Professional Documents
Culture Documents
2 Karies
2.2.1 Faktor penyebab
a. Faktor dalam yaitu faktor risiko di dalam mulut yang langsung berhubungan dengan karies.
1) Keadaan umum
Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, diabetes insipidus, dan kegagalan ginjal
pada hipertensi dapat menyebabkan kekeringan mukosa yang dapat menimbulkan karies
(Bayley, 2002)
2) Gigi
a) Permukaan oklusal gigi lebih mudah terkena karies dibandingkan dengan permukaan
b) Gigi geligi yang berjejal (crowding) dan saling tumpang tindih (overlapping) akan
(Suwelo, 2002).
3) Substrat
Pada umumnya para ahli sependapat bahwa karbohidrat yang berhubungan dengan
proses karies adalah polisakarida, disakarida, monosakarida, dan sukrosa terutama mempunyai
kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme asidogenik dibanding
karbohidrat lain (Suwelo, 2002).
4) Waktu Pengertian waktu di sini adalah kecepatan terbentuknya karies yang dihubungkan
dengan lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi (Suwelo, 2002).
b. Faktor resiko luar atau faktor tidak langsung:
1) Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang jumlah karies pun akan betambah.
Hal ini dikarenakan faktor risiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh
terhadap gigi (Suwelo, 2002).
2) Makanan Makanan dan minuman yang mangandung asam, dan minuman kola yang
a. Karies Superfisialis Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email
b. Karies Media Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin ( tulang gigi )
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa
c. Karies Profunda Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba
tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan
mati, dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies
lainnya.
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa
(gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah
menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan
menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Suryawati, 2010).
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang
fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin
terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari
inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi
yang makroskopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya
lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan
membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan
opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan
gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan
menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan
tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang),
lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).
Miller K, Marie O. 2003. Miller-Keane encyclopedia and dictionary of medicine, nursing, and
th
allied health. 7 ed. New Jersey: Elvesier
Kuzmanovic, Irena. 2016. Microbiological Findings in Deep Caries Lesion. Republika Srpska
: Serbian Dental Journal
Andreas A., Benyamin Lehey. 2005. Penyakit Gigi sebagai Ancaman Serius dalam Bidang
Karier Tertentu: Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia
Bayley, T.J., Leinster, S.J. 2002. Ilmu Penyakit Dalam untuk Profesi Kedokteran Gigi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suwelo, I.S., 2002. Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Tarigan, Rasinta. 2005. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC