You are on page 1of 60

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PENGUJIAN BENIH
PEMBERIAN
SERTIFIKAT
JANGKA
WAKTU
BERLAKUNYA
SERTIFIKAT
KELAS BENIH

PENENTUAN
LAYAK JUAL,
PERPANJANGAN /
PENGURANGAN
JANGKA WAKTU
SERTIFIKAT
YANG MELAKUKAN SERTIFIKASI BENIH
METODE PENGUJIAN KADAR AIR BENIH
UJI PERKECAMBAHAN BENIH
PENGUJIAN BENIH
Tujuan : menetapkan (menaksir) nilai setiap contoh dari
sejumlah benih yang diuji selaras dengan kualitas benih
Dengan pengujian, menghindari pemakaian benih berkualitas
rendah mencegah timbulnya kerugian.
Pengendalian kualitas benih meliputi kegiatan:
 Analisa Mutu Fisik ( kemurnian, kadar air, bobot 1000
butir) . Kemurnian (benih murni, spesies lain, gulma dan
kotoran)
 Analisa Mutu Fisiologis (Daya Perkecambahan dan Vigor)
 Analisa Kesehatan
 Ukuran dan keseragaman
ANALISA KEMURNIAN BENIH
 Benih murni  tidak terkontaminasi dengan benih spesies
tanaman lain, biji gulma, benda asing seperti pecahan benih,
sekam, lembaran daun dan partikel tanah
 Derajat pencampuran benih dengan benih spesies lain
digambarkan oleh jumlah benih tiap bobot benih yang diuji
 Uji juga digunakan untuk menggambarkan tingkat kontaminasi
dengan biji gulma
 Pembersihan merupakan salah satu cara paling efektif untuk
meningkatkan kualitas benih
 Pengendalian terbaiknya dilakukan di lapang melalui inspeksi
dan uji di lapangan pengujian, karena varietas dapat
diidentiifikasi lebih akurat melalui uji pertumbuhan tanaman
dibanding dengan uji benih kering di laboratorium.
 KADAR AIR
 Kadar air menggambarkan jumlah kandungan air yang
ada dalam benih
 Selama produksi, kaadar air harus dikurangi untuk
menghindari pertumbuhan jamur dan perkembangan
serangga.
 Kandungan air benih yang ekstrim rendah dapat
menyebabkan masalah perkecambahan seperti
dormansi sekunder
 DAYA PERKECAMBAHAN
 Menggambarkan persentase benih murni yang
menghasilkan kecambah normal dalam uji
laboratorium.
 Kecambah tidak normal tidak disertakan dalam
persentase perkecambahan
 Perentase perkecambahan menggambarkan potensial
kelompok benih untuk menghasilkan kecambah
dibawah kondisi optimal
VIGOR
 Vigor mewakili kemampuan benih untuk menghasilkan
kecambah pada kondisi lapang sub-optimal
 Kelompok benih yang memiliki daya kecambah sama
mungkin penampilan saat kondisi sub-optimal akan berbeda,
terutama benih dengan daya kecambah rendah
 Vigor benih dapat berkurang akibat kerusakan embrio atau
kulit saat panen dan pengolahan.
 Faktor lain adalah lingkungan dan nutrisi tanaman induk,
tingkat kemasakan benih saat panen, ukuran benih, penuaan
karena penyimpanan lama dan patogen.
 UKURAN DAN KESERAGAMAN

 Pada banyak spesies, benih berukuran kecil


dikalahkan oleh benih ukuran besar, karena akan
menghasilkan bibit ukuran kecil yang kurang
kompetitif, mudah terserang penyakit dan daya
hasilnya rendah
 Benih yang ukurannya seragam memudahkan
dalam penanaman dengan menggunakan mesin
sebar secara otomatis, mesin tanam dalam
barisan secara otomatis
PENGAMBILAN CONTOH BENIH
Langkah pertama sebelum pengujian benih adalah
pengambilan contoh benih.
Tujuan : menyediakan contoh benih yang dapat mewakili
keseluruhan kelompok benih.
Ada 4 macam contoh benih yang dinyatakan dalam
peraturan ISTA :
Contoh Primer (Primary sample)
Contoh campuran (Composite sample)
Contoh yang dikirim ke Laboratorium (Submitted sample)
Contoh Uji (Working sample)
Contoh primer : bagian kecil dari benbih yang
diambil dari kelompok benih dalam satu lokasi
Contoh campuran : campuran dari seluruh
contoh primer dari kelompok benih
Contoh yang dikirim ke laboratorium : contoh
campuran yang dikirim ke laboratorium untuk
diuji, berasal dari sebagian contoh campuran
Contoh kerja : sebagian dari contoh yang dikirim
ke laboratorium yang digunakan untuk pengujian.
Alat pengambilan contoh
benih primer (seed trier)
 Setelah prosesing, benih yang akan diuji disimpan dalam dua bentuk
yaitu di dalam silo (bulk) atau dalam karung (bags).
 Benih dalam SILO :
Ukuran silo tidak lebih dari 10.000 kg, benih ukuran besar tidak lebih
dari 20.000 kg dan khusus untuk jagung tidak lebih dari 40.000 kg.
 Benih dalam KARUNG
Jika kelompok benih t.d 1-5 karung, setiap karung harus diambil
contohnya dan minimal 5 contoh primer yang harus diambil.
Jika jumlah karung antara 6 – 30, setiap 3 karung diambil satu contoh
dan tidak boleh kurang dari 5 contoh primer
Jika jumlah karung antara > 30, setiap 5 karung diambil satu contoh dan
tidak boleh kurang dari 10 contoh primer
Jika kelompok benih terdiri atas 6 karung atau kurang, setiap benih harus
diambil contohnya
Jika kelompok benih lebih dari 6 karung, contoh harus diambil dari 5
karung ditambah 10 % dari sisa karung
Berat silo dan contoh benih
Spesies Berat mak Berat contoh minimal (g)
dalam Silo Dkirim ke Contoh kerja Contoh kerja
(kg) lab.oratorium untuk untuk spesies
kemurnian lain

Arachis 20.000 1000 1000 1000


hypogaea
Glycine max L 20.000 1000 500 1000
Sorghum 10.000 200 20 200
almum
Trifolium hirtum 10.000 70 7 70
Zea mays 40.000 1000 900 1000
Pengambilan contoh benih dalam karung
No Jml karung dalam kelompok Jml karung untuk contoh
1 5 5
2 7 6
3 10 6
4 23 7
5 50 10
6 100 15
7 200 25
8 300 30
9 400 30
KELOMPOK BENIH (ISTA, 1966), MEWAKILI
TIAP JUMLAH
SEBAGAI BERIKUT:

BENIH TAN.PANGAN DAN HORTI : UKURAN


BENIH = ATAU > PADI BERAT MAKS
KELOMPOK 20.000 KG. BILA < PADI BERAT
MAKS KELOMPOK 10.000 KG

BENIH POHON-POHONAN : UKURAN = ATAU >


FAGUS SPP. BERAT MAKS KELOMPOK 5.000
KG, BILA < FAGUS SPP BERAT MAKS
KELOMPOK 1000 KG
PENGAMBILAN CONTOH KERJA
Pembagi mekanik : benih dimasukkan dalam alat
mekanik yang langsung membagi benih seacara acak
dalam beberapa bagian
Metode pembagi roti (Pie Method) : menyebarkan benih
dalam tempat datar dan membagi benih dalam beberapa
bagian seerti membagi roti
Metode cangkir : menempatkan sejumlah cangkir dan
masing-masing diisi benih secara bergiliran
Metode sendok :mengambil benih secara acak dengan
menggunakan sendok
PEMBAGI
MEKANIK

RIFFLE TYPE

GAMET TYPE

BOERNER TYPE
Metode
pembagi roti
Metode cangkir :
masing-masing cangkir diisi benih secara bergantian
UJI MUTU FISIK
TUJUAN : MENGETAHUI MUTU FISIK SUATU
KELOMPOK BENIH YANG MENCAKUP
KEMURNIAN,
KADAR AIR DAN
BERAT 1000 BUTIR BENIH
UJI KEMURNIAN BENIH
CONTOH KERJA DIPISAHKAN MENJADI :
A.BENIH MURNI
 Benih murni : bagian contoh kerja yang mewakili spesies
yang dimaksud
B.BENIH SPECIES LAIN
 Spesies lain : spesies selain benih yang dimaksud

C.BIJI GULMA
 Biji gulma : persentasi biji yang termasuk dalam kategori
gulma (tanaman pengganggu)
D.BAHAN LAIN/KOTORAN
 Kotoran : bahan lain yang termasuk kotoran
PENENTUAN KADAR AIR BENIH

METODA PRAKTIS :
menggunakan electric moisture meter (moisture tester) 
benih dimasukkan dalam alat dan langsung terbaca kadar
airnya
METODA DASAR :
menggunakan metoda oven pada suhu 105 °C atau 130 °C
sampai diperoleh berat kering konstan
Seed moisture meter
PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR
BENIH

Penentuan berat 1000 butir benih dilakukan karena


karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis
benih yang tercantum dalam deskripsi varietas
Jika koefisien keragaman (KK) berat 100
butir benih antara 8 ulangan tsb:
 6,0 untuk benih rumput-rumputan,
 4,0 untuk benih lainnya,
maka berat 1000 butir benih dapat
dihitung sebagai 10 kali rata-rata berat
seluruh ulangan
PENGUJIAN MUTU FISIOLOGIS BENIH
TUJUAN : UNTUK MENGETAHUI MUTU
FISIOLOGIS SUATU KELOMPOK BENIH,
YANG MENCAKUP
 DAYA KECAMBAH,
 KEKUATAN TUMBUH,
 DAYA SIMPAN DAN
 KESEHATAN BENIH
KETENTUAN-KETENTUAN UJI MUTU
FISIOLOGIS BENIH
Analisa dilakukan pada benih murni
Contoh uji 400 butir benih setiap perlakuan dengan
ulangan 4, 8 atau 16
Pengamatan uji daya kecambah :
 (3x24) jam + (2x24) jam atau
 (5x24) jam + (2x24) jam dan
 Pengamatan uji kekuatan tumbuh :
 4x24 jam atau 6x24 jam
Beda antar ulangan lihat tabel 4.5 dan 4.6 di buku teks
UJI PERKECAMBAHAN BENIH
UJI PERKECAMBAHAN BENIH
METODE UJI DAYA KECAMBAH
Metoda Uji Daya Kecambah Secara Langsung Dengan
Kertas Merang
 UJI DIATAS KERTAS (UDK)
 UJI ANTAR KERTAS (UAK)
 UJI KERTAS DIGULUNG (UKD)
Metoda Uji Daya Kecambah Secara Langsung Dengan
Substrat Pasir Atau Tanah
 Sebaiknya pasir atau tanah yang akan digunakan disterilkan dulu
PENILAIAN HASIL UJI DAYA KECAMBAH
 Evaluasi Dilakukan Setelah (3x24) Jam + (2x24) Jam Atau (5x24)
Jam + (2x24) Jam
 Kriteria : Kecambah Normal, Kecambah Abnormal, Benih Mati
Atau Belum Tumbuh

Kecambah normal dan tidak normal


METODA UJI KEKUATAN TUMBUH

 UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN (UKDD)


 UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN DALAM PLASTIK
 UJI HOPPE DIUBAH DALAM PLASTIK (UHDDP)
 PLASTIK CELL WOODSTOCK
 MEDIA PASIR ATAU TANAH
PENILAIAN HASIL UJI KEKUATAN
TUMBUH
 Evaluasi dilakukan setelah 4x24 jam atau 6x24 jam
 Kriteria : kecambah normal tumbuh kuat, kecambah normal
tumbuh kurang kuat, kecambah abnormal, mati

Kecambah kuat, lemah dan tidak normal


UJI KEKUATAN TUMBUH BENIH
UJI TETRAZOLIUM
Yaitu suatu cara pengujian daya hidup (viabilitas benih)
secara tidak langsung, dengan mengukur aktivitas
metabolisme benih
Bahan : 2,3,5 triphenyl tetrazolium chloride atau bromide
Tetrazolium dikembangkan di jermal oleh LAKON
tahun 1940 an.
Embrio yang hidup atau sumbu akar benih akan
mengubah larutan tetrazolium yang tidak berwarna
menjadi bahan berwarna merah yang disebut
FORMAZAN.
2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM CLORIDA
(TIDAK BERWARNA)

TRIPHENYL FORMAZAN
(BERWARNA MERAH)
UJI PERKECAMBAHAN
 Uji perkecambahan ini tidak secara tepat mewakili penampilan.
 Pada kondisi benih yang kualitasnya lebih tinggi penampilannya
akan lebih baik dibanding kelompok benih yang kualitasnya rendah.
 Uji perkecambahan akan selalu dilakukan terhadap benih murni.
 Dari benih murni yang dicampur secara baik (merata) dihitung
sebanyak 400 benih secara acak dalam ulangan yang terdiri atas,
100, 50 atau 25 benih.
 Benih diatur dalam jarak yang sama pada substrat yang berair,
sehingga memudahkan untuk evaluasi dan menghindari singgungan
antar benih sebelum dihitung dan dipindah.
PENGHITUNGAN KECAMBAH BENIH
Penghitungan pertama dilakukan saat sebagian besar
kecambah nyata telah berkembang sehingga layak
dievaluasi
Kecambah normal dipindah dan dihitung.
Benih busuk dan kecambah yang membusuk juga dipindah untuk
menghindari kontaminasi dan dihitung.
Penghitungan ulang dilakukan saat pelaksanaan uji menurut
prosedur yang sama.
Pada akhir penghitungan juga dicatat jumlah benih keras
dan segar tidak berkecambah.
Jika beberapa benih mulai berkecambah pada akhir
pengujian, maka uji dapat diperpanjang.
SUBSTRAT UJI PERKECAMBAHAN
 Substrat yang digunakan dalam uji perkecambahan adalah kertas,
pasir dan tanah, tergantung kepada fasilitas laboratoriumnya,
benih dan pencahayaan untuk pertumbuhan tanaman.
 Substrat harus bukan bahan toksin dan relatif bebas dari jamur,
mikroba lain dan spora lain. Iam juga cukup aerasi dan
kandungan airnya untuk perkecambahan.
 Semua substrat yang berupa kertas harus porous, tetapi teksturnya
baik sehingga dapat akar kecambah terhindar untuk tumbuh di
kertas.
 Pasir umum digunakan sebagai substrat untuk benih ukuran besr
seperti serealia, kapri dan kacang-kacangan.
SUBSTRAT UJI
PERKECAMBAHAN
Substrat Kertas
Substrat Pasir
 Tanah
AIR UNTUK MELEMBABKAN SUBSTRAT
Untuk mengurangi frekuensi pengairan, kelembaban di
sekitar kecambah harus diusahakan maksimum. pH media
berkisar 6,0 – 7,5.
Air kran dapat digunakan untuk membasahi substrat. Air
harus bebas dari keasaman, kebasaan, kontaminasi bahan
organik atau yang lain dan diusahakan didestilasi atau
deionisasi.
Pemberian air dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
terlalu basah sehingga aerasi optimal dengan kelembaban
sekitar 60 % dari kapasitas lapang.
Sebagian besar benih menghendaki 50 % dari air jenuh.
LINGKUNGAN PERKECAMBAHAN
Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor kritis dalam laboratorium uji
perkecambahan.
Benih yang berbeda membutuhkan kisaran suhu berbeda meliputi suhu
optimal tertinggi dan perkecambahan suhu teratur dalam waktu uji
pendek.
Kondisi pertumbuhan dapat mempengaruhi kebutuhan suhu dari
benih. Benih mungkin membutuhkan suhu konstan atau berubah-ubah.
Cahaya
Perkecambahan Benih menghendaki cahaya yang bervariasi.
Beberapa benih berkecambahan hanya dalam kondisi gelap, yang lain
membutuhkan cahaya, dan ada yang tidak terpengaruh oleh cahaya.
Kecamabah biasanya disinari dengan cahaya selama 8 jam dalam 24
jam
Cahaya disediakan selama periode suhu tinggi. Intensitas cahaya harus
mendekati 750 – 1250 lux.
VIABILITAS (DAYA HIDUP) BENIH
Viabilitas atau daya hidup benih mencakup informasi tentang
daya kecambah, kekuatan tumbuh (vigor), kesehatan benih serta
daya simpan benih
Parameter viabilitas benih :
 Persentase perkecambahan,
 Laju perkecambahan atau Laju kemunculan kecambah
PENGERTIAN VIGOR BENIH
VIGOR BENIH dicerminkan oleh dua informasi
tentang viabilitas yaitu : “kekuatan tumbuh” dan “daya
simpan”
KEDUA NILAI FISIOLOGI INI menunjukkan
kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman
normal dan berproduksi normal pada kondisi biofisik
lapang suboptimum atau setelah benih mengalami
suatu periode simpan tertentu
VIGOR
VIGOR GENETIK adalah vigor benih dari galur
genetik yang berbeda
 Metoda pengujian : dilihat indikasi fisik kecambah dengan
menggunakan UKDD atau UKDDP
VIGOR FISIOLOGI adalah vigor benih yang dapat
dibedakan dalam galur genetik yang sama
 Metoda pengujian :
 dilihat indikasi tumbuh akar pada red brick test untuk cekaman kekeringan,
 plumula atau koleoptil pada deep soil test terhadap kedalaman tanam,
 UHDP untuk cekaman biotik,
 warna embrio pada TZ
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MENYEBABKAN RENDAHNYA PERSENTASE
PERKECAMBAHAN

 PENGARUH VARIETAS
 PANEN TIDAK TEPAT WAKTU
 KERUSAKAN MEKANIS WAKTU PANEN DAN PENGOLAHAN
BENIH
 PENYIMPANAN BENIH DEKAT BAHAN HERBISIDA ATAU ZPT
 KONDISI PENYIMPANAN YANG TIDAK TEPAT, ATAU
TERLALU LAMA DISIMPAN
 PERLAKUAN DENGAN BAHAN KIMIA YANG TIDAK TEPAT
 KONTAK LANGSUNG DENGAN PUPUK
 KERUSAKAN KARENA SERANGAN HAMA SERANGGA,
TIKUS ATAU PENYAKIT CENDAWAN, BAKTERI
UJI VIGOR BENIH
uji vigor lebih condong pada kualitas dibanding uji perkecambahan
baku
beberapa kejadian yang mendahului hilangnya perkecambahan
dapat menjadi dasar untuk uji vigor
Tipe Uji Vigor Benih
Uji perkecambahan standar dilaksanakn pada kondisi optimum,
akibatnya saat kondisi lapang mendekati optimum, umumnya
hasilnya berkorelasi baik dengan penampilan di lapang
Jika kondisi lapang sub-optimum, uji perkecambahan standar
biasanya dugaannya terlalu tinggi terhadap penampilan di lapang.
BEBERAPA JENIS UJI VIGOR
A. UJI DINGIN (COLD TEST).
B. UJI MEMPERCEPAT PENUAAN BENIH (ACCELERATED
AGING TEST).
C. UJI KONDUKTIVITAS (CONDUCTIVITY TEST).
D. UJI PERKECAMABAHAN DINGIN (COOL GERMINATION
TEST).
E. UJI TINGKAT PERTUMBUHAN BIBIT (SEEDING GROWTH
RATE TEST).
F. UJI KLASIFIKASI VIGOR BIBIT (SEEDLING VIGOR
CLASSIFICATION TEST).
G. UJI TETRAZZOLIUM (TETRAZOLIUM TEST).
H. UJI KECEPATAN PERKECAMBAHAN
(SPEED GERMNATION TEST).
I. UJI PASIR DAN KERIKIL BATA (BRICK GRIT TEST).
 Indek vigor
Jml kec. Normal Jml kec. normal
 X = ------------------- + …… + ----------------------
Hari hit. pertama Hari hit. Akhir

(100) (A1 + A2 + ….+ An)


 Koef. Perkec. = ---------------------------------
A1T1 + … + AnTn
 A = jumlah benih yang berkecambah pada hari
tertentu
 T = waktu yang berkorespondensi dengan A
 n = jumlah hari pada perhitungan akhir

You might also like