You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PARASITOLOGI II

Oleh Kelompok 2

1. Al- Ikhsan (1611E2047)


2. Sugiri Purnama (1611E2080)
3. Muhammad Alwi (1611E2069)
4. Rumondang (1611E2075)
5. Al- Ikhsan (1611E2047)
6. Wahyu Riyanto (1611E2073 )

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI


ASIH BANDUNG
2018
PRAKTIKUM I

I. JUDUL PRAKTIKUM : Identifikasi Protozoa usus (


Balantidium coli​ )
II. TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Maret 2018

III. TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Membedakan morfologi ​Balantidium


coli baik stadium tropozoit
maupun
bentuk kista.

IV. LANDASAN TEORI :


A. Balantidium coli
Pemeriksaan Faeces lengkap digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
infeksi parasit yang terjadi di dalam tubuh manusia (Muslim, H.R. 2009).

Menurut KBBI, tinja adalah kotoran atau hasil buangan yang dikeluarkan dari alat
pencernaan ke luar tubuh melalui dubur, mengandung zat-zat makanan yang
tidak dapat dicernakan dan zat-zat yang tidak berasal dari makanan, misalnya
jaringan yang aus, mikroba yang mati; feses; kotoran

Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli. B. coli


merupakan suatu protozoa yang masuk dalam filum Ciliophora, klas
Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki
dua stadium, yaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar, habitatnya
pada usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia
(Shintawati, Rita.2001).
Kebanyakan ciliata hidup bebas. Relatif sedikit yang parasit, dan hanya satu spesies,
Balantidium coli yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.
Beberapa ciliata lainnya menyebabkan penyakit pada ikan, yang lainnya
adalah parasit atau commensals pada berbagai invertebrata. Sebagian besar
yang lain hidup di saluran pencernaan mamalia, di mana mereka menjalankan
aktivitas untuk menstabilkan populasi besar bakteri simbiotik yang memecah
selulosa dalam makanan hewan. Ciliata yang hidup bebas dapat memakan
bakteri, ganggang, atau bahkan ciliata lainnya; Didinium adalah pemburu
yang rakus dan konsumen ciliata lainnya. Beberapa ciliata bersimbiosis
dengan bakteri atau ganggang. Ciliata yang hidup bebas dapat ditemukan
hampir di mana saja di air, namun bentuk yang berbeda mendominasi dalam
habitat yang berbeda. Ciliata dalam tanah cenderung berbentuk kecil yang
dapat membentuk kista resisten untuk bertahan hidup lama ketika kondisi
kering. Tintinnids berlimpah di plankton laut, di mana mereka dan ciliates lain
mungkin mengkonsumsi sampai 90% dari produksi bakteri plankton dan
ganggang. Ciliates besar umum di lingkungan air tawar, khususnya air yang
telah diperkaya zat organik, misalnya oleh limbah (Linn dan Small, 1991).

Ciliata bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan: mikronukleus mengalami


mitosis, sedangkan pada sebagian besar ciliates, macronucleus hanya terpisah
menjadi dua. Namun, ciliata juga bereproduksi secara seksual, melalui proses
yang dikenal sebagai konjugasi. Konjugasi sering disebabkan oleh kekurangan
makanan. Dua ciliata dengan tipe kawin yang berlawanan datang mendekat,
bersama-sama dan membentuk sebuah jembatan sitoplasmik antara dua sel,
membagi micromuclei oleh meiosis, macronuclei hancur, dan konjugasi selsel
haploid micronuclei akan tertukar melalui koneksi sitoplasma. Mereka
kemudian memisahkan macronuclei, baru reformasi dari micronuclei, dan
membagi. Esensi reproduksi seksual adalah membentuk organisme baru dari
gabungan bahan genetik dari orang tua. Setelah konjugasi, masing-masing
pasangan Ciliata telah mengakuisisi materi genetik baru, dan membagi
menimbulkan progeni dengan kombinasi gen baru. Hal ini penting untuk
kelangsungan hidup garis keturunan Ciliata; ciliata paling tidak dapat
mereproduksi selamanya dengan pembelahan aseksual, dan akhirnya mati jika
tidak terjadi konjugasi (Linn dan Small, 1991).

Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan ciri khas utama dari
kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora. Namun, perbedaan
sitologi utama adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan
makronukleus. Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah
menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam. Beberapa adalah
sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap makanan dengan
tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan
kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke
dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian
besar ciliates “telanjang”, beberapa menghasilkan mineralisasi Lorica
(Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya Lepidotrachelophyllum).
Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah aparatus oral,
kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita
subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam
menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988).

Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya
golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan Balantidiasis atau
ciliate dysentri. Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah
sub-tropis. Pada dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain
yang ada, beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk orang.
Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host,
hidup di dalam usus besar manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus
hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran
hidup B.coli dan E.histolitica sama, hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak
dapat membelah diri sebagaimana layaknya E.histolitica.

Protozoa B. coli hidup dalam caecum dan colon manusia, babi, kelinci, tikus dan
hewan mamalia lainnya. Parasit ini tidak langsung dapat menular dari hospes
satu ke lainnya, tetapi perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan diri supaya
dapat bersimbiosis dengan dengan flora yang ada dalam hospes tersebut.
Bilamana sudah beradaptasi pada suatu hospes, protozoa akan berubah
menjadi patogen terutama pada manusia. Pada mamalia lain kecuali jenis
primata, organisme tersebut tidak menimbulkan lesi apapun, tetapi akan
menjadi patogen bilamana mukosa terjadi kerusakan oleh penyebab lain
(infeksi sekunder). Trophozoit akan memperbanyak diri dengan pembelahan.
Konjugasi hanya terjadi pada pemupukan buatan, secara alamiah jarang terjadi
konjugasi.

Fase cyste terjadi pada waktu inaktif dari parasit dan tidak terjadi reproduksi secara
sexual ataupun asexual. Precyste terjadi setelah keluar melalui feses yang
merupakan faktor yang penting dari epidemiologi penyakit. Infeksi terjadi bila
cyste termakan oleh hospes yang biasanya terjadi karena kontaminasi
makanan dan minuman. Balantidium coli biasanya mati pada pH 5,0; infeksi
terjadi bila orang mengalami kondisi yang buruk seperti malnutrisi dengan
perut dalam kondisi mengandung asam lemah. (Muslim, H.R.2009).
1. Bentuk tropozoit ​B. coli

​Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek,
kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (​adoral cilia)​ . Bagian anterior
terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak
memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus (​cy;​ cytoyge). 
Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (​maN​;berbentuk ginjal) dan
mikronukleus (​miN;​ berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada cekungan
makronukleus. 
Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan
vakuole kontraktil (​cv​) 
 
Tropozoit hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum
bagian terminal dari pada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia.
Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup
selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk
infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan
trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri. 
 
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul,
terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil.
 

Siklus hidup ​Balantidium coli ​adalah sebagai berikut :


Gambar 1 : siklus hidup ​Balantidum coli
(sumber : lushi rosmayanti,2012)
Infeksi B. Coli terjadi dengan memakan bentuk kista melalui mekanan atau minuman
yang tercemar. Di dalam usus halus kista akan mengalami eksistasi menjadi
bentuk trofozoid. Bentuk tropozoid ini akan bermultiplikasi dengan cara belah
pasang di dalam lumen ileum dan cekum. Di dalam kolon berbentuk tropozoid
akan mengalami enkistasimenjadi kista yang akan d keluarkan bersama tinja.
Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes
alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista
infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit.
Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan
memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi
tropozoit akan berubah menjadi kista.
V. ALAT DAN BAHAN :

Alat Bahan

1. object glass ▪ Preparat baru


2. Deck glass 1. NaCl fisiologis
3. Lidi 2. Sampel Feses
4. Mikroskop ▪ Preparat
5. Pipet Pasteur 1. Preparat awetan tropozoit dan
kista ​Balantidium coli

VI. CARA KERJA


▪ Preparat baru
A. Metode natif ( langsung )
1. Diteteskan 1-2 tetes NaCl fisiologis pada kaca benda yang sudah di
bersihkan.
2. Diambil feses sedikit dengan lidi atau jika feses cair dapat
menggunakan pipet pasteur, diletakkan pada larutan tersebut.
3. Dihomogenkan dengan lidi
4. Memeriksa di bawah mikroskop ada tidaknya tropozoit atau kista
dengan perbesaran 100 kali.
▪ Preparat Awetan
1. Diamati preparat bentuk tropozoit dan kista ​Balantidium coli d​ i
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah terlebih dahulu
kemudian di lanjutkan dengan perbesaran 40x.
2. Digambar hasil pengamatan pada kolom hasil .
VII. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR

B.coli ​tropozoit B.coli ​kista

Keterangan gambar: angan gambar :


a ding kista
pyge a
kuola Kontraktil kronukleus
kuola Makanan
lut/sitostome has :
kronukleus an 45-75 mikron , kadang kadang
ronukleus berbentuk bulat atau lonjong , dinding
terdiri dari dua lapisan , cilia tidak
has : tampak karna tertutup dinding kista ,
n 70 mikron , memiliki bentuk seperti di dalan endoplasma di temukan
kantung , pada ujung yang lebih lancip makro nucleus , vakuola kontraktil
terapat mulut sel /sitostom , dari
bagian mulut makanan di teruskan ke
dalam sitofaring yang masuk kedalam
endoplasma ubntuk di cerna dalam
vakuola makanan
VIII. PEMBAHASAN
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan
satu-satunya golongan ciliate manusia yang pathogen, menimbulkan
balantidiasis atau ciliate dysenteri. Penyakit zoonosis penyebab utamanya
adalah babi sebagai hospes reservoarnya, hidup didalam usus manusia,
babi dank era. B. coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium yaitu
stadium trofozoit dan stadium kista. Lingkaran hidup B.coli dan
E.histolytica sama, hanya saja bentuk kista dari Bcoli tidak dapat
membelah diri sebagaimana E.histolytica.(Muslim, H.M. 2009: 11).

Morfologi dan siklus hidup Balantidium coli dalam bentuk trofozoit berbentuk
melonjong, dengan ukuran 60-70 x 40-50 µm. TUbuh tertutup silia
pendek, kecuali daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian
anterior terdapat cekungan yang dinamakan peristom dan terdapat celah
mulut (sitosom), tidak memiliki usus, tetapi di bagian posterior memiliki
anus (cyh;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari mikronukleus dan
makronukleus. Ada vakuola makanan dan vakuola kontraktil.

Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µm, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul,
terdapat makronukleus dan mikronukleus serta sebuah badan refraktil.
Trofozoit hidup dalma mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di
daerah sekum bagian terminal. Bergerak ritmis dengan perantara silia.
Trofozoit tidak dapat hidup lama diluar badan, etetapi kista dapat hidup
lama selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan
adalah kista infektif. Apabila tertelan pada hospes baru, dinding kista
hancur dan trofozoit yang dilepaskan akan masuk ke dalam dinding usus
dan memperbanyak diri Muslim, H.M. 2009: 11-12).
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan
satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan
balantidiasis atau ciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber
utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar
manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium,
yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica
sama, hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri
sebagaimana layaknya E.histolitica.

Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia
pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian
anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut
(sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus
(cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus
(maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil)
yang terdapat pada cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan
(berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan vakuole
kontraktil (cv)

Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul,
terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit
hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah
sekum bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan
perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi
kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar
badan adalah bentuk infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding
kista hancur dan trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan
memperbanyak diri.
Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes
alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista
infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk
tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh
dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai
bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.

Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan


balantidiasis (1). Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada
makanan dan air (2). Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus,
dan tropozoit berkoloni di usus besar (3)Tropozoit dalam lumen usus
besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri dengan cara
pembelahan binary fission(4). Tropozoit menjadi kista infektif (5).
Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang,
beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri. Kista matang keluar
bersama tinja(1).
IX. KESIMPULAN
1. Balantidium coli termasuk ke dalam protozoa kelas Ciliata.
2. Hasil pengamatan dengan mikroskop, ditemukan protozoa jenis Ciliata yaitu
Balantidium coli dalam bentuk kista
3. Balantidium coli memiliki 2 stadium yaitu stadium trofozoit dan stadium kista.
Perubahan bentukdari trofozoit menjadi kista disebut enkistasi dan
perubahan bentuk dari kista menjadi trofozoit disebut ekskistasi.
4. Bagian-bagian penting dari Balantidium coli adalah Tropozoit berbentuk
lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali
di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian anterior terdapat
cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak
memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus (cy;cytoyge).
Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal)
dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada
cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan
; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv).
5. Diagnosis laboratorium dapat ditentukan dengan pemeriksaan tinja untuk
menemukan bentuk kista atau tropozoit Balantidium coli.
6. Upaya preventif untuk mencegah penyakit ini adalah menghindari konsumsi
daging babi, memasak daging babi sampai benar-benar matang dan
menjaga personal hygiene dengan mencuci tangan dengan sabun.

DAFTAR PUSTAKA
1. Supriatin, Yati​.​ 2006.​ Diktat Kuliah & Petunjuk Praktikum Parasitologi II
(Protozoologi & Entomologi).​ Hal ;79. Bandung : Sekolah Tinggi Analis
Kesehatan Bakti Asih​.
2. Muslim,H.M. 2009. Parasitologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Cetakan I
3. Gandasoebrata. 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.
4. Informasi Pendidikan. 2015. Sistem Pencernaan pada
Protozoa. ​http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/sistem-pencernaan-
makanan-pada-protozoa.html​.Diakses tanggal 23 April 2018.

You might also like