You are on page 1of 14

MAKALAH

PERAKITAN BENIH HYBRIDA


PADA KOMODITAS TOMAT (Solanum lycopersicum)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Produksi dan Pengolahaan
Benih oleh Dosen Dr. rer. Nat. Ir. Suseno Amien

Nama Kelompok :

Ayu Sholihat (150510160183)


Faris Hakim (150510160…)
Ines Ramariyanti (150510160020)
Nubira Maisty (150510160072)
Puji Syara Anggia (150510160137)
Retno Ardiansyah (150510160056)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perakitan Benih Hibrida pada Komoditas
Tomat (Solanum Lycopersicum)”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan terbesar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Produksi dan Pengolahan Benih oleh dosen Dr. rer. Nat. Ir. Suseno Amien.
Adapun pembagian tugas dalam menyusun tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Ayu Sholihat : Menyusun bab 2, menyusun kesimpulan dan saran
2. Faris Hakim
3. Ines Ramariyanti
4. Nubira Maisty
5. Puji Syara Anggia : Membuat kata pengantar, daftar isi, bab 1 pendahuluan, editor
bab isi dan kesimpulan.
6. Retno Ardiansyah : Menyusun bab 2 Isi
Dalam penyusunan makalah ini, kami sangat berterimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu.Materi yang kami ambil sendiri berasal dari berbagai sumber bacaan,
utamanya yaitu Jurnal Penelitian 5 tahun terakhir. Kedepannya semoga makalah ini dapat
menjadi salah satu tulisan yang bermanfaat khususnya bagi mahasiswa pertanian dan pelaku
di bidang pertanian ataupun masyarakat luas. Terlepas dari semua itu kami pun menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan ataupun konten dari makalah itu sendiri. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat dengan sepenuh hati. Semoga dimanapun tulisan ini
dimuat akan selalu bermanfaat bagi kita semua.
Jatinangor, September 2017
Penyusun,

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 4
BAB 1PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 6
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 6
BAB IIPEMBAHASAN ................................................................................................................. 7
II.1 Proses Pembuatan Benih Hibrida Tanaman Tomat .............................................................. 7
II.2 Produksi Benih Hibrida Tomat ............................................................................................ 7
a. Persyaratan Tanah ............................................................................................................ 8
b. Isolasi ............................................................................................................................... 8
c. Roguing ............................................................................................................................ 8
d. Emasculation .................................................................................................................... 8
e. Pengumpulan serbuk sari ................................................................................................. 9
f. Polinasi ........................................................................................................................... 10
g. Panen dan Prosesing Benih ............................................................................................ 10
II.3 Contoh Benih Hibrida yang Ada di Pasaran ....................................................................... 12
BAB IIIPENUTUP ....................................................................................................................... 13
III. 1 Kesimpulan....................................................................................................................... 13
III. 2 Saran ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

3
DAFTAR GAMBAR

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih dengan
jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3 komponen yaitu :
benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan pengelolaan atau tektik budidaya.
Komponen lapangan produksi mencakup substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik
budidaya mencakup prinsip genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya
diarahkan untuk menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai
dengan deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi, selain
hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan 2004).
Benih bermutu adalah benih yang memiliki varietas yang benar dan murni dengan
mutu genetik, fisiologis, dan mutu fisik yang tinggi sesuai dengan standar mutu pada
kelas benihnya. Menurut Sadjat (1993), benih secara struktural merupakan bakal biji yang
dibuahi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai produksi yang maksimum.
Benih dalam wahana teknologi maju dapat melestarikan identitas dan kemurnian genetik
yang setinggi-tingginya. Secara bioteknologi benih merupakan produk artifisial yang
sangat spesifik dan efisien.
Salah satu cara untuk menghasilkan benih bermutu yaitu dengan memproduksi
benih hibrida yang dapat deperoleh dari program pemuliaan. Pemuliaan tanaman sendiri
merupakan perpaduan antara seni dan ilmu dalam merakit keragaman genetik suatu
populasi tanaman tertentu menjadi lebih baik dan unggul dari sebelumnya. Tujuan dari
pemuliaan tanaman yaitu untuk memperoleh atau mengembangkan varietas agar lebih
efisien dalam menggunakan unsur hara, tahan terhadap cekaman lingkungan abiotik dan
biotik, serta memberikan hasil tertinggi per satuan luas yang sangat menguntungkan. Hal
tersebut merupakan suatu alasan pentingnya menggunakan benih hibrida.
Menurut Mangoendidjojo (2003), benih hibrida merupakan generasi pertama atau
F1 dari hasil persilangan sepasang atau lebih tetua (galur murni), klon, atau benih bersari
bebas yang memiliki karakter unggul.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memproduksi benih hibrida pada tanaman tomat?
2. Apa saja prinsip-prinsip persilangan untuk menghasilkan benih hibrida?
3. Apa saja produk-produk hibrida tanaman tomat yang ada dipasaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara produksi benih hibrida pada tanaman tomat.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip persilangan agar menghasilkan benih hibrida.
3. Untuk mengetahui produk-produk hibrida tanaman tomat yang ada dipasaran.

6
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Proses Pembuatan Benih Hibrida Tanaman Tomat


Benih hibrida merupakan benih hasil persilangan antara dua varietas tanaman sejenis
yang berbeda sifat induknya untuk didapatkan sifat unggul dari masing-masing induknya.
Misalnya persilangan antara tomat a dengan tomat b. Meskipun sama-sama tomat namun
keduanya berbeda sifatnya misalnya tomat a bersifat buah lebat tapi tidak tahan penyakit.
Sedangkan tomat b adalah buahnya sedikit namun tahan penyakit. Seorang breeder akan
berusaha mendapatkan tomat unggul dengan menggabungkan kedua sifat unggul tersebut
sehingga didapatkan tomat yang berbuah banyak sekaligus tahan penyakit.
Proses untuk mendapatkan sifat unggul tersebut sangatlah panjang, bahkan tidak jarang
ditemui kebuntuan. Varietas yang melahirkan sifat unggul itulah yang dinamakan dengan
hibrida (F1). Meskipun sudah didapat varietas tersebut, tidak serta merta langsung dilepas ke
pasaran karena ada tahapan-tahapan khusus yang harus dilalui agar benih tersebut bisa dijual
bebas. Diantaranya proses purity (kemurnian), kemampuan adaptasi tumbuh, serta pengujian
multilokasi. Penemuan sifat unggul yang membutuhkan proses panjang memang
membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga wajar apabila harganya bisa lebih mahal dari
benih OP maupun komposit. Turunan dari benih hibrida yaitu (F2) yang merupakan hasil
perkawinan F1 x F1 akan menghasilkan tanaman yang tidak seperti benih hibrida lagi karena
dalam F2 tersebut semua sifat-sifat yang diwarisi leluhurnya akan kembali muncul baik itu
sifat dominan (sifat unggul) maupun resesifnya (sifat lemah). Sehingga sangat tidak
disarankan bagi petani untuk menggunakan benih dari turunan hibrida.

II.2 Produksi Benih Hibrida Tomat

Gambar 1. Untuk memproduksi benih


hibrida tomat diperlukan keahlian khusus dan
ketelitian

7
Ketentuan produksi benih hibrida menurut Opena R.T. dalam Asian Vegetable Research
& Development Center 1971:

a. Persyaratan Tanah
Hindari menanam tomat di lahan yang sebelumnya digunakan untuk menanan tomat,
terong atau tanaman family solanaceae. Itu akan menyebabkan penumpukan penyakit
dan serangga pada tomat. Penanaman tomat setelah lahan ditanami padi akan
menggurangi terserang oleh penyakit dan nematoda. Ph tanah yang optimum untuk
penanaman tomat yaitu 6-7.

b. Isolasi
Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri, akan tetapi penyerbukan silang dapat
terjadi karena selalu ada kemungkinan serangga membawa tepung sari dari luar, atau
adanya serangga yang mampu menyerbukkan silang, atau bunga dengan putik yang
panjang hingga memungkinkan terjadinya serbuk silang. Jarak isolasi minimum
antara varietas yang berbeda antara 30 - 200 m, untuk menghindarkan pencampuran
sewaktu panen.Untuk varietas hibrida, jarak yang diperlukan tidak lebih dari 2 m.

Gambar 2.Jarak isolasi pada tanaman jantan


dan betina tanaman tomat.

c. Roguing
Tanaman yang menyimpang secara morfologis harus dicabut dan dibuang. Roguing
dilakukan sebelum pembungaan, pada masa pembungaan awal, dan pada saat buah
pertama matang.

d. Emasculation
Penyerbukan sendiri tidak diperbolehkan dalam produksi benih hibrida , bunga betina
harus diserbuki oleh serbuk sari dari bunga jantan, untuk mencegah penyerbukan
sendiri benang sari dikeluarkan dari kuncup bunga betina sebelum bunga betina
menumpahkan serbuk sarinya.

8
Gambar 3.Bunga tomat sebelum dan setelah
emaskulasi. Bagian anther sekelilingnya dipotong
untuk menghindari penyerbukan sendiri pada
bunga tomat. Bagian petal dan sepal tersebut juga
dioptong untuk membedakan bunga yang akan
dikawinkan nanti.

Gambar 4-7.Bunga tomat sebelum dan setelah


emaskulasi. Bagian anther sekelilingnya
dipotong untuk menghindari penyerbukan
sendiri pada bunga tomat. Bagian petal dan
sepal tersebut juga dioptong untuk
membedakan bunga yang akan dikawinkan
nanti.

e. Pengumpulan serbuk sari


Pengumpulan serbuk sari dilakukan dari bunga jantan yang diambil serbuk
sarinya.Waktu terbaik untuk pengumpulan serbuk sari adalah pada pagi hari, hindari
pengumpulan serbuk sari pada saat hujan. Cara pengumpulan serbuk sari yaitu dengan
melepaskan kerucut antera dari bunga jantan lalu menyimpannya pada wadah yang
telah disediakan. Setelah itu keringkan kerucut antera tersebut dan saring kerucut
antera untuk mendapatkan serbuk sari.

Gambar 8- 13. Polen dikumpulkan, dikeringkan, dan dipersiapkan untuk persilangan hibrid

9
f. Polinasi
Hindari penyerbukan pada saat hujan karena akan menyebabkan kegagalan dalam
penyerbukan. Setelah dilakukan emasculation mahkota bunga yang dilipat menjadi
kuning terang menandakan bahwa stigma siap untuk penyerbukan. Celupkan stigma
ke dalam dalam wadah yang berisi serbuk sari atau dengan mencelupkan jari telunjuk
ke wadah yang berisi serbuk sari kemudian disentuhkan ke stigma. Penyerbukan
biasanya dilakukan tiga kali seminggu selama 3-5 minggu

Gambar 14 - 16. Polinasi bunga yang sudah diemaskulasi

g. Panen dan Prosesing Benih


Buah matang terutama buah hasil persilangan dipanen dari galur betina yang biasanya
terdapat label pada kalik. Buah matang dipotong melintang, kemudian dikeluarkan
biji dengan lapisan beningnya ke dalam wadah yang disediakan.Pisahkan kulit dan
bagian buah yang terbawa.Biji kemudian difermentasi sampai 3-5 hari pada 20-25°C.
Bila lapisan bening sudah pecah, biji dikocok beberapa kali untuk proses fermentasi
yang seragam dan mencegah perubahan warna biji. Proses fermentasi jangan sampai
melampaui masa pecahnya lapisan bening biji, karena dapat menyebabkan
perkecambahan dini. Biji kemudian dicuci dengan air kemudian saring, dan hal ini
dilakukan beberapa kali sampai biji bersih. Pengeringan dapat dilakukan setelah air
ditiriskan melalui kain, kemudian biji dihamparkan pada alas yang sesuai dan
dikeringkan di bawah sinar matahari, sesekali dibalikkan. Benih yang kering
kemudian disimpan di tempat kering dan kedap udara, seperti halnya menyimpan
benih sayuran lainnya.

Gambar 17. (kiri) Buah dipanen


hingga matang

Gambar 18. (kanan) Buah tomat


matang yang dipanen

10
Gambar 19-24. Tomat yang sudah dipanen diwadahi kemudian dihancurkan untuk selanjutnya
difermentasi.Biji tomat dicuci hingga tidak ada lagi lendir (Cara tradisional).

Gambar 25-29. Cara modern menggunakan mesin

Gambar 30-32. Benih dikeringkan dan ditempatkan di ruangan yang kering dan kedap udara

Gambar 33. Tempat penyimpanan benih hibrida

11
II.3 Contoh Benih Hibrida yang Ada di Pasaran

A. Benih Tomat F1 Servo ( Tanaman tahan Gemini Virus )


Tomat F1 Servo adalah bibit tomat Varian terbaru produk Cap
Panah Merah andalan petani dan dikenal tahan terhadap serangan
Virus kuning dan keriting, memiliki ukuran buah besar, cocok di tanam
di dataran rendah. Potensi hasil panen mencapai 70 Ton/ Ha dengan
berat rata-rata buah mencapai 80 Gram/ Buah. Buah merah, lebat dan
Gambar 34. Benih servo
banyak, sehingga tahan untuk pengangkutan jarak jauh. Tersedia dalam F1
kemasan 5 Gram ( 1.750 Seed/ Pack ).
B. Benih Tomat F1 BONA ( Tahan Virus kuning dan keriting )
Tomat F1 BONA adalah bibit tomat produk Diamond Seed andalan
petani dan dikenal tahan terhadap serangan Virus ( Bamecia Tabaci )
yang di takuti oleh petani tomat, sehingga tetap panen walau ditanam di
daerah endemik serangan Virus. Potensi hasil panen mencapai 65 Ton/
Ha dengan berat rata-rata buah mencapai 70 Gram/ Buah. Tanaman
mudah perwatan dengan Buah merah, terisi penuh dan keras, sehingga
Gambar 35. Benih bona
tahan untuk pengangkutan jarak jauh. Tersedia dalam kemasan 5 Gram F1
(1.750 Seed/ Pack ).
C. Benih Tomat F1 Marta 9 ( Buah besar dan tahan Virus)
Tomat F1 Marta 9 adalah bibit tomat produk Cap Panah
Merah dengan tipe Indeterminate yang di rekomendasikan untuk dataran
tinggi. Tanaman kokoh dengan percabangan yang banyak, seragam dan
tanaman tahan virus. Potensi hasil panen mencapai 90 Ton/ Ha dengan
berat rata-rata buah mencapai 120 Gram/ Buah. Buah merah, terisi
penuh dan keras, sehingga tahan untuk pengangkutan jarak jauh.
Gambar 36. Benih marta
Tersedia dalam kemasan 5 Gram ( 1.750 Seed/ Pack ). 9 F1

12
BAB III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan
Benih hibrida tomat merupakan benih hasil persilangan galur murni tetuanya. Dalam
produksi benih hibrida tidaklah mudah, perlu dilakukan proses panjang hingga sampai ke
tangan konsumen. Proses produksi benih hibrida yaitu mempersiapkan tanah sesuai dengan
persyaratan, isolasi, roguing, emaskulasi, pengumpulan serbuk sari, polinasi, panen dan
prosesing benih. Setelah benih diproduksi maka benih akan melalui proses pengecekan atau
penilaian benih. Hasil benih hibrida yang telah ditanam (F2) tidak lagi dikatakan sebagai
benih hibrida karena sifat genetiknya telah berubah dan kualitasnya telah menurun.
Saat ini telah banyak di jual benih-benih hibrida tomat, diantaranya benih tomat F1
SERVO, benih tomat F1 BONA, benih tomat F1 MARTA 9 dan masih banyak yang lainnya.
Petani dapat memilih benih hibrida sesuai dengan tujuan penanamannya karena setiap
varietas benih hibrida memiliki keunggulannya masing-masing.

III. 2 Saran
Dalam melakukan kegiatan produksi benih hibrida disarankan untuk melakukannya
saat tidak hujan karena dapat mengakibatkan proses polinasi menjadi gagal. Pembuatan benih
hibrida dibutuhkan keterampilan khusus dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Haruslah orang yang benar-benar mengerti dan tau ilmunya seperti seorang pemulia tanaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mangoendidjojo, W. 2003.Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman.Kanisius.Yogyakarta.


Mugnisjah, W. Q. dan A. Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.
R.T. Opena., J.T Chen., T. Kalb and P. Hanson. 2001.Hybrid Seed Production in Tomato.
Asian
Vegetable Research & Development Center1971 :01-527.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih.PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

14

You might also like