You are on page 1of 8

BAB 5

RUMUSAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

5.1 Identifikasi Masalah


Dari data sekunder yang didapatkan dari laporan pencapaian target
Puskesmas Dampit serta laporan tahunan Puskesmas Dampit tahun 2017 dan
wawancara petugas kesehatan Puskesmas Dampit disimpulkan bahwa terdapat
beberapa permasalahan kesehatan di kecamatan Dampit. Dari beberapa
permasalahan kesehatan utama yang berpeluang diangkat akan dilakukan
penilaian oleh lima orang Dokter Muda, dan dua orang tenaga kesehatan
Puskesmas untuk menentukan prioritas permasalahan kesehatan utama. Dalam
menentukan prioritas masalah, digunakan metode MSF (magnitude, seriousness,
dan Feasibility) yaitu dengan memperhatikan seberapa besar masalah tersebut
mempengaruhi masyarakat, tingkat keparahan konsekuensi, dan kemudahan
untuk mengkoreksi.

5.1.1 Daftar Masalah


1. Upaya kesehatan lingkungan memiliki hasil cakupan yang kurang yaitu
75,86% (< 81%)
2. Tidak tercapainya target UCI sebesar 84% dengan hasil realisasi masih
38% pada tahun 2017
3. Jumlah wanita hamil dini yang berusia < 20 tahun di Kecamatan Dampit
masih tergolong tinggi dengan jumlah 53 orang dari 286 orang wanita
hamil pada tahun 2017.
4. Hasil cakupan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular
masih kurang dengan hasil cakupan sebesar 75,24% (≤80%)
5. Hasil cakupan balita bawah garis merah masih kurang yakni 7 dari 10,
serta kurangnya kunjungan pojok gizi dengan cakupan 2,9%

1
5.1.2 Urutan Prioritas Masalah
Magnitude-Seriousness
N Permasalaha -Feasibility Sub Tota
o n D Total l
DM1 DM2 DM3 DM 4 DM5 P
P
Persentase
penduduk 5 4 4 5 3 4 3 28
Kecamatan
Dampit yang
1. melakukan 88
BABS 4 5 3 5 4 5 4 30
sebanyak
9,93% dari
total populasi 4 5 4 5 4 4 4 30

Tidak 4 3 4 4 2 3 4 24
tercapainya
target UCI
sebesar 84%
2. 78
dengan hasil
realisasi masih 5 4 5 4 4 4 3 29
38% pada
tahun 2017
4 5 4 3 3 4 2 25
Hasil cakupan
upaya 3 4 4 4 3 4 4 26
pencegahan
dan
pengendalian
penyakit 4 4 3 3 4 4 4 26
3. 78
menular masih
kurang dengan
hasil cakupan
sebesar
75,24%
(≤80%) 4 3 4 5 3 3 4 26

Keterangan :
DM 1 : Dokter Muda 1
DM 2 : Dokter Muda 2
DM 3 : Dokter Muda 3
DM 4 : Dokter Muda 4
DM 5 : Dokter Muda 5
DP : Dokter Puskesmas
P : Perawat

2
Berdasarkan skoring permasalahan yang dilakukan oleh Dokter Muda dan
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Dampit, maka terpiliih adalah persentase
penduduk Kecamatan Dampit yang melakukan BABS sebanyak 9,93% dari total
populasi. Kemudian, didapatkan dari data primer dan sekunder bahwa penduduk
Desa Bumirejo belum pernah terverifikasi ODF, belum pernah dilakukan pemicuan
ODF dan masih ada beberapa masyarakat yang BAB sembarangan.
Intervensi yang akan dilakukan bertujuan untuk menurunkan angka
kejadian BABS Desa Bumirejo pada bulan Desember 2018 (8 bulan dari
intervensi).

5.2 Diagram Ishikawa

Gambar 3. Diagram Ishikawa

5.3 Analisis Faktor Risiko


Identifikasi akar permasalahan kesehatan atau faktor resiko prioritas di
komunitas, digunakan diagram tulang ikan (Fishbone) atau diagram Ishikawa.
Diagram tulang ikan (Fishbone) merupakan diagram yang menjelaskan
bagaimana suatu permasalahan tersebut bisa terjadi. Diagram ini terdiri dari
bagian kepala dan bagian tulang ikan. Pada bagian kepala ikan merupakan
masalah utama yang dicari tahu faktor risikonya, yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap perilaku Buang Air Besar Sembarangan.
Pada diagram Ishikawa, terbagi menjadi kategori-kategori pada bagian
tulang ikan yang bisa berpengaruh terhadap topik utama. Kategori-kategori yang
dimasukkan ke dalam bagian tulang ikan tersebut adalah Man, Environment,
Money, Machine, Material dan Method. Kemudian masing-masing kategori dibuat

3
perincian faktor resiko. Hasil dari diagram Ishikawa dapat digunakan untuk
menemukan tindakan berdasarkan pemecahan akar masalah yang diperlukan
untuk mengatasi hal yang menjadi permasalahan.
5.1 Identifikasi Akar Permasalahan Utama

Setelah ditentukan akar masalah berdasarkan diagram Ishikawa,


kemudian dilakukan skoring berdasarkan Nominal Group Technic dengan skala 1-
5 untuk menentukan prioritasnya, seperti yang dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 8. Hasil Skoring Penentuan Prioritas Akar Permasalahan


DM 1 DM 2 DM 3 DM 4 DM 5 Total
Akar Permasalahan

MAN
Belum adanya 5 5 5 5 5 25
kesadaran bahayanya
mengalirkan BAB ke
sungai
Sebagian warga masih 5 5 4 4 5 23
MCK di sungai
Kurangnya 5 5 5 5 5 25
pengetahuan mengenai
jamban sehat

ENVIRONMENT
Lahan terlalu miring 5 4 5 4 5 23
Jarak antar rumah 5 5 4 4 5 23
terlalu dekat
Rumah dekat dengan 5 5 4 4 5 23
sungai
Desa terletak di daerah 5 4 4 4 5 22
tinggi
METHOD
Frekuensi penyuluhan 5 5 4 5 5 24
kurang

4
Belum ada peraturan 5 5 5 5 5 25
khusus yang mengatur
larangan BABS
Tidak ada kader khusus 5 4 4 5 5 23
kesling
MATERIAL
Belum ada alat peraga 5 4 5 4 5 23
MACHINE
Masih terdapat warga 3 3 4 3 3 16
yang belum memiliki
akses jamban
Aliran pembuangan 4 3 3 3 4 17
tinja ke sungai
Aliran air dari PAM 5 5 4 5 5 24
terbatas
MONEY
Tidak semua warga 4 3 3 4 5 19
mampu membangun
jamban sehat
Pendapatan yang 4 5 4 3 4 20
bervariasi
Keterangan:
DM 1 : Dokter Muda 1
DM 2 : Dokter Muda 2
DM 3 : Dokter Muda 3
DM 4 : Dokter Muda 4
DM 5 : Dokter Muda 5

5
Dari 12 faktor risiko yang diduga sebagai penyebab tidak tercapainya target
ODF , didapatkan 5 prioritas akar permasalahan yaitu:
1. Belum adanya kesadaran bahayanya mengalirkan BAB ke sungai
2. Kurangnya pengetahuan mengenai jamban sehat
3. Belum adanya peraturan khusus mengenai aturan larangan BABS.
4. Masih kurangnya penyuluhan mengenai BABS dan Jamban Sehat
5. Aliran air dari PAM yang terbatas

5.4 Identifikasi Solusi


Tabel 9. Hasil Skoring Solusi Akar Permasalahan

Akar DM DM DM DM DM
No Solusi Total
Permasalahan 1 2 3 4 5

Kurangnya Membuat
kesadaran simulasi untuk
penduduk memicu
mengenai kesadaran
1. 5 5 5 5 5 25
bahayanya mengenai
membuang bahayanya
tinja ke aliran buang tinja ke
sungai sungai
Kurangnya Mengadakan
2.
pengetahuan penyuluhan
4 5 5 5 5 24
mengenai mengenai
jamban sehat jamban sehat

6
Belum adanya
peraturan Mengajukan
khusus peraturan desa
3. mengenai mengenai 5 5 5 5 5 25
aturan peraturan
larangan larangan BABS
BABS.

Membuat
flipchart
mengenai
Masih
BABS dan
kurangnya
jamban sehat 5 5 4 5 4 23
penyuluhan
4. untuk
mengenai
penyuluhan
BABS dan
oleh kader
Jamban Sehat
selanjutnya
Membuat kader
3 4 4 2 4 17
kesling
Memberikan
informasi saat
penyuluhan
Aliran air dari untuk
5. PAM yang menampung air 5 5 4 4 5 23
terbatas semaksimal
mungkin ketika
giliran aliran air
dinyalakan
Keterangan:
DM 1 : Dokter Muda 1
DM 2 : Dokter Muda 2
DM 3 : Dokter Muda 3

7
DM 4 : Dokter Muda 4
DM 5 : Dokter Muda 5
Dari permasalahan utama tersebut akan dibuat rangkaian kegiatan sebagai
upaya penurunan angka BABS melalui pemicuan dan advokasi Open Defecation
Free kecamatan Dampit yang kami sebut dengan Upaya Pemicuan Open
Defecation Free terhadap Masyarakat Desa Bumirejo. Pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018 dan 8 Mei 2018 yang mencakup kegiatan:
1. Pembuatan dan pengesahan peraturan desa mengenai aturan larangan
BABS
2. Sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat Desa Bumirejo tentang
bahayanya BAB sembarangan dan Jamban Sehat

You might also like