Professional Documents
Culture Documents
Sediaan Salep
Sediaan Salep
BAB I
Pendahuluan
Salep kloramfenikol mengandung kloramfenikol, C11H12Cl2N2O5 tidak kurang dari 85,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket homogenitas memenuhi syarat yang tertera
pada unguentum, penetapan kadar lakukan penetapan menurut cara yang tertera pada
Chloramphenicoli Oculentum. Penyimpanan dalam wadah yang tertutup baik, penandaan pada etiket
harus juga tertera : Daluwarsa.
BM : 323,13
Kloramfenikol berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih
kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah mantap. Larut dalam lebih
kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P, sukar larut
dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Kloramfenikol bertindak menghambat sintesis protein dengan cepat tanpa mengganggu sintesis
DNA dan RNA. Kloramfenikol dihasilkan melalui fermentasi, tetapi sekarang telah dihasilkan melalui
sintesis kimia.
Kloramfenikol adalah antibiotika pertama yang mempunyai efek terhadap tiket. Penggunaannya
perlu diawasi dengan memonitor keadaan hematologi karena dapat menyebabkan efek
hipersensitivitas.
Kloramfenikol termasuk antibiotika yang paling stabil larutan dalam air pada ph 6 menunjukan
kecenderungan terurai yang paling rendah. Dalam basa akan terjadi penyabunan ikatan amida dengan
cepat. Senyawa ini cepat dan hampir sempurna diabsorpsi dari saluran cerna. Oleh karena itu pemberian
peroral menojol
1.2 persyaratan umum
Menurut farmakope edisi III : salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang
mudah dioleskan dan digunakan untuk pemakaian luar.
Menurut farmakope edisi IV : salep adalah sediaan setengah padat di tunjukkan untuk
pemakaian topical pada kulit /selaput lendir.
Menurut formularium nasional salep adalah sediaan berupa masa lembek, mudah dioleskan,
umumnya lembek dan mngandung/ melemaskan kulit, tidak berbau tengik
Macam-macam salep :
1. Karena kloramfenikol cara kerjanya adalah menghambat sintesa protein pada sel-sel
mikroba. Sehingga kandungan tersebut akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan bakteri hingga membunuhnya.
2. Karena bahan kloramfenikol mudah di dapat dan banyak di cari orang
Spesifikasi sediaan yang diinginkan
jenis Alasan
1. bentuk sediaan Salep Karena tidak mencair pada suhu
basa, tetapi mudah dioleskan
2. Kadar bahan aktif 1g/10g
3. Ph sediaan ph 4,5-7,5
4. Warna putih sampai putih kekuningan
5. Bau khas basis
6. Basis hidrokarbon karena sedikit/tidak
mengandung air bersifat
kompatibel dengan banyak zat
aktif karena inert
7. Penyimpanan dalam wadah tertutup
8. Dosis rapat/tube
2-3 kali sehari dioleskan
Bagan alir
kloramfenikol
Penyimpanan
Ditunjukkan baik pada suhu
untuk Basis yang di kamar dan
pemakaian luar gunakan adalah kisaran ph 2-7
hidrokarbon suhu 25°c
PERHITUNGAN DOSIS
Chloramphenicolum 200mg
Propylenglucolum 1g
Adeps lanae 1g
Salep kloramphenicole
Chloramphenicolum 200mg
propylenglicol 1gr
10gr – (2,2)
Formulasi II
Formulasi III
Kloramfenikol etanol
+ Adeps lanae dan Vaselin yang sudah dilebur dalam penangas air dan dalam wadah yang berbeda
Formulasi II
Kloramfenikol etanol
Gerus ad homogen
Adeps lanae dan sisa vaselin yang sudah dilebur dalam penangas air dengan wadah yang berbeda
Gerus ad homogen
Formulasi III
Kloramfenikol etanol
+Adeps lanae, sisa Vaseline, dan cera alba yang sudah di lebur dalam penangas air dan dalam wadah
yang berbeda
1. Homogenitas
Diamati homogenitas dari salep dengan cara dioleskan salep diatas kaca obyek. Lalu rata kan
tipis-tipis. Diamati homogenitas bahan aktif dalam basis salep. Uji homogenitas dimaksudkan
untuk mengetahui kehomogenan zat aktif dalam basis, sehingga setiap kali salep tersebut
digunakan dosisntya sama. Selain itu, uji homogenitas ini melihat apakah masih ada partikel
obat terlalu kasar yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Homogenitas juga dapat di
pengaruhi oleh factor penggerusan yang dilakukan pada saat pembuatan.
2. Organoleptis
diamati organoleptis dari salep meliputi bentuk, warna, bau, dan tekstur daicatat dalam data
pengamatan.
3. Uji daya sebar
diartikan sebagai kemampuan menyebar krim pada kulit. Caranya yaitu 1gram salep diletakkan
ditasa obyek glass kemudian hitung diameter awal. Tutup sediaan dengan menggunakan obyek
glass lagi, kemudian ditambahkan lagi beban pertama seberat 0,5gr lalu hitung diameternya.
Kemudian tambahkan lagi beban seberat 1gram lalun hitung diameternya. Tambahkan berat
beban hingga di temukan titik jenuh atau titik konstan dengn menaikkan pembebanan
menggambarkan suatu karateristik untuk daya sebar. Semakin menyebar menunjukan
kemampuannya dalam distribusi merata.
4. Uji PH
Penetapan PH dalam hal ini diuji agar dapat diketahui PH dari sediaan yang dibuat untuk
selanjutnya stabilitas PH dapat di pertahankan pada suatu rentang PH tertentu.
Caranya yaitu disiapkan kertas PH, ditempelkan pada basis salep diamati PH yang di ukur dengan
kertas lakmus.
Hasil evaluasi
uji PH
formula I : 6
formula II : 6
formula III : 6
uji orgaboleptik
formula I : bentuk = semi padat
warna = putih tulang
bau = khas adeps lanae
tekstur =agak lembut
formula II : bentuk = semi padat
warna = putih tulang
bau = khas adeps lanae
tekstur = agak lembut dan berminyak
formula III : bentuk = semi padat
warna = putih tulang
bau = khas adeps lanae
tekstur = paling lembut disbanding dengan formula I dan II
daya sebar
+1gr = 1,7cm
+2gr = 2cm
+10gr = 2,5cm
+20gr = 2,8cm
+1gr = 1,5cm
+2gr = 2cm
+10gr = 2,5cm
+20gr = 3cm
+1gr = 1,9cm
+2gr = 2,2cm
+10gr = 3cm
+20gr = 3,5cm
homogenitas
formula I = Tidak ada partikel yang mengendap
formula II = Tidak ada partikel yang mengendap
formula II = Tidak ada partikel yang mengendap
Disusun oleh :
1. Nadya Sarah P 13010018
2. Restu Romadhona S 13010123
3. Rizky Riana R 13010087
4. Sistya Pangestu 13010056
5. Tanti prihutami 13010116
6. Desi Sagitaria 13010126
Dalam formulasi sediaan ini sangat mudah pembuatannya dan bahan-bahan mudah didapatkan selain
itu hasil evaluasinya mendekati tepat dan sesuai, karna salep yang sebenarnya itu tidak boleh ada
partikel partikel yang menempel pada salep yang akan dibuat maka terjadi adanya evaluasi daya sebar ,
homoginitas yang dimana salep kami buat ini tidak ada partikel yang menempel.
Alasan :