You are on page 1of 25

Sertifikasi

Benih

Materi Pertemuan 13
Teknologi Benih
2021/2022
Sertifikasi • Sertifikasi benih adalah suatu cara
pemberian sertifikat atas cara perbanyakan,
Benih produksi dan penyaluran benih yang sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah, dalam hal ini Departemen
Pertanian sub Direktorat Pembinaan Mutu
Benih, yang pengawasannya dilakukan oleh
Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih
(BPSB).
• Tujuan: memelihara kemurnian mutu benih
varietas unggul serta menyediakannya secara
kontinyu untuk petani.
Kemurnian mutu benih dinilai melalui
kemurnian pertanaman di lapangan
maupun hasil pengujian laboratorium.

Benih berkualitas tinggi adalah benih


yang mempunyai mutu genetis, mutu
fisiologis dan mutu fisik yang baik.
Sertifikasi Benih
Benih bersertifikat: benih yang pada
proses produksinya menerapkan cara-
cara dan persyaratan tertentu sesuai
ketentuan sertifikasi benih dan
mengandung kebenaran, artinya
keterangan-keterangan yang disebut
dalam sertifikasi itu harus benar.
Kelas dan sumber benih yang disertifikasi
• Kelas dan sumber benih yang disertifikasi meliputi: Benih Penjenis, Benih Dasar,
Benih Pokok dan Benih Sebar.
1) Benih Penjenis (Breeders Seed)
Adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan pemulia
tanaman yang bersangkutan atau instansinya dan merupakan sumber untuk
perbanyakan benih dasar.
2) Benih Dasar (Basic Seed atau Foundation Seed)
Adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi di bawah
bimbingan intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas
yang tinggi dapat dipelihara; diproduksi oleh instansi atau badan yang
ditunjuk oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih dan harus disertifikasi
oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Lembaga Sertifikasi
Sistem Mutu.
3) Benih Pokok (Stock Seed)
Adalah keturunan dari benih penjenis atau
benih dasar yang diproduksi dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat
….lanjutan kemurnian varietas memenuhi standar mutu
yang ditetapkan; diproduksi oleh instansi atau
badan yang ditetapkan oleh Sub Direktorat
Pembinaan Mutu Benih (misalnya: kebun-kebun
Kelas dan sumber Diperta) dan harus disertifikasi oleh BPSB
benih yang sebagai benih pokok.
4) Benih Sebar (Extension Seed)
disertifikasi Adalah keturunan dari benih penjenis, benih
dasar dan benih pokok, yang diproduksi dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas
dan tingkat kemurnian varietas dapat
dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih
yang ditetapkan dan harus disertifikasi sebagai
benih sebar oleh BPSB
1. Produsen Benih Penjenis (Breeder
Seed/BS)/ Warna label: kuning adalah:
Balai Besar Penelitian/Balit Komoditas.
2. Produsen Benih Dasar (Foundation
Seed/FS/BD)/ Warna label: putih adalah:
Alur Penyediaan BB Penelitian/Balit, BPTP, BBI, BUMN,
Swasta (perusahaan atau perorangan).
Benih/ Produsen 3. Produsen Benih Pokok (Stock Seed/SS/BP)/
Warna label: ungu adalah: BPTP, BBI, BBU,
Benih BUMN, Swasta (perusahaan atau
perorangan).
4. Produsen Benih Berlabel (Extension
Seed/ES/BR)/ Warna label: biru adalah:
BUMN/Swasta (perusahaan atau
perorangan).
• Dalam suatu program sertifikasi benih, misal
untuk tanaman serealia seperti padi (Oriza
Contoh sativa L.):
• Pemulia tanaman hanya memproduksi benih
inti (nucleus seed) ± 2 kg → benih penjenis ±
100 kg → benih dasar ± 4.000 kg → benih
pokok ± 120.000 kg → benih sebar ±
3.600.000 kg.
• Mulai dari benih penjenis sampai produksi
benih sebar harus berada dalam pengawasan
mutu yang distandardisasi sesuai peraturan
yang berlaku.
1) Hanya satu varietas boleh ditanam pada suatu areal
sertifikasi.
2) Penangkar benih menyampaikan permohonan sertifikasi
kepada Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih atau cabang-
cabangnya paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tanam.
3) Areal sertifikasi harus diperiksa pengawas benih sebelum
Syarat permohonan permohonan sertifikasi disetujui.

sertifikasi benih
4) Penangkar benih harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Mempunyai hak atas tanah terhadap areal produksi.
b) Tanaman yang ditanam sebelumnya diketahui dan
memenuhi syarat yang ditetapkan.
c) Mampu memelihara/ mengatur tanah tempat produksi
benih.
d) Mempunyai fasilitas pengolahan dan penyimpanan.
e) Mengikuti petunjuk Sub Direktorat Pembinaan Mutu
Benih dan terikat dengan peraturan yang berlaku.
1) Pemeriksaan lapangan selama penanaman:
• Tujuan: untuk menilai apakah pertanaman produksi benih
memenuhi syarat atau tidak;
• Dilakukan oleh pengawas benih;
• Harus ada isolasi, dengan isolasi jarak (tanaman padi
minimal 3 m; jagung 400 m) dan isolasi waktu
(pembungaan tidak bersamaan, minimal selang waktu 1
bulan);

Pemeriksaan dan • Pemeriksaan lapangan sebanyak 4 kali: sebagai berikut


a) Sebelum penanaman: untuk mengetahui isolasi,

pengawasan pengolahan tanah dan sistem pengairan;


b) Umur 1 bulan: untuk mengetahui apakah isolasi

selama sertifikasi memenuhi syarat, apakah varietas sesuai, ada tidaknya


varietas lain dan gulma;
c) Periode berbunga: seperti pengamatan kedua dengan
perhitungan rinci terhadap campuran varietas lain dan
gulma yang berbunga bersamaan dengan tanaman
pokok dan juga terhadap serangan hama dan penyakit;
d) Menjelang panen: pemeriksaan terakhir; bia tidak lolos
tidak dilakukan pengujian laboratorium.
2) Pemeriksaan gudang dan
.....lanjutan peralatan:
• Untuk mendapatkan kepastian
bahwa benih yang akan diolah
Pemeriksaan dan atau disimpan terhindar dari
pengawasan selama kemungkinan pencampuran
sertifikasi sehingga kemurnian dapat
dijamin.
• Pengajuan pemeriksaan
selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum panen.
3) Pengawasan terhadap benih yang sedang diolah
atau disimpan:
• Untuk menjamin bahwa benih yang sedang
.....lanjutan diolah atau disimpan tidak tercampur dengan
varietas lain;
• Pemeriksaan tanpa pemberitahuan;
Pemeriksaan dan • Benih harus disimpan dalam tempat atau
pengawasan selama wadah yang kering dan bersih, sirkulasi udara
terkendali.
sertifikasi • Harus dicantumkan identifikasi benih yang
lengkap pada kelompok benih: jenis/varietas,
nomor kelompok, asal lapangan. Benih yang
identitasnya meragukan atau tidak terlindung
dari kemungkinan pencampuran varietas akan
ditolak sertifikasi.
.....lanjutan Pemeriksaan dan pengawasan selama sertifikasi

4. Pengujian laboratorium:
• Pengujian kadar air
• Pengujian kemurnian benih
• Pengujian daya tumbuh
• Pengujian khusus: pengujian kekuatan tumbuh,
pengujian kesehatan benih
• Bila tidak lolos uji laboratorium, dapat dilakukan ujian
ulang, tetapi dibatasi hanya sekali.
Standar sertifikasi benih
1) Standar lapangan, misal pada padi

Faktor Benih penjenis Benih dasar Benih pokok Benih sebar

Isolasi jarak 3 meter 3 meter 3 meter 3 meter

Off type 0 0,1% 0,3% 0,5%

Varietas lain 0 0,1% 0,3% 0,5%

Gulma berbahaya 0 0 0 0
Penyakit menular
melalui benih 0 0 0 0
Kedelai

Faktor Benih penjenis Benih dasar Benih pokok Benih sebar

Isolasi jarak 8 meter 8 meter 8 meter 8 meter


Varietas lain 0 0,1% 0,2% 0,5%
Gulma
berbahaya 0 0 0 0
2) Standar pengujian laboratorium
Pemasangan label
dan penyegelan
benih bersertifikat
Pelabelan benih bersertifikat
Pelabelan benih bersertifikat
PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH
Prosedur sertifikasi benih
Penghematan penggunaan benih,
misal untuk padi dari rata-rata 30-
35 kg/ha menjadi 30-25 kg/ha.

Keuntungan
penggunaan Keseragaman pertumbuhan,
pembungaan dan pemasakan

benih buah sehingga panen dapat


dilakukan secara serentak.

bersertifikat
Rendemen beras tinggi dan
mutu seragam.
• Benih bina: benih dari jenis dan/atau
varietas tanaman yang benihnya sudah
ditetapkan untuk diatur dan diawasi

Benih dalam pemasarannya


peraturan yang berlaku.
berdasarkan

• Wajib memuat keterangan seperti benih

Bina bersertifikat.
• Batas waktu perdagangan: 6 bulan
setelah pengujian daya tumbuh; untuk
hortikultura 9 bulan.
Standar minimum mutu benih bina
Terima kasih

You might also like