Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Sadat Rizki S M P17335116004
Rizqia Anggianawati P17335116012
Desti Retno Palupi P17335116020
Yolanda Putri A P17335116030
Nurani Hafsyah P17335116032
Siti Robiatul A P17335116034
Dita Setiani Anwar P17335116042
Dosen pembimbing :
Hanifa Rahma, M.Si.,Apt.
KEMENTRIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN FARMASI
2017
SEDIAAN KRIM
Desonide 0,05%
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu memformulasikan, membuat sediaan dan mengevaluasi
sediaan semisolida krim Desonide 0,05%.
Perhitungan FTU
1 FTU = 500 mg untuk pria dewasa
1 FTU = 400 mg untuk wanita dewasa
Pedoman FTU untk dewasa
Untuk Dewasa
Area Anatomi FTU yang Dibutuhkan
Muka dan Leher 2,5
Tubuh bagian atas dan bawah 7
Lengan 3
Tangan 1
Kaki (Bagian paha hingga mata kaki) 6
Kaki (Bagian mata kaki ke bawah) 2
1. Untuk Pria Dewasa (per hari)
a. Muka dan Leher = 2,5 x 500 mg = 1.250 x 4 = 5.000 mg = 5 gram
b. Badan bagian atas dan bawah = 7 x 500 mg = 3.500 x 4 = 14.000 mg =
14 gram
c. Lengan = 3 x 500 mg = 1.500 x 4 = 6.000 mg = 6 gram
d. Tangan = 1 x 500 mg = 500 x 4 = 2.000 mg = 2 gram
e. Kaki (bagian paha–mata kaki) = 6 x 500 mg = 3.000 x 4 = 12.000 mg =
12 gram
f. Kaki (bagian mata kaki ke bawah) = 2 x 500 mg = 1.000 x 4 = 4.000 mg
= 4 gram
2. Untuk Wanita Dewasa (per hari)
a. Muka dan Leher = 2,5 x 400 mg = 1.000 x 4 = 4.000 mg = 4 gram
b. Badan bagian atas dan bawah = 7 x 400 mg = 2.800 x 4 = 11.200 mg =
11,2 gram
c. Lengan = 3 x 400 mg = 1.200 x 4 = 4.800 mg = 4,8 gram
d. Tangan = 1 x 400 mg = 400 x 4 = 1600 mg = 1,6 gram
e. Kaki (bagian paha–mata kaki) = 6 x 400 mg = 2.400 x 4 = 9.600 mg =
9,6 gram
f. Kaki (bagian mata kaki ke bawah) = 2 x 400 mg = 800 x 4 = 3.200 mg =
3,2 gram
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Titik Lebur -
Pemerian Serbuk putih sampai putih pucat dan tidak berbau.
(NCBI)
Keterangan Lain -
Penyimpanan -
Kadar Penggunaan 0,05%
2. Preformulasi Eksipien
a. Gliserin
Zat Gliserin
Sinonim Croderol; E422; glicerol; gliserin; gliserolum; Glycon G-100;
Kemstrene; Optimal; Pricerine; 1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane
gllycerol.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P283.pdf)
Struktur
Penyimpanan Gliserin harus disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk dan tempat
kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P285.pdf)
Kadar Penggunaan 15%
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P283.pdf)
b. Butylated Hydoxytoluene
Zat Butylated Hydoxytoluene
Sinonim Agidol; BHT; 2,6-bis (1,1-dimethylethyl) -4-methylphenol;
butylhydroxytoluene; butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylated
hidroksioluena; 2,6-di-tert-butil-p-kresol; 3,5-di-tert-butil-4-
hidroksioluena; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP; Nipanox
BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT; Topanol; Vianol.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P75.pdf)
Struktur
BM : 220.35
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P75.pdf)
Rumus Molekul C15H24O
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P75.pdf)
c. Asam Stearat
Zat Asam Stearat
Sinonim Acidum stearicum; asam cetylacetic; Crodacid; Cristal G; Cristal S;
Dervacid; E570; Edenor; Emersol; Ekstra AS; Ekstra P; Ekstra S; ST
tambahan; 1-heptadecanecarboxylic acid; Hystrene; Industrene;
Kortakida 1895; Pearl Steric; Pristerene; asam stereophanat;
Tegostearic.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P697.pdf)
Struktur
BM : 284.47
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P697.pdf)
Rumus Molekul C18H36O2
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P697.pdf)
BM : 149.19
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Rumus Molekul C6H15NO3
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Titik Lebur 20–210C
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Pemerian Cairan kental tidak berwarna sampai kuning pucat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Kelarutan Larut dalam etanol, aseton, benzena, eter, karbon tertraklorida, dan
heptena <0,1%, larut dalam kloroform.
Tidak larut dalam aseton, karbon tetraklorida, metanol dan air. Larut
dalam etil asetat (1:63), dan benzen (1:24).
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Stabilitas Triethanolamine dapat berubah warna menjadi coklat jika terpapar
udara dan cahaya. Dapat dikembalikan dengan pemanasan dan
pencampuran sebelum digunakan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Inkompatibilitas Dengan asam mineral, karena akan membentuk garam kristal dan ester.
Dengan lembaga, karena akan membentuk garam kompleks, dengan
logam-logam berat karena akan terjadi perubahan warna dengan reagen
seperti tionil klorida.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Keterangan Lain Trietanolamina banyak digunakan dalam formulasi farmasi topikal,
terutama dalam pembentukan emulsi. Bila dicampur dalam proporsi
equimolar dengan asam lemak, seperti Asam stearat atau asam oleat,
trietanolamina membentuk sabun anionik dengan pH sekitar 8, yang
dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi menghasilkan emulsi
minyak-dalam-air halus dan stabil. Konsentrasi yang biasanya
digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4% v/v trietanolamina dan 2-5
kali asam lemak. Dalam kasus minyak mineral, 5% v / v trietanolamina
akan dibutuhkan, dengan kenaikan yang tepat dalam jumlah asam
lemak yang digunakan. Persiapan yang mengandung sabun
trietanolamin cenderung lebih gelap pada penyimpanan. Namun,
perubahan warna dapat dikurangi dengan menghindari paparan ringan
dan kontak dengan logam dan ion logam.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Penyimpanan Trietanolamina mungkin berubah menjadi coklat saat terpapar udara
dan cahaya. Tingkat 85% trietanolamina cenderung stratifikasi di
bawah 15oC; homegeneitas dapat dipulihkan dengan pemanasan dan
pencampuran sebelum digunakan. Trietanolamina harus disimpan
dalam wadah kedap udara terlindungi dari cahaya, di tempat sejuk dan
kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
Kadar Penggunaan 1,5%
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P754.pdf)
e. Cera Flava
Zat Cera Flava
Sinonim Apifil; cera flava; E901; lilin halus.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED,
P780.pdf)
Struktur
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%) panas, gliserin dan air.
Larut dalam benzena, karbon disulfida, kloroform dan eter, sebagian
besar dalam minyak yang mudah menguap.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p482.pdf)
Stabilitas Dengan paparan cahaya, dapat teroksidasi dan berubah warna juga
menghasilkan bau yang tidak sedap.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p482.pdf)
Inkompatibilitas Petrolatum adalah bahan inert dengan sedikit inkompatibel.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p482.pdf)
Pemerian Tidak berwarna dan kental, tanpa fluoresensi disiang hari, tidak berbau
saat dingin, dan memiliki bau minyak bumi yang samar saat
dipanaskan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p446.pdf)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air; larut dalam
aseton, benzena, kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum eter.
Larut dengan minyak volatile dan minyak, dengan pengecualian dari
minyak jarak.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p446.pdf)
Stabilitas Minyak mineral mengalami oksidasi bila terkena panas dan cahaya.
Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida, yang menunjukkan
'Periode induksi'. Dalam kondisi biasa, periode induksi mungkin
mengambil bulan atau tahun. Namun, setelah jejak peroksida adalah
terbentuk, oksidasi lebih lanjut adalah autokatalitik dan hasil yang
sangat cepat. hasil oksidasi dalam pembentukan aldehid dan asam
organik, yang memberi rasa dan bau.
Stabilisator mungkin ditambahkan untuk menghambat oksidasi;
butylated hydroxyanisole, butylatedhydroxytoluene, dan alpha
tocopherol adalah yang paling umum digunakan sebagai antioksidan.
Minyak mineral dapat disterilkan dengan panas kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p446.pdf)
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan pengoksidasi kuat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p446.pdf)
Keterangan Lain Minyak mineral digunakan terutama sebagai eksipien dalam formulasi
farmasi topikal, dimana sifat emoliennya dieksploitasi sebagai bahan
dasar salep. Ini juga digunakan di emulsi minyak dalam air, (1-5)
sebagai pelarut, dan sebagai pelumas masuk formulasi kapsul dan
tablet, dan sampai batas tertentu sebagai cetakan.
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindungi dari cahaya, di
tempat yang sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p446.pdf)
Titik Lebur -
Pemerian Cairan tidak berwarna, kuning pucat, atau hijau kekuningan pucat
dengan bau khas dan sensasi dingin.
(Martindale edisi 36, hlm 1761. pdf)
Kelarutan Larut dalam1:3 alkohol 70%
(Martindale edisi 36, hlm 1761. pdf)
Stabilitas Disimpan pada wadah kedap udara, dengan suhu tidak boleh lebih dari
40°C.
(Martindale edisi 36, hlm 1761. pdf)
Inkompatibilitas Tidak ditemukan di Martindale edisi 36, Japanesse Pharmacopeia,
European Pharmacopeia, HOPE, Farmakope Indonesia V, NCBI.
Keterangan lain -
Stabilitas Air secara kimiawi stabil disemua material fisika seperti (air,es,dan uap
air). Air harus terlindungi dari partikel asing dan mikroorganisme
mikroba lainnya. Terlindung dari kontaminasi ion dan organic yang
menyebabkan peningkatan konektivitas.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 766.pdf)
Inkompatibilitas Dalam formulasi dapat bereaksi dengan obat-obatan atau eksipien lain
yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi air atau uap air) pada suhu
kamar dan suhu yang ditinggikan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 766.pdf)
Keterangan lain -
Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat. Air yang dimurnikan Simpan
dalam wadah tertutup rapat. Jika disimpan dalam jumlah besar,
kondisinya penyimpanan harus dirancang.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ED, p 768.pdf)
Kadar Penggunaan ad 100 %
2. Gliserin 15 15
100
x 20 g = 3 g 100
x 80 g = 12 g
4. Asam stearat 3 3
100
x 20 g = 0,6 g 100
x 80 g = 2,4 g
6. Vaselin album 20 20
100
x 20 g = 4 g 100
x 80 g = 16 g
4 g + (10% x 4) = 4,4 g 16 g + (10% x 16) = 17,6 g
7. Cera flava 10 10
x 20 g = 2 g x 80 g = 8 g
100 100
2 g + (10% x 2) = 2,2 g 8 g + (10% x 8) = 8,8 g
8. Parafin liq 10 10
100
x 20 g = 2 g 100
x 80 g = 8 g
2 g + (10% x 2) = 2,2 g 8 g + (10% x 8) = 8,8 g
9. Oleum Minthae Pip 0,01 0,01
100
x 20 g = 0,002 g 100
x 80 g = 0,008 g
5. Isi minimum Ambil 3 tube 3 tube Tidak kurang dari Tidak dilakukan uji
( FI Edisi V, berisi zat uji, 90-95% dari
hlm 1519 ) hilangkan etiket jumlah yeang
yang dapat tertera pada etiket
memengaruhi ( 9 – 9,5 g )
bobot saat isi
wadah
dikeluarkan.
Keluarkan isi
secara kuantitas
dari wadah,
potong ujung
wadah, jika perlu
cuci dengan alat
yang sesuai agar
tutup dan bagian
lain tidak
terpisah,
keringkan dan
timbang kembali
masing-masing
wadah kosong
dan bagian-
bagiannya.
6. Penetuan Penentuan ukuran Tidak Ukuran globul Tidak dilakukan uji
ukuran globul globul rata-rata dilakukan berkisar 0,1 –
( Martin Edisi dengan selang uji 1,00 mm
V, hlm 648 ) waktu tertentu
menggunakan
mikroskop.
7. Kebocoran Pilih 4 tube, krim Tidak Tidak terjadi Tidak dilakukan uji
tube dengan segel dilakukan kebocoran yang
( FI Edisi V, khusus jika uji berarti selama
hlm 1613 ) disebutkan atau setelah
bersihkan dan pengujian selesai.
keringkan baik-
baik. Letakkan
tube horizontal
diatas lembaran
kertas penyerap
dalam oven
dengan suhu yang
diatur pada 60o
selama 8 jam.
8. Pelepasan zat Menggunakan Tidak Bahan aktif Tidak dilakukan uji
aktif dan difusi alat penjepit, lipat dilakukan mudah dilepas
zat aktif cuplikan, uji dalam waktu
( FI Edisi V, permukaan air tunggu yang
hlm 1605 ) menggunakan kecil.
pencatat waktu
ulangi percobaan
dua kali
menggunakan
contoh
selanjutnya dan
hitung rata-rata.
9. Stabilitas Pengaruh 1 tube Krim tetap stabil Tidak stabil
sediaan krim sentrifugasi pada setelah ( Tidak memenuhi syarat )
( Lachman,3750 rpm dalam disentrifugasi.
hlm 1081 ) tabung
sentrifugasi
setinggi 10 cm
selama 5 jam
dapat dikatakan
ekivalen dengan
pengaruh
gravitasi selama ±
1 tahun.
10. Uji pH pH ditentukan 1 tube pH sediaan 4,5 - 7 pH sediaan 8,02
( FI Edisi V, dengan ( Tidak memenuhi syarat )
hlm 1563 ) menggunakan alat
pH meter.
11. Penetapan Penetapan Tidak Tidak kurang dari Tidak dilakukan uji
kadar dilakukan dengan dilakukan 9 gram dan tidak
( FI Edisi V, cara kromatografi uji lebih dari 14 gam
hlm 844 ) cair kinerja tinggi. ( USP 30-NF25,
hlm 2788 )
12. Uji Efektivitas Pengujian dapat Tidak Tidak Tidak dilakukan uji
pengawet dilakukan dengan dilakukan mengandung
( FI Edisi V, memilih uji bakteri pada
hlm 1353 ) ikrobiologi, pilih pengawet
media yang sesuai
untuk
pertumbuhan
mikroba uji dan
pembuatan
isolasi.
13. Jumlah Pengujian Tidak Tidak Tidak dilakukan uji
cemaran dilakukan dengan dilakukan mengandung
biologi penyaringan uji mikroba dalam
( FI Edisi V, membrane/ salah sediaan
hlm 1343 ) satu metode
angkan lempeng
yang sesuai.
Metode lain
adalah angka
paling mungkin.
14. Uji potensi anti Penetapan potensi Tidak Terdapat pada Tidak dilakukan uji
biotik antibiotika secara dilakukan table 5 dalam
( FI Edisi V, mikrobiologi, uji Farmakope Edisi
hlm 1353 ) kemiringan dari V, hlm 1353
garis lurus yang
paling sesuai
dapat dihitung
dengan ketentuan
table 5 dalam
Farmakope
Indonesia edisi V,
dan respon rata-
rata pada tiap
dosis atau dengan
ketentuan Tt = F
yang jumlah (F)
adalah tetap utuh
tiap dosisnya
15. Identifikasi Totolkan secara Tidak Harga RF bercak Tidak dilakukan uji
( FI Edisi V, terpisah masing- dilakukan merah yang
hlm 928 ) masing 1 gram ya uji diperoleh dari
sediaan yang larutan uji sesuai
mengandung zat dengan yang
uji 0,05 % pada diperoleh dari
lempengan KI larutan baku
dalam bejana
kromatografi.
Berisi fase gerak
campuran air
ammonium
hidroksida p
aseton, yang
dibuat segar dan
biarkan merambat
sampai kurang
lebih tiga per
empat tinggi
lempeng. Angkat
lempeng, biarkan
kering diudara
dan panaskan
pada 105o C
selama 5 menit,
amati
kromatgrafi.
XI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan semisolida krim
dengan bahan aktif Desonide 0,05%. Krim adalah sediaan semisolida yang
mengandung satu atau lebih bahan aktif obat, terlarut atau terdispersi baik dalam
emulsi air dalam minyak (A/M) maupun emulsi minyak dalam air (M/A)
(Agoes,2012).
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mampu
memformulasikan, membuat dan mengevaluasi sediaan semisolida krim
desonide 0,05%. Sediaan krim ini ditujukan untuk pemakaian topikal yaitu
diaplikasikan pada kulit untuk mencapai efek lokal pada orang dewasa
digunakan secukupnya ke area yang terkena setiap 6-8 jam. Obat ini banyak
digunakan untuk pengobatan penyakit kulit yang bersifat inflamasi, proliferatif
atau imunologis (NCBI).
Desonide praktis tidak larut dalam air dan memiliki bioavaibilitas topikal
yang baik sehingga Desonide dibuat sediaan topikal dengan tipe minyak dalam
air karena sediaan krim tipe minyak dalam air tidak menimbulkan bekas noda,
mudah tercucikan dan tidak lengket sehingga sediaan acceptable.
Sediaan krim Desonide 0,05% menggunakan 3 basis krim yaitu basis
solid berupa Cera Flava, basis semisolid berupa Vaselin Album dan basis likuida
berupa Parafin Liquidum. Penggunaan ketiga basis tersebut ditujukan untuk
mencapai kestabilan krim.
Krim merupakan sediaan yang tidak stabil secara termodinamika
sehingga ditambahkan emulgator untuk menjaga stabilitas krim dan untuk
mencegah pemisahan. Emulgator yang digunakan yaitu TEA dan Asam Stearat.
Pada formulasi sediaan krim Desonide 0,05% ditambahkan gliserin
dengan kadar 15% yang berfungsi sebagai emolien karena pemakaian topikal
harus tersebar secara merata dan lembut dikulit, sebagai pengawet karena
sediaan krim mengandung air yang merupakan tempat pertumbuhan baik bagi
mikroba dan sebagai humektan. Penambahan humektan ditujukan untuk
meminimalkan kehilangan air pada komposisi akhir dan untuk meningkatkan
penerimaan tampilan fisika produk secara keseluruhan (Agoes,2012).
Basis sediaan merupakan bahan yang mudah tengik sehingga pada
formulasi ditambahkan antioksidan berupa Butil Hidroksitoluen (BHT) dengan
kadar 0,02%. Desonide tidak berbau sehingga tidak acceptable sehingga pada
formulasi ditambahkan Oleum Minthae Pip sebanyak 0,5%.
Pembuatan sediaan krim Desonide 0,05% menggunakan metode triturasi
sehingga basis krim dilebihkan 10% untuk mengatasi terjadinya kehilangan
bahan saat pembuatan. Metode triturasi digunakan karena bahan aktif tidak tahan
panas sehingga pada pembuatannya bahan aktif ditambahkan terakhir.
Sebelum melakukan pembuatan sediaan, dilakukan optimasi terlebih
dahulu untuk memastikan ketepatan formulasi yang akan dibuat. Tahap awal
pembuatan sediaan krim yaitu dengan mengelompokkan fase air dan fase
minyak untuk masing-masing dilebur. Pada peleburan suhu fase air harus lebih
tinggi daripada fase minyak karena suhu pada fase air mudah turun. Pembuatan
sediaan krim tipe minyak dalam air dilakukan dengan memasukkan fase air
kedalam fase minyak kemudian gerus konstan sampai sediaan tersebut dingin
dan dimasukkan kedalam bahan aktif. Setelah melakukan pembuatan sediaan,
dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi fisika, kimia dan
biologi. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi fisika yaitu tes organoleptik,
viskositas, penentuan tipe krim, homogenitas, isi minimum, stabilitas krim dan
evaluasi kimia yaitu uji pH sediaan.
Hasil praktikum sediaan semisolid krim Desonide 0,05% didapatkan
sediaan sebanyak 2 wadah krim dan 2 tube optimasi. Uji organoleptik dilakukan
dengan metode visual dengan hasil warna sediaan putih dan aroma mint dari
Oleum Minthae Pip sehingga memenuhi syarat evaluasi sediaan organoleptik.
Uji viskositas sediaan menggunakan viskometer stormer dengan sediaan yang
digunakan sebanyak 1 tube. Viskositas yang didapatkan dari sediaan semisolid
krim Desonide 0,05% yaitu 4 Cpas sehingga memenuhi syarat karena melebihi
viskositas air yaitu 0,89 Cpas.
Evaluasi fisika penentuan tipe emulsi dilakukan dengan pengenceran
menggunakan air. Hasil uji yang didapatkan adalah krim bercampur dengan air
karena fase luar sediaan tersebut adalah air. Uji homogenitas sediaan dilakukan
dengan mengoleskan sediaan kedalam kaca arloji. Hasil yang didapat yaitu
ukuran partikel yang terlihat tersebar merata sehingga memenuhi syarat.
Hasil dari uji stabilitas yaitu sediaan krim Desonide 0,05% tidak stabil
karena pada rentang waktu 3 hari sediaan mengalami foaming yang ditunjukkan
dengan semakin banyaknya busa dalam sediaan. Hal ini disebabkan karena kadar
Asam Stearat dalam formulasi terlalu tinggi. Ketidakstabilan tersebut
mempengaruhi evaluasi uji minimum karena dengan banyaknya busa
menyebabkan berat sediaan semakin ringan sehingga sediaan dengan jumlah 10
gram tidak bisa dimasukkan kedalam tube.
Pada evaluasi kimia uji pH menggunakan pH meter, hasil yang
didapatkan yaitu 8,02 sedangkan pH target sediaan 4,5 – 7 sehingga pH sediaan
tersebut tidak memenuhi syarat. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh reaksi
penyabunan antara Asam Stearat dan Trietanolamin.
1. Brosur
2. Etiket
3. Kemasan
XIII. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut:
Jadi formulasi yang dibuat pada sediaan krim Desonide 0,05% tidak
memenuhi syarat karena pH dan stabilitas sediaan tidak memenuhi target.
XIV. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida (SFI-7). Bandung:
Penerbit ITB.
Anief. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Ansel, Howard C. 2014. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery
System Tenth edition. Amerika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi
V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn, 2009. Pharmaceutical Design.
London : Pharmaceutical Press.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sean C Sweetman. 2009. Martindale. Thirty-sixth edition. USA : The Royal.
Sumardjo, Damin, 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta : EGC.
LAMPIRAN