Indonesia merupakan contoh penting dalam membahas permasalahan
penyelanggaraan negara yang buruk, mengingat lika-liku perjalanan panjangnya dari waktu ke waktu. Pada awal tahun 1950, banyak Negara yang baru merdeka menjadi kacau balau bersamaan dengan pemerintahan yang lemah dan terpecah belah (walaupun umumnya bersifat demokratis) serta pertumbuhan ekonomi yang lemah. Gabungan kesulitan ekonomi dan politik ini, diakibatkan oleh Pendiri Negera, Soekarno, yang menjalankan pemerintahan otoriter. Kekacauan kediktatorannya hanya menambah permasalahan negara dan seringkali memberikan efek buruk pada bidang ekonomi. Pada fase akhir tahun 1950 sampai dengan pertangahan 1960, Indonesia dalam banyak hal merupakan contoh utama dari akibat penurunan yang berbahaya dari pemetintahan yang buruk dan ekonomi yang bermasalah. Pada akhirnya situasi ini merambat luas sampai militer menentang Soekarno dan mengklaim kekuasaan untuk pihaknya sendiri. Kemudian, dalam jeda masa lampau, otoriter yang kuat dan sistematis diberlakukan, memberi jalan bagi Orde Baru Soeharto menciptakan stabilitas di Indonesia. Situasi ini menjadi jalan bagi kebijakan pertumbuhan ekonomi yang kuat untuk mendorong ledakan dan transformasi industri, sebelum akhirnya rezim jatuh di tengah pergolakan krisis keuangan Asia. Baru-baru ini kita menyaksikan Indoensia kesulitan untuk membangun kembali kekuatan ekonomi dan politik dalam keadaan yang sangat menantang.
Dilihat secara keseluruhan, catatan pertumbuhan Indonesia tersebut memberikan
gambaran yang penting tentang bagaimana penyelenggaraan nagara yang buruk dapat dengan mudah masuk ke situasi yang lebih mengerikan dan bagaimana situasi genting sekalipun dapat terselamatkan. (Pada tahun 1964 atau awal tahun 1965, tidak satu pun pihak dari dalam maupun luar Indonesia dapat menduga bahwa dalam beberapa tahun Indonesia akan menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat). Akan tetapi model yang sangat begitu suksesnya dalam istilah perekonomian, dan untuk jangka waktu yang panjang, tidak dapat menahan