Professional Documents
Culture Documents
Kelompok :1
I. Outline
1.1 Pengertian Embriogenesis Somatik
1.2 Tahap dan Prosedur Embriogenesis Somatik
1.3 Syarat Keberhasilan Embriogenesis Somatik dan Faktor Pembentukan Embrio Somatik
1.3.1 Syarat Keberhasilan Embriogenesis Somatik
1.3.2 Faktor Pembentukan Embrio Somatik
1.4 Kelebihan dan Kekurangan Embriogenesis Somatik
II. Pembahasan
1.1 Pengertian Embriogenesis Somatik
Embriogenesis somatik merupakan suatu proses di mana sel somatik berkembang
membentuk tumbuhan baru melalui tahap perkembangan embrio yang spesifik tanpa melalui
fusi gamet (Toonen dan de Vries, 1996 dalam Utami et al, 2007). Sel somatik adalah sel
tanaman yang dalam keadaan normal tidak terlibat dalam perkembangan embrio, contohnya
jaringan daun tanaman. Dari satu sel somatik yang digunakan kemudian terus berkembang,
membelah dan memperbanyak diri sehingga menjadi suatu kumpulan sel meristema tis.
Kumpulan sel meristematis ini lalu terus berkembang hingga menjadi embrio tanaman, yang
disebut embrio somatik Embrio somatik dapat dicirikan dari strukturnya yang bipolar, yaitu
mempunyai dua calon meristem, yaitu meristem akar dan meristem tunas. Keseluruhan proses
tersebut berdasarkan pada adanya sifat totipotensi sel pada tanaman yang pertama kali
diusulkan oleh Haberlandt (1902).
Berdasarkan jenis sel sebagai eksplan (potongan bagian jaringan yang diisolasi dari
tanaman yang digunakan untuk inisiasi suatu kultur in vitro) embriogenesi terbagi menjadi dua
yaitu embriogenesis langsung dan tak langsung.
Gambar 1.3.4.2 Hasil Pengaruh penggunaan karbohidrat dan konsentrasi 2,4-D terhadap
embriogenesis somatik pada kultur suspensi
Sumber : http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/agrobio_5_2_51-58.pdf