You are on page 1of 6

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TEKNOLOGI BENIH

Nama : Ravi Fitra Reffanza Tanggal : 26 Februari 2024


NIM : 05091282328068 Asisten : 1. Lisa Amalia Putri S.
Kelas : Agronomi Indralaya B 2. Farhan Habib
Judul : Uji Kadar Air Benih 3. Olivia Yuni Sagita

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum dasar-dasar ilmu dan teknologi benih mengenai uji
kadar air benih ini adalah untuk menguji kadar air benih, hal ini dilakukan untuk
menyediakan benih bersertifikat dengan melakukan analisis mutu benih secara
konvensional yang dilakukan di labolatorium pengujian benih.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum dasar-dasar ilmu dan teknologi benih
mengenai uji kadar air benih yaitu, 1) Cawan petri, 2) Neraca analitik, 3) Oven, dan
4) Amplop kertas.
Bahan yang diperlukan pada praktikum dasar-dasar ilmu dan teknologi benih
mengenai uji kadar air benih yaitu, 1) Benih Padi.
C. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum dasar-dasar ilmu dan teknologi benih mengenai
uji kadar air benih yaitu, 1) Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan, 2)
Sampel benih yang sudah disiapkan ditimbang menggunakan cawan petri, 3) Berat
timbangan awal dicatat sebagai berat basah, 4) Benih yang sudah ditimbang
dimasukkan ke dalam oven yang telah ditetapkan suhunya sebesar 105°C dibiarkan
selama 24 jam, 5) Benih yang telah dioven selama 24 jam dikeluarkan dan
diinkubasi selama ±30 menit didesikator untuk penurunan panas, 6) Benih
dikeluarkan dari desikator dan ditimbang, dan 7) Hasil yang ditimbang dicatat
sebagai berat kering.
D. Hasil dan Pembahasan
Adapun Hasil dari praktikum dasar-dasar ilmu dan teknologi benih mengenai
uji kadar air benih yaitu :
No Gambar Keterangan

1.
Sampel benih sebelum dioven
ditimbang sebagai berat awal.

2.
Sampel benih yang telah
ditimbang dimasukkan ke dalam
oven dengan suhu yang telah
ditentukan.

3.
Setelah sampel benih
dimasukkan ke oven lalu ditutup
dan dibuka 24 jam kemudian.

4.
Setelah sampel benih
dimasukkan ke oven lalu ditutup
dan dibuka 24 jam kemudian.
5.
Sampel benih yang telah dioven
ditimbang untuk ditentukan
berat kering benih.

E. Pembahasan
Setelah dilakukan penimbangan pada benih sebelum dan sesudah di oven
selanjutnya dilakukan perhitungan berapa persen jumlah %KA. Dari perhitungan
tersebut didapat hasil yaitu sebagai berikut :

DIK : Berat basah (benih padi) = 9,09 gram

Berat kering (benih padi) = 7,95 gram

DIT : % KA ?

Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan kadar air benih yaitu:

% KA = Berat basah- berat kering × 100%


Berat kering atau Berat basah

Jawab :

% KA = 9,09 gr – 7,95 gr × 100%


7,95 gr
= 1,14 × 100%
7,95
= 0,14
= 14%

Dari benih kadar air benih yang telah diamati dan diperhitungkan dalam uji kadar
air benih di dapatkan bahwa persentase kadar air benih kering adalah sebagai
berikut:
1. %Kadar air benih kering = 14%
Pada perlakuan berpengaruh nyata yakni jenis air tertinggi terdapat pada
perlakuan J3 yakni 46.08 % yang berbeda nyata dengan perlakuan J1 dan J2. Pada
perlakuan pengukuran kadar air setelah perlakuan dimaksud untuk melihat kondisi
kadar air benih yang digunakan setelah perlakuan karena kalau kadar air benih
tinggi bisa berdampak pada kondisi benih yang tidak bisa berkecambah walau
sudah diberikan perlakuan untuk mendukung perkecambahan dari benih tersebut.
Kadar air yang optimal berkisar antar 21 - 27 % yang mana kondisi tersebut atau di
bawah itu benih bisa berkecambah dengan baik. Biji kopi disimpan pada jangka
menengah diketahui yakni benih ini dapat disimpan dalam waktu 10 bulan dengan
suhu 15°C kisaran kadar air 10 - 11 %. Dalam meningkatkan produksi tanaman kopi
umumnya benih kopi tidak dikeringkan akan tetapi langsung disemai dan dijadikan
bibit. Benih kopi dilakukan pemanenan dalam tahap matang ceri, lalu benih kopi
mendapatkan kondisi perkecambahan yang maksimum sewaktu buah pada kondisi
diantara warna hijau dan ceri. (Suhendra dan Efendi,2021)

Pengeringan calon benih / GKP (Gabah Kering Panen) dengan cara alami
dilakukan di lantai jemur dengan memanfaatkan panas matahari. Gabah disebarkan
secara merata di atas lantai jemur sesuai dengan kapasitas lantai jemur dengan
ketebalan 2-5 cm (15-25 kg/m3). Agar diperoleh kadar air yang merata, selama
proses penjemuran gabah harus dibolak-balik sebanyak 5 sampai 7 kali dalam satu
hari penjemuran dari jam 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB pada keadaan
panas matahari normal/terik. Penyimpanan Setelah gabah dikeringkan sesuai
dengan kadar air yang telah ditentukan, yaitu 10%, 11% dan 12%. Kemudian gabah
calon benih tersebut dibersihkan dan disortasi. Proses pembersihan dilakukan
menggunakan mesin Seed Cleaner yang berfungsi memisahkan benih berisi dan
benih hampa. Setelah diolah, benih tersebut kemudian disimpan di gudang tempat
penyimpanan benih. Sebelumnya benih tersebut dikemas dalam kemasan plastik,
masing-masing diisi 5 kg. Benih-benih tersebut disimpan dalam kelompok-
kelompok yang disusun berdasarkan kombinasi perlakuan kadar air dan lama
penyimpanan benih seperti yang telah ditentukan sebelumnya yaitu: 10 Hari,20
Hari dan 30 Hari. (Yustisia dan Arham,2022).

Salah satu permasalahan pada usaha tersedianya benih yang bermutu tinggi
ialah teknik penyimpanan benih. Benih yang dalam penyimpanan akan mengalami
deteriorasi atau kemunduran dari mutunya dengan tanda kualitas yang turun,
viabilitas dan vigor rendah serta pertanaman yang jelek dan hasil yang menurun.
Deteriorasi atau kemunduran benih menjadi satu kendala pada penyimpanan dari
suatu benih. Proses deteriorasi merupakan proses yang tidak dapat kembali, tidak
bisa diberhentikan dan tidak bisa dihindari. Suatu benih memiliki daya simpan yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta genetik. Sehingga benih yang lama
disimpan maka akan memengaruhi penurunan daya tumbuh benih. Suatu benih
yang bervigor tinggi akan tahan di penyimpanan. Perkecambahan benih ditentukan
oleh banyak faktor, salah satunya yaitu pengaruh penyimpanan benih tersebut.
Benih menghendaki teknik penyimpanan yang berbeda. Perbedaan ini salah satunya
disebabkan oleh jenis benih tersebut. Jenis benih dari golongan benih rekalsitran
menghendaki teknik penyimpanan khusus. Apabila disimpan lama maka akan
mengalami kemunduran atau deteriorasi benih. Hal ini disebabkan karena benih
rekalsitran tidak dapat disimpan lama karena mengandung kadar air yang tinggi.
Studi pengidentifikasian kepekaan pada penurunan dari kadar air dan sifat yang
tidak toleran pada suhu rendah serta pendeknya periode simpan merupakan prioritas
pada penelitian dari benih rekalsitran. (Triani,2021)

Kondisi kadar air yang optimal berkisar antar 21 - 27 % yang mana kondisi
tersebut atau di bawah itu benih bisa berkecambah dengan baik yakni Kadar air
benih yang dianggap ideal untuk proses perkecambahan berkisar antara 21 - 23 %
karena kadar air yang terlalu rendah tidak akan mengaktifkan enzim yang
mendorong perkecambahan, sedangkan kadar air yang lebih tinggi dapat berbahaya
bagi kondisi embrio pada benih tersebut. (Dede Suhendra dan Rezki,2022)

Penurunan daya kecambah benih dan kecepatan tumbuh salah satu tolak
ukur menilai viabilitas benih dan berdampak dengan pertumbuhan tinggi tanaman.
Hal ini berkaitan dengan laporan Sershen menyatakan bahwa ada hubungan antara
suhu dan perkecambahan biji, antara suhu dan kekuatan tanaman, hal ini akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perlakuan lama penyimpanan berbeda nyata
pada seluruh parameter yaitu daya kecambah, kecambah normal, kadar air, benih
berjamur, kecepatan tumbuh namun berbeda tidak nyata pada tinggi tanaman.
(Yazid,2020).
DAFTAR PUSTAKA

Dede Suhendra, S. P., & Rezki, D. 2022. Kondisi Perubahan Bobot dan Kadar Air
Benih Kopi pada Perlakuan Konsentrasi Hormon Giberellin (Ga3) dan
Lama Perendaman. Jurnal Agroplasma, 9(2):245-253.

Suhendra, D., & Efendi, S. 2021. Pebedaan Bobot dan Kadar Air Benih Kopi
Terhadap Konsentrasi Hormon Giberellin (Ga3) dan Jenis Air. Jurnal
Agroplasma, 8(2): 28-34.

Triani, N. 2021. Pengaruh Penyimpanan Benih terhadap Daya Berkecambah Benih


Leci (Litchi Chinensis, Sonn.). G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan,
5(1):346-352.

Yazid, A. 2020. Viabilitas Benih Karet pada Beberapa Media Simpan dan Lama
Penyimpanan yang Berbeda. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 22(3):
137-141.

Yustisia, D., & Arham, A. 2022. Uji Viabilitas Benih Padi (Oryza sativa) pada
Berbagai Kadar Air dan Lama Penyimpanan Benih di Instalasi Kebun
Benih Padi Maros. Tarjih Agriculture System Journal, 2(1), 101-106.

You might also like