You are on page 1of 21

LABORATORIUM FARMASETIKA DASAR

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PERCOBAAN V

“SEDIAAN SETENGAH PADAT”

OLEH:

KELOMPOK I (Satu)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi adalah salah satu Ilmu yang merupakan kombinasi dari ilmu

kesehatan ilmu fisika dan ilmu kimia yang mempunyai tanggung jawab untuk

memastikan efektivitas keamanan dan penggunaan obal. Menurut kamus,

farmasi adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atas membagikan obat

menurut kamus lamanya farmasi adalah seni atau praktek penyiapan,

pengawetan, peracikan dan penyerahan obat (ferizal, 2011)

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan

obat meliputi pengumpulan pengenalan pengawetan dan Pembakuan bahan

obat-obatan, Seni peracikan obat, cara Pembuatan sediaan farmasi menjadi

bentuk tertentu hingga dapat digunakan sebagai obat serta perkembangan obat

yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan that dalam bentuk sediaan yang

dapat digunakan dan diberikan kepada pasien (evita Aurilia dkk, 2021).

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan

kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang dengan adanya seperangkat

alat-alat serta adanya infrastruktur Laboratorium yang lengkap dengan fasilitas

air, listrik, gas dan sebagainya (Zikri Noer dkk, 2029).

Salep (unguenta) merupakan sediaan setengah padat ditujukkan untuk

pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat Juga dikatakan

sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang

cocok (Mathilda, 2020).

Balsem merupakan campuran damar dan minyak mudah menguap.

Balsem adalah minyak kental yang mengandung minyak damar dan minyak

afisiri. terasa panas jika dioleskan pada kulit sebagai obat sakit kepala, masuk

angin dan sebagainya. (KBBI, 2012).

Adapun alasan dilakukan percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat

mengetahui sediaan setengah padat, alat dan bahan serta agar pembuatan

balsem /sediaan setengah padat dengan benar.


B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu:

1. Agar mengetahui dapat definisi dan contoh sediaan setengah.

2. Agar mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan balsem

3. Agar mengetahui cara pembuatan balsem.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan in yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi dan contoh sediaan setengah padat.

2. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan

balsem .

3. Untuk mengetahui cara pembuatan balsem.


BAB II

PEMBAHAASAN

A. Teori Umum

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan suatu

kegiatan praktek atau praktik penelitian yang ditunjang oleh adanya

seperangkat alat-alat lab serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap

(adanya fasilitas air listrik gas dan sebagainya) (Fikri Noer, 2021)

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan

obat meliputi pengumpulan, pengenalan, dan pengawetan, dan pembakuan

bahan obat-obatan; seni peracikan obat ;serta pembuatan obat serta pembuatan

sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat ;

serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat

dalam bentuk sediaan yang siap digunakan dan diberikan kepada pasien.

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal

pada kulit atau selaput lendir. Dalam salep yang digunakan sebagai pembawa

dibagi dalam 4 kelompok yaitu dasar salep hidrokarbon, dasar salep serap

dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep larut dalam air.

Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (F1 ED VI,

2020)

1. Salep

a. Syarat-syarat salep (Lisnawati dan Prayoga, 2020)

1. Stabil
Salep harus stabil selama masih digunakan untuk mengobati

oleh karena itu bebas kompabilitas tabel dalam suhu kamar dan

kelembaban yang ada dalam panas

2. Lunak

Salep banyak digunakan untuk kulit berinteraksi, inflamasi,

dan Ekskoriasi dan dibuat sedemikian sehingga semua zat keadaan

yang harus dan seluruh produk harus lunak dan homogen

3. Mudah digunakan

Kebanyakan ke dalam salep adalah mudah digunakan kecuali

dalam sediaan salep dalam karet yang sangat kaku (keras) atau

sangat encer setiap tipe emosi umumnya paling mudah digunakan

dan mudah dihilangkan dari kulit.

4. Dasar salep yang cocok

Dasar salep harus tercampur secara fisika dan fisika kimia

dengan obat yang dikandungnya dasar salep tidak boleh merusak

atau menghambat aksi terapi dari obat yang dipilih sedemikian

rupa atau mampu melepas obat pada daerah yang diobati.

5. Terdistribusi merata

Pengamatan dengan salep yang padat atau cair harus

terdistribusi merata melalui dasar salep pengobatan harus

disesuaikan dengan frase yang cocok bisa dengan produk kremulsi.

b. Aturan pembuatan salep (Lisnawati dan parayoga. 2020)


1. Zat yang dapat larut dalam salep dilarutkan bila perlu dengan

pemanas rendah.

2. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep lebih dulu diserbut

dan diayak dengan derajat ayakan no 100.

3. Zat yang mudah larut dan stabil serta dasar salep mampu menyerap

air tersebut dilarutkan dulu dalam air yang tersedia setelah itu

ditambahkan dasar salep yang lain.

4. Bila dasar salep disebut dengan peleburan maka campuran tersebut

harus diaduk sampai dingin.

c. Metode pembuatan salep (Isnawati dan para yoga. 2020)

1. Metode pencampuran

Komponen-komponen saraf dicampur bersama-sama

sampai homogen dengan menggunakan mortir dan stamper atau

dengan sudip dan lumpang salep titik dalam metode

pencampuran komponen salep dicampur bersama-sama sampai

sediaan yang rata tercapai.

2. Metode peleburan

Dalam metode ini peleburan titik semua atau beberapa

komponen salep dicampur bersama-sama dan dilebur bersama

kemudian didinginkan dengan ngadu kan yang konsisten sampai

mengental, komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya

ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah

didinginkan dan diaduk bahan yang mudah menguap


ditambahkan terakhir bila suhu dari campuran cukup rendah dan

tidak menyebabkan penguraian dan penyerapan dari komponen

2. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (FI Ed

VI ,2020)

a. Tipe Krim

Ada dua tipe cream yaitu (Afifah. 2021)

1. Tipe minyak dalam air (M/A)

Tipe cream m/a merupakan yang fase keluarnya air jadi

mudah dicuci dengan air atau tidak lengket atau meninggalkan

noda pada pakaian. Contoh: vanshing cream adalah sediaan

kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan,

melembabkan dan sebagai alas bedak (Vanshing creamb sebagai

pelembab atau moisturizer meninggalkan lapisan berminyak pada

kulit)

2. Tipe air dalam minyak (A/M)

Tipe cream m/a p merupakan krim yang dengan fase luarnya

minyak dan tidak mudah dicuci dengan menggunakan noda atau

lengket pada pakaian serta tidak mudah mengering contoh: cold

cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

memberi rasa dingin dan nyaman pada butiran cold cream

mengandung mineral air dalam jumlah besar.


3. Karakteristik krim

Kualitas dasar krim yaitu stabil selama masih dipakai

mengobati maka krim harus bebas dari inkompabilitas tabel pada

suhu kamar dan kelembaban ada dalam kamar titik lunak yaitu

dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan

homogen mudah dipakai umumnya tipe emulsi adalah yang paling

mudah dipakai dan dihilangkan dan kuat, terdistribusi merata, obat

harus terdispersi mereka melalui dasar krim padat atau cair pada

penggunaan (Anies. 1997)

4. Kelebihan dan kekurangan krim

Kelebihan dari sediaan krim yaitu (Afifah. 2021)

a. Mudah menyebar rata

b. Praktis

c. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe

M/A

d. Cara kerja langsung pada jaringan setempat

e. Tidak lengket pertama pada tipe M/A

f. Bahan yang pemakaian topikal yang terasorpsikan tidak cukup

beraturan sehingga penggaris absorbsinya tidak diketahui pasien

g. Aman digunakan dewasa maupun anak-anak

h. Memberikan rasa dingin terutama pada tipe A/M


i. Bisa digunakan untuk menghilangkan lecet pada kelipatan kulit

terutama pada lipatan bayi pada fase A/M karena keadaan

lemaknya cukup tinggi

j. Biasanya digunakan untuk kosmetik misalnya maskara, krim

mata, kirim kuku dan deodorant

k. Bisa meningkatkan rasa lembut pada kulit tanpa minyak.

Adapun kekurangan sediaan krim yaitu (Afifah, 2021)

a. Mudah kering, dan mudah rusak, khususnya tipe a/m karena

terganggu sistem pencampuran terutama disebabkan karena

perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan

salah satu fase secara berlebihan.

b. Susah dalam pembuatannya satu dan mudah lengket (fase A/M)

3. Pasta

Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih

bahan obat yang ditujukan pada pemakaian luar atau topikal kelompok

pertama disebut dari glufase tunggal mengandung air misalnya pasta

natrium karbosimetiselulosa melihat pada suhu tubuh dan berfungsi

sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi (F1 ED VI, 2021)

Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap

dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai

afinitas terhadap air, pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi, seperti

serum, dan mempunyai daya senitrasi lebih rendah dari salep, oleh karena
itu pasti digunakan untuk lusr akut yang cenderung membentuk kera

mengembung atau mengeluarkan cairan (fI Ed VI, 2021)

Pasta gigi digunakan untuk perekat pada selaput lendir untuk

memperoleh efek lokasi (misalnya pasta gigi tiruan sinata asetonisida)

( FI Edisi VI. 2021)

B. Uraian Bahan

1. Champora (FI edisi III Hal. 130)

Nama Resmi : CAMPHORA

Nama Lain : Kamper

RM/BM : C10H16O/152,24

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur putih atau masa hablur, tidak berwarna

atau bauk has, tajam, rasa pahit dan aromatic.

Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air dalam 1 bagian

etanol 90% dalam 0,25 bagian kloroform p,

sangat mudah larut dalam minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan ; Antihistamin

2. Cetaceum (FI edisi III hal 141)

Nama Resmi : CETACEUM

Nama Lain : Setaseum

RM/BM : -
3. Etanol ( FI edisi III HAL 65)

Nama Resmi : AETANOLUM

Nama Lain : Etanol

RM/BM : C2H6O

Rumus Struktur : -

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menyerap,

dan mudah bbergerak,bauk has rasa pahit mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

p, dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik , trlindungi oleh

cahaya.

kegunaan ; Zat tambahan

4. Oleum Mp ( FI edisi III HAL 458)

Nama Resmi : OLEUM METHAE

Nama Lain : Minynak permen

RM/BM : C2H6O

Rumus Struktur : -

Pemerian : Cairan tidak berwarna , kuning pucat atau

kuning kehijauan, bau aromatic,rasa pedas dan

hangat, kemudian dingin.

Kelarutan : Larut dalam 4 bagian volume etanol 70% p


opleni yang tidakn terjadi tidak lebih kuat dari

oplensi larutan yang dibuat dengan

menambahkan 0,5 ml luar netrat o,5 n pada

campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 n, dan 50

ml air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan ; Zat tambahan

5. Kloroform ( FI edisi III Hal 152)

Nama Resmi : CHLOROFORMUM

Nama Lain : K;oroform

RM/BM : CHCL3 / 119,38

Rumus Struktur : -

Pemerian : Cairan mudah menguap, tidak berwarna bauk

has rsa manis dan membakar.

Kelarutan : Larut dalam dalam kebih kurang 200 bagian air,

mudah larut dalam etanol, methal p, dalam etere

p, Sebagianbesar organik, dalam minyak astir,

dan minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan ; Anertikum, pengawet, zat tambahan


6. Vaselin album ( FI edisi IV hal 633)

Nama Resmi : VASELINUM ALBUM

Nama Lain : Vaselin putih

RM/BM : -

Rumus Struktur : -

Pemerian : Masa luna, lengket, bening putih, sifat ini tetap,

sediaan zat dileburkan dan dibiarkan dengan

tanpa diaduk, tidak berbau dan hampir tidak

berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

96% p larut dalam kloroform p, dlam eter p, dan

dalam eter minyak tanah p, larutan kadang –

kadang beropelasi lemah .

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan ; Zat tambahan


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut

1. Batang Pengaduk,

2. Bunsen,

3. Cawan Porselen,

4. Kaki Tiga,

5. Kawat Kaca,

6. Penjepit Tabung,

7. Pipet Tetes,

8. Buat Obat Balsem,

9. Sendok Tanduk,

10. Timbangan Analitik

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut:

1. Campora

2. cetaceum

3. etanol,

4. kloroform

5. oleum mP,

6. Vaseline album
C. Cara kerja

1. Disiapkan Alat Dan Bahan

2. Ditimbang Bahan Sesuai Dengan Perhitungan

3. Dinyalakan Bunsen Dan Dileburkan Vaseline Album

4. Dilarutkan Cetaceum Dengan Kloroform

5. Campurkan Campuran Fotoseum Yang Sudah Dilarutkan Dan Oleum Np

6. Dalam Vaseline Album Yang Belum Lebur Dan Homogen

7. Dimasukkan Sediaan Dalam Pot Barcel Menggunakan Batang Pengaduk

Tunggu Hingga Mendatar Dan Diberikan Etiket.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam reset tersebut diminta ambillah campora 10% cetaseum 20% OL

MP dua tetes dan Vaseline album 12 gram dan diperintahkan untuk campur dan

buatlah base untuk pemakaian luar atau topikal sebelum dibuat balsem kita

harus terlebih dahulu menghitung bahan atau menimbang bahan yang digunakan

seperti campuran 10%, maka 10 dibagi 100 x 12 = 1, 2g, jadi bahan yang

digunakan adalah 1,2 g , kemudian cetakan 20% maka dihitung 20/ 100 x 12 =

2,4 gram dan Vaseline album 12 - (1,2 + 2,4)=8,4 gr.

Setelah bahan-bahan yang akan sudah ditimbang maka selanjutnya

dibuatlah balsem yang pertama yaitu disiapkan alat dan bahan ditimbang bahan

yang digunakan sesuai perhitungan, kemudian dilarutkan cetacu menggunakan

kloroform panas dan dileburkan Vaseline album, setelah itu ditambahkan

cetasium yang sudah larut ke dalam Vaseline yang sudah lebur dan ditambahkan

campuran lalu di homogen, selanjutnya ditambahkan oleum minyak di piper

mint sebanyak 2 tetes dan dipindahkan sediaan yang sudah lebur ke dalam pot

balsem dengan menggunakan batang pengaduk kemudian mengeras lalu

ditambahkan.
Bab V
Penutup

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan V yaitu sediaan setengah padat dapat disimpulkan

bahwa mahasiswa sudah mengetahui dan mengenal sediaan semi padat seperti

salep pastel dan cream mahasiswa juga sudah mampu membuat sediaan padat

mulai dari menyiapkan alat dan bahan sampel diberi etiket pada sediaan salep

yang telah dibuat mahasiswa juga sudah mengetahui macam-macam jenis

sediaan semi padat.

B. Saran

1. Laboratorium

Diharapkan agar kiranya dapat melengkapkan alat-alat yang ada

dalam laboratorium, hingga agar praktikum lebih mudah dan cepat dan

lancar dalam melakukan suatu percobaan dan penelitian

2. Asisten

Diharapkan adanya kerjasama yang baik antara asisten dan para

praktikan saat praktikum agar mempermudah proses penyaluran

pengetahuan dan pengerjaan asisten kepada praktikan

3. Praktikum

Diharapkan agar semua praktikan agar lebih tenang saat praktikum

dilakukan agar dapat lebih fokus menerima melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Asti Rahayu. 2022. Sediaan semissolida. Cv jakad media Publishing Surabaya.

DITJEN POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan.

DITJEN POM

You might also like