Professional Documents
Culture Documents
PENGUSUL
0
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana
1
BAB I. PENDAHULUAN
kimia H2O yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air merupakan unsur yang vital
dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air,
karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia.
Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat
dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Selain
air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar
pula kebutuhan akan air minum. Kekurangan air telah berdampak negatif
terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Tanpa akses air minum yang
higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Begitu
peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat
nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk memperbuatkan air bersih ini. Sama
gas bumi. Menurut EG. Wagner dan J.N Lanix yang didalam bukunya berjudul
Water Suplay For Rural and Small Communication menyatakan bahwa air yang
pencemaran air, terutama berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga,
limbah pertanian dan limbah hasil tambang. Air yang yang tercemar memiliki
2
1. Adanya Perubahan Suhu, Pada kondisi normal suhu air di bawah suhu
lingkungan 28°C, maka suhu air di daerah tersebut berkisar 20°C – 25°C.
2. Adanya Perubahan pH, pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat ke asaman atau kebasaan yang pada suatu larutan. Pada
tercemar adalah air yang bening (tidak berwarna), tidak berbau dan tidak
berasa jadi jika ada iklan air mineral yang katanya ada manis-manisnya
ada di sungai dapat berasal dari polutan yang masuk ke sungai. Polutan
detergen serta limbah industri yang berbahaya bagi makhluk hidup, dan
lain-lain.
5. Adanya Mikroorganisme, Salah satu peranan mikroorganisme adalah
Pencemaran air yang terjadi mendorong banyak pihak agar mencari cara
untuk mengolah air yang tercemar menjadi air yang layak digunakan.
Pengolahan air terdiri dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan
3
penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini
masuknya air dari sumber air. Kemudian bak prasedimentasi (optional), bak ini
seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air
bersih yakni WTP. WTP (Water Treatment Plant) hingga tahap akhirnya adalah
sebelum didistribusikan.
atas;
sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel
seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing
4
dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis
flok-flok tersebut.
3. Sedimentasi, bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-
partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini
berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini,
unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung
media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica
dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan
metode gravitasi.
5. Desinfeksi, setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada
Malaka dalam daratan Timor Provinsi NTT adalah di bagian paling timur dan
5
pemerintah kurang mengoptimalkan sumber air tersebut untuk disalurkan ke
menggunaakan sumur gali ataupun sumur bor sebagai sarana sumber air. Pada
menggunakan air tersebut untuk keperluan mencuci. Belum ada penelitian dari
mengetahui zat yang terkandung dalam sumber air tersebut. Perlu dilakukannya
penelitian untuk mengetahui zat yang terkandung dalam air tersebut sehingga
terdapat dalam sumber air yang terjadi pencemaran agar dapat dicari cara untuk
mengolah air tersebut menjadi sumber air yang layak. Pengolahan air tersebut
Tenggara Timur?
1.3 Tujuan
6
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam sumber air tanah dangkal
Tenggara Timur.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hanya membahas mengenai sumber air yang mengalami pencemaran pada
lokasi penelitian.
2. Mendesain Water Treatment Plant (WTP) yang cocok dengan permasalahan
setempat.
3. Tidak membahas aspek sosial dan aspek ekonomis.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Agar masyarakat dapat mengkonsumsi air yang layak tanpa tercemar oleh
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan aplikasi baru bagi
peneliti sendiri dan dapat menjadi parameter untuk terjun ke dunia kerja.
7
BAB II. STUDI PUSTAKA
diinginkan, bahan, dan kontaminan biologis dari air yang terkontaminasi. Tujuannya
adalah untuk menghasilkan sesuai air untuk tujuan tertentu. Sebagian besar air yang
dimurnikan untuk konsumsi manusia (air minum) tetapi pemurnian air mungkin juga
farmakologi, kimia dan aplikasi industri. Secara umum metode yang digunakan
mencakup proses fisik seperti filtrasi dan sedimentasi, proses biologis seperti filter
pasir lambat atau lumpur aktif , proses kimia seperti flokulasi dan klorinasi dan
bakteri, ganggang, virus, jamur, dan berbagai terlarut dan partikel bahan yang berasal
dari air permukaan yang mungkin telah melakukan kontak dengan setelah jatuh
sebagai hujan. Standar untuk minum kualitas air biasanya ditetapkan oleh pemerintah
8
atau dengan standar internasional. Standar-standar ini biasanya akan menetapkan
dibuat dari air. Hal ini tidak mungkin untuk mengatakan apakah air adalah suatu mutu
yang sesuai dengan pemeriksaan visual. Sederhana prosedur seperti merebus atau
penggunaan rumah tangga karbon aktif filter tidak cukup untuk mengobati semua
pencemar kemungkinan hadir dalam air dari sumber yang tidak diketahui. Bahkan
alam mata air - dianggap aman untuk semua tujuan praktis di abad ke-19 - sekarang
harus diuji sebelum menentukan apa jenis perawatan, jika ada, diperlukan. Analisis
diperlukan untuk menentukan metode yang tepat dari pemurnian. Pada tahun 2007
Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan, 1,1 miliar orang tidak memiliki akses ke
peningkatan pasokan air minum, 88% dari 4 miliar kasus tahunan penyakit diare yang
disebabkan oleh air yang tidak aman dan tidak memadai sanitasidan kebersihan, dan
1,8 juta orang meninggal akibat diare penyakit setiap tahun. WHO memperkirakan
bahwa 94% dari kasus-kasus diare dapat dicegah melalui modifikasi lingkungan,
termasuk akses terhadap air yang aman. Teknik sederhana untuk pengolahan air
dirumah, seperti klorinasi, filter, dan disinfeksi surya, dan menyimpannya dalam
aman kontainer bisa menyelamatkan sejumlah besar nyawa setiap tahun. Mengurangi
kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air adalah utama kesehatan
Metode pemurnian air dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu sistem
sumber air permukaan dalam jumlah besar tidak selalu tersedia. Ada 2 jenis sumber
air yang dapat cepat didapat, yaitu air tanah dan air hujan. Air sumur merupakan
pilihan skala rumah tangga pada saat krisis air, karena jaraknya pendek dan idealnya
sedikit polutannya. Air dapat dipompa dengan mudah menggunakan pompa tenaga
9
manusia atau pompa listrik, hanya saja bila tidak ada data hidrogeologikal, penentuan
lokasi sumur yang menghasilkan air akan menjadi sulit. Pada daerah dengan kadar
mineral tertentu dan daerah yang kaya akan polusi tanah seperti perkebunan dan
daerah industri, air pada kedalaman yang rendah tidak memiliki kualitas yang layak
sebagai air minum karena memiliki kadar garam yang tinggi, terkontaminasi limbah
industri atau memiliki kadar arsenik alami seperti di Bangladesh, atau florida di
Tanzania. Air hujan juga merupakan sumber air alternatif. Namun, air hujan memiliki
banyak polutan dan terkontaminasi sesuai tempat jatuhnya, dan sangat bergantung
dengan musim. Sumber air yang umum lainnya adalah limbah dan limbah rumah
tangga. Limbah jenis ini biasanya tidak digunakan untuk air minum, melainkan air
untuk menyiram kebun, air pada boiler dan heat exchanger. Air limbah merupakan
pilihan utama pada kondisi krisis seperti permintaan yang tinggi atau musim
kemarau. Ketiga sumber air ini memiliki banyak polutan dan tidak dapat langsung
diminum, serta biasanya memiliki kadar mineral dan polutan yang tinggi sehingga
pemurnian tidak bisa dilakukan dengan dipanaskan saja pada skala rumahan. Perlu
d. Koagulasi l. granula
e. Pengendapan m. Aerasi
penyaringan dengan gaya pemicu dan selaput semipermiabel yang tipis. Pemicu dari
10
penyaringan menggunakan membran dapat berupa perbedaan tekanan, konsentrasi,
pori-pori yang cukup kecil untuk mencegah mikroba dan virus. Perkembangan
teknologi membran yang pesat membuat membran dapat dibuat menjadi tetap
canggih dan mudah beradaptasi tetapi juga murah. Hanya saja, membran rentan akan
back flushing dan metode crossflow. Membran biasanya dibuat dengan konsep dead-
end. Konsep ini praktis dan digunakan pada aplikasi industri seperti pembuatan beer
dan penyaringan oli. Cara seperti ini efektif untuk penyaringan pada konsentrasi
rendah dan pressure drop yang kecil. Untuk penyaringan air, akan ditemukan kasus-
kasus dimana air yang disaring memiliki konsentrasi pengotor yang tinggi, sehingga
membran yang digunakan harus memiliki konsep crossflow, dimana desain sistem
disesuaikan dengan sifat aliran umpan. Modul crossflow dapat berupa turbular,
lembaran, gulungan atau hollow fiber, dengan penggunaannya adalah tergantung dari
tujuan proses. Bahan membran yang efektif dan murah adalah polimer dengan
kestabilan kimia yang tinggi. Bahan anorganik seperti keramik hanya digunakan pada
kondisi pH spesifik, temperatur atau aliran masuk dengan komposisi kimia tertentu
sehingga tidak bisa menggunakan polimer. Membran yang dapat digunakan pada
Ultrafiltrasi
membutuhkan pressure drop yang kecil. Contoh plant ultrafiltrasi adalah plant
Chesnut Avenue Water Works, Chesnut Avenue, Singapura dengan kapasitas 72 MGD
atau sekitar 272.000 m3/hari. Ultrafiltrasi dapat dikatakan jarang digunakan untuk
adalah mengurangi turbiditas dan mengurangi kadar klor. Meskipun jarang digunakan
pada skala rumahan, ultrafiltrasi berbentuk hollow fiber mulai dikembangkan untuk
pemurnian tap water dirumah tangga, seperti yang dikembangkan Homespring dan
Memfil. Pretreatment yang digunakan pada skala kecil ini adalah filter karbon, yang
harus diganti secara berkala. Sistem filtrasi menggunakan hollow fiber ultrafiltration
sudah dicobakan di Afrika Selatan, untuk menyaring air dari alga dan polusi lainnya.
Membran ini perlu dibersihkan secara berkala. Pada daerah pinggiran dan peri-urban,
sumber energi tidak banyak, sehingga energi potensial atau head dari umpan
dimaksimalkan agar feed tidak perlu disedot dengan pompa, namun pompa tetap
dibutuhkan agar proses tetap terjadi terus menerus sehingga penyaringan berulang-
Mikrofiltrasi
ukurannya yang besar (0,2 mikrometer), ada sebagian bakteri dan virus yang dapat
lolos. Biasanya membran dibuat dari tanah liat, dan tidak membutuhkan driving force,
atau cukup dengan pompa tangan saja. Biasanya, membran komersial akan dilengkapi
Mikrofiltrasi juga dikemas secara ergonomis dalam bentuk “filter pen” untuk
kontaminasi cacing, dan juga bakteri seperti yang dilakukan LifeStraw. Mikrofiltrasi
juga dikembangkan untuk mendapatkan air bersih pada kondisi bencana alam.
operator yang handal, dan perlu dicuci dengan hipoklorit dan dilakukan backflush
12
sehingga perlu operator yang handal. Teknologi ini sudah diterapkan di Asia
Reverse Osmosis
penyaringan skala rumah tangga. Reverse Osmosis saat ini menempati 60% plant dari
plant desalinasi di seluruh dunia. Plant reverse osmosis terbesar saat ini terletak di
Israel yaitu Sorek Desalination Plant. Reverse osmosis juga memerlukan pre-
Osmosis, hampir sama dengan ultrafiltrasi, hampir tidak membutuhkan beda tekan
yang besar, cukup dengan tekanan feed water saja. Reverse Osmosis lazim digunakan
pada keran rumah tangga pada negara maju, namun membutuhkan perawatan secara
berkala sehingga ada biaya maintenance yang harus dikeluarkan. Reverse Osmosis
unggul dan banyak digunakan pada desalinasi air laut pada kondisi darurat. Desalinasi
air laut harus melalui pretreatment bertahap dan membutuhkan driving force sehingga
harga investasinya akan menjadi lebih mahal, oleh karena alasan inilah penggunaan
Nanofiltrasi
nanofiltrasi saat ini adalah plant Boca Raton di Florida dengan kapasitas 150.000
Membran Bioreaktor
reklamasi air dari limbah seperti lumpur. Membran bioreaktor bertujuan untuk
menggantikan proses konvensional seperti lumpur aktif dan klarifier. MBR digunakan
untuk memisahkan mikroba dari air limbah yang sebelumnya telah diolah. Membran
13
bioreaktor ini unggul karena air hasil penyaringan yang dihasilkannya memiliki
bioreaktor akan membuat biaya produksi menjadi mahal dan operasi akan lebih rumit
(Sitanggang, 2016).
Proses pemurnian air dapat menggunakan sistem pengolahan air bersih dan air
minum (Reverse Osmosis & Ultra Filtration System ). Sistem pengolahan air minum
dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa
proses yang perlu diterapkan, adapun proses yang diperlukan tergantung dari kualitas
air baku antara lain : Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang
bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak
penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak
minimal 2 kali dari kebutuhan. Proses oksidasi atau dengan kata lain penambahan
oksigen ke dalam air agar kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya yang
terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses ini ada beberapa perlakuan yang
bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem aerasi (dengan
menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan katalisator
bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar logam berat serta zat
pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan
kimia seperti bahan koagulan (Hipoklorite/PAC dengan rumus kimia Al2O3), juga
proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate. Proses filtrasi,
proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang masih terkandung
dalam air. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang disesuaikan
dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter (silica
sand/quarsa, zeolite, dll). Proses filtrasi (carbon actived), proses ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri
14
(sterile)dan rasa serta aroma air. Proses demineralisasi, proses ini berfungsi untuk
terkandung dalam air. Proses Reverse Osmosis system , proses ini merupakan proses
utama dalam proses pemurnian air dengan hasil qualitas air non mineral. Proses ini
melalui alat yang disebut membran semipermiable, membran ini mempunyai lubang
air 1/10000 mikron yaitu air yang melewati lubang tersebut sudah merupakan air
bebas bakteri mineral, virus dan logam-logam berat lainnya. Proses terakhir adalah
proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya yang
tujuannya air itu tidak perlu dimasak kembali, proses ini menggunakan proses ultra
violet atau dengan kata lain sterilisasi dengan menggunakan penyinaran ultra violet
sumber air tanah dangkal yang berada Di Desa Kletek, Kecamatan Malaka
3.2.2. Sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah air yang diambil dari sumber air
buku namun dapat pula bahan-bahan lain misalnya artikel, tulisan ilmiah,
hidrogeologi.
b. Data primer adalah data yang diambil sendiri dan diperoleh secara
laboratorium. Data tersebut adalah data hasil uji kualitas air yang
maka hasil yang diperoleh dibuat dalam bentuk suatu laporan penelitian.
3.4 Teknik Analisis Data
mengevaluasi kriteria terhadap sumber air sesuai standar yang layak dikonsumsi.
diperlukan.
3.5 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Pustaka
17
Pengumpulan
data
Analisis Data
Penetapan parameter/kriteria Aspek-aspek
kualitas air layak
dan Analisis air tercemar
konsumsi
18
2 Pembelian bahan habis pakai (maksimum 60%) 2.320.000
3 Perjalanan (maksimum 40%) 3.400.000
4 Sewa alat dan laboratorium (maksimum 40%) 1.800.000
JUMLAH 10.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Hafni. 2012. Proses Pengolahan Air Bersih pada PDAM Padang. Jurnal Momentum.
Vol. 13 (2): 12-26.
Sitanggang, P. Yohana. 2010. Sistem Pengolahan Air Minum Terdesentralisasi dengan
Teknologi Membran. ResearchGate: 3-4.
Voith, M. 2010. Membrane Movers: Water Treatment Businesses Adapt Their
Portfolios to Meet New Regulations and Reduce Costs. Chemical
Engineering News. 88, 22-23.
19
Wenten, I.G. 2016. Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya di Indonesia.
Institut Teknologi Bandung.
WHO. 2008. Water Quality Interventions to Prevent Diarrhoea: Cost and Cost-
Effectiveness. WHO Press. Switzerland. 1-3
WHO. 2014. Water Safety in Distribution System. WHO Press. Switzerland.
20
Kertas HVS A4 Pengolah data 5 45.000 225.000
Tinta injek Mencetak data 4 62.500 250.000
Bolpoin Pencatat hasil 2 20.000 40.000
Spidol Ballmaker Labeling sampel 1 75.000 75.000
Spidol transparan Labeling larutan 1 80.000 80.000
Pensil 2B Pencatat hasil 1 30.000 30.000
CDRW Dokumentasi 1 150.000 150.000
Kertas label Labeling larutan 2 75.000 150.000
Map folder Dokumentasi 1 95.000 95.000
Surat menyurat Adinistrasi 1 300.000 300.000
Fotokopi Penyusunan lap 1000 150 150.000
Pelaporan cetak laporan 10 7.500 75.000
Pulsa data biaya internet 8 50.000 400.000
Publikasi ilmiah Biaya publikasi 1 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 2.320.000
3. Perjalanan
Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah Total
Material
Perjalanan (Rp) (Rp)
Perjalanan ke Kefa Survey dan sampling 4 300.000 1.200.000
Perjalanan ke Soe Survey dan sampling 2 200.000 400.000
Perjalanan ke Bolok Survey dan sampling 2 150.000 300.000
Akomodasi Survey dan sampling 6 250.000 1.500.000
SUB TOTAL (Rp) 3.400.000
4. Sewa
Harga Satuan Jumlah Total
Material Justifikasi Kuantitas
(Rp) (Rp)
Analisis Sifat Fisik Biaya analisis 9 100.000 900.000
Analisis Sifat Mekanik Biaya analisis 9 100.000 900.000
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp) 10.000.000
Terbilang: Sepuluh Juta Rupiah
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2 S3
Nama Perguruan UPN “Veteran” UGM Jogjakarta UGM Jogjakarta
Tinggi Jogjakarta
Bidang Ilmu GEOLOGI GEOLOGI GEOLOGI
Tahun Masuk-Lulus 1988-1993 2000-2002 2003-2008
Judul Skripsi/ Geologi daerah Potensi Marmer Aspek Geologi dan
Tesis/Disertasi Juwangi dan dan Rekayasa Implikasinya
sekitarnya Jawa Pemanfaatannya Terhahadap Kualitas
Tengah Studi Kasus: Marmer, Studi Kasus
Kabupaten Belu – Kabupaten TTS - NTT
NTT
Nama Pembimbing/ Prof. Dott. Prof. Prof. Sukandarrumi,
Promotor Sampurno Sukandarrumi, M.Sc.Ph.D
M.Sc.Ph.D
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2007 Rekayasa pemanfaatan batugamping
APBD 50
menjadi sabun colek dan cat tembok
2 2007 Rekayasa pemanfaatan lempung
APBD 99
menjadi berbagai jenis cenderamata
22
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor Nama Jurnal
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
23
Kupang, 20 Juni 2016
Ketua Pengusul
24