You are on page 1of 7

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Pendahuluan

Tendinitis Achilles merupakan sebuah kondisi umum yang menyebabkan


rasa sakit pada sepanjang bagian belakang kaki di dekat tumit. (American Academy
of Orthopedic Surgeons, 2013). Rasa sakit pada daerah tendo achilles adalah gejala
yang sangat sering terjadi pada atlet khususnya pada pelari jarak jauh dan paling
sulit untuk menyembuhkannya. cedera tersebut berkisar dari tendinitis ringan
sampai putusnya tendo. (Priyonoadi, n.d.)

Nyeri pada tumit yang dikaitkan dengan kelainan tendo achilles merupakan
masalah umum, terutama pada atlet. Berbagai istilah yang mendeskripsikannya
(tendinitis, tendonitis, tendinosis, tendinopati, dan sebagainya) dikaitkan dengan
kelainan pada tendo achilles berdasarkan lokasi dan efeknya pada tendon tersebut.
Istilah-istilah ini sering membingungkan dan sering kali kelainan-kelainan tersebut
terjadi secara bersamaan. (ed. Weinstein, SL. et al, 2007)

1
I.2 Anatomi

Sumber: Atlas Anatomi Sobotta Edisi 21

Gambar 01: Otot-otot betis

Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa Tendo Achilles (Tendo Calcaneus)
merupakan gabungan dari 2 buah otot, yakni M.Soleus dan M. Gastrocnemius.

Menurut Dollard (dalam Priyonoadi, n.d.), kumpulan jaringan otot soleus


terselip ke dalam bagian dalam tulang tumit. Di sekeliling kedua tendo tersebut
terdapat satu lapisan vaskular yang amat penting yaitu peritenon yang memelihara
suplai darah pada jaringan tendo, Karena adanya penempatan yang khusus dari
masing-masing jaringan tendo maka para atlet mempunyai kecenderungan menjadi
berkaki datar, dan seringkali menarik tendo soleus ini berulang-ulang sehingga
dapat meningkatkan cedera pada tendo soleus tersebut. Para atlet yang mempunyai
lengkung telapak kaki tinggi, akan menarik jaringan gastrocnemius secara terus

2
menerus sehingga dapat menyebabkan cedera tendo achilles menjadi lebih parah
dan kompleks.

I.3 Anamnesis

Untuk menganamnesis Tendinitis Achilles, perlu ditanyakan hal-hal


berikut:

1. Terletak dimanakah nyerinya? Jika terletak pada daerah tungkai


bawah, tanyakan lagi kepada pasien letak persisnya. Tendonitis
Achilles biasanya nyeri pada daerah posterior.
2. Tanyakan pekerjaan dari pasien. Jika pasien mengaku bekerja
sebagai pelari (atlet) atau seorang penari, maka jenis-jenis pekerjaan
ini adalah faktor resiko dari terjadinya Tendinitis Achilles.
3. Biasanya pasien mengeluh nyeri bertambah saat sedang bekerja.

I.4 Pemeriksaan Fisik


Untuk pemeriksaan fisik, diterangkan oleh Cooper (2006) sebagai berikut:

1. Minta pasien untuk duduk di meja periksa dan membuka alas


kakinya.
2. Inspeksi bagian kaki yang dikeluhkan, dan lihat apakah ada
kemerahan dan edem.
3. Palpasi pada bagian posterior pergelangan kaki. Jika tendon terasa
kaku, dapat menandakan adanya tendinitis Achilles yang
menyebabkan rasa sakit.
4. Telusuri tendon Achilles ke arah inferior dan tentukan lokasi insersi
dari tendon Achilles ke calcaneus. Sebuah bursa terletak di antara
permukaan anterior tendon Achilles dan calcaneus (bursa
retrocarcaneal). Sebuah bursa lainnya terletak diantara selipan tendo
Achilles dan kulit. Salah satu atau bahkan kedua bursa ini dapat
berinflamasi dan menyebabkan rasa nyeri pada tendon Achilles.

3
I.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi: Foto AP dan lateral. Menurut Priyonoadi


(n.d.), citra sinar X yang biasa memiliki peran yang terbatas dalam
pemeriksaan pasien dengan rasa sakit pada tendo achilles. Kadang-
kadang adanya penonjolan yang tampak dan berlebihan pada
calcaneus perlu diperhatikan.
2. Pemeriksaan USG: Pemeriksaan secara ultrasound dapat membantu
membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, dan
putus sebagian (partial tear). Pemeriksaan secara ultrasound harus
dilakukan saat luka pada tendo achilles tidak bereaksi terhadap cara
tradisional. (Priyonoadi, n.d.)
3. MRI: Pemeriksaan MRI memang tidak mutlak diperlukan, tetapi
berguna untuk rencana operasi. Hasil MRI dapat menunjukkan
tingkat keparahan rusaknya Tendon Achilles. (AAOS, 2013)

I.6 Diagnosis Banding


Diagnosis banding tendinitis Achilles adalah sebagai berikut:

1. Posterior Tibial Tendonitis: Nyeri pada daerah lateral tungkai bawah


2. Bursitis: Nyeri pada bagian dasar kaki. Bursitis dapat
mempengaruhi tendo Achilles, jika tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan tendinitis Achilles
3. Ruptur Tendo Achilles: Pasien mengeluh nyeri hebat, bengkak, dan
kelemahan tungkai bawah.

I.7 Penatalaksanaan
Terapi pada tendinitis Achilles yang paling utama adalah mengistirahatkan
kaki yang nyeri. Dapat juga berikan es setelah beraktifitas untuk mencegah edema
dan mengurangi rasa nyeri. Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat juga digunakan
obat NSAID, seperti Ibuprofen atau Naproxen. Menurut Cooper (2006), dapat juga
digunakan ortotik untuk membatasi gerak dari kaki, sehingga tidak mencederai

4
tendon Achilles lebih lanjut. Jika setelah diberi terapi lini pertama masih tidak
ampuh, maka dapat dipikirkan kemungkinan untuk dilakukan operasi tendo
Achilles.

Brukner dan Khan (dalam Priyonoadi, n.d.), mengklasifikasikan perawatan


tendinitis Achilles sebagai berikut:

I.8 Prognosis
Tendinitis Achilles umumnya dapat sembuh jika ditangani dengan baik.
Namun, jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan yang lebih
parah pada tendon Achilles dan tentunya proses penyembuhan yang lebih lama jika
terjadi kerusakan yang lebih parah.

5
BAB II
KESIMPULAN

1. Tendinitis Achilles merupakan peradangan pada tendo Achilles. Istilah ini


sering dipakai bersamaan dengan tendinopati Achilles, tendinosis,
tendonitis, dan sebagainya.
2. Nyeri biasanya terletak pada sepanjang kaki bagian belakang di dekat tumit.
3. Penderita biasanya bekerja sebagai seorang atlet, terutama pelari jarak jauh,
atau seorang penari.
4. Tatalaksana dari tendinitis Achilles meliputi istirahat, pemakaian es setelah
beraktifitas, pemakaian ortotik untuk imobilisasi, pemakaian NSAID untuk
membantu mengurangi rasa nyeri, dan tindakan operatif jika terapi lini
pertama masih tidak membantu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Putz, R dan Pabst, R (ed.) 2003, Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21,
EGC, Jakarta.

American Academy of Orthopaedic Surgeons 2013, Achilles Tendinitis,


diakses 14 Januari 2017, orthoinfo.aaos.org/PDFs/A00147.pdf

Carcia, CR et all 2010, Achilles Pain, Stiffness, and Muscle Power Deficits:
Achilles Tendinitis, Journal of Orthopaedic & Sports Physical
Therapy, diakses 15 Januari 2017,
http://www.jospt.org/doi/pdf/10.2519/jospt.2010.0305?code=jospt-
site

Cooper, G 2006, Pocket Guide to Musculoskeletal Diagnosis, Humana


Press, New Jersey.

Hutson, M dan Ellis, R (ed.) 2006, Textbook of Musculoskeletal Medicine


1st Edition, Oxford University Press, Oxford.

Priyonoadi, B n.d., Perawatan Cedera Pada Tendo Achilles, diakses 14


Januari 2017,
staff.uny.ac.id/sites/default/files/131453189/Cedera%20Achilles&
Perawatannya.pdf

Skinner, HB. et al (ed.) 2003, Current Diagnosis & Treatment in


Orthopedics 3rd Edition, Lange Medical Books, New York.

Taylor, RB (ed.) 2006, Taylor’s Musculoskeletal Problems and Injuries: A


Handbook, Springer, New York

Weinstein, SL. et al (ed.) 2005, Turek's Orthopaedics: Principles and Their


Application 6th Edition, Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia.

You might also like