Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
pengembangan usaha tani dan mempunyai fungsi agronomis. Benih yang bermutu
adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi. Mutu
benih mencakup mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih.
Benih yang baik dan bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya
baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pengujian benih merupakan analisis
beberapa parameter fisik dan kualitas fisiologis sekumpulan benih yang biasanya
untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Salah satu contoh pengujian benih
Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh
lingkungan tidak sesuai termasuk kedalam pengujian vigor benih. Perlakuan dengan
parameter vigor daya simpan benih, sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami
dengan metode langsung yaitu penilaian yang dilakukan terhadap setiap individu
benih dan metode tidak langsung yang penilaiannya dilakukan pada sekelompok
benih.
uji tertentu yang bertujuan untuk mengetahui mutu dan kualitas dari suatu jenis
atau kelompok benih. Sehingga dapat membantu dalam menentukan mutu fisik
dan fisiologik suatu jenis atau kelompok benih. Penurunan viabilitas benih selama
dan kelembaban sehingga benih harus dijaga dengan baik demi jangka panjang
penyimpanan yang Kadar air benih merupakan faktor utama yang menentukan
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar
Kertas) dan UKD (Uji Kertas Digulung). Praktikum kali ini menggunakan UDK (Uji
Berdasarkan hasil uraian latar belakang, maka perlu dilakukan praktikum ini
untuk mengetahuicara pengujian benih dengan berbagai metode uji standar serta
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengujian benih
dengan berbagai metode uji standar serta mengenal cara penilaian beberapa
pengujian benih dengan berbagai metode uji standar serta mengenal cara penilaian
menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
benih, persentase kecambah benih atau daya tumbuh benih. Viabilitas benih
metabolisme atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan
jumlah benih yang berkecambah dari sekumpulan benih yang merupakan indeks
viabilitas benih (Ridha et al., 2017). Pada umumnya parameter untuk viabilitas
Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh
dalam pengujian untuk menduga parameter viabilitas tumbuh benih (Afifah et al.,
menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
benih, persentase kecambah benih atau daya tumbuh benih. Viabilitas benih
metabolisme atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan
norma ilmiah, sehingga lebih bersifat teknologis untuk mencapai produksi secara
jaminan kepada para petani untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga pada akhimya dapat menekan
angka kerugian yang disebabkan oleh kualitas benih yang buruk di awal
tidak langsung. Metode langsung indikasi langsung, seperti uji daya kecambah
persentase benih hidup dan tak hidup serta benih dorman (Fatmawati et al., 2018).
Benih bermutu adalah benih yang memiliki tingkat kemurnian dan daya tumbuh
yang tinggi. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih
murni dari vaerietas tertentu yang menunjukkan. identitas genetis dari tanaman
induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang
turunnya kualitas atau viabilitas benih yang mengakibatkan rendahnya vigor dan
Mutu benih merupakan awal dari keberhasilan suatu proses produksi serta
berkaitan erat dengan viabilitas dan vigor benih. vigor awal benih tidak dapat
secara fisiologis dan biokimiawi (Huang et al., 2020). Penurunan indeks vigor dan
kemunduran mutu suatu benih tidak dapat diperbaiki atau dicegah, namun dapat
kondisi kadar air benih dan keadaan lingkungan, seperti kelembapan dan
karbohidrat, protein, dan lemak yang merupakan sumber makanan bagi sejumlah
dapat memanfaatkan benih sebagai sumber nutrisi dengan cara menginfeksi benih
atau daya tumbuh benih. Viabilitas benih juga merupakan daya kecambahnya
benih yang dapat di tunjukan melalui gejala metabolisme atau gejala pertumbuhan
benih yan sebagai bentuk tolak ukur parameter viabilitas potensial benih (Tefa et
al., 2022). Sifat kemunduran ini tidak dapat dicegah dan tidak dapat balik atau
diperbaiki secara sempurna. Laju kemunduran mutu benih hanya dapat diperkecil
dengan melakukan pengolahan dan penyimpanan secara baik. Berapa lama benih
dapat disimpan sangat bergantung pada kondisi benih terutama kadar air benih
penurunan mutu secara berangsur anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik
uji tertentu yang bertujuan untuk mengetahui mutu dan kualitas dari suatu jenis
atau kelompok benih. Sehingga dapat membantu dalam menentukan mutu fisik
dan fisiologik suatu jenis atau kelompok benih (Perdana et al., 2023). Penderaan
kimiawi merupakan salah satu metode pengusangan cepat benih secara buatan. Uji
lain: viabilitas awal saat benih disimpan, cara pengemasan, lingkungan tempat
dan kelembaban sehingga benih harus dijaga dengan baik demi jangka panjang
fisiologis lain yang mempengaruhi seperti kurang masaknya benih saat panen
setelah fase masak fisiologis, atau suatu cara untuk memperbaiki kondisi benih
yang telah menurun viabilitasnya (Farida et al., 2022). Penurunan mutu dan
kerusakan benih selama penyimpanan tidak dapat dihentikan akan tetapi dapat
praktikum ini yaitu benih kacang hijau (Vigna radiata), jagung ( Zea mays L.),
kacang kedelai (Glycine max.), padi (Oryza sativa L.), kacang tanah (Arachis
hypoeae), kacang merah (Vigna angularis), kertas CD/buram, kertas label dan
aquades. Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu germinator, cawan petri,
petridish.
c. Meletakkan kertas di dalam petridish dan atur benih sebanyak 25 butir di atas
kertas tersebut.
b. Mengambil lembar kertas yang telah dilembabkan dan atur benih sebanyak 25
Ridha R, Syahril M Juanda BR. 2017. Viabilitas dan Vigoritas Benih Kedelai
(Glycine max L.) Akibat Perendaman dalam Ekstrak Telur Keong
Mas. Jurnal Penelitian Agrosamudra, 4(1): 84-90.
Rosadi H, Payung D, Naemah D. 2019. Uji Daya Kecambah Benih Aren. Jurnal
Sylva Scienteae. 2(5): 2622-8963.
Sartika D, Fatikhasari Z, Lailaty IQ, Ubaidi MA. 2021. Viabilitas dan Vigor
Kacang Tanah (Arachis hypogaeya L.), Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
dan Jagung (Zea mays L.) pada Temperatur dan Tekanan Osmotik
Berbeda. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 27(1): 7-17. DOI:
10.18343/jipi.27.22.7.
Tikafebrianti L, Anggraeni G dan Windriati RDH. 2019. Pengaruh Hormon
Giberelin terhadap Viabilitas Benih Stroberi (Fragaria
Ananassa). Agroscript, 1(1): 29-35.
Tefa A, Gumelar AI, Kenjam R. 2022. Uji Vigor Dan Viabilitas Benih Jagung
(Zea mays L.) Lokal Putih pada Beberapa Metode Penyimpanan
Tradisional Di Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Ilmiah Pertanian.
10(2): 2598-3027.
Sari I. 2021. Viabilitas Benih Terong (Solanum Melongena L.) dengan Pemberian
Poc Bekicot. Jurnal Agro Indragiri, 6(2): 1-10.
Yan L, Wng J, Wang F, Qi S. 2022. SVM Classification Method of Waxy Corn
Seeds With Different Vitality Levels Based on Hyperspectral Imaging.
Journal of Sensors. 5(2): 1103-1110.
LAMPIRAN DOKUMENTASI