You are on page 1of 25

USUL PENELITIAN

PEMURNIAN AIR TANAH DANGKAL DI DESA RABASA


DANSEKITARNYA, KECAMATAN MALAKA BARAT, KABUPATEN
MALAKA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGUSUL

Dr. Herry Zadrak Kotta, MT (NIDN: 0010076906)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2018

0
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pemurnian Airtanah Dangkal Di Desa Rabasa dan


sekitarnya, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten
Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Bidang Penelitian :
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr. Herry Z. Kotta, S.T.,M.T
b. NIP/NIK : 196907101997031001
c. NIDN : 0010076906
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Kepala PPLHSA dan Agro Ekologi
f. Fakultas/Jurusan : Sains dan Teknik / Teknik Pertambangan
g. Pusat Penelitian : Universitas Nusa Cendana
h. Alamat Institusi : Jl. Adisucipto Kampus Undana Penfui Kupang
i. Telpon/Faks/E-mail : (0380)881560
Waktu Penelitian :
Pembiayaan : : Rp. 10.000.000,-

Kupang, 06 April 2018


Mengetahui, Pengusul,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Ika F. Krisnasiwi, S.Si M.Sc Dr. Herry Z. Kotta, S.T.,M.T


NIP.19790201 2014 042 001 NIP. 196907101997031001

Menyetujui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana

Drs. Hery Leo Sianturi, M.Si


NIP. 19651205199103 1 006

1
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air adalah cairan tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang

terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Air merupakan senyawa dengan rumus

kimia H2O yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai

saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air merupakan unsur yang vital

dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air,

karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia.

Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat

dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Selain

itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan

air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar

pula kebutuhan akan air minum. Kekurangan air telah berdampak negatif

terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Tanpa akses air minum yang

higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Begitu

peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat

nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk memperbuatkan air bersih ini. Sama

halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan

gas bumi. Menurut EG. Wagner dan J.N Lanix yang didalam bukunya berjudul

Water Suplay For Rural and Small Communication menyatakan bahwa air yang

sehat adalah air yang tidak merugikan kesehatan penggunanya.

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat tau komponen lain

(polutan) kedalam perairan sehingga mutu air menurun. Sumber-sumber

pencemaran air, terutama berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga,

limbah pertanian dan limbah hasil tambang. Air yang yang tercemar memiliki

beberapa kriteria atau ciri-ciri sebagai berikut;

2
1. Adanya Perubahan Suhu, Pada kondisi normal suhu air di bawah suhu

lingkungan. Sebagai contohnya, pada daerah yang memiliki suhu

lingkungan 28°C, maka suhu air di daerah tersebut berkisar 20°C – 25°C.
2. Adanya Perubahan pH, pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk

menyatakan tingkat ke asaman atau kebasaan yang pada suatu larutan. Pada

kondisi normal pH air adalah netral, yaitu berkisar 7. Pada kondisi

tercemar, pH air berkisar antara 4 – 6 atau 8 –9.


3. Adanya Perubahan Warna, Bau, dan Rasa Air, Air yang bersih atau tidak

tercemar adalah air yang bening (tidak berwarna), tidak berbau dan tidak

berasa jadi jika ada iklan air mineral yang katanya ada manis-manisnya

tersbut patut dipertanyakan kemurnian dan keamanannya.


4. Adanya Endapan atau Bahan Terlarut, Endapan atau bahan terlarut yang

ada di sungai dapat berasal dari polutan yang masuk ke sungai. Polutan

tersebut dapat berupa insektisida (limbah pertanian), tumpahan minyak,

sampah-sampah rumah tangga seperti plastik, air cucian sabun dan

detergen serta limbah industri yang berbahaya bagi makhluk hidup, dan

lain-lain.
5. Adanya Mikroorganisme, Salah satu peranan mikroorganisme adalah

menguraikan bahan-bahan pencemar yang bersifat organik. Semakin

banyak limbah di suatu perairan, semakin banyak pula mikroorganisme

yang ada di perairan tersebut.

Pencemaran air yang terjadi mendorong banyak pihak agar mencari cara

untuk mengolah air yang tercemar menjadi air yang layak digunakan.

Pengolahan air terdiri dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan

biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis,

tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan,

filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat

3
penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini

digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air.

Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan

mikroorganisme sebagai media pengolahnya. Secara umum, skema pengolahan

air bersih di daerah-daerah di Indonesia adalah sebagai berikut, bangunan intake

(bangunan pengumpul air) berfungsi sebagai bangunan pertama untuk

masuknya air dari sumber air. Kemudian bak prasedimentasi (optional), bak ini

digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan

yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak

sederhana, fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat

seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air

bersih yakni WTP. WTP (Water Treatment Plant) hingga tahap akhirnya adalah

reservoir yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih

sebelum didistribusikan.

Water Treatment Plant (WTP) merupakan pengolahan air yang

mengalami pencemaran secara mendalam dimana dalam pengolahan ini terbagi

atas;

1. Koagulasi, disini proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini

dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air

sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel

koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk

memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya

seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing

(pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu

singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing,

4
dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis

(menggunakan batang pengaduk).


2. Flokulasi, selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk

membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini

dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan

lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan

efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat

flok-flok tersebut.
3. Sedimentasi, bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-

partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini

menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya

berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini,

unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung

yang disebut unit aselator.


4. Filtrasi, sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan

media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica

dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan

metode gravitasi.
5. Desinfeksi, setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada

kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia

yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor,

ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan

selanjutnya, yakni reservoir.


Kabupaten Malaka adalah salah satu kabupaten dari 22 kabupaten/kota

di Provinsi NTT, yang terletak di daratan Timor. Posisi geografis Kabupaten

Malaka dalam daratan Timor Provinsi NTT adalah di bagian paling timur dan

berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste

(RDTL). Kabupatem Malaka memiliki cukup banyak sumber air, namun

5
pemerintah kurang mengoptimalkan sumber air tersebut untuk disalurkan ke

wilayah pemukiman, untuk itu masyarakat setempat lebih banyak

menggunaakan sumur gali ataupun sumur bor sebagai sarana sumber air. Pada

salah satu sumur tersebut airnya berwarna sehingga masyarakat hanya

menggunakan air tersebut untuk keperluan mencuci. Belum ada penelitian dari

pemerintah setempat mengenai hal ini, sehingga masyarakat hanya

mengindikasikan bahwa sumber air tersebut terjadi pencemaran tanpa

mengetahui zat yang terkandung dalam sumber air tersebut. Perlu dilakukannya

penelitian untuk mengetahui zat yang terkandung dalam air tersebut sehingga

dapat diolah menjadi air yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan yang

terdapat dalam sumber air yang terjadi pencemaran agar dapat dicari cara untuk

mengolah air tersebut menjadi sumber air yang layak. Pengolahan air tersebut

yakni dengan cara penerapan water treatment plant sehingga menghilangkan

kandungan-kandungan zat berbahaya yang terdapat pada air. Berdasarkan latar

belakang diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pencemaran Air dan Desain Water Treatment

Plant (WTP) Untuk Memurnikan Air Di Desa Kletek Kecamatan Malaka

Tengah Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur”.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya pencemaran air tanah

dangkal (sumur) Di Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten

Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur?


2. Bagaimana desain Water Treatment Plant (WTP) untuk mengatasi

permasalahan air tanah dangkal yang mengalami pencemaran Di Desa

Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa

Tenggara Timur?
1.3 Tujuan
6
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam sumber air tanah dangkal

yang mengalami pencemaran Di Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah,

Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


2. Agar dapat mendesain Water Treatment Plant (WTP) untuk mengatasi

permasalahan air tanah dangkal yang mengalami pencemaran Di Desa

Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa

Tenggara Timur.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hanya membahas mengenai sumber air yang mengalami pencemaran pada

lokasi penelitian.
2. Mendesain Water Treatment Plant (WTP) yang cocok dengan permasalahan

air yang mengalami pencemaran agar layak dikonsumsi masyarakat

setempat.
3. Tidak membahas aspek sosial dan aspek ekonomis.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Agar masyarakat dapat mengkonsumsi air yang layak tanpa tercemar oleh

zat yang berbahaya.


2. Memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat membuat water

treatment plant yang sesuai untuk mengurangi pencemaran air.


3. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi Jurusan Teknik

Pertambangan Universitas Nusa Cendana khususnya menjadi bahan studi

perbandingan bagi peneliti selanjutnya.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan aplikasi baru bagi

peneliti sendiri dan dapat menjadi parameter untuk terjun ke dunia kerja.

7
BAB II. STUDI PUSTAKA

Pemurnian Air adalah proses mengeluarkan bahan kimia yang tidak

diinginkan, bahan, dan kontaminan biologis dari air yang terkontaminasi. Tujuannya

adalah untuk menghasilkan sesuai air untuk tujuan tertentu. Sebagian besar air yang

dimurnikan untuk konsumsi manusia (air minum) tetapi pemurnian air mungkin juga

dirancang untuk berbagai tujuan lain, termasuk memenuhi persyaratan medis,

farmakologi, kimia dan aplikasi industri. Secara umum metode yang digunakan

mencakup proses fisik seperti filtrasi dan sedimentasi, proses biologis seperti filter

pasir lambat atau lumpur aktif , proses kimia seperti flokulasi dan klorinasi dan

penggunaan radiasi elektromagnetik seperti sinar ultraviolet. Proses pemurnian air

dapat mengurangi konsentrasi partikel termasuk ditangguhkan partikel, parasit,

bakteri, ganggang, virus, jamur, dan berbagai terlarut dan partikel bahan yang berasal

dari air permukaan yang mungkin telah melakukan kontak dengan setelah jatuh

sebagai hujan. Standar untuk minum kualitas air biasanya ditetapkan oleh pemerintah
8
atau dengan standar internasional. Standar-standar ini biasanya akan menetapkan

konsentrasi minimum dan maksimum kontaminan untuk penggunaan yang akan

dibuat dari air. Hal ini tidak mungkin untuk mengatakan apakah air adalah suatu mutu

yang sesuai dengan pemeriksaan visual. Sederhana prosedur seperti merebus atau

penggunaan rumah tangga karbon aktif filter tidak cukup untuk mengobati semua

pencemar kemungkinan hadir dalam air dari sumber yang tidak diketahui. Bahkan

alam mata air - dianggap aman untuk semua tujuan praktis di abad ke-19 - sekarang

harus diuji sebelum menentukan apa jenis perawatan, jika ada, diperlukan. Analisis

kimia, sementara mahal, adalah satu-satunyacara untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk menentukan metode yang tepat dari pemurnian. Pada tahun 2007

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan, 1,1 miliar orang tidak memiliki akses ke

peningkatan pasokan air minum, 88% dari 4 miliar kasus tahunan penyakit diare yang

disebabkan oleh air yang tidak aman dan tidak memadai sanitasidan kebersihan, dan

1,8 juta orang meninggal akibat diare penyakit setiap tahun. WHO memperkirakan

bahwa 94% dari kasus-kasus diare dapat dicegah melalui modifikasi lingkungan,

termasuk akses terhadap air yang aman. Teknik sederhana untuk pengolahan air

dirumah, seperti klorinasi, filter, dan disinfeksi surya, dan menyimpannya dalam

aman kontainer bisa menyelamatkan sejumlah besar nyawa setiap tahun. Mengurangi

kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air adalah utama kesehatan

masyarakat sasaran di negara berkembang.

Metode pemurnian air dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu sistem

terdesentralisasi atau dengan teknologi membran. Pada sistem terdesentralisasi,

sumber air permukaan dalam jumlah besar tidak selalu tersedia. Ada 2 jenis sumber

air yang dapat cepat didapat, yaitu air tanah dan air hujan. Air sumur merupakan

pilihan skala rumah tangga pada saat krisis air, karena jaraknya pendek dan idealnya

sedikit polutannya. Air dapat dipompa dengan mudah menggunakan pompa tenaga
9
manusia atau pompa listrik, hanya saja bila tidak ada data hidrogeologikal, penentuan

lokasi sumur yang menghasilkan air akan menjadi sulit. Pada daerah dengan kadar

mineral tertentu dan daerah yang kaya akan polusi tanah seperti perkebunan dan

daerah industri, air pada kedalaman yang rendah tidak memiliki kualitas yang layak

sebagai air minum karena memiliki kadar garam yang tinggi, terkontaminasi limbah

industri atau memiliki kadar arsenik alami seperti di Bangladesh, atau florida di

Tanzania. Air hujan juga merupakan sumber air alternatif. Namun, air hujan memiliki

banyak polutan dan terkontaminasi sesuai tempat jatuhnya, dan sangat bergantung

dengan musim. Sumber air yang umum lainnya adalah limbah dan limbah rumah

tangga. Limbah jenis ini biasanya tidak digunakan untuk air minum, melainkan air

untuk menyiram kebun, air pada boiler dan heat exchanger. Air limbah merupakan

pilihan utama pada kondisi krisis seperti permintaan yang tinggi atau musim

kemarau. Ketiga sumber air ini memiliki banyak polutan dan tidak dapat langsung

diminum, serta biasanya memiliki kadar mineral dan polutan yang tinggi sehingga

pemurnian tidak bisa dilakukan dengan dipanaskan saja pada skala rumahan. Perlu

adanya proses pemurnian sebelum didistribusikan, antara lain:

a. Pemanasan dengan bahan bakar f. Adsorpsi

minyak g. Pertukaran Ion

b. Pemanasan dengan solar h. Disinfeksi dengan kimia

c. Radiasi UV dan kombinasi i. Sendimentasi

dengan pemanasan dengan j. Filtrasi

bahan bakar minyak k. Filtrasi dengan media butir/

d. Koagulasi l. granula

e. Pengendapan m. Aerasi

Pemurnian dengan menggunakan membran secara hakikatnya merupakan

penyaringan dengan gaya pemicu dan selaput semipermiabel yang tipis. Pemicu dari
10
penyaringan menggunakan membran dapat berupa perbedaan tekanan, konsentrasi,

potensial listrik maupun suhu. Pori-pori membran, terutama ultrafiltrasi memiliki

pori-pori yang cukup kecil untuk mencegah mikroba dan virus. Perkembangan

teknologi membran yang pesat membuat membran dapat dibuat menjadi tetap

canggih dan mudah beradaptasi tetapi juga murah. Hanya saja, membran rentan akan

fouling, sehingga diperlukan langkah pencegahan seperti melakukan pretreatment,

back flushing dan metode crossflow. Membran biasanya dibuat dengan konsep dead-

end. Konsep ini praktis dan digunakan pada aplikasi industri seperti pembuatan beer

dan penyaringan oli. Cara seperti ini efektif untuk penyaringan pada konsentrasi

rendah dan pressure drop yang kecil. Untuk penyaringan air, akan ditemukan kasus-

kasus dimana air yang disaring memiliki konsentrasi pengotor yang tinggi, sehingga

membran yang digunakan harus memiliki konsep crossflow, dimana desain sistem

disesuaikan dengan sifat aliran umpan. Modul crossflow dapat berupa turbular,

lembaran, gulungan atau hollow fiber, dengan penggunaannya adalah tergantung dari

tujuan proses. Bahan membran yang efektif dan murah adalah polimer dengan

kestabilan kimia yang tinggi. Bahan anorganik seperti keramik hanya digunakan pada

kondisi pH spesifik, temperatur atau aliran masuk dengan komposisi kimia tertentu

sehingga tidak bisa menggunakan polimer. Membran yang dapat digunakan pada

skala desentralisasi sebagai berikut :

Ultrafiltrasi

Ultrafiltrasi merupakan mebran yang hampir mengeliminasi semua patogen

karena pori-porinya yang sangat kecil (<100nm). Ultrafiltrasi menguntungkan karena

membutuhkan pressure drop yang kecil. Contoh plant ultrafiltrasi adalah plant

Chesnut Avenue Water Works, Chesnut Avenue, Singapura dengan kapasitas 72 MGD

atau sekitar 272.000 m3/hari. Ultrafiltrasi dapat dikatakan jarang digunakan untuk

penyaringan air minum rumahan. Biasanya, ultrafiltrasi digabung dengan pre-


11
treatment dan penyaringan dengan membran hollow fiber. Tujuan dari pretreatment

adalah mengurangi turbiditas dan mengurangi kadar klor. Meskipun jarang digunakan

pada skala rumahan, ultrafiltrasi berbentuk hollow fiber mulai dikembangkan untuk

pemurnian tap water dirumah tangga, seperti yang dikembangkan Homespring dan

Memfil. Pretreatment yang digunakan pada skala kecil ini adalah filter karbon, yang

harus diganti secara berkala. Sistem filtrasi menggunakan hollow fiber ultrafiltration

sebaiknya dirancang untuk sistem yang kontinu. Bahkan low-pressure ultrafiltration

sudah dicobakan di Afrika Selatan, untuk menyaring air dari alga dan polusi lainnya.

Membran ini perlu dibersihkan secara berkala. Pada daerah pinggiran dan peri-urban,

sumber energi tidak banyak, sehingga energi potensial atau head dari umpan

dimaksimalkan agar feed tidak perlu disedot dengan pompa, namun pompa tetap

dibutuhkan agar proses tetap terjadi terus menerus sehingga penyaringan berulang-

ulang (Sitanggang, 2016).

Mikrofiltrasi

Mikrofiltrasi dengan keramik merupakan penyaringan yang sedang

dikembangkan di negara berkembang dan direkomendasikan oleh WHO. Karena

ukurannya yang besar (0,2 mikrometer), ada sebagian bakteri dan virus yang dapat

lolos. Biasanya membran dibuat dari tanah liat, dan tidak membutuhkan driving force,

atau cukup dengan pompa tangan saja. Biasanya, membran komersial akan dilengkapi

dengan perak sebagai disinfektan dan menghindari penumpukan mikroorganisme.

Mikrofiltrasi juga dikemas secara ergonomis dalam bentuk “filter pen” untuk

pengembara dan militer untuk bertahan hidup, dengan tujuan menghindari

kontaminasi cacing, dan juga bakteri seperti yang dilakukan LifeStraw. Mikrofiltrasi

juga dikembangkan untuk mendapatkan air bersih pada kondisi bencana alam.

Mikrofiltrasi ini biasanya memerlukan pretreatment klorinasi dan membutuhkan

operator yang handal, dan perlu dicuci dengan hipoklorit dan dilakukan backflush
12
sehingga perlu operator yang handal. Teknologi ini sudah diterapkan di Asia

Tenggara, Asia Tengah dan Amerika Selatan (Sitanggang, 2016)

Reverse Osmosis

Reverse Osmosis merupakan modul yang paling umum digunakan pada

penyaringan skala rumah tangga. Reverse Osmosis saat ini menempati 60% plant dari

plant desalinasi di seluruh dunia. Plant reverse osmosis terbesar saat ini terletak di

Israel yaitu Sorek Desalination Plant. Reverse osmosis juga memerlukan pre-

treatment untuk menghindari terjadinya fouling, diantaranya pemisahan dari

sedimentasi, mikrofiltrasi, dan filter karbon aktif sebagai post-treatment. Reverse

Osmosis, hampir sama dengan ultrafiltrasi, hampir tidak membutuhkan beda tekan

yang besar, cukup dengan tekanan feed water saja. Reverse Osmosis lazim digunakan

pada keran rumah tangga pada negara maju, namun membutuhkan perawatan secara

berkala sehingga ada biaya maintenance yang harus dikeluarkan. Reverse Osmosis

unggul dan banyak digunakan pada desalinasi air laut pada kondisi darurat. Desalinasi

air laut harus melalui pretreatment bertahap dan membutuhkan driving force sehingga

harga investasinya akan menjadi lebih mahal, oleh karena alasan inilah penggunaan

menjadi terbatas (Sitanggang, 2016).

Nanofiltrasi

Nanofiltrasi banyak digunakan pada pengolahan air permukaan. Contoh plant

nanofiltrasi saat ini adalah plant Boca Raton di Florida dengan kapasitas 150.000

m3/hari (Sitanggang, 2016).

Membran Bioreaktor

Membran bioreaktor bukan dilakukan untuk menyaring air, tetapi melakukan

reklamasi air dari limbah seperti lumpur. Membran bioreaktor bertujuan untuk

menggantikan proses konvensional seperti lumpur aktif dan klarifier. MBR digunakan

untuk memisahkan mikroba dari air limbah yang sebelumnya telah diolah. Membran
13
bioreaktor ini unggul karena air hasil penyaringan yang dihasilkannya memiliki

kualitas tinggi, serta pengoperasian fleksibel. Akan tetapi, penambahan membrane

bioreaktor akan membuat biaya produksi menjadi mahal dan operasi akan lebih rumit

(Sitanggang, 2016).

Proses pemurnian air dapat menggunakan sistem pengolahan air bersih dan air

minum (Reverse Osmosis & Ultra Filtration System ). Sistem pengolahan air minum

dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa

proses yang perlu diterapkan, adapun proses yang diperlukan tergantung dari kualitas

air baku antara lain : Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang

bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak

penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak

minimal 2 kali dari kebutuhan. Proses oksidasi atau dengan kata lain penambahan

oksigen ke dalam air agar kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya yang

terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses ini ada beberapa perlakuan yang

bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem aerasi (dengan

menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan katalisator

bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar logam berat serta zat

kimiawi lainnya (dengan menggunakan klorin, kaporite, kapur dll). Proses

pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan

kimia seperti bahan koagulan (Hipoklorite/PAC dengan rumus kimia Al2O3), juga

proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate. Proses filtrasi,

proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang masih terkandung

dalam air. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang disesuaikan

dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter (silica

sand/quarsa, zeolite, dll). Proses filtrasi (carbon actived), proses ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri
14
(sterile)dan rasa serta aroma air. Proses demineralisasi, proses ini berfungsi untuk

mengurangi bahkan menghilangkan kadar – kadar logam serta mineral-mineral yang

terkandung dalam air. Proses Reverse Osmosis system , proses ini merupakan proses

utama dalam proses pemurnian air dengan hasil qualitas air non mineral. Proses ini

melalui alat yang disebut membran semipermiable, membran ini mempunyai lubang

air 1/10000 mikron yaitu air yang melewati lubang tersebut sudah merupakan air

bebas bakteri mineral, virus dan logam-logam berat lainnya. Proses terakhir adalah

proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya yang

tujuannya air itu tidak perlu dimasak kembali, proses ini menggunakan proses ultra

violet atau dengan kata lain sterilisasi dengan menggunakan penyinaran ultra violet

serta dengan ozonisasi.

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada Di Desa Rabasa Hairain dan sekitarnya
Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung bulan April-Juni tahun

2018. Jadwal penelitian secara lengkap dapat dilihat pada


Tabel 3.2
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Bulan
I II III
Kegiatan
Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Seminar
Perbaikan
Sumber : Hasil Olahan, 2016
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
15
Menurut Sugiyono (2014), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini merupakan

sumber air tanah dangkal yang berada Di Desa Kletek, Kecamatan Malaka

Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

3.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014), sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah air yang diambil dari sumber air

tanah dangkal yang mengalami pencemaran.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berbeda berdasarkan jenis

dan sumber data yang diperoleh, yakni:

3.3.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan sebelum atau selama penelitian

berlangsung. Literatur yang digunakan sebagai acuan tidak hanya sebatas

buku namun dapat pula bahan-bahan lain misalnya artikel, tulisan ilmiah,

jurnal, skripsi/tesis, laporan kajian/studi pemerintahan dan internet.


3.3.2 Pengumpulan Data
Setelah studi literatur dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang

ada, maka yang selanjutnya dilakukan adalah pengumpulan data yang

berhubungan dengan penelitian. Data yang diambil tersebut terbagi atas

data primer dan sekunder.


a. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi pemerintahan

daerah terkait atau dari penelitian-penelitian terdahulu. Data-data


16
sekunder tersebut berupa peta tematik, dimana antara lainnya

adalah; peta topografi, peta geologi, peta administrasi, dan peta

hidrogeologi.
b. Data primer adalah data yang diambil sendiri dan diperoleh secara

langsung dalam penelitian, yaitu data dari hasil analisa

laboratorium. Data tersebut adalah data hasil uji kualitas air yang

layak untuk dikonsumsi. Data primer diperoleh dari sumber air

tanah dangkal di Desa Kletek yang mengalami pencemaran.


3.3.3 Penyusunan Laporan Penelitian
Setelah pengumpulan data dan analisis laboratorium dilakukan,

maka hasil yang diperoleh dibuat dalam bentuk suatu laporan penelitian.
3.4 Teknik Analisis Data

Tahapan pengolahan data yaitu dengan cara kualitatif kuantitatif yakni

mengevaluasi kriteria terhadap sumber air sesuai standar yang layak dikonsumsi.

Analisis data dibagi atas dua tahapan yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Penetapan Parameter/ Kriteria


Pada tahapan ini disesuaikan dengan standar kualitas air bersih

kemudian dibandingkan dengan sampel hasil pengujian yang diambil dari

sumber air tanah dangkal yang mengalami pencemaran di Desa Kletek.


3.4.2 Analisis Media Water Treatment
Pada tahapan ini setiap parameter/ kriteria ditentukan agar dapat

dilakukan pemurnian sesuai dengan desain water tratment plant yang

diperlukan.
3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Pustaka

17
Pengumpulan
data

Data Primer Data Sekunder


Pengambilan Standar penentuan
Sampel Air kualitas air dan Desain
Tercemar Water Treatment Plant
(WTP)

Analisis Data
Penetapan parameter/kriteria Aspek-aspek
kualitas air layak
dan Analisis air tercemar
konsumsi

Kandungan Desain Water


pada sumber air Treatment Plant
tercemar (WTP)

Desain Water Treatment Plant (WTP)


sesuai dengan kebutuhan agar air
tercemar menjadi layak konsumsi
Selesai
Gambar 4.1. Diagram Alir Penelitian

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1. Biaya Penelitian
Ringkasan anggaran biaya penelitian tiap tahun disajikan dalam tabel berikut:
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)
1 Honorarium pelaksana, petugas laboratorium, 2.480.000
pengumpul data, pengolah data, penganalisis data
(maksimum 30%)

18
2 Pembelian bahan habis pakai (maksimum 60%) 2.320.000
3 Perjalanan (maksimum 40%) 3.400.000
4 Sewa alat dan laboratorium (maksimum 40%) 1.800.000
JUMLAH 10.000.000

4.2 Jadwal Penelitian


Penelitian direncanakan selama 6 bulan mulai bulan Juli 2016 hingga
Desember 2016, dengan rincian jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
No KEGIATAN Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6
1 Pengurusan Izin
1 Survei lapangan dan Pengadaan Bahan Galain,
batuapung, napal dan fly ash
3 Preparasi contoh dan penyiapan alat
4 Pengujian sifat fisik
5 Pencetakan bata ringan
6 Pengujian sifat mekanik
7 Pelaporan

DAFTAR PUSTAKA

Hafni. 2012. Proses Pengolahan Air Bersih pada PDAM Padang. Jurnal Momentum.
Vol. 13 (2): 12-26.
Sitanggang, P. Yohana. 2010. Sistem Pengolahan Air Minum Terdesentralisasi dengan
Teknologi Membran. ResearchGate: 3-4.
Voith, M. 2010. Membrane Movers: Water Treatment Businesses Adapt Their
Portfolios to Meet New Regulations and Reduce Costs. Chemical
Engineering News. 88, 22-23.
19
Wenten, I.G. 2016. Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya di Indonesia.
Institut Teknologi Bandung.
WHO. 2008. Water Quality Interventions to Prevent Diarrhoea: Cost and Cost-
Effectiveness. WHO Press. Switzerland. 1-3
WHO. 2014. Water Safety in Distribution System. WHO Press. Switzerland.

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran


1. Honorarium
Honor Honor/jam Waktu Minggu
Jumlah Total
(Rp) (Jam/minggu)
Laboran 25.000 4 12 1.200.000
Pengolah data 20.000 4 10 800.000
Tenaga lapangan 20.000 4 8 480.000
SUB TOTAL (Rp) 2.480.000
2. Pembelian Bahan Habis Pakai
Justifikasi
Kuantitas Harga Satuan Jumlah Total
Material Pembelian
(Rp) (Rp)

20
Kertas HVS A4 Pengolah data 5 45.000 225.000
Tinta injek Mencetak data 4 62.500 250.000
Bolpoin Pencatat hasil 2 20.000 40.000
Spidol Ballmaker Labeling sampel 1 75.000 75.000
Spidol transparan Labeling larutan 1 80.000 80.000
Pensil 2B Pencatat hasil 1 30.000 30.000
CDRW Dokumentasi 1 150.000 150.000
Kertas label Labeling larutan 2 75.000 150.000
Map folder Dokumentasi 1 95.000 95.000
Surat menyurat Adinistrasi 1 300.000 300.000
Fotokopi Penyusunan lap 1000 150 150.000
Pelaporan cetak laporan 10 7.500 75.000
Pulsa data biaya internet 8 50.000 400.000
Publikasi ilmiah Biaya publikasi 1 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 2.320.000
3. Perjalanan
Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah Total
Material
Perjalanan (Rp) (Rp)
Perjalanan ke Kefa Survey dan sampling 4 300.000 1.200.000
Perjalanan ke Soe Survey dan sampling 2 200.000 400.000
Perjalanan ke Bolok Survey dan sampling 2 150.000 300.000
Akomodasi Survey dan sampling 6 250.000 1.500.000
SUB TOTAL (Rp) 3.400.000
4. Sewa
Harga Satuan Jumlah Total
Material Justifikasi Kuantitas
(Rp) (Rp)
Analisis Sifat Fisik Biaya analisis 9 100.000 900.000
Analisis Sifat Mekanik Biaya analisis 9 100.000 900.000
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp) 10.000.000
Terbilang: Sepuluh Juta Rupiah

Lampiran 2. Biodata Pengusul

1. Biodata Ketua Pengusul


A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap DR. Herry Zadrak Kotta, ST.,MT
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP 196907101997031001
5 NIDN 0010076906
6 Tempat dan Tanggal Lahir Betun, 10 Juli 1969
7 E-mail Zadrak3k@gmail.com
8 Alamat Rumah Jl. Amnuban, Oebufu – Kupang
9 Nomor Telepon/HP +62 380 839548 / 081328089599
10 Alamat Kantor Jl. Adisucipto – Penfui Kupang
21
11 Nomor Telepon/Fax 0830-881597 / 881559
12 Lulusan yg telah dihasilkan S1=11 orang ; S2= 2 orang; S3= - orang;
1. Kristalografi, mineralogy
2. Petrologi
13. Mata Kuliah yg Diampu
3. Geomorfologi
4. Geologi Struktur
5. Bahan Galian Industri

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2 S3
Nama Perguruan UPN “Veteran” UGM Jogjakarta UGM Jogjakarta
Tinggi Jogjakarta
Bidang Ilmu GEOLOGI GEOLOGI GEOLOGI
Tahun Masuk-Lulus 1988-1993 2000-2002 2003-2008
Judul Skripsi/ Geologi daerah Potensi Marmer Aspek Geologi dan
Tesis/Disertasi Juwangi dan dan Rekayasa Implikasinya
sekitarnya Jawa Pemanfaatannya Terhahadap Kualitas
Tengah Studi Kasus: Marmer, Studi Kasus
Kabupaten Belu – Kabupaten TTS - NTT
NTT
Nama Pembimbing/ Prof. Dott. Prof. Prof. Sukandarrumi,
Promotor Sampurno Sukandarrumi, M.Sc.Ph.D
M.Sc.Ph.D

C. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2009 Aplikasi GIS (Geographical Information HIKOM 199
s/d System) dalam Pemetaan Zona Kerentanan DIKTI
2010 Longsor dan Penataan Ruang Sempadan
Bukit di NTT
2 2007 Survei Tinjau Emas pada Batuan
Sedimenter di Kecamatan Kolbano dan
Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan, APBD 175
Propinsi Nusa Tenggara Timur

D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (bukan skripsi,


tesis, maupun disertasi)

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2007 Rekayasa pemanfaatan batugamping
APBD 50
menjadi sabun colek dan cat tembok
2 2007 Rekayasa pemanfaatan lempung
APBD 99
menjadi berbagai jenis cenderamata

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

22
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor Nama Jurnal

1 2011 Wireless Sensor Network for Vol .9 no.1 Jurnal


Landslide Monitoring in Nusa Telkomnika
Tenggara Timur (Akreditasi
Nasional)

E. PENGALAMAN PENULISAN BUKU (Sukandarrumidi, Herry Zadrak


Kotta, Djoko Wintolo)

No. Tahun Judul Buku No ISBN Penerbit


1 2013 ENERGY TERBARUKAN 979-420-887-6 Gadjah Mada
Konsep Dasar Menuju Kemandirian University
Energi(Sukandarrumidi, Herry Press
Zadrak Kotta, Djoko Wintolo)

2 2014 GEOLOGI UMUM Bagian 979-420-937-6 Gadjah Mada


Pertama(Sukandarrumidi, Herry University
Zadrak Kotta, F W Maulana) Press

F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (ORAL PRESENTATION)


No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1 The National Seminar on Application of Geographical Desember,
Applied Technology, Information System (GIS) for 2009,
Science, and Arts (1st Mapping Landslide Susceptibility: A ITS, Surabaya
APTECS), 2009 Case Study of Timor Tengah
Selatan, NTT Province
2 Prosiding Seminar Implementasi Program Open source Oktober,
Nasional “Peranan Sains Berbasis Android pada Pemantauan 2014, Undana
dan Teknologi untuk Gerakan Tanah di NTT Kupang
Mendukung
Pembangunan
Berkelanjutan”

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

23
Kupang, 20 Juni 2016
Ketua Pengusul

Dr.Herry Zadrak Kotta, ST.,M.T


NIP. 196907101997031001

24

You might also like