You are on page 1of 66

ANALISIS BENIH :

• Pengujian contoh benih yang dikirim oleh


penangkar benih (Submitted sample) ke
lembaga sertifikasi benih untuk menentukan
mutu benih sebelum benih tersebut dipakai
untuk usaha tani serta untuk mendapatkan
sertifikat sebelum benih tersebut dipasarkan.
• Dasar hukumnya

SK Menteri Pertanian Nomor


460/Kpts/Org/XI/1971 pasal 9 ayat 1

Benih apa yang perlu memiliki sertifikat ?


Semua benih yang akan diperdagangkan,
meliputi benih serealia, hortikultura, buah-
buahan, tanaman hias, rumput-rumputan
• Tujuan analisis benih
untuk mengetahui kualitas benih, yang meliputi
kualitas genetis, morfologis/fisik dan fisiologis benih

• Mutu Benih: Gambaran dan karakteristik menyeluruh


dari suatu jenis benih yang menunjukkan
kemampuannya untuk mempertahankan/melanjutkan
keturunannya
• Mutu Fisik : Mutu benih yang berkenaan dengan fisik
benih, seperti dimensi, berat, kadar air. Kemurnian
• Mutu Genetik: Mutu benih yang berkaitan dengan
susunan gen yang menentukan karakter benih dan
berkaitan dengan sifat pertumbuhan dan riap pohon,
kualitas kayu, ketahanan terhadap kekeringan,
serangan hama dll
Analisis benih dilaksanakan untuk
pemberian sertifikat sebelum benih tersebut
dipasarkan, agar petani pengguna benih
memperoleh benih yang baik dan benar

Sertifikat :

Merupakan sumber informasi bagi petani


pengguna benih, karena dalam label sertifikat
tersebut tertulis kondisi benihnya.
Pentingnya Pengujian Benih
• Sebagai pengontrol parameter kualitas benih
selama penanganan dan hasilnya dapat diberikan
kepada pengguna sebagai dokumen kualitas benih

• Uji kualitas dapat dilakukan pada interval waktu


sejak benih dikeluarkan dari tempat penyimpanan
sampai disebar atau ditabur dipersemaian

• Pengujian benih dapat dilakukan secara sederhana


maupun dengan standar ISTA (International Seed
Testing Association). Pengujian sederhana hanya
untuk kepentingan praktis
Pengujian benih dilakukan di laboratorium dan
dibagi menjadi 2 :
• Pengukuran rutin (dicantumkan dalam
sertifikat)
Kemurnian, kadar air dan daya kecambah

• Pengukuran khusus (tidak dicantumkan)


heterogenitas, kesehatan dan kevigoran
MENGAPA PERLU PENILAIAN

PETANI AHLI BENIH


1.Kenampakan benih 1.Persentasi kemurnian tinggi
(seed looks) (high purity)
2.Kementesan benih 2.Persentase perkecambahan
(seed plumpness) tinggi (high germination)
3.Warna benih (seed 3.Bebas dari penyakit benih (free
color) from seed borne pathogens)
4.Campuran yang 4.Sifat genetis (True to kind and
terdapat di benih variety)
(Absence of extra 5. Daya simpan benih (seed
materials) storability)
5. Perkecambahan
(germination)

GOOD SEED QUALITY


PATOKAN PENILAIAN

I.S.T.A A.O.S.C.A. O.E.C.D. I.N.A.

INTERNATIO ASSOCATIO ORGANIZATI P.P.D..


NAL N OF ON FOR
SEED OFFICAL ECONOMIC
TESTING COORPERATI B.P.S.B.
ASSOCATION
SEED ON AND
(EROPA + CERTIFYING DEVELOPME
NEGERA AGENCIES NT (EROPA)
ANGGOTA (AMERIKA)

Klasifikasi kelas benih


• ISTA (International Seed Testing Association)
Lembaga setifikasi swasta yang berhak
menerbitkan sertifikasi benih yang dihasilkan oleh
negara-negara anggotanya bahkan negara-negara
bukan anggotanya.

- AOSCA (Association of Official Seed Certifying


Agencies)
lembaga sertifikasi yang berhak menerbitkan
sertifikat bagi benih yang akan diperdagangkan di
Amerika Serikat
• OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development)
lembaga sertifikasi benih yang berhak
menerbitkan sertifikat bagi benih yang akan
diperdagangkan di Eropa

- BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi


Benih)
lembaga pemerintah Indonesia yang dibentuk
berdasarkan SK. Mentan 460/KPTS/ORG/I/1971,
pasal 9 ayat 1, merupakan satu-satunya lembaga
yang berwenang menerbitkan sertifikasi benih yang
akan diperdagangkan di Indonesia
YANG MELAKUKAN PENGUJIAN

INDONESIA LUAR NEGERI

•SK. MENTAN •BADAN YANG DIBENTUK


460/KPTS/ORG/I/1971 OLEH ASSOSIASI PRODUSEN
PASAL 9 AYAT 1 BENIH
•LEMBAGA SWASTA YANG
BERSIFAT INTERNASIONAL
•LEMBAGA YANG DIBENTUK
OLEH PEMERINTAH
B.P.S.B. •PRODUSEN BENIH

•PENANGKARAN BENIH
MELAKUKAN PENGUJIAN
SEBAGAI PEMBANDING
BENIH APA YANG HARUS MEMILIKI SERTIFIKASI

SEMUA BENIH YANG DIPRODUKSI


OLEH PENANGKAR BENIH DAN
DIPEDAGANGKAN/KOMERSIAL

SERELIA
RUMPUT
HOLTIKULTURA
BUAHAN
TANAMAN HIAS
Ada 4 macam contoh benih dalam peraturan ISTA :

• Contoh benih primer (primary sample )


benih yang diambil dalam jumlah besar dari berbagai
tempat penyimpanan baik wadah atau bulk
• Contoh campuran(composite sample)
semua contoh primer yang dijadikan satu dan dicampur
dalam satu tempat
• Contoh yang dikirim ke Labaratorium (submitted sample)
contoh campuran yang sudah dikurangi sampai jumlah
berat tertentu yang telah ditetapkan dan kemudian dikirim ke
lab untuk diuji
• Working sample
berasal dari submitted sample yang diambil dengan
metode tertentu dan dipakai untuk pengujian rutin, yaitu uji
kemurnian benih, kadar air benih, persentase viabilitas benih.
Prosedur Pengambilan Sampel
• Pengambilan sampel benih merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas benih yang
dipasarkan
• Kualitas sampel yang akan dikirim ke lab. untuk uji sangat
dipengaruhi oleh :
- Homogenitas seed lot
Seed lot : Sekumpulan benih yang homogen
baik dalam varitas, fenotype maupun genotype
yang berasal dari areal sumber benih, mur
tegakan, waktu panen serta cara-cara
pengelolannya yang seragam
Seed lot beratnya tidak boleh lebih dari berat
maksimum yang ditentukan oleh ISTA
- Metode pengambilan sampelnya
• Agar benih dapat disebut sebagai seed lot,
maka benih harus memiliki beberapa syarat :
BENIH YANG DIPRODUKSI

PROSESING

BENIH DALAM JUMLAH TERTENTU


DIKEMAS DALAM WADAH TERTENTU
SECARA FISIK DAPAT DIDENTIFIKASI
HOMOGEN
DIATUR/DISIMPANDEGAN TATA CARA
TERTENTU

SAMPLE BENIH
• Primary Sample
Primary sample sejumlah kecil benih yang
diambil dari satu posisi seed lot. Setelah diambil
primary sample maka seed lot tsb diberi label
agar tidak tercampur atau tertukar
SEED LOT

DIAMBIL PRIMARY SAMPLE

•WADAH SEED LOT DISEGEL


•WADAH SEED LOT DIBERI LABEL
PRIMARY SAMPLE

1. JIKA SEED LOT DITEMPATKAN DALAM SATU WADAH ,


MAKA PRIMARY SAMPLE DIAMBIL DARI BEBERAPA
POSISI
2. JIKA SEED LOT DITEMPATKAN DALAM BEBERAPA
WADAH MAKA PRIMARY SAMPLE MERUPAKAN
KUMPULAN DARI SAMPLE YANG DIAMBIL DARI
BEBERAPA POSISI DARI SETIAP WADAH

CARA PENGAMBILAN

DENGAN TANGAN
DENGAN PROBE/TRIER
MESIN OTOMATIS
PEDOMAN PENGAMBILAN PRIMARY SAMPLE

I. SEED LOT DALAM WADAH BESAR (BULK)


… 500Kg  5X
Kg  3.000Kg  TIAP 300 Kg SEKALI≥ 5X
Kg  21.000 Kg  TIAP 500 Kg SEKALI ≥ 10X
II. SEED LOT DITEMPATKAN DALAM WADAH-WADAH
…5 WADAH  5X
WADAH  20 WADAH  TIAP 3 WADAH SEKALI  ≥ 5%
> 31 WADAH  TIAP LIMA WADAH SEKALI  ≥ 10X
III. AOSCA
1.SEED LOT DITEMPATKAN DALAM SATU WADAH BESAR PENGAMBILAN
PRIMARY SAMPLE
- TANGAN
- PROBE/TRIER
2.SEED LOT DITEMPATKAN DALAM KARUNG
- KURANG DARI ENAM KARUNG PRIMARY SAMPLE DIAMBIL DARI
SETIAP KARUNG
- LEBIH DARI ENAM KARUNG PRIMARY SAMPLE DIAMBIL DARI LIMA
KARUNG DITMBAH 10% DARI SISANYA DENGAN MAXIMUM 30
KARUNG
3.SEED LOT DIKEMAS KECIL/DALAM KALENG DIAMBIL SATU SECARA
RANDOM
• Composite Sample

COMPOSITE SAMPLE

•KUMPULAN DARI PRIMARY SAMPLES


•DICAMPUR/DIADUK MERATA
•JUMLAHNNYA LEBIH BESAR DARI
SUBMITTED SAMPLE

SUBMITTED SAMPLE

- SEBAGIAN DARI SOMPOSITE


- JUMLAH TERTENTU TERGANTUNG DARI VARIETAS/SPECIES
- PENGAMBILAN DENGAN METODE TERTENTU
- DIBERI LABEL
- DIKIRIM KE B.P.S.B.
• Submitted Sample
SUBMITTED SAMPLE

RESEPSIONIS

DIHITUNG K.A. BENIH DENGAN METODE CEPAT

BENIH BERSIFAT HYGROSKOPIS


UNTUK MENETUKAN APAKAH BENIH PERLU
DIREDRYING/PREDRYING
HASIL K.A.BENIH TIDAK DICANTUMKAN PADA SERTIFIKAT

UJI HETEROGENITAS

WORKING SAMPLE DISIMPAN

KEMURNIAN BENIH

K.A DAYA KECAMBAH KESEHATAN BENIH


SUBMITTED SAMPLE

B.P.S.B.

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH DENGAN


METODE CEPAT

UNTUK MENENTUKAN APAKAH BENIH PERLU


DIREDRYING/PREDRYING SEBELUM DIAMBIL
WORKING SAMPLE/SUB SAMPLE

DISIMPAN SAMPAI WORKING SAMPLE


JANGKA WAKTU SUB SAMPLE
TERTENTU
Pembagian Contoh
JUMLAH BENIH PER GRAM DAN
BERAT MINMAL CONTOH BENIH
MENURUT ISTA

JENIS BENIH BERAT UJI KEMURNIAN


MINIMAL SUB (GRAM)
MITTED
SAMPEL (gram)
SAYUR-SAYURAN
1. Beta vulgaris 500 50
2. Daucus carota 30 3
3. Zea mays 1000 900
4. Allium cepa 80 8
5. Capsicum annum 150 15
6. Glycine max 1000 500
7. Arachis hypogea 1000 1000
• Working Sample
Pengambilan working sample untuk pengujian
rutin dapat dilakukan dengan berbagai metode :
- Metode Kue (pie method)
a. Working sample ditebarkan di meja serata
mungkin dan membentuk bulatan seperti kue
b. Hamparan benih dibagi menjadi beberapa bagian
dan diberi nomor
c. Secara acak, pilih nomor mana yang akan dipakai
untuk pengujian rutin
- Metode Mangkuk (cup method)
a. Mangkuk ditata rapat di atas nampan
dengan jumlah dan ukuran tertentu
b. Masing-masing mangkuk diberi nomor
c. Benih kemudian ditebarkan serata mungkin
sampai semua mangkuk terisi penuh dan
benih habis terbagi
d. Secara acak dipilih mangkuk nomor berapa
yang akan dipakai untuk pengujian
e. Tentu saja busa juga untuk memilih hanya
satu mangkuk
- Metode sendok (Spoon method)
a. Benih ditempatkan dalam wadah seperti
nampan dengan ukuran 20 x 40 x 5 cm,
diratakan
b. Sampel untuk pengujian diambil dengan
sendok dari beberapa tempat sampai
jumlahnya cukup untuk pengujian
- Metode mekanis (mechanic method)
Pengambilan sample memakai alat, antara
lain Boerner Divider, Gamet Precision Divider
dan Soil Divider
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH
-Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan
nilai pertanaman di lapangan

-Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang


menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman benih di
lapangan harus dievaluasi dalam pengujian

-Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa


penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan
kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan)
-Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk
menyederhanakan prosedur pengujian benih

-Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik


fisiologi benih

-Petunjuk ini menjelaskan bagaimana


mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih
untuk keperluan pengujian, dan bagaimana
melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu
analisis kemurnian.
Tujuan Uji Kemurnian Benih

Melindungi konsumen
Maksudnya :

- konsumen menghendaki agar benih yang dibelinya


benar-benar sesuai dengan sertifikatnya
Ini penting karena :
a. Mempengaruhi jumlah benih yang dibutuhkan
b. Keragaman tanaman di lapangan
c. Pengelolaan dan kualitas hasil panen
- Mengetahui komposisi benih
Konsumen harus mengetahui apa saja yang
tercampur dalam benih yang akan dipakai

- Untuk mengetahui apakah persentase kemurnian


benih dapat melampaui syarat yang ditentukan oleh
peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu
sehingga benih tersebut dapat memperolah sertifikat
Tujuan Uji Kemurnian Benih

1. Untuk melindungi konsumen (Jika membeli benih mengharapkan


mendapatkan benih yang baik, tidak tercampur dengan kotoran dan biji
lain)
2. Mengetahui komposisi benih
3. Mengetahui macam species/varietas lain yang tercampur dalam benih
4. Mengetahui macam kotoran yang tercampur dalam benih

Disesuaikan dengan Seed-Law

Sertifikasi Benih
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian
yang dilakukan dengan memisahkan tiga
komponen benih murni, benih tanaman lain,
dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
persentase dari ketiga komponen benih
tersebut

Tujuan analisis kemurnian adalah untuk


menentukan komposisi benih murni, benih
lain dan kotoran dari contoh benih yang
mewakili lot benih
Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji
dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan
jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni
diantaranya adalah :

- Benih belum masak utuh


- Benih yang berukuran kecil (undersized), mengkerut (shrivelled),
tidak masak (immature)
- Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
- Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh
benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa
pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
- Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b) Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut
tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji

-Benih dari species/varietas/kultivar lain


-Benih yang rusak
-Benih leguminose, Cruciferae, coniferae yang tidak memiliki seed
coat
-Hampa dan ada bagian yang ringan/berat setelah diblow
-Berubah warna
c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut
terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih
adalah:

- Benih dan bagian benih


1. Benih tanpa kulit benih
2. Benih yang terlihat bukan benih sejati
3. Bijihampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
4. Cangkang benih
5. Kulit benih

- Bahan lain
Sekam, pasir, partikel tanah, kerikil, jerami, ranting, daun, tangkai,
nematoda galls, fungus bodies
Kotoran ini dapat tercampur dengan benih pada waktu dilakukan
perontokan,prosesing dan pengemasan
• Dalam pengambilan contoh kerja untuk
kemurnian benih ada dua metode yang dapat
dilakukan, yaitu:

• a) Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja


yang dilakukan dua kali.

• b) Secara simplo, adalah pengambilan contoh


kerja yang dilakukan satu kali.
Skema/Prosedur pengujian analisis kemurnian benih
• Setelah dilakukan pengabilan contoh kerja maka
dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat
awal benih sebelum dilakukan pengujian
kemurnian.
• Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian,
setiap benih diidentifikasi satu persatu secara
visual bedasarkan penampakan morfologi.
• Semua benih tanaman lain dan kotoran benih
dipisahkan.
• Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan
penimbangan pada setiap komponen tersebut.
Hasil dari penimbangan dilakukan perhitungan faktor
kehilangan.

Faktor kehilangan =

Ket. ck = contoh kerja


k1 = benih murni
k2 = benih tanaman lain
k3 = kotoran benih

Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat


kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis
diulang dengan menggunakan contoh kerja baru.
Jika faktor kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut
diteruskan dengan menghitung persentase ketiga komponen
tersebut.

% benih murni =

% benih lain =

% kotoran = Ket. k1 = benih murni


k2 = benih tanaman lain
k3 = kotoran benih
Perhitungan

Working sample

Ditimbang
<1g 4 desimal
1 - 9,999 3 desimal
10 - 99,99 2 desimal
100 - 999,9 1 desimal
> 1000 0 desimal

Diayak Blowing

Dipisahkan berdasarkan komponen

Ditimbang

Dihitung berdasarkan Diidentifikasi dan diberi


% terhadap working sample Nama latin + macam kotoran
PENGUJIAN KADAR AIR BENIH
• Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air
lingkungannya, karena benih memiliki sifat selalu
berusaha mencapai kondisi yang equalibrium dengan
keadaan sekitarnya

Sangat membahayakan kondisi benih


berkaitan dengan laju deteriorasi benih
berpengaruh pada persentase viabilitas benih
• Bagaimana mengatasi masalah perubahan kadar air
benih setelah diproses dan dikemas ?

Benih harus disimpan di ruangan dengan


persentase RH tertentu agar kadar airnya tetap
stabil

Tujuan pengujian KA benih :


- Mengetahui berapa besar kandungan air yang
terdapat di dalam benih
- Mengetahui apakah KA benih telah memenuhi
peraturan yang berlaku sesuai dengan kelas benih
yang diproduksi
TUJUAN PENGUJIAN
KADAR AIR BENIH

MENGHITUNG KADAR AIR BENIH

- KADAR AIR BENIH BERKAITAN


- KUALITAS BENIH
- STORABILITY
- VIABILITAS BENIH
- SERANGAN HAMA/PENYAKIT
- HARGA
AIR DALAM BENIH

I. FREE WATER
•AIR YANG MUDAH BERGERAK DARI DALAM BENIH KE
PERMUKAAN BENIH
•PERGERAKAN INI DAPAT TERJADI DENGAN PEMANASAN
ATAU ALAMI DALAM RANGKA MENCAPAI KEADAAN
EQULIBRIUM DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR BENIH

II. BOUND WATER


•AIR YANG TERIKAT KUAT DALAM SEL SEHINGGA SUKAR
LEPAS
•PELEPASAN AIR INI DAPAT TERJADI DENGAN PROSES
OXIDASI PENGERUSAKAN SEL, PENGUAPAN MINYAK

PADA PENGUJIAN KADAR AIR BENIH YANG


DIHITUNG HANYA FREE WATER
PRINSIP PENGUJIAN

- RELIABLE (terpercaya)
- ACCURATE (teliti)
- REPEATABLE (dapat diulang)
- REASONABLY QUICK (relatif cepat)

PEMILIHAN METODE DENGAN SYARAT

- TIDAK TERJADI OKSIDASI


- TIDAK TERJADI DEKOMPOSISI
- TIDAK MEGUAPKAN ZAT LAIN
- DAPAT MENGUAPKAN AIR SEBANYAK MUNGKIN

PRIMARY MEYHOD SECONDARY METHOD

MENGUKUR/MENGHITUNG JML AIR MENGUKUR/MENGHITUNG JML AIR TANPA


YANG TERDAPAT DALAM BENIH, DENGAN HARUS MENGUAPKAN/MELEPASKAN TAPI
PEMANASAN/DISTILASI BERDASARKAN SIFAT KIMIA/HANTARAN
LISTRIK

OXI,DEKOM,PENG KURANG TELITI


• Metode pengujian kadar air
benih yang sekarang dipakai
oleh banyak negara adalah
metode oven

• Karena hasil pengujian yang


diperoleh lebih teliti

Cara langsung dengan Oven


Temperatur Tinggi atau
Rendah

Temperatur Rendah : Suhu


(103+/-1)0C selama 17 +/- 1
jam, desikator 30-45 min

Temperatur Tinggi : Suhu


(130 +/-3)0C selama 17 +/- 1
jam, desikator 30-45 min
PROSEDUR
• Metode oven
SUBMITED SAMPLE

TENTUKAN KADAR AIR DENGAN METODE CEPAT

FREDRYING TIDAK

WORKING SAMPLE

UJI KEMURNIAN BENIH

SAMPLES

DIGERUS /DIGRINDING

DIBAGI DUA

TIMBANG

DIPANASKAN

DINGINKAN DIEKSIKATOR

TIMBANG DIHITUNG % KADAR AIR


TUJUAN GRINDING

•MEMPERLUAS PERMUKAAN YANG DAPAT


MENGUAPKAN AIR
•MEMPERMUDAH PENGUAPAN AIR
•MEMPERSINGKAT WAKTU PEMANASAN
•MEMPERMUDAH PROSES EKSTRASI AIR

SEMUA FREE WATER TERLEPAS

NILAI KADAR AIR YANG DIPEROLEH VALIDITASNNYA TINGGI

GRINDING
PERSYARATAN ALAT
- DIBUAT DARI BAHAN YANG MENGABSORBSI AIR
- HARUS DAPAT DIATUR KEHALUSANNYA
- PADA SAAT MENGGERUS TIDAK TIMBUL PANAS DAN ALIRAN UDARA
- SELAMA PROSES PENGGERUSAN BENIH DAN HASIL GERUSAN TIDAK KONTAK DENGAN
UDARA

Persyaratan benihnyang akan digerus :


1. Kadar air benih tidak tinggi ( lemak < 10% dan K.H > 13%
2JIKA KADAR AIR LEBIH TINGGI PERLU PREDRYING
3. BENIH BERKULIT KERAS HARUS DIKUPAS
RUMUS PERHITUNGAN KADAR AIR

I. JIKA DILAKUKAN PREDRYING


S1  S 2
MC = S1 + S2 -
100
II.TANPA PREDRYING
100
MC = (M2 - M3) X
M 2  M1
MC : KA DLM PERSEN
S1 : JML AIR YG HILANG PD PEMANASAN FREDRYING
S2 : JML AIR YG HILANG PD PEMANASAN KE DUA
M1 : BERAT BOTOL + TUTUP BOTOL
M2 : BERTA BOTOL + TUTUP + BENIH SBLM DIPANASKAN
M3 : BERAT BOTOL + TUTUP + BENIH SETELAH DIPANASKAN
Pengujian daya kecambah

• Perkecambahan benih :
- salah satu kriteria yang berkaitan dengan
dengan kualitas benih
- salah satu tanda dari benih yang telah
mengalami proses penuaan
Pengujian daya kecambah adalah
mengecambahkan benih pada
kondisi yang sesuai untuk
kebutuhan perkecambahan benih
tersebut, lalu menghitung
persentase daya berkecambahnya.

Persentase daya berkecambah


merupakan jumlah proporsi benih-
benih yang telah menghasilkan
perkecambahan dalam kondisi dan
periode tertentu.
Tujuan Uji Perkecambahan
a) Memperoleh informasi nilai penanaman benih
di lapangan

b) Membandingkan kualitas benih antar seed lot


(kelompok benih)

c) Menduga storabilitas (daya simpan) benih

d) Memenuhi apakah nilai daya berkecambah


benih telah memenuhi peraturan yang berlaku.
Hal yang dilakukan untuk uji daya kecambah :

1. Menentukan contoh kerja untuk uji daya kecambah.


Contoh kerja yang dibutuhkan untuk uji daya kecambah ini
memiliki ketentuan sebagai berikut:

a) Contoh kerja berasal dari fraksi benih murni


b) Berjumlah 400 butir
c) Terdiri dari 4 ulangan @ 100 butir
d) Bila kapasitas wadah perkecambahan terbatas/ kecil, tiap
ulangan dibagi lagi menjadi 2 sub ulangan @ 50 butir atau sub
ulangan @ 25 butir
2. Pengujian daya berkecambah
Pengujian daya berkecambah ini dapat dilakukan
dalam beberapa metode.
Untuk menentukan metode apa yang digunakna hal
tersebut tergantung pada jenis dan karakter tumbuh
benih.

Metode yang biasa dilakukan adalah:

-Metode Langsung
Dengan media : Tanah, Pasir, Kertas : UDK,
UAK, UKD
- Metode Tidak Langsung
Cara Biokimia : Tetrazolium test, H2O2
Lama Pengujian, tergantung jenis
3. Mengevaluasi kecambah

Evaluasi kecambah dilakukan 2 kali tergantung pada jenis benih yang di uji.
Contohnya pada benih padi evaluasi pertama dilakukan pada hari ke 7 dan
evaluasi hari kedua dilakukan pada hari ke 14. Pada evaluasi yang pertama
hanya dilihat kecambah normal saja.

Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah:

a) Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan


batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang
baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik

b) Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon,


daun primer, dan koleoptil

c) Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna

Dengan kriteria tersebut kecambah normal diambil lalu dipisahkan dari benih yang
belum berkecambah. Jumlah kecambah normal tersebut kemudian dihitung.
Kecambah normal :
memperlihatkan
potensi untuk
perkembangan
selanjutnya menjadi
tanaman normal
dalam lingkungan
yang sesuai :
Panjang akar > 2x
panjang benihnya
dan dalam keadaan
sehat
4. Evaluasi kedua yaitu melihat adanya kecambah normal, kecambah
abnormal, benih yang tidak berkecambah (benih keras, benih segar tidak
tumbuh, benih mati/ busuk).

Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk


berkembang menjadi kecambah normal.

Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal :

a) Kecambah rusak: kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat.
Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh.

b) Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah dengan pertumbuhan lemah


atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula
atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau
tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya.

c) Kecambah lambat: kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran
normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah
pada benih abnormal ukurannya lebih kecil.
Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai akhir
masa pengujian, yang digolongkan menjadi:

a) Benih segar tidak tumbuh: Benih, selain benih keras, yang gagal berkecambah
namun tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah
normal. Benih dapat menyerap air, sehingga dapat terlihat benih tampak mengembang.
Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari perkecambahan benih. Dan jika
waktu penyemaian diperpanjang benih akan tumbuh normal.

b) Benih keras: Benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih tersebut
tidak mampu menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak mengembang, dan jika
dibandingkan dengan benih segar tidak tumbuh ukuran benih keras lebih kecil. Hal ini
disebabkan karena kulit benih yang impermeabel terhadap gas dan air.

c) Benih mati: Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar,
dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah
membusuk, warna benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena adanya
penyakit primer yang menyerang benih. Disebabkan karena pada saat kultur teknis
dilepangan tanaman yang menajdi induk talah terserang hama dan penyakit sehingga
pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari induknya.
Setelah tahap evaluasi selesai maka langkah
selanjutnya adalah perhitungan daya
berkecambah, yaitu dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilakukan


kegiatan pelaporan dan penyimpanan arsip hasil uji.

You might also like