You are on page 1of 4

A.

Karakteristik Bakteri Lactobacillus casei

Bakteri Lactobacillus casei merupakan kelompok dari bakteri asam laktat (BAL) yang
bersifat probiotik. Bakteri merupakan bakteri yang dikonsumsi dalam keadaan hidup, bertahan
hidup dalam saluran pencernaan setelah melalui rintangan enzim pada air liur, asam lambung dan
garam empedu, mampu melekat pada saluran pencernaan, tidak beracun dan tidak patogen
(Kaplan and Hutkins, 2000). Penambahan bakteri probiotik ditujukan agar mempunyai efek
fungsional bagi kesehatan (Irianto, 2013). Selama proses fermentasi, bakteri asam laktat akan
menghasilkan asam-asam organic (asam laktat, asam asetat, asam format), hidrogen peroksida,
diasetil dan bakteriosin yang bersifat antibakteri (Daeschel, 1989). Hasil penelitian Suseno
(2000) menunjukkan minuman probiotik yang terbuat dari nira siwalan dan L.casei dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Staphylococcus aureus, Salmonella typhii dan
Escherichia coli.

Bakteri ini bersifat fakultatif heterofermentatif, mampu hidup pada pH rendah, Gram
positif, tidak berspora, aerob, tidak motil, bentuk batang rantai pendek. Lactobacillus
merupakan jenis bakteri yang dominan tidak saja di kolon tetapi juga di dalam usus halus.
Keberadaan komunitas bakteri ini membantu proses pencernaan makanan, termasuk sayuran dan
buah-buahan. Lactobacillus casei misalnya diketahui berkolonisasi di dalam usus. Orang-orang
yang diganggu oleh diare akibat penggunaan antibiotik atau penderita traveller’s diarrhea
menunjukkan keadaan diare yang dialami akan bisa lebih cepat berhenti. Bakteri tersebut juga
berkhasiat sebagai antimikroba, karena melawan mikroba usus lainnya sambil meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, terutama yang terjadi di usus.
Faktor- Faktor Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Menurut Sundararaj et al.,(2004)
pertumbuhan adalah pertambahan jumlah bakteri. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mencukupi, maka setelah terjadi pembelahan, sel-sel baru membesar sampai
masing-masing menjadi sebesar sel induk (Dwidjoseputro, 2003). Menurut Moat et al., (2002)
Pertumbuhan adalah proses kompleks yang melibatkan :
1. Masuknya nutrisi dasar kedalam sel
2. Perubahan nutrisi menjadi energi dan pembentukan bagian vital sel
3. Replikasi kromosom
4. Peningkatan jumlah dan ukuran sel
5. Pembelahan sel menjadi dua sel anakan, masing-masing mengandungsalinangenom dan
komponen penting lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme menurut (Moat et al.,
2002) diantaranya adalah nutrisi, semua makhluk hidup memerlukan nutrisi dasar seperti sumber
karbon, nitrogen, energi, mineral dan vitamin yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
Sundararaj et al., (2004) menambahkan bahwa unsur karbon, nitrogen, sulfur, potassium
merupakan unsur utama dalam pembentukkan komponen sel. Kemudian ion-ion seperti K, Ca,
Mg, dan Fe biasa dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Unsur yang dibutuhkan sebagai kofaktor
enzim adalah Fe, Mg, Zn, Mo, Mn, dan Cu. Menurut Surono (2004) dalam pertumbuhan dan
perkembangannya BAL juga membutuhkan nutrisi seperti asam amino, vitamin (B1, B6, B12
dan Biotin), purin dan pirimidin. Mikroba membutuhkan nutrisi untuk tumbuh, baik dalam
bentuk anorganik ataupun organik. Unsur utama dalam pertumbuhan yaitu :
1. Unsur karbon
Karbon adalah unsur kimia yang paling penting yang dibutuhkan oleh mikroba. Mikroba
membutuhkan karbon dalam beberapa bentuk yaitu anorganik atau organik. Adapun komponen
anorganik antara lain CO2, sedangkan karbon yang berbentuk organik dapat berasal dari tiga
kelas utama sebagai sumber karbon, diantaranya karbohidrat, lemak, dan protein. Glukosa
merupakan nutrien utama sel yang digunakan untuk respirasi sel atau sumber metabolisme
utama. Metabolisme dapat menghasilkan energi yang diperlukan untuk sistem kerja sel, sintesis
organel sel dan untuk membentuk generasi baru (Kim dan Gadd, 2008) Lactobacillus casei dapat
tumbuh sangat baik pada media porang dengan konsentrasi 5% (Ramadhan et al., (2010).
Senyawa karbon organik yang lain yaitu oligosakarida dapat diekstraksi dari kacang merah.

2. Unsur Nitrogen
Semua organisme membutuhkan nitrogen dalam beberapa bentuk. Nitrogen berbentuk
asam amino sebagai penyusun protein merupakan nitrogen dalam bentuk organik.
Bakteri juga dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk anorganik yang terdapat di
atmosfer kemudian difiksasi untuk sintesis sel. Nitrogen anorganik yang sering digunakan yaitu
dalam bentuk (NH4)3PO4,NH4Cl, KNO3, NaNO3. Nitrogen organik pada media bakteri dapat
ditemukan dalam bentuk pepton, typthone berasal dari tepung kedelai yang memiliki vitamin
yang tinggi, protease pepton yang berasal dari molekul peptida, yeast extract dapat menjadi
sumber protein, berasal dari ekstrak sel khamir (Atlas, 2010).
3. Unsur mineral
Sulfur yang biasa digunakan dalam bentuk SO4 dibutuhkan untuk biosintesis asam amino
seperti sistein, systin dan metionin. Sulfur dalam media bakteri juga dapat berbentuk MnSO4·
H2O, MgSO4· 7H2O, FeSO4· 7H2O. Unsurlain seperti fosfor dalam bentuk PO4digunakan
untuk sintesis asam nukleat. Unsur PO4 dalam bentuk anorganik seperti KH2PO4, K2HPO4,
Na2HPO4.Unsur mineral Na+ dan Fe2+ dibutuhkan dalam jumlah lebih kecil dibandingkan
unsur karbon, nitrogen sulfur dan fosfor. Unsur Na+ berperandalam memfasilitasi molekul
menyebrangi membran sel, di dalam mediabakteri Na banyak ditemukan dalam bentuk
NaCl,Na2SO3, Na2SO4.Kemudian unsur yang digunakan sebagai kofaktor enzim Fe2+
dalambentuk FeCl3, FeSO4, dibutuhkan dalam pembentukkan enzim sebagai kofaktorsitokrome,
katalase dan suksinat dehidrogenase (Pelczaret al.,1993).
Selain itu menurut Waluyo (2004) pertumbuhan mikroba juga dipengaruhi oleh tekanan
osmotik media. Mikroba akan tumbuh dengan baik apabila medium mempunyai tekanan osmotik
yang sesuai dengan karakteristikmikroba. Konsentrasi larutan sangat berperan penting dalam
pertumbuhan, medium kultur biasanya memiliki tekanan osmotik yang rendah. Tekanan osmotik
adalah tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi melewatimembran. Menurut Pelczar
danChan (2005) tekanan osmotik berpengaruhterhadap daya hidup bakteri.Membran sel
merupakan pembatas antarasitoplasma dengan lingkungan luar dan memiliki fungsi sebagai
penahan permeabilitas. Apabila terjadi kerusakan pada membran sel akan terjadi gangguan pada
sel dan dapat mengakibatkan kematian sel.
Bakteri berada di dalam lingkungan hipotonik (lingkungan dengan tekanan osmotik yang
lebih rendah dibandingkan dengan tekanan osmotik di dalam sel bakteri), sehingga bakteri akan
mengambil nutrisi melalui proses osmosis. Bakteri akan menggunakan sumber karbohidrat
sebagai sumber makanannya. Ketika sumber karbohidrat di dalam medium telah habis terpakai,
maka bakteri beralih menggunakan sumber nitrogen. Penambahan karbohidrat seperti molasis
dimaksudkan untuk mempercepat terbentuknya asam laktat serta menyediakan sumber energi
yang cepat tersedia bagi bakteri.
4. PH
L. casei mempunyai ketahanan terhadap pH rendah yang cukup besar meskipun penurunan
jumlah koloni sangat tajam. Penurunan yang tajam terjadi setelah pH larutan dibawah pH 3. Pada
rentang pH 3 sampai dengan pH 2,5 terjadi penurunan jumlah sel mencapai 106 sel. Namun
demikian pada pH 2 masih terdapat enam koloni yang mampu bertahan dan tumbuh pada pH 2.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kashket (1998) dalam Meutia (2000) yang mengatakan
bahwa bahwa bakteri asam laktat terutama Lactobacillus termasuk bakteri yang paling tahan
pada kondisi asam (Kashket 1987 dalam Meutia 2003). Ngatirah et al. (2000) juga mendapatkan
3 isolat Lactobacillus yang tahan asam hingga pH 2,0 yang diisolasi dari berbagai makanan
tradisional yang diduga berpotensi sebagai agensia probiotik.

Keunggulan yakult

Yakult adalah minuman susu fermentasi yang baik untuk kesehatan. Satu botol Yakult
berisi lebih dari 6,5 milyar bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup.
Pada saat ini, produk susu fermentasi komersial telah banyak beredar di pasaran
dengan berbagai merk dan jenis. Produk-produk tersebut mengklaim berperan dalam melindungi
sistem pencernaan dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri pathogen penyebab infeksi
saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk
mengkonsumsinya.
Penelitian Purwijantiningsih (2011) juga menunjukkan bahwa minuman yakult simbiotik
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen enterik. Konsumsi bakteri
Lactobacillus casei Shirota strain dalam Yakult efektif dalam menormalkan bakteri usus pasien
yang mendapat perawatan antibiotik dalam waktu yang panjang. Pengobatan dengan antibiotik
dalam waktu yang panjang dapat menekan bahkan memusnahkan sebagian besar bakteri
berguna, menciptakan suatu kondisi dimana bakteri yang merugikan menjadi lebih dominan.
Sebagai hasilnya, bakteri patogen atau bakteri merugikan menjadi dominan dan menyebabkan
infeksi tahap kedua. Hal ini juga dapat menyebabkan gejala-gejala yang menyulitkan termasuk
diare. Bakteri Yakult dapat memainkan peran yang penting dalam mengontrol keseimbangan
bakteri usus selama dan sesudah terapi antibiotik.

Yakult bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan kita karena dapat membantu:

a. mencegah gangguan pencernaan termasuk memudahkan buang air besar dan mencegah diare.

b. meningkatkan kekebalan tubuh.

c. meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus.

d. mengurangi racun dalam usus.

e. membatasi jumlah bakteri yang merugikan.

You might also like