You are on page 1of 5

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme,

misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau
bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan
koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa
mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai
pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.

Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik
kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur
organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel,
pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan
sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.

Istilah pertumbuhan bakteri lebih mengacu kepada pertambahan jumlah sel bukan mengacu kepada
perkembangan individu organisme sel. Bakteri memiliki kemampuan untuk menggandakan diri secara
eksponensial dikarenakan sistem reproduksinya

Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai kurva sigmoid pertumbuhan bakteri yang akan
dijelaskan secara lebih mendalam pada

PENDAHULUAN

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa sel yang
melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem reproduksi
bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan
yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali
lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya
memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari (Sumarsih,
2003).

Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi
lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga bakteri. Pertumbuhan
bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan
gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan
gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya (Krisno, 2011).

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan
pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur,
fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini
dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti
ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali (Krisno,
2011).

Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Setiap
mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan
kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut (Krisno, 2011):

Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Berdasarkan


kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut (Krisno, 2011):

Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode
penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri
(replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan (Admin, 2008).

Pertumbuhan bakteri pada umumnya ditandai dengan empat fase yang khas, yakni periode awal yang
tampaknya tanpa pertumbuhan (fase lamban atau lag phase) diikuti leh suatu periode pertumbuhan
yang cepat (fase log), kemudian mendatar (fase statis atau stationary phase), dan akhirnya diikuti oleh
suau penurunan polpulasi sel-sel hidup (fase kematian atau penurunan). Di antara setiap fase ini ada
suatu periode peralihan yang menunjukkan lamanya waktu sebelum semua sel memasuki fase yang baru
(Yudhabuntara, 2003).

Fase – fase pertumbuhan pada bakteri yaitu (filzahazny, 2008) :

Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga tidak
ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.

Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel yang
aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat
terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai
membelah.

Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama
dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat disebabkan
karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk
mungkin menjadi racun bagi bakteri yangbersangkutan.

Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati, yang
kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju pembiakan, maka
jumlah sel sebenarnya menurun.

Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk meningkatkan jumlah sel
menjadi dua kali lipat jumlah semula. Kurva pertumbuhan mikroorganisme terdiri atas empat fase yaitu
fase penyesuaian (lag phase), fase eksponensial atau fase logaritmik, fase stasioner dan fase kematian.
Pada fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel dan digunakan untuk untuk menentukan waktu
generasi (Yudhabuntara, 2003).

Selang waktu yang dibutuhkan sel untuk membelah diri disebut dengan waktu generasi. Tiap spesies
bakteri memiliki waktu generasi yang berbeda-beda, seperti Escherichia coli, bakteri umum yang
dijumpai di saluran pencernaan dan di tempat lain, memiliki waktu generasi 15-20 menit. Hal ini artinya
bakteri E. coli dalam waktu 15-20 menit mampu menggandakan selnya menjadi dua kali lipat (Agustian,
2009).
PENDAHULUAN

Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pembelahan sel
adalah hasil dari pembelahan sel. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan
sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan
pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan
atau bertambah besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikroba harus dibedakan antara
pertumbuhan masing-masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi.

Pertumbuhan dapat diamati dari meningkatnya jumlah sel atau massa sel (berat kering sel). Pada
umumnya bakteri dapat memperbanyak diri dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah
menjadi 2 sel baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari bertambahnya jumlah sel. Waktu yang
diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna disebut waktu generasi. Waktu
yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut
doubling time atau waktu penggandaan. Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikroba, dari
beberapa menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung kecepatan pertumbuhannya.
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu (Sumarsih, 2003).

Di dalam populasi bakteri tidak semua sel mampu terus bertahan hidup. Yang dianggap sebagai sel
hidup adalah sel yang mempu membentuk koloni di dalam agar biak atau membentuk suspensi di dalam
larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup tersu inilah yang dihitung dengan berbagai metode untuk
menetapkan jumlah sel hidup. Kultur mikroorganisme pada lingkungan yang baru melakukan
pengenalan terhadap komponen makromolekul dan mikromolekul termasuk kegiatan untuk
mendapatkan pengetahuan akan sintesis atau represi enzim-enzim tertentu (Said, 1986) .

Pada jumlah total sel ikut dihitung semua sel yang nampak atau yang dapat dihitung dengan cara lain,
sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat ikut dihitung (Volk dan Wheeler, 1993).

Pertumbuhan mikrobal biasanya ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk menggandakan massa
sel. Waktu penggandaan massa sel dapat berbeda dengan waktu penggandaan jumlah karena massa sel
dapat meningkat tanpa penambahan jumlah sel. Untuk mengukur pertumbuhan mikrobal dapat
digunakan berbagai metode. Tetapi tidak satu pun prosedur yang dapat diaplikasikan pada semua
situasi. Dalam banyak kasus, khususnya yang menyangkut fermentasi komersial maka media untuk
pertumbuhan dan perkembangan produk sangat kompleks sehingga metode langsung untuk
mengestimasi massa sel atau banyaknya sel tidak dapat digunakan dan cara yang diperlukan adalah cara
yang tidak langsung (Judoamidjojo dkk., 1990).

Kurva pertumbuhan diawali dengan fase awal (lag) yang merupakan masa penyesuaian mikroba. Pada
fase tersebut terjadi sintesis enzim oleh sel yang dipergunakan untuk metabolisme metabolit. Setelah
fase awal selesai, baru mulai terjadi reproduksi selular. Konsentrasi selular meningkat, mula-mula
perlahan kemudian makin lama makin meningkat sampai pada suatu saat laju pertumbuhan atau
reproduksi seluler mencapi titik maksimal dan terjadi pertumbuhan secara logaritmik atau eksponesial
(Putranto, 2006). Fase logaritmik dicirikan dengan suatu garis lurus pada plot antara ln berat kering
terhadap waktu. Periode eksponensial merupakan periode pertumbuhan mikroorganisme yang stabil
dengan laju pertumbuhan spesifik, (μ) konstan (Panji et al., 2002).

Selanjutnya setelah subtrat atau persenyawaan tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri
dalam media biakan mendekati habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat, maka
terjadi penurunan laju pertumbuhan bakteri tersebut. Fase penurunan ditandai oleh berkurangnya
jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat terjadinya kematian (mortalitas) (Mangunwidjaja et
al.,1994).

Judoamidjojo M., A.A. Darwis, dan E.G. Sa’id, 1990, Teknologi Fermentasi, PAU-Bioteknologi IPB, Bogor.

Mangunwidjaja D, Suryani A, 1994, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta.

Panji, Suharyanto, Paulus, Syamsu dan Fauzi, 2002, Produksi dan Stabilisasi Desaturase dari Absidia
corymbifera, Majalah Menara Perkebunan.

Putranto, Wendy Setiyadi, 2006, Purifikasi dan Karakterisasi Protease yang dihasilkan Lactobacillus
acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi Perah, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI.

Salmah, 2004, Analisa Pertumbuhan Mikroba pada Fermentasi, Program studi Teknik Kimia Universitas
Sumatera Utara.

Sa’id, E. G., 1987, Bioindustri, PAU Bioteknologi IPB, Bogor.

Sumarsih, Sri, 2003, Diktat Kuliah: Mikrobiologi Dasar, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.

You might also like