You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Thomas Alfa Edison adalah nama yang terlintas ketika mengulas


mengenai sejarah terciptanya sebuah lampu. Padahal, terciptanya sebuah
lampu bukan hanya diusahakan oleh Edison. Nama-nama seperti Sir
Humphrey Davy, Warren De la Rue, James Bowman Lindsay, James Prescott
Joule, Frederick de Moleyns, dan Heinrich Göbel adalah pendahulu Edison
yang berusaha menerangi malam.

Lampu adalah sebuah benda yang dapat menghasilkan cahaya dengan


menggunakan energi listrik. Benda ini ada dimana-dimana, semua orang pasti
menggunakan lampu untuk menerangi suatu tempat yang ingin diterangi.
Akan, tetapi tidak semua orang tahu sejarah terciptanya sebuah lampu
tersebut. Oleh karena itu pada kesempatan ini akan dibahas sejarah
terciptanya sebuah lampu oleh para penemu yang telah bersusah payah
melakukan percobaan untuk menciptakan sebuah lampu yang efisien.

Sebelum terciptanya lampu pijar, dulu para nenek moyang telah


menciptakan lampu api. Lampu yang bahan utamanya adalah minyak, yang
hanya mampu bertahan beberapa saat saja. Walaupun dulu telah ada lampu
api, tetapi jika malam hari masih terasa gelap. Karena intensitas cahaya yang
dihasilkan oleh lampu api kecil dan hanya bertahan beberapa saat saja.

Baru pada abad ke-19 mulai diciptakannya sebuah lampu pertama oleh
Thomas Alfa Edison dan para penemu lainnya. Lampu yang menggunakan
energi listrik untuk menyalakannya. Lampu yang lebih terang intensitas
cahayanya, lebih efisien dan lebih tahan lama. Setelah terciptanya lampu
pijar pertama tersebut, sekarang perkembangan lampu sangat pesat dalam
segi bahan, bentuk, warna cahaya dan lebih tahan lama nyala nya.

1|Page
B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan sejarah terciptanya lampu diatas, maka pada kesempatan


ini perlu dipertanyakan tentang:

1. Bagaimanakah awal mula terciptanya lampu ?


2. Siapa saja perintis terciptanya lampu ?
3. Dapat diterima atau tidak lampu tersebut ?
4. Bagaimana perkembangan lampu tersebut ?

C. Tujuan
Lampu sebagai sebuah alat bantu penerangan manusia ini menarik untuk
dibicarakan dengan bertujuan sebagai berikut:
1. Agar para pembaca tahu sejarah terciptanya sebuah lampu.
2. Menambah pengetahuan tentang sejarah lampu dan penemu-
penemu nya.
3. Ingin mengetahui perkembangan lampu pertama dulu hingga
lampu sekarang.

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
kita tentang sejarah terciptanya sebuah lampu yang merubah kehidupan kita
dari gelap ke terang. Kini lampu pertama itu telah berkembang dan
menerangi dunia ini dengan cahaya nya saat malam hari.

2|Page
BAB II LANDASAN TEORI

A. Lampu Api
Lampu api adalah lampu yang digunakan pada jaman dahulu kala oleh
para nenek moyang kita. Lampu api biasanya berbahan bakar minyak dan biasa
disebut lampu minyak. Lampu minyak adalah sebuah benda yang digunakan
untuk menghasilkan cahaya selama beberapa waktu menggunakan sumber bahan
bakar berbahan dasar minyak. Penggunaan lampu minyak dimulai ribuan tahun
lalu dan berlanjut sampai sekarang, meskipun tidak secara meluas. Benda ini
sering dikaitkan dengan cerita mengenai jin.

B. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara
memanaskan kawat logam filamen sampai ke suhu tinggi sehingga menghasilkan
sinar. Filamen panas dilindung dari udara oleh bola kaca yang diisi dengan gas
lembam atau di vakumkan.
Lampu pijar dibuat dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt.
Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang
terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti
lampu pendar dan dioda cahaya. Oleh sebab itu, secara bertahap pada beberapa
negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.1

Gambar 1.1. Lampu pijar dan bagian-bagian penyusunnya.

1
(en)Gale Cengage: Stacey L. Blachford(2006).”Light Bulb”. How Product are
Made”.eNotes.com Diakses 19-11-2017, pukul 10:15

3|Page
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan
lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah
pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di
bidang industri. Adapun bagian-bagian komponen penyusun lampu pijar:

1. Konstruksi

Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari
kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen,
bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.2

1. Bola lampu
2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)
3. Filamen wolfram
4. Kawat penghubung ke kaki tengah
5. Kawat penghubung ke ulir
6. Kawat penyangga
7. Kaca penyangga
8. Kontak listrik di ulir
9. Sekrup ulir
10. Isolator
11. Kontak listrik di kaki tengah

Gambar 1.2 lampu pijar


2. Bola lampu
Selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut
dengan bola lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk

2
SNI 03-6575-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung.
Badan Standardisasi Nasional. 2001. Diakses 19-11-2017, pukul 10:27

4|Page
bola, bentuk jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola lampu antara lain
yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning.3
3. Gas pengisi
Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun
belakangan diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton,
dan xenon atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen
tidak teroksidasi. Konstruksi lampu halogen juga menggunakan prinsip yang sama
dengan lampu pijar biasa perbedaannya terletak pada gas halogen yang digunakan
untuk mengisi bola lampu.4
4. Kaki lampu
Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet
yang dapat dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet), diikuti
dengan angka yang menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter seperti
E27 dan E14.
5. Operasi
Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor.
Saat dialiri arus listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara
2800 derajat Kelvin hingga maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan
warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning
kemerahan. Pada temperatur yang sangat tinggi itulah filamen mulai
menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasatmata. Hal ini sejalan
dengan teori radiasi benda hitam.
Indeks renderasi warna menyatakan apakah warna obyek tampak alami
apabila diberi cahaya lampu tersebut dan diberi nilai antara 0 sampai 100. Angka
100 artinya warna benda yang disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya.
Indeks renderasi warna lampu pijar mendekati 100.

3
SNI 04-1704-1989 Persyaratan Keamanan Lampu Berfilamen Tungten Untuk Penerangan
Rumah Tangga Dan Penerangan Umum Yang Sejenis. Badan Standardisasi Nasional. 2006.
Diakses 19-11-2017, pukul 10:49
4
(en)Klipstein, Donald L, (2006).”The Great Internet Bulb Book, Part I” Diakses 19-11-2017,
pukul 10:54

5|Page
Gambar 1.3. Foto filamen lampu pijar 200 Watt yang diperbesar.

6. Lampu putus
Karena temperatur kerja filamen lampu pijar yang sangat tinggi, lambat
laun akan terjadi penguapan pada filamen. Variasi pada resistansi sepanjang
filamen akan menciptakan titik-titik panas pada posisi dengan nilai resistansi
tertinggi. Pada titik-titik panas tersebut filamen wolfram akan menguap lebih
cepat yang mengakibatkan ketebalan filamen akan semakin tidak merata dan nilai
resistansi akan meningkat secara lokal ini akan menyebabkan filamen pada titik
tersebut meleleh atau menjadi lemah lalu putus.
Variasi diameter sebesar 1% akan menyebabkan penurunan umur lampu
pijar hingga 25%. Selain menyebabkan putusnya lampu, penguapan filamen
wolfram juga menyebabkan penghitaman lampu. Elemen wolfram yang menguap
pada lampu pijar akan mengendap pada dinding kaca bola lampu dan membentuk
efek hitam.5

7. Efisiensi
Efisiensi lampu atau dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus,
adalah nilai yang menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya
dan dinyatakan dalam satuan lumen per Watt. Kurang lebih 90% daya yang
digunakan oleh lampu pijar dilepaskan sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang
dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata.

5
“Buku Informasi Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan Sistem Lampu Depan”. Badan Pelatihan
Nasional. 2002.

6|Page
Pada tegangan 120 volt, nilai keluaran cahaya lampu pijar 100W biasanya
adalah 1.750 lumen, maka efisiensinya adalah 17,5 lumen per Watt. Sementara itu
pada tegangan 230 volt seperti yang digunakan di Indonesia, nilai keluaran lampu
pijar 100W adalah 1.380 lumen atau setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini
sangatlah rendah bila dibandingkan dengan nilai keluaran sumber cahaya putih
"ideal" yaitu 242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt untuk cahaya pada
panjang gelombang hijau-kuning di mana mata manusia sangatlah peka. Efisiensi
yang sangat rendah ini disebabkan karena pada temperatur kerja, Filamen wolfram
meradiasikan sejumlah besar radiasi inframerah.6

6
“LHE, Hematkah?”. Lembaga Penelitian Dan Kajian Teknik Aplikatif Universitas Gadjah Mada.
2009. Diakses 19-11-2017, pukul 11:13

7|Page
BAB III PEMBAHASAN

A. SEJARAH SEBELUM ADANYA LAMPU


ELEKTRIK
1. Lampu Non-Elektrik

Yang dimaksud dengan lampu non-elektrik adalah lampu yang bisa


menerangi tanpa perlu menggunakan energi listrik. Lampu non-elektrik pertama
ditemukan pada tahun 70.000 SM oleh para nenek moyang. Cara pembuatannya
adalah batu cekung, kerang, atau bahan alami apa pun yang ada diisi dengan
lumut atau bahan lain. Lumut tersebut dibasahi dengan lemak binatang dan
dinyalakan.

Manusia mulai meniru bentuk-bentuk alamiah melalui tembikar buatan


manusia, batu pualam putih, dan lampu-lampu metal. Kemudian manusia belajar
menambahkan sumbu untuk mengatur nyala api. Sekita abad ke-7 SM,
masyarakat Yunani Kuno sudah menggunakan teknologi lampu terakota untuk
menggantikan obor. Kata lampu sendiri berasal dari bahasa Yunani /lampas / yang
berarti obor.

Gambar 2.1 lampu minyak tanah liat India kontemporer sederhana


2. Lampu minyak

Perkembangan selanjutnya dalam sejarah lampu terjadi di abad 18. Saat itu
manusia menemukan alat pembakar sentral, ini adalah sebuah kemajuan yang
signifikan pada desain lampu. Bahan bakar lampu disimpan dengan ketat di dalam

8|Page
besi, dan sebuah pipa metal yang dapat disetel digunakan untuk mengatur
intensitas pembakaran bahan bakar dan intensitas cahaya yang dihasilkan. Di abad
yang sama, corong asap kaca kecil ditambahkan pada lampu untuk menjaga nyala
api dan mengatur aliran udara ke nyala api tersebut.

3. Bahan bakar penerangan


Zaman dahulu, bahan bakar untuk lampu non-elektrik adalah minyak
zaitun, lilin tawon lebah, minyak wijen, minyak paus, minyak kacang, dan
minyak-minyak lainnya. Bahan-bahan bakar tersebut lazim digunakan sampai
akhir abad ke-18.

Pada tahun1859, pengeboran minyak petroleum mulai sering dilakukan.


Alhasil, lampu kerosin menjadi populer. Lampu seperti ini pertama kali digunakan
di Jerman. Lampu berbahan bakar batu bara dan gas alam juga menjadi semakin
marak digunakan.

B. SEJARAH LAMPU ELEKTRIK

Lampu elektrik pertama di dunia ditemukan oleh Edison, setelah berkali-


kali gagal dalam percobaan. Edison mematenkan penemuannya pada 1879. Ide
lampu sebenarnya sudah berusia 70 tahun sebelum Edison mematenkannya. Sir
Humpry Davy adalah orang pertama yang mendemonstrasikan dua batang karbon
yang memercikkan cahaya. Hanya saja, cahaya yang dihasilkan terlalu terang,
seperti percikan cahaya saat mengelas besi. Selain itu, lampu ini membutuhkan
sumber listrik yang terlalu besar.

Lampu Davy masih bisa Anda lihat saat ini di konser musik atau
pembukaan toko baru yang meriah. Banyak ilmuwan tertarik pada penemuan
Davy. Mereka berusaha memecah cahaya yang terlalu terang itu. Salah satu
caranya adalah dengan mengalirkannya melalui suatu material. Hanya saja,
material tersebut akan termakan oleh listrik yang berpijar. Untuk mengatasinya
maka perlu membatasi kontak antara listrik pijar dengan oksigen. Di situlah
muncul ide untuk mengurungnya dalam bola.

9|Page
Pada 1841, Frederick DeMoleyns mematenkan bohlam yang terbuat dari
campuran platina dan karbon. Empat tahun berikutnya, J.W. Starr mematenkan
bohlam vakum dengan bahan pembakar karbon. Kemudian, banyak orang
berusaha memvakum bohlam menggunakan material lain, kadang dengan bentuk
yang berbeda. Penemuan mereka berhasil di laboratorium tetapi tidak bisa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada 1878, Thomas Alva Edison bergabung dalam kompetisi pembuatan


bohlam yang efektif dan efisien. Sebelumnya, Edison sudah terkenal sebagai
penemu telegraf dan fonograf. Pada Oktober, dia mengumumkan bahwa dia sudah
mampu mengatasi permasalahan bohlam. Pengumuman itu terlalu dini, Edison
memang sudah punya gagasannya, tetapi dia belum sempat menyempurnakannya.
Bicara memang lebih mudah ketimbang melakukannya. Itulah yang terjadi. Dalam
usaha menyempurnakan gagasannya, Edison gagal terus. Edison mengajak
Francis Upton, dari Universitas Princeton, bergabung dalam penelitiannya.
Mereka mulai mendaftar percobaan gagal yang dilakukan orang lain dan
menghindari cara-cara tersebut. Mereka juga mendaftar sifat-sifat material yang
telah digunakan dan mencari material yang tepat. Mereka menemukan bahwa
pembakar yang tepat adalah material yang memiliki hambatan besar. Material
dengan hambatan besar tidak menghabiskan banyak listrik. Mereka mulai
menyeleksi semua material yang memiliki hambatan besar.

Sejarah Lampu Bohlam Pertama Pada Oktober 1879, setahun setelah


pengumuman gagasannya, Edison menggunakan kapas yang dikarbonasi sebagai
pembakar. Lampu itu menyala, tetapi hanya mampu bertahan 13 jam. Itulah
lampu yang diklaim sebagai bohlam pertama. Dalam pengembangannya, Edison
menemukan bahwa bambu Jepang yang dikarbonasi merupakan material yang
paling tepat sebagai pembakar. Material ini kemudian dikenal sebagai filamen.
Bohlam yang menggunakan filamen bertahan sampai 600 jam. Jika ada
pertanyaan siapa penemu bohlam pasti jawabannya "Thomas Alfa Edison"
sebagai penemu bohlam. Hal ini tidak sepenuhnya tepat karena sudah banyak
orang yang menemukan bohlam. Hanya saja, Edison menemukan bohlam yang
bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik yang efisien.

10 | P a g e
C. PERKEMBANGAN LAMPU DAN JENIS-
JENISNYA

Perkembangan Jenis-Jenis Lampu Kini kita dapat menikmati terangnya


cahaya lampu setelah berbagai ilmuwan berjuang mencatat sejarah lampu. Saat ini
setidaknya ada 4 jenis lampu yang biasa digunakan oleh manusia, yaitu:

1. Lampu Pijar (Incandescent lamp)


Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen
tungsten yaitu semacam kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas nitrogen,
argon, kripton, hidrogen dan sebagainya. Lampu ini paling sering dipakai karena
harganya relatif murah, dan cahaya nya kuning, tetapi hanya bertahan hingga
1.250 jam atau 3-4 bulan dengan rata-rata pemakaian 10 jam sehari. Selain itu
lampu pijar menggunakan energi listrik cukup besar dan boros energi.

Gambar 3.1 lampu pijar

Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang


ditimbulkannya. Warna kuning lampu pijar terasa hangat. Namun yang membeli
lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga tidak sedikit. Sebaiknya kita
memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun hanya bertahan 3-4
bulanan saja.

11 | P a g e
2. Lampu TL (Fluorescent)

Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon
bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral
atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk
pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu TL lebih
hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL
yang baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun
pemakaian, harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL
yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak
bermunculan merk lampu 'hemat energi' yang murah, namun kualitasnya rendah).

Gambar 3.2 variasi dan bentuk lampu TL dengan fitting ulir.

Gambar 3.3 Lampu TL dengan fitting khusus untuk lampu TL yang panjang.

12 | P a g e
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon
lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis
lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya
ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga
dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall,
serta tempat-tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat
energi.

3. Lampu Halogen

Gambar 3.4 lampu halogen

Lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk


memperkuat cahaya yang keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada
pula yang dengan jenis fitting biasa.
Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah
lampu yang cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu untuk
menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk digunakan sebagai
penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat
seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu ini
sebenarnya merupakan lampu filamen yang sudah berhasil dikembangkan menjadi
lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt) yang relatif sama.
4. Lampu LED
LED adalah singkatan dari Light-Emitting Diode. Lampu ini merupakan
sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya

13 | P a g e
berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang
merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik
yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED terasa
dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu
LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-
warna lainnya.

Gambar 3.5 varian lampu LED

Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu
lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu LED 4
watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt, harganya masih
sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan bagi Anda
yang memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga
menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari
biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga 20an tahun.

Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam 20


tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar. Dengan asumsi
harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-, maka biaya yang harus dikeluarkan
dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah Rp360.000,- tentunya lebih
menarik untuk menggunakan lampu LED. Adapun saat ini, terdapat juga lampu
LED sekitar 3 watt setara bohlam 20an watt 'made in China' yang murah meriah
seharga sekitar Rp 30an ribu, namun jangka keawetannya belum dijamin dengan
baik.

14 | P a g e
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data pembahasan pada makalah ini, dapat di ambil beberapa kesimpulan,
yaitu:
1. Sebelum adanya lampu pijar, dulu sudah ada lampu api.
2. Dapat diketahui bahwa ide pertama tentang lampu bukan dari Edison.
3. Sebelum Edison sudah ada yang melakukan percobaan membuat
sebuah lampu. Seperti: Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus
listrik dapat memanaskan seuntai logam tipis hingga menyala putih.
Lalu, Warren De la Rue merancang sebuah lampu dengan cara
menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam sebuah
tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya saja, harga
logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan
penemuan ini lebih lanjut dan juga kurang efisiensi.
4. Sudah banyak orang yang menemukan bohlam/lampu. Hanya saja,
Edison menemukan bohlam yang bisa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dengan konsumsi listrik yang efisien.
5. Di jaman sekarang beberapa penggunaan lampu pijar lebih
memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah untuk
pemanas kandang ayam dan pemanas inframerah dalam proses
pemanasan di bidang industri.
6. Di jaman sekarang lampu bohlam Edison kurang efisien dibanding
dengan lampu sekarang yang lebih efisien.
7. Model lampu sekarang bermacam-macam dengan kegunaan yang
berbeda-beda.

B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, mohon dimaklumi
jika ada kesalahan penulisan dan mohon untuk para pembaca memberi masukan.
Agar makalah ini dapat diperbaiki sehingga menjadi lebih baik.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu Diakses pada 18 November 2017, pukul 16:23


WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar Diakses pada 18 November 2017, pukul


16:37 WITA

http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/05/macam-macam-jenis-
lampu.html Diakses pada 18 November 2017, pukul 16:48 WITA

Ahira, Anna dalam http://www.anneahira.com/sejarah-lampu.htm Diakses pada


18 November 2017, pukul 19:24 WITA

http://www.astudioarchitect.com/2011/11/mengenal-jenis-jenis-lampu-pijar.html
Diakses pada 18 November 2017, pukul 19:36 WITA

16 | P a g e
MATERIAL PENYUSUN

LAMPU PIJAR

Oleh:

Nama : Al Mahdali

NIM : D032171013

Prodi : Teknik Elektro

Konsentrasi : Teknik Komputer Kendali dan Elektronika

Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin

2017

17 | P a g e

You might also like