You are on page 1of 5

ISOLASI BAKTERI PATOGEN TANAMAN

HASIL PENGAMATAN

Penyakit Busuk Lunak pada Wortel

Bakteri Erwinia carotovora


PEMBAHASAN

Wortel

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun, terutama
di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada
ketinggian 1200 meter di atas permukan laut. Sayuran ini sudah sangat dikenal masyarakat
Indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A karena memiliki senyawa karoten (provitamin
A). Beta karoten merupakan bagian penting dari karoten. Jika tubuh diberi asupan beta karoten
maka tubuh akan membentuk vitamin A sesuai yang diperlukan tubuh sehingga menyantap
wortel menjadikan cara yang aman untuk memperoleh vitamin A.

Selain itu, wortel juga mengandung vitamin B dan C, serta zat-zat lain yang bermanfaat
bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanan
dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah
menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis,
dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis.

Klasifikasi Wortel

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbilleferales
Famili : Umbilleferae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota

Morfologi Wortel

Susunan tubuh tanaman wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar. Secara
keseluruhan sosok tanaman wortel merupakan tumbuhan terna tahunan atau setahun, yang
tumbuh tegak setinggi 30-100 cm atau lebih. Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua
atau tiga, anak-anak daunnya berbentuk lanset atau garis dengan bagian pinggirnya bercanggap
melekat pada tangkai daun yang ukurannya agak panjang.

Batangnya sangat pendek seolah-olah tidak tampak. Sementara akar tunggangnya dapat
berubah bentuk dan fungsinya sebagai penyimpan cadangan makanan atau disebut “umbi”.
Bentuk umbi wortel sangat bervariasi, tergantung varietas atau kultivarnya. Meskipun demikian
bentuk umbi wortel runcing, bulat panjang dengan ujung tumpul, dan bentuk peralihan dari
kedua bentuk umbi tadi. Warna kulit dan daging umbi pada umumnya kuning atau jingga. Secara
alami tanaman wortel dapat berbunga dan berbuah (berbiji).

Bunga wortel berbentuk payung berganda. Kuntum-kuntum bunganya terletak pada


bidang lengkung yang sama, warnanya putih atau merah jambu agak pucat. Bunga-bunga wortel
dapat menghasilkan buah dan biji yang ukurannya kecil-kecil dan berbulu. Biji-biji ini dapat
digunakan sebagai alat (bahan) perbanyakan wortel secara generatif (Pitojo 2006).

Penyakit Busuk Lunak pada Wortel

Busuk lunak (Soft Rot) adalah penyakit yang merugikan pada tanaman-tanaman sayur,
termasuk kubis-kubisan, baik di lapangan maupun dalam penyimpanan dan pengangkutan
sebagai penyakit pascpanen. Busuk lunak merupakan penyakit yang penting di Malaysia,
Thailand, dan Filiphina (Beningno dan Quebral, 1977; Giatgong, 1980;Ho, 1985). Erwinia
carotovora memiliki ciri-ciri el bakteri berbentuuk batang dengan ukuran (1,5×2,0) x (0,6×0,9)
micron, umunya membentuk rangkaian sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul, dan tidak
berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagela 2-3 peritrik. Bakteri ini bersifat gram
negatif. Hidup bakteri ini soliter atau berkelompok dalam pasangan atau rantai, termasuk jenis
bakteri fakultatif anaerob. E. carotovora memproduksi banyak enzim ekstraselluler seperti
pektinase yang mendegradasi pektin yang berfunsi untuk merekatkan dinding-dinding sel yang
berdampingan, sellulase yang mendegradasi sellulase, hemicellulases, arabanases, cyanoses dan
protease.
Suhu yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri ini yaitu berkisar 27-30oC.
Erwinia carotovora pernah menyebabkan masalah serius di Eropa dalam produksi
kentang, hal ini disebabkan penanaman, pemanenan, penyimpanan dari buah kentang di bawah
kondisi optimum. Tanaman dengan mudah terinfeksi patogen. Kemajuan teknologi yang dicapai
ilmuan pada akhir dekade ini untuk menekan penyebaran patogen Erwinia carotovora melalui
molekul signal pada patogen dikuatirkan akan manciptakan galur yang resisten. Teknik
perbanyakan secara tradisional tidak dapat digunakan sebagai senjata yang ampuh karena
kurangnya sifat resisten.Busuk lunak umumnya disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora sub-
sp. caratovora atau Erwinia carotovora sub-sp. atroseptica (Bhat et al., 2010). Galati et al. (2000)
menyatakan jaringan umbi wortel yang mengalami busuk lunak sangat rentan terinfeksi oleh
mikroorganisme sebagai agen penyebab infeksi sekunder.

Gejala busuk lunak yang terjadi pada umbi wortel adalah berubahnya warna umbi
menjadi lebih gelap yaitu kecoklatan. Umbi selanjutnya mengalami perubahan struktur menjadi
lebih lembek serta ditandai dengan keluarnya cairan dari umbi yang berwarna putih keruh dan
berbau tidak sedap. Menurut Masao (1999), bagian tanaman yang terinfeksi/ luka akibat penyakit
busuk lunak akan menjadi basah dan berair. Jaringan yang luka selanjutnya akan berwarna lebih
gelap dibandingkan jaringan yang sehat. Infeksi selanjutnya akan menyebar sehingga tanaman
busuk secara keseluruhan. Kucharek dan Bartz (2000) menyatakan, perubahan struktur jaringan
tersebut disebabkan karena adanya aktivitas enzim pektolitik bakteri yang dapat menghancurkan
material pengikat diantara sel. Jaringan yang rusak selanjutnya akan mengeluarkan cairan
berwarna putih keruh.

DAFPUS

 Bhat, K.A., S.D. Masood., N.A. Bhat., M.A. Bhat. and S.M. Razvi. 2010. Current Status of Post Harvest
Soft Rot in Vegetables: A Review. Asian Journal of Plant Sciences: 1- 9.
 Bintari et al. 2015. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB BUSUK LUNAK PADA UMBI
WORTEL (Daucus carota L.) VARIETAS LOKAL DI BALI. Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Udayana. Bali.
 Benigno, D.R.A., and F.C. Quebral. 1977. Host Index of Plant Diseases in Philippines. Univ.
Philippines, Coll. Agric. Los Banos, 183 hal.
 Galati, A. and A. McKay, S.C. Tan. 2005. Minimising Post-Harvest Losses of Carrots. Farm Note
Department of Agriculture and Food. 75 (95): 1-3.
 Giatgong, P. 1980. Host Index of Plant Diseases in Thailand. 2d. Ed. Min. Agric. Coop., Dept.
Agric.Bangkok, 118 hal.
 Hultin HO. 1985. Characteristic of muscle tissue. Di dalam: Fennema OR, editor. Food Chemistry.
New York: Marcel Dekker, Inc.
 Krisnakai. 2017. Klasifikasi dan Morfologi Wortel.
https://bukuteori.com/2017/09/08/klasifikasi-dan-morfologi-wortel/. Diakses pada tanggal 25
Maret 2018 pukul 20.31 WIB.
 Kucharek, T. and J. Bartz. 2000. Bacterial Soft Rots of Vegetables and Agronomic Crops. Plant
Pathology Fact Sheet. [Cited: 4.2.2014]. Available from:
http://plantpath.ifas.ufl.edu/extension/factsheets/pdfs/pp0012.pdf.
 Masao, G. 1999. Fundamental of Bacterial Plant Pathology. California: Academic Press.
 Pitojo, S. 2006. Benih Wortel. Kanisius. Yogyakarta.

You might also like