Professional Documents
Culture Documents
Jaminan mutu benih yang dipasarkan tercermin dalam sertifikat yang diterbitkan oleh
lembaga sertifikasi benih yaitu BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih). Dalam
sertifikat tersebut dicantumkan hasil pengujian rutin yang menggambarkan kualitas benih,
antara lain tentang persentase kemurnian benih, kadar air benih, daya berkecambah benih,
kesehatan benih, dan masa berlakunya sertifikat tersebut.
Disamping itu pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari
suatu proses produksi benih disamping pemeriksaan lapangan, penanganan hasil produksi,
dan pelabelan. Mutu suatu calon benih akan diketahui setelah dilakukan setelah
dilaksanakan pengujian benih di laboratorium yang mempunyai peran sangat penting dalam
menyajikan data hasil pengujian yang tepat dan akurat.
Konsep pengujian daya berkecambah benih yang benar dapat ditelusuri dan dilakukan
berdasarkan ruang lingkup kegiatan berdasar pedoman yang berlaku secara internasional
(mengacu ISTA: international seed testing assosiation), sebagai berikut:
Untuk kebutuhan usaha tani, benih merupakan masukan utama yang tidak dapat
diganti dengan masukan lain. Nilai penanaman yang dimaksudkan adalah jumlah
kecambah yang dapat tumbuh ke permukaan tanah. Informasi ini penting untuk
menghitung kebutuhan benih per satuan luas lahan. Dengan mengetahui persentase
daya berkecambah, berat seribu butir, jarak tanam, jumlah benih per lubang tanam,
dan luas lahan yang akan ditanami, maka dapat dihitung jumlah benih yang
dibutuhkan untuk usaha tani.
Persentase daya berkecambah benih adalah salah satu criteria yang digunakan
untuk menilai kualitas suatu seed lot. Bila ada beberapa seed lot, maka kualitas
antar seed lot dapat dibandingkan melalui nilai perkecambahan, semakin tinggi nilai
perkecambahan semakin baik kualitas suatu seed lot. Dari beberapa seed lot yang
dimiliki maka yang digunakan lebih dulu adalah seed lot yang memiliki persentase
daya berkecambah yang paling rendah, sedangkan seed lot yang memiliki daya
berkecambah lebih tinggi digunakan pada musim tanam berikutnya karena memiliki
storabilitas yang lebih lama.
Tidak semua benih yang telah dihasilkan dapat langsung habis digunakan untuk
usaha tani, sebagian benih masih harus disimpan pada musim tanam berikutnya
dimana selama dalam proses penyimpanan ini benih akan menurun kualitasnya
yang ditandai dengan menurunnya daya berkecambah benih. Semakin tinggi nilai
daya berkecambah pada awal penyimpanan maka storabilitas benih akan semakin
panjang bila factor-faktor yang mendukung penyimpanan dipenuhi.
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu benih dapat diberi sertifikat
adalah nilai daya berkecambah yang sama atau lebih tinggi dari ketentuan yang
berlaku, oleh karena itu bila nilai daya berkecambah berada di bawah standar yang
berlaku maka benih tidak akan diberi sertifikat.
Uji antar kertas dilakukan dengan menggunakan substrat kertas merang dan kertas
stensil yang diberi alas plastic dan semua bahan tersebut telah disterilkan. Lapisan
kertas merang dan kertas stensil yang telah dilembabkan dengan air diletakkan di
atas lembaran plastic, kemudian benih diatur di atas kertas lembab tersebut, bagian
samping dilipat sedikit lalu digulung dengan padat dan bagian ujung gulungan
dilengketkan dengan kertas label yang telah ditulisi identitas benih yang diuji.
Gulungan kertas tersebut diletakkan pada germinator dengan posisi berdiri dimana
germinator tersebut telah diletakkan dalam ruang perkecambahan.
Referensi yang dapat dibaca untuk mendalami materi metoda pengujian daya
berkecambah benih antara lain:
Pedoman umum laboratorium penguji benih (BPMBTPH, 2003)
Analisis benih (Hendarto Kuswanto, 1997)
Teknologi benih (Lita Sutopo, 2002)
Dasar penentuan metode pengujian daya berkecambah
Penentuan metode pengujian daya berkecambah dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan besar kecilnya benih dan atau fasilitas yang dimiliki. Untuk
menguji daya berkecambah pada benih kecil (cabe, tomat, terong, bayam, sawi dsb)
dapat dilakukan dengan metode TPT dan atau metode sand test. Sedangkan untuk
menguji daya berkecambah pada benih besar (semangka, timun, padi, melon,
buncis, paria, kacang panjang dsb) dapat dilakukan dengan metode BPT dan atau
sand test. Metode TPT dan BPT pelaksanaannya di dalam laboratorium, sedangkan
metode sand test pelaksanaannya di dalam shading house. Bila kedua fasilitas
tersebut (laboratorium dan shading house) telah dimiliki maka pengujian di
laboratorium maupun di shading house dapat dilaksanakan karena kedua-duanya
dapat digunakan untuk pengujian benih besar maupun kecil. Bila hanya ada salah
satu fasilitas maka kita memilih sesuai dengan fasilitas yang kita miliki.
1. Substrat
Salah satu lingkungan perkecambahan yang memegang peran cukup penting untuk
tumbuhnya benih menjadi kecambah normal adalah substrat/ media tumbuh. Bahan
yang dapat digunakan sebagai substrat adalah:
Kertas (kertas stensil, kertas merang, tissue, dsb).
Substrat kertas mempunyai beberapa persyaratan antara lain bersih, tidak
mengandung racun, tidak mengandung hama penyakit, mempunyai kemampuan
untuk menahan air selama proses pengujian berlangsung.
Pasir
Adapun persyaratan substrat pasir adalah tidak mengandung mikroorganisme
dan spora-sporanya, partikel-pertikel pasir harus mampu menahan air tetapi
tetap tersedia pori-pori untuk aerasi, oleh karena itu ukuran partikel pasir adalah
dapat lolos pada dari ayakan ukuran 0,8 mm dan tidak lolos pada ayakan ukuran
0,5 mm.
2. Penyiapan dan penataan substrat
Untuk uji BPT (between of paper test/ uji antar kertas), menggunakan plastik dan
kertas ukuran folio yang sudah steril dan lembab, dengan penataan sebagai berikut:
Paling bawah adalah plastik transparan satu lembar
Di atasnya plastik ditaruh kertas merang lembab dua lapis
Di atasnya kertas merang ditaruh kertas stensil/ buram lembab satu lembar
Di atas kertas stensil/ buram diletakkan benih yang akan diuji
Benih ditutup dengan kertas stensil lembab satu lembar dan kertas merang satu
lembar
Posisi benih ada diantara dua kertas stensil
Untuk uji TPT (top of paper test/ uji di atas kertas, menggunakan bak
perkecambahan steril bertutup transparan dan substrat kertas steril seperti berikut
ini.
Bak semai steril, diberi media dasar dengan ukuran sama dengan ukuran bak
semai dengan posisi paling bawah kertas merang, bagian tengah tissue, dan
paling atas kertas merang lagi.
Di atas media dasar tersebut ditambah media perkecambahan dengan ukuran ±
11x11 cm2, sehingga dalam 1 bak semai dapat diisi 2-4 media perkecambahan.
Media perkecambahan tersebut terdiri dari tissue di bagian bawah dan kertas
stensil di bagian atas.
Benih disemai di atas media perkecambahan.
Gambar urutan substrat dari bawah ke atas adalah kertas merang-tissue-kertas
merang-tissue-kertas stensil
Menyiapkan benih
1. Jumlah contoh kerja
Pengujian daya berkecambah harus dilakukan pada benih yang berasal dari fraksi
benih murni yang diperoleh dari analisis kemurnian. Jumlah sample untuk uji daya
berkecambah benih adalah 400 butir yang diambil dari benih murni. Tiap ulangan
dapat terdiri dari 100, 50, atau 25 butir tergantung dari jenis benih dan substrat yang
digunakan. Pada beberapa jenis benih yang baru dipanen ada yang mempunyai
masa dormansi sehingga perlu perlakuan tertentu agar benih terbebas dari masa
dormansi sehingga benih mau berkecambah. Berikut ini adalah beberapa cara
perlakuan benih yang dapat diberikan untuk mematahkan masa dormansi.
2. Perlakuan benih
Berikut ini adalah beberapa cara perlakuan benih yang dapat diberikan untuk
mematahkan masa dormansi.
o Prechilling
Benih diletakkan pada substrat lembab dan disimpan pada suhu rendah. Untuk
benih hortikultura paling lambat 10 hari pada suhu 5 – 10 derajad celcius,
sedangkan untuk benih tanaman keras pada suhu 3 – 5 derajad celcius mulai 7
hari sampai 12 bulan.
o Predrying
Benih dipanaskan pada suhu 35 – 40 derajad celcius selama 7 hari dengan
diberi sirkulasi udara yang baik.
o Perlakuan dengan KNO3
Substrat dibasahi dengan 0,2 % KNO3 (2 gram/liter air)
o Perlakuan dengan gibberelic acid (GA)
Substrat dibasahi dengan larutan GA3 0,05 % (500 mg GA /liter air)
Untuk uji BPT setiap substrat dapat disemai 50 butir benih sehingga setiap ulangan
digunakan 2 substrat, jadi setiap lot benih diperlukan 8 substrat. Sedangkan untuk uji
pasir setiap bak dapat disemai 2x100 butir untuk benih kecil dan 1x100 butir untuk benih
besar. Cara menyemai benih pada uji ini dapat menggunakan tangan, benih sejumlah
50 butir ditata secara teratur pada substrat dengan posisi selang seling.
Cara menyemai pada uji pasir dengan meletakkan benih pada papan kayu yang
ditumpangkan di atas bak perkecambahan, kemudian benih dimasukkan satu per satu
ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan pada substrat. Bila ada benih yang jatuh ke
dalam lubang lebih dari satu maka segera diambil dengan pinset yang ujungnya runcing.
Mengevaluasi kecambah
1. Kriteria kecambah
Evaluasi kecambah dilakukan terhadap kecambah yang tumbuh dengan kondisi
optimal. Kecambah yang dievaluasi terbagi ke dalam 5 kategori berikut:
Kecambah normal:
Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan
batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang
baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik
Kecambah dengan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon,daun
primer, dan koleoptil
Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna
Kecambah abnormal:
Kecambah busuk, ditandai dengan hilang atau rusaknya struktur penting
kecambah
Kecambah yang salah pertumbuhannya, misalnya terpilin ketat, geotrop
negative, membentuk spiral, tumbuh di satu sisi saja
Benih keras:
Benih yang tetap keras sampai akhir jangka waktu pengujian yang telah
ditetapkan
Benih mati:
Benih yang pada akhir pengujian tidak keras atau segar tetapi lunak karena
busuk atau berjamur dan sama sekali tidak menunjukkan unsur utama dari
kecambah
LEMBAR TUGAS
TUGAS 1
A. JUDUL: Menguji daya berkecambah benih dengan metode TPT (Top of Paper Test/ Uji di
atas kertas)
C. KESELAMATAN KERJA
1. Telitilah benih yang disemai, jangan lebih dan jangan kurang.
2. Hati-hati pada saat menuang aquades ke substrat agar benih yang sudah disemai
tidak porak poranda.
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan kertas merang, kertas stensil, dan tissue.
2. Sterilkan kertas merang dan kertas stensil dalam oven pada suhu 150 – 170 0
C
selama 2 jam.
3. Sterilkan bak perkecambahan dan tutupnya dengan cara disemprot alcohol 70 %
kemudian dilap.
4. Buatlah media dasar pada bak perkecambahan dengan posisi lapisan paling bawah
kertas merang, lapisan tengah tissue, dan paling atas kertas stensil.
5. Siapkan substrat untuk perkecambahan denganukuran kurang lebih 10 x 10 cm.
6. Tata dan atur substrat perkecambahan dengan posisi kertas tissue di bagian bawah
dan kertas stensil di bagian atas (dalam satu bak perkecambahan dapat diisi
beberapa substrat tergantung pada ukuran bak).
7. Tempelkan identitas benih yang akan diuji dan tanggal semai pada bak
perkecambahan menggunakan kertas label.
8. Semaikan benih pada substrat secara hati-hati menggunakan alat semai dan kuas
kecil.
9. Setelah selesai tuangkan aquades ke bagian tengah media dasar melalui alat
pengalir air agar benih tidak porak poranda, tunggu agar air merembes ke semua
bagian sehingga substrat basah merata.
10. Tutuplah bak perkecambahan dengan penutup transparan hingga rapat, bila perlu
dijepit.
11. Masukkan bak perkecambahan ke ruang perkecambahan.
12. Lakukan evaluasi terhadap benih yang berkecambah dua kali pengamatan pada
waktu yang sesuai dengan ketentuan (lihat table 1 pada lembar informasi).
13. Hitung persentase daya berkecambah benih dengan rumus jumlah benih yang
berkecambah normal dibagi jumlah benih yang dikecambahkan dikalikan seratus
persen.
14. Bersihkan tempat praktik Anda dan kembalikan alat ke tempat semula dalam kondisi
bersih.
15. Buatlah laporan hasil praktik Anda.
TUGAS 2
A. JUDUL : Menguji daya berkecambah dengan metode BPT (Between of Paper Test/ Uji
antar kertas)
C. KESELAMATAN KERJA
Telitilah benih yang disemai, jangan lebih dan jangan kurang dari ketentuan
D. LANGKAH KERJA
1. Sterilkan kertas pada oven selama 2 jam pada suhu 150-170 0 C.
2. Pasangkan substrat dengan cara setiap pasang terdiri dari satu lembar kertas
merang dan satu lembar kertas stensil dan lipat ujung tiap pasangan untuk
memudahkan pengambilan/ pemisahan antar pasangan substrat.
3. Rendamlah tumpukan pasangan substrat dengan air bersih dan biarkan hingga
basah merata, kemudian di-press/ ditiriskan hingga tidak ada lagi sisa air yang
menetes.
4. Sterilkan plastic dengan alcohol 70 % dengan cara disemprot lalu dilap.
5. Aturlah substrat dengan posisi plastic di bagian paling bawah, kertas merang di
bagian tengah, dan kertas stensil di bagian atas.
6. Tata dan aturlah benih pada substrat dengan jumlah 50 butir per substrat dengan
posisi selang seling.
7. Tutuplah benih yang telah tertata dengan substrat lain dengan posisi kertas
merang di bagian atas dan kertas stensil di bagian bawah hingga posisi benih
berada diantara kertas stensil.
8. Lipatlah bagian samping yang memanjang ke arah dalam kurang lebih 2-3 cm,
kemudian gulung dengan padat.
9. Lekatkan ujung gulungan terakhir dengan kertas label yang telah diberi identitas
benih agar gulungan tidak terbuka.
10. Letakkan gulungan-gulungan substrat tersebut pada germination cabinet yang
ada di ruang perkecambahan dengan posisi berdiri.
11. Lakukan evaluasi terhadap perkecambahan benih dengan dua kali pengamatan
pada waktu sesuai dengan ketentuan (lihat table 1 lembar informasi).
12. Hitung persentase daya berkecambah dengan rumus jumlah benih yang
berkecambah normal dibagi jumlah benih yang dikecambahkan dikalikan seratus
persen.
13. Bersihkan tempat praktik Anda dan kembalikan peralatan ke tempat semula
dalam kondisi bersih.
C. DAFTAR BUKTI BELAJAR
Menyiapkan media
perkecambahan
2.1. Substrat dan wadah
perkecambahan disi
apkan sesuai de - Kertas merang dipotong sesuai
ngan metoda yang ukuran kertas stensil (ukuran folio)
digunakan Plastik bening dipotong sesuai
2.2. Kondisi lingkungan ukuran kertas stensil (ukuran single
perkecambahan di - folio)
atur sesuai persya-
ratan teknis
Penilaian
Aspek yang
No Jenis Produk Kriteria Keberhasilan Ya Ti-
dinilai
7 8 9 dak
1. Mengambil Skema/diagram Skema/diagram alir
contoh benih alir prosedur prosedur pengambilan
pengambilan contoh benih sesuai
contoh benih, prosedur/pedoman,
Catatan/jumlah Catatan/jumlah sampel
sampel sumber sumber benih dan hasil
benih dan hasil contoh benih sesuai
contoh benih, dengan pedoman,
Kemasan contoh Contoh benih dikemas
benih ditempat- pada wadah dan diberi
kan pada wadah label secara benar
dan diberi label sesuai prosedur.
2. Menganalisis Kelompok fraksi Pengelompokan fraksi
kemurnian benih hasil benih hasil analisis
fisik benih analisis kemurnian fisik benih
kemurnian fisik, dilakukan benar,
Laporan hasil Laporan hasil
perhitungan perhitungan analisis
analisis, menggunakan rumus
dan diperoleh hasil
sesuai prosedur,
Rekomendasi Rekomendasi hasil
hasil analisis. analisis dibuat dengan
benar dan sesuai
pedoman.
Penilaian
Aspek yang
No Jenis Produk Kriteria Keberhasilan Ya Ti-
dinilai
7 8 9 dak
3. Menetapkan Cawan wadah Cawan wadah
kadar air penetapan kadar penetapan kadar air
benih air benih, benih, berjumlah 2
(duplo),
Kodifikasi cawan Cawan (wadah beserta
(wadah beserta tutup) penetapan kadar
tutup) , air benih diberi kode
yang sama,
Jumlah berat Contoh kerja benih dalam
contoh kerja cawan dengan jumlah
benih, berat sesuai ukuan
cawan,
Laporan hasil Laporan hasil
perhitungan, perhitungan dibuat
dengan rumus yang
benar,
Rekomendasi Rekomendasi hasil
hasil pengujian. pengujian dibuat dengan
benar sesuai pedoman.
4. Menguji daya Urutan penempatan
berkecambah pelapisan: plastik, keras
benih buram/plano/CD paper,
ketas merang, benih,
kertas merang, kertas
buram benar,
Hasil penggulungan
penempatan benih pada
substrat, benar,
Pengkodean/pemberian
label pada setiap
gulungan sesuai
Penilaian
Aspek yang
No Jenis Produk Kriteria Keberhasilan Ya Ti-
dinilai
7 8 9 dak
pedoman,
Posisi penempatan
benih pada substrat
kertas, disusun sesuai
aturan (pedoman):
diantara kertas merang,
dan zigzag,
Laporan/pecatatan hasil
identifikasi: kecambah
normal, kecambah
abnormal, benih keras,
benih segar tidak
tumbuh, dan benih mati
sesuai pedoman,
Laporan hasil
perhitungan,
Rekomendasi hasil
pengujian.
Nilai produk ( Np ) diambil dari nilai terendah diantara nilai pencapaian setiap indikator
keberhasilan
Nilai :
Penilai 2, Penilai 1,
......................... ..................................
homogenitas merupakan
syarat utama
Penilaian
Sub Kompetensi dan Ti-
No Butir pertanyaan Kunci Jawaban Ya
Kreteria Unjuk Kerja dak
7 8 9
dalam pe-
ngambilan
contoh benih?.
Kelompok benih
Jumlah Jumlah
Penilaian
Sub Kompetensi dan Ti-
No Butir pertanyaan Kunci Jawaban Ya
Kreteria Unjuk Kerja dak
7 8 9
wadah
contoh
dalam
primer
lot
1–4 3 contoh per
wadah
5–8 2 contoh per
wadah
9 – 15 1 contoh per
wadah
16 – 30 15 contoh
31 – 59 20 contoh
≥ 60 30 contoh
Identifikasi metode
5. Apa yang penetapan kadar air
harus berdasarkan karak ter
diperhatikan/p benih:
ertimbangkan Ukuran benih
dalam Struktur kulit benih
mengidentifika Kandungan minyak
si metode Kekerasan/tekstur
penetapan biji
kadar air yang
sesuai dengan
karakter benih
b. Metode pengujian 1. Apa yang harus Penentuan metode
ditentukan sesuai diperhatikan/per penetapan kadar air
dengan potensi yang timbangkan benih berdasarkan
ada dalam potensi/daya dukung:
menentukan Jumlah contoh kerja
metode pene- benih
tapan kadar air Ketersediaan alat uji
yang sesu- ai (jumlah dan jenis)
Penilaian
Sub Kompetensi dan Ti-
No Butir pertanyaan Kunci Jawaban Ya
Kreteria Unjuk Kerja dak
7 8 9
potensi Kompetensi SDM
laboratorium uji
mutu benih.
2. Melakukan grinding
a. Tujuan Deskripsikan tujuan Deskripansi tujuan
grinding dideskripsikan dilakukan- nya grinding (pemecahan)
dengan benar grinding benih:
(pemecahan) benih Menguapkan air
sebanyak mungkin
Mempermudah
pelaksanaan
penetapan kadar air
benih
Validitas
keterlaksanaan
penetap- an kadar air
benih yang
berukuran besar.
b. Kadar Bagaimana cara Benih
air benih dipastikan memastikan diraba,digenggam,
telah memenuhi kriteria benih dan dijatuh/ditebarkan
kriteria untuk grinding layak untuk pada nampan plat,
digrinding atau aluminium atau
belum? melamine untuk
mengetahui kondisi
kadar air secara
organoleptik!
air menggunakan
oven, untuk:
-. Suhu tinggi
konstant?
-. Suhu rendah
konstant?
b. Benih yang diuji Berapa berat Untuk wadah yang
ditimbang dengan benih yang harus berdia meter < 8
berat 4 – 5 gram diwadahkan cm= 4 – 5 gram
atau 10 gram dalam cawan Untuk wadah yang
tergantung wadah pada penetapan berdiameter >8
yang digunakan kadar air benih cm= 10 gram
menggunakan
oven, sesuai
karakter
wadahnya!
c.Benih di-grinding Bagaimana cara Benih dihancurkan
(ukuran benih pelaksanaan hingga merata dan
dipecah/diperkecil) grinding sesuai diayak dengan
bila diperlukan prosedur? saringan berukuran
Penilaian
Sub Kompetensi dan Ti-
No Butir pertanyaan Kunci Jawaban Ya
Kreteria Unjuk Kerja dak
7 8 9
mesh: 0.50 mm, 1.00
mm, dan 4.00 mm
air benih !.
d. Kadar Berapa nilai 0,2 %
air dipastikan toleransi hasil uji
apakah sudah penetapan kadar
masuk dalam air dinyatakan
kisaran/range berlaku?.
toleransi atau belum
5. Mengadministrasikan
hasil uji
a. Data Kartu jenis apa Kartu pengujian
hasil uji dicatat saja yang biasa contoh benih untuk:
dalam buku digunakan dalam pengujian
pencatatan sesuai pencatatan hasil penetapan kadar air
standar administrasi uji penetapan benih.
laboratorium kadar air benih?. Kartu induk
pengujian contoh
benih
Buku penetapan
kadar air
b. Laporan Sejauhmana Disesuaikan kondisi
hasil uji dibuat fleksibilitas dan kepen tingan
Penilaian
Sub Kompetensi dan Ti-
No Butir pertanyaan Kunci Jawaban Ya
Kreteria Unjuk Kerja dak
7 8 9
sesuai dengan pembuatan perusahaan, tetapi
kebijakan laporan hasil uji tidak menyimpang
perusahaan berdasar prosedur standar
kebijakan pencatatan hasil uji
perusahaan? yang berlaku.
Skor Perolehan
Believe Evaluation
Kompetensi Kecakapan
No (Preferensi Oleh ( Oleh Fasilitator )
Hidup Non Instruktional
Peserta Ybs)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Disiplin
2. Taat azas
3. Kemauan untuk bekerja keras
4. Konsisten
5. Kemauaan untuk memperoleh
hasil terbaik
6. Kemauan untuk bekerja cepat
7. Kreatif
Catatan :
1. Penetapan skor dilakukan dengan pendekatan Fish Been Analisys, dimana :
Attitude = B X E
2. Penetapan skor berdasarkan preferensi peserta (siswa) dan Fasilitator, dimana :
B = Believe, dinilai oleh peserta
E = Evaliation, dinilai oleh Fasilitator masing-masing dengan kisaran skor 5 s.d 1
Skor 5 merupakan skor tertinggi/terbaik
Nilai :
.........; ....... ......... 200...
Penilai 2, Penilai 1,
......................... ..................................
BAB IV. PENUTUP
Setelah peserta diklat menyelesaikan semua kompetensi dasar dan dinyatakan berkompeten
oleh fasilitator, selanjutnya peserta diklat akan dilakukan sertifikasi kompetensi. Proses
sertifikasi akan dilakukan melalui uji kompetensi yang dilakukan oleh eksternal evaluator, dalam
hal P4TK akan menyediakan assessor dari industri yang relevan untuk melakukan proses
sertifikasi.
Peserta yang dinyatakan berhasil akan diberikan sertifikasi oleh industri yang melakukan uji
kompetensi sesuai dengan jumlah kompetensi yang dinyatakan berkompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986, ISTA Handbook on Seed Sampling. The International Rules for Seed Testing
Association. Zurich, Switzerland.
---------. 1999/2000, Pedoman Umum Analisa Mutu Benih. Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Hortikultura, Direktorat Bina Perbenihan. Jakarta.
---------.2001, Seed Science and Technology, Amandements to 1999 edition of ISTA Rules.
Volume 30. Zurich, Switzerland.
---------. 2003, Pedoman Umum Laboratorium Penguji Benih, Balai Pengembangan Mutu Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jakarta.
---------. 2003, Penerapan SNI 19-17025-2000 – Laboratorium Penguji Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura, Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Jakarta.
Justice, O. L. dan Bass, L. N. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih (transl.). Rajawali
Pers. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina
Aksara. Jakarta.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.