You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh seluruh

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya Salah satu upaya pokok pembangunan kesehatan yaitu

menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan primer dan sekunder

maupun upaya kesehatan tersier yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat.

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya

pencegahan/preventif, dan peningkatan kesehatan/promotif bagi segenap warga negara

Indonesia, tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit/kuratif, dan pemulihan

kesehatan /rehabilitatif (Depkes RI, 2009).

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan didukung dengan ketersediaan

berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dan

fasilitas pelayanan umum yang layak merupakan tanggung jawab negara dan setiap

orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Undang-

undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Pasal 34 ayat 3 (Depkes RI, 2009). Salah satu sarana

atau fasilitas pelayanan kesehatan adalah rumah sakit, dalam undang-undang Nomor 44

tahun 2009 tentang rumah sakit tercantum bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

RSUD R SYAMSUDIN SH merupakan rumah sakit pusat rujukan terbesar di

Sukabumi. Memiliki segala fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan gawat

1
darurat, bedah, rawat jalan, dan rawat inap. Salah satu unit yang menampung paling

banyak pasien adalah unit rawat inap, dengan berbagai jenis bangsal perawatan.

Diantaranya bangsal perawatan maternitas untuk ibu nifas, yaitu ruang Mawar Merah.

Ruang Mawar Merah adalah suatu unit perawatan yang merawat klien untuk masa

pemulihan masa post partum dan klien yang mengalami gangguan reproduksi.

Di ruangan ini, mayoritas pasien post partum baik fisiologis maupun sectio

caesarea. Pasien post partum dan post op sectio caesarea harus di observasi sedini

mungkin mengenai berbagai komplikasi sebagai akibat dari post partum normal ataupun

tidak karena ibu dengan status post partum sangat beresiko sekali mengalami nyeri dan

terkena infeksi terlebih ibu dengan luka post op sc. Ibu yang mengalami post op sectio

caesarea pada dasarnya merasakan nyeri setelah dilakukan insisi bedah. Nyeri

merupakan masalah utama dalam perawatan pasca operasi yang berupa pengalaman

sensori dan emosinal yang tidak menenangkan akibat dari kerusakan jaringan.

Strategi penatalaksanaan nyeri mencakup pendekatan farmakologi dan

nonfarmakologi. Salah satu strategi pendekatan nonfarmakologi adalah dengan

manajemen nyeri seperti reelaksasi dan distraksi yang biasa diterapkan oleh perawat

ruangan. Adapun bagian dari manajmen nyeri adalah dengan imaginasi terbimbing.

Imaginasi terbimbing adalah penciptaan khayalan dengan tuntutan yang merupakan

suatu bentuk pengalihan fasilitator yang mendorong pasien untuk memvisualisasikan

atau memikirkan pemandangan atau sensasi yang menyenangkan untuk mengalihkan

perhatian menjauhi nyeri. Dalam imajinasi terbimbing, pasien menciptakan pesan dalam

pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap, pasien kurang

merasakan nyeri. Tujuan dari tehknik imajinasi terbimbing adalah untuk mencapai

relaksasi dan kontrol. Imajinasi seseorang yang dirancang secara khusus untuk mencapai

efek positif tertentu untuk relaksasi dan meredakan nyeri yang dapat dilakukan dengan

2
menggabungkan nafas berirama lambat dengan suatu bayangan mental relaksasi dan

kenyamanan. Dengan mata terpejam, pasien diinstruksikan untuk membayangkan bahwa

dengan setiap nafas yang di ekshalasi secara lambat, ketegangan otot dan ketidaknyaman

dikeluarkan. Banyak pasien mulai mengalami efek rileks dari imajinasi terbimbing

setelah mencobanya. Biasanya setelah nyeri berkurang, ibu bisa melakukan ambulasi

dini dengan efektif tanpa ada nyeri yang mengganggu.

Selain manajemen nyeri pada ibu post op SC, Pemberian air susu ibu (ASI)

sangat penting bagi tubuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan

kecerdasan bayi. Oleh karena itu pemberian ASI perlu mendapatkan perhatian para ibu

dan tenanga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar (Afifah,

2007). Selain itu, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi (Nurmiati,

2009).

Pemberian ASI eksklusif adalah langkah awal bagi bayi untuk tumbuh sehat dan

terciptanya sumber daya manusia yang tangguh, karena bayi tidak saja akan lebih sehat

dan cerdas, tetapi juga akan memiliki emotional quation (EQ) dan sicial quation (SQ)

yang lebih baik (Sentra Laktasi Indonesia,2007). Berdasarkan laporan penelitian 500

penelitan. The Egency For Healthcare Research And Quality menyatakan bahwa

pemberian ASI behubungan dengan pengurangan resiko terhadap otitis media, diare,

infeksi saluran pernafasan bawah dan enterokolitis nekrotikans (Massachusetts

Departement Of Public Health Bureau Pf Family Helath And Nutrition, 2008). Namun

pada kenyataannya, pengetahuan masayarakat tentang ASI eksklusif masih sangat

kurang, misalnya ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang baru

berumur beberapa hari atau beberapa minggu seperti memberikan nasi yang dihaluskan

atau pisang. Kadang-kadang ibu mengatakan air susunya tidak keluar atau keluarnya

3
hanya sedikit pada hari pertama kelahiran bayinya, kemudia membuang ASI tersebut

dan menggatikannya dengan madu,gula, mentega, air atau makanan lain.


Di negara berkembang,lebih dari sepuluh juta balita meninggal dunia pertahun

2/3 dari kematian tersebut terkait dengan masalah gizi yang sebenarnya dapat

dihindari. Penelitian di 42 negara berkembang menunjukan bahwa pemberian ASI

secara eksklusif selam 6 bulan merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang

mempunyai dampak pisitif terbesar untu menurunkan angka kematian balita. Yaitu

sebesar 13%.pemberian makan pendamping ASI yang dapat menurunkan angka

kematian balita sebesar 6%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perilaku

memberikan ASI secara eksklusif pada bayi sejak lahir hingga6 bulan dapa

menurunkan angka kematian 30.000 bayi di Indonesia tiap tahunnya (Sentra Laktasi

Indonesia, 2007).

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 1 Mei 2018, terdapat beberapa

masalah yang ada di ruang Mawar Merah, Belum optimalnya pengelolaan rasa nyeri

pada pasien post SC dan episiotomy dan Posisi saat pemberian ASI atau saat menyusui.

Berdasarkan paparan diatas maka kelompok akan melakukan rencana tindak

lanjut dari masalah manajemen yang ditemukan, serta melengkapi dan menjalankan

intervensi yang telah disusun oleh kelompok bersama dengan preseptor dan perawat

ruangan.

B. Tujuan Pelaporan

1. Tujuan Umum

Menerapkan proses tahap manajemen operasional pelayanan keperawatan di ruang

Mawar Merah RSUD R SYAMSUDIN SH Kota Sukabumi

4
2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktek selama 14 hari praktisi keperawatan mampu:

a. Melakukan kajian terfokus pelayanankeperawatan di Ruang Mawar Merah

RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi


b. Merumuskan masalah sesuai dengan data kajian yang ditemukan di Ruang

Mawar Merah RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi


c. Merumuskan planning of action yang sesuai dengan masalah yang di dapat di

Ruang Mawar Merah RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi.

You might also like