk tentang produktivitas
Pohan, Refky Adi Pengupasan Overburden dan efisiensi alat.
Nata, Ronal Floren, Pada Site A Di PT.
Jurnal Sains dan Samantaka Batubara Desa
Teknologi Vol 17 no Pauh Ranap Kecamatan
1,Juni2017, page 1- Peranap Kabupaten
5) Indragiri Hulu Provinsi
Riau
Penulis keempat Produktivitas Alat Muat Jurnal ini membahas
(Hj. Rezky Anisari, Dan Angkut Pada tentang waktu siklus
ST,MT, Jurnal Pengupasan Lapisan alat angkut dan alat
INTEKNA, Volume Tanah Penutup Di Pit 8 gali, produktivitas
16 , No. 1, Mei Fleet Di PT. Jhonlin alat gali dan alat
2016: page 1-5 ) Baratama Jobsite Satui muat. faktor-faktor
Kalimantan Selatan. yang menyebabkan
target Produktivitas
tidak tercapai.
22

Tabel Lanjutan

Penulis kelima Optimization Of The Jurnal ini membahas


(O. Pasch dan S. Load And haul tentang waktu siklus
Uludag, Jurnal operation At An alat angkut dan alat
Sekolah Teknik Opencast Colliery. gali dan alat angkut
Pertambangan, dan produktivitas
Universitas Pretoria, alat gali muat dan
Afrika Selatan,2018) alat angkut,

2.1.8. Tinjauan Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

PT. Artamulia Tata Pratama pada awalnya bergerak dalam bidang Hutan

Tanaman Indutri (HTI) yang berlokasi di Pangkalan Kerinci dari tahun 2000

sampai dengan 2006.Pada tahun 2006 sampai dengan 2009 PT. Artamulia Tata

Pratamadiberi kepercayaan oleh PT. Wahana Alam Lestari (PT. WAL) sebagai

Mining Contractor untuk produksi batubara di daerah Tebo.

Pada pertengahan tahun 2009 PT. Artamulia Tata Pratamamulai

mengembangkan bisnis baru sebagai perusahaan rental alat berat (heavy

equipment) untuk memsupport aktivitas perusahaan-perusahaan tambang batubara

dan menjadi partner PT. Inti Bara Nusa Lima (PT. IBN) di daerah Muara

Bungo.Kesempatan berpartner dengan PT. Kuansing Inti Makmur (PT. KIM)

Sinar Mas Group semakin berkembang saat PT. KIM merencanakan untuk

memperluas aktivitas pertambangannya melalui KP BHBA , KP BNP, KP TBBU,

KP KCP dan mempercayakan kepada PT. Artamulia Tata Pratama sebagai Mining

Contractor untuk melakukan aktivitas produksinya. Pada akhir tahun 2019 PT.
23

Artamulia Tata Pratama hanya menjadi Mining Contractor untuk melakukan

aktivitas produksi Overburden. Target produksi overburden pada PT.Artamulia

Tata Pratama adalah sebesar 52.930 bcm perhari, target perbulan sebesar 910.629

bcm, dan target pertahun sebesar 21.379.480 bcm. Berdasarkan data dari bagian

produksi pada bulan mei produksi yang tercapai hanya sebesar 39.807 perhari,

produksi yang tercapai perbulan hanya sebesar 831.430 bcm dan produksi

pertahun yang tercapai hanya sebesar 8.101.799 bcm.

Area pertambangan PT Kuansing Inti Makmur seluruhnya dimiliki oleh

PT Golden Energy Mines. Area ini terdiri atas 6 area Izin Usaha Pertambangan

(IUP), 5 diantaranya berada dibawah kepemilikan PT Golden Energy Mines

sedangkan 1 diantaranya diatur melalui perjanjian kerja sama dengan keseluruhan

area 2.806 Ha. Perusahaan yang terkait di dalam KP (Kuasa Pertambangan) yaitu :

a. PT BHBA (Bara Harmonis Batang Asam)

b. PT KCP (Karya Cemerlang Persada)

c. PT TBA (Tanjung Batang Asam)

d. PT TBBU (Tanjung Belit Bara Utama)

e. PT BBU (Bungo Bara Utama)

Area penambangan PT KIM (Kuansing Inti Makmur) kemudian

disederhanakan ke dalam dua blok penambangan yaitu Blok Barat dan Blok

Timur yang dipisahkan oleh Sungai Batang Asam. PT Artamulia Tatapratama

selaku kontraktor penambangan tunggal pada area PT KIM (Kuansing Inti

Makmur) beroperasi pada 2 Pit yaitu Pit Barat dan Pit Timur. Metode

penambangan yang digunakan yaitu Open Pit atau Open Cut dengan sistem
24

penambangan konvensional dengan truck dan backhoe seperti mayoritas tambang

di Indonesia.

Saat ini PT. Artamulia Tata Pratamamemiliki lebih dari 200 unit alat berat

dengan berbagai tipe dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berjumlah ±

600 orang.Sebagai perusahaan Mining Contractor, Manajemen PT. Artamulia

Tata Pratama sangat memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar dengan

berbagai program seperti :

a. Penyerapan Tenaga Kerja

b. Pembangunan Infrastruktur Tingkat Dusun / Desa.

c. Kerjasama Lembaga Pendidikan

d. Jenis bantuan lainnya.baik material maupun non material.

Pada saat ini produktivitas alat gali muat dan alat angkut

2. Lokasi Perusahaan

Secara administratif area kosensi penambangan PT. Artamulia Tata

Pratamatermasuk dalam wilayah di Tanjung belit, Kab.Muaro Bungo, Provinsi

Jambi. Luas daerah konsesi tambang adalah sebesar 352,39 Ha, dengan luas pit

barat sebesar 161,24 Ha, dan pit timur seluas 191,15 Ha.

Peta izin usaha pertambangan (IUP) PT. Artamulia Tata Pratama dapat

dilihat pada lampiran 1.

3. Kesampaian Daerah

Wilayah Kuasa Pertambangan (KP) PT. ATP (Artamulia Tata Pratama)

terletak di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Muara Bungo,

Provinsi Jambi. Secara geografis terletak antara koordinat 101O 42’58” - 101O
25

45’3” BT dan 01º 24’15”- 01º 25’0” LS. Lokasi operasional PT. Artamulia Tata

Pratamadapat ditempuh dari Kota Padang melalui Jalan Lintas Sumatra selama 7

jam menggunakan transportasi darat dengan jarak ± 166 km,dan dilanjutkan

dengan perjalanan daratselama 30 menit menuju lokasi penambangan PT.

Kuansing Inti Makmur. Lokasi proyek penambangan bisa dicapai dengan sarana

perhubungan darat, bila melalui KM 44 berjarak ± 18,5 Km dan bila melewati

Simpang 4 Rantau Ikil berjarak ±10 km dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Lokasi dan kesampaian Daerah Tanjung Belit PT. Artamulia Tata Pratama dapat

dilihat pada lampiran 2.

4. Geologi Regional

Area KP PT. ATP secara regional terletak di antara Cekungan Sumatera

Tengah dan Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan Sumatera Tengah dan

Sumatera Selatan diendapkan pada Formasi Sinamar. Formasi Sinamar

diendapkan dalam kondisi peralihan, dimana bagian bawah formasi menunjukan

lingkungan daratan yang diendapkan pada kala Oligosen Akhir, sedangkan bagian

atas formasi diendapkan dalam lingkungan laut pada kala Miosen Bawah.

Tebal yang dimiliki oleh Formasi Sinamar mencapai kurang dari 1000 m,

dengan litologi yang tersusun berupa batu pasir konglomerat, batu lempung, batu

pasir kerikilan dan batubara. Peta geologi daerah PT. Artamulia Tata Pratama

dapat dilihat pada lampiran 3.

5. Litologi
26

Daerah PT. Artamulia Tata Pratama tersusun oleh litologi yang berasal

dari Formasi Sinamar sebagai batuan tertua dan endapan vulkanik sebagai

endapan batuan termuda.

a. Formasi.Sinamar (TOS)

Formasi Sinamar tersebar di bagian tengah hingga selatan daerah PT.

Artamulia Tata Pratama. Litologinya terdiri dari batu lempung sisipan batu

pasir, batu lanau dan.batubara.

1) Batu lempung

Batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari mm, terbentuk

dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian

dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

2) Batu pasir

Batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa material –

material klastika terigen berukuran dominan rata – rata mm.

disusun oleh material ukuran pasir kemudian campuran matrik dan

semen.

3) Batu lanau

Batuan sedimen dengan ukuran butir antara mm, berwarna

abu-abu, hingga abu-abu kehijauan, kompak.

4) Batu bara

Batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,

utamanya adalah sisa – sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses


27

pembatubaraan. Memiliki warna hitam yang mengkilap, rekahan yang

jarang, dan mengandung damar.

b. Endapan Vulkanik

Endapan vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukan bijih

secara primer.

Terdiri dari batuan breksi, batu pasir, dan batu lempung.

1) Batuan Breksi

Batuan sedimen dengan ukuran butiran lebih besar dari 2 mm dengan

bentuk butiran yang bersudut, batuan breksi memiliki 2 jenis, yaitu:

a) Breksi Monomik berwarna hitam, keras, memiliki dasar pasir

hitam. Fragmen berupa batu beku andesit, bentuk membulat,

berukuran kerikil tanggung.

b) Breksi Polimik berwarna abu-abu, memiliki dasar pasir,

menyudut tanggung, fragmen batu beku berwarna abu-abu.

2) Batu Pasir

Batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa material –

material klastika terigen berukuran dominan rata – rata mm.

Disusun oleh material ukuran pasir kemudian campuran matrik dan

semen.

3) Batu Lempung

Batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari mm, terbentuk

dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian

dihasilkan dari aktivitas panas bumi.


28

4) Struktur Geologi Daerah

Stuktur geologi yang terdapat di daerah ini adalah berupa lipatan

sinklin dengan jurus pelapisan relatif Barat Laut – Tenggara, serta

memiliki kemiringan perlapisan ke arah Timur Laut dengan

kemiringan berkisar antara 5 – 7 derajat.

c. Formasi Rantau Ikil (Tmr)

Batuan penyusun formasi ini adalah batu pasir lempungan, batupasir tufan,

batu pasir gampingan, batu lempung pasiran, batu lempung tufan, napal,

dan lensa tipis batugamping. Berlapis baik. Ditemukan Globigerina,

Elphidium, Hastigerina sp., Catapsydrax sp., Rotalia becarii (LINN), dan

Miogypsina yang berumur Te hingga Tf (Oligosen Awal sampai Miosen)

dan juga Ostrakoda. Tebalnya sekurang-kurangnya 1000 m. Litologi

Daerah Tanjung Belit PT. Artamulia Tata Pratamadapat dilihat pada

lampiran 3.

6. Geomorfologi

Geomorfologi daerah penulisan adalah perbukitan bergelombang lemah -

sedang dengan kemiringan lereng berkisar antara 10 % sampai 15 % dan

memanjang ke arah barat-timur. Geomorfologi daerah tersebut berupa perbukitan

dengan ketinggian daerah tersebut berada pada kontur 100 meter sampai 170

meter.

7. Iklim dan Curah Hujan

Daerah penambangan batubara PT. Artamulia Tata Pratama memiliki

iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu berkisar antara 23 0 C
29

- 36,50 C. Pada umumnya daerah ini terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan

musim kemarau. Aktivitas tambang terbuka sangat dipengaruhi oleh cuaca. Curah

hujan yang tinggi pada musim hujan akan mengakibatkan terhentinya proses

penambangan, hal ini disebabkan oleh genangan air pada daerah

penambanganserta kondisi jalan yang licin sehingga mempengaruhi kegiatan

penambangan. Data curah hujan PT. Artamulia Tata Pratama dapat dilihat pada

lampiran 5.

9. Proses Pelaksanaan Penambangan

a. Penambangan Overburden

Metode penambangan yang dilakukan PT. Artamulia Tata Pratama adalah

tambang terbuka (Open Pit). Dimana kegiatan penambangan dilakukan dengan

cara membuka dan menggali lahan yang sangat luas hingga membentuk suatu

lubang terbuka yang lebar.

Pengupasan overburden menggunakan metode yang konvensional, yaitu

kombinasi antara alat muat (Excavator) dengan alat angkut (Dump truck) dimana

Overburden setelah dibongkar kemudian langsung dimuat dan ditumpahkan

kedalam truck selanjutnya Overburden diangkut dari lokasi penambangan

kelokasi penimbunan (disposal) adapun proses penambangan yang dilakukan PT.

Artamulia Tata Pratama meliputi:

a. Land Clearing

Land clearing bertujuan untuk membersihkan area penambangan dari

tumbuhan semak belukar dan pohon-pohon yang berdiameter kecil. Tumbuhan

semak belukar dibersihkan dengan menggunakan bulldozer seri D-85ESS yang


30

berukuran kecil.Pohon yang berdiameter besar ditebang dengan menggunakan

gergaji mesin.Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan pengupasan

tanah pucuk. Kegiatan Land Clearing dilakukan oleh PT KIM (Kuansing Inti

Makmur) tetapi menggunakan alat yang dimiliki oleh PT ATP (Artamulia

Tatapratama).Seperti Gambar 2.6. dibawah ini.

Sumber : PT. Artamulia Tatapratama(2020)


Gambar 2.6 Proses Pembersihan Lahan (Land Clearing)

b. Pengupasan Top Soil

Top soil atau tanah pucuk merupakan tanah yang mempunyai ketebalan

lebih kurang 0,5 m dan merupakan lapisan tanah yang paling atas yang

mengandung bahan-bahan organik. Tanah pucuk sebagian besar mengandung

humus, akar, dan jasad renik tanah. Jenis tanah pucuk yang terdapat di lokasi

penambangan berjenis soil dengan ciri tanah bewarna kekuningan.

Pengupasan tanah pucuk dilakukan dengan Excavator Backhoe Hitachi

zaxis 870 dan alat angkut Articulated Dump truck volvo A40. Tanah pucuk

diangkut ke tempat penimbunan sementara (stock top soil) untuk digunakan

kembali pada saat reklamasi..Seperti contah Gambar 2.7 dibawah ini.


31

Sumber : PT. Artamulia Tatapratama(2019)


Gambar 2.7 Pengupasan Top Soil Menggunakan Alat Zaxis 870

c. Pengupasan Overburden

Pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan Excavator Backhoe

Komatsu PC 1250LC dengan target produksi overburden pada PT.Artamulia Tata

Pratama adalah sebesar 52.930 bcm perhari, target perbulan sebesar 910.629 bcm,

dan target pertahun sebesar 21.379.480 bcm. Berdasarkan data dari bagian

produksi pada bulan mei produksi yang tercapai hanya sebesar 39.807 perhari,

produksi yang tercapai perbulan hanya sebesar 831.430 bcm dan produksi

pertahun yang tercapai hanya sebesar 8.101.799 bcm. Salah satu contoh alat yang

digunalkan untuk pengupasan overburden bisa dilihat pada gambar 2.8 berikut:
32

Gambar 2.8 Kegiatan Pengupasan Overburden dengan Menggunakan Excavator


PC 1250 LC
Karena material overburden yang akan dikupas pada beberapa bagian

termasuk keras, maka dibantu dengan menggunakan bulldozer D 155 A yang

disertai ripper. Salah satu contoh alat bantu yang digunakan untuk pengupasan

overburden bisa dilihat pada gambar 2.9 berikut:

Gambar 2.9 Kegiatan Pengupasan Overburden dengan Menggunakan Ripping

pada Bulldozer D 155 A


33

d. Pemuatan dan Pengangkutan Overburden

Kegiatan pemuatan overburden bertujuan memindahkan overburden yang

telah digali oleh alat gali-muat ke dalam alat angkut untuk kemudian dibawa dan

dibuang ke disposal area. Alat angkut yang digunakan adalah Dump truck

Komatsu HD 465 yang mampu membawa 70 ton overburden untuk satu kali

ritase dan Volvo Articulated Dump truck yang berkapasitas 40 ton. Gambar 2.10

merupakan gambar alat angkut yang digunakan pada PT. Artamulia Tata Pratama.

Gambar 2.10 Kegiatan Pengangkutan Overburden dengan Menggunakan


Dump Truck HD- 465
2.2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah seperti gambar 2.11

dibawah ini.
34

Berikut merupakan kerangka konseptual dari penelitian

Input Proses Output

1. Data primer 1. Delay Time 1. Analisis delay


a. Cycle time Dihitung dengan
time dan cycle
b. Delay time menjumlahkan
c. Banyak time
seluruh waktu
pengisisan delay yang terjadi 2. Analisis Efisiensi
Bucket dan cycle time
kerja alat,
d. Berat muatan alat Menggunakan pers
angkut satu Produktivitas
2.1 dan 2.2
siklus 2. Efisiensi alat, dan Faktor
e. Lebar Front kerja Menggunakan pers
keserasian alat
f. Jarak Angkut 2.3, produktivitas
g. Fill Faktor gali-muat dan
Menggunakan pers
2. Data sekunder 2.4 dan 2.5 dan alat angkut
a. Koordinat IUP keserasian alat gali
3. Analisis Lose
b. Peta situasi
muat dan alat
tambang
produksi dan lose
angkut
c. Plan efisiensi kerja biaya
Menggunakan pers
d. Plan produktivitas
2.6
e. Data gaji operator
perjam dan
3. lose produksi dan

kosumsi bahan lose biaya


bakar perjam. dihitung
menggunakan
f. Data koordinat
IUP Microsoft excel

g. Waktu kerja

h. Swell faktor

i. Kapasitas bucket

Gambar 2.11 Kerangka konseptual


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian

kuantitatif. pada penelitian menganalisis tentang pengaruh perbaikan delay time

terhadap efisiensi kerja alat, produktivitas dan lose biaya pada alat gali muat dan

alat angkut.

Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan

baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada dan

juga jenis penelitian ini ditentukan pada saat melakukan penelitian di lapangan

atau permasalahan dan kendala salah satu yang ada di lapangan itu yang dijadikan

jenis penelitian dan dipecahkan permasalahan dengan teliti dan juga bisa menjadi

bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan.

3.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Artamulia Tata Pratama, secara administratif

lokasi penelitian terletak di Tanjung Belit kec. Jujuhan Kabupaten Muaro Bungo

Provinsi Jambi

3.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada 04 Mei- 10 Juni 2020

35
36

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Jenis data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian melalui pengamatan langsung dilapangan dan data laboratorium.

Berikut beberapa data primer yang digunakan:

a. Cycle time

b. Delay time

c. Banyak pengisian Bucket

d. Berat muatan alat angkut satu siklus

e. Lebar Front kerja

f. Jarak Angkut

g. Fill Faktor

2. Data sekunder.

Jenis data ini diperoleh dari studi kepustakaan dan arsip perusahaan.

Berikut beberapa data sekunder yang digunakan:

a. Koordinat IUP

b. Peta situasi tambang

c. Plan efisiensi kerja

d. Plan produktivitas

e. Data gaji operator perjam dan kosumsi bahan bakar perjam.


37

f. Data koordinat IUP

g. Waktu kerja

h. Swell faktor

i. Kapasitas bucket

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari;

penggabungan antara teori dengan data-data lapngan dari PT. Artamulia Tata

Pratama sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai Tujuan penelitian. Tahapan pengumpulan

data lapangan sebagai Berikut:

1. Pengukuran delay time alat gali muat dan alat angkut dengan menggunakan

stopwatch, data yang diambil berupa waktu yang digunakan selain dari melakukan

kegiatan pemindahan pengupasan tanah penutup seperti antrian di front loading,

antrian di jalan angkut, antrian pengambilan makan, antrian pengambilan snack,

antrian untuk pengisian bahan bakar, sholat, dan waktu yang disebabkan karna

kelalaian operator.

2. Pengukuran cycle time alat gali muat dan alat angkut menggunakan stopwatch,

cycle time yang diambil pada alat gali muat berupa waktu gali, waktu swing isi,

waktu loading, dan waktu swing kosong. Sementara cycle time yang diambil pada
38

alat angkut berupa waktu manuver 1, waktu loading, hauling isi, maneuver 2,

waktu dumping, dan hauling kosong.

3.6.Teknik Pengelohan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam pengolahan data yaitu:

1. Mengetahui nilai delay time dan cycle time alat gali muat (PC- 1250) dan alat

angkut (HD 465).

Data yang didapat dilapangan berupa delay time akan diolah menggunakan

Microsoft excel dengan cara menjumlahkan seluruh waktu delay yang

diperoleh dilapangan selama alat tersebut beroperasi. Dan untuk cycle time alat

gali muat menggunakan persamaan 2.1 pada bab 2 sedangkan untuk alat angkut

menggunakan persamaan 2.2.

2. Mengetahui efisiensi, produktivitas,dan keserasian alat gali muat (PC- 1250)

dan alat angkut (HD 465)

Untuk mengetahui efisiensi alat peneliti harus mengetahui waktu kerja alat

dan waktu kerja efektif alat tersebut dimana kedua waktu tersebut telah

diperoleh dari pengolahan data delay time dan cycle time selanjutnya kita bisa

menentukan efisiensi kerja alat menggunakan persamaan 2.3, selanjutnya kita

bisa menentukan nilai produktivitas alat gali muat dengan menggunakan

persamaan 2.4 dan alat angkut menggunakan persamaan 2.5, dan untuk

mengetahui faktor keserasian alat peneliti menggunakan persamaan 2.6.


39

3. Mengetahui lose produksi dan lose biaya dari alat gali muat (PC- 1250) dan

alat angkut (HD 465)

Untuk mengetahui lose produksi dari alat peneliti

menggunakan Microsoft excel dengan cara membandingkan plan produksi

dari perusahaan dengan produksi aktual yang ada dilapangan. Dan untuk

mengetahui lose biaya dari alat juga menggunakan microsoft excel dengan

cara cara menghitung berapa biaya yang dikorbankan karna besarnya

waktu delay menggunakan

3.7. Analisa Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka

dilakukan analisa data dari pengelohan data yang didapat. Pada analisis data ini

dapat menentukan hasil akhir dari penelitian yang dlakukan, adalah berapa cycle

time, delay time, efisiensi produktivitas,keserasian alat galimuat dan alat angkut,

lose produksi, dan lose biaya.

3.8. Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian.

Studi literatur

1. Buku dan jurnal yang berhubungan dengan efisiensi alat

2. Arsip produksi PT. Artamulia Tata Pratama

A
40

Judul

Perbaikan delay time untuk meningkatkan efisiensi kerja alat gali muat

(PC-1250) dan alat angkut (HD-465) pada kegiatan pemindahan tanah

penutup pada front penambangan PT. Artamulia Tata Pratama

Identifikasi Masalah :

1. Adanya waktu delay alat gali muat (PC- 1250) sebesar 157
menit dan alat angkut (HD 465) sebesar 194 menit saat
beroperasi di PT. Artamulia Tata Pratama.
2. Tidak tercapainya efisiensi alat angkut (HD 465) PT.
Artamulia Tata Pratama dengan target sebesar 75%,
sementara efisiensi alat gali muat (PC- 1250) hanya sebesar
68% dan alat angkut (HD 465) hanya sebesar 69% saat
beroperasi di PT. Artamulia Tata Pratama.
3. Tidak tercapai produktivitas alat gali muat (PC- 1250)
sebesar 425 bcm/jam sementara produktivitas aktualnya
hanya 413 bcm/jam dan alat angkut (HD 465) PT. Artamulia
Tata Pratama yaitu sebesar 65 bcm/jam sementara
produktivitas aktualnya hanya 58 bcm/jam
4. Belum adanya perhitungan lose produksi dan lose biaya dari
alat gali muat (PC- 1250) dan alat angkut (HD 465) di PT.
Artamulia Tata Pratama

A
41

Tujuan:
1. Menganalisis nilai delay time dan cycle time alat gali muat
(excavator) dan alat angkut (HD 465) sebelum dan setelah
dilakukan perbaikan
2. Menganalisis efisiensi dan produktivitas,dan keserasian alat gali
muat (excavator) dan alat angkut (HD 465) sebelum dan setelah
dilakukan perbaikan.
3. Menganalisis lose produksi dan lose biaya dari alat gali muat
(excavator) dan alat angkut (HD 465) sebelum dan setelah
dilakukan perbaikan.

Pengumpulan Data:
1. Data primer
a. Cycle time
b. Delay time
c. Cycle time
d. banyak pengisian bucket,
e. berat muatan alat angkut satu siklus
f. lebar Front kerja
g. Jarak Angkut
h. Fill Faktor
2. Data sekunder
a. plan cycle time
b. Plan efektivitas kerja
c. Plan produktivitas
d. Data penggunaan bahan bakar alat
e. waktu kerja
f. swell faktor
g. kapasitas bucket

A
42

Pengolahan Data
1. Delay Time dan cycle time
Dihitung dengan menjumlahkan seluruh waktu delay yang terjadi
dan cycle time menggunakan pers 2.1 dan 2.2
2. Rumus efisiensi, produktivitas, dan keserasian alat gali muat dan
alat angkut
Menggunakan pers 2.3 sampai persamaan 2.6
3. lose produksi dan lose biaya dihitung menggunaka Microsoft excel

Analisa Data

1. Besar delay time dan cycle time di analisa menggunakan


perbandingan sebelum dan setelah dilakukan perbaikan
2. Efisiensi dan Produktivitas, keserasian alat gali-muat dan alat
angkut dianalisa menggunakan perbandingan target perusahaan
dengan aktual dilapangan.
3. Lose produksi dianalisa menggunakan perbandingan tanget
produksi dengan produksi aktual dan losses biaya dianalisa
dengan melihat perbandingan sebelum dan setelah dilakukan
perbaikan delay

Hasil

1. Besar delay time dan cycle time


2. Efisiensi dan Produktivitas, keserasian alat gali-muat dan alat
angkut
3. Losses produksi dan Losses biaya

Gambar 3.1 Alur Penelitian


BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Data-data yang didapatkan pada saat penelitian yang dilakukan di PT.

Artamulia Tata Pratama berupa data delay time, cycle time, banyak pengisian

Bucket, berat muatan alat angkut satu siklus, lebar front kerja, jarak angkut, fill

faktor, koordinat IUP, Peta situasi tambang, plan efisiensi kerja, plan

produktivitas, data gaji operator perjam dan kosumsi bahan bakar perjam, waktu

kerja, swell faktor, kapasitas bucket dan harga bahan bakar alat.

4.1.1. Delay Time

1. Delay Time Alat Gali-Muat

Delay time pada alat gali muat diambil selama alat tersebut beroperasi selama 1

shift pekerjaan, delay time berupa seluruh kegiatan yang dilakukan selain dari

kegiatan mengali material kemudian data tersebut dikelompokan berdasarkan

faktor penyebabnya. delay time pada alat gali muat dibagi menjadi 2 yaitu

a. Delay time sebelum dilakukan perbaikan

Untuk memperoleh delay time peneliti menggunakan stopwatch

untuk menghitung besar waktu delay yang terjadi kemudian delay yang

didapat dikelompokan berdasarkan faktor penyebabnya. Faktor penyebab

delay time yang terdapat pada alat gali-muat adalah faktor manusia sebesar

6.746 detik, faktor lingkungan sebesar 908 detik, dan material sebesar

1.777 detik. seperti terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

43
44

Tabel 4.1 Delay time alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan
Faktor Penyebab Delay (s)
general 720,727
Lingkungan
perbaikan front 187,61
spotting 2807,697
Fuel 432,6065
Toilet 376,8595
makan 233,8175
Manusia kelalaian operator 1350
sholat 572,89
gangguan 717,836
minum 107,97
Snack 146,217
Material collect material 1776,8695

b. Delay time setelah dilakukan perbaikan

Untuk memperoleh delay time peneliti menggunakan stopwatch untuk

menghitung besar waktu delay yang terjadi kemudian delay yang didapat

dikelompokan berdasarkan faktor penyebabnya. Faktor penyebab delay

time yang terdapat pada alat gali-muat adalah faktor manusia sebesar 4.691

detik, faktor lingkungan sebesar 9402 detik, dan material sebesar 1.63

detik. seperti terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini.


45

Tabel 4.2 Delay time alat gali muat setelah dilakukan perbaikan
Faktor Penyebab Delay
Lingkungan general 401,783
spotting 2641,498
Toilet 268,3615
Makan
kelalaian
600
operator
Sholat 572,89
Manusia
gangguan 354,383

Minum 107,97
Snack 146,217
Material collect material 163,471

2. Delay Time Alat Angkut

Delay time pada alat angkut diambil selama alat tersebut beroperasi selama 1

shift pekerjaan, delay time pada alat angkut dibagi menjadi 2 yaitu

a. Delay time sebelum dilakukan perbaikan

Delay time yang terdapat pada alat angkut adalah antrian di front

loading, antrian di jalan angkut, antrian pengambilan makan, antrian

pengambilan snack, antrian untuk pengisian bahan bakar, sholat, dan

waktu yang disebabkan karna kelalaian operator setelah diperoleh data-

data delay time yang terjadi kemudian data tersebut dikelompokan

berdasarkan faktor penyebab terjadinya delay time. Faktor penyebab delay

time yang terdapat pada alat angkut adalah faktor manusia sebesar

5186,167811 detik, dan faktor lingkungan sebesar 6446,454487 detik.

seperti terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini.


46

Tabel 4.3. Delay time HD 465 sebelum dilakukan perbaikan


Faktor
Penyebab Delay Time sebelum Perbaikan (s)
Antri di front 5.519
Penyempitan 491
Lingkungan
perbaikan area dumping 260
Perbaikan front 177
Meals 133
Toilet 533
fuel 756
Kelalaian Operator 2.379
manusia
menuju front 600
Minum 121
Sholat 620
snack 45

b. Delay time setelah dilakukan perbaikan

Delay time yang terdapat pada alat angkut adalah antrian di front

loading, antrian pengambilan makan, antrian pengambilan snack, antrian

untuk pengisian bahan bakar, sholat, dan waktu yang disebabkan karna

kelalaian operator setelah diperoleh data-data delay time yang terjadi

kemudian data tersebut dikelompokan berdasarkan faktor penyebab

terjadinya delay time. Faktor penyebab delay time yang terdapat pada alat

angkut adalah faktor manusia sebesar 1.644 detik, dan faktor lingkungn

sebesar 2.777 detik. Seperti terlihat pada tabel 4.4


47

Tabel 4.4. Delay time HD 465 setelah dilakukan perbaikan


Faktor Penyebab Delay time (s)
Antri di front 2563,866667
Lingkungan Perbaikan front 173,3846154
perbaikan area dumping 39,71428571
fuel 264,8
Makan 77
Kelalaian operator 271
Manusia Snack 65,4
Minum 121,9333333
Sholat 647
Toilet 196,9333333

4.1.2. Cycle Time

1. Cycle Time Alat Gali-Muat

Cycle time pada alat gali muat diambil selama alat tersebut beroperasi selama 1

shift pekerjaan, cycle time pada alat gali muat dibagi menjadi 2 yaitu

a. Cycle Time sebelum dilakukan perbaikan

Rata-rata cycle time dari alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan

adalah waktu maenggali material sebesar 9 detik, waktu, putar dengan bucket

terisi 7 detik, waktu penumpahan material 4 detik, waktu putar dengan

bucket kosong 5 detik untuk. perhitungan seluruh cycle time bisa dilihat pada

lampiran 6.

b. Cycle Time setelah dilakukan perbaikan

Rata-rata cycle time dari alat gali muat setelah dilakukan perbaikan

adalah waktu maenggali material sebesar 11 detik, waktu, putar dengan bucket

terisi 7 detik, waktu penumpahan material 5 detik, waktu putar dengan


48

bucket kosong 6 detik untuk. perhitungan seluruh cycle time bisa dilihat pada

lampiran 7.

2. Cycle Time Alat Angkut

Cycle Time pada alat angkut diambil selama alat tersebut beroperasi selama 1

shift pekerjaan, Cycle Time pada alat angkut dibagi menjadi 2 yaitu

a. Cycle Time sebelum dilakukan perbaikan

Rata-rata cycle time dari alat angkut sebelum dilakukan perbaikan adalah

waktu pengisian sebesar 139 detik, waktu angkut material sebesar 470

detik, waktu manuver dumping sebesar 19 detik, waktu dumping sebesar 42

detik, waktu kembali kosong sebesar 464 detik, dan waktu manuver loading

sebesar 27 detik. perhitungan seluruh cycle time bisa dilihat pada lampiran 8.

b. Cycle Time setelah dilakukan perbaikan

Rata-rata cycle time dari alat angkut setelah dilakukan perbaikan

adalah waktu pengisian sebesar 142 detik, waktu angkut material sebesar 447

detik, waktu manuver dumping sebesar 24 detik, waktu dumping sebesar 40

detik, waktu kembali kosong sebesar 421 detik, dan waktu manuver loading

sebesar 28 detik. perhitungan seluruh cycle time bisa dilihat pada lampiran 9.

4.1.3. Jam Kerja Efektif

Untuk data jam kerja efektif diperoleh dari total seluruh cycle time pada alat

tersebut, jam kerja efektif ini berguna untuk kita mencari efisiensi kerja alat

tersebut.
49

1. Jam kerja efektif alat gali muat

Jam kerja efektif alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan delay

time adalah sebesar 18.869,19 detik dan jam kerja efektif setelah dilakukan

perbaikan waktu delay adalah sebesar 22.168,26 detik.

2. Jam kerja efektif alat gali muat

Jam kerja efektif alat angkut sebelum dilakukan perbaikan delay time

adalah sebesar 25.535,4 detik dan jam kerja efektif setelah dilakukan

perbaikan waktu delay adalah sebesar 24.240,9 detik.

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Delay time dan cycle time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

1. Delay Time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Delay Time Alat Gali Muat

a) Delay time sebelum dilakukan perbaikan

Setelah dilakukan pengelompokan data delay time berdasarkan

penyebabnya maka diperoleh total delay time yang terjadi pada alat

tersebut. Berikut tabel total delay time alat gali muat sebelum dilakukan

perbaikan.
50

Tabel 4.5. Total Delay time alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan
Faktor Penyebab Delay (s)
general 720,727
Lingkungan
perbaikan front 187,61
spotting 2807,697
Fuel 432,6065
Toilet 376,8595
makan 233,8175
Manusia kelalaian operator 1350
sholat 572,89
gangguan 717,836
minum 107,97
Snack 146,217
Material collect material 1776,8695
Total (s) 9.431
Total (m) 157
Delay time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 157

menit atau 2 jam 37 menit, dengan faktor penyebab delay terbanyak

terdapat pada faktor manusian yaitu sebesar 6.746 hal ini disebabkan

karena besarnya waktu tunggu untuk alat angkut melakukan manuver

loading dan gangguang dari adanya warga setempat yang mencari material

di area front kerja alat tersebut. Dokumentasi penyebab delay time bisa

dilihat pada lampiran 17.

b) Delay time setelah dilakukan perbaikan

Setelah dilakukan pengelompokan data delay time berdasarkan

penyebabnya maka diperoleh total delay time yang terjadi pada alat

tersebut. Berikut tabel total delay time alat gali muat sebelum dilakukan

perbaikan.
51

Tabel 4.6. Total Delay time alat gali muat setelah dilakukan perbaikan
Faktor Penyebab Delay
Lingkungan general 401,783
spotting 2641,498
Toilet 268,3615
Makan
kelalaian
600
operator
Sholat 572,89
Manusia
gangguan 354,383

Minum 107,97
Snack 146,217
Material collect material 163,471
Total (s) 5.257
Total (m) 88

Delay time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 88 menit

atau 1 jam 18 menit. Perbaikan waktu delay terjadi pada seluruh waktu

delay yang ada sebelum dilakukan perbaikan dan pengurangan delay

terbanyak terjadi pada faktor material, hal ini terjadi karena material

tersebut di ripping terlebih dahulu sehingga alat gali muat tidak perlu

melakukan collect material terlebih dahulu. Dokumentasi penyebab delay

time bisa dilihat pada lampiran 17.

b. Delay Time Alat Angkut

1) Delay time sebelum dilakukan perbaikan

Setelah dilakukan pengelompokan data delay time berdasarkan

penyebabnya maka diperoleh total delay time yang terjadi pada alat

tersebut. Seperti terlihat pada tabel 4.7. berikut


52

Tabel 4.7. Total Delay time HD 465 sebelum dilakukan perbaikan


Faktor
Penyebab Delay Time sebelum Perbaikan (s)
Antri di front 5.519
Penyempitan 491
Lingkungan
perbaikan area dumping 260
Perbaikan front 177
Meals 133
Toilet 533
fuel 756
Kelalaian Operator 2.379
manusia
menuju front 600
Minum 121
Sholat 620
snack 45
Total (s) 11.633
Total (m) 194

Delay time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 194

menit atau 3 jam 14 menit, dengan faktor penyebab delay terbanyak

terdapat pada faktor manusian yaitu sebesar 6.446 hal ini disebabkan

karena besarnya waktu antrian di front loading dan adanya penyempitan

pada jalan angkut. Dokumentasi penyebab delay time bisa dilihat pada

lampiran 18.

2) Delay time setelah dilakukan perbaikan

Setelah dilakukan pengelompokan data delay time berdasarkan

penyebabnya maka diperoleh total delay time yang terjadi pada alat

tersebut. Seperti terlihat pada tabel 4.8. berikut


53

Tabel 4.8. Total delay time setelah dilakukan perbaikan


Faktor Penyebab Delay time (s)
Antri di front 2563,866667
Lingkungan Perbaikan front 173,3846154
perbaikan area dumping 39,71428571
fuel 264,8
Makan 77
Kelalaian operator 271
Manusia Snack 65,4
Minum 121,9333333
Sholat 647
Toilet 196,9333333
Total (s) 4.421
Total (m) 74

Delay time setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 74 menit

atau 1 jam 14 menit. Perbaikan waktu delay terjadi pada seluruh waktu

delay yang ada sebelum dilakukan perbaikan dan pengurangan delay hal

ini terjadi karena perbaikan pada area yang terjadi penyempitan, sehinnga

antrian pada front loading juga mengalami pengurangan, dan juga terjadi

peningkatan kedisiplinan pekerja. Dokumentasi penyebab delay time bisa

dilihat pada lampiran 18.

2. Cycle time Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan delay

A. Cycle Time Alat Gali Muat

Jumlah cycle time Alat Gali Muat bisa dilihat pada tabel 4.9 berikut
54

Tabel 4.9. Total cycle time alat gali muat


Keterangan Sebelum perbaikan Setelah perbaikan
waktu delay waktu delay
waktu maenggali 9 detik 11 detik
material
waktu putar dengan 7 detik 7 detik
bucket terisi
waktu penumpahan 4 detik 5 detik
material
waktu putar dengan 5 detik 6 detik
bucket kosong
Total 26 detik 28 detik

Cycle time alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 28

detik dengan jumlah rata-rata bucket sebanyak 5 bucket, dan jumlah ritasi

alat tersebut sebanyak 715 ritasi dan setelah dilakukan perbaikan cycle

time alat gali muat adalah sebesar 28 detik dengan jumlah rata-rata

bucket sebanyak 5 bucket, dan jumlah ritasi alat tersebut sebanyak 835

ritasi.

B. Cycle Time Alat Angkut

Jumlah cycle time Alat Gali Muat bisa dilihat pada tabel 4.10 berikut

Tabel 4.10. Total cycle time alat angkut


Sebelum perbaikan Setelah perbaikan
waktu delay waktu delay
Waktu pengisian 139 detik 142 detik
Waktu angkut 470 detik 447 detik
material
Waktu manuver 19 detik 24 detik
dumping
Waktu dumping 42 detik 40 detik

Waktu kembali 464 detik 421 detik


kosong
Waktu manuver 27 detik 28 detik
loading
Total 1.161 detik 1.102 detik
55

Cycle time rata-rata sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar

1.161 detik dengan jumlah alat angkut angkut 15 HD 465, rata-rata ritasi

per HD 465 sebanyak 24 ritasi dengan rata-rata grade jalan 2,2%, dengan

jarak angkut 2.400 meter dengan kecepatan hauling isi sebesar 21 km/jam

dan hauling kosong sebesar 21 km/jam.

Cycle time setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 1.102 detik

dengan jumlah ritasi sebanyak 22 ritasi dengan rata-rata grade jalan 2,5%,

dengan jarak angkut 2.500 meter dengan kecepatan hauling isi sebesar 21

km/jam dan hauling kosong sebesar 21 km/jam.

Perbaikan cycle time terjadi pada waktu angkut material, waktu

dumping dan waktu kembali kosong hal ini disebabkan karena

peningkatan kedispilinan pekerja, dan terjadi perbaikan pada jalan angkut

tersebut.

4.2.2. Efisiensi, Produktivitas dan faktor keserasian alat sebelum dan

setelah dilakukan perbaikan

1. Efisiensi dan produktivitas sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Efisiensi dan produktivita alat gali muat

1) Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

Perhitungan efisiensi kerja alat terdapat pada lampiran 10.

Berikut tabel efisiensi alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan seperti

pada tabel 4.11 berikut


56

Tabel 4.11. Efisiensi alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan

Jam kerja efektif (s) Delay Time Efisiensi


(s) (%)
18.869,19 8.851,284 68

Waktu kerja efektif diperoleh dari mentotalkan seluruh cycle time dari

alat selama beroperasi dalam satu shift kerja.

2) Efisiensi setelah dilakukan perbaikan

Perhitungan efisiensi kerja alat terdapat pada lampiran 10.

Berikut tabel efisiensi alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan seperti

pada tabel 4.12 berikut

Tabel 4.12. Efisiensi alat gali muat setelah dilakukan perbaikan

Jam kerja efektif (s) Delay Time Efisiensi


(s) (%)
22.168,26 4.952,288 82

Waktu kerja efektif diperoleh dari mentotalkan seluruh cycle time dari

alat selama beroperasi dalam satu shift kerja.

b. Efisiensi angkut

1) Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

Perhitungan efisiensi kerja alat terdapat pada lampiran 10.

Berikut tabel efisiensi alat angkut sebelum dilakukan perbaikan seperti

pada tabel 4.13 berikut

Tabel 4.13. Efisiensi alat angkut sebelum dilakukan perbaikan

Jam kerja efektif (s) Delay Time Efisiensi


(s) (%)
25.535,4 11.632,6 69
57

Waktu kerja efektif diperoleh dari mentotalkan seluruh cycle time dari

alat selama beroperasi dalam satu shift kerja.

2) Efisiensi setelah dilakukan perbaikan

Perhitungan efisiensi kerja alat terdapat pada lampiran 10.

Berikut tabel efisiensi alat angkut sebelum dilakukan perbaikan seperti

pada tabel 4.14 berikut

Tabel 4.14. Efisiensi alat angkut setelah dilakukan perbaikan

Jam kerja efektif (s) Delay Time Efisiensi


(s) (%)
24.240,9 4.421,8 85

2. Produktivitas sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Produktivitas alat gali muat

1) Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan

Perhitungan produktivitas kerja alat terdapat pada lampiran 11.

Berikut tabel produktivitas alat gali muat sebelum dilakukan

perbaikan seperti pada tabel 4.15 berikut

Tabel 4.15. Produktivitas alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan

Efisiensi Kapasitas Cycle Jumlah Swell Fill Produktivitas


(%) bucket time Bucket factor factor (Bcm/jam)
(m3) (s) (%)
68 6,7 26 5 1,25 82 413

2) Produktivitas setelah dilakukan perbaikan

Perhitungan produktivitas kerja alat terdapat pada lampiran 11.

Berikut tabel produktivitas alat gali muat setelah dilakukan

perbaikan seperti pada tabel 4.16 berikut


58

Tabel 4.16. Produktivitas alat gali muat setelah dilakukan perbaikan

Efisiensi Kapasitas Cycle Jumlah Swell Fill Produktivitas


(%) bucket time Bucket factor factor (Bcm/jam)
(m3) (s) (%)
82 6,7 28 5 1,25 82 464

b. Produktivitas alat angkut

1) Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan

Perhitungan produktivitas kerja alat terdapat pada lampiran 11.

Berikut tabel produktivitas alat angkut sebelum dilakukan

perbaikan seperti pada tabel 4.17 berikut

Tabel 4.17. Produktivitas alat angkut sebelum dilakukan perbaikan

Efisiensi Produksi Cycle Produktivitas


(%) persiklus time (Bcm/jam)
(bcm) (s)
69 27,3 1.161 52

2) Produktivitas setelah dilakukan perbaikan

Perhitungan produktivitas kerja alat terdapat pada lampiran 11.

Berikut tabel produktivitas alat angkut setelah dilakukan

perbaikan seperti pada tabel 4.18 berikut

Tabel 4.18. Produktivitas alat angkut setelah dilakukan perbaikan

Efisiensi Produksi Cycle Produktivitas


(%) persiklus time (Bcm/jam)
(bcm) (s)
85 24,7 1.102 68
59

3. Faktor keserasian sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Faktor keserasian sebelum dilakukan perbaikan

Perhitungan faktor keserasian alat terdapat pada lampiran 12.

Berikut tabel faktor keserasian sebelum dilakukan perbaikan seperti

pada tabel 4.19 berikut

Tabel 4.19. Faktor keserasian alat sebelum dilakukan perbaikan

Cycle Cycle Jumlah Jumlah Banyak MF


time alat time alat alat alat gali pengisian
angkut gali muat angkut muat
(s) (s)
1.161 26 15 2 5 0,8

b. Faktor keserasian sebelum dilakukan perbaikan

Perhitungan faktor keserasian alat terdapat pada lampiran 12.

Berikut tabel faktor keserasian sebelum dilakukan perbaikan

seperti pada tabel 4.20 berikut

Tabel 4.20. Faktor keserasian alat setelah dilakukan perbaikan


Cycle Cycle Jumlah Jumlah Banyak MF
time alat time alat alat alat gali pengisian
angkut gali muat angkut muat
(s) (s)
1.102 28 15 2 5 0,9

4.2.3. Lose Produksi dan lose Biaya Sebelum dan Setelah dilakukan

perbaikan

1. Lose Produksi Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Lose Produksi alat gali muat

1) Lose Produksi Sebelum dilakukan perbaikan

Lq = produksi aktual- produksi plan


60

Lq = 413 BCM/Jam – 425 BCM/Jam

Lq = - 12 BCM/Jam

Jadi lose produksi adalah sebesar 12 bcm/jam.

2) Lose Produksi Setelah dilakukan perbaikan

Lq = produksi aktual- produksi plan

Lq = 463 BCM/Jam – 425 BCM/Jam

Lq = 38 BCM/Jam

Karena plan produksi sebesae 425 bcm/jam sedangkan

produksi aktual sebesar 463 maka setelah dilakukan perbaikan

tidak mengalami lose produksi tetapi mengalami gaint sebesar

38 bcm/jam.

b. Lose Produksi alat angkut

1) Lose Produksi Sebelum dilakukan perbaikan

Lq = produksi aktual- produksi plan

Lq = 52 BCM/Jam – 65 BCM/Jam

Lq = - 13 BCM/Jam

Jadi lose produksi adalah sebesar 6 bcm/jam.

2) Lose Produksi Setelah dilakukan perbaikan

Lq = produksi aktual- produksi plan

Lq = 68 BCM/Jam – 65 BCM/Jam

Lq = 3 BCM/Jam
61

Karena plan produksi sebesae 65 bcm/jam sedangkan produksi

aktual sebesar 68 maka setelah dilakukan perbaikan tidak mengalami

lose produksi tetapi mengalami gaint sebesar 3 bcm/jam.

2. Lose Biaya Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Lose biaya alat gali muat

1) Lose Produksi Sebelum dilakukan perbaikan

Seperti terlihat pada tabel 4.21 berikut

Tabel 4.21 perhitungan Lose biaya alat gali muat sebelum dilakukan
perbaikan

Total
Delay biaya yang
harga / liter kosumsi
(jam) dikeluarkan
fuel

fuel/jam 130 Rp 12.000 2,5 325 Rp 3.900.000


gaji operator/jam Rp 30.000 2,5 Rp 75.000
Total Rp 3.975.000 .

Karna yang digunakan 2 alat gali muat maka

Total = Rp. 3.975.000 x 2

= Rp. 7.950.000

2) Lose Produksi Setelah dilakukan perbaikan

Seperti terlihat pada tabel 4.22 berikut

Tabel 4.22 perhitungan Lose biaya alat gali muat setelah dilakukan perbaikan
Total
Delay biaya yang
harga / liter kosumsi
(jam) dikeluarkan
fuel

fuel/jam 130 Rp 12.000 1,4 182 Rp 2.184.000


gaji operator/jam Rp 30.000 1,4 Rp 42.000
Total Rp 2.226.000
62

Karna yang digunakan 2 alat gali muat maka

Total = Rp. 2.226.000 x 2

= Rp. 4.452.000

b. Lose biaya alat angkut

1) Lose Produksi Sebelum dilakukan perbaikan

Seperti terlihat pada tabel 4.23 berikut

Tabel 4.23 perhitungan lose biaya alat angkut sebelum dilakukan


perbaikan
Total
biaya yang
harga / liter
Delay (jam) kosumsi
dikeluarkan
fuel
fuel/jam 40 Rp 12.000 3,2 jam 128 Rp 1.536.000
gaji operator/jam Rp 20.000 3,2 jam Rp 64.000
Total Rp 1.600.000

Karna yang digunakan 15 HD-465 maka

Total = Rp. 1.600.000 x 15

= Rp. 24.000.000

2) Lose Produksi Setelah dilakukan perbaikan

Seperti terlihat pada tabel 4.24 berikut

Tabel 4.24 perhitungan Lose biaya alat angkut sebelum dilakukan perbaikan

Total
Delay biaya yang
harga / liter kosumsi
(jam) dikeluarkan
fuel

fuel/jam 40 Rp 12.000 1,2 48 Rp 576.000


gaji operator/jam Rp 20.000 1,2 Rp 24.000
Total Rp 600.000
Karna yang digunakan 15 HD-465 maka

Total = Rp. 1.600.000 x 15

= Rp. 9.000.000
BAB V

ANALISA DATA

5.1. Delay time dan cycle time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

5.1.1 Delay Time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

Delay time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan terdiri dari delay time

alat gali muat dan alat angkut

1. Delay Time Alat Gali Muat

a. Delay time sebelum dilakukan perbaikan

Delay time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 157 menit,

faktor penyebab delay terbanyak adalah manusia yaitu sebesar 6.746 detik

atau 112 menit dan faktor penyebab delay terkecil adalah lingkungan yaitu

sebesar 908 detik atau 15 menit Berikut diagram Delay time sebelum

diperbaikan.

b. Delay time setelah dilakukan perbaikan

Delay time setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 88 menit,

faktor penyebab delay terbanyak adalah manusia yaitu sebesar 4.691 detik

atau 78 menit dan faktor penyebab delay terkecil adalah material yaitu

sebesar 163 detik atau 2 menit 43 detik. Berikut diagram Delay time

sebelum diperbaikan

Perbandingan Delay time sebelum dan setelah dilakukan

perbaikan. Seperti terlihat pada tabel 5.1 berikut

63
64

Tabel 5.1. Perbandingan Delay time alat gali muat

No Faktor penyebab Sebelum Setelah Selisih

1 manusia 6.746 4.691 2.055

2 Lingkungan 908 402 507

3 material 1.777 163 1.613

Total (s) 9431,1 5.257 4.175

Total (m) 157,185 88 70

Perbandingan Delay time sebelum dan setelah dilakukan

perbaikan. Seperti terlihat pada gambar 5.1 berikut

Grafik Perbandingan Delay Time


6.746
7.000
6.000
4.691
5.000
4.000 Sebelum
3.000 Setelah
1.777
2.000
908
1.000 402 163
-
Manusia Lingkungan Material

Gambar. 5.1 Grafik perbandingan Delay time alat gali muat


Pengurangan Delay time terbesar terjadi pada faktor manusia yaitu

terjadi pengurangan sebesar 2.055 detik hal ini disebabkan karena terjadi

peningkatan kedisiplinan.
65

2. Delay Time Alat Angkut

a. Delay time sebelum dilakukan perbaikan

Delay time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 194

menit, faktor penyebab delay terbanyak adalah Lingkungan yaitu sebesar

6.446 detik atau 107 menit dan untuk faktor manusia adalah sebesar 5.186

detik atau 86 menit.

Berikut diagram Delay time sbelum diperbaikan

b. Delay time setelah dilakukan perbaikan

Delay time setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 74 menit,

faktor penyebab delay terbanyak adalah Lingkungan yaitu sebesar 2.777

detik atau 46 menit dan untuk faktor manusia adalah sebesar 1.644 detik

atau 27 menit.

Perbandingan Delay time sebelum dan setelah dilakukan

perbaikan. Berikut tabel Delay time HD 465 setelah dilakukan perbaikan

Tabel 5.2. Perbandingan Delay time alat angkut


No faktor Penyebab Sebelum Setelah Selisih
Lingkungan
1 6.446 2.777 3.669
Manusia
2 5.186 1.644 3.542
Total (s)
11.633 4.421 7.212
Total (m)
194 74 120
Pengurangan Delay time terbesar terjadi pada faktor lingkungan

yaitu terjadi pengurangan sebesar 3.669 detik atau 61 menit hal ini terjadi

karena perawatan lingkungan dilakukan semaksimal mungkin.


66

Perbandingan Delay time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan. Seperti

terlihat pada gambar 5.2 berikut

Perbandingan Delay Time (s)

7.000 6.446

6.000
5.000
4.000 Lingkungan
2.777
3.000 Manusia
2.000
1.000
-
Sebelum Setelah

Gambar. 5.2 Grafik perbandingan Delay time alat angkut setelah

dilakukan perbaikan

5.1.2 Cycle time Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

1. Cycle Time Alat Gali Muat

a. Cycle time sebelum dilakukan perbaikan

Cycle time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 26 detik

dengan jumlah bucket rata-rata 5 bucket dan ritasi sebanyak 775 ritasi.

b. Cycle time setelah dilakukan perbaikan

Cycle time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 28 detik

dengan jumlah bucket rata-rata 5 bucket dan ritasi sebanyak 800 ritasi.

Perbandingan Delay time sebelum dan setelah dilakukan perbaikan.

Grafik perbandingan Cycle time sebelum dan setelah dilakukan

diperbaikan seperti terlihat pada gambar 5.3 berikut


67

Perbandingan Cycle Time Alat Gali Muat


(s)
12 11

10 9

8 7 7
6
6 5 5
4 Sebelum
4 Setelah
2
0
Waktu swing isi Waktu Swing
gali Tumpah Kosong

Gambar. 5.3 Grafik perbandingan cycle time alat gali muat sebelum dan
setelah perbaikan delay time

2. Cycle Time Alat Angkut

a. Cycle time sebelum dilakukan perbaikan

Cycle time sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 1.161

detik dengan jumlah ritasi sebanyak 24 ritasi dengan rata-rata grade jalan

2,2%, dengan jarak angkut 2.523 meter dengan kecepatan hauling isi

sebesar 21 km/jam dan hauling kosong sebesar 21 km/jam.

b. Cycle time setelah dilakukan perbaikan

Cycle time setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 1.102 detik

dengan jumlah ritasi sebanyak 22 ritasi dengan rata-rata grade jalan 2,5%,

dengan jarak angkut 2.545,5 meter dengan kecepatan hauling isi sebesar 21

km/jam dan hauling kosong sebesar 21 km/jam.

Grafik perbandingan Cycle time sebelum dan setelah dilakukan

diperbaikan seperti terlihat pada gambar 5.4 berikut


68

Perbandingan Cycle Time Alat Angkut (s)

500 470 464


447
421
450
400
350
300
250
Sebelum
200 139142
150 Setelah
100 42 40
27 28 19 24
50
0

Gambar. 5.4 Grafik Perbandingan cycle time alat angkut sebelum dan setelah

perbaikan delay time

5.2. Efisiensi, Produktivitas dan faktor keserasian alat sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan

5.2.1. Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

1. Efisiensi alat gali muat

a. Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 68 % dengan

plant efisiensi sebesar 75%, artinya efisiensi aktual tidak mencapai target

yang ditetapkan.

b. Efisiensi setelah dilakukan perbaikan

Efisiensi setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 82% dengan plant

efisiensi sebesar 75%, artinya efisiensi aktual melebihi target yang

ditetapkan.
69

Berikut diagram perbandingan efisiensi sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan

Efisiensi Alat Gali Muat

90% 82%
75%
80% 68%
70%
60% Sebelum
50%
Plant
40%
30% Setelah
20%
10%
0%
Sebelum Plant Setelah

Gambar 5.5 Perbandingan Efisiensi alat gali muat plan vs actual

2. Efisiensi alat angkut

a. Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 69 % dengan

plant efisiensi sebesar 75%, artinya efisiensi aktual tidak mencapai target

yang ditetapkan.

b. Efisiensi setelah dilakukan perbaikan

Efisiensi setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar 85% dengan

plant efisiensi sebesar 75%, artinya efisiensi aktual melebihi target yang

ditetapkan.

Berikut diagram perbandingan efisiensi sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan
70

Efisiensi Alat Agkut

85%
90%
75%
80% 69%
70%
60% Sebelum
50%
Plan
40%
Setelah
30%
20%
10%
0%
Sebelum Plan Setelah

Gambar 5.6 Perbandingan Efisiensi alat angkut plan vs realisasi

5.2.2. Produktivitas sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

1. Produktivitas alat gali muat

a. Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan

Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar

413 Bcm/Jam dengan plant Produktivitas sebesar 425 BCM/Jam

artinya Produktivitas aktual tidak mencapai target yang ditetapkan.

b. Produktivitas setelah dilakukan perbaikan

Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar

463 BCM/Jam dengan plant Produktivitas sebesar 425 Bcm/Jam

artinya Produktivitas aktual melebihi target yang ditetapkan.

Berikut diagram perbandingan Produktivitas sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan
71

Produktivitas Alat Gali-Muat


(Bcm/Jam)

463
470
460
450
440 425 Aktual (bcm/jam)
430
413
420 plan (bcm/jam)
410
lose (bcm/jam)
400
390
380
Aktual plan lose
(bcm/jam) (bcm/jam) (bcm/jam)

Gambar 5.7 Perbandingan Produktivitas alat gali muat plan vs realisasi

2. Produktivitas alat angkut

a. Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan

Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 52

BCM/Jam dengan plan Produktivitas sebesar 65 BCM/Jam artinya

Produktivitas aktual tidak mencapai target yang ditetapkan.

b. Produktivitas setelah dilakukan perbaikan

Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan adalah sebesar 68

BCM/Jam dengan plan Produktivitas sebesar 65 BCM/Jam artinya

Produktivitas aktual melebihi target yang ditetapkan.

Berikut diagram perbandingan Produktivitas sebelum dan setelah

dilakukan perbaikan
72

Perbandingan Produktivitas Alat Angkut

65 68
70
60 52
50
40 Sebelum (Bcm/Jam)
30 Plan (Bcm/Jam)
20 Setelah (Bcm/Jam)
10
0
Sebelum Plan Setelah
(Bcm/Jam) (Bcm/Jam) (Bcm/Jam)

Gambar 5.8 Perbandingan Produktivitas alat angkut plan vs realisasi

5.2.3. Faktor keserasian alat sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

1. Faktor keserasian alat sebelum dilakukan perbaikan

Faktor keserasian alat sebelum dilakukan perbaikan adalah 0,89

artinya persentase kerja dari alat gali tidak mencapai 100%, sedangkan

persentase kerja dari alat angkut mencapai 100%, sehingga terdapat waktu

tunggu bagi alat gali menunggu alat angkut.

2. Faktor keserasian alat setelah dilakukan perbaikan

Faktor keserasian alat sebelum dilakukan perbaikan adalah 0,9

artinya persentase kerja dari alat gali tidak mencapai 100%, sedangkan

persentase kerja dari alat angkut mencapai 100%, sehingga terdapat waktu

tunggu tunggu bagi alat gali menunggu alat angkut.


73

5.3. Lose Produksi dan lose Biaya Alat angkut Sebelum dan Setelah

dilakukan perbaikan

5.3.1. Lose produksi Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

1. Losses produksi alat gali muat

a. Lose produksi sebelum dilakukan perbaikan

Berdasarkan plan dari perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa

losses produksi adalah sebesar 12 bcm/jam. Karna plan perusahaan

adalah sebesar 425 bcm/jam sementara produksi actual adalah 413

bcm/jam.

Berikut diagram perbandingan Produktivitas sebelum dilakukan

perbaikan.

Produktivitas Alat Gali-Muat Sebelum


Perbaikan waktu Delay (Bcm/Jam)

500 413 425


400
300 Aktual (bcm/jam)

200 plan (bcm/jam)


lose (bcm/jam)
100 12
0
Aktual plan lose
(bcm/jam) (bcm/jam) (bcm/jam)

Gambar 5.9 Produktivitas alat gali muat sebelum dilakukan perbaikan

Delay time
74

b. Losses produksi sebelum dilakukan perbaikan

Berdasarkan plan dari perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa

setelah dilakukan perbaikan tidak mengalami losses produksi tetapi

mengalami gain sebesar 38 bcm/jam Karna plan perusahaan adalah

sebesar 425 bcm/jam sementara produksi actual adalah 463 bcm/jam.

Berikut diagram perbandingan Produktivitas sebelum dilakukan

perbaikan.

Produktivitas Alat Gali-Muat Setelah


Perbaikan waktu Delay (Bcm/Jam)

463
500 425
400

300 Aktual (bcm/jam)


plan (bcm/jam)
200
lose (bcm/jam)
100 38

0
Aktual plan lose
(bcm/jam) (bcm/jam) (bcm/jam)

Gambar 5.10 Produktivitas alat gali muatsebelum dilakukan perbaikan

Delay time

2. Lose produksi alat angkut

a. Lose produksi sebelum dilakukan perbaikan

Berdasarkan plan dari perusahaan maka dapat disimpulkan

bahwa lose produksi adalah sebesar 13 bcm/jam. Karna plan

perusahaan adalah sebesar 65 bcm/jam sementara produksi actual

adalah 58 bcm/jam.
75

Berikut diagram perbandingan Produktivitas sebelum dilakukan

perbaikan.

Produktivitas Alat Angkut Sebelum Perbaikan


Delay

65
70
60 52
50
40 Sebelum (Bcm/Jam)

30 Plan (Bcm/Jam)
20 13 Setelah (Bcm/Jam)
10
0
Sebelum Plan Setelah
(Bcm/Jam) (Bcm/Jam) (Bcm/Jam)

Gambar 5.11 Perbandingan Produktivitas alat angkut sebelum dilakukan

perbaikan Delay time

b. Lose produksi sebelum dilakukan perbaikan

Berdasarkan plan dari perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa

setelah dilakukan perbaikantidak mengalami losses produksi tetapi

mengalami gain sebesar 3 bcm/jam Karna plan perusahaan adalah

sebesar 65 bcm/jam sementara produksi actual adalah 68 bcm/jam.

Berikut diagram produktivity setelah di lakukan perbaikan


76

Produktivitas Setelah Perbaikan Delay


68
65
70
60
50
40 Sebelum (Bcm/Jam)

30 Plan (Bcm/Jam)

20 Setelah (Bcm/Jam)

10 3
0
Sebelum Plan Setelah
(Bcm/Jam) (Bcm/Jam) (Bcm/Jam)

Gambar 5.12 Perbandingan Produktivitas alat angkut sebelum dilakukan

perbaikan Delay time

5.3.2. Lose Biaya Sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Lose biaya alat gali muat

1) Lose Biaya Sebelum dilakukan perbaikan

Berdasarkan total waktu delay yang terjadi pada alat gali muat

dapat disimpulkan bahwa lose biaya yang terjadi adalah sebesar Rp.

7.950.000 pershif. Dengan jumlah alat gali-muat sebanyak 2 alat

2) Lose Biaya Setelah dilakukan perbaikan

Berdasarkan total waktu delay yang terjadi pada alat gali muat

dapat disimpulkan bahwa lose biaya yang terjadi adalah sebesar Rp.

4.452.000 pershif. Dengan jumlah alat gali-muat sebanyak 2 alat

Berikut tabel perbandingan lose biaya dari alat gali-muat

Tabel 5.3 perbandingan Lose biaya pada alat gali-muat


Sebelum Setelah selisih
Delay (jam) 2,5 jam 1,4 jam 1,1 jam
total biaya Rp 7.950.000 Rp 4.452.000 -Rp 3.498.000
77

Grafik perbandingan lose biaya pada alat gali muat seperti gambar 5.13

berikut

Perbandingan Lose Biaya Alat Gali Muat

Rp7.950.000
Rp8.000.000
Rp7.000.000
Rp6.000.000
Rp4.452.000
Rp5.000.000 Sebelum
Rp4.000.000
Setelah
Rp3.000.000
Rp2.000.000
Rp1.000.000
Rp-
Sebelum Setelah

Gambar 5.13 Grafik Perbandingan lose biaya alat gali muat sebelum dan setelah

perbaikan delay time

b. Lose biaya alat angkut

1) Lose biaya Sebelum dilakukan perbaikan

Berdasarkan total waktu delay yang terjadi pada alat gali muat dapat

disimpulkan bahwa lose biaya yang terjadi adalah sebesar Rp.

24.000.000 pershif. Dengan jumlah alat angkut sebanyak 15 alat.

2) Lose biaya Setelah dilakukan perbaikan

Berdasarkan total waktu delay yang terjadi pada alat gali muat

dapat disimpulkan bahwa lose biaya yang terjadi adalah sebesar Rp.

9.000.000 pershif. Dengan jumlah alat angkut sebanyak 15 alat.

Berikut tabel perbandingan lose biaya dari alat gali-muat


78

Tabel 5.4 perbandingan Lose biaya pada alat angkut

Sebelum Setelah selisih


Delay (jam) 3,2 jam 1,2 jam 2 jam
total biaya Rp 24.000.000 Rp 9.000.000 -Rp 15.000.000

Grafik perbandingan lose biaya pada alat angkut seperti gambar 5.14

berikut

Perbandingan Lose Biaya Alat angkut

Rp24.000.000
Rp25.000.000

Rp20.000.000

Rp15.000.000 Sebelum
Rp9.000.000 Setelah
Rp10.000.000

Rp5.000.000

Rp-
Sebelum Setelah
Gambar 5.14 Grafik Perbandingan lose biaya alat angkut sebelum dan setelah

perbaikan delay time


BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut:

1. Delay time pada alat gali muat sebelum di lakukan perbaikan adalah sebesar

157 menit dan HD-465 adalah sebesar 194 menit, dan setelah dilakukan

perbaikan delay time pada alat gali muat adalah sebesar 88 menit dan HD 465

adalah sebesar 74 menit. Sedangkan Cycle time pada alat gali muat sebelum

di lakukan perbaikan adalah sebesar 26 detik dan HD-465 adalah sebesar

1.161 detik dan setelah dilakukan perbaikan Cycle time pada alat gali muat

adalah sebesar 28 detik dan HD 465 adalah sebesar 1.102 detik

2. Efisiensi alat gali-muat sebelum di lakukan perbaikan delay adalah sebesar

68% dengan produktivitas sebesar 413 bcm/jam dan efisiensi HD-465 adalah

sebesar 69% dengan produktivitas sebesar 51 bcm/jam, dan faktor keserasian

alat sebesar 0,89. Dan Efisiensi alat gali-muat setelah di lakukan perbaikan

delay adalah sebesar 82% dengan produktivitas sebesar 463 bcm/jam dan

efisiensi HD-465 adalah sebesar 85% dengan produktivitas sebesar 68

bcm/jam, dan faktor keserasian alat sebesar 0,9.

3. Lose Produksi alat gali-muat sebelum di lakukan perbaikan adalah sebesar 12

bcm/jam dan lose HD-465 adalah sebesar 13 bcm/jam. Dan lose biaya alat

gali-muat sebelum di lakukan perbaikan adalah sebesar Rp. 7.950.000 pershif

79
80

dan lose biaya HD-465 adalah sebesar Rp. 24.000.000, dan lose biaya alat

gali-muat setelah di lakukan perbaikan adalah sebesar Rp. 4.452.000 pershif

dan lose biaya HD-465 adalah sebesar Rp. 9.000.000.

6.2. Saran

Dari hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan dapat diajukan

beberapa saran yakni sebagai berikut:

1. Untuk waktu cycle kondisi alat gali, kecepatan hauler lebih diperhatikan

pengawas lagi.

2. Untuk pembagian makanan dengan refueling dilakukan tempat khusus agar

tidak mengganggu jalannya hauler.

3. Untuk front loading dan jalan hauling lebih diperhatikan lagi oleh pengawas.

4. Sebaiknya pengawas lebih memperhatikan waktu selesai atau stop dari alat,

dan lebih ditingkatkan lagi disiplin kerja terhadap operator agar tidak terjadi

kelalaian dalam bekerja.

5. Agar MF = 1 maka perlu dilakukan penambahan HD-465 sebanyak 3 unit

HD-465.
DAFTAR PUSTAKA

Anisari Rezky. Produktivitas Alat Muat Dan Angkut Pada Pengupasan Lapisan

Tanah Penutup Di Pit 8 Fleet D PT.Jhonlian Baratama Jobsite Satui

Kalimantan Selatan .Volume No 16 . 2016. Pg 1-9.

Arsip PT. Artamulia Tata Pratama Jambi, tahun.2018.

Ichsannudin. Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut

untuk Mencapai Target Produksi Penambangan Batu Granit Di PT.

Hansindo Mineral Persada Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten

Mempaawah Provinsi Kalimantan Barat . Volume No 20 . 2018. Pg 133-

141.

Ilahi. Riki Rizki. dkk, Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat (Excavator)

Dan Alat Angkut (Dump Truck) Pada Pengupasan Tanah Penutup Bulan

September 2013 Di PIT 3 Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) TBK

UPTE. Jurnal Ilmu Teknik, Vol 2 No 3, tahun 2014, page 1-9

Oktakusgara. Muhammad. dkk, Kajian Perbandingan Produktivitas Hopper Dan

Alat Angkut Untuk Mengatasi masalah Antrian Alat Angkut Dan

Meningkatkan Produktivitas Hopper TLS 3 bangko Barat PT. Bukit

Asam (Persero) Tbk. Jurnal Teknik 2 (4), 2014. page 1-9

Pohan, Ahmad Fauzi.dkk, Efisiensi Alat Muat Dan Alat Angkut Untuk

Pengupasan Overburden Pada Site A Di PT. Samantaka Batubara Desa


Pauh Ranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi

Riau. Jurnal Sains dan Teknologi Vol 17 no 1,Juni 2017, page 1-5

Prodjosumarto, P. 1996. Pemindahan Tanah Mekanis. Institut Teknologi Bandung.

Riko Ervil, dkk. 2016. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi,

SekolahTinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Rochmanhadi, “Kapasitas dan Produksi alat-alat Berat”.Depertemen Pekerjaan

Umum, Jakarta, 1992.

Yanto, Indonesianto, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan,

UPN “Veteran”, Yogyakarta, 2005.


LEMBAR KONSULTASI REVIEW JURNAL

Nama : Dilla Hasanah

NPM : 1610024417015

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Perbaikan Delay Time Untuk Meningkatkan Efisiensi


Kerja Alat Angkut pada kegiatan pemindahan tanah
penutup (OB) Pada Front penambangan PT. X

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1. 21-11-2019 1. Perbaiki penulisan


masalah pada jurnal.
2. Lengkapi dengan tujuan
penelitian

2. 22-11-2019 1. Lengkapi dengan PPT

3. 27-11-2019 Acc seminar review jurnal

Dosen Pembimbing 1

Riam Marlina A, ST, MT


NIDN. 1027098501
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Dilla Hasanah

NPM : 1610024417015

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Perbaikan Delay Time Untuk Meningkatkan Efisiensi


Kerja Alat Angkut pada kegiatan pemindahan tanah
penutup (Overburden) Pada Front penambangan PT.
Artamulia Tata Pratama

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1. 04-Januari-2020 1. Lengkapi latar belakang


masalah dengan kondisi
yang sesuai dengan topic
2. Berikan angka aktual
untuk identifikasi masalah
3. Perbaiki rumusan masalah
dan tujuan penelitian.

2. 07-Januari-2020 1. Jelaskan masalah yang


terjadi terhadap HD 465
dilapangan
2. Semua masalah yang ada
diidentifikasi masalah
dijelaskan dalan latar
belakang.
3. Lengkapi atau tambahkan
landasan teori tentang
jam kerja.

3. 09-Januari-2020 1. Acc seminar proposal

Dosen Pembimbing 1

Riam Marlina A, ST, MT


NIDN. 1027098501
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR

Nama : Dilla Hasanah

NPM : 1610024417015

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Analisis Perbaikan Delay time Untuk Meningkatkan


Efisiensi Kerja alat gali muat (PC-1250) dan alat angkut
(HD-465) Pada Kegiatan Pemindahan Tanah Penutup Pada
Front penambangan PT. Artamulia Tata Pratama

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf


1. 08 juni 2020 1. Perhatikan penggunaaan
huruf capital.
2. Tuliskan angka aktual
3. Tulis dari jam berapa
kerja

2. 17 juni 2020 1. Kurangi penggunaan


kalimat dimana.
2. Gunakan tanda baca pada
kalimat

3. 23 juni 2020 1. Penomoran disesuaikan


dengan tujuan penelitian
2. Tulis rata-rata cyclr time
3. Pengolahan data ditulis
pada lampiran, untuk
pada bab 4 cukup tabel
saja.
4. 24 Juni 2020 1. Usahakan jangan pakai
adapun
2. Tambah data primer dan
sekunder.
3. Pada kerangka konseptual
dimulai dari studi literatur
5. 27 uni 2020 1. data primer dan sekunder
yg disebutkan pada bab 3
harus dituliskan dibab 4
2. isi tabel dan cara
mendapatkannya
digabung
3. jelaskan perbaikan yang
dilakukan.

6. 30 juni 2020 1. Lengkapi dengan daftar


lampiran
2. Lengkapi dengan
ringkasan
3. Lengkapi dengan
lembaran konsultasi

7 01-Juli-2020 1. Pada cover tambahkan


kata analisis
2. Acc seminar tugas akhir

8. 15 Juli 2020 1. Abstak bahasa Indonesia


dan bahasa inggris
dipisah
2. Jelaskan data kelalaian
operator
3. Tujuan penelitian diganti
menjadi menganalisis
4. Tambahkan penelitian
yang relevan pada bab 2.
5. Tuliskan kegiatan yang
menyebabkan terjadinya
delay time
6. Grafik delay time
tampilkan perbandingan
keduanya secara
bersamaan.
7. Periksa istilah-istilah
tambang

8. 28 Juli 2020 1. Abstak di ringkas lagi


maksimal 250 kata.
2. Tambahkan judul dan id
abstak.
3. Perbaiki penomoran
rumus sesuai tatatulis
STTIND.
4. Tambahkan dokumentasi
lapangan.
5. Tambahkan data produksi
dari perusahaan.
6. Tambahkan grafik
perbandingan cycle time.

9. 05 Agustus 2020 1. Perhatikan sitematika


penulisan
2. Perhatikan penomoran
sub bab
3. Tambahkan tinjauan
umum tentang proses
penambangan.
4. Acc Jilid

Dosen Pembimbing 1

Riam Marlina A, ST, MT


NIDN. 1027098501
LEMBAR KONSULTASI REVIEW JURNAL

Nama : Dilla Hasanah

NPM : 1610024417015

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Perbaikan Delay Time Untuk Meningkatkan Efisiensi


Kerja Alat Angkut pada kegiatan pemindahan tanah
penutup (OB) Pada Front penambangan PT. X

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1. 27-11-2019 1. Latar belakang masalah


ditambah yang melibatkan
delay time
2. Jurnal lima di jelaskan
relevansinya.
. 3. PPT ditambah gambar-
gambar penting penguat
pembahasan.
4. Perbaiki tujuan penelitian.

2. 05-12-2019 1. Acc Seminar Review Jurnal

Dosen Pembimbing 1

Ahmad Fadhly, ST, MT


NIDN. 1025119001
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Dilla Hasanah

NPM : 1610024417015

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Perbaikan Delay Time Untuk Meningkatkan Efisiensi


Kerja HD 465 pada kegiatan pemindahan tanah penutup
(Overburden) Pada Front penambangan PT. Cipta
Kridatama

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf


1. 09-Januari-2020 1. Perbaiki tata tulis
2. Latar belakang
dipadukan
3. Buat peta geologi area
sekitar
. 4. Untuk peta kesampaian
daerah buat jalan menuju
lokasi penelitian.
5. Pada PPT ditampilkan
gambar kondisi alat.

2. 15- Januari-2020 Acc seminar proposal

Dosen Pembimbing 2

Ahmad Fadhly, ST, MT


NIDN. 1025119001
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Dilla Hasanah

NPM : 1610024417015

Program Studi : TeknikPertambangan

Judul Skripsi : Analisis Perbaikan Delay time Untuk Meningkatkan


Efisiensi Kerja alat gali muat (PC-1250) dan alat angkut
(HD-465) Pada Kegiatan Pemindahan Tanah Penutup
Pada Front penambangan PT. Artamulia Tata Pratama

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf


Pada peta kesampaian daerah
1. 10 Juni 2020 jelaskan maksud dari warna2
yang ada(apabila batas daerah
sebutkan daerahny)

2. 12 Juni 2020 1. Pada cover logo sttind tidak


perlu ada background kotak
2. Perbaiki tata tulis.

3. 15 Juni 2020 1. Perhatikan penulisan huruf


kapital.
2. Periksa istilah dalam bahasa
inggris
3. Perhatikan penulisan
4. 17 Juni 2020 Tambahkan foto-foto yang
berkaitan permasalahan dengan
delay time/ data primer dalam
bab analisa /pengolahan data.

5. 19 Juni 2020 1. Tambahkan kalimat penjelas


untuk poin yang dianalisa.
2. Tambahkan kalimat pembuka
pada kesimpulan

6. 20 Juni 2020 Tambahkan PPT

7. 22 Juni 2020 1. Acc sidang tugas akhir


8. 15 Juli 2020 1. Abstak bahasa Indonesia dan
bahasa inggris dipisah
2. Jelaskan data kelalaian
operator
3. Tujuan penelitian diganti
menjadi menganalisis
4. Tambahkan penelitian yang
relevan pada bab 2.
5. Tuliskan kegiatan yang
menyebabkan terjadinya
delay time
6. Grafik delay time tampilkan
perbandingan keduanya
secara bersamaan.
7. Periksa istilah-istilah
tambang

9. 30 Juli 2020 1. perhatikan sistematika


penulisan
2. Tambahkan foto-foto yang
berkaitan permasalahan
dengan delay time/ data
primer dalam bab analisa
/pengolahan data.
3. Periksa istilah dalam bahasa
inggris

10 04 Agustus 2020 Acc Jilid

Dosen Pembimbing 2

Ahmad Fadhly, ST, MT


NIDN. 1025119001
LAMPIRAN 1

PETA IUP PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA


LAMPIRAN 2

PETA KESAMPAIAN DAERAH PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA


LAMPIRAN 3

PETA GEOLOGI PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA


LAMPIRAN 4

PETA SITUASI FRONT BARAT


LAMPIRAN 5
DATA CURAH HUJAN PT. ARTAMULIA TATA PRATAMA

Tahun
Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Mm Mm Mm Mm Mm Mm Mm
Januari 395,98 476,00 298,49 225,29 266,16 86.8 281
Februari 106,08 175.45 268 201,52 161,00 219.1 574
Maret 105,5 433.5 352.8 440,05 421,57 132.5 366
April 389,80 251 317.5 178,66 211,01 229 340
Mei 322,00 190.5 138.5 207,32 266,20 253.7 78
Juni 221,50 143 53.5 149,79 189,80 54.5 142
Juli 57,50 128 37.1 78,72 56,90 141 158
Agustus 24,50 106,07 100.5 94,65 67,00 27.3 38
September 182,00 222,50 71 149,81 85,40 136.3 195
Oktober 327,00 118,00 186.5 246,52 440,20 380 207
November 422,00 390,00 477.5 168,00 377,00 398.1 287
Desember 478,00 336,00 615.5 395,02 458,40 477,25 535
LAMPIRAN 6
CYCLE ALAT GALI-MUAT SEBELUM PERBAIKAN WAKTU DELAY
Loader : ATP-03
Lokasi : Central Barat
Cuaca : Cerah
Material : Blue Clay
Operator : S. TAMPUBOLON

Fill Jlh Diggin Dumpin Swing Total


Swing
No Fakto Bucke g g Empty Cycle(s Delay(s Ket
Load(s)
r t (S) (s) (s) ) )
80%
1 5 9,2 7,1 5,3 6 27,5 60 spotting
100%
2 4 9,2 7,8 4,2 5 26,2 440 Fuel
80%
3 5 9,7 7,7 4,8 5 27,3 54 general
collect
80%
4 5 10,1 7,4 4,4 5 26,5 120 material
collect
80%
5 5 9,2 7,1 3,9 5 25,5 110 material
80%
6 5 9,3 6,8 4,4 6 26,2 44 spotting
80%
7 5 9,9 6,7 5,3 5 26,9 21 spotting
80%
8 5 7,9 5,2 5,4 6 24,0 23 spotting
collect
80%
9 5 9,2 7,7 4,3 5 26,4 150 material
collect
80%
10 5 7,7 7,3 4,7 6 25,3 53 material
collect
80%
11 5 10,9 7,9 4,2 5 28,1 50 material
80%
12 5 8,2 7,2 4,4 5 25,0 25 spotting
100%
13 4 8,7 7,4 3,7 6 26,0 34 spotting
80%
14 5 9,5 7,5 3,9 6 26,7 83 Toilet
80%
15 5 10,7 6,1 3,9 4 24,6 53 general
collect
100%
16 4 10,1 7,2 4,0 5 25,8 272 material
80%
17 5 8,1 5,5 3,4 4 21,2 47 spotting
collect
80%
18 5 10,1 4,8 3,7 5 24,0 70 material
collect
67%
19 6 9,0 5,5 3,7 4 22,2 315 material
80%
20 5 9,9 5,4 3,5 4 23,1 46 spotting
80%
21 5 12,5 5,4 4,0 5 26,5 233 makan
collect
80%
22 5 11,0 4,7 3,9 5 24,2 50 material
80%
23 5 7,8 4,9 3,3 4 20,0 22 spotting
80%
24 5 9,8 5,4 4,1 5 24,1 546 sholat
collect
80%
25 5 9,0 4,2 4,4 4 21,5 68 material
80%
26 5 11,0 5,8 3,6 4 24,3 162 Toilet
80%
27 5 8,3 5,0 3,5 4 20,8 47 spotting
80%
28 5 9,5 5,2 3,8 5 23,2 296 general
80%
29 5 7,9 5,1 4,2 4 21,7 40 spotting
80%
30 5 8,9 4,1 3,5 4 20,5 51 general
80%
31 5 10,5 5,1 3,8 5 24,0 72 general
80%
32 5 13,0 5,4 4,2 4 26,7 22 spotting
67%
33 6 9,3 5,5 3,7 5 23,1 65 gangguan
collect
80%
34 5 8,9 4,7 4,2 3 20,7 119 material
collect
80%
35 5 14,5 4,7 3,5 5 27,7 137 material
80%
36 5 9,4 5,1 3,8 4 22,4 68 gangguan
67%
37 6 10,1 5,4 3,7 4 23,5 177 general
80%
38 5 9,3 5,4 3,3 4 22,2 48 spotting
80%
39 5 6,4 5,4 3,2 3 18,2 197 general
collect
80%
40 5 9,3 4,9 3,2 4 21,5 134 material
80%
41 5 13,2 5,7 3,6 5 27,1 71 general
80%
42 5 12,0 4,8 3,8 4 24,3 17 spotting
collect
80%
43 5 8,1 5,2 3,7 3 20,2 66 material
80%
44 5 9,0 4,8 4,0 4 22,1 91 general
collect
80%
45 5 9,1 5,7 4,7 4 23,8 121 material
collect
80%
46 5 9,5 5,5 4,2 4 23,7 85 material
collect
80%
47 5 9,1 5,7 3,9 4 23,0 273 material
80%
48 5 11,8 3,9 3,4 3 22,6 111 gangguan
80%
49 5 10,0 4,8 3,9 4 22,8 15 spotting
80%
50 5 13,8 4,7 3,5 4 26,4 40 spotting
100%
51 4 11,6 4,7 3,8 5 24,8 27 spotting
collect
100%
52 4 8,0 5,0 4,2 5 22,2 101 material
80%
53 5 9,0 5,5 4,3 5 23,9 49 spotting
collect
80%
54 5 10,0 5,9 3,7 4 23,3 125 material
80%
55 5 10,6 4,3 3,6 4 22,3 28 spotting
80%
56 5 8,8 4,4 3,4 4 20,9 201 gangguan
80%
57 5 9,4 4,8 4,0 5 23,2 18 spotting
80%
58 5 9,2 4,8 3,9 4 22,4 32 spotting
80%
59 5 9,4 5,3 4,0 4 22,8 22 spotting
collect
80%
60 5 6,6 4,8 3,5 6 20,6 68 material
80%
61 5 10,3 4,6 4,1 4 22,6 17 spotting
100%
62 4 9,5 4,8 4,6 6 24,7 33 spotting
collect
80%
63 5 8,3 4,4 4,5 6 22,9 65 material
80%
64 5 8,5 4,6 4,2 3 20,7 18 spotting
80%
65 5 7,9 5,1 4,0 4 20,9 44 spotting
80%
66 5 8,8 5,0 4,1 5 23,1 71 gangguan
67%
67 6 8,7 4,4 4,3 4 21,0 30 spotting
100%
68 4 8,9 5,3 4,2 5 22,8 108 minum
80%
69 5 8,1 5,1 4,3 4 22,1 30 spotting
100%
70 4 10,6 6,2 5,6 6 28,2 48 gangguan
100%
71 4 8,8 5,3 4,8 6 24,6 35 spotting
80%
72 5 8,4 5,6 3,9 6 24,0 153 gangguan
80%
73 5 7,7 5,6 4,2 4 21,3 29 spotting
80%
74 5 8,4 5,7 4,5 4 22,6 27 spotting
67%
75 6 10,1 5,4 3,7 4 23,5 18 spotting
80%
76 5 9,3 5,4 3,3 4 22,2 19 spotting
80%
77 5 6,4 5,4 3,2 3 18,2 14 spotting
80%
78 5 9,3 4,9 3,2 4 21,5 14 spotting
80%
79 5 13,2 5,7 3,6 5 27,1 14 spotting
80%
80 5 12,0 4,8 3,8 4 24,3 12 spotting
80%
81 5 8,1 5,2 3,7 3 20,2 15 spotting
80%
82 5 9,0 4,8 4,0 4 22,1 13 spotting
80%
83 5 9,1 5,7 4,7 4 23,8 11 spotting
80%
84 5 9,5 5,5 4,2 4 23,7 17 spotting
80%
85 5 9,1 5,7 3,9 4 23,0 10 spotting
80%
86 5 11,8 3,9 3,4 3 22,6 14 spotting
80%
87 5 10,0 4,8 3,9 4 22,8 14 spotting
80%
88 5 13,8 4,7 3,5 4 26,4 24 spotting
100%
89 4 11,6 4,7 3,8 5 24,8 34 spotting
100%
90 4 8,0 5,0 4,2 5 22,2 15 spotting
80%
91 5 9,0 5,5 4,3 5 23,9 24 spotting
80%
92 5 10,0 5,9 3,7 4 23,3 27 spotting
80%
93 5 10,6 4,3 3,6 4 22,3 18 spotting
80%
94 5 8,8 4,4 3,4 4 20,9 20 spotting
80%
95 5 9,4 4,8 4,0 5 23,2 24 spotting
80%
96 5 9,2 4,8 3,9 4 22,4 26 spotting
80%
97 5 9,4 5,3 4,0 4 22,8 20 spotting
80%
98 5 6,6 4,8 3,5 6 20,6 19 spotting
80%
99 5 10,3 4,6 4,1 4 22,6 12 spotting
100%
100 4 9,5 4,8 4,6 6 24,7 20 spotting
80%
101 5 8,3 4,4 4,5 6 22,9 26 spotting
80%
102 5 8,5 4,6 4,2 3 20,7 20 spotting
80%
103 5 7,9 5,1 4,0 4 20,9 20 spotting
80%
104 5 8,8 5,0 4,1 5 23,1 21 spotting
80%
105 5 8,3 4,4 4,5 6 22,9 35 spotting
80%
106 5 8,5 4,6 4,2 3 20,7 20 spotting
80%
107 5 9,9 5,1 4,0 4 22,9 35 spotting
80%
108 5 8,8 5,0 4,1 5 23,1 26 spotting
67%
109 6 8,7 4,4 4,3 4 21,0 27 spotting
100%
110 4 8,9 5,3 4,2 5 22,8 22 spotting
80%
111 5 8,1 5,1 4,3 4 22,1 24 spotting
100%
112 4 10,6 6,2 5,6 6 28,2 27 spotting
100%
113 4 8,8 5,3 4,8 6 24,6 18 spotting
80%
114 5 8,4 5,6 3,9 6 24,0 20 spotting
80%
115 5 7,7 5,6 4,2 4 21,3 24 spotting
80%
116 5 8,4 5,7 4,5 4 22,6 35 spotting
80%
117 5 9,2 7,1 5,3 6 27,5 20 spotting
100%
118 4 9,2 7,8 4,2 5 26,2 35 spotting
80%
119 5 9,7 7,7 4,8 5 27,3 26 spotting
80%
120 5 10,1 7,4 4,4 5 26,5 27 spotting
80%
121 5 9,2 7,1 3,9 5 25,5 17 spotting
80%
122 5 9,3 6,8 4,4 6 26,2 17 spotting
80%
123 5 9,9 6,7 5,3 5 26,9 15 spotting
80%
124 5 7,9 5,2 5,4 6 24,0 15 spotting
80%
125 5 9,2 7,7 4,3 5 26,4 20 spotting
100%
126 4 7,7 7,3 4,7 6 25,3 26 spotting
80%
127 5 10,9 7,9 4,2 5 28,1 20 spotting
80%
128 5 8,2 7,2 4,4 5 25,0 20 spotting
100%
129 4 8,7 7,4 3,7 6 26,0 21 spotting
80%
130 5 9,5 7,5 3,9 6 26,7 19 spotting
80%
131 5 10,7 6,1 3,9 4 24,6 35 spotting
100%
132 4 10,1 7,2 4,0 5 25,8 20 spotting
80%
133 5 8,1 5,5 3,4 4 21,2 35 spotting
80%
134 5 10,1 4,8 3,7 5 24,0 27 spotting
67%
135 6 9,0 5,5 3,7 4 22,2 22 spotting
80%
136 5 9,9 5,4 3,5 4 23,1 24 spotting
80%
137 5 12,5 5,4 5,0 5 27,5 26 spotting
80%
138 5 11,0 4,7 3,9 5 24,2 26 spotting
80%
139 5 7,8 4,9 3,3 4 20,0 20 spotting
80%
140 5 9,8 5,4 4,1 5 24,1 20 spotting
80%
141 5 9,0 4,2 4,4 4 21,5 21 spotting
80%
142 5 11,0 5,8 3,6 4 24,3 35 spotting
80%
143 5 6,7 5,3 4,1 4 20,0 33 spotting
kelalaian
1.500 operator

Total 1.350,1 791,8 580,7 655,9 3.378,5 8.399


Rata-
rata 82% 5 9,44 5,54 4,06 4,59 23,63

RESUME
Waktu Swing
No Date Swing Isi Dumping Total jlh bucket FF (%) SF EFF (%) Unit
gali Kosong
1 20 mei 2020 9 6 4 5 24 5 82% 1,25 63% ATP-03
2 21 mei 2020 8 8 5 6 28 5 81% 1,25 73% ATP-09
Rata-Rata 9 7 4 5 25,6 5 82% 1,25 68%
LAMPIRAN 7
CYCLE ALAT GALI-MUAT SETELAH PERBAIKAN WAKTU DELAY

Loader : ATP-03
Lokasi : Central Barat
Cuaca : Cerah
Material : Blue Clay
Operator S. TAMPUBOLON

Jlh Swing Total


Fill Digging(s Swing Dumping
Bucke Empty(s Cycle(s Delay(s Ket
Faktor ) Load(s) (s)
No t ) ) )
80%
1 5 15,0 8,0 4,0 7,8 34,8 10 spotting
80%
2 5 16,0 9,0 4,2 8,5 37,7 15 spotting
80%
3 5 13,0 10,0 5,0 9,0 37,0 17 spotting
80%
4 5 12,0 7,4 5,0 6,8 31,2 10 spotting
80%
5 5 10,0 7,1 4,8 6,2 28,1 15 spotting
80%
6 5 13,0 6,8 5,6 5,6 31,0 15 spotting
80%
7 5 10,6 6,7 5,3 5,8 28,4 21 spotting
80%
8 5 16,0 7,0 5,4 6,5 34,9 10 spotting
80%
9 5 13,0 9,0 5,3 7,9 35,2 8 spotting
80%
10 5 12,0 7,3 6,0 6,0 31,3 12 spotting
80%
11 5 11,6 7,9 5,0 6,8 31,3 16 spotting
80%
12 5 14,0 7,2 6,0 6,0 33,2 25 spotting
80%
13 5 15,0 7,4 5,0 6,2 33,6 22 spotting
80%
14 5 13,0 7,5 7,0 5,8 33,3 83 Toilet
80%
15 5 10,6 6,1 6,0 5,6 28,3 24 spotting
80%
16 5 12,0 7,2 5,0 6,5 30,7 22 spotting
80%
17 5 11,0 8,0 5,7 6,8 31,5 15 spotting
80%
18 5 13,8 7,0 5,8 6,3 32,9 22 spotting
80%
19 5 10,0 8,0 6,3 6,8 31,1 23 spotting
80%
20 5 10,2 7,0 5,8 6,5 29,5 22 spotting
80%
21 5 13,8 8,0 5,5 7,2 34,5
collect
80%
22 5 10,0 9,0 5,6 7,6 32,2 50 material
80%
23 5 10,2 10,0 5,0 8,9 34,1 22 spotting
80%
24 5 10,8 7,0 5,1 6,4 29,3 546 sholat
80%
25 5 11,0 7,0 5,4 6,8 30,2
80%
26 5 11,0 10,0 5,6 9,0 35,6 162 Toilet
80%
27 5 10,6 8,0 5,5 6,8 30,9 21 spotting
80%
28 5 11,0 7,0 5,8 6,3 30,1
80%
29 5 13,0 8,0 5,2 7,0 33,2
80%
30 5 11,0 10,0 5,5 9,0 35,5 51 general
80%
31 5 13,8 8,0 5,8 6,5 34,1 72 general
80%
32 5 10,0 8,5 6,0 7,3 31,8 22 spotting
80%
33 5 14,0 7,0 7,2 6,8 35,0
80%
34 5 11,0 6,0 6,3 5,7 29,0 22 spotting
80%
35 5 14,0 6,4 6,8 5,8 33,0 23 spotting
80%
36 5 10,0 8,7 7,5 6,6 32,8
67%
37 6 12,0 5,4 6,7 4,3 28,4 177 general
80%
38 5 10,6 5,4 6,3 4,2 26,5 24 spotting
80%
39 5 12,0 5,4 6,3 3,2 26,9 197 general
80%
40 5 13,0 4,9 5,8 4,1 27,7 15 spotting
80%
41 5 13,0 5,7 3,6 4,7 26,9 71 general
80%
42 5 14,0 4,8 3,8 3,8 26,3 17 spotting
collect
80%
43 5 13,6 5,2 3,7 3,1 25,7 66 material
80%
44 5 12,0 4,8 4,0 4,3 25,1 91 general
80%
45 5 11,0 5,7 4,7 4,2 25,6 18 spotting
80%
46 5 13,0 5,5 4,2 4,5 27,2 22 spotting
80% 5.6
47 5 24,0 5,7 4,3 33,9 15 spotting
80%
48 5 22,0 3,9 5,4 3,4 34,7
80%
49 5 12,0 4,8 5,5 4,2 26,5 15 spotting
80%
50 5 14,0 4,7 5,6 4,3 28,6 15 spotting
100%
51 4 15,0 4,7 5,8 4,7 30,2 27 spotting
100%
52 4 11,0 6,0 5,2 5,1 27,3 24 spotting
80%
53 5 12,0 6,0 5,8 5,1 28,9 24 spotting
80%
54 5 11,0 5,9 5,6 3,8 26,2 24 spotting
80%
55 5 13,0 5,0 5,9 3,9 27,8 28 spotting
80%
56 5 9,0 5,0 5,4 4,3 23,7 201 gangguan
80%
57 5 11,0 5,7 5,9 5,1 27,7 18 spotting
80%
58 5 11,8 6,0 5,8 4,5 28,1 32 spotting
80%
59 5 10,0 5,3 4,0 4,2 23,4 22 spotting
80%
60 5 13,8 6,0 5,5 5,8 31,1 15 spotting
80%
61 5 11,6 4,6 5,1 3,6 25,0 17 spotting
100%
62 4 14,0 4,8 5,6 5,8 30,2 12 spotting
80%
63 5 15,0 4,4 5,5 5,6 30,5 22 spotting
80%
64 5 13,0 4,6 5,2 3,5 26,3 18 spotting
80%
65 5 10,6 5,1 6,0 3,8 25,5 14 spotting
80%
66 5 12,0 5,0 4,1 5,2 26,3
67%
67 6 11,0 4,4 4,3 3,6 23,3 30 spotting
100%
68 4 13,8 5,3 4,2 4,5 27,8 108 minum
80%
69 5 11,6 5,1 4,3 4,5 25,6 22 spotting
100%
70 4 10,2 6,2 5,6 5,9 27,8
100%
71 4 12,0 5,3 4,8 5,6 27,8 22 spotting
80%
72 5 13,0 5,6 3,9 6,0 28,6 153 gangguan
80%
73 5 11,0 5,6 4,2 3,8 24,6 24 spotting
80%
74 5 12,0 5,7 4,5 4,0 26,2 24 spotting
67%
75 6 11,0 5,4 3,7 4,3 24,4 23 spotting
80%
76 5 12,0 5,4 3,3 4,2 24,9 19 spotting
80%
77 5 10,0 5,4 3,2 3,2 21,8 14 spotting
80%
78 5 11,0 4,9 3,2 4,1 23,2 14 spotting
80%
79 5 13,0 5,7 3,6 4,7 26,9 14 spotting
80%
80 5 11,0 4,8 3,8 3,8 23,3 12 spotting
80%
81 5 11,6 5,2 3,7 3,1 23,7 15 spotting
80%
82 5 12,3 4,8 4,0 4,3 25,4 13 spotting
80%
83 5 11,8 5,7 4,7 4,2 26,4 11 spotting
80%
84 5 10,0 5,5 4,2 4,5 24,2 17 spotting
80%
85 5 11,0 5,7 3,9 4,3 24,8 22 spotting
80%
86 5 12,0 3,9 3,4 3,4 22,8 14 spotting
80%
87 5 11,0 4,8 3,9 4,2 23,8 14 spotting
80%
88 5 13,8 4,7 3,5 4,3 26,4 24 spotting
100%
89 4 11,6 4,7 3,8 4,7 24,8 22 spotting
100%
90 4 14,0 5,0 4,2 5,1 28,3 15 spotting
80%
91 5 15,0 5,5 4,3 5,1 30,0 24 spotting
80%
92 5 13,0 5,9 3,7 3,8 26,3 27 spotting
80%
93 5 11,0 4,3 3,6 3,9 22,7 10 spotting
80%
94 5 12,0 4,4 3,4 4,3 24,1 20 spotting
80%
95 5 13,0 4,8 4,0 5,1 26,8 24 spotting
80%
96 5 12,0 4,8 3,9 4,5 25,3 26 spotting
80%
97 5 14,0 5,3 4,0 4,2 27,5 20 spotting
80%
98 5 15,0 4,8 3,5 5,8 29,1 19 spotting
80%
99 5 14,0 4,6 4,1 3,6 26,4 12 spotting
100%
100 4 12,0 4,8 4,6 5,8 27,3 20 spotting
80%
101 5 13,0 4,4 4,5 5,6 27,5 26 spotting
80%
102 5 11,0 4,6 4,2 3,5 23,3 20 spotting
80%
103 5 11,8 5,1 4,0 3,8 24,8 20 spotting
80%
104 5 10,0 5,0 4,1 5,2 24,3 21 spotting
80%
105 5 13,8 4,4 4,5 5,6 28,4 21 spotting
80%
106 5 11,6 4,6 4,2 3,5 23,9 20 spotting
80%
107 5 14,0 5,1 4,0 3,8 27,0 22 spotting
80%
108 5 15,0 5,0 4,1 5,2 29,3 26 spotting
67%
109 6 13,0 4,4 4,3 3,6 25,3 27 spotting
80%
110 5 13,8 7,1 4,5 5,8 31,3 20 spotting
80%
111 5 11,6 7,8 4,2 5,0 28,7 26 spotting
80%
112 5 14,0 7,7 4,0 5,0 30,8 20 spotting
80%
113 5 15,0 7,4 4,1 4,6 31,1 24 spotting
80%
114 5 13,0 7,1 4,5 5,2 29,9 26 spotting
80%
115 5 11,0 6,8 4,2 5,6 27,7 20 spotting
80%
116 5 12,0 4,8 4,0 5,8 26,7 19 spotting
100%
117 4 13,0 4,4 4,2 5,6 27,2 15 spotting
80%
118 5 12,0 4,6 4,0 3,5 24,1 16 spotting
100%
119 4 14,0 5,3 4,2 4,5 27,9 22 spotting
100%
120 4 15,0 5,3 4,2 4,5 28,9 22 spotting
80%
121 5 12,0 5,1 4,3 4,5 26,0 24 spotting
100%
122 4 12,0 6,2 5,6 5,9 29,6 27 spotting
100%
123 4 12,0 5,3 4,8 5,6 27,8 18 spotting
80%
124 5 11,0 5,6 3,9 6,0 26,6 20 spotting
80%
125 5 12,0 5,6 4,2 3,8 25,6 24 spotting
80%
126 5 10,0 5,7 4,5 4,0 24,2 23 spotting
80%
127 5 11,0 7,1 5,3 5,8 29,3 20 spotting
100%
128 4 13,2 7,8 4,2 5,0 30,2 21 spotting
80%
129 5 12,0 7,7 4,8 5,0 29,6 13 spotting
80%
130 5 13,0 7,4 4,4 4,6 29,4 27 spotting
80%
131 5 13,8 7,1 3,9 5,2 30,1 17 spotting
80%
132 5 11,6 6,8 4,4 5,6 28,5 17 spotting
80%
133 5 14,0 6,7 5,3 5,0 31,0 15 spotting
80%
134 5 15,0 5,2 5,4 5,5 31,1 15 spotting
80%
135 5 12,0 7,7 4,3 5,2 29,2 10 spotting
100%
136 4 11,0 7,3 4,7 5,7 28,6 11 spotting
80%
137 5 12,0 7,9 4,2 5,2 29,2 16 spotting
80%
138 5 10,0 7,2 4,4 5,2 26,8 18 spotting
100%
139 4 11,0 7,4 5,7 6,2 30,3 8 spotting
80%
140 5 10,0 7,5 5,7 5,8 29,0 6 spotting
80%
141 5 12,0 6,1 5,8 4,0 27,9 10 spotting
100%
142 4 11,0 7,2 4,0 4,6 26,8 20 spotting
80%
143 5 14,0 5,5 5,2 4,2 28,9 22 spotting
80%
144 5 13,0 4,8 5,8 5,4 29,0 12 spotting
67%
145 6 13,0 5,6 5,6 6,0 30,2 10 spotting
80%
146 5 11,0 5,6 5,9 3,8 26,3 11 spotting
80%
147 5 12,0 5,7 5,4 4,0 27,1 16 spotting
80%
148 5 11,0 5,4 5,9 4,3 26,6 14 spotting
80%
149 5 12,0 5,4 5,2 4,2 26,8 12 spotting
80%
150 5 10,0 5,4 5,8 4,8 26,0 10 spotting
80%
151 5 11,0 4,2 5,6 4,8 25,6 12 spotting
80%
152 5 13,2 5,8 5,9 4,8 29,7 25 spotting
80%
153 5 12,0 5,3 5,4 4,7 27,4 21 spotting
kelalaian
600 operator

Total 1.891,3 927,0 739,0 787,6 4.344,9 4.462,8


Rata-
rata 82% 12,36 6,06 4,86 5,15 28,40

RESUME

Swing
No Date Waktu gali Swing Isi Dumping Total jlh bucket FF (%) SF EFF (%) Unit
Kosong
1 08 juni 2020 12 6 5 5 28 5 82% 1,25 82% ATP-03
2 09 juni 2020 9 8 5 6 28 5 81% 1,25 82% ATP-09
Rata-Rata 11 7 5 6 28 5 82% 1,25 82%
LAMPIRAN 8
CYCLE ALAT ANGKUT SEBELUM PERBAIKAN WAKTU DELAY

Nama : Dilla Hasanah


Date : 05 Mei 2020
Shift :I
Unit : Komatsu
Unit code : AR-48
Operator : Solikin

Loading Time Waktu Pergi Manuver 2 Waktu


No Manuver 1 (s) Jumlah Bucket Payload (ton) Dumping (s) Delay Keterangan
(s) (s) (s) Pulang (s) PK
P1 1380 Antri di front
1 36 191 5 62 388 11 41 416 P4 78 perbaikan area dumping
P2 25 Penyempitan
P2 32 Penyempitan
2 16 98 5 55 420 18 38 408
P1 393 Antri di front
P2 840 kelalaian operator
P2 1860 kelalaian operator
3 30 105 5 58 402 14 34 538
P1 137 Perbaikan front
P2 233 kelalaian operator
P4 499 fuel
4 27 101 5 59 456 16 36 434
P1 336 Antri di front
P2 15 Penyempitan
5 20 104 4 48 387 20 39 484
P1 59 Antri di front
6 17 163 5 58 450 11 42 418 P1 304 Antri di front
P3 87 Makan
7 18 123 5 64 481 13 37 414 P2 30 Penyempitan
P1 17 Antri di front
8 34 165 5 61 412 12 39 374 P1 90 Antri di front
P2 32 Penyempitan
9 24 138 6 61 409 15 36 432
P1 356 Antri di front
P2 10 Penyempitan
10 31 101 4 46 349 14 42 429
P1 245 Antri di front
P4 84 perbaikan area dumping
11 24 125 5 59 527 14 42 386 P2 62 Penyempitan
P1 219 Antri di front
12 18 103 5 56 415 12 37 483 P1 321 Antri di front
13 23 128 5 56 420 14 39 419 P1 321 Antri di front
P2 10 Penyempitan
14 26 118 5 57 439 17 40 499
P1 404 Antri di front
15 29 114 5 56 402 16 39 450 P1 406 Antri di front
P4 433 Toilet
16 26 149 5 55 384 18 35 373 P3 42 snack
P1 655 Antri di front
P2 40 Penyempitan
17 27 140 5 58 354 20 35 373
P1 151 Antri di front
18 26 129 5 54 439 20 40 427 P1 152 Antri di front
P4 524 Sholat
19 27 149 5 54 436 10 34 423 P2 55 Penyempitan
P1 180 Antri di front
P2 30 Penyempitan
20 20 92 4 56 388 16 35 425
P1 317 Antri di front
P2 28 Penyempitan
21 22 100 4 55 425 16 35 373
P1 136 Antri di front
22 27 91 5 53 449 12 45 454 P1 256 Antri di front
23 26 124 5 61 440 13 49 652 P1 185 Antri di front
24 20 114 4 58 484 20 37 283 P4 1740 kelalaian operator
Total 594 2965 116 1360 10156 362 926 10367 13809

Rata- 25 124 5 57 425 15 39 432


rata
SAMBUNGAN LAMPIRAN 8
REKAPITULASI DATA CYCLE ALAT ANGKUT SEBELUM PERBAIKAN WAKTU DELAY

Nama : Dilla Hasanah Cuaca Cerah


Date : Area Hauling Puncak Barat
Shif : 1 (siang) Area Dumping OPD 4
Unit : Komatsu Kondisi
Unit code : AR Hauling Road
Jarak : 2.523 m Area Dumping

Date Jumlah Manuver Loading Hauling Manuver Dumping Returning Time Jumlah
No Operator Payload Keterangan
ritase 1 (s) Time (s) Time (s) 2 (s) (s) (s) Bucket
1 5 mei 2020 24 SOLIKIN 511 2.965 10.156 362 926 10.367 116 1.360 BLUE CLAY
2 6 mei 2020 24 M. HENDRIK 597 3.080 9.766 494 849 9.651 121 1.383 BLUE CLAY
3 7 mei 2020 23 DEPI SAPUTRA 511 2965 10156 362 926 10367 116 1.360 BLUE CLAY
4 8 mei 2020 24 MHD. DIO 511 2965 10156 362 926 10170 116 1.360 BLUE CLAY
5 9 mei 2020 24 EDI SAPUTRA 511 2965 10702 362 926 10233 116 1.360 BLUE CLAY
6 10 mei 2020 24 IRFAN HERLAMBANG 517 2965 10268 729 934 10550 116 1.359 BLUE CLAY
7 11 mei 2020 22 ALDO 511 2965 10241 362 926 10764 116 1.351 BLUE CLAY
8 12 mei 2020 26 PITRI YANDI 1085 3168 13320 680 696 10398 130 2.016 BLUE CLAY
9 13 mei 2020 25 JONI HUTABARAT 874 3863 8238 485 884 7345 122 1.164 BLUE CLAY
10 14 mei 2020 24 DONI 511 2965 10156 362 926 10170 116 1.360 BLUE CLAY
11 15 mei 2020 24 DAVID SIHITE 579 2995 10226 362 926 10368 116 1.333 BLUE CLAY
12 16 mei 2020 24 SAHLAN 579 2965 11159 362 926 11220 116 1.331 BLUE CLAY
13 17 mei 2020 24 OFRIANTO 511 3024 10156 362 926 10622 120 1.327 BLUE CLAY
14 18 mei 2020 24 TONI 511 2994 10079 362 926 10438 118 1.324 BLUE CLAY
15 19 mei 2020 24 PANJAITAN 511 3055 10230 362 1120 10517 119 1.327 BLUE CLAY
TOTAL 360 8.830 45.899 155.009 6.370 13.743 153.180 1.774 20.715
Rata-rata 24 589 3.060 10.334 425 916 10.212 118 1.381
Rata-rata/ siklus 25 127 431 18 38 426 5 58
LAMPIRAN 9
CYCLE TIME ALAT ANGKUT SEBELUM PERBAIKAN WAKTU DELAY
Nama : Dilla Hasanah
Date : 22 mei 2020
Shift :I
Unit : Komatsu
Unit code : AR-48
Operator : Solikin

Waktu Returning Time (Kosong)


No Manuver 1 Loading Time Jumlah Bucket Payload Manuver 2 Dumping Waktu Pulang Delay Keterangan
Pergi p4 p3 p2 p1 PH PK
1 42 128 5 60 448 21 35 420 169 39 159 53 P1 240 Antri di front
P4 204 fuel
2 22 125 5 61 517 13 38 443 221 35 141 46
P1 169 Antri di front
3 25 134 5 59 417 18 35 397 158 38 152 49 P1 177 Perbaikan front
4 28 176 4 60 463 20 49 462 208 40 153 61
5 26 136 4 57 444 21 42 452 205 45 148 54 P3 76 Makan
6 26 134 4 56 399 16 33 402 170 41 139 52 P1 70 Antri di front
P4 37 perbaikan area dumping
7 14 145 4 55 443 21 51 425 180 44 140 61
P1 143 Antri di front
P4 120 kelalaian operator
8 34 136 4 55 408 23 41 364 169 24 148 23
P1 145 Antri di front
9 29 139 4 56 463 33 37 657 486 28 101 42 P1 109 Antri di front
10 12 133 4 55 416 36 28 408 193 12 159 44 P1 405 Antri di front
11 39 138 3 53 457 20 52 421 161 36 154 70 P1 121 Antri di front
12 23 136 4 54 462 20 38 436 185 33 159 59 P1 172 Antri di front
13 45 135 3 53 434 22 37 414 168 35 165 46 P1 95 Antri di front
P3 70 Snack
14 14 146 4 54 431 19 46 412 164 33 162 53
P1 79 Antri di front
P3 70 Minum
15 36 138 3 51 454 34 35 390 141 35 155 59
P1 79 Antri di front
16 32 146 4 53 506 25 49 433 170 38 155 70 P1 28 Antri di front
P3 569 Sholat
17 15 160 4 50 472 27 45 405 181 22 166 36
P1 311 Antri di front
18 49 130 4 61 444 26 41 434 200 25 181 28 P1 67 Antri di front
P4 177 Toilet
19 33 132 4 59 433 29 36 353 139 31 150 33
P1 79 Antri di front
P4 49 Minum
20 24 135 4 56 420 29 41 416 175 38 162 41
P1 173 Antri di front
21 32 140 4 55 455 28 46 419 180 31 164 44 P1 136 Antri di front
22 38 137 3 53 470 20 45 350 201 39 110 0
Total 638 3059 87 1226 9856 521 900 9313 4224 742 3323 1024 4246

Rata- 29 139 4 56 448 24 41 423 192 34 151 47 146


rata

REKAPITULASI DATA CYCLE TIME ALAT ANGKUT SETELAH PERBAIKAN WAKTU


DELAY

Date Jumlah ritase Spotting Loading Hauling Manuver Dumping Returning Time Jumlah
No Operator Payload Digger Keterangan
Time (s) Time (s) Time (s) (s) (s) (s) Bucket
1 22 mei 2020 22 SOLIKIN 638 3.059 9.856 521 900 9.313 73 1.226 ATP-03 BLUECLAY
2 23 mei 2020 22 M. HENDRIK 570 3.125 9.854 521 900 9.276 80 1.270 ATP-03 BLUECLAY
3 26 mei 2020 22 DEPI SAPUTRA 646 3.374 9.618 521 900 9.252 83 1.228 ATP-03 BLUECLAY
4 27 mei 2020 22 MHD. DIO 743 3.059 9.856 521 900 9.313 80 1.261 ATP-03 BLUECLAY
5 28 mei 2020 22 EDI SAPUTRA 596 3.170 9.849 521 900 9.313 77 1.252 ATP-03 BLUECLAY
6 29 mei 2020 22 IRFAN HERLAMBANG 634 3.059 9.856 535 900 9.313 77 1.226 ATP-03 BLUECLAY
7 30 mei 2020 22 ALDO 578 3.124 9.856 521 900 9.313 82 1.229 ATP-03 BLUECLAY
8 31 mei 2020 22 PITRI YANDI 605 3.185 9.856 513 783 9.313 83 1.252 ATP-09 BLUECLAY
9 1 Juni 2020 22 JONI HUTABARAT 609 3.059 9.856 524 828 8.946 82 1.258 ATP-09 BLUECLAY
10 2 Juni 2020 22 DONI 618 3.154 9.856 521 819 9.313 79 1.239 ATP-09 BLUECLAY
11 3 Juni 2020 22 DAVID SIHITE 638 3.083 9.856 521 826 9.142 86 1.265 ATP-09 BLUECLAY
12 4 Juni 2020 22 SAHLAN 606 3.104 9.856 521 900 9.313 77 1.243 ATP-09 BLUECLAY
13 5 Juni 2020 22 OFRIANTO 601 3.059 9.856 521 900 9.313 79 1.249 ATP-09 BLUECLAY
14 6 Juni 2020 22 TONI 573 3.059 9.856 521 900 9.313 82 1.266 ATP-09 BLUECLAY
15 7 Juni 2020 22 PANJAITAN 595 3.059 9.856 521 900 9.313 84 1.246 ATP-09 BLUECLAY
TOTAL 330 9.250 46.732 147.593 7.824 13.156 139.059 1.204 18.710
RATA-RATA 617 3.115 9.840 522 877 9.271 80 1.247
22
Rata-rata/ siklus 28 142 447 24 40 421 4 57
LAMPIRAN 10

PERHITUNGAN EFISIENSI KERJA ALAT

1. Efisiensi sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Efisiensi alat gali muat

1) Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

Jam kerja efektiv : 18.869,19 s

Delay Time : 8.851,284 s

2) Efisiensi setelah dilakukan perbaikan

Jam kerja efektiv : 22.168,26 s

Delay Time : 4.952,288 s


b. Efisiensi angkut

1) Efisiensi sebelum dilakukan perbaikan

Jam kerja efektiv : 25.535,4 s

Delay Time : 11.632,6 s

2) Efisiensi setelah dilakukan perbaikan

Jam kerja efektiv : 24.240,9 s

Delay Time : 4.421,8 s


LAMPIRAN 11

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT

1. Produktivitas sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Produktivitas alat gali muat

1) Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan

Effisiensi kerja alat : 82 %

Kapasitas bucket : 6,7 m3

Cycle time persiklus : 28 detik

Jumlah bucket :5

Swell factor : 1,25

Fill factor : 82%

2) Produktivitas setelah dilakukan perbaikan

Effisiensi kerja alat : 82 %

Kapasitas bucket : 6,7 m3

Cycle time persiklus : 26 detik

Jumlah bucket :5

Swell factor : 1,25


Fill factor : 82%

3) Produktivitas alat angkut

1) Produktivitas sebelum dilakukan perbaikan

Effisiensi kerja alat : 69 %

Produksi Persiklus : 56 ton/siklus

Cycle time persiklus : 1.161 detik

2) Produktivitas setelah dilakukan perbaikan

Effisiensi kerja alat : 85 %

Produksi Persiklus : 57 ton/siklus

Cycle time persiklus : 1.102 detik


LAMPIRAN 12

PERHITUNGAN FAKTOR KESERASIAN ALAT

1. Faktor keserasian sebelum dan setelah dilakukan perbaikan

a. Faktor keserasian sebelum dilakukan perbaikan

Cycle time alat angkut : 1.161 s

Cycle time alat gali muat : 26 s

Jumlah alat angkut : 15

Jumlah alat gali muat :2

Banyak pengisian : 5 bucket

b. Faktor keserasian sebelum dilakukan perbaikan

Cycle time alat angkut : 1.102 s

Cycle time alat gali muat : 28 s

Jumlah alat angkut : 15

Jumlah alat gali muat :2

Banyak pengisian : 5 bucket


LAMPIRAN 13
RAKAPITULASI DATA ALAT ANGKUT SEBELUM PERBAIKAN DELAY TIM

Resume of Cycletime Analisys


Elevasi (mdpl) Grade (%)
Observed By Dilla Hasanah
Date 5 MEI - 19 JU NI 2020 Brand Komatsu
Shift Day Unit Code AR 160,0
Weather mendung Operator
10,8%
Cycle time Total Freq avg 140,0 7,1%
6,2% 6,1%
4,8%
Spotting (Sec) 589 22 27 3,0% 2,3%
3,6% 3,3% 3,1% 3,6% 2,8% 2
0,6% 1,6% 0,9% 1,7%
Loading (Sec) 3.060 22 25,873 139
120,0 -2,1%
Hauling Load (Sec) 10.334 22 7,8 470
-5,1% -4,8%
Manuver (Sec) 425 22 19
-8,3%
Dumping (Sec) 916 22 42
Hauling Empty (Sec) 10212 22 7,7 464 100,0

Payload 1381 56 ton/rit


Volume 24,3 bcm/rit 80,0 -23,2%
Bucket 118,266667 5 bucket/rit

60,0

-39,4%
Productivity 40,0
Hauler 51,9 bcm/jam
119,3 ton/jam -49,3%
20,0
Sec Minutes Hours
Total Effective 25.535,4 425,6 7,1 69%
Total Delay 11.632,6 193,9 3,2 31% 0,0
37.168,0 619,5 10,3 100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Front P1 P2

1 3 6 24
Point Plan Actual Diff Front 2 4 5 P1 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 P2
Elevasi (mdpl) 98,0 97,0 93,0 87,0 83,0 80,0 77,0 75,0 77,0 80,0 83,0 85,0 87,0 90,0 92,0 94,0 96,0 98,0 100,0 101,0 102,0 103,0 104,0 107,0
Ditance (m) 2.523 0,0 47,4 17,2 15,2 8,1 36,2 58,7 41,3 66,0 48,4 27,8 28,1 41,4 48,8 87,2 54,9 60,5 64,5 55,0 35,5 155,7 61,9 111,3 181,0
0,0 47,4 64,6 79,8 88,0 124,1 182,8 224,1 290,1 338,5 366,4 394,5 435,9 484,8 572,0 626,8 687,4 751,9 806,8 842,3 998,0 1.060,0 1.171,3 1.352,3 1
Grade (%) -2,1% -23,2% -39,4% -49,3% -8,3% -5,1% -4,8% 3,0% 6,2% 10,8% 7,1% 4,8% 6,1% 2,3% 3,6% 3,3% 3,1% 3,6% 2,8% 0,6% 1,6% 0,9% 1,7%
Grade (%)/Cekpoint -2,4% 2,2%
Cycle time

Spotting (Sec) 30 27 (3,2) 27


Loading (Sec) 96 124 27,5 139
Hauling Load (Sec) 434 50 159
Manuver (Sec) 20 15 (4,9)
Dumping (Sec) 25 39 13,6
Hauling Empty (Sec) 424 44 163
Speed
Load (km/j) 20 21 0,9 9,0 27,8
Empty (km/h) 25 21 (3,6) 6,5
Delay Jumlah average 5.695,5 - - - - ##### 490,7 - - - - - - - - - - - - - - - - 2.378,8 1
Antri di front 5.519 368 5.519
Meals 133 9
Penyempitan 491 33 491
Toilet 533 36
fuel 756 50
Kelalaian Operator 2.379 159 2.378,8
menuju front 600 40 600,0
Minum 121 8
perbaikan area dumping 260 17
Perbaikan front 177 12 177
Sholat 620 41
snack 45 3
LAMPIRAN 14
RAKAPITULASI DATA ALAT ANGKUT SETELAH PERBAIKAN DELAY TIM

Resume of Cycletime Analisys


Elevasi (mdpl) Grade (%)
Observed By Dilla Hasanah
Date 22 mei - 07 juni 2020 Brand Komatsu
Shift Day Unit Code AR- 140,0
Weather mendung Operator

Cycle time Total Freq avg 8,9%


120,0
Spotting (Sec) 617 22 28
7,5%
Loading (Sec) 3.115 22 38,814 142
6,7%
Hauling Load (Sec) 9.840 22 7,5 447 6,1%
Manuver (Sec) 522 22 24 100,0
5,1% 4,9%
Dumping (Sec) 877 22 40
Hauling Empty (Sec) 9.271 22 7,0 421 4,1%

80,0 3,0%
2,8%
Payload 1.247 57 ton/rit 2,0% 2,2%
Volume 24,7 bcm/rit
1,0%
Bucket 80 4 bucket/rit 0,6%
60,0
-1,0%
-1,7%
-2,0%
40,0
Productivity
-4,0% -4,2%
Hauler 68 bcm/jam
156,7 ton/jam
20,0

Sec Minutes Hours -6


Total Effective 24.240,9 404,0 6,7 85%
Total Delay 4.421,0 73,7 1,2 15% 0,0
28.662,0 477,7 8,0 100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Front P1 P2

1 3 4 18
Point Plan Actual Diff Front 2 P1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 P2 19 20 21 22 23 24
Elevasi (mdpl) 73,0 71,0 77,0 79,0 78,0 75,0 78,0 84,0 85,0 91,0 92,0 98,0 101,0 100,0 102,0 103,0 104,0 108,0 106,0 102,0 105,0 111,0 114,0 117,0
Ditance (m) 2.545,5 119,9 79,5 29,9 49,6 75,3 58,3 67,7 20,3 99,1 100,8 145,7 108,9 95,3 66,1 51,3 162,9 183,5 47,5 57,7 53,0 83,7 32,6 34,4
0,0 119,9 199,4 229,3 278,9 354,2 412,5 480,2 500,5 599,6 700,4 846,0 954,9 1.050,2 1.116,3 1.167,6 1.330,5 1.514,0 1.561,5 1.619,1 1.672,2 1.755,8 1.788,4 1.822,8 2.0
Grade (%) -1,7% 7,5% 6,7% -2,0% -4,0% 5,1% 8,9% 4,9% 6,1% 1,0% 4,1% 2,8% -1,0% 3,0% 2,0% 0,6% 2,2% -4,2% -6,9% 5,7% 7,2% 9,2% 8,7%
Grade (%)/Cekpoint -1,7% 2,3%
Cycle time 1.100,0

Spotting (Sec) 30 28 (2,0) 29


Loading (Sec) 96 142 45,6 65
Hauling Load (Sec) 447 75 159
Manuver (Sec) 20 24 3,7
Dumping (Sec) 25 40 14,9
Hauling Empty (Sec) 421 46 185 192
Speed
Load (km/j) 20 20 0,5 11,0 29,0
Empty (km/h) 25 22 (3,3) 17,9 25 19
Delay Jumlah average 2.737,3 - - - - - - - - - - - - - - - - 535,3 - - - - -
Antri di front 2563,866667 2563,86667
fuel 264,8
Perbaikan front 173,3846154 173,4
Makan 77 77,0
perbaikan area dumping 39,71428571
Kelalaian operator 271 271,0
Snack 65,4 65,4
Minum 121,9333333 121,9
Sholat 647
Toilet 196,9333333

Cycle Time Total Setelah Dilakukan Cycle Time Setelah dilakukan Perbaikan Delay
LAMPIRAN 15
SPESIFIKASI ALAT GALI MUAT EXCAVATOR
Item / Model : PC-1250

Operating Weight (kg) : 109500

Horse Power (HP) : 775

Bucket Capacity (m3) : 6,7

Cycle Time (s) : 26,5

Dimension

- Overall Length (mm) :16020

- Overall Weidth (mm) : 3470

- Overall Heigth (mm) : 6040

Engine : 6-170 x 170

Hydraulic System

- Max Oil Flow (ltr) : 1588

- Max Oil Preasure (ltr) : 320

Capacity

- Fuel Tank (ltr) : 1360

- Hydraulic Oil Tank (ltr) : 670

Boom (mm) : 9100

Arm (mm) : 3400

Consumption Fuel (ltr/jam) : 130

Kedalaman penggalian (m) : 11,59


LAMPIRAN 16
SPESIFIKASI ALAT ANGKUT HD-465
Item / Model : SAA6D170E-5

Panjang (ft) : 30,67

Lebar (ft) : 13,92

Payload Capacity (m3) : 30

Tinggi (ft) : 14,42

Jarak Roda (ft) : 14,08

Tinggi Dump (ft) :28,83

Sudut Pembuangan (º) : 48

Kecepatan Maksimum (mph) : 43,5

Berat kosong (lb) : 95020

Berat Bermuatan (lb) : 219760

Kapasitas Oli Mesin (gal) : 21,1

Kapasitas Oli Mesin (gal) : 206,1

Daya Bersih (HP) : 715

Daya Kotor (HP) : 739

Kosumsi Fuel Max (gal) : 10,6

Jumlah Roda Gigi Maju :7

Jumlah Roda Gigi Mundur :1

Kapasitas Cairan Sistem Hidraulik (gal) : 32,2


LAMPIRAN 17

DOKUMENTASI PC-1250

1. Cycle Time Alat Gali muat

Gambar 17.1 Waktu Gali alat

Gambar 17.2 Waktu swing isi alat


Gambar 17.3 Waktu tumpah alat

Gambar 17.4 Waktu swing kosong alat


2. Delay time alat

Gambar 17.5 Delay time alat


LAMPIRAN 18

DOKUMENTASI HD-465

1. Cycle Time Alat Angkut

Gambar 18.1 Waktu Loading


Gambar 18.2 Hauling isi

Gambar 18.3 Waktu Dumping

Gambar 18.4 Hauling kosong alat


2. Delay time alat

Gambar 18.5 Antrian di front loading


Gambar 18.6 Antrian di jalan Hauling

Gambar 18.7 Operator Sholat

You might also like