You are on page 1of 45

PENGUJIAN MUTU BENIH

Oleh :
Dr Ir Eny Widajati
eny.widajati61@gmail.com

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Pengertian mutu benih:

Benih merupakan sarana produksi tanaman yang


dituntut untuk menghasilkan produksi maksimum
dengan kualitas prima, sehingga benih yang
ditanam harus bermutu tinggi yang mencakup :
 Mutu genetik
 Mutu fisiologi
 Mutu fisik
 Kesehatan

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Latar belakang pengujian mutu benih:

 Sebagai sarana produksi tanaman yang harus


diketahui mutunya sejak dini
 Benih telah menjadi komoditi perdagangan yang
kualitasnya harus distandarisasi
 Benih dapat merupakan agen penyebaran
organisme pengganggu tanam

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Tujuan pengujian mutu benih

Pengujian mutu benih bertujuan untuk


memperoleh informasi baik mutu genetik,
fisiologi,fisik maupun kesehatan benih dengan
persyaratan :
 Hasil pengujian harus objektif : data yang
dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
 Hasil pengujian harus representatif : informasi
hasil pengujian harus mewakili lot benih yang
diuji
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Parameter pengujian mutu benih
 Mutu genetik : tingkat kemurnian benih
 Mutu fisiologi : tingkat viabilitas benih
diukur berdasarkan :
pertumbuhan : daya berkecambah,
kecepatan tumbuh, indeks vigor, keserempakan
tumbuh, radikel emergence, bobot kering kecambah
Aktivitas metabolisme : uji tetrazolium, respirasi
benih, aktivitas enzim
 Mutu fisik : ukuran, warna, bobot jenis, kebersihan, kerusakan
fisik
 Kesehatan benih : keberadaan organisme penganggu
tanaman : hama, cendawan, bakteri, virus, nematoda
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
PENGUJIAN KADAR AIR BENIH

 Kadar air benih merupakan salah satu faktor


penting yang harus diperhatikan pada kegiatan
pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan
pemasaran benih (standar lulus sertifikasi).

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Definisi
 Kadar air suatu sampel benih adalah hilangnya
berat apabila benih dikeringkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
 Kadar air diekspresikan sebagai % dari berat
asli sampel.
Prinsip
Metode uji dirancang sehingga memungkinkan
penguapan air dari benih sebanyak mungkin
namun menekan terjadinya oksidasi,
dekomposisi maupun hilangnya zat-zat yg
mudah menguap (volatile).
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Metode Dasar Penetapan Kadar Air

 Metoda oven suhu konstan rendah pada suhu 101-


105oC selama 17± 1 jam, suhu konstan tinggi 130-
133oC selama 1 jam± 3 menit, 2 jam ± 6 menit , 4
jam ± 12 menit .
 Perlunya penghancuran, tergantung ukuran benih
dan permeabilitas kulit benih terhadap air.Efek
penghancuran perlu diuji
 Karakteristik benih (kadar air tinggi dan terlalu
keras) akan menghambat proses penghancuran.
Dapat dilakukan dengan memecah atau memotong
benih dengan ketebalan tidak lebih dari 7 mm.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

 Kemurnian suatu lot benih dapat dilihat dari


kemurniannya secara genetik dan secara fisik.
 Kemurniannya secara genetik mencerminkan
kebenaran varietas sebagaimana yang
dinyatakan dalam identitasnya (true to type),
 Kemurnian fisik mencerminkan komposisi lot
benih.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Kemurnian genetik dibentuk sejak di lapang produksi dengan cara
menghilangkan sumber-sumber kontaminasi di lapang :
1. Isolasi
2. Sejarah lahan
3. Penggunaan benih sumber bermutu
4. Roguing
5. penanganan benih agar tidak terjadi pencampuran dengan varietas
lain.

Tujuan Analisis Kemurnian (Fisik) Benih:

1. Untuk menentukan persentase komposisi (berdasarkan berat)


contoh yang diuji dan berdasarkan fakta untuk menentukan
komposisi lot benih.
2. Mengidentifikasi berbagai spesies benih dan kotoran benih yang
terdapat dalam contoh benih.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Prinsip Analisis Kemurnian:
Analisis kemurnian di laboratorium prinsipnya
adalah memisahkan contoh benih ke dalam tiga
komponen yaitu komponen benih murni, benih
tanaman lain dan kotoran benih. Selanjutnya
ketiga komponen tersebut dipersentasekan
berdasarkan beratnya.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH

Tujuan : menentukan potensi perkecambahan


maksimum dari suatu lot benih, yang dapat
digunakan untuk membandingkan mutu benih dari
lot yang berbeda dan untuk menduga mutu benih
sebagai bahan tanam

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Definisi perkecambahan

 Perkecambahan benih pada uji laboratorium adalah


muncul dan berkembangnya kecambah sampai fase
dimana struktur pentingnya terindikasi mampu
berkembang lebih jauh menjadi tanaman yang normal
dalam kondisi tanah yang optimum.
 Persen daya berkecambah didasarkan pada jumlah
benih yang mampu menghasilkan kecambah normal
dalam kondisi dan periode waktu tertentu (sesuai
standar yang telah ditentukan)

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Kondisi Laboratorium

 Peralatan laboratorium
Kondisi alat pengecambah harus seragam dan
dapat dikontrol

 Substrat : merupakan media yang mampu


mendukung perkecambahan yang optimal

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
PENGUJIAN VIGOR BENIH

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Konsepsi
 Isely (1957) cold test (jagung) Kondisi 80C
 Delouche & Caldwell (1960) Tumbuh cepat dan merata
 Woodstock (1965) Kesehatan Benih
 Pollock & Ross (1972) Vigor genetik dan vigor fisiologis
 Heydecker (1974) 8 kriteria + 2 kriteria Sadjad (1977)
(tahan saing terhadap gulma maupun tumbuhan lain dan
menunjukkan perbedaan yang kecil atau sama antara pengujian
di laboratorium & pertumbuhan di lapang)
 8 Krieteria untuk benih vigor :
1. Tahan disimpan
2. Berkecambah cepat dan merata
3. Bebas penyakit benih
4. Tahan terhadap gangguan m.o
5. Bibit tumbuh baik pada kondisi tanah yang basah dan
kering
6. Bibit secara maksimal dapat memanfaatkan cadangan
makanan untuk pertumbuhan jaringan-jaringan yang baru
7. Laju tumbuh tinggi (dijabarkan melalui pertambahan bobot
kering bibit muda yang telah mengalami fotosintesis tinggi)
8. Produksi tinggi dalam waktu tertentu.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Definisi Vigor
o ISTA :Vigor benih adalah sejumlah aktivitas dan performansi
suatu lot benih untuk dapat berkecambah dalam lingkungan
pertumbuhan yang luas. Konsep yang menggambarkan
beberapa karakter yang diasosiasikan dengan beberapa aspek
berikut :
1. Kecepatan dan keserempakan perkecambahan benh
and pertumbuhan bibit
2. Kemampuan tumbuh pada kondisi lingkungan sub
optimum
3. Performansi setelah benih disimpan (vigor daya simpan):
khususnya terkait dengan ketahanan pada kemampuan
berkecambahnya
Tujuan uji vigor adalah memberikan informasi tentang kemampuan
tumbuh dalam kondisi lingkungan yang luas , merupakan
tambahan informasi selain uji daya berkecambah yang standar

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
BEBERAPA METODE PENGUJIAN VIGOR
Metode uji langsung dan tidak langsung, berdasarkan 3 katagori
umum yaitu 1. Uji stres , 2. uji pertumbuhan bibit 3. uji biokimia

Metode Langsung = Uji pada Stress lingkungan tumbuh atau kondisi


tertentu di laboratorium (dihitung persentase pertumbuhan
/perkecambahan)

Metode tidak langsung = dengan mengukur karakter benih yang


diasosiasikan dengan aspek performansi bibit.

Seedling emergence : munculnya bibit dari embrio menembus


permukaan tanah atau media tumbuh yang lain

Seedling performance : kemampuan bibit muncul dari permukaan


tanah atau media tumbuh lainnya dan berkembang menjadi bibit
yang normal.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Prinsip umum uji vigor

 Uji vigor mengukur secara langsung maupun


tidak langsung berdasarkan potensi fisiologi
maupun fisik suatu lot benih pada kondisi
lingkungan yang luas
 Mengukur mutu benih lebih sensitif, dalam
membedakan antar lot dibanding uji daya
berkecambah
 Memberikan informasi kekuatan tumbuh dan
daya simpan suatu lot benih untuk menentukan
strategi pemasaran

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Uji vigor yang telah divalidasi ISTA

Uji vigor spesies


Conductivity Pisum sativum

Phaseolus vulgaris

Accelerated ageing Glycine max

Controlled deterioration Brassica spp

Radicle emergence test Zea mays

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
 Corn cold test : Uji vigor benih untuk menguji
kemampuan tumbuh benih pada kondisi suhu
rendah.
 Hoppe test : Uji vigor benih untuk menguji
kemampuan tumbuh benih pada kondisi
lingkungan yang terinfeksi pathogen
 Osmotic test : Uji vigor benih untuk menguji
kemampuan tumbuh benih pada kondisi
lingkungan tumbuh dengan tekanan osmotik
tinggi
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Accelerated Ageing Test (AAT)
 Uji vigor benih untuk menguji kemampuan
tumbuh benih setelah diberi perlakuan suhu dan
kelembaban tinggi (41oC , 95 %. , lama inkubasi
72 jam)
 Benih 400 butir dengan Kadar air benih 10 -14%
 Untuk menghindari cendawan container dan
ruang inkubasi harus disterilisasi dengan larutan
clorox
 Kondisi suhu dan kelembaban tinggi
mencerminkan kondisi simpan yang buruk.

Lot benih
 DEPARTMENT yang mampu tumbuh
OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
cepat dan
http://agrohort.ipb.ac.id
Waktu lebih lama,
suhu dan
terserang
kelembaban tinggi
cendawan
AAT
waktu lebih singkat
uap etanol tidak terserang
cendawan

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Controlled Deterioration Test (CDT)
 uji vigor benih untuk menguji kemampuan
tumbuh benih setelah diberi perlakuan suhu
tinggi pada periode waktu tertentu pada kadar
air benih tertentu.
 Kondisi benih dengan kadar air tinggi secara
fisiologi akan lebih peka terhadap deraan suhu
tinggi.
 Oleh karena itu hanya benih yang memiliki vigor
tinggi akan tetap mampu tumbuh dengan cepat
dan serempak setelah mendapat perlakuan
tersebut
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
 Pada Brassica hasil uji berkorelasi dengan kemampuan tumbuh di
lapang dan daya simpan..
 Untuk benih yang diberi perlakuan belum di validasi hasilnya
 Inkubasi dilakukan di Water bath diatur pada suhu
45 oC ± 0.5 oC selama 24 jam ± 15 menit, setelah inkubasi
didinginkan dalam air mengalir selama 5 menit. Selanjutnya diuji
daya berkecambahnya, data yang dilaporkan adalah persen
berkecambah dan persen kecambah normal
 Kemasan menggunakan alumunium 8µm dan lapisan polyetylene
40 µm
 Kadar air benih diatur 20 %

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Conductivity test

 Conductivity test /Uji daya hantar listrik (DHL)


pada benih merupakan salah satu uji vigor yang
prinsipnya adalah melihat integritas membran
sel melalui kebocoran membran
 Benih yang bervigor tinggi mempunyai integritas
membran yang baik DHL rendah
 Pengukuran DHL telah diteliti dan berkolerasi
baik dengan pertumbuhan bibit di lapang.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
 Beberapa keuntungan pengujian DHL adalah
cepat, mudah dan murah biayanya
 benih yang digunakan relatif sedikit dan
benihnya masih memungkinkan digunakan
untuk ditanam atau untuk evaluasi dalam
pengujian lain.
 ISTA telah menetapkan uji DHL sebagai uji
vigor yang divalidasi untuk benih Pisum sativum,
dan selanjutnya ISTA (2010) digunakan pada
benih Phaseolus vulgaris.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
pengukuran DHL
 Viabilitas benih
 Suhu
 Kadar air
 Volume air rendaman dan bobot benih, jumlah
butir
 Lama perendaman
 Perlakuan benih
 Kerusakan fisik
 Benih keras

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Bahan dan Metode

 benih kedelai minimal 200 butir (untuk 4 ulangan a.50 butir), setiap ulangan
ditimbang menggunakan 2 desimal (0.01 g).
 Kadar air benih 10 -14 %
 Kemudian dimasukkan kedalam glassjar ( volume 400-500 ml dengan
diameter dasar gelas 80 mm ± 5mm) dan ditambahkan 250 ml (± 5ml) air
bebas ion. Buat 2 ulangan juga untuk glassjar yang hanya berisi air untuk
blanko.
 Tutup glassjar untuk mencegah kontaminasi dan letakkan pada suhu
konstan 20±2 0C selama 18-24 jam.
 Siapkan konduktometer yang telah dibersihkan dan dilakukan pemanasan
secara manual. Air bebas ion sebanyak 400-600 ml disiapkan dalam
glassjar untuk membilas dip cell pada setiap pengukuran. Kalibrasi alat
selalu dilakukan menggunakan larutan KCl 0.01 M (pembacaan larutan ini
harus menunjukkan nilai antara 1273-1278 μS.cm –1).
 Setelah 24 jam, glassjar berisi benih diguncang selama 10-15 detik untuk
memastikan pencampuran yang merata dengan larutan rendaman.
 Air rendaman benih selanjutnya dipindahkan kedalam glassjar lain yang
bersih dengan menuangkan benih dan air menggunakan saringan.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Metode DHL
 benih kedelai minimal 200 butir (untuk 4 ulangan a.50 butir), setiap ulangan
ditimbang menggunakan 2 desimal (0.01 g).
 Kadar air benih 10 -14 %
 Benih dimasukkan kedalam glassjar ( volume 400-500 ml dengan diameter
dasar gelas 80 mm ± 5mm) dan ditambahkan 250 ml (± 5ml) air bebas ion.
Buat 2 ulangan juga untuk glassjar yang hanya berisi air untuk blanko.
 Tutup glassjar untuk mencegah kontaminasi dan letakkan pada suhu
konstan 20±2 0C selama 18-24 jam.
 Setelah 24 jam, glassjar berisi benih diguncang selama 10-15 detik untuk
memastikan pencampuran yang merata dengan larutan rendaman.
 Air rendaman benih selanjutnya dipindahkan kedalam glassjar lain yang
bersih dengan menuangkan benih dan air menggunakan saringan.
 DHL air rendaman diukur
 Konduktivitas (μS.cm –1g-1) = Konduktivitas sampel-blanko (μS.cm -1)
Berat benih per ulangan (g)
 Perhatikan keberadaan benih keras dikeringkan kemudian ditimbang. Bobot
benih awal dikurangi bobot benih keras.
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Radicle emergence (RE)

 Prinsip dasar pengujiannya adalah


perkecambahan yang lebih lambat
menggambarkan gejala fisiologi awal
kemunduran benih sehingga vigor benih
menurun
 Lot benih yang vigor : diindikasikan oleh nilai
radicle emergence yang tinggi
 RE pada benih jagung memiliki korelasi yang
tinggi dengan pertumbuhan di lapang

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
 Pengujian dilakukan dengan metode uji kertas digulung sesuai
dengan metode uji daya berkecambah, 25 butir benih per gulung
 Penanaman diatur dua baris (12 dan 13) dengan posisi poros
embrio ke bawah.
 Suhu ruang pengecambah 20 ± 1° C atau 13 ± 1° C
 Pengamatan : pada 20°C diamati 66 jam ± 15menit
pada 20°C diamati 144 ± 1 jam
 Penilaian berdasarkan jumlah benih yang menghasilkan
pertumbuhan radikel minimal 2 mm
 Per ulangan 100 butir dengan menggabungkan data dari 4 gulung a
25 butir

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Media tumbuh dilembabkan dengan larutan
NaCl, Polyethelene glycol
Hasil penelitian Aryati (2011)
 PEG 6000 bertekanan osmotik -2 bar
merupakan level yang tepat untuk
mengidentifikasi toleransi benih padi terhadap
cekaman kekeringan
 varietas yang toleran terhadap kekeringan yaitu
varietas Inpago 5, IR20 dan Batutegi
 varietas tidak toleran : Inpago 4, Inpago 6 dan
Towuti

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Hasil penelitian Aryati (2011) perlakuan CDT pada
benih padi gogo
 Perlakuan CDT dengan kadar air 20% dan lama
penderaan 48 jam serta suhu 45oC dapat
digunakan untuk mengidentifikasi secara dini
tingkat toleransi genotipe padi gogo terhadap
cekaman kekeringan setara dengan tekanan
osmotik -2 bar.
 VPCT yang tinggi adalah varietas Inpago 5, IR20
dan Batutegi, sedangkan varietas Inpago 4,
Inpago 6 dan Towuti memiliki VPCT yang lebih
rendah.
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Hasil penelitian Reninta (2012) perlakuan CDT
pada benih kedelai
 Kadar air 15% dengan lama penderaan 24 jam
dan suhu penderaan 45oC merupakan kondisi
paling tepat untukmenguji vigor benih kedelai
dengan menggunakan metode CDT.
 Varietas yang memiliki VCDT tinggi adalah
varietas Sindoro dan Gepak Kuning
 Varietas yang memiliki VCDT yang lebih rendah
adalah Rajabasa,Tanggamus, dan Wilis.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
UJI CEPAT VIABILITAS BENIH
DENGAN TETRAZOLIUM
Tujuan :
 Melakukan pendugaan viabilitas contoh benih
secara cepat
 Pendugaan viabilitas benih pada contoh benih
dimana pada saat akhir pengujian masih
memiliki persentase dorman yang tinggi
Prinsip pengujian : membedakan antara jaringan
hidup dan mati pada jaringan embrio benih
didasarkan pada aktivitas respirasi
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
• metabolisme respirasi dikatalisir oleh enzim dehidrogenase
• enzim dehidrogenase dalam reaksinya melepaskan
ion H+ dari senyawa antara dalam proses respirasi
pada benih yang sudah direndam larutan
tetrazolium, H+ bereaksi membentuk endapan
formazan yang berwarna merah.
• tingkat warna merah menunjukkan jumlah ion H+
yang dihasilkan dalam tiap individu sel

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Reaksi ion hidrogen dengan senyawa 2,3,5-triphenil tetrazolium khlorida

N-N-C6H5 N-N-C6H5
// //
C6H5-C +2e +2H+ C6H5-C + HCl

N=N-C6H5 N=N-C6H5
Cl
2,3,5-triphenil tetrazolium khlorida Formazan

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Viabilitas benih diinterpretasikan berdasarkan:
• topografi pola pewarnaan pada embrio
• intensitas pewarnaanya

• Benih hidup pewarnaan yang sempurna/seluruhnya merah


• Benih mati seluruhnya tidak berwarna atau benih-benih dengan
pewarnaan sebagian-sebagian.
• Luas dari bagian yang merah (jaringan hidup) dan bagian yang tidak
berwarna (jaringan mati) serta daerah di mana jaringan nekrotik
berada

benih tersebut hidup (viable) atau mati (non-vaible).

Luas dan letak jaringan mati (nekrotik) yang sangat menentukan ini bervariasi pada
spesies.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
Keuntungan uji tetrazolium :
• waktu pengujian yang singkat
• pada kasus benih dorman dan benih-benih yang
memerlukan jangka waktu lama untuk perkecambahannya

Uji daya berkecambah menggambarkan persentase


perkecambahan
Uji tetrazolium menggambarkan persentase benih hidup

Selisih benih hidup dan yang berkecambah


( persentase benih dorman )
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
2. Persiapan benih sebelum pewarnaan

 Pelembaban benih. Tujuan dari pelembaban


tersebut adalah untuk mengaktifkan metabolisme
benih.
Persiapan sebelum
Spesies Perlakuan pendahuluan
pewarnaan
Buang kulit buah (polong),
Arachis hypogaea gunakan hanya satu benih, Bersihkan kulit benih dan
(Kacang tanah) rendam dalam air selama 18 pisahkan kotiledon
jam pada suhu 200C
Bila perlu kupas lemma
Lembabkan benih diantara
Oryza sativa dan palea. Potong secara
kertas selama 18 jam pada
(Padi) membujur melalui embrio
suhu 200C
dan 3/4 endosperma
Rendam benih dalam air Potong embrio secara
Zea mays
selamaAND
DEPARTMENT OF AGRONOMY 18HORTICULTURE
jam pada suhu membujur hingga 3/4
(Jagung)
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
200C endosperma
Sel-sel benih yang hidup akan
terjadi proses reduksi dengan
menerima hidrogen dari enzim
dehidrogenase sehingga
terbentuk zat trifenil formazan
yang stabil dan berwarna
merah.

Sel-sel yang mati tidak terjadi


reduksi, sehingga warnanya
tidak berubah.

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE
FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id
TERIMAKASIH

DEPARTMENT OF AGRONOMY AND HORTICULTURE


FACULTY OF AGRICULTURE
http://agrohort.ipb.ac.id

You might also like