You are on page 1of 245

IMPLEMENTASI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN,

MANAJER, DAN SUPERVISOR DI SLB NEGERI 1 BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Victoria Wikanti Widaninggar
11101244008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2015

i
MOTTO

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan kamu mau
mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
(1 Petrus 5:2)

Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi.Tindakan tanpa visi hanyalah


membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia.
(Joel Arthur Barker)

WE CAN IF WE THINK WE CAN


(Anonim)

v
PERSEMBAHAN

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa beserta alam semesta
yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini
sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi
Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Karya ini saya
persembahkan untuk :

1. Simbah putriku, Anna Saniyah Sahid.


2. Kedua orang tuaku, Drs. Agung Endratmoko & MM. Siti Nuraheni, S.Pd
3. Almameter Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Dunia Pendidikan di Indonesia.

vi
IMPLEMENTASI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN,
MANAJER, DAN SUPERVISOR DI SLB NEGERI 1 BANTUL

Oleh
Victoria Wikanti Widaninggar
NIM 11101244008

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui implementasi peran kepala sekolah
sebagai pemimpin; 2) mengetahui implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer,
dan; 3) mengetahui implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor di SLB Negeri
1 Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.Informan penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan orang tua
siswa.Data dikumpulkan melalui wawancara tidak struktur, observasi, dan dokumentasi
dengan instrumen penelitian pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman
dokumentasi.Uji keabsahan data dengan triangulasi. Analisis data menggunakan model
Miles dan Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer,
dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul adalah sebagai berikut. (1) Implementasi peran
kepala sekolah sebagai pemimpin telah dilaksanakan dengan memberikan keteladanan
dalam hal kedisplinan menggunakan waktu dan menjalankan tugas, memiliki visi ke
depan bagi SLB Negeri 1 Bantul, mendorong kemauan kuat dan semangat melalui
keteladanan yang diberikan secara nyata di sekolah, memberikan pengarahan dan
bimbingan bagi personil secara langsung maupun tidak langsung, menjalin komunikasi
yang membangun dengan guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, mitra sekolah dan
masyarakat sekitar sekolah dan mengambil keputusan secara tepat bersama personil
sekolah. (2) Implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer telah dilaksanakan
dengan melaksanakan perencanaan program dan kegiatan, menggunakan strategi dalam
mengelola sumber daya sekolah, mengorganisasi dan mendayagunakan seluruh sumber
daya yang ada di sekolah dengan memanfaatkan struktur organisasi yang dibentuk beserta
pembagian tugas, mendorong keterlibatan seluruh personil sekolah, mengembangkan
potensi yang dimiliki sekolah, dan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah. (3) Implementasi peran kepala sekolah
sebagai supervisor telah dilaksanakan melalui pelaksanakan fungsi supervisi dibantu oleh
koordinator PKG/PKB yaitu tim asesor perwakilan dariguru. Teknik supervisi yang
digunakan tim asesor adalah observasi kelas setiap satu semester sekali. Kegiatan
supervisi secara insindental dan rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah ialah kunjungan
kelas dengan berkeliling mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru di
sekolah. Hasil tindak lanjut dari kegiatan supervisi adalah berupa nilai dan hasil temuan
kekurangan kinerja guru dalam mengajar yang selanjutnya akan dijadikan dasar
perencanaan pelaksanaan diklat untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

Kata kunci: peran kepala sekolah, pemimpin, manajer, supervisor

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi ini. Tujuan penulisan akhir skripsi sebagai syarat dalam
menyelesaikan jenjang Strata 1 (S1) pada program studi Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa
tugas akhir skripsi dapat terselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada.
1. Dr. Haryanto, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan
penelitian.
2. Dr. Cepi Safruddin A J, M.Pd, Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Suyud, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir skripsi
ini.
4. Penguji Utama Bapak Hermanto, M.Pd dan Sekretaris Penguji Bapak
Slamet Lestari, M.Pd yang telah meluangkan waktu dan tenaga
memberikan koreksi dan perbaikan terhadap hasil penelitian saya.
5. Dr. Udik Budi Wibowo sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dalam menjalani perkuliahan.
6. Para dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Program Studi Manajemen
Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan wawasannya.
7. Orang tua, kakak, adek, dan teman-teman dekat penulis, yang senantiasa
memberikan doa dan dorongan sehingga terselesaikan tugas akhir skripsi
ini.
8. Bapak Muh. Basuni, M.Pd selaku Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Bantul,
beserta Bapak dan Ibu Guru Karyawan dan orang tua siswa SLB Negeri 1

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii


HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv


HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii


KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x


DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 10


C. Batasan Masalah ........................................................................................ 11

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12


F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 14


A. Kepemimpinan ......................................................................................... 14
1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................... 14

2. Fungsi Kepemimpian ........................................................................... 15


3. Kepemimpinan Efektif ......................................................................... 19

4. Kepemimpinan Pendidikan .................................................................. 23

x
B. Perbedaan Manajer dan Pemimpin ............................................................ 25

C. Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................................................ 28


1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................... 28

2. Peran Kepala Sekolah .......................................................................... 32

3. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin ...................................................... 34


a. Pengertian Pemimpin ....................................................................... 34

b. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin ....................................... 34

4. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ......................................................... 37


a. Pengertian Manajer .......................................................................... 37

b. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer .......................................... 38


5. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .................................................... 41

a. Pengertian Supervisor ...................................................................... 41

b. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ...................................... 42


D. Pendidikan Khusus .................................................................................... 46

1. Pengertian Pendidikan Khusus ............................................................. 46


2. Anak Berkebutuhan Khusus ................................................................. 48

3. Jenis Anak Berkebutuhan Khusus ........................................................ 49


4. Sistem Layanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus ............ 49

E. Penelitian Relevan ..................................................................................... 53

F. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 54

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 56


A. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 56

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 56


C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 57

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...................................................... 58


E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 59

F. Uji Keabsahan Data Penelitian ................................................................. 62

xi
G. Teknik Analisis Data Penelitian ............................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 62


A. Deskripsi Umum Penelitian ...................................................................... 65

1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................... 65

2. Struktur Organisasi SLB Negeri 1 Bantul ............................................ 68


3. Personalia Penanggungjawab SLB Negeri 1 Bantul ....................... 69

4. Jumlah Siswa SLB Negeri 1 Bantul ..................................................... 70


5. Jumlah Guru, Tenaga Kependidikan, dan Tenaga Ahli/ Konsultan
dan Paramedis SLB Negeri 1 Bantul .................................................... 71

6. Profil Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Bantul ........................................ 71


B. Hasil Penelitian ........................................................................................ 73

1. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin ............................... 75


a. Memberikan teladan baik bagi peronil sekolah ............................... 75

b. Merumuskan dan memahami visi, misi, dan tujuan sekolah ........... 79

c. Mendorong kemauan kuat dan semangat terhadap personil


sekolah.............................................................................................. 82
d. Memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap personil
sekolah.............................................................................................. 86
e. Menjalin komunikasi yang membangun terhadap personil
sekolah.............................................................................................. 88
f. Mengambil keputusan secara tepat .................................................. 92
2. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Manajer ................................. 94
a. Merencanakan program dan kegiatan sekolah ................................. 96

b. Menggunakan strategi dalam mengelola sumber daya sekolah,


program, dan kegiatan sekolah ......................................................... 97
c. Mengorganisasikan dan mendayagunakan seluruh sumber daya
yang ada di sekolah .......................................................................... 98
d. Mendorong keterlibatan seluruh personil dalam menjalankan
tugas masing-masing ...................................................................... 100

e. Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sekolah .................... 102

xii
f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan sekolah ............................................................................. 110
3. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor............................. 111

a. Melaksanakan perencanaan supervisi akademik ........................... 112

b. Melaksanakan supervisi akademik ................................................. 112


c. Melakukan tindak lanjut dari hasil supervisi akademik ................. 115

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 115

1. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin............................... 116


2. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Manajer.................................. 124

3. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor.............................. 130


D. Keterbatasan Peneliti............................................................................... 132

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 133


A. Kesimpulan ............................................................................................. 133

B. Saran ........................................................................................................ 135

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 136


LAMPIRAN ........................................................................................................ 138

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Analisis data model Miles Huberman .................................................. 63

Gambar2. Bagan Struktur Organisasi SLB Negeri 1 Bantul ................................ 68

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Peran Manajer dan Pemimpin ............................................... 27


Tabel 2.Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian Imlementasi Peran Kepala
Sekolah sebagai Pemimpin, Manajer, dan Supervisor ............................ 60
Tabel 3. Rekap Jumlah Siswa TKLB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelamin ........... 70

Tabel 4.Rekap Jumlah Siswa SDLB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelamin ............ 70

Tabel 5.Rekap Jumlah Siswa SMPLB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelamin ......... 70
Tabel 6.Rekap Jumlah Siswa SMALB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelamin ........ 71

Tabel 7. Rekap Jumlah Guru, Tenaga Kependidikan, dan Tenaga Ahli/


Konsultan dan Paramedis SLB Negeri 1 Bantul Tahun 2013 ................. 71
Tabel 8. Kualifikasi Akademik Kepala Sekolah ................................................... 72

Tabel 9.Pengalaman Mengajar Kepala Sekolah.................................................... 72


Tabel 10.Pengalaman Mendapat Tugas Tambahan .............................................. 72

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin dan Surat Keterangan Penelitian .................................... 138

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 142

Lampiran 3. Pedoman Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi ................. 147


Lampiran 4 Analisis Data ................................................................................... 154

Lampiran 5. Prestasi Siswa SLB Negeri 1 Bantul .............................................. 210

Lampiran 6. Notulen Rapat ................................................................................ 213


Lampiran 7. Dokumentasi Foto........................................................................... 223

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan wacana yang tidak pernah habis dibicarakan di negera

seperti Indonesia. Berbicara mengenai pendidikan sekolah, sama halnya berbicara

mengenai kehidupan. Pendidikan, menurut Benni Setiawan (2006:63) merupakan

proses yang dilakukan setiap individu menuju kearah yang lebih baik sesuai

dengan potensi kemanusiaan. Proses ini hanya akan berhenti ketika nyawa sudah

tiada di dalam raga manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan

manusia (humanizing human being). Proses ini merupakan bagian dari suatu

aktivitas yang sadar akan tujuan.

Sekolah dalam hal ini pendidikan menempati posisi yang sangat sentral dan

strategis dalam membangun kehidupan secara tepat dan terhormat. Dalam

Undang-Undang Dasar 1945 pun diatur hak warga negara untuk memperoleh

pengajaran. Setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan,

baik secara formal, informal maupun non formal, sehingga pada gilirannya ia akan

memiliki mental, akhlak, moral dan fisik yang kuat serta menjadi manusia yang

berbudaya tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya

di dalam masyarakat. Implementasinya seluruh warga negara Indonesiatanpa

terkecuali berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya,

oleh karena itu negara berperan dalam memberikan peluang dengan

menyelenggarakan pendidikan yang dibutuhkan oleh setiap warga negara.

Tetapi pada kenyataan di lapangan belum seluruh warga negara mengenyam

pendidikan, termasuk di dalamnya adalah warga negara yang memiliki kelainan

1
fisik, emosional, mental, dan sosial. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 2

menyebutkan bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,

mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

Pemerintah mendefinisikan pendidikan khusus seperti tertuang pada Pasal 32 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

sebagai berikut, pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan

fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa. Pengertian pendidikan khusus yang sama berasal dari Pemerintah sesuai

dengan Pasal 127 Peraturan Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan yaitu, pendidikan khusus merupakan pendidikan

bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Menurut Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani (2013:19) Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 merupakan penjabaran dari Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dilihat dari kedua

pengertian yang sama berkenaan dengan pengertian pendidikan khusus sebagai

ciri bahwa pemerintah telah konsisten dalam konsep atau sebutan/ peristilahan

yang dapat dijadikan acuan oleh semua pihak yang menangani pendidikan seperti

pemerintah daerah, dinas pendidikan, perguruan tinggi, sekolah atau setiap satuan

pendidikan dan masyarakat. Secara teknis operasional Pendidikan Khusus diatur

2
dalam Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Standar Operasional Pendidikan Khusus.

Sekolah sebagai tempat bagi anak didik melakukan kegiatan belajarnya.

Tujuan terpenting sekolah adalah memberi pertolongan bagi anak untuk dapat

mendidik dirinya sendiri. Sekolah merupakan tempat membentuk pribadi dan

mempersiapkan kehidupan dewasa anak sehingga dapat berintegrasi dalam

masyarakat. Pendidikan khusus bertujuan untuk membantu peserta didik yang

memiliki keterbatasan dalam mengikuti proses pembelajaran karena ia

menyandang kelainan fisik, psikis dan kelainan perilaku agar sebagai pribadi

ataupun sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik

dengan hubungan sosial, budaya, dan alam sekitar atau dapat mengembangkan

kemampuan diri sehingga mampu terjun ke dalam dunia kerja.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kelainan dalam hal

fisik, mental, atau sosial. Sebagai individu yang memiliki kekurangan mereka

pada umumnya sering dibelaskasihani bahkan dipandang sebelah mata oleh

kebanyakan orang yang mengakibatkan anak berkebutuhan khusus cenderung

menutup diri dari lingkungannya dan merasa tidak percaya diri. Pandangan

masyarakat yang kurang positif terhadap anak berkebutuhan khusus justru akan

menambah beban permasalahan bagi para anak berkebutuhan khusus yang

memiliki keterbatasan. Sebenarnya dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada

pada anak berkebutuhan khusus harus disikapi secara positif agar mereka dapat

lebih mandiri dan juga mampu mengembangkan seoptimal mungkin potensinya

3
serta diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan,

masyarakat, serta pembangunan bangsa.

Dalam rangka memberdayakan dan memenuhi hak-hak bagi anak

berkebutuhan khusus, pengelolaan pendidikan khusus pun dituntut untuk dapat

memotivasi dan mengembangkan potensi anak didik dalam segala aspek

kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang ada dalam program-program sekolah

pengembangan potensi anak didik merupakan hal yang penting dari pelaksanaan

proses pembelajaran, guna membekali siswa kelak dalam kehidupan

bermasyarakat. Tantangan dalam pengelolaan pendidikan khusus di sekolah luar

biasa terkait dalam meningkatkan bidang-bidang pendidikan terkait dengan

kurikulum, kebijakan sekolah, profesionalisme ketenagaan, sarana prasarana, dan

manajemen sekolah. Hal ini didukung oleh Dedy dan Yani (2013) yang

memaparkan dalam bukunya masalah yang masih dihadapi dalam

penyelenggaraan pendidikan khusus di antaranya, rendahnya kualitas sekolah dan

pelayanan sepertibelum mencukupi guru dan tenaga pendidik, kurangnya

ketersediaan sarana-prasarana yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak didik,

tidak ada atau kurang tersedia tenaga psikolog dan dokter yang bekerja dan dapat

bekerjasama dalam rangka penyelenggaraan pendidikan khusus, kurangnya sistem

informasi manajemen, dan kurangnya biaya untuk sosialisasi, monitoring, dan

evaluasi penyelenggaraan pendidikan khusus. Dengan masih minimnya publikasi

dan sosialisasi menyebabkan masyarakat kurang mengetahui keberadaan sekolah

luar biasa.

4
Penyelenggaraan pendidikan khusus di sekolah luar biasa dapat terlaksana

apabila terdapat partisipasi dari masyarakat. Rendahnya masyarakat dalam

menyekolahkan anaknya yang memiliki kebutuhan khusus menjadi salah satu

penyebab belum meratanya pendidikan bagi anak yang memiliki kebutuhan

khusus. Kemudian terkait partisipasi anak didik yang memiliki kebutuhan khusus

bersekolah di sekolah luar biasa sangat dipengaruhi oleh faktor kesiapan dan

motivasi keluarga terutama dilihat dari latar belakang pendidikan, sosial, dan

ekonomi keluarga yang tergolong masih rendah. Adapun orang tua anak didik

yang hanya menyerahkan anak didik ke sekolah luar biasa dengan membayar dana

pendidikan dan menyerahkan pendidikan anak didik kepada lembaga. Peran

masyarakat dalam mendidik menjadi kurang karena mengandalkan lembaga

pendidikan yaitu sekolah luar biasa. Perlu adanya komunikasi efektif antara

lembaga pendidikan dan orangtua untuk mendidik anak didik yang memiliki

kebutuhan khusus agar mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan bersama.

Oleh karena itu dengan menyadari kenyataan banyak pemasalahan yang

dihadapi oleh penyelenggaraan sekolah luar biasa maka dibutuhkan pengelolaan

yang baik terhadap sumberdaya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan,

informasi, maupun sumber daya manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai

pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan. Sekolah

merupakan organisasi yang memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh

organisasi lainnya.Karena sifat lembaga sekolah yang kompleks maka diperlukan

koordinasi yang tinggi.Secara stuktural organisasi kedudukan kepala sekolah

disekolah adalah sebagai seorang pemimpin. Dalam hal ini kepemimpinan kepala

5
sekolah sangat berperan penting sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan

keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di sekolah yang

dilakukan oleh seluruh unsur sekolah.

Dikutip dari Mulyasa (2003) bahwa kepala sekolah harus mampu

melaksanakan pekerjaan dan fungsi pentingnya sebagai pemimpin pendidikan di

sekolah guna menciptakan situasi belajar dengan baik dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan. Dalam hal ini seorang kepala sekolah harus mampu

melaksanakan pekerjaan sebagai educator, manager, administrator, supervisor,

leader, innovator, motivator (EMASLIM). Semua peran tersebut harus dipahami

dan dilaksanakan dalam bentuk nyata oleh kepala sekolah. Melalui peran-peran

tersebut diharapkan dapat menjadi langkah kepala sekolah untuk mencapai mutu

dan kualitas sekolah. Kedudukan dan peran pemimpin dalam suatu organisasi

akan menentukan kinerja dan keefektifan organisasi yang dipimpin. Pemimpin

memegang peranan penting dalam menggerakkan dan memotivasi bawahan,

mengelola sumber daya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah dituntut untuk mengutamakan

pelaksanaan proses pendidikan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan

sebelumnya. Kepemimpinan menentukan seperti apa seharusnya masa depan

sekolah, mengarahkan visi, dan memberikan inspirasi untuk mewujudkannya.

Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin dalam pelaksanaan di lapangan belum

maksimal dikarenakan masih mengalami hambatan dalam menjalankan visi, misi,

dan tujuan yang telah ditetapkan sekolah. Adanya berbagai kendala disebabkan

dalam proses pencapaian tujuan melibatkan banyak komponen.Dengan masih

6
ditemui berbagai hambatan dalam mewujudkan tujuan sekolah menunjukkan

bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin bukan pusat kekuatan organisasi, namun

keberadaannya mutlak diperlukan karena tidak mungkin digantikan oleh fungsi

dan peran lain. Sehingga kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi

mereka demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada tenaga

pendidik, karyawan dan anak didik.

Kepedulian kepala sekolah dapat dilakukan dengan meyakinkan dan

memotivasi seluruh pesonil sekolah, orang tua anak didik, mitra sekolah, dan

pihak lain yang terkait untuk berperan ikut aktif terlibat mewujudkan keberhasilan

tujuan sekolah. Kepedulian seorang pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya

dapat dibangun melalui komunikasi yang terjalin secara akrab dan hangat. Kepala

sekolah harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Komunikasi kepala sekolah

merupakan bentuk interaksi agar mampu bekerja sama dengan orang yang

dipimpinnya. Akan tetapi masih ditemui guru dan karyawan yang belum

menyadari bahwa dalam perannya menjalankan tugas dengan sebaik

mungkinmenjadiserangkaian upayauntuk mewujudkan tujuan sekolah. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan kemampuan kepala sekolah dalam

kepemimpinannya untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengarahkan,

membimbing, dan memotivasi orang yang dipimpinnya.

Salah satu personil sekolah yang paling dibutuhkan demi keberlangsungan

pembelajaran di sekolah yakni guru.Guru merupakan komponen terpenting dalam

pendidikan karena merupakan ujung tombak dalam mendidik dan mengajar di

sekolah. Pembelajaran yang berlangsung berupa interaksi langsung antara guru

7
dan anak didik. Anak didik yang dihadapi guru memiliki berbagai macam

karakteristik terlebih anak didik yang berada di sekolah luar biasa yang

merupakan anak berkebutuhan khusus. Pasti akan ada berbagai kendala yang

dialami guru di dalam proses pelaksanaan belajar mengajar. Apalagi belum semua

guru di sekolah luar biasa mampu mendedikasikan dirinya sesuai panggilan jiwa

untuk dapat mendidik dan mengajar anak berkebutuhan khusus. Selain itu masih

juga ditemui guru yang belum termotivasi dalam mengembangkan kemampuan

profesionalnya dalam mengajar dan mendidik anak berkebutuhan khusus.

Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah sangat berperan penting dalam

memberdayakan guru yaitu antara lain memberikan motivasi, mendukung, dan

mengembangkan sumber daya tenaga pendidikan dengan melibatkan dan

memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme. Guru sebagai

tenaga pengajar di sekolah merupakan komponen sumber daya manusia yang

harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus. Potensi sumber daya guru

harus terus berkembang agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional.

Oleh karena itu diperlukan adanya supervisi akademik untuk mengawasi dan

memperbaiki proses belajar. Di lingkup sekolah kepala sekolah mempunyai peran

sebagai supervisor.Namun kepala sekolah masih belum optimal dalam

melaksanakan perannya sebagai supervisor jika dilihat dari guru belum

mendapatkan pembinaan dari kepala sekolah dan termotivasi dalam meningkatkan

mutu pengajaran.

Sekolah yang menjadi tempat penelitian memiliki kekhasan yang menarik bagi

peneliti yaitu SLB Negeri 1 Bantul. Fakta yang menarik yaitu mengenai

8
kepemimpinan kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul yang menyelenggarakan

pendidikan khusus yaitu sekolah luar biasa dari tingkat TKLB, SDLB, SMPLB,

dan SMALB dengan jenis layanan pendidikan luar biasa di antaranya autis,

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa yang dikepalai oleh satu kepala

sekolah. Mengingat bahwa anak didik secara individu memiliki kelainan masing-

masing yang berbeda kebutuhannya satu sama lain dari tiap jenjang pendidikan.

Jumlah anak didik secara keseluruhan di SLB Negeri 1 Bantul termasuk dalam

kategori banyak dan secara istimewa juga banyak mencetak prestasi dari tingkat

kabupaten, provinsi, nasional bahkan hingga taraf internasional di berbagai

cabang olahraga dan kesenian.

Berdasarkan observasi melalui wawancara dengan kepala sekolah SLB Negeri

1 Bantul terdapat hambatan dalam mengelola sumber daya sekolah yang sangat

besar. Sumber daya diantaranya mengelola sekolah yang merupakan bekas

SGPLB dengan luas tanah hampir tiga hektar yang berhubungan dengan penataan

dan pengelolaan sarana prasarana sekolah. Selain itu jumlah guru yang

banyakmenyebabkan keterbatasan kepala sekolah dalam memberikan pengarahan

secara individu dan terdapat beberapa guru yang akan memasuki masa pensiun.

Seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu mengelola sumber daya yang ada

di sekolah dengan segala keterbatasan yang ada. Terlebih kepala sekolah juga

mempunyai kesibukkan di luar sekolah. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk

mendalami mengenai implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin,

manajer, dan supervisor yang ada di SLB Negeri 1 Bantul. Terlebih belum ada

9
informasi mengenai implementasi peran kepala sekolah yang dilaksanakan di

sekolah luar biasa.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang yang penulis kemukakan di atas, dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Belum meratanya pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus.

2. Pandangan masyarakat yang kurang positif terhadap anak berkebutuhan

khusus justru menambah beban permasalahan bagi anak berkebutuhan khusus

tersebut.

3. Kurangnya dukungan dan partisipasi dari masyarakat terhadap

keberlangsungan pendidikan khusus yaitu sekolah luar biasa.

4. Pendidikan khusus atau sekolah luar biasa masih memiliki tantangan dalam

meningkatkan bidang-bidang penyelenggaraan pendidikan.

5. Kepala sekolah belum maksimal dan masih mengalami hambatan dalam

implementasi visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan sekolah.

6. Adanya keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam memberikan

pengarahan secara individu terhadap setiap guru.

7. Kepala sekolah kurang memberikan motivasi untuk menyakinkan personil

sekolah di dalam pencapaian keberhasilan sekolah melalui peran serta

menjalankan tugas masing-masing.

8. Kepala sekolah masih belum optimal melaksanakan perannya sebagai

supervisor untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

10
9. Kurangnya motivasi dari guru untuk mengembangkan kemampuan

profesional.

10. Tidak semua guru di sekolah luar biasa mampu mendedikasikan dirinya

sesuai panggilan jiwa untuk dapat mengajar dan mendidik anak berkebutuhan

khusus dengan sepenuh hati.

11. Pengelolaan sekolah luar biasa dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB

dengan jenis kelainan di antaranya autis, tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

dan tunadaksa yang dikepalai oleh satu kepala sekolah masih ditemui banyak

tantangan maupun hambatan.

12. Belum ada informasi tentang bagaimana implementasi peran kepala sekolah

di sekolah luar biasa dalam perannyasebagai pemimpin, manajer, dan

supervisor.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dalam

penelitian ini akan dibatasi hanya pada peran kepala sekolah sebagai pemimpin,

manajer, dan supervisor yang dilaksanakan di SLB Negeri 1 Bantul.

D. Rumusan Masalah

Dalam penjabaran batasan masalah di atas maka penulis merumuskan

permasalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpindi SLB

Negeri1 Bantul?

2. Bagaimana implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer di SLB

Negeri 1 Bantul?

11
3. Bagaimana implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor di SLB

Negeri 1 Bantul?

E. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu kepada rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui:

1. Implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin di SLB Negeri 1

Bantul.

2. Implementasi peran kepala sekolah sebagai manajerdi SLB Negeri 1 Bantul.

3. Implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisordi SLBNegeri 1 Bantul.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, masukan dan

sumbangan pemikiran mengenai peran seorang kepala sekolah di sekolah luar

biasa, khususnya peran dan fungsinya sebagai pemimpin, manajer, dan

supervisor kepada mahasiswa dan peneliti sejenis di masa akan datang.

2. Secara Praktis

a. Bagi SLB Negeri 1 Bantul

Sebagai bahan masukan kepada lembaga atau warga sekolah di SLB Negeri 1

Bantul dalam meningkatkan kualitas pendidikan luar biasa yang berlangsung

di sekolah.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan tentang peran dan fungsi kepada kepala sekolah, sehingga

12
kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas kepemimpinannya untuk

mencapai tujuan yang diharapkan terlebih pada sekolah luar biasa.

c. Bagi Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam memberikan

dukungan yang tepat bagi pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai

pemimpin sekolah di sekolah luar biasa.

13
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpian adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal dari kata

leader. Pemimpin (leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan

merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah

kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun.

Tatang M. Amirin dkk (2010: 134) menyebutkan pemimpin adalah suatu peran

dalam sistem tertentu, karenanya seorang dalam peran formal belum tentu

memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.

Adapun istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,

kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang, oleh sebab itu

berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Menurut Robbins (1971) dalam Didin Kurmiadin dan Imam Machali (2013:

289), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok

anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh tersebut

dapat diperoleh secara formal, yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial

yang diduduki dalam suatu organisasi. Hal yang sama dipaparkan oleh Edy

Sutrisno (2011:217) menyebutkan kepemimpinan merupakan seni memengaruhi

dan mengarahkan kemampuan dan usaha orang lain untuk mencapai tujuan

pemimpin.

14
Dari definisi kepemimpinan yang ada memiliki esensi yang sama yaitu proses

mempengaruhi orang lain guna untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu seni, kemampuan,

kecakapan, dan ketrampilan dalam proses mempengaruhi dan mengarahkan orang

atau kelompok orang agar mau dan mampu bekerja mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Ketercapaian kepemimpinan juga perlu didukung para pengikutnya

serta menjadi konkrit apabila memiliki suatu jabatan yang diduduki dalam suatu

organisasi.

2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal

atau kerja suatu bagian tubuh. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan

situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang

mengisyarakatkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam bukan di luar situasi itu.

Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam

interaksi antar-individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau organisasi.

Menurut Didin Kurmiadin dan Imam Machali (2013: 309) fungsi

kepemimpian memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi yang berkenaan dengan

tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas

pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support)

atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas

pokok kelompok atau organisasi.

Wahjosumidjo (2007:40) juga menyebutkan fungsi-fungsi kepemimpinan

yaitu membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan, mengkomunikasikan

gagasan kepada orang lain, mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara,

15
menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok, dan

mengerakkan orang lain sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan

apa yang dikehendaki.

Menurut Veithzal Rivai (2006: 53) fungsi kepemimpinan antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Fungsi Instruktif

Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai

pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-

orang yang dipimpinnya. Kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain

agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah

ditetapkan.

b. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun

pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin. Pemimpin selalu

melakukan konsultasi terhadap bawahannya sebagai bahan petimbangan atau

mendengarkan pendapat dan saran untuk memperoleh masukan berupa

umpan balik (feed back), yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah dilaksanakan dan

ditetapkan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan

keputusan-keputusan pimpinan akan mendapatkan dukungan dan lebih

mudah mengintruksikannya.

16
c. Fungsi Partisipasi

Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga

berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pimpinan

dengan orang yang dipimpin. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin

berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam

keikutsertaan mengambil keputusan, maupun dalam pelaksanaanya.

d. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang,

membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun

tanpa persetujuan dari pemimpin. Fungsi delegasi pada dasarnya adalah

kepercayaan. Pemimpin harus bersedia dan dapat mempercapai orang-orang

lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi/mendapat pelimpahan

wewenang. Jadi pada dasarnya pendelegasian harus diberikan pada orang-

orang kepercayaan.

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, meskipun tidak mustahil

jika dilakukan dengan komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud

bahwa kepemimpinan yang efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya

secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti

fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan, koordinasi dan pengawasan.

17
Adapun lebih jelasnya fungsi kepemimpinan pendidikan menurut Soekarto

Indrafachrudi (2006:3) yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam,

yaitu fungsi pemimpin yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai dan

fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat

dan menyenangkan.

1) Fungsi pemimpin yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai:

a) Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti


tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota dapat bekerja
sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota
kelompok untuk menganalisis situasi, supaya dapat dirumuskan suatu
rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat member harapan baik.
Kepemimpinan harus cocok dengan situasi yang nyata, sebab
kepemimpinan yang seefektif-efektifnya dalam suatu demokrasi
bergantung pada interaksi antar anggota dalam situasi ini.
c) Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam
mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan
pertimbangan yang sehat.
d) Pemimpin berfungsi menggunakan kesanggupan dan minat khusus
anggota kelompok.
e) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada setiap anggota
kelompok untuk melahirkan perasaan dan pikirannya dan memilih
buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang
dihadapi oleh kelompok.
f) Pemimpin berfungsi memberi kepercayaan dan menyerahkan
tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama.

2) Fungsi pemimpin yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang

sehat dan menyenangkan;

a) Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan dalam


kelompok. Jika ada kegotong-royongan antara anggota kelompok,
pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan akan mempermudah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
b) Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang
menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat
bekerja dalam pelaksanaan tugas. Kepuasaan rohaniah akan terpenuhi
jika ada ruang menarik dan dalam ruang itu terdapat perabotan yang

18
dapat memberi kenyamanan beristirahat dan cukup memadai. Jalan
lain untuk menciptakan situasi pekerjaan yang menyenangkan ialah
berusaha supaya anggota kelompok merasa bahwa pemimpin berdiri
di belakang mereka dan mendukungnya.
c) Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota
bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari
kelompok. Semangat kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan
terhadap usaha setiap anggota atau kelompok demi kepentingan
kelompok dan melalui social activities. Jika pemimpin memberi
semangat persahabatan kepada anggota-anggota kelompoknya, sifat
ramah tamah dan kegembiraannya akan mempengaruhi anggota dan
mereka akan menirunya.
d) Pemimpin dapat menggunakan kelebihan yang terdapat pada
pemimpin, bukan untuk berkuasa dan mendominasi, melainkan untuk
memberi sumbangan pemikiran kepada kelompok menuju pencapaian
tujuan bersama. Dalam suasana tersebut, pemimpin dapat juga
mengembangkan kesanggupan anggotanya. Pemimpin juga harus
mengakui anggotanya secara wajar, dengan berbuat seperti itu
pemimpin akan diterima dan diakui secara wajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi

kepemimpinan merupakan aktifitas utama seorang pemimpin dalam menjalankan

perannya pada berbagai bidang tugas, yang membutuhkan pengetahuan, sikap,

keterampilan, seni, serta profesionalnya.

3. Kepemimpinan Efektif

Menurut Wahjosumidjo (2007: 4) Kepemimpinan adalah suatu kekuatan

penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara

efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Sebuah sasaran utama dari

program penelitian kepemimpinan adalah untuk mengidentifikasi perilaku

kepemimpinan yang efektif. Adapun kategori-kategori dari praktik-praktik

kepemimpinan menurut Yulk (2005:78) dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Merencanakan dan Mengorganisasi


b. Pemecahan Masalah
c. Menjelaskan Peran dan Tujuan
d. Memberi Informasi

19
e. Memantau
f. Memotivasi dan Memberi Inspirasi
g. Melakukan konsultasi
h. Mendelegasikan
i. Mendukung
j. Mengembangkan dan Membimbing
k. Mengelola Konflik dan Membangun Tim
l. Membangun Jaringan Kerja
m. Memberikan Pengakuan
n. Memberikan Penghargaan

Keempat belas perilaku dalam menciptakan kepemimpinan yang efektif di atas

dapat dijelaskan lebih lanjut melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

Merencanakan dan mengorganisasian meliputi: (a) menentukan tujuan dan strategi

jangka panjang; (b) mengalokasikan sumber daya sesuai dengan prioritas; (c)

menentukan cara menggunakan personel dan sumber daya untuk menghasilkan

efisiensi tugas; dan (d) menentukan cara memperbaiki koordinasi, produktivitas,

serta efektivitas unit organisasi.

Pemecahan masalah: (a) mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

pekerjaan; (b) menganalisis masalah pada waktu yang tepat, namun dengan cara

yang sistematis untuk mengidentifikasi sebab dan mencari pemecahannya; dan (c)

bertindak secara tegas untuk mengimplementasikan solusi guna memecahkan

masalah atau krisis penting.

Menjelaskan peran dan tujuan: (a) membagi tugas; (b) memberi arah tentang

cara melakukan pekerjaan tersebut; dan (c) mengkomunikasikan pengertian yang

jelas mengenai tanggung jawab pekerjaan, dan tujuan tugas, tenggat waktu, serta

harapan mengenai kinerja.

Memberi informasi: (a) membagi informasi yang relevan tentang keputusan,

rencana, dan kegiatan kepada orang yang membutuhkannya agar dapat melakukan

20
pekerjaannya; (b) memberi material dan dokumen tertulis; dan (c) menjawab

permintaan dan informasi teknis.

Memantau: (a) mengumpulkan informasi mengenai aktifitas kerja dan kondisi

eksternal yang mempengaruhi pekerjaan tersebut; (b) memeriksa kemajuan dan

kualitas pekerjaan; (c) mengevaluasi kinerja para individu dan unit organisasi; (c)

mengevaluasi kinerja para individu dan unit organisasi; (d) menganalisis

kecenderungan (trends); dan (e) meramalkan peristiwa eksternal.

Memotivasi dan memberi inspirasi: (a) dengan menggunakan teknik

memengaruhi yang menarik emosi atau logika untuk menimbulkan semangat

terhadap pekerjaan; (b) komitmen terhadap sasaran tugas; dan (c) patuh terhadap

tuntunan akan kerja sama, bantuan, dukungan, atau sumber daya, menetapkan

contoh yang baik mengenai perilaku yang sesuai.

Melakukan konsultasi: (a) menanyakan orang-orang sebelum membuat

perubahan yang akan mempengaruhi mereka; (b) mendorong saran untuk

membuat perbaikan; (c) mengundang partisipasi dalam pengambilan keputusan;

dan (d) memasukkan ide-ide serta saran-saran dari orang lain dalam keputusan-

keputusan.

Mendelegasikan: (a) mengizinkan para bawahan untuk mempunyai tanggung

jawab dan kebijaksanaan yang cukup besar dalam melaksanakan aktivitas kerja;

(b) menangani masalah; dan (c) membuat keputusan penting.

Mendukung: (a) bertindak ramah dan penuh perhatian, sabar, dan membantu;

(b) memperlihatkan simpati dan dukungan jika seorang bingung dan cemas; (c)

mendengarkan keluhan dan masalah; dan (d) mencari minat seseorang.

21
Mengembangkan dan membimbing: (a) memberi pelatihan dan nasihat karier

yang membantu; dan (b) melakukan hal-hal yang membentuk perolehan

ketrampilan, pengembangan profesional, kemajuan karier seseorang.

Mengelola konflik dan membangun tim: (a) memudahkan pemecahan konflik

yang konstruktif; (b) mendorong kerja sama; (c) kerja sama tim; dan (d)

identifikasi dengan unit kerja.

Membangun jaringan kerja: (a) bersosialisasi secara informal; (b)

mengembangkan kontak-kontak dengan orang-orang yang merupakan sumber

informasi dan dukungan; (c) mempertahankan kontak melalui interaksi secara

periodik, termasuk kunjungan, menelpon, dan korespondensi; dan (d) kehadiran

pada pertemuan serta peristiwa sosial.

Memberikan pengakuan: (a) memberi pujian dan pengakuan bagi kinerja yang

efektif; (b) keberhasilan yang signifikan dan kontribusi khusus; dan (c)

mengungkapkan penghargaan terhadap kontribusi dan upaya-upaya khusus

seseorang.

Memberi penghargaan: (a) memberi atau merekomendasikan penghargaan

yang nyata, seperti penambahan gaji atau promosi bagi yang kinerja efektif; (b)

keberhasilan yang signifikan; dan (c) kompetensi yang terlihat.

Keempat belas perilaku dapat dihubungakan dengan empat jenis kegiatan

umum yang dilakukan seorang pemimpin, yaitu mempengaruhi orang, membuat

keputusan, memberi-mencari informasi, dan membangun hubungan.

22
4. Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Marno dan Supriyatno (2008: 32) istilah kepemimpinan pendidikan

menerangkan di lapangan

apa dan di mana kepemimpinann itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula

sifat atau ciri-ciri kepemimpinan, yaitu bersifat mendidik, membimbing, dan

mengemong. Sebagaimana kata pendidikan yang menunjuk arti yang dapat dilihat

dari dua segi, yaitu: (1) pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan

mengajar seperti yang dikenal sehari-hari; dan (2) pendidikan sebagai ilmu

pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan

mendidik mengajar dari zaman ke zaman atau yang membahas prinsip-prinsip dan

praktik-praktik mendidik dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang

telah berkembang begitu luas dan mendalam. Dari hal itu, maka kepemimpinan

pendidikan pada dasarnya terdapat dan berperan pada usaha-usaha yang

berhubungan dengan proses mendidik dan mengajar di satu pihak, dan pada pihak

lain berhubungan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya dan ilmu-

ilmu pembantunya.

Dari itu Fachrudi (1983: 33) yang dikutip oleh Marno dan Triyo mengatakan

bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dalam proses

mempengaruhi, mengkoordinir orang-orang lain yang ada hubungannya dengan

ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-

kegiatan yang dijalankan dapat berlangsung lebih efesien dan efektif di dalam

pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.

23
Nawawi (1994: 82) yang dikutip oleh Marno dan Triyo mengatakan bahwa

kepemimpinan pendidikan adalah proses mengerakkan, mempengaruhi,

memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau

lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya. Untuk mewujudkan tugas tersebut lanjut Nawawi, setiap pemimpin

pendidikan harus mampu bekerja sama dengan orang-orang yang dipimpinnya

untuk meberikan motivasi agar melakukan pekerjaannya secara ikhlas. Dengan

membership .

Dalam Uhar Suharsaputra (2013: 124) dalam tataran intitusi pendidikan

seperti sekolah, kepemimpinan pendidikan dapat dilihat dalam tataran mikro

institusi, yaitu kepala sekolah, dan dalam tataran mikro teknis yaitu tenaga

pendidik (guru). Kepemimpinan sekolah yang akan menetukan bagaimana kinerja

organisasi secara keseluruhan, sedangkan guru adalah pemimpin dalam tataran

teknis guna menghasilkan output pembelajaran/pendidikan yang bermutu.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan seseorang

dalam proses mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-

orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kepemimpinan pendidikan yang

dimaksud adalah dalam lingkup sekolah yang dilihat dari tataran mikro institusi,

yaitu kepala sekolah.

Robert C. Bog dalam Moch mengemukakan empat kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, yaitu:

24
a. Kemampuan mengorganisasikan dan membantu staff di dalam merumuskan

perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap.

b. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri

sendiri dan guru-guru dan anggota staff sekolah lainnya.

c. Kemampuan untuk membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan

dan melaksanakan program-program supervisi.

d. Kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap

staff sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab

berpartisipasi secara aktif paada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai

tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, selanjutnya akan banyak membahas mengenai kepemimpinan

kepala sekolah yang menekankan bahwa peran kepala sekolah sebagai faktor

penentu bagi keberhasilan suatu sekolah dalam mengelola semua sumber daya di

sekolahtermasuk berkembangnya kinerja guru sebagai pemimpin pendidikan

dalam tataran teknis pembelajaran.

B. Perbedaan Manajer dan Pemimpin

Hingga saat ini masih terdapat berdebatan mengenai perbedaan maupun

persamaan antara pemimpin dan manajer. Onisimus Amtu (2011: 17) mengatakan

bahwa untuk menjadi manajer diperlukan proses dan waktu. Sebagai seorang

manajer yang dapat dipercaya adalah yang memiliki keterampilan dan kompetensi

serta telah memiliki pengalaman, selanjutnya telah mengikuti berbagai pendidikan

dan pelatihan yang berkaitan dengan bidang tertentu. Manajer sesuai dengan tugas

dan kewenangannya, memiliki sejumlah orang bawahan yang membantu dalam

25
tugas-tugas yang dibagi sesuai dengan prosedur kerja perusahaan dalam situasi

kerja, terdapat hirarki yang jelas antara atasan dan bawahan, serta terkondisi

dalam sistem dan mekanisme yang bersifat mengikat. Kewibawaan manajer

terikat dalam lingkungan kerja dan menyatu dengan jabatannya.

Sedangkan pemimpin adalah dalam pandangan tertentu bersifat alami, karena

aspek-aspek genetik atau pembawaan sebagaimana diwariskan keluarganya,

maupun yang dibentuk oleh lingkungan. Pemimpin yang alami, bersifat

karismatik serta tidak memiliki bawahan tetapi pengikut, karena kewibawaannya

tidak terbentuk karena struktur kekuasaan. Pemimpin memiliki pengaruh yang

mampu menembus batas-batas keyakinan, budaya dan kebiasaan dalam suatu

komunitas. Jika untuk menjadi seorang manajer diperlukan ketrampilan dan

kemampuan akademis tertentu, maka seseorang pemimpin hanya membutuhkan

pengakuan, penghormatan, dan penghargaan dari komunitasnya. Legitimasi itu

sangat kuat dan melekat erat dengan keyakinan para pengikut maupun komunitas

di mana seorang pemimpin dilahirkan dan dibesarkan. Seorang pemimpin

mengenal dengan baik para pengikut dan komunitasnya.

Oleh karena itu untuk melengkapi pembahasan ini, akan disajikan

berbagai pandangan yang membantu memperjelas fungsi dan peran manajer dan

pemimpin yang sesungguhnya. Warren Bennis (1989) dalam bukunya berjudul:

Learning to Lead: A Workbook on Becoming Leader sebagaimana dikutip

Onisimus Amtu (2011:19) menjelaskan perbedaan peran antara manajer dan

pemimpin sebagaimana diuraikan dalam tablel berikut ini.

26
Tabel: 1. Perbedaan Peran Manajer dan Pemimpin (Bennis, 1989)
Peran
Manajer Pemimpin
a) Mengelola a) Menginovasi
b) Tiruan b) Orisinal
c) Mempertahankan c) Mengembangkan
d) Berfokus pada sistem dan struktur d) Fokus kepada orang
e) Bergantung kepada pengawasan e) Membangkitkan kepercayaan
f) Melihat jangka pendek f) Melihat perpektif jangka panjang
g) Bertanya kapan dan bagaimana g) Bertanya apa dan mengapa
h) Melihat hasil pokok h) Menatap masa depan
i) Meniru i) Menciptakan
j) Menerima status quo j) Menantangnya
k) Prajurit yang baik k) Dirinya sendiri
l) Melakukan hal-hal dengan benar l) Melakukan hal-hal yang benar

Menurut Uhar Suharsaputra (2013:152) manajemen dan kepemimpinan

merupakan dua istilah yang punya kaitan dan sering dipandang identik, namun

masing-masing sebenarnya berbeda dalam konteks organisasi, pelaksana

manajemen disebut manajer, dan pelaksanana kepemimpinan disebut pemimpin.

Ada pandanggan bahwa manajemen lebih luas dari kepemimpinan dan ada juga

yang sebaliknya, namun terlepas dari kontroversi tersebut dalam tataran praktik

lapangan idealnya seorang kepala sekolah adalah pemimpin yang baik sekaligus

manajer yang baik pula, artinya kepala sekolah harus mempunyai kemampuan

kepemimpinan dan kemampuan manajemen sekaligus.

Seorang manajer lebih menekankan pada pelaksanaan tugas melalui cara yang

teratur dengan prosedur yang jelas serta secara ketat menerapkan fungsi-fungsi

manajemen dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Seorang

manajer lebih mengacu pada apa yang sudah biasa dilakukan serta

mempertahankannya untuk mencapai proses organisasi yang efektif dan efesien,

sehingga dalam bekerjanya seorang manajer lebih bersifat rutin dari waktu ke

27
waktu, yang penting organisasi dapat berjalan dengan stabil dalam menjalankan

perannya. Berbeda dengan seorang manajer, dalam melaksanakan perannya

seorang pemimpin lebih menekankan pada perubahan dan penentuan arah, serta

upaya-upaya yang inovatif visioner dalam membuat organisasi mampu berperan

lebih produktif, lebih maju, dan lebih bermutu, sehingga mereka lebih

menekankan pada pembelajaran dan pemberdayaan seluruh sumberdaya

organisasi, akibatnya kinerja seorang pemimpin lebih berdampak dinamis bagi

organisasi.

Seorang kepala sekolah jelas memerlukan kemampuan manajemen dan

kepemimpinan, sehingga organisasi sekolah dapat secara internal dan responsif

terhadap faktor eksternal yang terus mengalami perubahan. Dalam konteks

sekarang ini kepala sekolah sebagai pemimpin tampaknya makin diperlukan

penguatan mengingat akselerasi perubahan yang makin sulit diprediksi, namun

demikian kemampuan sebagai manajer tetap diperlukan dalam upaya menata

organisasi sekolah berjalan secara efektif dan efisien, oleh karena itu

keseimbangan keduanya menjadi hal yang perlu terus dikembangkan. Hal ini

dapat terlaksana oleh kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai

seorang pemimpin dan juga seorang manajer di sekolah.

C. Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Menurut Wahyudi (2009: 63) kepala sekolah merupakan jabatan karir yang

diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai guru. Seorang diangkat

dan dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah harus memenuhi kriteria-kriteria

28
yang disyaratkan untuk jabatan dimaksud. Didin Kurmiadin dan Imam Machali

(2013: 295) menyebutkan kepala sekolah dalam satuan pendidikan merupakan

pemimpin.Ia mempunyai dua jabatan dan peran penting dalam melaksanakan

proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di

sekolah; dan kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di

sekolahnya. Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab

terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara

melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu

kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang

ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu

sebagai pengelola, kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja

para personel terutama guru kearah profesionalisme yang diharapkan. Sebagai

pemimpin formal, kepala sekolah pertanggung jawab atas tercapainya tujuan

pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan kearah pencapaian tujuan

pendidikan yang telah diharapkan.

Menurut Gavis, G.A. & Thomas, M.A. (1989) dalam Wahyudi (2009: 63)

yang berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif mempunyai karakteristik

sebagai berikut: (1) mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin

sekolah; (2) memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah; (3) mempunyai

ketrampilan sosial; (4) professional dan kompeten dalam bidang tugasnya.

Selain memiliki karakteristik sebagai kepala sekolah juga dibutuhkan

mempunyai kompetensi. Menurut Wahyudi (2009: 36) daftar atau rincian tugas

kepala sekolah termasuk peran dan fungsi yang dijalankan dapat menjadi dasar

29
bagi penentuan kompetensi kepala sekolah. Dengan demikian, kompetensi yang

perlu dimiliki kepala sekolah meliputi.

a. Kompetensi Merumuskan Visi

Kepala sekolah berkewajiban merumuskan visi sekolah. Visi sekolah

diperlukan untuk membimbing dan mengarahkan pencapaian tujuan sekolah.

Dalam perumusan visi, kepala sekolah harus memahami elemen visi

kepemimpinan dan manajemen sekolah.

b. Kompetensi Merencanakan Program

Kompetensi kepala sekolah dalam merencanakan program meliputi

kemampuan dalam menetapkan tujuan-tujuan sekolah yang didasarkan pada

kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan masyarakat, menetapkan keadaan

pendidikan saat ini pada suatu masyarakat tertentu, merumuskan program

khusus tentang tujuan-tujuan bagi sekolah, dan menetapkan rangkaian

tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, mewujudkan

rencana menjadi tindakan, secara rutin mengadakan penilaian terhadap

pencapaian program, dan merencanakan kembali jika hasil penilaian

menyatakan bahwa standar yang diinginkan belum tercapai.

c. Kompetensi Membangun Komunikasi

Kepala sekolah perlu mengembangkan komunikasi dua arah secara sehat

dengan guru dan karyawan. Dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut,

(1) memberikan kesempatan kepada guru untuk mengemukakan pendapat

sehingga tercipta komunikasi dua arah, (2) berperan sebagai pengarah,

pengatur, pembicara, perantara dan pengambil keputusan, (3) bersikap

30
terbuka, tidak memaksakan kehendak dan menciptakan suasana demokratis

persahabatan (kolegialitas), (4) mengembangkan kebiasaan diskusi secara

terbuka, melatih guru agar mengahargai pendapat orang lain secara objektif,

dan (5) memberi kesempatan kepada guru agar berani mengambil keputusan

yang terbaik dalam pelaksanaan tugas.

d. Kompetensi Hubungan Masyarakat dan kerjasama

Kepala sekolah melalui bidang humas dan kerjasama perlu menggalang

sumberdaya masyarakat untuk membangun lembaga independen (dewan

sekolah/komite sekolah) untuk menampung masukan, dan sumber dana

masyarakat yang diperlukan untuk penyusunan, pelaksanaan, dan pembiayaan

program sekolah dengan memfasilitasi pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat

dengan anggota masyarakat.

e. Kompetensi Mengelola Sumberdaya Manusia

Perberdayaan sumberdaya sekolah merupakan tanggung jawab kepala

sekolah, sehingga harus menemukan faktor-faktor penghambat dan

selanjutnya mencari solusi secara tepat untuk mengatasi hambatan yang

muncul teutama yang berkaitan dengan sumber daya manusia.

f. Kompetensi Pengambilan Keputusan

Dalam aktivitas kerja kepala sekolah sering dihadapkan pada berbagai

persoalan yang mengharuskan kepala sekolah mengambil suatu keputusan

untuk menghindari ketidakpastian dalam melaksanakan tugas.

31
g. Kompetensi Mengelola Konflik

Kepala sekolah sebagai pimpinan institusi pendidikan harus meyakini bahwa

konflik yang terjadi di sekolah tidak dapat dihindarkan, dan pasti terjadi,

karena itu menjadi tugas kepala sekolah untuk mengelola konflik agar tetap

produktif dan fungsional.

Dalam hal ini kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi

kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan

pendidikan maupun penciptaan iklim dan budaya sekolah yang konduktif, bagi

terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif, efisien, dan produktif dengan

menggunakan kompetensi yang dimiliki.

2. Peran Kepala Sekolah

Berikut ini merupakan peran seorang kepala sekolah menurut Mulyasa

(2004:98) seorang pemimpin yaitu kepala sekolah memiliki beberapa peran yaitu:

a. Peran sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru.

b. Peran sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk memperdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau

kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk

meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

c. Peran sebagai administrator, kepala sekolah harus memiliki hubungan yang

sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencatatan, penyusunan, dan pendokumentasian seluruh program sekolah.

32
d. Peran sebagai supervisor, yaitu kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga kependidikan.

e. Peran sebagai leader, yaitu harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka

komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.

f. Peran sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan

baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model

pembelajaran yang inovatif.

g. Peran sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya.

Adapun menurut Wahjosumidjo (2010: 82) bahwa kepala sekolah memiliki

peranan penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah mencapai tujuan. Ada

dua hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut yaitu kepala sekolah

berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan

sekolah dan kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi

keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.

Selanjutnya dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat

formal, sedang dari sisi lain kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer,

sebagai pemimpin, sebagai pendidik dan yang tidak kalah penting seorang kepala

sekolah juga berperan sebagai staf.

33
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin dapat

dipandang sebagai pejabat formal dan juga menjalankan banyak peran yang

menjadi bidang tugasnya yaitu sebagai seorang educator, manajer, administrator,

supervisor, leader, innovator, motivator dan staf.

3. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

a. Pengertian Pemimpin

Menurut Tatang M. Amirin dkk (2010: 134) Pemimpin adalah suatu peran

dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu

memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.

Sedangkan kata memimpin memiliki arti memberikan bimbingan, menuntun,

mengarahkan dan berjalan di depan. Dalam lingkup pendidikan yaitu sekolah,

yang memiliki jabatan sebagai seorang pemimpin adalah kepala sekolah. Seorang

pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan yang

maksimal dalam mencapai tujuan.

b. Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Menurut Marno dan Triyo Supriyanto (2008: 38) peran kepala sekolah sebagai

pemimpin diantaranya:

1) Memiliki kepribadian yang kuat, taat beribadah, memelihara norma


agama dengan baik, jujur, percaya diri, dapat berkomunikasi
dengan baik, tidak egois, bertindak dengan obyektif, penuh optimis,
bertanggung jawab demi kemajuan dan perkembangan, berjiwa
besar dan mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada
orang lain.
2) Memahami semua personilnya yang memiliki kondisi yang
berbeda, begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lain.
3) Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan
karyawan

34
4) Mau mendengarkan kritik/usul/saran yang konstruktif dari semua
pihak yang terkait dengan tugasnya baik dari staf, karyawan, atau
bawahannya sendiri.
5) Memiliki visi dan misi yang jelas dari lembaga yang dipimpinnya,
visi dan misi tersebut disampaikan dalam pertemuan individual dan
kelompok.
6) Kemampuan berkomunikasi dengan baik, mudah dimengerti,
teratur, dan sistematis kepada semua pihak.
7) Kemampuan mengambil keputusan bersama secara musyawarah.
8) Kemampuan menciptakan hubungan kerja yang harmonis,
membagi tugas secara merata dan dapat diterima oleh semua pihak.

Menurut Mulyasa (2003: 115) Kemampuan yang harus diwujudkan kepala

sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap

tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan,

dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan

tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri), (3) tanggung jawab, (4)

berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil,

(7) teladan. Sedangkan pengetahuan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan

akan tercermin dalam kemampuan (1) memahami kondisi tenaga kependidikan

(guru dan non guru), (2) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik, (3)

menyusun program pengembangan tenaga kependidikan, (4) menerima masukan,

saran dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepemimpinannya.

Selanjutnya menurut Mulyasa (2003: 116) Kepala sekolah juga perlu

memiliki pemahaman terhadap visi dan misi sekolah akan tercermin dari

kemampuannya untuk: (1) mengembangkan visi sekolah, (2) mengembangkan

misi sekolah, dan (3) melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke

dalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari

kemampuan dalam: (1) mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di

35
sekolah, (2) mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah, dan (3)

mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah. Dan kemampuan

komunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk (1) berkomunikasi secara

lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah, (2) menuangkan gagasan dalam

bentuk tulisan, (3) berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik, (4)

berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat sekitar lingkungan

sekolah.

Menurut Koontz dalam Wahjosumidjo (2007: 105) Kepala sekolah sebagai

seorang pemimpin harus mampu mendorong timbulnya kemauan kuat dengan

penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan

tugas masing-masing. Dan memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru,

staf dan para siswa serta memberikan dorongan mengacu dan berdiri di depan

demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

Menurut Wahjosumidjo (2010: 118) menyimpulkan bahwa kepala sekolah

sebagai pemimpin dituntut selalu:

a) Bertanggung jawab agar para guru, staf dan siswa menyadari akan
tujuan sekolah yang telah ditetapkan, dengan kesadaran tersebut para
guru, staf, dan siswa dengan penuh semangat, keyakinan
melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan sekolah.
b) Agar guru, staf dan siswa melaksanakan tugas-tugas dengan penuh
kesadaran, maka setiap kepala sekolah bertanggung jawab untuk
menyediakan segala dukungan, perlatihan, fasilitas, berbagai
peraturan dan suasana yang mendukung kegiatan.
c) Kepala sekolah harus pula mampu memahami motivasi setiap guru,
staf dan siswa mengapa mereka bersikap dan berperilaku baik yang
bersifat positif maupun reaksi yang tidak mendukung.
d) Kepala sekolah harus selalu tampak sebagai sosok yang selalu
dihargai, terpercaya, diteladani, dituruti segala perintahnya, sehingga
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin betul-betul berfungsi
sebagai sumber inspirasi bawahan.

36
e) Kepala sekolah harus selalu dapat menjaga memelihara
keseimbangan antara guru, staf dan siswa di satu pihak dan
kepentingan sekolah serta kepentingan masyarakat dipihak lain.
Sehingga tercipta suasana keseimbangan, keserasian, antara
kehidupan sekolah dengan masyarakat.
f) Tiap kepala sekolah harus menyadari bahwa esensi kepemimpinan
adalah kepengikutan (the followership). Artinya kepemimpinan tidak
akan terjadi apabila tidak didukung pengikut atau bawahan.
Bawahan dalam hal ini adalah para guru, staf dan siswa.
g) Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan,
mengadakan pengendalian/pengawasan dan mengadakan pembinaan
agar masing-masing anggota/bawahan memperoleh tugas yang wajar
dalam beban dan hasil usaha bersama.
h) Untuk mengatasi permasalahan matarantai pengelolaan kepala
sekolah yang sebenarnya sangat menentukan terciptanya kepala
sekolah yang professional.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan

suatu serangkain perilaku maupun aktifitas yang dilakukan oleh kepala sekolah itu

sendiri dalam kepemimpinannya agar mampu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bersama.

4. Kepala Sekolah sebagai Manajer

a. Pengertian Manajer

Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa manajemen merupakan suatu

proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi

usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya

organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Marno

dan Triyo Supriyatno (2008: 50) Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan

manajemen. Setiap manajer selalu melibatkan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi, jika seseorang bekerja sendiri, dia bukan seorang manajer. Seorang

manajer selalu mampu merencanakan, mengelola, dan mengendalikan organisasi

dengan baik. Seorang manajer atau kepala sekolah pada hakikatnya adalah

37
seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan

manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat

mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam

pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan

mengembangkan karier-karier sumber daya manusia, memerlukan manajer yang

mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan

agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang menyebutkan bahwa, kepala

sekolah memiliki lima kompetensi yaitu, kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

supervisi, dan sosial. Salah satu yang berhubungan dengan tugas-tugas kepala

sekolah adalah dalam hal manajerial dan supervisi. Dalam kompetensi manajerial

tersebut, terdapat peran kepala sekolah sebagai manajer, diantaranya adalah:

1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat


perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/madrasah yang efektif.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
menuju organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif
dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pedayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
perdayagunaan secara optimal.
8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/madrasah.

38
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik
baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
sekolah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan.
15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah.
16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat,
erta merencanakan tindak lanjutnya.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala

sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga

kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada

para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong

keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang

menunjang program sekolah. Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan

melalui kerja sama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah. Kedua, memberikan kesempatan

kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai

manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif. Ketiga,

mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan untuk ikut berpartisipasi

dalam seluruh kegiatan di sekolah.Namun dalam hal ini kepala sekolah harus

berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas kesatuan, asas

persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.

39
Agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya

sebagai manajer, menurut Wahjosumidjo (2007: 101) kepala sekolah harus

memahami dan mampu mewujudkan ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai

yang terkandung di dalam ketrampilan manajerial diantaranya:

a) Technical Skills
(1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan
teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.
(2) Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana,
peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat
khusus tersebut.
b) Human Skills
(1) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja
sama
(2) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain,
mengapa mereka berkata dan berperilaku
(3) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif
(4) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif,
praktis, dan diplomatis.
(5) Mampu berperilaku yang dapat diterima
c) Conceptual skills
(1) Kemampuan analisis
(2) Kemampuan berfikir rasional
(3) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi
(4) Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami
berbagai kecenderungan
(5) Mampu mengantisipasikan perintah
(6) Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-
problem social.

Menurut Wahjosumidjo (2007: 101) fungsi kepala sekolah sebagai seorang

manajer yang diadaptasi dari pandangan Stoner diantaranya;

(a) Kepala sekolah bekerja dengan dan menilai orang lain


(b) Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(c) Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah
harus mampu menghadapi berbagai persoalan
(d) Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional
(e) Kepala sekolah sebagai juru penegah
(f) Kepala sekolah sebagai politisi
(g) Kepala sekolah sebagai diplomat
(h) Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit

40
Keberadaan manajer pada suatu organisasi di mana di dalamnya berkembang

berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk

membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan

menajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Wahjosumidjo, 2007: 95-96). Menurut Marno dan Triyo Supriyanto (2008: 37)

menyebutkan peran kepala sekolah sebagai manajer adalah; (i) kemampuan

menyusun program secara sistematis, periodik, dan kemampuan melaksanakan

program yang dibuatnya secara skala prioritas; (ii) kemampuan menyusun

organisasi personal dengan uraian tugas sesuai dengan standar yang ada; (iii)

kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada, serta lebih

lanjut memberikan acuan yang dinamis, dalam kegiatan rutin dan

temporer.Sehingga kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinilai dari

kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah sebagai manajer

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam mengelola

sumber daya yang ada di sekolah.

5. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

a. Pengertian Supervisor

Seseorang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Menurut Gunawan

(2002: 193-194) dalam Maryono (2013: 17) Supervisi berasal dari bahasa Inggris

supervision yang berarti pengawas atau kepengawasan. Orang yang

melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Dalam arti morfologis,

41
super = atas, lebih, dan visi=lihat/penglihatan, pandangan. Seorang supervisor

memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan, pandangan,

pendidikan, pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan posisi, dan sebagainya

Dalam perkembangannya sudah ada yang membedakan supervisi pendidikan

dalam batasan yang lebih spesifik, yaitu pengajaran. Menurut Alfonso dalam

Maryono (2013: 17), supervisi pengajaran adalah tindak laku pejabat yang

dirancang oleh lembaga yang langsung berpengaruh terhadap perilaku guru dalam

berbagai cara untuk membantu cara belajar siswa dan untuk mencapai tujuan yang

dilakukan oleh lembaga itu. Uraian tentang supervisi pengajaran yang disebutkan

di atas berfokus pada; (1) perilaku supervisor; (2) dalam membantu guru-guru;

dan (3) tujuan untuk mengangkat harapan belajar siswa.

Setiap aktivitas yang dilakukan di sekolah dengan melibatkan banyak orang

didalamnya sangat dibutuhkan adanya koordinasi di dalam segala proses

pelaksanaan kegiatannya. Untuk dapat mengkoordinasikan semua proses

pelaksanaan kegiatan seorang pemimpin sekolah yaitu kepala sekolah harus

berusaha mengetahui keseluruhan situasi di sekolahnya dalam segala bidang.

Usaha kepala sekolah dan guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah

dalam segala kegiatannya, disebut supervisi atau pengawasan sekolah.

b. Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang menyebutkan bahwa, kepala

sekolah memiliki lima kompetensi yaitu, kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

supervisi, dan sosial. Salah satu yang berhubungan dengan tugas-tugas kepala

42
sekolah adalah dalam hal manejerial dan supervisi. Dalam kompetensi supervisi

tersebut, terdapat peran kepala sekolah sebagai supervisor, diantaranya yaitu:

1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka


meningkatkan profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka meningkatkan profesionalisme guru.

Dengan demikian, kepala sekolah bukan hanya mengawasi karyawan dan guru

yang sedang melaksanakan kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan pengetahuan

dan pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan

pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.

Menurut Mulyasa (2004: 113) dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai

supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip: 1) hubungan konsultatif, kolegial

dan bukan hirarkhis, 2) dilaksanakan secara demoktaris, 3) berpusat pada guru, 4)

dilakukan berdasarkan kebutuhan guru, dan 5) merupakan bantuan professional.

Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain

melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi

pembelajaran.

a) Diskusi kelompok, diskusi kelomok merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga administrasi,

untuk memecahkan berbagai masalah di sekolah, dalam mencapai suatu

keputusan. Dapat dilaksanakan di ruang guru atau ruang kelas pada saat

anak-anak sudah pulang sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.

43
b) Kunjungan kelas, kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah

sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara

langsung.

c) Pembicaraan individu, merupakan teknik bimbingan dan konseling, yang

dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk memberikan konseling kepada

guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun masalah yang

menyangkut profesionalisme guru.

d) Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi terbentuk

demontrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga

guru dapat menganalisa penampilan yang diiamatinya sebagai intropeksi

diri, walaupun sebenarnya tidak ada cara mengajar yang paling baik.

Kegiatan ini dapat dilakukan kepala sekolah secara terprogram, misalnya

sebulan sekali mengajar di kelas-kelas tertentu untuk mengadakan simulasi

pembelajaran.

Menurut Ngalim Purwanto (2012: 123) Teknik yang digunakan dalam

melaksanakan supervisi oleh kepala sekolah terhadap guru-guru dan pegawai

sekolah dapat dilakukan dengan teknik perseorangan dan teknik kelompok.

Kegiatan yang termasuk teknik perseorangan adalah mengadakan kunjungan

kelas, kunjungan observasi, membimbing guru-guru dan pegawai sekolah tentang

cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialamai

siswa, dan membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan kurikulum sekolah. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok

adalah mengadakan pertemuan atau rapat dengan guru-guru untuk membicarakan

44
berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar mengajar,

mengadakan dan membimbing diskusi kelompok di antara guru-guru bidang studi,

memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang

sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam

mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya.

Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam

melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah

dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk membantu melaksanakan

supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat

ditunjukkan oleh, 1) meningkatnya kesadaran guru untuk meningkatkan

kinerjanya, dan 2) meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan

tugasnya.

Menurut Ametembun dalam Maryono (2013: 23), ada empat fungsi supervisi

yaitu fungsi penelitian, fungsi penilaian, fungsi perbaikan, dan fungsi pembinaan.

(1) Fungsi penelitian adalah fungsi supervisi yang harus dapat mencari jalan

keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. Penelitian dilakukan sesuai

dengan prosedur ilmiah, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti,

mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisis guna menarik

suatu kesimpulan atas apa yang berkembang dalam menyusun strategi

keluar dari permasalahan di atas.

(2) Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan,

seberapa besar telah dicaai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai

cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa,

45
melihat perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain yang

berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

(3) Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara

perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai

perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan

dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi

semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta

membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.

(4) Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah

yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan

kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses

pembelajaran. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui demontrasi mengajar,

workshop, seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok, serta

kunjungan supervisi.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam

menjalankan peran sebagai supservisor perlu memahami tugas dari para guru dan

karyawan sehingga mampu melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan

fungsinya.

D. Pendidikan Khusus

1. Pengertian Pendidikan Khusus

Pemerintah mendefinisikan pendidikan khusus seperti tertuang pada Pasal 32

ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, sebagai berikut, pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta

46
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa. Pengertian pendidikan khusus yang sama dari

Pemerintah sesuai dengan Pasal 127 Peraturan Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagai berikut, pendidikan khusus

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,

dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Menurut Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani (2013: 19) juga menyebutkan

bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan atau memiliki kesulitan

dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

sosial, dan/ atau yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan dijelaskan bahwa pendidikan khusus melalui satuan

pendidikan khusus (Sekolah Luar Biasa) dan Satuan Pendidikan Khusus bagi

Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/ atau Bakat Istimewa

diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dan penyelenggaraan pendidikan

khusus melalui satuan pendidikan umum dan kejuruan diselenggarakan oleh

Pemerintah Kabupaten/Kota/(secara inklusif atau penyelenggaraan program

CIBI). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi

peserta didik yang memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan atau

memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

47
emosional, mental, sosial, dan/ atau yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa yang melalui satuan pendidikan khusus (Sekolah Luar Biasa) dan satuan

pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau

bakat istimewa diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dan penyelenggaraan

pendidikan khusus melalui satuan pendidikan umum dan kejuruan

diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota/(secara inklusif atau

penyelenggaraan program CIBI).

Menurut Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani (2013:22) menyebutkan

bahwa konsep tujuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelaian bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sesuai

kemampuannya, mengembangkan kehidupan secara pribadi, mengembangkan

kehidupan sebagai anggota masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk

dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

2. Anak Berkebutuhan Khusus

Dedy Kustawan (2013: 12) menyebutkan anak berkebutuhan khusus

dibedakan menjadi dua ditinjau dari sifatnya yang permanen dan temporer.

a. Anak berkebutuhan khusus yang sifatnya permanen yaitu anak yang memiliki

ptensi kecerdasan dan bakat istimewa dan anak yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, dan sosial

b. Anak berkebutuhan khusus yang sifatnya temporer yaitu anak yang berasal

dari daerah terpencil/ terbelakang, anak pada masyarakat adat yang terpencil,

anak yang terkena bencana alam, dan anak yang mengalami bencana sosial.

c.

48
3. Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut Dedy Kustawan (2013:13) mengatakan bahwa pembahasan jenis dan

karakteristik anak berkebutuhan khusus kepentingannya untuk memudahkan

layanan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya. Anak

berkebutuhan khusus permanen yang memiliki kelainan terdiri atas:

a. Anak yang memiliki hambatan penglihatan (tunanetra)


b. Anak yang memiliki hambatan pendengaran (tunarungu)
c. Anak yang memiliki hambatan bicara (tunawicara)
d. Anak yang memiliki hambatan kecerdasan/akademik yang
sedemikian rupa (tunagrahita)
e. Anak yang memiliki hambatan fisik dan fungsi gerak (tunadaksa)
f. Anak yang memiliki hambatan emosi dan perilaku atau control
sosial (tunalaras)
g. Anak yang berkesulitan belajar spesifik (Learning Disability)
h. Anak lamban belajar
i. Anak autis
j. Anak yang memiliki gangguan motorik
k. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotik, obat
terlarang dan zat adiktif lainnya
l. Anak tunaganda (kelainan majemuk)
m. Anak yang memiliki kelainan lainnya

4. Sistem Layanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Sekolah Luar Biasa (SLB) Menurut Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005

adalah taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah

Atas Luar Biasa (SMALB) atau Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa

(SMKLB). Bentuk layanan pendidikan bagi Anak yang berkebutuhan khusus yang

memiliki hambatan/gangguan/kelaianan pada satuan pendidikan khusus Sekolah

Luar Biasa yaitu:

a. TKLB (TKLB 1 sd. 2 ) dengan lama pendidikan 2 tahun usia melayani A, B,

C, C1, D, D1, E, dan G yaitu dengan keterangan tunanetra, tuna rungu,

49
tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunadaksa ringan, runadaksa sedang,

tunalaras, dan tunaganda.

b. SDLB (Kelas I s.d. VI) dengan lama pendidikan 6 tahun melayani A, B, C,

C1, D, D1, E, dan G yaitu dengan keterangan tunanetra, tuna rungu,

tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunadaksa ringan, runadaksa sedang,

tunalaras, dan tunaganda.

c. SMPLB (Kelas V s.d. IX) dengan lama pendidikan 3 tahun A, B, C, C1, D,

D1, E, dan G yaitu dengan keterangan tunanetra, tuna rungu, tunagrahita

ringan, tunagrahita sedang, tunadaksa ringan, runadaksa sedang, tunalaras,

dan tunaganda.

d. SMALB/SMKLB (Kelas X s.d. XII) dengan lama pendidikan 3 tahun

A,B,C,C1,D,D1,E, dan G yaitu dengan keterangan tunanetra, tuna rungu,

tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunadaksa ringan, runadaksa sedang,

tunalaras, dan tunaganda.

Menurut Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani (2013: 80), setiap satuan

pendidikan khusus atau SLB harus memiliki pedoman yang mengatur tentang:

1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;


2) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh
kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinsi
secara semesteran, bulanan, dan mingguan;
3) Struktur organisasi satuan pendidikan;
4) Pembagian tugas di antara pendidik;
5) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
6) Peraturan akademik;
7) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
8) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan
satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan
dengan masyarakat.

50
9) Biaya operasional satuan pendidikan.

Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan khusus TKLB, SDLB, SMPLB,

dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas

kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga labolatorium,

tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber belajar, psikolog, pekerja sosial, dan

terapis. Kriteria untuk kepala TKLB/SDLB/SMPLB/SMALB meliputi: (1)

berstatuskan sebagai guru pada satuan pendidikan khusus; (2) Memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku; (3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-

kurangnya 3 (tiga) tahun kepala TKLB dan 5 (lima) tahun untuk kepala

SDLB/SMPLB/SMALB; dan (d) Memiliki kemampuan kepemimpinan,

pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang pendidikan khusus.

Pendidik pada SDLB, SMPLB, dan SMALB, terdiri atas guru kelas, guru

mata pelajaran, dan guru pembimbing khusus yang penugasannya ditetapkan oleh

masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan pengaturan guru

pendidikan khusus berdasarkan Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pendidikan Khusus. Pendidik

pada TKLB/SDLB/SMPLB/SMALB dalam Dedy Kustawan dan Yani

Meimulyani (2013:78) atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi

akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) latar

belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikamn khusus atau sarjana

yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan sertifikat profesi guru

untuk SDLB/SMPLB/SMALB.

51
Pengelolaan satuan pendidikan khusus menerapkan manajemen berbasis

sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,

keterbukaan, dan akuntabilitas. Standar pengelolaan satuan pendidikan khusus

berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Dedy Kustawan

dan Yani Meimulyani (2013: 79). Setiap satuan pendidikan khusus SLB dipimpin

oleh seorang kepala satuan pendidikan khusus atau kepala SLB sebagai

penanggung jawab pengelolaan pendidikan khusus. Dalam melaksanakan

tugasnya kepala satuan pendidikan SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat

dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan. Pada satuan

pendidikan khusus SMALB/SMKLB, atau bentuk lain yang sederajat, kepala

satuan pendidikan khusus atau kepala SLB dalam melaksanakan tugasnya dibantu

minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan khusus yang masing-masing

secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta

kesiswaan.

Menurut Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani (2013: 80), pengambilan

keputusan pada satuan pendidikan khusus atau SLB di bidang akademik dilakukan

oleh rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala satuan pendidikan khusus

atau Kepala SLB. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan bidang non-

akademik dilakukan oleh komite yang dihadiri oleh kepala satuan pendidikan.

Rapat dewan pendidikan dan komite sekolah dilaksanakan atas dasar prinsip

musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

khusus. Pengawasan satuan pendidikan khusus meliputi pemantauan, supervisi,

52
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan dilakukan

oleh pemimpin satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah atau bentuk lain

dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan

berkesinambungan untuk menilai efesiensi, efektifitas, dan akuntabilitas satuan

pendidikan. Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan supervisi akademik

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas sekolah PLB atau

penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan. Pelaporan dilakukan oleh

pendidik, tenaga pendidikan, pemimpin satuan pendidikan, dan pengawas atau

penilik satuan pendidikan.

E. Penelitian Relevan

Penelitian relevan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Penelitian Ulfah Umurohmi (2007: 48) tentang Peran Kepemimpinan

disebutkan bahwa peran Kepala Sekolah sebagai leader, manager, supervisor.

Dengan peranan tersebut maka kepala sekolah mempunyai tugas dalam

memberdayakan guru antara lain memberi motivasi, mendukung, dan

mengembangkan sumber daya tenaga pendidik dengan melibatkan dan

memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme dalam

menjalankan fungsinya.

2. Penelitian Unik Rasyidah (2012) tentang Peran Supervisi Akademik Kepala

Sekolah dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

di Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta. Hasil penelitian diketahui bahwa peran

kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam rangka meningkatkan

53
kompetensi guru pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, khususnya

dalam peran supervisi akademik untuk membimbing guru dalam persiapakan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

3. Penelitian Tri Nugroho (2013) tentang Implementasi Peran Manajerial Kepala

Sekolah di TK Fastrack Fun School dan TK Rumah Citta. Hasil penelitin

diketahui bahwa kepala sekolah melakukan perencanaan program kegiatan

sekolah, mengorganisasi potensi sekolah, menggerakkan personil sekolah,

dan mengawasi atau mengevaluasi pelaksanaan kerja personil di sekolah.

Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran yang sangat

penting dalam pengelolaan segala sumber daya yang ada di sekolah. Dalam

penelitian ini yang akan dipelajari adalah tentang bagaimana implementasi peran

kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor.

F. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yangmenjadi arahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, meliputi:

a. Bagaimana pemberian keteladanan?

b. Bagaimana pembuatan visi, misi, dan tujuan sekolah?

c. Bagaimana mendorong kemauan kuat dan semangat?

d. Bagaimana pemberian arahan dan bimbingan?

e. Bagaimana menjalin komunikasi?

f. Bagaimana pengambilan keputusan?

2. Bagaimana implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer, meliputi:

54
a. Bagaimana perencanaan program dan kegiatan sekolah?

b. Bagaimana strategi pengelolaan sumber daya, program, dan kegiatan sekolah?

c. Bagaimana pengorganisasian dan pendayagunaan sumber daya sekolah?

d. Bagaimana mendorong keterlibatan personil sekolah?

e. Bagaimana mengembangkan potensi sekolah?

f. Bagaimana pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan?

3. Bagaimana implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor, meliputi:

a. Bagaimana perencanaan supervisi akademik?

b. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik?

c. Bagaimana tindak lanjut supervisi akademik?

55
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian dapat menggunakan berbagai cara sesuai dengan jenis

penelitian yang digunakan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2007: 13),

karakteristik kualitatif antara lain:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah. Langsung kesumber data dan


peneliti adalah instrument kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata dan gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk
atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data dengan melakukan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang
teramati)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitan ini

menggali informasi dan menganalisis dari awal sampai akhir penelitian dan akan

dituangkan secara narasi pada implementasi peran kepala sekolah sebagai

pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul

yang beralamatkan di Jalan Wates 147, Km. 3 Ngetisharjo, Kasihan, Bantul,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah tersebut menyelenggarakan pendidikan

khusus dengan berbagai jenis ketunaan, diantaranya layanan pendidikan untuk

autis, tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa. Peneliti memilih SLB

56
Negeri 1 Bantul sebagai tempat penelitian karena pelaksanaan pendidikan luar

biasa dengan jenjang pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB dengan

jenis pelayanan pendidikan yang berbeda-beda dipimpin oleh satu kepala sekolah.

Hal tersebut menarik untuk diteliti dalam hal implementasi peran kepala sekolah

sebagai seorang pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei tahun 2015.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini mengungkapkan tentang peran kepala sekolah sebagai seorang

pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul. Pemilihan kelompok

informan didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang mempunyai

hubungan erat dengan peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan

supervisor sehingga informasi yang diperoleh adalah data yang valid dan dapat

dipertanggung jawabkan. Adapun informan tersebut sebagai berikut.

1. Kepala sekolah, sebagai informan utama sebagai narasumber untuk

memperoleh informasi tentang implementasi peran kepala sekolah sebagai

seorang pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul.

2. Wakil kepala sekolah urusan pengajaran, sarana prasarana, kesiswaan, dan

hubungan masyarakat, sebagai informan pendukung.

3. Kepala jurusan, sebagai informan pendukung.

4. Koordinator PKG/PKB, sebagai informan pendukung.

5. Karyawan, sebagai informan pendukung, dan

6. Orang tua siswa, sebagai informan pendukung.

57
D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

wawancara, dokumentasi, dan observasi.

a. Wawancara

Wawancara menurut Sugiyono (2007: 137) digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan

antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berperilaku sesuai dengan status

dan peranan mereka masing-masing. Metode wawancara ini dilakukan untuk

mengungkap berbagai hal yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai

pemimpin, manajer, dan supervisor di sekolah. Wawancara yang digunakan

adalah wawancara secara mendalam (in-dept interview) untuk mengetahui

informasi secara detail dan mendalam sehubungan dengan pokok masalah yang

diteliti, yaitu peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor.

Secara khusus wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

ketua jurusan, koordinator PKG/PKB, karyawan, serta wakil orang tua siswa yang

didasarkan pada penilaian terhadap relevansi masalah yang diajukan dengan

informasi masalah yang dimiliki informasi. Melalui wawancara ini diperoleh yang

berguna memberikan secara menyeluruh mengenai bagaimana peran kepala

sekolah sebagai seorang pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1

Bantul.

58
b. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2007: 145) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada informan penelitian. Dalam

teknik ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada seluruh obyek

penelitian. Pengamatan ini dilakukan melalui rapat yang diadakan sekolah,

pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Pengamatan diharapkan mampu

mengetahui kondisi nyata bagaimana peran kepala sekolah sebagai pemimpin,

manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul.

c. Dokumentasi

Menurut Ridwan (2007) studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan lain-lain. Metode

dokumentasi digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap keabsahan data

yang didapatkan dari wawancara dan observasi. Dokumentasi yang dibutuhkan

adalah catatan, transkip, buku, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya untuk

mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai

pemimpin, manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul.

E. Instrumen Penelitian

59
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument adalah peneliti sendiri.

Menurut Sugiyono (2007) Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data dan menafsirkan data dan

membuat kesimpulan atas temuannya. Selain itu, instrumen yang digunakan yaitu

pedoman dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui data kepala sekolah dan

dokumen-dokumen lain yang mendukung dalam penelitian. Adapun kisi-kisi

instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Tabel Kisi-kisi Instrumen PenelitianImplementasi Peran Kepala Sekolah


sebagai Pemimpin, Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul
Sub Komponen Indikator Sub Indikator
1. Peran Kepala a. Memberikan teladan baik 1) Keteladanan dalam hal
Sekolah sebagai bagi personil sekolah kepribadian
Pemimpin 2) Keteladanan displin waktu
3) Keteladanan dalam
berpakaian
4) Keteladanan dalam bertutur
kata
b. Merumuskan dan 1) Mengembangkan visi, misi
memahami visi,misi, tujuan dan tujuan sekolah
sekolah 2) Melaksanakan visi, misi,
dan tujuan dalam wujud
pelaksanaan program atau
kegiatan sekolah
c. Mendorong kemauan kuat 1) Memiliki dan menunjukkan
dan semangat terhadap kemauan dan semangat
personil sekolah kerja yang tinggi
2) Membangkitkan kemauan
dan semangat terhadap
personil sekolah
d. Memberikan pengarahan dan 1) Memberikan arahan yang
bimbingan terhadap personil tepat dan sesuai dengan
sekolah tugas dan tanggungjawab
personil sekolah
2) Memberikan bimbingan
yang dibutuhkan oleh
personil sekolah
e. Menjalin komuniksi yang 1) Berkomunikasi dengan
membangun guru dan karyawan sekolah
2) Berkomunikasi dengan
peserta didik

60
3) Berkomunikasi dengan
orangtua peserta didik,
mitra sekolah, dan
masyarakat sekitar sekolah
f. Mengambil keputusan secara 1) Pengambilan keputusan
tepat bagi kepentingan bersama personil sekolah
sekolah 2) Pengambilan keputusan
untuk kepentingan
internal sekolah
3) Pengambilan keputusan
untuk kepentingan
eksternal sekolah
2. Peran Kepala a. Merencanakan program dan 1) Merumusan program dan
Sekolah sebagai kegiatan sekolah kegiatan sekolah secara
Manajer jelas, periodik dan
sistematis
b. Menggunakan strategi dalam 1) Strategi pemanfaatan
mengelola sumber daya sumber daya sekolah dan
sekolah serta program dan pelaksanaan program dan
kegiatan sekolah kegiatan yang mengarah
pada pencapaian visi, misi,
dan tujuan sekolah
c. Mengorganisasi dan 1) Menghimpun dan
mendayagunakan seluruh mengorganisasikan seluruh
sumber daya yang ada di sumber daya
sekolah 2) Mengatur dan
mendayagunakan segala
sumber sekolah dalam
pencapaian tujuan sekolah
d. Mendorong keterlibatan 1) Menyusun organisasi
seluruh personil sekolah personal dengan uraian
dalam menjalankan tugas tugas sesuai dengan standar
masing-masing yang ada
2) Menggerakkan seluruh
personil sekolah dalam
pelaksanaan tugas masing-
masing
e. Mengembangkan potensi 1) Pengembangan guru dan
yang dimiliki oleh sekolah staf
2) Pengembangan peserta
didik
3) Pengembangan kurikulum
dan pembelajaran
4) Penghargaan dan intensif
5) Tata tertib dan displin
6) Manajemen keuangan dan
pembiayaan
7) Pendayagunaan sarana dan
prasarana
8) Pelibatan orang tua dan

61
masyarakat
f. Melakukan monitoring, 1) Kegiatan monitoring
evaluasi, dan pelaporan kegiatan sekolah
pelaksanaan program 2) Kegiatan evaluasi kegiatan
kegiatan sekolah sekolah
3) Kegiatan pelaporan
kegiatan sekolah
3. Peran Kepala a. Menyusun program supervisi 1) Perumusan perencanaan
Sekolah sebagai akademik terhadap guru program supervisi
Supervisor b. Melaksanakan program 1) Waktu dan setting
supervisi akademik terhadap pelaksanaan supervisi
guru 2) Teknik atau pendekatan
supervisi
c. Menindaklanjuti hasil 1) Hasil atau capaian kegiatan
supervisi akademik terhadap supervisi
guru 2) Kegiatan tindaklanjut
kegiatan supervisi
3) Kegiatan laporan kegiatan
supervisi

F. Uji Keabsahan Data Penelitian

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik.Menurut Sugiyono (2007:83) teknik triangulasi data adalah

suatu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

pengumpulan data dan sumber yang ada. Dalam penelitian ini keterpercayaan atau

ukuran kebenaran data yang disimpulkan, yang menggambarkan kecocokan

konsep peneliti dengan hasil penelitian dilakukan dengan menetapkan dan

memilih sumber data atau informan yang tepat sesuai dengan fokus penelitian

yaitu dengan menjadikan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan,

koordinator PKG/PKB, karyawan, dan orang tua siswa sebagai subjek penelitian,

dalam pengumpulan data atau informasi peneliti melakukan trigualasi sumber data

yaitu melakukan pengumpulan data dengan menggali informasi yang sama dari

sumber data yang berbeda dengan sumber data diantaranya kepala sekolah, wakil-

wakil kepala sekolah, ketua jurusan, koordinator PKG/PKB, karyawan, dan orang

62
tua siswa. Dan menggunakan triangulasi teknik yaitu mengecek data yang didapat

ke lapangan menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dari wawancara akan dibandingkan

dengan data hasil observasi dan catatan hasil dokumen.

G. Teknik Analisis Data Penelitian

Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis model Miles dan

Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Model Miles dan Huberman digambarkan

dalam Sugiyono (2013: 247) sebagai berikut.

Data Collection Data Display

Data Reduksi Conclusion


drawing/verifying

Gambar 1. Analisis Data Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 247)

1. Tahap Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh sumber data. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Setelah data terkumpul

disajikan dalam bentuk transkip wawancara, deskripsi studi dokumentasi dan

deskripsi hasil pengamatan.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

63
Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang telah dikumpulkan dari

lapangan. Data dari wawancara semua informan dikelompokkan sesuai

pertanyaan wawancara yang sama. Setelah disimpulkan secara garis besar

hasil wawancara kemudian dikelompokkan dengan hasil observasi dan studi

dokumen yang saling berkaitan. Setelah data berdasarkan wawancara,

observasi, dan dokumentasi diambil dari kesamaan pola, kemudian

dirangkum berdasarkan pertanyaan penelitian.

3. Penyajian Data (Dislay Data)

Setelah data direduksi maka data dibuat pola-pola khusus sesuai tema atau

pokok permasalahan sehingga data tersebut dapat memberikan informasi

yang jelas dan dapat dipahami. Data yang telah dirangkum berdasarkan

pertanyaan penelitian selanjutnya dipaparkan dalam bentuk narasi sesuai

dengan rumusan masalah penelitian yaitu implementasi peran kepala sekolah

sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion, Drawing/verifying)

Setelah display data tahap berikutnya adalah penarikan kesimpulan. Data yang

dibuat narasi dalam display data kemudian disajikan dalam hasil penelitian.

Pemaparan hasil penelitian disertai bukti-bukti lapangan hasil wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi. Dari hasil pemelitian selanjutnya peneliti

membandingkan dengan teori. Hasil akhir berupa kesimpulan serta saran

terhadap implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan

supervisor.

64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Obyek yang diteliti

dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah pada implementasi

peran sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Negeri 1 Bantul.Informan penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, ketua jurusan, koordinator PKG/PKB, karyawan, dan orangtua siswa di

SLB Negeri 1 Bantul. Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara,

observasi, dan studi dokumen.

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul yang

beralamat di Jalan Wates No. 147, Ngetisharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55182 dengan nomor

telepon (0274) 374410, nomor fax (0274) 378990, dan beralamat email

www.slbn1bantul.sch.id. Jenis layanan pendidikan diSLB Negeri 1 Bantul

dianataranya; Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita Ringan (C),

Tunagrahita Sedang (C1), Tunadaksa (D), Tunadaksa Ringan (D1), dan Autis,

mulai dari jenjang TK hingga jenjang SMA. Kondisi sekolah dinyatakan baik

(70%), rusak ringan (20%), dan rusak berat (10%).

Awal mula berdirinya SLB Negeri 1 Bantul pada tahun 1971 menjadi rintisan

bagi alumni Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) untuk merintis SLB A

untuk pendidikan tunanetra dan SLB C untuk pendidikan tungrahita yang

berlokasi di kelas khusus lokal SD Klitren. Pada tahun selanjutnya tahun 1972

65
perintisan SLB untuk pendidikan tunarungu wicara dan juga SLB C untuk

pendidikan tungrahita di Kompleks SMEA Sutodirjan, Kecamatan Ngampilan

Yogyakarta (pada waktu itu SGPLB juga menempati komplek tersebut) namun

pada tahun 1976 pindah ke Jalan Bintaran Tengah No. 3, mengikuti SGPLB yang

pada waktu itu juga menempati gedung tersebut. Selanjutnya untuk perintisan

SLB D untuk pendidikan tundaksa pada tahun 1973 menempati rumah Bapak

Hadisudarmo, salah seorang wali siswa, yang beralamat di Condronegaran MD. 3

/ 78, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Dalam perkembangannya pada tahun

1977 SLB A, B, C, dan D tersebut dipindahkan ke kompleks SGPLB dan

merupakan SLB Latihan bagi SGPLB. Kemudian tahun 1996 SGPLB beralih

fungsi, maka SLB Latihan SGPLB menempati seluruh bangunan dengan sekolah

baru yang berstatus negeri bernama SLB Negeri Bantul.

SLB Negeri Bantul sempat berubah nama menjadi SLB Negeri 3 Yogyakarta

pada tahun 2004 namun pada tahun 2010 berubah nama kembali menjadi SLB

Negeri 1 Bantul sampai dengan sekarang. Dalam perkembangannya mulai tahun

pelajaran 2003/2004 sekolah memiliki layanan Pendampingan dan Suporting

system di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) dalam rangka uji

coba Pendidikan Inklusi. Selanjutnya dilaksanakan restrukrisasi dan revitalisasi

dalam rangka optimalisasi fungsi sarana prasarana untuk Klinik Rehabilitasi dan

Resource Centre Pendukung Inklusi (RC IX Propinsi DIY). Dan mulai tahun

pelajaran 2005/2006 dibuka layanan Klinik rehabilitas, bekerjasama dengan

Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, RS Sardjito Yogyakarta, Fakultas

Psikologi UGM/UAD, Puskesmas Kecamatan Kasihan Bantul, Akademi

66
Fisioterapi Yogyakarta dan UNY sebagai peningkatan layanan sosiologis,

psikologis, medis, dan vokasional bagi semua anak berkebutuhan khusus di SLB

Negeri 1 Bantul maupun SLB sekitarnya pada tahun ini pula, dirintis layanan

pendidikan / pelatihan anak AUTIS.

SLB Negeri 1 Bantul Mandiri, Terampil, Berprestasi, Pandai,

. Selanjutnya untuk mencapai visi tersebut, sekolah

tersebut menetapkan misi sebagai berikut. 1. Menyelenggarakan pembelajaran

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan

kondisi, potensi, kemampuan, dan kebutuhan individu anak; 2. Menyelenggarakan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; 3. Meningkatkan

profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan; 4. Melengkapi kebutuhan

sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran; 5. Menerapkan

tingkah laku sopan santun terhadap guru, orang tua dan orang lain dalam

kehidupan sehari-hari; 6. Menerapkan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-

hari; 7. Mengembangkan potensi dan prestasi siswa dalam bidang olahraga,

keterampilan, dan bidang lainnya secara optimal; 8. Menyiapkan siswa dalam

menghadapi ujian; Dan 9. Membantu siswa dalam kemandirian sesuai dengan

potensi yang dimiliki.

67
2. Struktur Organisasi SLB Negeri 1 Bantul

Tenaga/ Tim Ahli Kepala Sekolah Ketua Komite Sekolah Kepala


Sub
Bag
Tata
Usaha

Wakasek Urusan Wakasek Urusan Wakasek Urusan Wakasek Urusan


Humas Pengajaran Sarana Prasarana Kesiswaan

Kepala Jurusan Kepala Jurusan Kepala Jurusan Kepala Jurusan Kepala Jurusan
Autis Tunanetra Tunarungu Tunagrahita Tunadaksa

Koord. Pusat Koord. Klinik Koord. Bengkel Koord.


Sumber Rehabilitasi Kerja
Asrama

Koord. PKG/PKB

Koord. SIM dan ICT Kepala Perpustakaan

Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran, Guru BK, Wali Kelas

Peserta Didik TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB, Jenis Kelainan A,B, C, D dan Autis

Gambar 1.Struktur Organisasi SLB Negeri 1 Bantul

68
3. Personalia Penanggung jawab SLB Negeri 1 Bantul Tahun 2013-2014

1. Kepala Sekolah : Muh. Basuni, M.Pd.


2. WKS Urusan Pengajaran : A. Endang Sulistijowati, S.Pd.
3. WKS Urusan Kesiswaan : Dra. Kristanti
4. WKS Urusan Sarana Prasarana : Moko Saptoyo
5. WKS Urusan Humas & Publikasi : NurmansyahLubis, S.TP
6. Ka. Sub. Bag. Tata Usaha : Sutrisno, S.Pd
a. Urusan Umum dan RT : Agus Mulyadi, Suratman, Slamet
Rudi S.
a. Urusan Administrasi & :Surat Purniasih, Suwanto, Rr.
Keuangan Aryani Kusumo
b. UrusanKepegawaian : Budi Wahyono, Titis PS, Jumali
7. Koordinator program pendidikan
a. Bagian A (Tunanetra) : Dalidi
b. Bagian B (Tunarungu) : Rahmi Istifawati, S.Pd.
c. Bagian C dan C1(Tunagrahita : Budiyono, S.Pd.
ringan dan sedang)
d. Bagian D / D1 (Tunadaksa) : Tuti Maryati, S.Pd.
e. Autis : Estri Kustinah, S.Pd.
8. Koordinator Tenaga Ahli : Prof. DR. Sunartini Hapsara,
Sp.AK,Ph.D
a. Urusan UKS, UKGS, Klinik : Asih Ratesih, S.Pd
Rehabilitasi & Terapi
b. Urusan Klinik Psikolog : Diah Ekowati, S.Psi.
9. KoordinatorResourceCenter :Dra. Ati Hernani Yulianti
(PusatSumber) Pendukung
Pendidikan Inklusi
10.Koordinator ICT dan Lab. : Suyanto, S.Pd.
Komputer
11. KoordinatorPerpustakaan : Heri
12. KoordinatorSanggarKerja : Iswanti WS, S.Pd.
a.Bagian Desain Grafis : Abdul Kohar, S.Sn
b.Bagian Kerajinan Tangan dan : Saryono, S.Sn
Lukis
c.Bagian Pertukangan kayu dan : JokoPurnomo, S.Sn.
batako
c. Bagian Tata Busana : Dra. Titik Nurhayati
e.Bagian Salon dan Tata : Dra. RR Pudji Astuti
riaswajah : Endang Pamungkas
13. KoordinatorExtra Kurikuler : Rr. Ratna Riyanti, S.Pd
a. Pramuka : Joned Etri Seaga, S.Or.
b. Olahraga : Dra. HCM. Mayasni
c. Kesenian : Dra. Nanik Hayati
d. Kerohanian Islam : Heri
e. Kerohanian Kristen : Widi Astuti, S.Pd.

69
f. Kerohanian Katholik : Abdul Adim, S.Pd.
14. Koordinator Asrama Siswa : Asti Sudaryani, S.Pd.
15. Koordinator Lab. MIPA : Zakaria Abu Bakar, S.Pd.
16. Koodinator Upacara Bendera : Yus Subianti
17. Komite Sekolah

4. Jumlah Siswa SLB Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran 2014-2015


Tabel 3. Rekap Jumlah Siswa TKLB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelainan
Jumlah
JURUSAN A B C C1 D D1 Autis
Total
TK A - 3 - 7 - 7 - 17
TK B - 7 - 6 5 - - 18
JML - 10 - 13 5 7 - 35
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

Tabel 4. Rekap Jumlah Siswa SDLB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelainan


Jumlah
JURUSAN A B C C1 D D1 Autis
Total
Kelas I 1 5 1 4 1 5 2 19
Kelas II 1 4 6 7 1 7 1 27
Kelas III 1 2 3 7 - 6 1 20
Kelas IV 1 3 5 9 1 9 2 30
Kelas V 2 4 8 9 - 7 3 33
Kelas VI 1 5 7 6 2 6 2 29
JML SD 7 23 30 42 5 40 11 158
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

Tabel 5. Rekap Jumlah Siswa SMPLB N 1 Bantul Menurut Jenis Kelainan


Jumlah
JURUSAN A B C C1 D D1 Autis
Total
Kelas VII 3 4 9 5 2 6 2 31
Kelas VIII 1 3 8 6 1 5 - 24
Kelas IX 3 8 5 1 - 2 - 19
JML SMP 7 15 22 12 3 13 2 74
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

70
Tabel 6. Rekap Jumlah Siswa SMALB N 1 Bantul Menurut Jenis
Kelainan
Jumlah
JURUSAN A B C C1 D D1 Autis
Total
Kelas X 1 9 7 7 - - - 24
Kelas XI - 7 4 6 - 1 - 18
Kelas XII 1 9 2 2 2 - - 16
JML SMA 2 25 13 15 2 1 - 58
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

5. Jumlah Guru, Tenaga Kependidikan, dan Tenaga Ahli/ Konsultan


dan Paramedis SLB Negeri 1 Bantul Tahun 2013
Tabel 7. Rekap Jumlah Guru, Tenaga Kependidikan, dan Tenaga Ahli/
Konsultan dan Paramedis.
NO KETERANGAN JUMLAH
1. Guru 97
2. Tenaga Kependidikan 24
3. Tenaga Ahli/ Konsultan dan Paramedis 11
Jumlah 132

Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

6. Profil Kepala Sekolah

Nama : Muh. Basuni M,Pd


NIP : 19700102 199702 1 006
Pangkat/Golongan : IV/A
Mengajar Satuan Pendidikan : SLB
Mata Pelajaran / Guru Kelas : Bahasa Indonesia / kelas 5 dan 6
Jurusan Tuna Daksa
Beban Mengajar : 6 jam
Tugas Tambahan : Kepala Sekolah

71
1) Tabel8. Kualifikasi Akademik Kepala Sekolah.

NO. JENJANG PERG. TINGGI FAKULTAS JURUSAN/ TAHUN


PRODI
LULUS
1. S1 IKIP NEGERI Ilmu Pendidikan 1995
YOGYAKARTA Pendidikan Khusus
2. S2 UNY Program Pasca Manajemen 2006
Sarjana Pendidikan
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

2) Tabel 9. Pengalaman Mengajar Kepala Sekolah.


NO. NAMA SEKOLAH BIDANG STUDI / LAMA
GURU KELAS MENGAJAR
1. SLB Negeri Pembina Yogyakarta Guru Kelas 1997-2009
2. SLB Tunas Bhakti Pleret Guru Kelas 2009- 2013
3. Guru Bahasa 2013- sekarang
SLB Negeri 1 Bantul
Indonesia
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

3) Tabel 10. Pengalaman Mendapat Tugas Tambahan.


NO. JABATAN TAHUN NAMA SEKOLAH
1. SLB Negeri
Koordinator Resource Center 2006 - 2007
Pembina Yogyakarta
2. SLB Tunas Bhakti
Kepala Sekolah 2009 - 2013
Pleret
3. Kepala Sekolah 2013 - sekarang SLB Negeri 1 Bantul
Sumber: Dokumen SLB Negeri 1 Bantul

B. Hasil Penelitian

Dalam implementasi peran kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul, kepala

sekolah menjalankan kepemimpinannya menggunakan sistem manajemen

72
berlapis melalui struktur organisasi. Sistem manajemen atau pengelolaan secara

hirarki berdasarkan lapisan struktur kelembagaan. Lapisan pertama dalam

manajemen paling atas adalah kepala sekolah sebagai top manajer, kemudian

lapisan di bawahnya adalah wakil kepala sekolah yang membawahi kepala setiap

jurusan, selanjutnya dibawahnya sarana penunjang seperti koordinator pusat

sumber, klinik rehabilitasi, bengkel kerja, asrama, SIM/ICT, dan perpustakaan.

SLB Negeri 1 Bantul menjalankan supporting system pendidikan inklusi melalui

unit pelayanan Recource Centre IX. Pusat sumber (Recource Centre IX)didirikan

dalam rangka pengembangan pendidikan khusus maupun pendidikan inklusif

yang dapat dimanfaatkan oleh semua anak, khususnya anak berkebutuhan khusus,

orang tua, keluarga, sekolah umum, sekolah luar biasa, masyarakat, pemerintah,

serta pihak lain yang berkepentingan untuk memperoleh informasi yang seluas-

luasnya dan melatih berbagai keterampilan, serta memperoleh berbagai

pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan berkebutuhan

khusus/pendidikan inklusif.

Selain melaksanakan layanan pendidikan SLB Negeri 1 Bantul melaksanakan

pelayanan rehabilitasi baik medik, psikologi, maupun vokasional yang

dilaksanakan pada jam kerja umum pelayanan tersebut atau dengan melalui

perjanjian sebelumnya. Rehabilitasi merupakan upaya layanan yang diberikan

kepada anak didik yang membutuhkan layanan khusus yang terdiri dari berbagai

jenis sesuai dengan gangguan yang dialaminya. Rehabilitasi medik yaitu layanan

yang diberikan kepada anak didik yang mengalami ganguan dalam koordinasi

gerak, komunikasi, sensorik motor dan penyesuaian sosial. Rehabilitasi

73
vokasional bertujuan mempersiapkan anak berkebutuhan khusus untuk mencapai

penempatan diri yang bermanfaat, atau mempersiapkan para anak berkebutuhan

khusus menjadi individu yang produktif, bekerja di shelter workshop atau di

masyarakat. Sedangkan rehabilitasi psikologis bertujuan menentukan kemampuan

dan kebutuhan anak didik dan memberikan konseling dan psikotherapi.

Pelaksanaan medik dilaksanakan di klinik rehabilitasi dan tumbuh kembang

anak berkebutuhan khusus dan UKS. Pelaksanaan psikologi di biro konsultan

pendidikan dan psikologi. Untuk pelaksanaan layanan pendidikan dilaksanakan

mulai pagi sampai siang hari sesuai dengan jadwal disetiap jenjang pendidikan,

sedangkan untuk ekstra kurikuler dilaksanakan siang hari sampai sore setelah jam

sekolah. Ekstra kurikuler yang diwajibkan di SLB Negeri 1 Bantul adalah

kegiatan Pramuka setiap hari Sabtu untuk anak didik kelas 4 keatas semua

jurusan dan drum band sedangkan pelaksanaan ektrakurikuler lainnya

menyesuaikan jadwal pembimbing ekstrakurikuler masing-masing.

Kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya di SLB Negeri 1

Bantul dibantu oleh empat wakil kepala sekolah di bidang: pengajaran, kesiswaan,

sarana prasarana, dan hubungan masyarakat, serta dibantu oleh setiap ketua

jurusan dengan jenis ketunaan: tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa,

dan autis. Adapun di bidang tata usaha yaitu kepala sub.bagian tata usaha dan

koordinator sarana penunjang sekolah diantaranya pusat sumber, klinik

rehabilitasi, bengkel kerja, asrama, SIM/ICT, dan perpustakaan. Setiap

koordinator unit kerja sarana penunjang merupakan unsur warga sekolah yaitu

para guru dan karyawan di SLB Negeri 1 Bantul yang sudah diberikan

74
kewenangan oleh kepala sekolah untuk mengelola dan menjalankan tugas di

masing-masing unit kerja.

1. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Kepemimpinan Kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul sekarang ini dijabat

oleh Bapak Muh. Basuni, M.Pd yang sudah menjabat kurang lebih selama satu

tahun lima bulan. Kepala sekolah memiliki pengalaman mengajar sebagai guru

dan sebelumnya memiliki pengalaman sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah

memaparkan dalam kepemimpinan di SLB Negeri 1 Bantul memiliki tantangan

yang besar, berbeda dengan kepemimpinannya di sekolah sebelumnya karena

harus mengelola sumber daya yang besar, diantaranya sumber daya manusia yaitu

guru dan karyawan, anak didik, dan sarana prasarana pendukung dengan luas

tanah yang hampir tiga hektar yang dahulu merupakan komplek bekas Sekolah

Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB). Kepemimpinan adalah satu kesatuan

penting dalam rangka pengelolaan seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Oleh

sebab itu kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus berdiri di depan untuk

memberikan inspirasi maupun pengaruh bagi organisasi dalam rangka mencapai

tujuan sekolah.

a. Memberikan teladan baik bagi personil sekolah

Keteladanan merupakan dimensi yang penting dalam kepemimpinan kepala

sekolah. Kelakuan kepala sekolah yang selalu menjadi contoh yang baik bagi

bawahannya akan menjadi salah satu modal utama bagi terlaksananya

kepemimpinan dan pengelolaan sekolah yang efektif. Kepala Sekolah di SLB

Negeri 1 Bantul menjalankan perannya sebagai pemimpin dengan memberikan

75
berbagai macam keteladanan. Menurut kepala sekolah keteladanan yang diberikan

ialah dalam hal kedisplinan, yaitu displin waktu, displin kerja melaksanakan tugas

dan kegiatan, serta displin berpakaian. Dalam kepribadian kepala sekolah sebagai

pemimpin menunjukkan kepribadian yang disiplin, kerja keras, tanggung jawab,

loyal, berdedikasi menjalankan tugas, dan jujur.

Kemudian keteladanan displin waktu dengan datang dan pulang sesuai jam

kerja. Kepala sekolah mendisiplinkan guru dan karyawan dengan menerapkan

presensi kehadiran dan meninggalkan sekolah menggunakan finger print dan

menulis secara manual pada daftar hadir. Selain itu kepala sekolah akan selalu

memantau kehadiran guru. Keteladanan dalam hal berpakaianan ditunjukkan

kepala sekolah dengan menggunakan pakaian secara rapi dan sesuai seragam

sekolah. Kepala sekolah akan menegur guru atau karyawan apabila tidak rapi

dalam berpakaian. Kepala sekolah akan menegur secara langsung atau lewat

forum rapat kepada guru dan karyawan yang tidak displin berpakaian di sekolah.

Dalam hal bertutur kata kepala sekolah bertutur kata sesuai dengan

pembawaan diri dan kebiasaan yang dimiliki oleh kepala sekolah. Hal tersebut

sesuai hasil wawancara dengan MB sebagai kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul

pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

siplinkan, mendisiplinkan seperti waktu,


tugas, kegiatan apapun, kita harus menunjukkan orang manajemen seperti
apa, otomatis berpakaianan kita harus lengkap sesuai seragam. Displin kan
mulai dari pakaian, disiplin waktu, displin kerja, itu semua kita harus
berikan keteladanan bagi mereka. Keteladanan sebagai seorang
kepribadiaan seorang pemimpin tergantung dari masing-masing individu
yaitu dengan harus displin, kerja keras, tanggung jawab, loyal, dedicate
dan jujur. Keteladanan bertutur tata lewat kebiasaan, sesuai dengan
bawaan dari kepala sekolah.Saya keras sehingga sesorang harus
menyesuaikan.Kerasny

76
SLB Negeri 1 Bantul sudah menjalankan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun

2010 pasal 3 ayat (11) tentang displin PNS, bahwa setiap PNS wajib masuk jam

kerja dan menaati ketentuan jam kerja dengan menggunakan presensi elektronik

yaitu finger print yang laporan kehadiran guru dan karyawan akan dihitung secara

kumulatif dan dikirimkan ke BKD Kabupaten Bantul. Oleh sebab itu semua guru

dan karyawan dituntut untuk displin dalam menggunakan waktu karena sudah

mengetahui jam datang dan jam pulang sesuai jam kerja. Ketentuan waktu

kehadiran di SLB Negeri 1 Bantul yaitu untuk hari Senin hingga Kamis jam

masuk pukul 07.00 WIB sampai 13.30 WIB, untuk hari Jumat jam masuk pukul

07.00 WIB sampai 11.00 WIB, dan untuk hari Sabtu dari jam 07.00 WIB sampai

13.00 WIB.

EK sebagai koordinator jurusan Autis SLB Negeri 1 Bantul pada Selasa, 14

April 2015 mengungkapkan bahwa,

menekankan kedisplinan dengan datang tepat waktu dan pulang paling akhir,

sebagai guru kalau mengajar ya mengajar beneran Kepala Sekolah memberikan

keteladanan dengan bukti nyata melalui tindakan yang ditunjukkan kepada seluruh

asek

humas SLB Negeri 1 Bantul pada Rabu, 25 Maret 2015 bahwa,

Tahun 2014 menjadikan SLB terbaik se-DIY, meneladani datang pagi-pagi


guru yang terlambat akan malu, keteladanan berpakaian secara pasti sesuai
dengan seragam, ada guru yang ganti berpakaian atau tidak berseragam akan
diperingati atau ditegur oleh kepala sekolah. Kepribadian sebagai pendobrak
memiliki visioner menjadikan SLB yang ingin terbaik se Asia Tenggara,
keras dan tegas sebagai pemimpin, sebelumnya kepala sekolah tidak ada
yang sekeras ini.Mengalami 4 tahun kepala sekolah, dampak perubahannya

77
Pendapat yang sama berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh

peneliti bahwa kepala sekolah memberikan keteladanan dengan berangkat ke

sekolah sebelum pukul 07.00 WIB dan jika tidak ada urusan dinas keluar akan

pulang paling akhir. Memberikan keteladanan dalam berpakaian kesehariannya di

sekolah selalu rapi sesuai dengan seragam sekolah, misalnya pada hari Jumat, 20

Maret 2015 kepala sekolah meneladani menggunakan pakaian adat Jawa untuk

peringatan Keistimewaan Yogyakarta padahal ada guru yang tidak menggunakan

baju adat. Hal ini seperti yang diungkapkan ES selaku wakasek pengajaran SLB

Negeri 1 Bantul pada Kamis, 23 April 2015 menyatakanbahwa,

Memberikan teladan yang baik. Dengan memberikan contoh saat kerja


bakti ikut menyapu, datang tepat waktu, memakai baju saat ulang tahun
Jogja menggunakan baju adat.Dalam kepribadian sudah baik.Teladannya
dari pertama sikap, kedua kepala sekolah memberikan contoh dalam segala
hal baik yaitu sikap tuh dalam hal displinnya juga, bicaranya, terus skillnya
juga yaitu terampil dalam mengatur dan manajemen juga bisa.

Dari hasil wawancara langsung dengan kepala sekolah dan pendapat yang

disampaikan oleh para guru serta hasil pengamatan dilapangan oleh peneliti

menyimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin sungguh-sungguh

memberikan keteladanan melalui sikap yang ditunjukkan oleh kepala sekolah

dalam hal displin berpakaian, menggunakan waktu di sekolah dan dalam hal

menjalankan tugas terutama bagi guru untuk menjalankan tugasnya mengajar di

kelas.

b. Merumuskan dan memahami visi dan misi sekolah

Visi sekolah merupakan atribut kepemimpinan kepala sekolah untuk sekarang

dan untuk masa depan, maka penting bagi kepala sekolah memiliki dan

78
memahami visi tentang sekolahnya agar mampu membawa sekolahnya ke arah

kemajuan. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di SLB Negeri 1 Bantul

merumuskan visi dan misi sekolah dengan melibatkan seluruh unsur warga

sekolah. Berdasarkan hasil wawancara ES selaku wakasek pengajaran SLB Negeri

1 Bantul padaKamis, 23 April 2015 mengungkapkan dalam hal merumuskan visi

dan misi kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah seperti yang

diungkapkan, Semua personil, semua guru, ya nanti ada dari tim kecil yaitu

pemangku-pemangku jabatan wakil kepala sekolah, ketua jurusan, dan ketua unit

merumuskan kemudian akan dilanjutkan dalam tim besar yaitu seluruh guru dan

karyawan nanti akan di lanjutkan dalam forum rapat nanti dari situ ada perubahan

MB selaku kepala sekolah SLB

Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 mengungkapkan bahwa,

otomatis seluruh warga sekolah terlibat semua sampai tukang kebon ikut

merumuskan visi misi, dan masukan-masukan dari komite sekolah kita bisa

Dari hasil studi dokumentasi visi SLB

Negeri 1 Bantul yaitu Mandiri, Terampil, Berprestasi, Pandai, Beriman dan

. Kemudian dijabarkan untuk misi SLB Negeri 1 Bantul sebagai

berikut. (a) Menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, kemampuan, dan

kebutuhan individu anak. (b) Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan. (c) Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga

kependidikan. (d) Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan

dalam proses pembelajaran. (e) Menerapkan tingkah laku sopan santun terhadap

79
guru, orang tua, dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. (f) Menerapkan nilai-

nilai religius dalam kehidupan sehari-hari. (g) Mengembangkan potensi dan

prestasi siswa dalam bidang olahraga, keterampilan, dan bidang lainnya secara

optimal. (h) Menyiapkan siswa dalam menghadapi ujian. (i) Membantu siswa

dalam kemandirian sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Dalam melaksanakan dan mengembangkan visi dan misi kepala sekolah

mewujudkannya dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan

sekolah. Dalam hal pengembangan visi dan misi sekolah yang diungkapan MB

selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 6 April 2015 menyatakan

bahwa,

n misi ya jelas otomatis ada pengembangan bagaimana sekolah


kita berkembang, mosok stagnisasi.Pengembangan yaitu melalui misi
dikembangkan melalui tujuan dan tujuan melalui program kemudian
menjadi kegiatan. Pengembangan visi misi ya kita lihat dari kontennya visi
misi itu apa kedepannya seperti apa ya kita lakukan jumlah program-
program yang kita lakukan disusun bersama, umpamanya sekarang ada
pengembangan KTSP apa kurikulum tiga belasnya, lha seperti apa visi
misinya, ya kita harus menyiapkan gurunya, gurunya seperti apa nah kita
didik dia untuk workshopnya untuk pengembangan sarpras yang lebih
canggih seperti apa, nah otomatis dsitu enggak ada lha kita lakukan
pelatihan

Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah memiliki harapan kedepan

terhadap sekolah ingin menjadikan SLB Negeri 1 Bantul sebagai SLB terbaik se-

Asia Tenggara. Dalam mewujudkan harapan tersebut kepala sekolah

meningkatkan dalam hal pelayanan, penanganan, dan dalam manajemen

pengelolaan sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan MB selaku

kepala skolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 6 April 2015 menyatakan bahwa,

SLB N 1 Bantul kita cukup kedepannya kita menjadi SLB terbaik se Asia
Tenggara, baik dalam pelayanan, baik dalam penanganan, baik dalam

80
manajemen pengelolaannya sehingga kita tuh menjadi SLB yang itu
minimal ada standar internasional. Sampai kemanapun kita target kesana.
Dari mulai sekarang kita melakukan dengan penjaminan mutu pendidikan
seperti apa. Memang harapan pribadi saya, dan sudah jadi komitmen kita
bersama kemudian kita dropkan untuk bisa diikuti oleh semua warga
sekolah untuk menjadi terbaik seAsia Tenggara, ya bagaimana, ya kita
dropkan kebawah-kebawah.Ya sekarang sudah menjadi terbaik se Provinsi
buktinya pengajaran kemudian juara tiga Nasional tinggal sedikit lagi
bagaimana kita go internasionalnya
Namun dalam mencapai harapan tersebut SLB Negeri 1 Bantul masih

menghadapi berbagai kendala. Ini sesuai yang disampaikan MB selaku kepala

pendanaan apalagi luas

sekolah tiga hektar, yang kedua SDM terbesar dan tidak semua SDM bisa

menerima apa yang kita disampaikan atau ide-ide, sarana prasarana walaupun

sekolah terbesar tapi sekolah masih menggunakan bekas SGPLB

sehinggapengelolaannya belum sesuai dengan standar yang kita diinginkan. Yang

ketiga dukungan orang tua masih kurang untuk bagaimana membantu anak-

anaknya sehingga program sekolah sesuai dengan kebutuhan anak, tidak hanya

Dari hasil wawancara dari kepala sekolah dan guru untuk merumuskan visi

dan misi sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah melalui rapat bersama.

Sedangkan pelaksanaan visi dan misi lewat pelaksanaan program dan kegiatan

sekolah yang disusun bersama setiap tahun ajaran baru untuk setahun kedepan.

Selain itu kepala sekolah juga memiliki harapan kedepan untuk SLB Negeri 1

Bantul menjadikan SLB terbaik se Asia Tenggara.Untuk mewujudkan harapan

tersebut kepala sekolah masih berupaya meningkatkan dalam hal pelayanan,

penanganan, dan dalam manajemen pengelolaan sekolah. Sesuai dengan hasil

81
pengamatan dokumentasi notulen rapat bahwa kepala sekolah telah memaparkan

dan mengkomunikasikan harapan kedepan menjadikan SLB Negeri 1 Bantul

terbaik se-Asia Tenggara dan dalam mewujudkannya kepala sekolah memerlukan

sinergi diantara pemangku kebijakan, warga sekolah, sarana prasarana dan lain-

lain untuk dapat mencapai harapan tersebut.

c. Mendorong kemauan kuat dan semangat terhadap personil sekolah

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu mendorong

timbulnya kemauan kuat dengan penuh semangat kepada para guru, karyawan,

dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. Sebagai seorang pemimpin,

kepala sekolah menunjukkan kemauan dan semangat kerja yang tinggi dengan

memberikan contoh melalui perilaku. Semangat kerja ditunjukkan kepala

sekolah dengan melakukan pekerjaan secara ikhlas. Sesuai dengan wawancara

dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret

2015 Ya otomatis, untuk semangat kerja kita tunjukkan bagaimana kita

melakukan sesuatu pekerjaan dengan ikhlas tanpa ada embel-embel segala

apapun, bahwa kita kerja itu untuk ABK (anak berkebutuhan khusus) ini kita

lakukan dengan sepenuh hati jangan mikirkan nanti ada apa-apanya, ada

imbalannya Sedangkan cara kepala sekolah dalam membangkitkan semangat

kerja dengan contoh datang pagi dan pulang sore sertamelaksanakan pekerjaan

harus tepat waktu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan MB kepala

sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 Menunjukkan

semangat kerja dengan contoh dan perilaku, dengan datang pagi dan pulang sore,

kerjaan harus tepat waktu, kalau ada nggak bisa bagaimana kita memberitahu

82
yang lain untuk dibantu dan minta tolong Selain itu kepala sekolah juga

memiliki komitmen dalam menjalankan tugasnya yaitu komitmenmenjadi guru

yang loyal pada negara dan sekolah dan juga mendedikasikan diri pada anak

berkebutuhan khusus.

Pendapat senada dari NL selaku wakasek humas SLB Negeri 1 Bantul Rabu,

25 Maret 2015 Kepala sekolah gila kerja, mencontohkan dengan datang

pagi-pagi guru sudah pulang kepala sekolah belum pulang, awal-awal masih

sungkan kepala sekolah belum pulang. Memang beliau masih banyak kerjaan

mengurus sekolah, kepala sekolah sudah menunjukkan kerja kerasnya sebagai

ES selaku wakasek pengajaran SLB Negeri 1 Bantul pada

Kamis, 23 April 2015 mengungkapkan bahwa kepala sekolah mendorong

kemauan dan semangat Bapak/Ibu Guru SLB Negeri 1 Bantul dengan cara,

memberikan misalnya dengan mengecek setiap hari misalnya ada anak yang

memang sulit diajar nanti bapak kepala sekolah memberikan saran apa atau ke

psikolog seperti apa biar kita enak mengajarnya dengan diberikan masukan

dorongan atau kadang kita disuruh ikut diklat supaya untuk pembelajaran apa-

apanya yang mungkin kurang dapat ditambahkan dari diklat karena biasanya

dalam diklat dapat masukan dan ilmu banyak sekali yang mungkin bisa diterapkan

di sekolah

Ungkapan lain dikemukakan K selaku wakasek kesiswaan SLB Negeri 1

Bantul pada Sabtu, 28 Maret 2015 mengenai semangat kerja kepala sekolah

bahwa, ari Bandung jam 7 langsung ke

sekolah tidak ke rumah dulu, langsung ke sekolah, terus selama disana selalu

83
monitoring ke semua wakil kepala sekolah lewat telepon, sms, bbm, komunikasi

selalu walaupun tidak di tempat. Kepala sekolah selalu memberikan motivasi

dengan dioyak-oyak untuk ikut lomba-lomba, pokoknya harus ada yang ikut

Selain itu

kepala sekolah juga sangat mengutamakan pelaksanaan proses belajar mengajar di

sekolah dengan rutin memantau proses kegiatan belajar mengajar. Guru yang

hendak ijin tidak dibolehkan pergi meninggalkan siswa dan tidak akan mendapat

ijin dari kepala sekolah sebelum ada guru pengganti untuk menggantikan

mengajar di kelas. Selain itu kepala sekolah melarang kegiatan diluar kegiatan

belajar mengajar dilaksanakan di sekolah seperti misalnya acara ulang tahun siswa

atau syukuran berlangsung di sekolah, hal ini dikhawatirkan akan mengganggu

proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

MS selaku wakasek sarana prasarana SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret

2015 yang menyatakan bahwa,

meninggalkan tugas akan mendapatkan ijin bila ada guru pengganti, karena
anak berkebutuhan tidak dapat ditinggalkan. Kegiatan yang sifatnya tidak
ada hubungannya dengan proses pembelajaran sekolah semuanya tidak
diperbolehkan misalnya acara ulang tahun atau guru syukuran yang bisa
dilakukan diluar jam efektif proses pembelajaran. Kepala sekolah
bertanggung jawab kepada anak buahnya untuk menghindari terjadinya
kecelakaan di sekolah. Semua fasilitas dan kebutuhan guru diperhatikan atau

Dari wawancara langsung oleh kepala sekolah dan para guru SLB Negeri 1

Bantul menunjukkan bahwa kepala sekolah memang memiliki dan menunjukkan

kemauan dan semangat kerja yang tinggi dengan menunjukkan kesungguhan

dalam melaksanakan pekerjaan sebagai kepala sekolah melalui kinerja yang

84
ditunjukkan dengan kehadiran yang tepat waktu dan pulang paling akhir untuk

menyelesaikan tugas di sekolah, kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala

sekolah walaupun sedang ada tugas dinas luar dengan cara berkomunikasi dengan

para wakil kepala sekolah. Selain itu kepala sekolah juga menaruh perhatian

kepada anak didik dengan sangat mengutamakan pelaksanaan proses belajar

mengajar di sekolah. Dalam hal membangkitkan kemauan dan semangat terhadap

personil sekolah kepala sekolah selalu rutin berkeliling sekolah setiap hari untuk

mengamati kinerja guru dan karyawan serta proses pembelajaran di sekolah yang

secara tidak langsung akan memotivasi para guru dan karyawan untuk semakin

giat menjalankan tugas. Kegiatan memotivasi guru juga dilakukan dengan

memberikan saran dan masukan demi kemajuan pembelajaran. Dan guru akan

didorong untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta lomba-lomba yang

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru sehingga diharapkan semakin

bersemangat dalam melaksanakan tugas.

Kepala sekolah juga memberikan motivasi dengan berupaya meningkatkan

kelengkapan sarana penunjang pembelajaran bagi guru, hal ini sesuai upaya

meningkatkan kualitas tenaga pendidik di sekolah tersebut. Hal ini sesuai yang

disampaikan MS selaku wakasek sarana prasarana SLB Negeri 1 Bantul pada

Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

kepala sekolah.Dalam pembuatan perangkat administrasi misalnya kertas


dan komputer. Komputer dulu adanya di lap komputer namun dengan
rapat ada di setiap jurusan. Memenuhi kebutuhan dibengkel perlu tenaga
ahli misalnya memfasilitasi workshop untuk mendapatkan ilmu.Banyak
besar kemajuannya dari kepala sekolah sebelumnya. Sudah menjabat
selama 1,

85
d. Memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap personil sekolah

Kepemimpinan berhubungan dengan cara mengarahkan orang lain agar mau

dan mampu berbuat seperti yang pemimpin inginkan guna mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Kepala sekolah dalam hal memberikan arahan melalui wakil

kepala sekolah dan setiap koordinator jurusan atau unit kerja kemudian arahan

akan diturunkan hingga ke bawah kesetiap anggota. Kegiatan pengarahan juga

dilaksanakan dalam forum rapat dengan berpedoman pada program kerja, karena

kepala sekolah akan selalu menanyakan pelaksanaan dan kemajuan program yang

sedang berlangsung. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan MB selaku

kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 yang

menyatakan bahwa, arahan itu dari tim, jadi kita panggil tim,

kemudian tim itu kebawah kebawah sampai yang terkecil, tim dari unit ini, dari

unit ini atau wakasek kita panggil, kamu harus drop sampai kebawah

me

Bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah sesuai dengan bimbingan yang

dibutuhkan. Bimbingan dari kepala sekolah dapat secara kelompok maupun secara

individu. Bimbingan dalam kelompok diberikan saat monitoring program unit

kerja tertentu yang dilakukan kepala sekolah jika terdapat kegiatan konsultasi

maka kepala sekolah akan memberikan bimbingan. Kepala sekolah melakukan

bimbingan secara langsung terhadap guru yang bersangkutan secara individu

mengenai pembelajaran dan perilaku. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan dengan MB kepala sekolah SLB N 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015

yang mengungkapkan bahwa,

86
jadi kalau dia gak dong atau tugasnya ini harus dilakukan dari perlahan-
lahan dari satu sampai dia bisa dilakukan secara langsung. Otomatis kalau
lewat sistem nanti dia akan konsultan, otomatis kita langsung terjun untuk
monitoring, kamu sudah jalan belum kegiatan ini, seperti apa. Otomatis
saya langsung ke bawah.Kalau sudah itu diarahkan otomatis saya
monitoring ke bawah membimbing mereka bagaimana. Bimbingan yang
dibutuhkan ya sesuai apa kebutuhan dia, ya kita berikan, kita siapkan
bimbingan seperti apa. Baik secara individual atau bimbingan secara
kelompok.Kalau nanti dia bermasalah dalam kelompok ya kita selesaikan
dalam kelompok, kok ini macet, kok ini ada masalah, kita berikan dalam
kelompok itu.Kalau masalah pribadi kita berikan bimbingan secara pribadi
dalam
Pendapat yang sama diungkapkan oleh MS selaku wakasek sarana prasarana

SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa, bapak kepala sekolah

selalu memberikan pengarahan sekaligus bimbingan dalam rapat atau saat

bert

Ketua Sub. Bag Tata Usaha SLB Negeri 1 Bantul pada Selasa, 24 Maret 2015

bahwa,

Kepala sekolah setiap kali sebulan ada rapat.Kepala sekolah selalu


memberikan pengarahan. Bagi tata usaha diberi arahan untuk memberikan
pelayanan prima yaitu dalam mengutamakan proses belajar mengajar
dengan bapak ibu guru datang kurang dari jam 7 jangan sampai
meninggalkan peserta didik. Pelayanan tata usaha harus datang lebih awal.
Bimbingan dengan mendelegasikan atau koordinasi dari tim kemudian
diteruskan. Bimbingan secara langsung

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara oleh kepala sekolah, guru serta

karyawan bahwa kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung pada saat rapat dan saat

monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah dan secara tidak langsung melalui

arahan dan bimbingan lewat kelompok kerja di setiap tim wakasek atau tim unit

87
kerja. Bimbingan secara individu juga diberikan kepala sekolah dengan guru yang

membutuhkan bimbingan mengenai pembelajaran maupun perilaku.

e. Menjalin komunikasi yang membangun terhadap personil sekolah

Kemampuan berkomunikasi sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin karena

seorang pemimpin harus selalu mengadakan hubungan dan interaksi dengan

orang-orang yang dipimpinnya. Hasil pengamatan di lapangan kepala sekolah

menjalin komunikasi yang membangun dengan personil sekolah ketika berada di

sekolah, komunikasi yang aktif dan membangun dengan guru dan karyawan

dilakukan setiap hari pada saat kepala sekolah berinteraksi langsung dengan guru

dan karyawan. Kepala sekolah akan memantau kehadiran guru dan karyawan

dengan berkeliling ke seluruh sekolah untuk mengecek proses pembelajaran, pada

kesempatan upacara Hari Senin, dan pada saat rapat bersama dengan kepala

sekolah. Pada upacara setiap hari Senin saat sesi pengumuman, kepala sekolah

berkesempatan untuk berkomunikasi dengan warga sekolah sekaligus

memberikan pembinaan kepada guru, karyawan, dan siswa. Misalnya mengenai

kehadiran guru dan karyawan, mengingatkan dalam melaksanakan tugasnya guru

untuk membuat laporan yang harus segera dikumpulkan ke Dinas, guru dan

karyawan yang tidak memiliki jadwal piket pada hari Senin wajib mengikuti

upacara. Untuk siswa yang akan menghadapi ujian agar menyiapkan diri belajar

dengan serius. Selain itu kepala sekolah juga memberikan semangat bagi guru dan

siswa yang akan mengikuti lomba mewakili sekolah.

Sesuai dengan yang diungkapkan MB kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul

pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

88
sampai z guru siapa harus kita kenal, si a kemana, hari ini kemana, apa kerjaan

kamu, sudah sampai ini, ngajar tidak, itu harus kalau enggak kemana, ada masalah

apa dengan mengecek tiap hari keliling, komunikasi lewat rapat sekolah secara

Pada saat rapat kepala sekolah akan memberikan kesempatan kepada guru

dan karyawan untuk mengemukakan pendapat. Pendapat atau masukan yang

diperoleh dari masing-masing guru dan karyawan akan ditampung untuk

kemudian akan dimusyawarahkan bersama anggota rapat lainnya. Hal tersebut

sesuai dengan ungkapan ES sebagai wakasek pengajaran SLB Negeri 1 Bantul

pada Kamis, 23 April 2015 bahwa,

baik menerima kritikan mesti ada kritikan, masukan, umpan balik terus nanti

mungkin tidak harus dijawab oleh kepala sekolah mungkin guru yang lain dan

seterusnya dan selalu ada komunikas

pencermatan dokumen yang peneliti lakukan terdapat jadwal agenda rapat yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah baik dengan wakil kepala sekolah, tata usaha

sekolah, setiap unit kerja, dan rapat pleno yaitu rapat bersama seluruh warga

sekolah yaitu seluruh guru dan karyawan.

Kepala sekolah menjalin komunikasi dengan anak didik saat kegiatan-

kegiatan kesiswaan disetiap Hari Jumat dan saat upacara setiap Hari Senin. Selain

itu, kepala sekolah berinteraksi secara langsung dengan anak didik saat

monitoring berkeliling sekolah. Hal ini berdasarkan wawancara dengan MB

kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 yang

menyatakan bahwa, -kegiatan kesiswaan,

kemudian kita setiap hari Jumat kita ada anak-anak bermain bersama. Kemudian

89
saat upacara kita sampaikan ke mereka, kalau secara personal ya nanti wali kelas,

wali kelas bagaimana ditanya dengan siswa itu langsung, wali kelas sebagai guru

Komunikasi kepala sekolah dengan wali murid atau orang tua anak didik

melalui Komite Sekolah dengan mengadakan rapat semesteran membahas

program, masalah siswa, masalah kenyaman di sekolah dan kepuasan sebagai

pengguna jasa disekolah. Adapun secara langsung kepala sekolah membuka

komunikasi apabila terdapat wali murid yang datang untuk menanyakan atau

menyampaikan sesuatu. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan dengan MB

kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015

Komite Sekolah ada rapat semesteran mengenai program, masalah siswa, masalah

kenyaman di sekolah dan kepuasan sebagai pengguna jasa disini. Ada rapat

semesteran atau secara langsung wali murid yang datang ingin kepentingan apa

Komite Sekolah wakil dari orang tua anak didik pada Senin, 30 Maret 2015 yang

mengungkapkan bahwa jika ada permasalahan dapat secara langsung menemui

kepala sekolah.

MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015

menyatakan dalam menjalin komunikasi dengan mitra sekolah dan masyarakat

sekolah sebagai berikut.

unikasi untuk publikasi sekolah melalui pamphlet, web sekolah dan


ada facebook sekolah. Dengan masyarakat tergantung kebutuhan
masyarakatnya, jadi kalau kebutuhan apa contohnya dengan SMP 1
Kasihan butuh tempat ya kita berikan bantuan, dengan dibantu kepala TU

90
sebagai pengurus kerumahtanggaan misalnya dengan masyarakat sini
misalnya untuk sholat Idul Fitri. Kalau dengan mitra sekolah dengan
Sardjito, Puskesmas Kasihan, UNY, dengan terapi-terapi mana, dengan
Stikes mana, dengan UMY yang punya fakultas keperawatan dan
psikologi hubun
Komunikasi dengan masyarakat dilakukan kepala sekolah melalui

kegiatandari humassekolah melalui plamflet, website sekolah, facebook sekolah

dan juga melalui bantuan Kepala Sub. Bag.Tata Usaha sebagai penanggungjawab

kerumahtanggan di SLB Negeri 1 Bantul. Komunikasi yang terjalin antara sekolah

dengan masyarakat sekitar sesuai kebutuhan masyarakat, seperti SMP N 1

Kasihan atau masyarakat sekitar sekolah yang ingin meminjam salah satu gedung

atau lapangan SLB Negeri 1 Bantul. Atau masyarakat langsung kepada unit kerja

yang bersangkutan seperti klinik sekolah. Selain itu hasil pengamatan dari

peneliti bahwa kepala sekolah membuka kesempatan bagi media massa baik cetak

maupun elekronik yang ingin melakukan wawancara terhadap kepala sekolah

mengenai program kegiatan atau prestasi yang dimiliki SLB Negeri 1 Bantul. Hal

ini menjadi salah satu bentuk komunikasi sekaligus publikasi dan promosi yang

dilakukan oleh kepala sekolah kepada masyarakat luas terutama mengenai

pendidikan luar biasa bagi anak berkebutuhan khusus melalui media massa.

Terbukti dari hasil pengamatan di lapangan oleh peneliti pada Rabu, 01 April

2015 para anak didik SLB Negeri 1 Bantul melakukan syuting siaran program

lapangan sekolah. Sedangkan pengamatan peneliti untuk pengelolaan website

sekolah kurang berjalan maksimal karena tidak up to date dan tidak lengkap

dalam menyajikan informasi sekolah.

91
f. Mengambil keputusan secara tepat

Sebagai pemimpin di sekolah seorang kepala sekolah memiliki kewenangan

dalam mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan kepala sekolah SLB

Negeri 1 Bantul dilakukan bersama personil sekolah melalui rapat dengan wakil

kepala sekolah atau seseorang yang ahli di bidangnya yang bersangkutan dengan

keputusan yang akan diambil. Kepala sekolah akan meminta pertimbangan dari

tim yaitu wakil kepala sekolah atau orang yang ahli dan selanjutnya kepala

sekolah akan menganalisa hingga akhirnya memutuskan suatu keputusan. Ini

sesuai dengan pernyataan dari MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul

pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

melalui rapat kemudian masukan-masukan per unit dan mengambil dari workshop

dan diskusi orang-orang yang kita anggap mampu sesuai dengan bidang dan ahli

dan tahu dengan analisis yang kuat. Seperti orang yang ahli dibidangnya seperti

perbengkelan atau orang klinik d

Pernyataan dari kepala sekolah tersebut juga didukung penyataan dari ES

selaku wakasek pengajaran SLB Negeri 1 Bantul pada Kamis, 23 April 2015

mengambil keputusan bersama, malah kepala sekolah cenderung

mengikuti gurunya, jadi gini misalnya itu itu tidak bisa diterapkan Pak

masalahnya gini gini gini gitu to, ya gimana cara tengahnya gimana, keputusan

sekolah tidak dipucuk pimpinan tetapi justru dari bawah. Kalau untuk keputusan

dari kepala sekolah ada banyak biasanya untuk kebijakan menerima karyawan

atau guru atau apa nah itu kebijakan dari kepala sekolah, tapi untuk yang sifatnya

umum karena yang tahu persis itu bukan kepalanya tapi yang dilapangan

92
Selain itu menurut NL selaku wakasek humas SLB Negeri 1 Bantul pada

Rabu, 25 Keputusan penting larinya ke atasan ke

Dinas menyangkut personil. Kalo urusan sekolah mengajak wakasek dan ketua

jurusan, selalu melibatkan personil

kepentingan internal sekolah berikut jawaban MB selaku kepala sekolah sekolah

SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

keputusan untuk kepentingan internal sekolah bersama orang-orang penting saja

yang kita anggap mampu dan sesuai ahlinya yang lebih tahu, keputusan tentang

kebijakan-kebijakan di lingkungan sekolah, kebijakan kesiswaan, kebijakan dalam

pengambilan tata tertib sekolah dan aturan yang harus ditaati seperti ini dan

pelaksanaan kegiatan-

Sesungguhnya dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan eksternal

sekolah sama halnya dengan pengambilan keputusan untuk kepentingan internal

sekolah dengan melibatkan personil sekolah. Contoh pengambilan keputusan

eksternal sekolah pernyataan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul

pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

eksternal sekolah yaitu bagaimana bersikap dengan lingkungan, mengirim duta-

dutanya, bagaimana kita bisa menerima tamu, melayani tamu, masukan atau

edaran Dinas atau Kegurbenuran bagaimana

dalam pengambilan keputusan kepala sekolah akan membutuhkan pertimbangan

dari personil sekolah yang lain walaupun tetap ada keputusan yang sudah menjadi

kewenangan sebagai seorang kepala sekolah.

93
2. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan usaha para anggota

organisasi serta memberdayakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka melakukan peran

sebagai manajer, kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul memiliki strategi untuk

mendayakan seluruh potensi sekolah melalui pendekatan yang dilakukan bersama

personil sekolah baik secara individu maupun kelompok. Pendekatan yang

dilakukan dengan komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan

personil sekolah lainnya terutama wakil-wakilnya. Berdasarkan hasil studi

dokumentasi berikut tugas dari wakil kepala sekolah. Wakil Kepala Sekolah

Bidang Pengajaran melaksanakan tugas koordinasi untuk: 1) Pengembangan

kurikulum dan perencanaan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan; 2)

Pengelolaan pelaksanaan dan pengembangan sistem pembelajaran; 3) Pengelolaan

dan pengembangan sistem pembagian tugas mengajar bagi guru; 4) Pengelolaan

dan pengembangan sistem administrasi guru dan pendataannya yang terkait

dengan pembelajaran; 5) Pengelolaan penyelenggaraan dan pengembangan sistem

penilaian pembelajaran termasuk pelaporannya (buku rapor, Surat Tanda Tamat

Belajar, dan ijazah); 6) Pengelolaan pelaksanaan dan pengembangan program

khusus; 7) Berkomunikasi dengan pihak keluarga peserta didik dalam hal

pengembangan prestasi belajar peserta didik.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan melaksanakan tugas koordinasi

untuk: 1) Pengelolaan Penerimaan Peserta Didik Baru; 2) Pengelolaan dan

94
pengembangan sistem data peserta didik; 3) Pengelolaan pelaksanaan dan

pengembangan kegiatan ekstra kurikuler, termasuk koperasi sekolah, studi wisata,

bimbingan dan konseling, perlombaan dan pertandingan, Organisasi Siswa Intra

Sekolah, serta kegiatan lain yang terkait dengan pengembangan diri dan

kepribadian peserta didik; 4) Pengelolaan dan pengembangan layanan pemberian

makanan tambahan bagi peserta didik; 5) Pengelolaan dan pengembangan asrama

sekolah; 6) Pengelolaan dana bea siswa termasuk perencanaan, upaya perolehan,

pemanfaatan, dan pelaporan penggunaannya; 7) Berkomunikasi dengan pihak

keluarga peserta didik dalam hal pengembangan diri dan kepribadian peserta

didik.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana melaksanakan tugas

koordinasi untuk: 1) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah; 2)

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah; 3) Pengelolaandan pengembangan

sistem inventaris dan data sarana dan prasarana sekolah; 4) Pengelolaan

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah; 5) Berkomunikasi

dengan pihak keluarga peserta didik dalam hal perencanaan, pemanfaatan,

inventarisasi, dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat melaksanakan tugas

koordinasi untuk: 1) Pengelolaan dan pengembangan program lembaga; 2)

Penyusunan dan pengembangan sistem pengelolaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah; 3) Penyusunan proposal untuk pengembangan lembaga dan

naskah kerjasama antar lembaga; 4) Pengelolaan dan pengembangan

sisteminformasi dan komunikasi lembaga; 5) Pengelolaan dan pengembangan

95
sistem kerjasama antar lembaga dan masyarakat lingkungan sekitar; 6)

Pengelolaan komunikasi dengan pihak lain terkait dengan penelitian, kunjungan

kerja, kuliah kerja, prakteklapangan, dan kerjasama lainnya untuk pengembangan

layanan pendidikan; 7) Berkomunikasi dengan pihak keluarga peserta didik dalam

hal pengembangan program sekolah dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah.

Dalam mengelola sekolah mulai dari jenjang TKLB hingga SMALB kepala

sekolah melaksanakan kegiatan pengelolaan dengan adanya pendelegasian tugas

secara jelas sesuai struktur organisasi yang sudah dibentuk beserta pembagian

tugas. Kemudian dimasing-masing tim kerja akan memiliki kegiatan dan program

kerja yang selanjutnya akan dilaksanakan. Kepala sekolah akan secara langsung

melakukan koordinasi maupun monitoring melalui rapat.

a. Merencanakan program dan kegiatan sekolah

Kegiatan merencanakan program dan kegiatan sekolah oleh berdasarkan hasil

wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin,

23 Maret 2015 bahwa,

dengan rapat unit bisa dari jurusan, dari wakasek dan unit-unit baru dikeluarkan

den Dalam merancang kegiatan dan program sekolah kepala

ya otomatis, program berpedoman dengan visi dan

Hal

ini didukung oleh pendapat dari ES selaku wakasek pengajaran SLB Negeri 1

Bantul pada Kamis, 23 April 2015 mengenai keterlibatan guru dan karyawan

dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah bahwa, enggak bapak ibu

96
guru, kalau bapak ibu guru karyawan 120 kan sulit tapi hanya biasanya wakasek,

ketua jurusan, ketua unit-unit itu kan udah banyak sekitar 25 orang terus

disanakan mesti punya program apa saja nah itu yang perlu dibahas disitu, hanya

itu biasanya. Itu saja nanti diteruskan di rapat umum o itu enggak diterima, kalau

Dari ungkapan kedua informan tersebut terlihat bahwa dalam merencanakan

program dan kegiatan kepala sekolah bersama perwakilan guru yaitu yang

memangku jabatan sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, kurikulum,

sarana prasarana, dan humas publikasi yang memiliki wakil disetiap jurusan dan

kemudian nanti akan dibahas dengan personil sekolah lainnya bersama seluruh

guru dan karyawan sekolah melalui rapat pada awal tahun pelajaran. Keterlibatan

guru dan karyawan dalam menjalankan visi dan misi sekolah adalah pada saat

pelaksanaan program dan kegiatan sekolah melalui keterlibatan di dalam susunan

kepanitiaan kegiatan.

b. Menggunakan strategi dalam mengelola sumber daya sekolah, program,

dan kegiatan sekolah

Kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul memiliki strategi dalam mengelola

sumber daya sekolah, program, dan kegiatan sekolah. Strategi kepala sekolah

dalam mengelola sumber daya sekolah, program dan kegiatan sekolah dari hasil

wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 6

April 2015 strategi khusus yang digunakan menggunakan pendekatan-

pendekatan secara personil dengan individu atau dengan kelompok sehingga kita

97
bisa melakukan memperdayakan semua yang ada di sini. Tanpa hal itu tidak

mungkin jalan kita ha

Kepala Sekolah menggunakan strategi melalui pendekatan yang dilakukan

baik personil sekolah secara individu maupun kelompok. Kepala sekolah

melakukan pendekatan secara perorangan dengan setiap wakil kepala sekolah,

setiap koordinator jurusan, setiap koordinator unit kerja sarana penunjang sekolah

dan setiap penanggungjawab suatu kegiatan sekolah maupun secara kelompok

dari tim kerja yang ada di sekolah seperti tim kerja wakil kepala sekolah yang

terdiri dari personil sekolah lain yang mewakili setiap jurusan. Pendekatan dengan

personil yang dimaksudkan oleh kepala sekolah agar mampu mempengaruhi,

mendorong, mengarahkan, membimbing, memotivasi orang yang dipimpinnya

untuk melaksanakan tugas. Komunikasi yang dijalin kepala sekolah dengan

seluruh personil sekolah terlebih pada wakil kepala sekolah, koordinator jurusan,

koordinator unit kerja, maupun koordinator program kegitan sekolah untuk dapat

melaksanakan program kerja demi pencapaian tujuan sekolah.

c. Mengorganisasikan dan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada

di sekolah

Cara kepala sekolah dalam menghimpun dan mengorganisasi seluruh sumber

daya sekolah dengan mendelegasikan tugas menggunakan struktur organisasi

yang sudah dibentuk di sekolah sehingga seluruh sumber daya sekolah dapat

dikembangkan oleh masing-masing unit kerja yang sudah diberikan kewenangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1

Bantul pada Senin, 6 April 2015 bahwa, Itu kan sudah kita sediakan sistem, ada

98
sistem yang berjalan, ada struktur organisasi, ya otomatis itulah yang kita

dayakan, dari masing-masing itu dengan mengikuti jalur dan alur dari struktur

organisasi. Dari tiap tugas-tugasnya per unit-unit sehingga sudah didelegasikan

untuk menge

Kemudian cara kepala sekolah dalam hal mengatur dan mendayagunakan

segala sumber sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah melalui tahapan

pengelolaan yang maksimal, yaitu melalui sosialisasi pada warga sekolah,

membentuk tim kerja, melakukan monitoring, dan dari kegiatan tersebut

mendapatkan masukan untuk kegiatan pengembangan sumber daya yang ada di

sekolah. Hal tersebut sesuai hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah

SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 6 April 2015 bahwa,

dengan manajemen yang baik baik, pengelolaan secara maksimal, satu kita harus

melakukan suatu sosialisasi pada warga sekolah, kedua menunjuk suatu tim siapa

yang akan bertanggung jawab, ketiga melakukan kegiatan monitoring apakah

kegiatan sudah berjalan atau belum, dan memasukan aspirasi pada warga sekolah

apa saja yang masih perlu dikembangkan dari s

Namun kepala sekolah juga menyadari bahwa dalam pengelolaan sumber

daya terutama sarana fasilitas penunjang sekolah belum terkelola dengan baik, hal

ini sesuai hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1

Bantul pada Senin, 6 April 2015 Tidak semua sarpras sudah terkelola

dengan baik butuh tahap per tahap karna membutuhkan dana dan perlu dilakukan

secara bertahap untuk diolah sesuai dengan prioritas yang paling penting sekali

misalkan tahun ini merehap ruang ketrampilan untuk dijadikan ruangan

99
daya yang ada di sekolah adalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh sekolah.

d. Mendorong keterlibatan seluruh personil dalam menjalankan tugas

masing-masing

Hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul

pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa, kepala sekolah dalam menyusun organisasi

personal dengan uraian tugas sesuai dengan standar yang ada dengan cara,

kompetensi masing-masing individu dengan menepatkan orang harus the right

man and the rightplace, kepala sekolah membuat konsep tetapi nanti akan

dipertemukan bersama tim wakasek dengan memberikan masukan-masukan ini

cocok atau enggak

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah

SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015bahwa, cara kepala sekolah

dalam menggerakkan seluruh personil sekolah dalam pelaksanaan tugas masing-

masing dengan cara,

mengenai laporan secara rutin dari unit per unit harus laporan bagaimana
hambatan kelebihan dan kekurangan, kita memberikan pengarahan kita
tekankan makanya kita buat suatu panduan, dia harus membuat panduan,
tiap dikelas itu ada namanya kemajuan kelas itu untuk digerakkan,
kalaupun dalam di organisasi kerja kita tau dalam programnya itu, jadi
menggerakkan kok belum jalan ngapa? Kok belum jalan ngapa? Sekarang
dijalankan, program mu ini lho kok ngga jalan ngapa, tolong dijalankan,
oh sudah jalan pak, ada laporan

Kepala sekolah juga menyatakan bahwa cara kepala sekolah mengerakkan

dengan memberikan pengumuman suara melalui announcer sekolah dan

100
pengumuman tertulis melalui pengumuman yang ditempel di papan pengumuman.

Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan bahwa pengumuman

sekolah diumumkan melalui announcer sekolah maupun pengumuman-

pengumuman yang ditempel di papan pengumuman. Cara kepala sekolah untuk

mengajak wakil kepala sekolah untuk rapat menggunakan announcer sekolah dan

melalui handphone lewat sms atau telepon.

Sedangkan pendapat yang datang dari S selaku Ketua Sub. Bag Tata Usaha

SLB Negeri 1 Bantul kepala sekolah dalam mengerakkan seluruh peronil

sekolahmengungkapkan pada Selasa, 24 Maret 2015 bahwa Adanya sosialisasi

terhadap guru dan staf tata usaha setelah itu dengan lingkungan sekolah yaitu

orang tua siswa, sehingga kebijakan yang di ambil sudah mengetahui bagaimana

i K selaku wakasek kesiswaan SLB Negeri 1 Bantul

pada Sabtu, 28 Maret 2015 epala sekolah itu tadi

selalu memonitoring lewat rapat kurangnya dimana ada masalah apa dan keliling

mengecek apakah guru sudah berada di kelas atau belum, kepala sekolah juga

mendorong guru untuk mengikuti lomba-

selaku wakasek pengajaran SLB Negeri 1 Bantul pada Kamis, 23 April 2015

bahwa, kin tidak terlibat

memikirkan tapi terus nanti dalam kepanitiaan kan disini ada kegiatan macem-

macem nah o sana udah jadi panitia sana belum, nah jadi semua punya tugas,

terlibat semua kalau disini. Tetapi tetep ada yang kurang termotivasi sudah

ditunjuk o namanya jadi kepanitian kesana-kesana habis ya dibagi rata ada yang

tidak mengerjakan diem aja bahkan enggak tahu kalau jadi panitia itu, banyak itu.

101
Kepala sekolah sekali ditegur kalau sudah memang sudah tidak bisa ditegur mau

apa lagi ya dinengke wae.

Dari ungkapan ketiga informan tersebut terlihat bahwa kepala sekolah sudah

mendorong keterlibatan seluruh personil dalam menjalankan tugas masing-masing

dalam menggerakkan keterlibatan personil sekolah dengan rapat koordinasi yang

rutin dilakukan bersama, adanya sosialisasi, dan pembagian tugas melalui

keterlibatan dalam suatu kepanitiaan acara sekolah. Akan tetapi masih saja ada

personil sekolah yang tidak melaksanakan tugasnya walaupun sudah diingatkan.

Sedangkan dalam menyusun organisasi personil dengan menempatkan masing-

masing individu sesuai dengan kemampuan secara the right man and the right

place dengan juga melibatkan pendapat dari personil lainnya seperti wakil kepal

sekolah yang sudah lama berada di sekolah dan lebih mengetahui karakteristik dan

kemampuan dari personil di sekolah.

e. Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sekolah

Kepala sekolah juga perlu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sekolah

demi kemajuan sekolah. Hal yang dilakukan kepala sekolah dalam

mengembangkan potensi guru dan karyawan sesuai hasil wawancara dengan MB

selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan di sekolah disesuaikan dengan

kompetensi yang akan ditarget. Dan diikutsertakan lomba dengan diberikan

motivasi agar dapat ikut lomba apabila belum paham akan didatangkan orang luar

102
Adapula pernyataan dari EK selaku koordinator jurusan Autis pada Selasa, 14

April 2015 mengenai pengembangan bagi guru dan karyawan dengan cara,

mengikuti kegiatan-kegiatan diluar lomba seperti karya tulis, guru


berprestsi, lomba guru berdedikasi, forum ilmiah guru, setiap ada kegiatan
kami para guru dengan perwakilan diinformasikan untuk mengikuti. Dari
Dinas ada edaran untuk menawarkan study lanjut biaya dari Dinas dengan
meninggalkan tugas mengajar dengan melanjutkan menempuh pendidikan
S2 Pendidikan Khusus di Universitas Negeri Surabaya selama 2 tahun ada
satu guru tetapi dengan catatan sertifikasi berhenti dan ada banyak juga
guru yang menempuh pen
Sedangkan pernyataan dari ES selaku wakasek pengajaran SLB Negeri 1

Bantul mengungkap pada Kamis, 23 April 2015 bahwa,

Kepala sekolah selalu mendukung kegiatan yang dalam rangka


pengembangan sekolah terutama bagi siswa. Kalau untuk guru diikut
sertakan diklat terus nanti misalnya mau pengembangan kompetensi yang
keluar misalnya ikut kelompok guru kalau di sekolah umum kan MGMP
karena guru mata pelajaran kalau kita kan semua pelajaran jadi cuma
kelompok kerja guru KKG nah di KKG itu dikembangkan nanti biasanya
yang di KKG sini ada dua orang saya sama Pak Yanto, itu nanti
dikembangkan disitu menciptakan misalnya o guru itu harus
dikembangkan apanya, nah kita harus mengadakan diklat apa diklat apa.
KKG se-Bantul itu sampai 30 an khusus SLB, nah disitu yang menggodog,
mengembangkan semua potensi sebetulnya misalnya ada yang nanti yang
dari Bantul Timur misalnya mengembangkan dibidang IT terus disana
bikin acara apa lainnya suruh itu, tempat kami misalnya o pembuatan RPP
K13 cara pembuatan artikel biar sekolah itu bisa dipublikasikan gitu sini
buat nanti semua disuruh diundang semua paling memuat 43 guru terus
nanti lainnya
Terkait pengembangan personil sekolah menurut S selaku Ketua Sub. Bag

Tata Usaha SLB Negeri 1 Bantul bahwa, sertakan diklat yang BKD

SKPD mengadakan diklat dengan dimohon menunjuk peserta diklat terkait

tentang kearsipan maka yang di kirim diklat adalah pegawai yang mengurusi

Dari ungkapan keempat informan tersebut terlihat bahwa

pengembangan guru dan karyawan di SLB Negeri 1 Bantul dengan memberikan

103
kesempatan kepada guru dan karyawan untuk dapat melaksanakan kegiatan

pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti

seminar, workshop, kegiatan KKG bagi guru maupun memberikan kesempatan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kemudian pengembangan untuk anak didik yang diungkapkan MB selaku

kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015

didik sudah rutin diikutkan lomba sudah sesuai program rutin yang sudah

Hal tersebut juga didukung oleh penyataan

dari K selaku wakasek kesiswaan SLB Negeri 1 Bantul pada Sabtu, 28 Maret

2015 bahwa,

pramuka, kemudian yang lainnya olahraga, cabang atletik: lari lompat


loncat, permainan:bola boci, volley, kursi roda, bulu tangkis, pingpong.
Kemudian untuk OSS, kita mengikuti: Olimpiade Sains Nasional,
olimpiade; cerdas cermat Mipa, matematika, kemudian ada bidang seni;
drumband, nyanyi, alat music modern, tata rias wajah dan modeling, tari,
pantomime, seni lukis, kemudian yang ada hubungannya dengan IT ada
blogger dan desain grafis. Jadi kita mencari bakat-bakat yang dimiliki
oleh anak-anak kemudian kita kembangkan di sini, kebetulan kita selalu
juara umum di tingkat Kabupaten, kalau seninya sudah sampai tingkat
Nasional. Bahkan ini ada anak yang sampai tingkat Internasional untuk

Pendapat yang senada datang dari MS selaku wakasek bidang sarana dan

prasarana pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

Untuk peserta didik pengembangan dari bidang ektrakurikuler dan


ketrampilan.Diwajibkan ikut drumband. Kepala sekolah memfasilitasi
anak-anak yang memiliki talenta yang mampu dibidang seni, batik di
fasilitasi.Kepala sekolah merespon dari pembelajaran misalnya anak ini
dapat diinklusikan sehingga anak ini bisa mendapatkan ijasah yang
normal.Kepala sekolah sangat memperhatikan anak-anak, sekolah para
juara diikutkan lomba, juara bukan dikancah akademik tetapi untuk
menjuarai dirinya sendiri.Untuk merasa bangga terhadap dirinya
sendiri.Pada kenyataannya di tingkat daerah, provinsi, dan nasional

104
mendapatkan juara.Melalui kegiatan training tetapi dilakukan pemetaan
yaitu melihat potensi dari siswa itu sendiri.Melihat kemampuan kemudian
difasilitasi, melihat potensi dan fasilitas kemudian didorong untuk
mengikuti lomba.
Dari ketiga informan menyimpulkan bahwa dalam kepala sekolah sangat

memperhatikan siswa lewat kegiatan pengembangan siswa dalam pembinaan

prestasi lewat berbagai kegiatan ektra kurikuler dan pengembangan ketrampilan

yang dimiliki oleh siswa dengan diberi kesempatan untuk diikutsertakan dan

difasilitasi dalam perlombaan bagi siswa yang berbakat sehingga siswa mampu

mencetak prestasi.

Pengembangan kurikulum dan pembelajaran diungkapkan MB selaku kepala

sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

itu masing-masing sudah saya bentuk, jadi dia menyusun kurikulumnya


sampai nanti dalam pengembangannya kemudian kita diklatkan. Dengan
diklat mini workshop di sekolah yang mengambil narasumber-narasumber
yang ahli dalam kurikulum baik dari UNY, dari PMT,dari Pendidikan, kita
mengirim guru-guru untuk menulis buku tentang kurikulum. Untuk guru
yang sudah dikirim untuk menyusun buku akan membelajari guru-guru
yang ada di sini. Pengembangan kurikulum juga dengan pengajian
kurikulum yaitu pengembangan dari buku itu sendiri apa kelebihan dan
kekurangan kemudian melakukan review kurikulum apakah sudah pas apa

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan ES selaku wakasek pengajaran

SLB Negeri 1 Bantul pada Kamis, 23 April 2015bahwa,

1, 4, 7, 10 pake kurikulum 13 yang lainnya masih pake KTSP. Untuk

pengembangan kurikulum lewat para guru diikutsertakan diklat ya semua

ketunaan di semua jenjang dengan secara bergantian. Yang membedakan dengan

sekolah lain disini ada kelompok kekhususan, diikutkan di program khusus

pengembangan bina gerak, wicara, orientasi mobilitas, bina diri, itu nanti ada

105
khusus nanti diikutkan secara tersendiri, untuk yang pembelajaran juga

tersendiri.

melaksanakan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh tim wakil kepala

sekolah urusan pengajaran dari sekolah. Sekolah juga akan mengirimkan guru

untuk mengikuti diklat dalam hal pengembangan kurikulum dan bagi guru yang

telah mengiuti pengembangan kurikulum akan menginformasikan ilmu

pengetahuan yang baru kepada guru di sekolah.

Kepala sekolah juga memberikan penghargaan kepada personil. Penghargaan

yang diberikan kepala sekolahMB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul

pada Senin, 23 Maret 2015 mengungkapkan bahwa,

reward, dalam bentuk bisa melalui apresiasi ucapan selamat, bisa bentuk diikutkan

workshop ke keluar kota bagi guru

peneliti bahwa kepala sekolah memberikan ucapan terima kasih kepada dua guru

yang akan meninggalkan sekolah karena sudah memasuki masa pensiun dan akan

dipindah tugaskan pada saat upacara hari Senin. Penghargaan yang diberikan

kepala sekolah kepada guru yang berprestasi atau yang berhasil dalam

mendampingi anak didik dalam menjuaraisuatu kejuaraan. Penghargaan melalui

ucapan selamat bertujuan sebagai motivasi bagi guru untuk selalu meningkatkan

kinerjanya sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah

tersebut.Sedangkan dalam pelaksanaan tata tertib dan displin sekolah, yang

dilakukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil wawancara dari MB selaku

kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 mengungkapkan

bahwa,

106
dihukum, yang terlambat ya dihukum dengan ada tingkatan ringan, sedang dan

berat. Ringan dengan diperingatkan kalo sedang dengan tidak dinaikkan pangkat

dengan tidak memberi rekome

diungkapkan oleh MS selaku wakasek sarana prasarana SLB Negeri 1 Bantul

bahwa,

kegiatan proses belajar atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan kinerja.
Walaupun sering marah-marah dalam koridor kerjaan misalnya sudah jam
mengajar guru masih dikantor atau ada guru yang mengajar tanpa alat
pengajar hanya dengan ceramah, perlu konkrit dalam mengajar. Dalam
forum rapat pleno, selain laporan hasil kegiatan sekolah, kepala sekolah
menampilkan foto guru yang kinerjanya tidak baik seperti tidur di kelas atau
hanya duduk.Kepala sekolah juga memonitoring guru yang meninggalkan

Sedangkan ES selaku wakasekpengajaran SLB Negeri 1 Bantul pada Kamis,

23 April 2015 mengungkapkan bahwa,

kedispilinan disini untuk gurunya itu sudah ada aturan resmi itu guru
berangkat jam sekian, seragamnya apa, ijin keluar tuh harus sesuai SOP
kalau ijin keluar ya dari sini ijin ke ketua jurusan ijin ke kepala sekolah
keluar nanti berapa jam. Karena nanti kan gini satu minggu Itu dihitung to
kalau PNS dua jam berarti dianggap nanti apa nanti yang dipotong TPPnya
atau apanya aturannya kan besok diterapkan gitu, sudah diterapkan kalau
disini tapi kalau di sekolah lain kan belum pakai pejetan (alat absensi
elektronik) penerapan di SLB N 1 Bantul sejauh ini yang 1 bulan kurang 2
hari enggak masuk gitu masih diperingatkan ringan terus nanti kalau lebih
dari itu nanti dipotong TPPnya tunjangan-tunjangan, diperingatkan
langsung dipanggil, setiap senin satu bulan sekali diumumkan yang masuk
garis merah ini ini ini garis merah itu artinya harusnya peraturannya satu
guru itu boleh ijin 2 hari dia mungkin sampai 5 hari kecuali sakit lho neg
sakit kan ada ijin dokternya, bolos neng ndhi neng ndhi, atau terlambat 10
menit sesuk terlambat 5 menit nanti dijumlah itu kan akan diperingatkan satu
dua tiga, kalau belum bisa diperingatkan akan dipindah tugaskan dan sudah
ada yang dipindah tugaskan. Dan laporan sudah langsung ke BKD.Kita
tanggungjawabnya ke kepala sekolah kedinasannya di sini, tai ada absen
enggak masuk ijinnya ke BKD.

107
Hasil pengamatan di lapangan didapati papan tentang tata tertib sekolah yang

dipasang menyebar di beberapa dinding lingkungan sekita sekolah. Dari hasil

wawancara ketiga informan di atas dapat disimpulkan kepala sekolah

melaksanakan tata tertib di sekolah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan di

sekolah. Kepala Sekolah akan memberikan teguran apabila ada yang melanggar

aturan bahkan tidak segan memberikan peringatan yang membuat efek jera yaitu

dengan diumumkan pada saat upacara atau rapat bersama. Sedangkan untuk

menegakkan tata tertib sekolah, kepala sekolah menggunakan punishment atau

hukuman yang sesuai dengan tingkat pelanggaran.

Selanjutnya potensi yang dimiliki oleh sekolah adalah dana dalam hal ini

kepala sekolah mengelola melalui manajemen keuangan dan pembiayaan sekolah

MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015

mengungkapkan bahwa,

uang masuk dan keluar melalui usulan dan persetujuan kepala sekolah. Masukan

kebutuhan apa dari atas kemudian kita rundingkan dengan wakasek dengan

bidang kebendaharaan kemudian kita ring kan dengan wakasek disesuaikan

Hal ini juga didukung oleh SP selaku bendahara

sekolah pada Kamis, 2 April 2015 bahwa dalam penyusunan anggaran bahwa,

Dengan menyusun RAKS (Rencana Anggaran Kerja Sekolah) membuat rencana

untuk memenuhi delapan standar umum pelayanan pendidikan. Perencanaan

anggaran di akhir tahun untuk tahun berikutnya dengan rapat penyusunan

anggaran bersama seluruh guru dan karyawan Sedangkan peran kepala sekolah

dalam mengelolaan keuangan dari yang diungkapkan SP selaku bendahara

108
sekolah pada Kamis, 2 April 2015 bahwa, Kepala sekolah melakukan monitoring

setiap ada pelaksanaan dengan mengecek pertanggungjawaban melalui laporan

dana yang digunakan. Kepala sekolah selalu mengingatkan untuk pembuatan

Pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan oleh kepala

sekolah berdasarkan hasil wawancara oleh MB selaku kepala sekolah SLB Negeri

1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015bahwa, dan

prasarana dikelola dengan sebaik-baiknya makanya kita bentuk bagian unit-unit,

ini unit A, unit B untuk mengotrol lebih mudah siapa yang yang terlibat disitu dan

apa saja kegiatannya dan koordinasinya perunit.

orang tua dan masyarakat yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah dengan

membentuk Komite Sekolah, akan tetapi komite sekolah yang dibentuk baru

dalam lingkup kecil yaitu sekolah dengan pembentukkan perwakilan komite

sekolah dari guru dan orang tua siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 6 April 2015

bahwa bahwa,

tua siswa itu ada. Ada rapat khusus komite sendiri.Seharusnya ada guru,
orangtua murid, dan akademisi.Untuk yang akademisi misalnya mengajukan
dari dosen UNY tapi belum dijalankan, namun secara sekolah sudah berjalan
dengan guru dan orangtua murid.Untuk kelengkapan dari kelurahan dan dari
lingkungan sekitar namun itu bel

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari YS selaku Komite Sekolah

wakil orang tua siswa pada Senin, 30 Maret 2015 komite sekolah ini baru

terbentuk pada saat kepala sekolah yang sekarang, dulu belum ada. Para wali

murid banyak usulan kemudian akan diajukan. Bapak kepala sekolah yang

109
sekarang beda dengan dahulu, kalau sekarang apapun diperhatikan jika ada

Pendayagunaan

sarana prasarana sekolah oleh Kepala Sekolah dengan memanfaatkan struktur

kepengurusan yang sudah dibentuk sehingga mempermudah dalam melaksanakan

program dan kegiatan yang akan dicapai. Untuk pelibatan orangtua dengan

dibentuknya Komite Sekolah. Selain itu menurut YS selaku Komite Sekolah wakil

orang tua siswa bahwa keterlibatan komite sekolah dari perwakilan orang tua

siswa yaitu menyediakan PMTAS (program makanan tambahan anak sekolah)

yang diberikan setiap Hari Sabtu kepada seluruh anak didik.

f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

sekolah

Kepala Sekolah sudah jelas melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan sekolah. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan

oleh MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret

2015bahwa,

otomatis dilakukan oleh kepala sekolah, monitoring dilakukan


setiap hari otomatis dengan komunikasi kita ada pertemuan rutin, bahwa
pertemuan rutin otomatis dilakukan sebulan sekali, liat apa
perkembangannya, apa masalahnya, apa tindak lanjutnya. Sama dengan
rapat yang belum berapa persen kemudian evaluasi perbulan dua bulan
sekali kita rapat untuk mengevaluasi program.Kepala sekolah bertanggung
jawab dengan laporan dengan mengecek dan memeriksa laporan yang

Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan kepala sekolah dilakukan

dengan rapat. Rapat monitoring dilakukan kepala sekolah secara harian atau

sebulan sekali. Sedangkan rapat evaluasi dilakukan sebulan sekali pada akhir

bulan atau dua tau tiga bulan sekali. Hal tersebut sesuai dengan hasil dokumentasi

110
yang menunjukkan sudah terdapat jadwal rapat rutin yang dilakukan oleh kepala

sekolah dengan beberapa tim kerja sekolah seperti dengan wakasek, tata usaha,

dan seluruh guru dan karyawan. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan

untuk mengetahui kemajuan, kendala, atau kekurangan pelaksanaan suatu

program kegiatan sekolah.

Untuk kegiatan pelaporan dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab

kegiatan kemudian kepala sekolah akan mengoreksi sebelum memberikan tanda

tangan pada laporan tersebut. Kepala sekolah merupakan penanggungjawab

semua kegiatan yang ada di sekolah. Maka dari itu kegiatan pelaporan merupakan

salah satu bentuk pertanggungjawaban yang menjadi kewajiban untuk diketahui

oleh kepala sekolah. Hasil pengamatan dokumen di lapangan peneliti mendapati

berbagai laporan yang tersusun di rak ruang wakil kepala sekolah, seperti satu

bendel laporan perencanaan, pelaksanaan, dan laporan Ujian Sekolah.

3. Implementasi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala

sekolah di SLB Negeri 1 Bantul dibantu oleh koordinator PKG/PKB yaitu tim

asesor perwakilan dari guru untuk menilai penilaian kinerja guru (PKG) dan

penilaian berkelanjutan (PKB). Hal tersebut mengingat banyaknya jumlah guru

yang ada di sekolah tersebut.

a. Melakukan perencanaan supervisi akademik

Dalam kegiatan perencanaan kegiatan supervisi akademik, Kepala Sekolah

membuat perencanaan setiap semester sekali dengan membuat jadwal pelaksanaan

supervisi.Sesuai dengan hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB

111
Negeri 1 Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa, -langkah

supervisi seperti membuat program supervisi, jadwalnya, pelaksanaannya, kita

tindak lanjuti, perencanaan a sekolah juga

melaksanakan rapat bersama tim asesor sekolah untuk melaksanakan pembagian

tugas untuk masing-masing asesor dalam satu semester kedepan. Hal ini sesuai

dengan ungkapan AS selaku koordinator asesor untuk PKG/PKB pada Kamis, 16

April 2015 bahwa kepala sekolah akan mengadakan rapat perencanaan supervisi

akademik bersama seluruh tim asesor sekolah dalam hal pembagian tugas.

Dari hasil studi dokumentasi sekolah terdapat dokumen dalam rangka

perencanaan supervisi akademik, kepalas sekolah telah menyusun dengan

merancang program supervisi akademik tahun 2014-2015, program pemantauan

pembelajaran, evaluasi program akademik, dan jadwal pelaksanaan supervisi.

b. Melaksanakan supervisi akademik

Selanjutnya untuk proses pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah

dibantu oleh tim asesor perwakilan dari guru. Dibentuknya tim asesor untuk

penilaian kinerja guru (PKG) dan penilaian berkelanjutan (PKB). Untuk menjadi

asesor harus memenuhi kriteria minimal guru golongan IV A dan diikutsertakan

dalam diklat dan memiliki sertifikat sebagai asesor. Teknik pendekatan supervisi

secara individu dengan pengamatan guru saat sedang mengajar di kelas

berdasarkan hasil wawancara dengan MB selaku kepala sekolah SLB Negeri 1

Bantul pada Senin, 23 Maret 2015 bahwa,

kalau kelompok lewat rapat. Setiap individu dengan masuk ke kelas dengan

dibantu oleh guru senior atau asesor. Secara insendental dilakukan dengan

112
pengamatan secara langsung lewat keliling setiap hari melihat pembelajaran.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh K selaku wakasek kesiswaan SLB Negeri

1 Bantul pada Sabtu, 28 Maret 2015 Melalui tangan-tangan juga dibagi,

jadi enggak mungkin ya satu kepala sekolah mensupervisi sekian banyak. Secara

administrasi melalui pembentukkan tim asesor, tim asesor menilai berapa orang

guru nanti hasil itu masuk ke kepala sekolah. Kalau melihat kinerja melihat secara

langsung dengan berkeliling di sekolah.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh AS selaku koordinator asesor

PKG/PKB pada Kamis, 16 April 2015 bahwa,

kepala sekolah juga melaksanakan tugas sebagai asesor atau juga


melimpahkan tugas kepada asesor dengan membagi tugas menilai dengan
asesor lainnya. Pada tahun 2014 dikirim untuk mengikuti pelatihan dengan 5
orang, baru bisa berjalan pada tahun 2014 pada semester 2 baru ada PKG.
jumlah asesor yang ada di SLB N 1 Bantul ada 13 termasuk kepala sekolah
namun berkurang 2 karena pensiun. Pada bulan Maret ada 3 orang guru yang
dikirim pelatihan namun belum bekerja sebagai asesor untuk tahun ajaran
baru.Kriteria sebagai asesor minimal guru golongan IVA. Karena jumlah
guru banyak maka setiap asesor memegang 8 atau 9 orang guru untuk
menilai kinerja guru PKG. hasil penilaian sebagai ganti DP3. Ada rapat satu
semester 2 kali awal dengan pembagian tugas dan akhirnya juga membagi

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam melaksanakan

penilaian kinerja guru dalam mengajar dibantu oleh tim asesor hal tersebut sesuai

dengan hasil pengamatan di lapangan pada Senin, 6 April 2015 peneliti

mengamati proses penilaian kinerja guru oleh Ibu Yuni selaku salah satu tim guru

yang menjadi asesor yang menilai Ibu Kristiani dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas III jurusan Tuna Grahita Sedang dengan menggunakan

teknik individu yaitu observasi kelas dengan mengamati secara langsung ikut

masuk kedalam ruang kelas saat proses belajar mengajar. Selain itu kegiatan

113
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan kunjungan kelas yaitu

mengamati langsung guru yang sedang mengajar tanpa diketahui oleh guru itu

sendiri saat berkeliling sekolah. Dalam kegiatan monitoring saat mengunjungi

kelas-kelas kepala sekolah juga memberikan masukan atau saran terkait cara

mengatasi kendala yang dihadapi saat mengajar di kelas. Sedangkan berdasarkan

hasil studi dokumentasi instrument dari supervisi akademik meliputi: 1)

instrument supervisi akademik dalam perencanaan pembelajaran; 2) instrument

supervisi akademik dalam pelaksanaan pembelajaran; 3) instrument supervisi

akademik dalam pelaksanaan membuka dan menutup pembelajaran; 4) instrument

supervisi akademik dalam pelaksanaan variasi stimulus pembelajaran; 5)

instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan ketrampilan bertanya; 6)

instrument supervisi akademik dalam memberikan penguatan; 7) instrument

supervisi akademik bidang penilaian hasil belajar; 8) instrument supervisi

akademik bidang pengelolaan kelas; 9) instrument supervisi akademik

administrasi guru kelas I-III; 10) instrument supervisi akademik bidang

administrasi guru; dan 11) instrument supervisi akademik bidang pengembangan

profesi guru.

c. Melakukan tindak lanjut dari hasil pembinaan supervisi

Langkah selanjutnya setelah pelaksanaan supervisi, maka akan ada tindak

lanjut dari pembinaan supervisi, AS selaku koordinator asesor pada Kamis, 16

April 2015 bahwa,

alat peraga, maka dari koordinator mengusahakan supaya mendatangkan tenaga

ahli untuk memberikan pendidikan dan mendapatkan sertifikat sehingga guru

114
Hal ini juga diungkapkan oleh MB selaku kepala

sekolah SLB Negeri 1 Bantul bahwa,

program sekolah
dengan melihat kekurangan guru. Kurang paham dalam membuat RPP
atau cara mengajarnya masih sangat konvensional dengan dibuatkan
program mengadakan diklat di sekolah kita mengundang ahli-ahlinya
untuk meningkatkan kinerja guru dan meningkatkan motivasi dia lebih
besar untuk mengajar dan kreatifitas guru agar meningkat. Pelaporan

Hasil capaian dari kegiatan supervisi akademik bagi guru adalah hasil evaluasi

mengajar guru berupa nilai dan kekurangan guru dalam mengajar. Kemudian akan

dilakukan tindak lanjut dari supervisi yaitu kegiatan pembinaan bagi guru melalui

program diklat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh guru sehingga

mampu memenuhi kompetensi guru dalam mengajar. Sedangkan pelaporan hasil

supervisi juga akan digunakan dalam melihat kinerja kepala sekolah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Data mengenai implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin,

manajer, dan supervisor di SLB Negeri 1 Bantul yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, dan studi dokumen. Berikut akan disajikan pembahasan

hasil penelitian yang akan menjawab rumusan masalah seperti yang dikemukan

pada bab I. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan pasal 38 ayat (4) bahwa terdapatkriteria untuk

menjadi kepala sekolah SDLB/SMPLB/SMALB meliputi: (a) berstatus sebagai

guru pada satuan pendidikan khusus; (b) memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan

yang berlaku; (c) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima tahun

115
di satuan pendidikan khusus; dan (d) memiliki kemampuan kepemimpinan,

pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang pendidikan khusus. Kepala sekolah

SLB Negeri 1 Bantul jika pada akhirnya dapat menjadi kepala sekolah seperti

sekarang ini maka sudah memenuhi empat kriteria tersebut, akan tetapi pada point

empat perlu dilihat lebih dalam bagaimana kepala sekolah melaksanakan

kemampuan yang perlu dimilikinya yaitu kemampuan kepemimpinan,

pengelolaan, maupun kewirausahaan di bidang pendidikan khusus. Penelitian ini

akan membahas mengenai kepala sekolah dalam kemampuan kepemimpinan dan

kemampuan mengelola pendidikan khusus di sekolah luar biasa yaitu dalam

implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer, dan supervisor di

SLB Negeri 1 Bantul.

1. Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Seorang pemimpin lebih menekankan pada perubahan dan penentuan arah,

serta upaya-upaya yang inovatif visioner dalam membuat organisasi mampu

berperan lebih produktif, lebih maju, dan lebih bermutu, sehingga mereka lebih

menekankan pada pembelajaran dan pemberdayaan seluruh sumberdaya

organisasi, akibatnya kinerja seorang pemimpin lebih berdampak dinamis bagi

organisasi. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah berperan dalam

mempengaruhi orang-orang untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan bersama. Dalam hal ini kepala sekolah mempengaruhi

bawahannya dengan memberikan keteladanan. Keteladanan yang diberikan kepala

sekolah sangat mempengaruhi budaya sekolah. Sebagai seorang pemimpin, kepala

sekolah harus menjadi contoh yang bisa ditiru oleh bawahan, seperti dalam hal

116
kehadiran, berpakaian, dan berbicara. Dengan perilaku yang menunjukkan

keteladanan dalam berbagai hal tidak terlalu sulit bagi kepala sekolah untuk

menegur bawahannya. Keteladanan kepala sekolah akan membuat guru dan

karyawan menjadi segan, dan pada gilirannya mereka akan meniru apa yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Akan tetapi lebih baik apabila keteladanan baik

dari kepala sekolah yang dicontoh oleh para personil sekolah menjadi kesadaran

bersama demi mewujudkan tercapainya tujuan sekolah.

Keteladanan yang dimiliki oleh kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul adalah

memiliki etos kerja yaitu kedisplinan dalam hal waktu dan menjalankan tugas. Hal

tersebut ditunjukkan oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugas sehari-hari di

sekolah dengan datang tepat waktu, selain itu SLB Negeri 1 Bantul sudah

menjalankan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 pasal 3 ayat (11) tentang

displin PNS bahwa setiap PNS wajib masuk jam kerja dan menaati ketentuan jam

kerja dengan menggunakan presensi elektronik finger print yang laporan akan

dihitung secara kumulatif dan akan dikirimkan ke BKD Kabupaten Bantul. Maka

semua guru dan karyawan SLB Negeri 1 Bantul sudah mengetahui jam datang dan

jam pulang sesuai jam kerja sehingga guru dan karyawan dituntut untuk displin

dan bijaksana dalam memanfaatkan waktu di sekolah guna menyelesaikan tugas

di sekolah.

Kepala sekolah mengutamakan proses kegiatan belajar mengajar bagi anak

berkebutuhan khusus yang sangat membutuhkan perhatian lebih dan kinerja yang

baik dari guru. Hal tersebut terbukti dari kepala sekolah yang selalu rutin

memonitoring kegiatan di sekolah dengancara berkeliling sekolah untuk

117
mengamati langsung proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga

kepala sekolah menciptakan budaya sekolah dengan cara menegakkan kediplinan

dalam menjalankan tugas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarman Danim dan

Suparno (2009: 92) Baik tidaknya kepala sekolah juga diukur dari kemampuannya

untuk bertindak atau berfungsi sebagai agen perubahan, sekaligus tingkat

keahliannya untuk memastikan bahwa proses perubahan itu akan dapat

berlangsung secara sistematis melalui suatu kerangka perencanaan jangka

panjang. Dari hasil wawancara dengan guru dan karyawan memunculkan

pendapat bahwa kepemimpinan kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul yang

sekarang ini sekolah mengalami banyak perubahan kearah yang lebih baik

terutama dalam hal kedisplinan, dalam hal pengelolaan sumber daya sekolah, serta

penataan lingkungan sekolah. Hal tersebut semakin menguatkan bahwa kepala

sekolah sebagai pemimpin mampu mempengaruhi kondisi organisasi yang

dipimpinnya, salah satunya melalui keteladanan maupun kebijakan yang dimiliki

seorang kepala sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat

mendorong sekolah untuk mewujudkan visi misi sekolah dengan program yang

bertahap untuk meningkatkan mutu sekolah. Menurut Mulyasa (2011: 24) visi

sekolah juga harus secara utuh dipahami oleh seluruh warga sekolah agar mereka

menyadari, memahami, memiliki kepedulian, dan komitmen yang tinggi pada

tujuan sekolah, tujuan pembelajaran, prosedur penilaian, dan akuntabilitas. Kepala

sekolah dalam merumuskan dan menjalankan visi dan misi melibatkan seluruh

warga sekolah. Dengan melibatkan seluruh warga sekolah, diharapkan

118
perwujudan visi tersebut mendapat dukungan sepenuhnya dari warga sekolah.

Pelaksanaan visi dan misi sekolah melalui pelaksanaan program dan kegiatan

sekolah yang sesuai dengan visi dan misi yang akan dicapai oleh sekolah.

Menurut Mulyasa (2011: 26) visi sekolah harus dinyatakan dalam kata kerja

dengan jelas dan tidak muluk-muluk, tetapi bisa dimengerti dan dilaksanakan oleh

semua pihak. Visi yang baik bagi sekolah adalah yang wajar, nyata, dan tidak

terlalu sulit untuk dicapai, serta bermakna bagi semua orang. SLB Negeri 1 Bantul

memiliki visi asi, Pandai,

. Sehingga akan lebih baik jika visi sekolah bukan hanya

rumusan yang hampa tak bermakna namun bisa menjadi acuan dalam pelaksanaan

kegiatan di sekolah. Program sekolah sudah disusun melalui program yang

dimiliki oleh setiap tim kerja yaitu wakil kepala sekolah urusan pengajaran,

kesiswaan, sarana prasarana, dan humas serta setiap unit kerja di sekolah yang

menjadi sarana penunjang sekolah yaitu pusat sumber, klinik rehabilitasi, bengkel

kerja, asrama, SIM/ICT, dan perpustakaan. Visi misi yang berjalan dengan baik

ditunjukkan dengan berjalannya program kegiatan yang telah diagendakan oleh

sekolah secara bersama-sama.

Selain itu kepala sekolah juga memiliki harapan kedepan untuk SLB Negeri 1

Bantul menjadi SLB terbaik se-Asia Tenggara. Akan tetapi dalam mewujudkan

harapan tersebut kepala sekolah masih berupaya untuk meningkatkan dalam hal

pelayanan, penanganan, dan dalam manajemen pengelolaan sekolah. Kepala

sekolah menyatakan bahwa harapan tersebut diupayakam menjadi komitmen

bersama dengan seluruh personil sekolah yang disosialisasikan melalui rapat.

119
Kesulitan yang dihadapi utama untuk menjadi yang terbaik adalah dalam hal

pendanaan yang membutuhkan dana cukup besar, tidak semua SDM bisa

menerima ide-ide kepala sekolah, sarana prasarana masih menggunakan bekas

SGPLB sehingga belum mampu menciptakan standar sekolah yang diinginkan

dan kurangnya dukungan orang tua sehingga orang tua tidak hanya menyerahkan

pendidikan anaknya kepada sekolah. Harapan besar yang dimiliki oleh kepala

sekolah perlu dimiliki dan dihayati oleh seluruh personil sekolah. Seorang kepala

sekolah sebagai seorang pemimpin perlu memiliki visi kedepan untuk sekolahnya

supaya semakin termotivasi untuk meningkatkan kemajuan sekolah. Akan tetapi

dalam perwujudan visi besar atau harapan tersebut perlu dijabarkan secara detail

terhadap langkah-langkah praktik melalui kegiatan yang mungkin dapat

dilaksanakan dalam waktu sekarang dan berikutnya. Sehingga kepala sekolah

SLB Negeri 1 Bantul membutuhkan rencana strategis, waktu, dana, dan kerja

sama dengan seluruh personil sekolah dan para pemangku kebijakan dalam usaha

pencapaian visi besar dan harapan tersebut.

Dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin, kepala sekolah juga perlu

mendorong kemauan kuat dan semangat terhadap personil sekolah. Kepala

Sekolah SLB Negeri 1 Bantul memiliki dan menunjukkan kemauan dan semangat

kerja yang tinggi terhadap personil sekolah melalui perilaku atau kepribadaian

yang dominan yaitu sikap displin terhadap waktu dan dalam menjalankan tugas.

Selain itu kepala sekolah memiliki komitmen dalam menjalankan menjadi guru

yang loyal pada negara dan sekolah serta memiliki dedikasi diri pada anak

berkebutuhan khusus. Akan tetapi komitmen yang dimiliki oleh kepala sekolah

120
juga perlu ditularkan kepada guru dan karyawan sekolah yang lain. Kepala

Sekolah membangkitkan kemauan dan semangat personil sekolah dengan cara

selalu memberikan monitoring proses belajar mengajar sekaligus tidak segan-

segan langsung memberikan masukan bagi guru dalam mengajar dan hal tersebut

diharapkan mampu semakin memotivasi guru dalam mengajar. Namun semua

kembali kepada diri pribadi guru dan karyawan masing-masing. Sehingga dalam

hal ini menjadi peran kepala sekolah bagaimana cara agar guru dan karyawan

dapat semakin termotivasi dan bersemangat menjalankan tugas.

Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul juga

memberikan pengarahan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengarahan dilakukan terutama pada saat ada peraturan baru yang

memerlukan petunjuk teknis atau sosialisasi dari kepala sekolah. Kemampuan ini

dimaksudkan adanya kemampuan kepala sekolah dalam mempengaruhi orang lain

agar bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan bersama terutama sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab setiap personil sekolah. Pengarahan yang sudah

dilakukan pada saat awal dalam melaksanakan suatu pekerjaan akan diikuti

dengan kegiatan monitoring saat proses pekerjaan dari kepala sekolah bilamana

terdapat kendala. Pengarahan secara langsung pada saat rapat dan pada saat

kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun secara tidak

langsung melalui sistem yang berlapis yaitu arahan dan bimbingan lewat

kelompok seperti setiap tim wakasek atau tim unit kerja di sekolah. Hal ini sesuai

dengan pendapat Koontz dalam Wahjosumidjo (2007: 105) bahwa kepala sekolah

sebagai pemimpin harus mampu: a. mendorong timbulnya kemauan yang kuat

121
dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam

melaksanakan tugas masing-masing; b. memberikan bimbingan dan mengarahkan

para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di

depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

Komunikasi yang aktif dan membangun dengan bawahan akan membawa

kondisi kerja yang kondusif dan bawahan akan merasa dihargai oleh atasan.

Kepala sekolah menjalin komunikasi yang membangun dengan personil sekolah

ketika berada di sekolah, komunikasi yang membangun dengan guru dan

karyawan dilakukan setiap hari saat kepala sekolah berinteraksi secara langsung

bertemu dengan guru dan karyawan. Kepala sekolah menjalin komunikasi dengan

siswa ketika kegiatan-kegiatan kesiswaan disetiap Hari Jumat dan saat upacara

setiap Hari Senin. Selain itu, kepala sekolah berinteraksi dengan siswa saat

berkeliling di sekolah sekaligus kepala sekolah berkesempatan menyanyakan

langsung kepada siswa mengenai kinerja guru.

Komunikasi dengan wali murid atau orang tua anak didik melalui Komite

Sekolah dengan mengadakan rapat tiap semester untuk membahas mengenai

program, masalah siswa, masalah kenyaman dan kepuasan sebagai pengguna jasa

di sekolah. Adapun secara langsung kepala sekolah membuka komunikasi apabila

terdapat wali murid yang datang untuk menanyakan atau menyampakan sesuatu.

Komunikasi dengan masyarakat dilakukan kepala sekolah melalui kegiatan dari

humas sekolah melalui plamflet, website sekolah dan facebook sekolah. Akan

tetapi dari hasil pengamatan peneliti pemanfaatan website sekolah dan facebook

122
sekolah belum berjalan baik, informasi mengenai sekolah masih terbatas dan

belum up to date.

Selain itu kepala sekolah menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar

dibantu oleh Kepala Sub.Bag. Tata Usaha sebagai penanggungjawab

kerumahtanggan di SLB Negeri 1 Bantul seperti SMP Negeri 1 Kasihan atau

masyarakat sekitar sekolah yang ingin meminjam salah satu gedung atau

lapangan sekolah SLB Negeri 1 Bantul. Tujuan utama kepala sekolah menjalin

komunikasi yang aktif dan membangun dengan seluruh personil sekolah dan

masyarakat sekitar lingkungan sekolah supaya dalam pelaksanaan program yang

diagendakan sekolah dapat berjalan dengan dukungan dari seluruh personil

sekolah dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

Dalam hal pengambilan keputusan kepala sekolah akan membutuhkan

pertimbangan dari personil sekolah yang lain walaupun tetap ada keputusan yang

sudah menjadi kewenangan dan kebijaksanaan dari diri seorang kepala sekolah

seperti perekrutan personil sekolah. Perekrutan personil sekolah yang

dimaksudkan adalah perekrutan bagi pegawai sekolah yang tidak tetap. Keputusan

yang berhubungan untuk kepentingan internal sekolah seperti mengenai kebijakan

yang akan diberlakukan di sekolah seperti tata tertib sekolah dan pelaksanaan

program dan kegiatan sekolah. Sedangkan untuk keputusan eksternal yaitu

keputusan yang berkaitan dengan pihak luar yang kaitannya dengan surat-surat

dari luar yang bersifat kedinasan. Keputusan yang diambil demi kepetingan

bersama menunjukkan bahwa kepala sekolah mementingkan kerja sama dari

123
semua guru dan karyawan agar tujuan dari lembaga pendidikan yang dipimpinnya

dapat tercapai.

2. Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer

Seorang manajer lebih mengacu pada apa yang sudah biasa dilakukan serta

mempertahankannya untuk mencapai proses organisasi yang efektif dan efesien,

sehingga dalam bekerjanya seorang manajer lebih bersifat rutin dari waktu ke

waktu, yang penting organisasi dapat berjalan dengan stabil dalam menjalankan

perannya. Dalam rangka melakukan peran sebagai manajer yaitu mengelola

sekolah, kepala sekolah SLB Negeri 1 Bantul harus memiliki program dan target

yang harus dicapai selama kepemimpinannya dengan menggunakan strategi.

Strategi kepala sekolah untuk memberdayakan seluruh potensi sekolah melalui

pendekatan yang dilakukan bersama personil sekolah baik secara individu maupun

kelompok. Pendekatan yang dilakukan dengan komunikasi yang dilakukan oleh

kepala sekolah. Kegiatan pengelolaan dilakukan dengan manajemen berlapis

dengan adanya pendelegasian tugas secara jelas sesuai struktur organisasi yang

dibentuk. Menurut Child (1972: 10) dalam Tatang M. Amirin terdapat komponen

dasar yang merupakan kerangka dalam mendefinisikan struktur organisasi bahwa:

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta

tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian dalam organisasi. 2.

Memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secara

resmi dalam organisasi, dengan banyaknya tingkatan hirarki dan besarnya rentang

kendali dari semua pimpinan di seluruh tingkatan dalam organisasi. 3.

Menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian dari organisasi, dan

124
pengelompokan bagian-bagian tersebut menjadi bagian suatu organisasi yang

utuh. Dan 4. Menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan

tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian segenap kegiatan

organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal, yang merupakan elemen yang

dinamis bukan statis. Kepemimpinan kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul

dibantu dengan kelompok-kelompok kerja dalam struktur organisasi yang

memiliki tugas atau fungsi masing-masing. Kemudian dimasing-masing tim kerja

akan memiliki kegiatan dan program kerja yang selanjutnya akan dijalankan.

Kepala sekolah akan secara langsung melakukan koordinasi maupun monitoring

melalui rapat.

Merencanakan program dan kegiatan kepala sekolah bersama perwakilan guru

yaitu yang memangku jabatan sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan,

kurikulum, sarana prasarana, dan humas publikasi yang memiliki wakil disetiap

jurusan dan kemudian nanti akan dibahas bersama dengan personil sekolah

lainnya seluruh guru dan karyawan sekolah melalui rapat pada awal tahun

pelajaran. Dalam rapat bersama seluruh personil sekolah akan dilakukan

sosialisasi terhadap program sekolah. Program sekolah yang telah disusun akan

dipaparkan ke forum rapat resmi tersebut dan dimintai pendapat atau persetujuan

dari seluruh opersonil sekolah. Dalam rapat dapat terjadi kemungkinan perubahan

program kegiatan sekolah sesuai dengan kesepakatan bersama.

Sebagai seorang manajer kepala sekolah harus mampu mengorganisasikan dan

mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Cara yang dilakukan

kepala sekolah dalam menghimpun dan mengorganisasi seluruh sumber daya

125
sekolah adalah dengan mendelegasikan tugas menggunakan struktur organisasi

yang sudah dibentuk di sekolah sehingga seluruh sumber daya sekolah dapat

dikembangkan oleh masing-masing unit kerja yang sudah diberikan kewenangan.

Kemudian cara kepala sekolah dalam hal mengatur dan mendayagunakan segala

sumber sekolah dalam pencapaian tujuan sekolah melalui tahapan pengelolaan

yang maksimal, yaitu sosialisasi pada warga sekolah, membentuk tim kerja,

melakukan monitoring, dan dari kegiatan tersebut mendapatkan masukan untuk

kegiatan pengembangan sumberdaya yang ada di sekolah.

Kepala sekolah dalam menyusun organisasi personil dengan menempatkan

masing-masing individu sesuai dengan kemampuan (the right man and the

rightplace) dengan melibatkan masukan atau pendapat dari personil lainnya

seperti wakil kepala sekolah yang sudah lama berada di sekolah dan lebih

mengetahui karakteristik dan kemampuan dari setiap personil di sekolah. Kepala

sekolah hendaknya cermat dalam menempatkan dan memberi tugas kepada para

stafnya. Kepala sekolah harus tahu betul kemampuan dan kesanggupan masing-

masing stafnya, baik tenaga tata usaha maupun untuk guru agar pekerjaan yang

diberikan dapat dikerjakan dengan sesuai dan baik.

Personil sekolah merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan sistem organisasi

sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu memberikan pengarahan,

mendelegasikan wewenang, mengadakan pembinaan dan memonitoring tugas dari

personil sekolah. Dalam menggerakkan keterlibatan personil sekolah dengan

pembagian tugas bagi seluruh personil secara merata kepada setiap guru agar juga

mendapatkan tugas tambahan selain mengajar. Kepala sekolah menggerakkan

126
seluruh personil sekolah dalam pelaksanaan tugas masing-masing dengan rapat

koordinasi yang rutin dilakukan bersama. Dalam rapat koordinasi dimaksudkan

agar pelaksanaan tugas berjalan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan

kepala sekolah juga sudah mengelola dan memberdayakan seluruh sumber daya

yang ada di sekolah dengan baik, termasuk diantaranya pengembangan guru,

karyawan, siswa, kurikulum, dan pendayagunaan sarana prasarana, manajemen

keuangan dan pembiayaan, memberikan penghargaan, pelaksanaan tata tertib serta

pelibatan orangtua dan masyarakat. Hal tersebut merupakan peran kepala sekolah

sebgai seorang manajer. Kendala yang sekarang sedang dihadapi sekolah sesuai

yang diungkapkan kepala sekolah pada Senin, 6 April 2015 bahwa banyak guru

yang akan memasuki masa pensiun, sedangkan dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Bantul tidak memperbolehkan sekolah untuk mengangkat guru tidak tetap.

Sehingga kepala sekolah merencanakan mempersiapkan guru yang ada di SLB

Negeri 1 Bantul untuk bisa merangkap mengajar menggantikan guru yang akan

pensiun diseuaikan dengan beban kerja setiap guru. Langkah yang dilakukan

dengan mengirimkan guru dalam pendidikan dan pelatihan. Selain itu sekolah

juga perlu melakukan kegiatan perencanaan terhadap kebutuhan guru dan dapat

diajukan kepada Dinas Pendidikan terkait yang lebih berwenang dalam melakukan

perekrutan guru baru.

Pengembangan bagi anak didik melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler di

bidang kesenian dan cabang olahraga yang diadakan di sekolah serta pelatihan

ketrampilan yang berkualitas sesuai dengan kondisi, potensi, kemampuan, dan

127
kebutuhan individudari siswa. Peran kepala sekolah disini adalah sebagai

fasilitator dalam memfasilitasi siswa yang hendak mengikuti perlombaan dengan

pemberian dukungan pendampingan dari guru sebelum mengikuti perlombaan

mewakili sekolah. Maka tak heran apabila para siswa di SLB Negeri 1 Bantul

memperoleh banyak prestasi di berbagai cabang olahraga.

Kepala sekolah juga melaksanakan program bidang humas melibatkan orang

tua siswa melalui pembentukkan komite sekolah. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 56 ayat

3 bahwa komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan

berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,

arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan. Akan tetapi pendirian komite sekolah yang ada di

SLB Negeri 1 Bantul masih dalam lingkup kecil di sekolah, pembentukan komite

perwakilan dari guru dan dari orang tua siswa. Komite sekolah perwakilan orang

tua siswa yang ada di SLB Negeri 1 Bantul terlibat dalam program sekolah

PMTAS (program makanan tambahan anak sekolah) yaitu para orang tua siswa

berkoordinasi dengan komite sekolah perwakilan orang tua siswa secara

bergantian akan menyediakan makanan bagi seluruh siswa setiap Hari Sabtu.

Sehingga dapat dikatakan bahwa sekolah belum maksimal dalam pembentukkan

dan kepenggurusan organisasi komite sekolah, hal ini menyebabkan kontribusi

dari peran dan fungsi komite sekolah masih sangatlah minim. SLB Negeri 1

Bantul belum mengoptimalkan kerja sama dan pemberdayaan dengan masyarakat

luas. Namun dalam pelayanan Klinik rehabilitas sekolah sudah bekerjasama

128
dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi RS Sardjito Yogyakarta,

Fakultas Psikologi UGM/UAD, Puskesmas Kecamatan Kasihan Bantul, Akademi

Fisioterapi Yogyakarta dan UNY sebagai peningkatan layanan sosiologis,

psikologis, medis, dan vokasional bagi semua anak berkebutuhan khusus di SLB

Negeri 1 Bantul.

Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan kepala sekolah dilakukan

dengan rapat dan pengamatan secara langsung. Monitoring dilakukan untuk

mengetahui hasil kerja sama dari tim kerja yang telah ditetapkan untuk

mengindentifikasi seberapa jauh pelaksanaan kegiatan dan menemukan kendala

apa yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan sekolah tersebut. Selanjutnya

dengan adanya evaluasi yang mampu menilai kekurangan dan kelebihan

pelaksanaan program yang sudah berlangsung yang selanjutnya akan dilakukan

kegiatan perbaikan atau masukan untuk pelaksanaan program berikutnya. Menurut

Sudarman Danim dan Suparno (2009: 12) pelaporan merupakan salah satu

kegiatan organisasi. Substansi yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi

yang sebenarnya. Dengan pelaporan ini akan diketahui hasil-hasil yang dicapai,

kendala yang muncul, dan penyimpangan yang terjadi. Laporan dapat dibuat

secara berkala, misalnya bulanan, atau tahunan. Laporan juga mestinya menjadi

acuan dasar dalam kerangka menyusun program lanjutan bagi sekolah. Kepala

sekolah bertanggung jawab dengan laporan kegiatan sekolah dengan mengecek

dan memeriksa laporan yang ada sebelum memberikan tanda tangan.

129
3. Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SLB Negeri 1 Bantul

dibantu oleh koordinator PKG/PKB yaitu tim asesor perwakilah dari guru. Dalam

kegiatan perencanaan supervisi juga dilakukan kepala sekolah bersama tim asesor

dalam forum rapat dengan melakukan pembagian tugas. Tim asesor akan

mensupervisi guru yang lain dengan teknik observasi kelas dengan cara masuk

kedalam ruangan kelas setelah melakukan kesepakatan waktu pelaksanaan

supervisi dan kemudian akan mengamati guru mengajar di kelas. Hal ini sesuai

dengan Made Pidarta (2009: 91) pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi

kelas adalah supervisi dilaksanakan oleh seorang supervisor dengan cara

mengamati, yaitu melihat, mendengar, dan merasakan situasi kelas yang sedang

belajar. Guru yang diamati adalah seorang diri yang sedang membimbing siswa-

siswa belajar dalam proses pembelajaran. Walaupun secara administratif kegiatan

supervisi akademik guru-guru di SLB Negeri 1 Bantul banyak dilakukan oleh tim

asesor yang sudah dibentuk akan tetapi kepala sekolah juga melakukan supervisi

dengan kunjungan kelas. Kepala sekolah secara rutin setiap hari mengunjungi

kelas guna mengamati proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pengertian

kunjungan kelas menurut Lantip dan Sudiyono (2011: 102) kunjungan kelas

adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses

pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk menolong guru dalam mengatasi masalah

dalam kelas.

Dibentuknya tim asesor perwakilan dari guru untuk membantu penilaian

kinerja guru (PKG) dan penilaian berkelanjutan (PKB). Untuk menjadi asesor

130
harus memenuhi kriteria minimal guru golongan IV A dan diikutsertakan dalam

diklat dan memiliki sertifikat sebagai asesor. Jumlah asesor yang ada di SLB

Negeri 1 Bantul ada 13 orang sudah termasuk dengan kepala sekolah namun dua

diantaranya sudah pensiun. Pada bulan Maret sekolah sudah mengirimkan 3 orang

guru untuk dikirim mengikuti pelatihan asesor dan akan melaksanakan tugas pada

tahun ajaran baru yang akan datang. Setiap asesor memegang sekitar 8 hingga 9

guru dalam penilaian supervisi akademik.

Hasil capaian dari kegiatan supervisi akademik bagi guru adalah hasil evaluasi

mengajar guru berupa nilai dan ditemukan kekurangan guru dalam mengajar. Tim

asesor akan melaporkan hasil temuannya dalam kegiatan supervisi akademik

terhadap guru. Selain itu peran kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru

adalah dimana selain memberikan pengarahan kepala sekolah juga melakukan

pengawasan terhadap kinerja guru (adakah kekurangan, perlukah diadakan

perbaikan, dan bagaimana keadaan/situasi di kelas, apakah sudah sesuai pedoman

atau tidak) sehingga diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensi dan

motivasinya dalam melaksanakan tugas. Kemudian akan dilakukan tindak lanjut

dari supervisi yaitu kegiatan pembinaan bagi guru melalui program diklat sesuai

dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh guru sehingga mampu memenuhi

kompetensi guru dalam mengajar. Sedangkan pelaporan hasil supervisi juga akan

digunakan dalam melihat kinerja kepala sekolah.

D. Keterbatasan Peneliti

Kepala sekolah dalam menjalankan peran sebagai pemimpin, manajer, dan

supervisor memiliki kompleksitas tersendiri. Lamanya penelitian ini dilaksanakan

131
tiga bulan yaitu bulan Maret hingga Mei 2015. Dengan keterbatasan peneliti dan

waktu penelitian maka peneliti tidak dapat mengungkapkan semua kompleksitas

kegiatan dalam implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, manajer,

dan supervisor di sekolah tersebut. Peneliti juga tidak dapat mengungkap seluruh

data dan fenomena yang ada. Dalam penelitian ini juga diwarnai keterbatasan

pembuktian antara apa yang diungkapkan responden dengan data dari observasi

dan dokumentasi.

132
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin telah dilaksanakan

dengan cara kepala sekolah memberikan keteladanan dalam hal kedisplinan

waktu dan menjalankan tugas, merumuskan visi dan misi sekolah bersama

warga sekolah dan melaksanakan visi dan misi lewat pelaksanaan program

dan kegiatan sekolah, mendorong kemauan kuat dan semangat melalui

keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah secara nyata di sekolah dan

melalui kegiatan monitoring, memberikan pengarahan dan bimbingan bagi

personil secara langsung maupun tidak langsung lewat rapat dan

pendelegasian tugas, menjalin komunikasi yang membangun dengan guru,

karyawan, siswa, orang tua siswa, mitra sekolah dan masyarakat sekitar

sekolah dibantu wakil kepala sekolah bidang humas dan kepala sub.bag. tata

usaha serta mampu mengambil keputusan bagi kepentingan sekolah baik

internal maupun eksternal bersama dengan personil sekolah.

2. Implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer telah terlaksana melalui

kemampuan dalam melaksanakan perencanaan program dan kegiatan sekolah

bersama tim wakil kepala sekolah dan tim unit kerja yang akan

disosialisasikan lewat rapat bersama seluruh personil sekolah, memiliki

strategi dengan menjalin komunikasi secara individu maupun kelompok,

kemampuan menggorganisasi dan mendayagunakan seluruh sumber daya yang

133
ada di sekolah dengan memanfaatkan struktur organisasi beserta pembagian

tugas masing-masing. Dalam mendorong keterlibatan seluruh personil

sekolah, kepala sekolah menyusun organisasi personal berpedoman pada the

right man and the right place dengan memperhatikan masukan dari wakil

kepala sekolah yang lebih mengetahui karakter dan kompetensi yang dimiliki

seorang personil sekolah, menggerakkan seluruh personil dengan pembagian

tugas masing-masing dan melakukan rapat koordinasi yang akan

memonitoring jalannya suatu program. Namun dalam pelaksanaannya masih

ditemui guru yang tidak melaksanakan tugas tambahan yang dibebankannya.

Kepala sekolah mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah terutama

dalam meningkatan ketrampilan dan prestasi siswa sedangkan tantangan yang

dihadapi dalam pengembangan SDM yaitu banyak guru yang akan memasuki

pensiun sedangkan sekolah tidak boleh mengangkat guru tidak tetap. Selain itu

guru juga diikutsertakan diklat, seminar, workshop, KKG, dan diberi

kesempatan melanjutkan pendidikan. Kepala sekolah juga memiliki

kemampuan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan program kegiatan sekolah.

3. Implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor telah berjalan melalui

kegiatan supervisor dibantu oleh tim asesor perwakilan dari guru yang sudah

terbentuk. Tim asesor akan melakukan penilaian terhadap kinerja guru (PKG)

dan penilaian berkelanjutan (PKB). Teknik supervisi yang digunakan tim

asesor adalah observasi kelas setiap satu semester sekali. Kegiatan supervisi

secara insindental dan rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah ialah

134
kunjungan kelas dengan berkeliling mengamati proses belajar mengajar yang

dilakukan guru di sekolah. Hasil tindak lanjut dari kegiatan supervisi adalah

berupa nilai dan hasil temuan kekurangan kinerja guru dalam mengajar di

kelas sehingga akan terencana pelaksanaan diklat untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam mengajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah dapat mengoptimalkan keterlibatan dan dukungan seluruh

masyarakat luas terhadap perkembangan sekolah luar biasa dengan

pembentukkan Komite Sekolah melalui keanggotaan unsur masyarakat yang

berasal dari tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha/industri maupun

organisasi profesi tenaga pendidikan dan kesehatan.

2. Kepala sekolah sebaiknya melakukan langkah-langkah strategis guna

meningkatkan keterlibatan aktif seluruh warga sekolah dalam upaya

pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah melalui program kerja dan

kegiatan sekolah.

3. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul sebaiknya melakukan perekrutan

guru pendidikan luar biasa agar memenuhi jumlah kebutuhan guru guna

menggantikan para guru yang pensiun di sekolah luar biasa.

135
DAFTAR PUSTAKA

Benni Setiawan. (2006). Manifesto Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.
Bernadine R. Wirjono dan Susilo Supardo. (2005). Kepemimpinan, Dasar-dasar
dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi.
Dedy Kustawan. (2013). Penilaian Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani. (2013). Mengenal pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus serta implementasinya. Jakarta: PT. Luxima
Metro Media.
Didin Kurmiadin dan Imam Machali. (2013). Manajemen Pendidikan: Konsep &
Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Edy Sutrisno. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Gary Yulk. (2005). Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Kelima. (Alih bahasa:
Budi Supriyanto). Jakarta: PT Indeks.
Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono. (2011). Supervisi Pendidikan. Yogyakarta:
Gava Media.

Made Pidarta. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta

Marno dan Triyo Supriyanto. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan


Islam. Bandung: Reflika Aditama.

Maryono. (2013). Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Mulyasa. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks


Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Mulyasa. (2011). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT


Bumi Aksara

Moch. Idochi Anwar. (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya


Pendidikan (Teori Konsep dan Isu). Bandung: Alfabeta.
Ngalim Purwanto. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Onisimus Amtu. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah .
Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

136
Ridwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Soekarto Indrafacrudian. (2006). Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif.
Bogor: Galia Indonesia.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan


ke-19. Bandung: Alfabeta.
Sudarwan Danim .(2010). Kepemimpinan Pendidikan, Kepemimpinan Jenius
(IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos, Bandung: Alfabeta.
Sudarman Danim dan Suparno. (2009). Manajemen dan kepemimpinan
transformasional kekepalasekolahan : visi dan strategi sukses era
teknologi, situasi krisis, dan internasional pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta.

Tatang M. Amirin. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.


Tim Redaksi FOKUSMEDIA. (2006). Himpunan Peraturan Perundang-
undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media.
Tri Nugroho. (2013). Implementasi Peran Manajerial Kepala Sekolah Di TK
Fastrack Fun School Dan TK Rumah Citta. Tesis. Pasca Sarjana UNY.

Ulfah Umurohmi. (2007). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tesis. Pasca


Sarjana UNY.

Uhar Suharsaputra. (2013). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.


Unik Rasyidah. (2012). Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah
Aliyah Kota Yogyakarta. Tesis. Pasca Sarjana UNY.
Veithzal Rival. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Wahyosumidjo. (2007) Kepemimpinan Kepala sekolah. Jakarta; PT Raja Grafindo


Persada.

137
Lampiran 1. Surat Ijin dan Surat Keterangan Penelitian

138
139
140
141
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Implementasi Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin, Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul
Sub. Variabel Indikator Sub Indikator Sumber Data Metode
1. Kepala Sekolah a. Memberikan teladan baik 1) Keteladanan dalam hal Kepala Sekolah Wawancara
sebagai Pemimpin bagi personil sekolah kepribadian Wakil kepala sekolah Wawancara
2) Keteladanan displin waktu Ketua Jurusan Wawancara
3) Keteladanan dalam berpakaian Karyawan Wawancara
4) Keteladanan dalam bertutur Observasi Pencermatan
kata Dokumentasi Pencermatan
b. Membuat dan memahami 1) Mengembangkan visi, misi dan
visi, misi, tujuan sekolah tujuan sekolah
2) Melaksanakan visi, misi, dan
tujuan dalam wujud
pelaksanaan program atau
kegiatan sekolah
c. Mendorong kemauan kuat 1) Memiliki dan menunjukkan
dan semangat terhadap kemauan dan semangat kerja
yang tinggi
personil sekolah
2) Membangkitkan kemauan dan
semangat terhadap personil
sekolah
1) Memberikan arahan yang tepat
d. Memberikan pengarahan dan
dan sesuai dengan tugas dan
bimbingan terhadap personil

142
sekolah tanggungjawab personil
sekolah
2) Memberikan bimbingan yang
dibutuhkan oleh personil
sekolah
e. Menjalin komunikasi yang 1) Berkomunikasi dengan guru
membangun dan karyawan sekolah
2) Berkomunikasi dengan peserta
didik
3) Berkomunikasi dengan
orangtua peserta didik, mitra
sekolah, dan masyarakat
sekitar sekolah
f. Mengambil keputusan secara 1) Pengambilan keputusan
tepat bersama personil sekolah
2) Pengambilan keputusan untuk
kepentingan internal sekolah
3) Pengambilan keputusan untuk
kepentingan eksternal sekolah
2.Kepala Sekolah a. Merencanakan program dan 1) Merumusan program dan Kepala Sekolah Wawancara
sebagai Manajer kegiatan sekolah kegiatan sekolah secara jelas, Wakil Kepala Sekolah Wawancara
periodik dan sistematis Ketua Jurusan Wawancara

143
b. Menggunakan strategi dalam 1) Strategi pemanfaatan sumber Karyawan Wawancara
mengelola sumber daya daya sekolah dan pelaksanaan Wakil Orang Tua Siswa Wawancara
sekolah, program dan program dan kegiatan yang Dokumentasi Pencermatan
kegiatan sekolah mengarah pada pencapaian Observasi Pencermatan
visi, misi, dan tujuan sekolah
c. Mengorganisasi dan 1) Menghimpun dan
mendayagunakan seluruh mengorganisasikan seluruh
sumber daya yang ada di sumber daya
sekolah 2) Mengatur dan
mendayagunakan segala
sumber sekolah dalam
pencapaian tujuan sekolah
d. Mendorong keterlibatan 1) Menyusun organisasi personal
seluruh personil sekolah dengan uraian tugas sesuai
dalam menjalankan tugas dengan standar yang ada
masing-masing 2) Menggerakkan seluruh
personil sekolah dalam
pelaksanaan tugas masing-
masing
e. Mengembangkan potensi 1) Pengembangan guru dan staf
yang dimiliki oleh sekolah 2) Pengembangan peserta didik
3) Pengembangan kurikulum dan

144
pembelajaran
4) Penghargaan dan intensif
5) Tata tertib dan displin
6) Manajemen keuangan dan
pembiayaan
7) Pendayagunaan sarana dan
prasarana
8) Pelibatan orang tua dan
masyarakat
f. Melakukan monitoring, 1) Kegiatan monitoring kegiatan
evaluasi, dan pelaporan sekolah
pelaksanaan program 2) Kegiatan evaluasi kegiatan
kegiatan sekolah sekolah
3) Kegiatan pelaporan kegiatan
sekolah
3. Kepala Sekolah a. Melakukan perencanaan 1) Perumusan perencanaan Kepala Sekolah Wawancara
sebagai supervisi akademik kegiatan program supervisi Wakil Kepala Sekolah Wawancara
Supervisor b. Melaksanakan supervisi 1) Waktu dan setting Koordinator PKG/PKB Wawancara
akademik pelaksanaan supervisi Karyawan Wawancara
2) Teknik atau pendekatan Dokumentasi Pencermatan
supervisi Observasi Pencermatan
c. Melakukan tindak lanjut dari 1) Hasil atau capaian kegiatan

145
supervisi akademik supervisi
2) Kegiatan tindaklanjut
kegiatan supervisi
3) Kegiatan laporan kegiatan
supervisi

146
Lampiran 3. Pedoman Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Bantul


Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB N 1 Bantul

Nama Lengkap :
NIP :
Jabatan :
Guru :
Mata Pelajaran :
Hari, tanggal :
Tempat :

1. Bagaimana implementasi Bapak sebagai seorang pemimpin di SLB N 1


Bantul?

2. Apa saja dan bagaimana yang Bapak lakukan dalam memberikan


keteladanan bagi seluruh personil sekolah?
3. Bagaimana Bapak dalam mengembangkan visi, misi sekolah ?

4. Apakah Bapak memiliki visi kedepan untuk sekolah?


5. Seperti apa Bapak dalam melaksanakan visi, misi, dan tujuan sekolah?

6. Bagaimana keterlibatan personil sekolah yang lain yaitu guru dan karyawan
dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?

7. Bagaimana cara Bapak menunjukkan kemauan dan semangat kerja yang


tinggi kepada seluruh personil sekolah?
8. Apa saja yang Bapak lakukan dalam membangkitkan kemauan dan
semangat kerja yang tinggi kepada seluruh personil sekolah?
9. Bagaimana Bapak memberikan arahan yang tepat dan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab personil sekolah?
10. Pada kesempatan apa Bapak memberikan arahan kepada personil sekolah
dalam menjalankan tugas?

11. Apakah Bapak memberikan bimbingan kepada personil sekolah yang


membutuhkan? Bagaimana cara Bapak memberikan bimbingan kepada
personil sekolah yang membutuhkan?

147
12. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan guru dan karyawan sekolah?

13. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan peserta didik?


14. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan orang tua peserta didik?

15. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan masyarakat sekitar sekolah atau


mitra sekolah?

16. Bagaimana Bapak dalam mengambil keputusan bersama dengan personil


sekolah?
17. Bagaimana Bapak mengambil keputusan untuk kepentingan internal
sekolah?
18. Bagaimana Bapak mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal
sekolah?

19. Bagaimana Bapak merumuskan program demi kepentingan sekolah?


20. Apakah Bapak dalam merumuskan program berpedoman pada visi, misi,
dan tujuan sekolah?
21. Bagaimana strategi Bapak dalam mengelola setiap sumber daya yang ada di
sekolah dan melaksanakan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan?
22. Bagaimana cara Bapak dalam menghimpun dan mengorganisasi seluruh
sumber daya sekolah?

23. Bagaimana cara Bapak mengatur dan mendayagunakan segala seluruh


sumber daya sekolah?

24. Bagaimana Bapak menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai
dengan standar yang ada?
25. Bagaimana Bapak dalam menggerakkan seluruh personil sekolah dalam
pelaksanaan tugas masing-masing?
26. Apa saja yang Bapak lakukan dalam mengembangkan guru dan karyawan?

27. Apa saja yang Bapak lakukan dalam mengembangkan peserta didik?
28. Apa saja yang Bapak lakukan dalam mengembangkan kurikulum
pembelajaran?

29. Apa saja yang Bapak lakukan dalam menegakkan tatatertib dan kedisplinan
di sekolah?

148
30. Apa saja yang Bapak lakukan dalam memberikan penghargaan bagi personil
sekolah?
31. Bagaimana Bapak mengelola manajemen keuangan dan pembiayaan
sekolah?
32. Bagaimana Bapak mendayagunakan sarana dan prasarana sekolah?

33. Bagaimana Bapak melibatkan orang tua dan masyarakat?


34. Bagaimana Bapak dalam melaksanakan kegiatan monitoring dalam setiap
kegiatan sekolah?

35. Bagaimana Bapak dalam melaksanakan kegiatan evaluasi dalam setiap


kegiatan sekolah?

36. Bagaimana Bapak dalam pembuatan laporan kegiatan sekolah?


37. Apa yang Bapak lakukan dalam merencanakan program supervisi
akademik?

38. Bagaiman proses pelaksanaan supervisi akademik yang Bapak laksanakan?


39. Bagaimana Bapak dalam menindaklanjuti hasil kegiatan supervisi
akademik?

149
Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah, Ketua Jurusan, Koordinator
PKG/PKB, dan Karyawan SLB Negeri 1 Bantul
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB N 1 Bantul

Nama Lengkap :
NIP :
Jabatan :
Guru :
Mata Pelajaran :
Hari, tanggal :
Tempat :

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam
merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala
Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?

150
10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?
11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?
14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?

151
Pedoman Pengamatan / Observasi
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

No. Komponen yang akan diteliti Deskripsi


1. Kepala Sekolah sebagai

Pemimpin

2. Kepala Sekolah sebagai Manajer

3. Kepala Sekolah sebagai

Supervisor

152
Pedoman Dokumentasi
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

NO. Sub Komponen yang akan diteliti Ada Tidak


1. Profil Sekolah
2. Visi dan Misi Sekolah
3. Kalender Pendidikan
4. Struktur Organisasi Sekolah
5. Tata Tertib Guru
6. Tata Tertib Siswa
7. Tata Tertib Sekolah
8. Program Kerja Sekolah
9. Laporan Kegiatan Sekolah
10. Jadwal Agenda Rapat
11. Notulen Rapat
12. Rancangan Kegiatan Supervisi
13. Insrument Kegiatan Supervisi
14. Laporan Hasil Supervisi

153
Lampiran 4. Analisa Data

ANALISA DATA MODEL MILES DAN HUBERMAN

1. Transkip wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.


2. Kumpulan hasil wawancara berdasarkan pertanyaan wawancara yang sama.
3. Kumpulan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
4. Display data.

154
Kumpulan Transkip Hasil Wawancara Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, Ketua Jurusan, Koordinator PKG/PKB, dan Karyawan
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

Transkip Hasil Wawancara

Nama Lengkap : Muh. Basuni, M.Pd


NIP : 19700102 199702 1 006
Jabatan : Kepala Sekolah
Guru : Jurusan Tuna Daksa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia kelas 5 dan 6
Hari, tanggal : Senin, 23 Maret 2015 dan 6 April 2015
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

1. Bagaimana implementasi Bapak sebagai seorang pemimpin di SLB N 1


Bantul?

dengan manajemen berlapis sehingga kita berjalan ke lapangan itu dengan


melakukan suatu grid grid grid dari TK sampai SMA dan itu harus dengan
struktur organisasi yang harus kita buat agar sistem itu berjalan. Peran
kepala sekolah dari sistem otomatis otomatis jadi leader, konseptor, dan

2. Apa saja dan bagaimana yang Bapak lakukan dalam memberikan


keteladanan bagi seluruh personil sekolah?
Kita harus membuat mendiplinkan, mendispinkan seperti waktu, tugas,
kegiatan apapun, kita harus menunjukkan orang manajemen seperti apa,
otomatis berpakaianan kita harus lengkap sesuai seragam. Displin kan
mulai dari pakaian, disiplin waktu, displin kerja, itu semua kita harus
berikan keteladanan bagi mereka. Keteladanan sebagai seorang
kepribadiaan seorang pemimpin tergantung dari masing-masing individu
yaitu dengan harus displin, kerja keras, tanggung jawab, loyal, dedicate
dan jujur. Keteladanan bertutur tata lewat kebiasaan, sesuai dengan
bawaan dari kepala sekolah. Saya keras sehingga sesorang tersebut harus
menyesuaikan. Kerasnya benar sebagai seorang manajer
3. Bagaimana Bapak dalam mengembangkan visi, misi sekolah ?

155
Visi dan misi ya jelas otomatis ada pemgembangan bagaimana sekolah
kita berkembang, mosok stagnisasi. Pengembangan yaitu melalui misi
dikembangkan melalui tujuan dan tujuan melalui program kemudian
menjadi kegiatan. Pengembangan visi misi ya kita lihat dari kontennya visi
misi itu apa kedepannya seperti apa ya kita lakukan jumlah program-
program yang kita lakukan disusun bersama, umpamanya sekarang ada
pengembangan KTSP apa kurikulum 13nya, lha seperti apa visi misinya, ya
kita harus menyiapkan gurunya, gurunya seperti apa nah kita didik dia
untuk workshopnya untuk pengembangan sarpras yang lebih canggih
seperti apa, nah otomatis dsittu enggak ada lha kita lakukan pelatihan, kita

4. Apakah Bapak memiliki visi kedepan untuk sekolah?


SLB N 1 Bantul kita cukup kedepanya kita menjadi SLB terbaik se Asia
Tenggara, baik dalam pelayanan, baik dalam penanganan, baik dalam
manajemen pengelolaannya sehingga kita tuh menjadi SLB yang itu
minimal ada standar internasional. Sampai kemanapun kita target kesana.
Dari mulai sekarang kita melakukan dengan penjaminan mutu pendidikan
seperti apa. Memang harapan pribadi saya, dan sudah jadi komitmen kita
bersama kemudian kita dropkan untuk bisa diikuti oleh semua warga
sekolah untuk menjadi terbaik seAsia Tenggara, ya bagaimana, ya kita
dropkan kebawah-kebawah. Ya sekarang sudah menjadi terbaik se Provinsi
buktinya pengajaran kemudian juara tiga Nasional tinggal sedikit lagi

5. Seperti apa Bapak dalam melaksanakan visi, misi, dan tujuan sekolah?
visi misi kan sudah kita susun beberapa tahun yang lalu, jadi lima tahun
ke depan kita membuat RKJM, RKTM, sampai ke opersionalnya per

6. Bagaimana keterlibatan personil sekolah yang lain yaitu guru dan karyawan
dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
otomatis seluruh warga sekolah terlibat semua sampai tukang kebon
ikut merumuskan visi misi, dan masukan-masukan dari komite sekolah kita

7. Bagaimana cara Bapak menunjukkan kemauan dan semangat kerja yang


tinggi kepada seluruh personil sekolah?

melakukan sesuatu pekerjaan dengan ikhlas tanpa ada embel-embel segala

156
apapun, bahwa kita kerja itu untuk ABK ini kita lakukan dengan sepenuh
hati jangan mikirkan nanti ada apa-apanya, ada imbalannya.
8. Apa saja yang Bapak lakukan dalam membangkitkan kemauan dan
semangat kerja yang tinggi kepada seluruh personil sekolah?

pagi dan pulang sore, kerjaan harus tepat waktu, kalau ada nggak bisa
bagaimana kita memberitahu yang lain untuk dibantu dan minta tolong.
9. Bagaimana Bapak memberikan arahan yang tepat dan sesuai dengan tugas
dan tanggungjawab personil sekolah?
arah yang tepat sesuai dengan kepentingan kita, kalau dari
wakasek yang lingkup wakasek, kalo dari seluruh menggunakan rapat
pleno. Ada rapat jurusan kemudian diarahkan per bidang dan bila belum

10. Pada kesempatan apa Bapak memberikan arahan kepada personil sekolah
dalam menjalankan tugas?

kita melakukan arahan itu dari tim, jadi kita panggil tim, kemudian tim itu
kebawah kebawah sampai yang terkecil, tim dari unit ini, dari unit ini atau
wakasek kita panggil, kamu harus drop sampai kebawah menggunakan

11. Apakah Bapak memberikan bimbingan kepada personil sekolah yang


membutuhkan? Bagaimana cara Bapak memberikan bimbingan kepada
personil sekolah yang membutuhkan?
ya otomatis tugas kepala sekolah itu membimbing itu salah satu tugasnya,
jadi kalau dia gak dong atau tugasnya ini harus dilakukan dari perlahan-
lahan dari satu sampai dia bisa dilakukan secara langsung. Otomatis kalau
lewat sistem nanti dia akan konsultan, otomatis kita langsung terjun untuk
monitoring, kamu sudah jalan belum kegiatan ini, seperti apa. Otomatis
saya langsung ke bawah. Kalau sudah itu diarahkan otomatis saya
monitoring ke bawah membimbing mereka bagaimana. Bimbingan yang
dibutuhkan ya sesuai apa kebutuhan dia, ya kita berikan, kita siapkan
bimbingan seperti apa. Baik secara individual atau bimbingan secara
kelompok. Kalau nanti dia bermasalah dalam kelompok ya kita selesaikan
dalam kelompok, kok ini macet, kok ini ada masalah, kita berikan dalam
kelompok itu. Kalau masalah pribadi kita berikan bimbingan secara pribadi

12. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan guru dan karyawan sekolah?

157
ya otomatis mbak bagaimanapun dari a sampai z guru siapa harus kita
kenal, si a kemana, hari ini kemana, apa kerjaan kamu, sudah sampai ini,
ngajar tidak, itu harus kalau enggak kemana, ada masalah apa dengan
mengecek tiap hari keliling, komunikasi
13. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan peserta didik?

kita lakukan saat ada kegiatan-kegiatan kesiswaan, kemudian kita setiap


hari Jumat kita ada anak-anak bermain bersama. Kemudian saat upacara
kita sampaikan ke mereka, kalau secara personal ya nanti wali kelas, wali
kelas bagaimana ditanya dengan siswa itu langsung, wali kelas sebagai
guru kelas.

14. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan orang tua peserta didik?

Komite Sekolah ada rapat semesteran mengenai program, masalah siswa,


masalah kenyaman di sekolah dan kepuasan sebagai pengguna jasa disini.
Ada rapat semesteran atau secara langsung wali murid yang datang ingin

15. Bagaimana Bapak berkomunikasi dengan masyarakat sekitar sekolah atau


mitra sekolah?

komunikasi untuk publikasi sekolah melalui pamphlet, web sekolah dan


ada facebook sekolah. Dengan masyarakat tergantung kebutuhan
masyarakatnya, jadi kalau kebutuhan apa contohnya dengan SMP 1
Kasihan butuh tempat ya kita berikan bantuan, dengan dibantu kepala TU
sebagai pengurus kerumahtanggaan misalnya dengan masyarakat sini
misalnya untuk sholat Idul Fitri. Kalau dengan mitra sekolah dengan
Sardjito, Puskesmas Kasihan, UNY, dengan terapi-terapi mana, dengan
Stikes mana, dengan UMY yang punya fakultas keperawatan dan psikologi
hubungannya langsung ke unit sekolah.
16. Bagaimana Bapak dalam mengambil keputusan bersama dengan personil
sekolah?
saya mengambil keputusan bersama melalui rapat kemudian
masukan-masukan per unit dan mengambil dari workshop dan diskusi
orang-orang yang kita anggap mampu sesuai dengan bidang dan ahli dan
tahu dengan analisis yang kuat. Seperti orang yang ahli dibidangnya
seperti perbengkelan atau orang klinik dibidang kedokteran.
17. Bagaimana Bapak mengambil keputusan untuk kepentingan internal
sekolah?

158
bersama
orang-orang penting saja yang kita anggap mampu dan sesuai ahlinya yang
lebih tahu, keputusan tentang kebijakan-kebijakan di lingkungan sekolah,
kebijakan kesiswaan, kebijakan dalam pengambilan tata tertib sekolah dan
aturan yang harus ditaati seperti ini dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan

18. Bagaimana Bapak mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal


sekolah?
entingan eksternal sekolah yaitu
bagaimana bersikap dengan lingkungan, mengirim duta-dutanya,
bagaimana kita bisa menerima tamu, melayani tamu, masukan atau edaran

19. Bagaimana Bapak merumuskan program demi kepentingan sekolah?

bisa dari jurusan, dari wakasek dan unit-unit baru dikeluarkan dengan
rapat pleno.
20. Apakah Bapak dalam merumuskan program berpedoman pada visi, misi,
dan tujuan sekolah?

, program berpedoman dengan visi dan misi, visi misi ke

21. Bagaimana strategi Bapak dalam mengelola setiap sumber daya yang ada di
sekolah dan melaksanakan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan?
Strategi khusus yang digunakan menggunakan pendekatan-pendekatan
secara personel dengan individu atau dengan kelompok sehingga kita bisa
melakukan memperdayakan semua yang ada di sini. Tanpa hal itu tidak
mungkin jalan kita hanya mengandalkan saya sendiri.

22. Bagaimana cara Bapak dalam menghimpun dan mengorganisasi seluruh


sumber daya sekolah?
itu kan sudah kita sediakan sistem, ada sistem yang berjalan, ada struktur
organisasi, ya otomatis itulah yang kita dayakan, dari masing-masing itu
dengan mengikuti jalur dan alur dari struktur organisasi. Dari tiap tugas-
tugasnya per unit-unit sehingga sudah didelegasikan untuk

159
23. Bagaimana cara Bapak mengatur dan mendayagunakan segala seluruh
sumber daya sekolah?
Untuk mengelola kita dengan manajemen yang baik baik, pengelolaan
secara maksimal, satu kita harus melakukan suatu sosialisasi pada warga
sekolah, kedua menunjuk suatu tim siapa yang akan bertanggung jawab,
ketiga melakukan kegiatan monitoring apakah kegiatan sudah berjalan
atau belum, dan memasukan aspirasi pada warga sekolah apa saja yang
masih perlu dikembangkan dari sumber daya yang ada di sekolah.
24. Bagaimana Bapak menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai
dengan standar yang ada?

Dalam hal menyusun organisasi personil pertama kita harus mengetahui


kompetensi masing-masing individu dengan menepatkan orang harus the
right man and the right place, kepala sekolah membuat konsep tetapi nanti
akan dipertemukan bersama tim wakasek dengan memberikan masukan-
masukan ini cocok atau enggak.
25. Bagaimana Bapak dalam menggerakkan seluruh personil sekolah dalam
pelaksanaan tugas masing-masing?
engan memberikan pengarahan
mengenai laporan secara rutin dari unit per unit harus laporan bagaimana
hambatan kelebihan dan kekurangan, kita memberikan pengarahan kita
tekankan makanya kita buat suatu panduan, dia harus membuat panduan,
tiap dikelas itu ada namanya kemajuan kelas itu untuk digerakkan,
kalaupun dalam di organisasi kerja kita tau dalam programnya itu, jadi
menggerakkan kok belum jalan ngapa? Kok belum jalan ngapa? Sekarang
dijalankan, program mu ini lho kok ngga jalan ngapa, tolong dijalankan, oh

26. Apa saja yang Bapak lakukan dalam mengembangkan guru dan karyawan?
Pengembangan guru dan karyawan melalui pengembangan diri melalui
diklat, seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan di sekolah disesuaikan
dengan kompetensi yang akan ditarget. Dan diikutsertakan lomba dengan
diberikan motivasi agar dapat ikut lomba apabila belum paham akan
didatangkan orang luar yang ahli untuk dapat membimbing mereka.
27. Apa saja yang Bapak lakukan dalam mengembangkan peserta didik?

yang sudah

160
28. Apa saja yang Bapak lakukan dalam mengembangkan kurikulum
pembelajaran?
kita ada tim, tim pengembangan kurikulum,ya
itu masing-masing sudah saya bentuk ,jadi dia menyusun kurikulumnya
sampai nanti dalam pengembangannya kemudian kita diklatkan. Dengan
diklat mini workshop di sekolah yang mengambil narasumber-narasumber
yang ahli dalam kurikulum baik dari UNY, dari PMT, dari Pendidikan, kita
mengirim guru-guru untuk menulis buku tentang kurikulum. Untuk guru
yang sudah dikirim untuk menyusun buku akan membelajari guru-guru
yang ada di sini. Pengembangan kurikulum juga dengan pengajian
kurikulum yaitu pengembangan dari buku itu sendiri apa kelebihan dan
kekurangan kemudian melakukan review kurikulum apakah sudah pas apa
belum.

29. Apa saja yang Bapak lakukan dalam menegakkan tatatertib dan kedisplinan
di sekolah?

dihukum, yang terlambat ya dihukum dengan ada tingkatan ringan, sedang


dan berat. Ringan dengan diperingatkan kalo sedang dengan tidak
dinaikkan pangkat dengan tidak memberi rekomendasi kalau berat

30. Apa saja yang Bapak lakukan dalam memberikan penghargaan bagi personil
sekolah?
k bisa melalui apresiasi ucapan
selamat, bisa bentuk diikutkan workshop ke keluar kota bagi guru.
31. Bagaimana Bapak mengelola manajemen keuangan dan pembiayaan
sekolah?
sudah menjadi kewajiban saya untuk mengetahui semua uang masuk dan
keluar melalui usulan dan persetujuan kepala sekolah. Masukan kebutuhan
apa dari atas kemudian kita rundingkan dengan wakasek dengan bidang
kebendaharaan kemudian kita ring kan dengan wakasek disesuaikan
dengan kebutuhan dilapangan.

32. Bagaimana Bapak mendayagunakan sarana dan prasarana sekolah?

161
-baiknya
makanya kita bentuk bagian unit-unit, ini unit A, unit B untuk mengotrol
lebih mudah siapa yang yang terlibat disitu dan apa saja kegiatannya dan
koordinasinya perunit.
33. Bagaimana Bapak melibatkan orang tua dan masyarakat?

komite sekolah perwakilan dari orang


tua siswa itu ada. Ada rapat khusus komite sendiri. Seharusnya ada guru,
orangtua murid, dan akademisi. Untuk yang akademisi misalnya
mengajukan dari dosen UNY tapi belum dijalankan, namun secara sekolah
sudah berjalan dengan guru dan orangtua murid. Untuk kelengkapan dari

34. Bagaimana Bapak dalam melaksanakan kegiatan monitoring dalam setiap


kegiatan sekolah?

monitoring dilakukan
setiap hari otomatis dengan komunikasi kita ada pertemuan rutin, bahwa
pertemuan rutin otomatis dilakukan sebulan sekali, liat apa

35. Bagaimana Bapak dalam melaksanakan kegiatan evaluasi dalam setiap


kegiatan sekolah?
sama dengan rapat yang belum berapa persen kemudian evaluasi perbulan

36. Bagaimana Bapak dalam pembuatan laporan kegiatan sekolah?


n mengecek dan

37. Apa yang Bapak lakukan dalam merencanakan program supervisi


akademik?
seperti langkah-langkah supervisi seperti membuat program supervisi,
jadwalnya, pelaksanaannya, kita tindak lanjuti, perencanaan dibuat setiap

38. Bagaiman proses pelaksanaan supervisi akademik yang Bapak laksanakan?

individu dengan masuk ke kelas dengan dibantu oleh guru senior atau
asesor. Secara insendental dilakukan dengan pengamatan secara langsung
lewat keliling setiap hari meliat pembelajaran

162
39. Bagaimana Bapak dalam menindaklanjuti hasil kegiatan supervisi
akademik?
Hasil supervisi digunakan untuk ditindak lanjuti untuk program sekolah
dengan melihat kekurangan guru. Kurang paham dalam membuat RPP atau
cara mengajarnya masih sangat konvensional dengan dibuatkan program
mengadakan diklat di sekolah kita mengundang ahli-ahlinya untuk
meningkatkan kinerja guru dan meningkatkan motivasi dia lebih besar
untuk mengajar dan kreatifitas guru agar meningkat. Pelaporan supervisi
dibuat otomatis dalam kinerja kepala sekolah.

163
Transkip Hasil Wawancara

Nama Lengkap : A. Endang Sulistijowati, S.Pd


NIP : 19690125 200501 2 004
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Urusan Pengajaran
Guru : Jurusan Tuna Daksa kelas 5 dan 6
Mata Pelajaran : IPA, IPS, PKn, dan Matematika
Hari, tanggal : Kamis, 23 April 2015
Waktu : 11.30 WIB - selesai
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Memberikan teladan yang baik. Dengan memberikan contoh saat kerja bakti
ikut menyapu, datang tepat waktu, memakai baju saat ulang tahun Jogja
menggunakan baju adat. Dalam kepribadian sudah baik. Teladannya dari
pertama sikap, kedua kepala sekolah memberikan contoh dalam segala hal baik
yaitu sikap tuh dalam hal displinnya juga, bicaranya, terus skillnya juga yaitu
terampil dalam mengatur dan manajemen juga bisa.

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
Semua personil, semua guru, ya nanti ada dari tim kecil yaitu pemangku-
pemangku jabatan wakil kepala sekolah, ketua jurusan, dan ketua unit
merumuskan kemudian akan dilanjutkan dalam tim besar yaitu seluruh guru
dan karyawan nanti akan di lanjutkan dalam forum rapat nanti dari situ ada
perubahan lagi. Kepala sekolah ingin menjadikan anak yang terampil dan
mandiri. Berharap anak didik diterima oleh masyarakat dengan baik.

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
memberikan misalnya dengan mengecek setiap hari misalnya ada anak yang
memang sulit diajar nanti bapak kepala sekolah memberikan saran apa atau
ke psikolog seperti apa biar kita enak mengajarnya dengan diberikan
masukan dorongan atau kadang kita disuruh ikut diklat supaya untuk
pembelajaran apa-apanya yang mungkin kurang dapat ditambahkan dari
diklat karena biasanya dalam diklat dapat masukan dan ilmu banyak sekali

164
4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
secara umum mengarahkan tugas itu pada rapat umum guru A tugasnya apa
guru B tugasnya apa terus yang secara umum seperti ini, tetapi biasanya
Bapak Kepala Sekolah seminggu sekali misalnya wakasek itu dikumpulkan,
ini yang perlu ditambah ini ini ini evaluasi minggu kemarin seperti apa
misalnya o ada lomba kartinian o itu kurang bagus gini gini gini nah besok
evaluasi untuk berikutnya kalau ada event apa sebetulnya gini gini gini ada
diarahkan kecil, tapi yang sifatnya umum misalnya o guru itu harus masuk
jam 7 harus mengarahkan putra-putrinya gini gini gini itu di rapat umum.
Guru bimbingan ke kepala sekolah sifatnya enggak bimbingan resmi cuma

5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?

sekolah. Dengan bertegur sapa saat bertemu guru. Hampir setiap minggu
dengan waksek berkumpul untuk membahas program sekolah. Dengan guru-
guru rutin satu bulan sekali. Tersendiri dengan tata usaha. Rapat pleno juga

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
dalam rapat iya selalu menerima kritikan baik menerima kritikan mesti ada
kritikan, masukan, umpan balik terus nanti mungkin tidak harus dijawab oleh
kepala sekolah mungkin guru yang lain dan seterusnya dan selalu ada

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
mengambil keputusan bersama, malah kepala sekolah cenderung mengikuti
gurunya, jadi gini misalnya itu itu tidak bisa diterapkan Pak masalahnya gini
gini gini gitu to, ya gimana cara tengahnya gimana, keputusan sekolah tidak
dipucuk pimpinan tetapi justru dari bawah. Kalau untuk keputusan dari
kepala sekolah ada banyak biasanya untuk kebijakan menerima karyawan
atau guru atau apa nah itu kebijakan dari kepala sekolah, tapi untuk yang
sifatnya umum karena yang tahu persis itu bukan kepalanya tapi yang
dilapangan.

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?

165
yaitu enggak bapak ibu guru, kalau bapak ibu guru 120 kan sulit tapi hanya
biasanya wakasek, ketua jurusan, ketua unit-unit itu kan udah banyak sekitar
25 orang terus disanakan mesti punya program apa saja nah itu yang perlu
dibahas disitu, hanya itu biasanya. Itu saja nanti diteruskan di rapat umum o
itu enggak diterima, kalau tidak diterima yaudah dipotong atau diganti apa

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?
kalau sini gurunya terlibat semua, misalnya dia mungkin tidak terlibat
memikirkan tapi terus nanti dalam kepanitiaan kan disini ada kegiatan
macem-macem nah o sana udah jadi panitia sana belum, nah jadi semua
punya tugas, terlibat semua kalau disini. Tetapi tetep ada yang kurang
termotivasi sudah ditunjuk o namanya jadi kepanitian kesana-kesana habis
ya dibagi rata ada yang tidak mengerjakan diem aja bahkan enggak tahu
kalau jadi panitia itu, banyak itu. Kepala sekolah sekali ditegur kalau sudah

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?

pengembangan sekolah terutama bagi siswa. Kalau untuk guru diikut sertakan
diklat terus nanti misalnya mau pengembangan kompetensi yang keluar
misalnya ikut kelompok guru kalau di sekolah umum kan MGMP karena guru
mata pelajaran kalau kita kan semua pelajaran jadi cuma kelompok kerja guru
KKG nah di KKG itu dikembangkan nanti biasanya yang di KKG sini ada dua
orang saya sama Pak Yanto, itu nanti dikembangkan disitu menciptakan
misalnya o guru itu harus dikembangkan apanya, nah kita harus mengadakan
diklat apa diklat apa. KKG se-Bantul itu sampai 30 an khusus SLB, nah disitu
yang menggodog, mengembangkan semua potensi sebetulnya misalnya ada
yang nanti yang dari Bantul Timur misalnya mengembangkan dibidang IT
terus disana bikin acara apa lainnya suruh itu, tempat kami misalnya o
pembuatan RPP K13 cara pembuatan artikel biar sekolah itu bisa
dipublikasikan gitu sini buat nanti semua disuruh diundang semua paling
memuat 43 guru t
11. Bagaimana penerapan kurikulum di SLB Negeri 1 Bantul? Bagaimana
pengembangan kurikulum yang dilakukan?

pake KTSP. Untuk pengembangan kurikulum lewat para guru diikutsertakan

166
diklat ya semua ketunaan di semua jenjang dengan secara bergantian. Yang
membedakan dengan sekolah lain disini ada kelompok kekhususan, diikutkan
di program khusus pengembangan bina gerak, wicara, orientasi mobilitas, bina
diri, itu nanti ada khusus nanti diikutkan secara tersendiri, untuk yang

12. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
disini untuk gurunya itu sudah ada aturan resmi itu guru
berangkat jam sekian, seragamnya apa, ijin keluar tuh harus sesuai SOP
kalau ijin keluar ya dari sini ijin ke ketua jurusan ijin ke kepala sekolah
keluar nanti berapa jam. Karena nanti kan gini satu minggu Itu dihitung to
kalau PNS dua jam berarti dianggap nanti apa nanti yang dipotong TPPnya
atau apanya aturannya kan besok diterapkan giru, sudah diterapkan kalau
disini tapi kalau di sekolah lain kan belum pakai pejetan (alat absensi
elektronik) penerapan di SLB N 1 Bantul sejauh ini yang 1 bulan kurang 2
hari enggak masuk gitu masih diperingatkan ringan terus nanti kalau lebih
dari itu nanti dipotong TPPnya tunjangan-tunjangan, diperingatkan
langsung dipanggil, setiap senin satu bulan sekali diumumkan yang masuk
garis merah ini ini ini garis merah itu artinya harusnya peraturannya satu
guru itu boleh ijin 2 hari dia mungkin sampai 5 hari kecuali sakit lho neg
sakit kan ada ijin dokternya, bolos neng ndhi neng ndhi, atau terlambat 10
menit sesuk terlambat 5 menit nanti dijumlah itu kan akan diperingatkan satu
dua tiga, kalau belum bisa diperingatkan akan dipindah tugaskan dan sudah
ada yang dpindah tugaskan. Dan laporan sudah langsung ke BKD. Kita
tanggungjawabnya ke kepala sekolah kedinasannya di sini, tai ada absen
enggak masuk ijinnya ke BKD.

13. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
biasanya dibantu oleh wakil-wakilnya dalam melakukan supervisi. Ada
asesor, ada kurikulum, ada macem-macem. Kepala sekolah melaksanakan,
sebetulnya kepala sekolah tuh justru supervisinya sering lho mbak, tapi
mungkin enggak tertulis langsung yang tertulis paling satu semester satu kali

14. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?


saya melakukan supervisi bersama asesor sama kepala sekolah, asesor
setengah tahun sekali di tengah tapi sok enggak mesti sih nanti ada
ketentuan akan diasesor ini tapi kita harus bikin program nya satu tahun

167
15. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?
mpan balik nya karena sekarang kan hasil nilai guru DP3 hasil
nilainya itu nanti digunakan untuk rapot koyo murid ngo rapot, nah guru itu
rapotnya harus minimal 75 baik, kalau kurang dari itu tidak akan mendapat
tunjangan sertifikasi kalo guru. Kalau misalnya kurang umpan baliknya itu di
pembinaan, pembinaan itu terus, terus nanti kalau kurang baiknya dimana,
nah itu yang perlu dikembangkan dimana misalnya mengajar kurang baiknya
membuat RPPnya mmbuat Program Tahunan nanti ada diklat tentang
pembuatan ini nah itu ikut di ikutan jadi tiap asesor kan hanya menilai 10 toh,
10 orang kan kae sing ora iso iki, kae mediae kurang apik, kae cara
mengajarnya kurang baik , misalnya saya kurang pada pembuatan RPP nah
besok diikutsertakan dalam diklat pembuatan RPP yang dilaksanakan yang
ada mana misalnya dari KKG, dari Dinas, dan dari Direktorat juga ada.

168
Transkip Hasil Wawancara

Nama Lengkap : Dra. Kristanti


NIP : 19560322 198203 2 003
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
Guru : Jurusan Tuna Grahita Sedang Guru Kelas 3
Hari, tanggal : Sabtu, 28 Maret 2015
Waktu : 10.20 WIB - selesai
Tempat : Di ruang Wakasek. Kesiswaan

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
beliau itu displin, semuanya, jadi jam masuk ada yang tidak masuk beliau
keliling, itu menurut saya ya, sebagai orang muda sudah displin. Displin tugas-
tugas. Kepribadian kepala sekolah menurut saya ya baik dan tegas, misalnya
ini tidak benar langsung ditegur kadang keras tegurannya, tapi sesudah itu
ditunjukkan salahnya disini, lebih diplin dan tertib tentang kebersihan.
Kemajuan lebih nyata

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
bapak ibu guru karyawan terlibat dalam menyusun visi dan misi sekolah

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
semangat kerja beliau selesai dari sana dari Bandung jam 7 langsung ke
sekolah tidak ke rumah dulu, langsung ke sekolah, terus selama disana selalu
monitoring ke semua wakil kepala sekolah lewat telepon, sms, bbm,
komunikasi selalu walapun tidak di tempat. Kepala sekolah selalu
memberikan motivasi dengan dioyak-oyak untuk ikut lomba-lomba, pokoknya
harus ada yang ikut dengan dibimbing oleh kepala sekolah atau didatangkan

4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
pada saat rapat wakasek, pada saat
rapat koordintor kan masing-masing ada mbak, jadi nanti setiap kali kan
wakasek empat nanti kemudian turun rapat koordinasi dengan koordinasi
jurusan dan coordinator bidang-bidang. Bimbingan dari kepala sekolah
kalau tadi diikutkan lomba akan dipanggilkan ahli dari luar.

169
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
apat pleno dua bulan sekali seluruh guru dan karyawan. Sambil
jalan berpapasan dengan murid. Kepala sekolah membuka komunikasi kalau
ada masalah silahkan datang ke sekolah, kalau dengan masyarakat melalui
humas dan TU. Komunikasi secara hirarkis bisa secara langsung juga bisa.

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?

monitoring untuk program yang sedang berlangsung. Kepala Sekolah juga

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?

dan saran/masukan. Merespon dengan ada proses diskusi. Kalau


pengambilan keputusan wakasek selalu tau.

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
dalam merencanakan program dan kegiatan tentu saja melibatkan personil
sekolah yakni wakil kepala sekolah dan koordinasi setiap jurusan atau unit,
kemudian nanti akan disosialisasikan melalui rapat bersama guru-guru dan

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?
kepala sekolah itu tadi selalu memonitoring lewat rapat kurangnya dimana
ada masalah apa dan keliling mengecek apakah guru sudah berada di kelas
atau belum. Kepala sekolah juga mendorong guru untuk mengikuti lomba-

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?

kepala sekolah membuat program dari kepala sekolah dengan outbond


dengan workshop, kemudian kalau ada undang-undangan dari Dinas atau

170
Direktorat akan dibagikan sesuai dengan memberikan motivasi kepada guru
sebagai pendamping dan juga murid. Selaku wakasek kesiswaan, pembinaan
prestasi lewat berbagai ekstrakurikuler yang wajib itu pramuka, kemudian
yang lainnya olahraga, cabang atletik : lari lompat loncat, permainan:bola
boci, volley, kursi roda, bulu tangkis, pingpong. Kemudian untuk OSS, kita
mengikuti: Olimpiade Sains Nasional olimpiade; cerdas cermat Mipa,
matematika, kemudian ada bidang seni; drumband, nyanyi, alat music
modern, tata rias wajah dan modeling, tari, pantomime, seni lukis, kemudian
yang ada hubungannya dengan IT ada blogger dan desain grafis. Jadi kita
mencari bakat-bakat yang dimiliki oleh anak-anak kemudian kita
kembangkan di sini, kebetulan kita selalu juara umum di tingkat Kabupaten,
kalau seninya sudah sampai tingkat Nasional. Bahkan ini ada anak yang
sampai tingkat Internasional untuk tenis meja, setara dengan tuna anak
tunagrahita.
11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
Kan aturan-aturan sudah disampaikan, datang paling lambat 7.15 sekian
lama muncul sering terlambat diumumkan lewat upacara, terlambat sekian
menit, mendahului pulang sekian menit. Kalau guru senin sampai kamis jam 7
sampai jam 2, kemudian untuk Jumat sampai jam 11 kalau Sabtu sampai jam
12.30

12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
melalui tangan-tangan juga dibagi, jadi enggak mungkin ya satu kepala
sekolah mensupervisi sekian banayak. Secara administrasi melalui
pembentukkan tim asesor,tim asesor menilai berapa orang guru nanti hasil
itu masuk ke kepala sekolah . Kalau melihat kinerja melihat secara langsung

13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?


supervisi yang dilakukan oleh asesor dilakukan menyesuaikan waktu
mengajar setiap guru, nanti hubungannya dengan asesor dan guru itu

14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?
dari supervisi akan dilaporkan kepada kepala sekolah dengan
dipanggil jika

171
Transkip Hasil Wawancara
Nama Lengkap : Moko Saptoyo
NIP : 19571123 198103 1 006
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana
Guru : Jurusan Tuna Grahita Ringan kelas 2
Mata Pelajaran : Guru Kelas
Hari, tanggal : Senin, 23 Maret 2015
Waktu : 09.10 WIB - selesai
Tempat : Ruang Kelas 2 Jurusan Tuna Grahita Ringan

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
-masing guru ada yang suka dan tidak
suka dengan perilaku kepala sekolah. Yang jelas kepala sekolah menjalankan
tugas sesuai dengan koridornya sebagai kepala sekolah. Contohnya kepala
sekolah mengkoordinir seluruh kegiatan pembelajaran mulai dari proses
pembelajaran awal hingga akhir. Hadir tepat pada waktunya sebelum jam 7
atau tidak hadir meneladani alasan apa tidak hadir. Kepala sekolah setiap
hari mengelilingi sekolah tepat jam 07.30 WIB. Untuk memonitoring proses
pembelajaran, jika

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
ibatkan semua warga sekolah, misalnya dari orang tua lewat komite
sekolah memberikan sumbangan masukkan sebagai shakeholder.

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
roses pembelajaran, setiap ada guru yang ingin ijin
meninggalkan tugas akan mendapatkan ijin bila ada guru pengganti, karena
anak berkebutuhan tidak dapat ditinggalkan. Kegiatan yang sifatnya tidak
ada hubungannya dengan proses pembelajaran sekolah semuanya tidak
diperbolehkan misalnya acara ulang tahun atau guru syukuran yang bisa
dilakukan diluar jam efektif proses pembelajaran. Kepala sekolah
bertanggung jawab kepada anak buahnya untuk menghindari terjadinya
kecelakaan di sekolah.Semua fasilitas dan kebutuhan guru diperhatikan atau
dipenuhi oleh kepala sekolah
4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
bapak kepala sekolah selalu memberikan pengarahan sekaligus bimbingan
dalam rapat atau saat bertemu langsung saat memonitoring.

172
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
Dalam menjalin komunikasi kepala sekolah bisa menepatkan diri sebagai
kepala sekolah atau teman. Mengetahui koridor tidak egois sebagai kepala
sekolah.

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
ada guru untuk menyampaikan keluhan dan

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
kepala sekolah mempertimbangkan masukan
dari wakil kepala sekolah baiknya bagaimana dengan cara menanyakan

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah disusun oleh wakasek
dengan perwakilan yang ada disetiap jurusan dan coordinator setiap unit

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?
merataan kepada setiap guru agar setiap guru

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?

yang akan diikutkan lomba dilihat dari tingkat kemampuan setiap guru. Untuk
peserta didik pengembangan dari bidang ektrakurikuler dan ketrampilan.
Diwajibkan ikut drumband. Kepala sekolah memfasilitasi anak-anak yang
memiliki talenta yang mampu dibidang seni, batik di fasilitasi. Kepala sekolah
merespon dari pembelajaran misalnya anak ini dapat diinklusikan sehingga
anak ini bisa mendapatkan ijasah yang normal. Kepala sekolah sangat
memperhatikan anak-anak, sekolah para juara diikutkan lomba, juara bukan
dikancah akademik tetapi untuk menjuarai dirinya sendiri. Untuk merasa
bangga terhadap dirinya sendiri. Pada kenyataannya di tingkat daerah,

173
provinsi, dan nasional mendapatkan juara. Melalui kegiatan training tetapi
dilakukan pemetaan yaitu melihat potensi dari siswa itu sendiri. Melihat
kemampuan kemudian difasilitasi, melihat potensi dan fasilitas kemudian
didorong untuk mengikuti lomba. Dalam pembuatan perangkat administrasi
misalnya kertas dan computer. Computer dulu adanya di lap computer namun
dengan rapat ada di setiap jurusan. Memenuhi kebutuhan dibengkel perlu
tenaga ahli misalnya memfasilitasi workshop untuk mendapatkan ilmu.
Banyak besar kemajuannya dari kepala sekolah sebelumnya. Sudah menjabat
selama 1, 5 tahun sudah banyak mendapatkan dampak besar. Namun ini tadi
ada dua pendapat guru yang senang dan tidak senang. Untuk guru yang maju
itu senang namun ada pula guru yang tahunya datang hanya mengajar
kemudian pulang kepala sekolah terlalu ini terlalu itu.

11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
kepala sekolah sebagai manajer sangat bertanggung jawab sekali terhadap
kegiatan proses belajar atau kegiatan apapun yang berkaitan dengan kinerja.
Walaupun sering marah-marah dalam koridor kerjaan misalnya sudah jam
mengajar guru masih dikantor atau ada guru yang mengajar tanpa alat
pengajar hanya dengan ceramah, perlu konkrit dalam mengajar. Dalam
forum rapat pleno, selain laporan hasil kegiatan sekolah, kepala sekolah
menampilkan foto guru yang kinerjanya tidak baik seperti tidur di kelas atau
hanya duduk. Kepala sekolah juga memonitoring guru yang meninggalkan
sekolah supaya jera.

12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
kepala sekolah juga melaksanakan supervisi tetapi juga dibantu oleh tim
assessor yang melakukan supervisi untuk penilaian kinerja guru. Sebenarnya
supervisi yang dilakukan kepala sekolah dilaksanakan setiap hari saat
memonitoring proses pembelajaran di sekolah untuk mengecek ada murid

13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?


supervisi yang dilakukan bersama asesor dilaksanakan penilaian kinerja
guru setiap semester sekali bagi guru-guru.

14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?
-guru yang belum memenuhi prasyarat
menjadi guru dalam menenuhi tugas kemudian diberikan pembinaan dengan
diikut sertakan dalam diklat.

174
Transkip Hasil Wawancara
Nama Lengkap : Estri Kustinah, S.Pd
NIP : 19570706 198103 2 010
Jabatan : Koordinator Jurusan Autis
Hari, tanggal : Selasa, 14 April 2015
Waktu : 12.30 WIB - selesai
Tempat : Di ruang kantor jurusan Autis

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
keteladanan kepala sekolah dengan menekankan kedisplinan dengan datang
tepat waktu dan pulang paling akhir, sebagai guru kalau mengajar ya

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
merumuskan visi misi dan tujuan sekolah dirumuskan bersama terutama
dengan wakil kepala sekolah dibantu oleh wakil-wakilnya yang ada di setiap

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
mengikuti kegiatan diluar seperti lomba-lomba kepala sekolah selalu
memotivasi, kepala sekolah selalu menekankan agar guru melaksanakan
tugas sebaik-baiknya terutama dalam hal mengajar. Kepala sekolah
kebetulan masih muda sehingga semangatnya sangat tinggi dan memiliki
ambisi positif dengan didukung dengan wakil kepala sekolah dengan memiliki
harapan SLB menjadi terbaik se Asia Tenggara, dari Dinas baru saja

4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
ada pengarahan dan bimbingan bisa dilakukan secara langsung dari kepala
sekolah

5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
selalu ada rapat secara tidak terjadwal jika ada hal-hal yang perlu
disampaikan. Adapula rapat pleno yang dilakukan setiap sebulan sekali yang

175
6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
dalam rapat selalu ada menerima masukan, kalau kritikan kadang sungkan,
walaupun itu tergantung pada keberanian kita masing-masing, kalau
merasakan masalah-masalah yang dirasa kurang pas dan kita punya solusi ya

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
kepala sekolah melibatkan seluruh guru melalui wakil-wakilnya dan kepala

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
dalam merencanakan program bersama wakil kepala sekolah dan para
wakilnya yang ada di setiap jurusan, perencanaan program berlangsung di

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?
setiap ada event misalnya untuk pengembangan bakat dan minat anak, guru
dengan spesifik tertentu akan diikutsertakan lomba dan dibentuk kepanitiaan
dan guru akan diikutsertakan dalam kepanitian, dengan pemerataan tugas-
tugas, sehingga semua guru mendapat tugas sampingan selain mengajar,
misalnya menjadi pengawas ataupun korektor bagi guru yang tidak mengajar

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?
mengikuti kegiatan-kegiatan diluar lomba seperti karya tulis, guru
berprestsi, lomba guru berdedikasi, forum ilmiah guru, setiap ada kegiatan
kami para guru dengan perwakilan diinformasikan untuk mengikuti. Dari
Dinas ada edaran untuk menawarkan study lanjut biaya dari Dinas dengan
meninggalkan tugas mengajar dengan melanjutkan menempuh pendidikan S2
Pendidikan Khusus di Universitas Negeri Surabaya selama 2 tahun ada satu
guru tetapi dengan catatan sertifikasi berhenti dan ada banyak juga guru

176
11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
Tata tertib sudah ada dari Dinas. Kepala sekolah menjalankan amanat dari
Dinas bahwa untuk jam kerja itu dari Senin-Kamis selama 7 jam kemudian
hari Jumat 4 jam dan Sabtu 5 setengah betul-betul ditekankan, dengan
adanya PP aturan bahwa PNS memiliki beban kerja 37, 5 per minggu itu
betul-betul harus dilaksanakan walaupun tugas mengajarnya sudah selesai,
dan ijin mendahului pulang atau ijin tidak masuk betul-betul diterapkan.
Dalam forum upacara aka nada teguran langsung dari kepala sekolah, atau
dalam berkeliling ke sekolah jikalau ada yang tidak beres maka akan

12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
Assesor seharusnya kepala sekolah namun assessor yang sekarang untuk
PKG (Penilaian Kinerja Guru) oleh guru yang ditunjuk untuk menjadi

13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?


supervisi dilaksanakan setiap satu semester sekali dengan berkoordinasi
dengan assessor terkait waktu pelaksanaan supervisi PKG

14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?
adapula umpan balik dari hasil supervisi saat penilaian berlangsung
diberikan catatan-catatan dari assessor mengenai kekurangan dalam

177
Transkip Hasil Wawancara
Nama Lengkap : Nurmansyah Lubis, S.TP
NIP : 19691218 200801 1 0 11
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas dan Publikasi
Guru : Jurusan Tuna Daksa kelas 9, 10, 11, dan 12
Mata Pelajaran : TIK dan Ketrampilan Pertanian
Hari, tanggal : Rabu, 25 Maret 2015
Waktu : 12.50- selesai
Tempat : Ruang Resource Centre SLB N 1 Bantul

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Tahun 2014 menjadikan SLB terbaik se-DIY, meneladani datang pagi-pagi
guru yang terlambat akan malu, keteladanan berpakaian secara pasti sesuai
dengan seragam, ada guru yang ganti berpakaian atau tidak berseragam
akan diperingati atau ditegur oleh kepala sekolah. Kepribadian sebagai
pendobrak memiliki visioner menjadikan SLB yang ingin terbaik se Asia
Tenggara, keras dan tegas sebagai pemimpin, sebelumnya kepala sekolah
tidak ada yang sekeras ini. Mengalami 4 tahun kepala sekolah, dampak
perubahan nya sudah dirasakan.

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
Konsisten kepala sekolah mengajak guru mengenai sekolah mau dibawa
kemana sekolah ini. Menyesuaikan dengan program tahun awal pelajaran
dengan mengumpulkan personil sekolah untuk merencakan program, dari
perencanaan visi dan misi sudah baik.

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Kepala sekolah gila kerja, mencontohhkan dengan datang pagi-pagi guru
sudah pulang kepala sekolah belum pulang, awal-awal masih sungkan kepala
sekolah belum pulang. Memang beliau masih banyak kerjaan mengurus
sekolah, kepala sekolah sudah menunjukkan kerja kerasnya sebagai kepala
sekolah.

4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Kepala sekolah tidak suka basa basi langsung ngomong secara langsung.
Bimbingan satu bulan sekali ada rapat pleno, setiap senin ada pembinaan dan
setiap bulan akan diumumkan yang paling banyak absen, akhir bulan juga
akan akan pembinaan untuk guru karyawan.

178
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
Cara berkomunikasi dengan menyapa saat berkeliling sekolah, kepala
sekolah juga berkomunikasi lewat mengajar kelas 5 dan 6 bahasa Indonesia
Jurusan Tuna Daksa, saat berkeliling menanyakan kinerja guru kepada anak
didik, juga menanyakan kepada orang tua yang menunggu anak didik.
Hubungan masyarakat diserahkan kepada ka sub. Tata usaha misalnya
keg

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?

berlangsung dan menanyakan kendala yang dihadapi. Wakasek tiap bulan ada
rapat bagaimana kemajauan program sudah berjalan belum apa yang sudah
dikerjakan, koordinator jurusan dievaluasi sebelum masuk tahun ajaran baru.

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
Keputusan penting larinya ke atasan ke Dinas menyangkut personil. Kalo
urusan sekolah mengajak wakasek dan ketua jurusan, selalu melibatkan
personil.

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
Merencanakan program dan kegiatan sekolah kepala sekolah selalu
melibatkan perwakilan guru dan komite sekolah.

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?
Melibatkan guru yang belum terlibat atau yang males kerja sehingga
diratakan pembagian tugasnya untuk guru masuk ke dalam kepanitiaan.
Dengan cara memotivasi dan dipanggil secara langsung, merangkul
mengajak saat pembinaan. Jika kesulitan sekali langsung dibina secara
personal.

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?

179
dengan mengangkat orang yang kompeten dibidangnya dengan
memilih orang-orang yang tepat kemudian akan dievaluasi bila belum bisa
menjalankan tugas dan kewenangan mutlak dari kepala sekolah. Pendayaan
gunaan sarpras sudah ada wakil sehingga dilimpahkan kepada coordinator
sarana penunjuang sudah didelegasikan namun tetap dimonitoring. Kalau ada
diklat baru guru akan dikirim. Atau mengundang narasumber professional yang
mengetahui yang dibutuhkan oleh para guru. Hasil workshop di sekolah belum
kelihatan masih pelan-

11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
ran kepala sekolah sangat tegas dan teliti terhadap kedislinan guru.

12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
or ada sekitar 10 orang guru yang membantu mensupervisi
guru-guru

13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?


langsung minimal satu semester sekali
supervisi dilaksanakan di awal atau diakhir atau ditengah

14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?
dari asesor akan disimpulkan kekurangan guru oleh kepala
sekolah.

180
Transkip Hasil Wawancara
Nama Lengkap : Sutisno, S.Pd
NIP : 19620404 198302 1 002
Jabatan : Kepala Sub. Bag. Tata Usaha
Hari, tanggal : Selasa, 24 Maret 2015
Waktu : 08.10 WIB - selesai
Tempat : Ruang Sub. Bag. Tata Usaha

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Konsekuensi kehadiran walaupun rumah agak jauh namun hadir lebih awal
dan datang paling akhir. Dalam berpakaiaan selalu teladan, sudah satu
setengah tahun sebagai kepala sekolah sudah memberikan teladan. Dari segi
kepribadiannya dari segi akuntabilitas, perilaku, tingkah laku ucapan sudah
bagus walaupun masih muda namun sudah menjadi contoh. Seorang pekerja
keras yang ulet, tangguh, dan benar-benar melaksanakan tugasnya sebagai
kepala sekolah. Ada perubahan dari yang dulu kurang displin menjadi lebih
displin. Juga memperhatikan lingkungan sekolah.

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
eluruh warga sekolah dilibatkan dengan melalui tim, kemudian difilter
cocok tidak untuk memyusun kebijakan semua yang diambil dari aspirasi dari
bawah

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Melalui memberikan motivasi untuk menggerakkan. Masih muda, masih
enerjik dan selalu memberikan motivasi. Sebagai pengurus rumah tangga

4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?

memberikan pengarahan. Bagi tata usaha diberi arahan untuk memberikan


pelayanan prima yaitu dalam mengutamakan proses belajar mengajar dengan
bapak ibu guru datang kurang dari jam 7 jangan sampai meninggalkan peserta
didik. Pelayanan tata usaha harus datang lebih awal. Bimbingan dengan
mendelegasikan atau koordinasi dari tim kemudian diteruskan. Bimbingan
secara langsung dalam rapat dan di lapangan

181
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
Kepala sekolah selalu menjalin komunikasi dengan warga sekolah sekaligus
dengan memberikan pengarahan

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada peserta rapat untuk

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?

Dalam mengambil keputusan kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan


wakil kepala sekolah dan orang yang berkepentingan

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
Dalam merencanakan program selalu berkoordinasi dengan wakil kepala
sekolah

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?

lingkungan sekolah yaitu orang tua siswa, sehingga kebijakan yang di ambil
sudah mengetahui bagaimana

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah?
ada dengan adanya job deskripsi dengan
melihat kebutuhan ditampung kemudian diseleksi. Diusulkan ke Dinas. Diikut
sertakan diklat yang BKD SKPD mengadakan diklat dengan dimohon
menunjuk peserta diklat terkait tentang kearsipan maka yang di kirim diklat
adalah pegawai yang mengu

11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?

absen kehadiran melalui manual dan elektronik. Punishment akan diingatkan


secara langsung atau tertulis.

182
TRANSKIP WAWANCARA

Nama Lengkap : Antonius Sumardjo, S.Pd


NIP : 19550612 198403 1 007
Jabatan : Koordinator PKG/PKB
Guru : Jurusan Tuna Rungu kelas 7, 8, 9,10, dan 11
Mata Pelajaran : IPS dan PKn
Hari, tanggal : Kamis, 16 April 2015
Waktu : 11.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Jurusan Tuna Rungu

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Keteladanan yang saya rasakan tentang kedispilinannya, displin jam masuk
kerja, jam masuk kerja, mengajar, evaluasi setiap akhir semester dengan
membuat laporan hasil belajar murid, untuk setiap hari senin harus mengikuti
upacara dan olahraga sesuai mengkuti dengan jadwal kegiatan. Sekolah

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
dalam merumuskan visi misi dan tujuan sekolah adalah wakil-wakil kepala
sekolah. Namun saya selaku guru dan coordinator assessor dengan
melaksanakan tugas dengan baik itu sudah menunjang visi dan misi menjadi

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
Kepala sekolah selalu memberikan dorongan misalnya jika terjadi
keteledoran seorang guru atau coordinator yang kurang pas maka akan
diingatkan dan digalakkan lagi untuk rapat, apa lagi ada jargon sekolah para
juara. Kepala sekolah selalu mengontrol dan memperhatikan proses belajar

4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
memberikan dalam waktu rapat atau pertemuan dengan memberikan solusi
kesulitan guru dan memberikan peringatan bagi mereka yang kurang aktif
dan diplin untuk diajak dan kepala sekolah member contoh itu sudah
memberikan

183
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
komunikasi dalam rapat dan pertemuan dan juga pertemuan secara
langsung saat bertemu langsung dengan guru, dan secara tertulis ada

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
kepala sekolah jelas menerima masukan dan keluhan dan diberikan solusi

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
dalam mengambil keputusan biasanya mengumpulkan wakil-wakil kepala
sekolah untuk dimintai pendap

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
merancang program dengan melibatkan guru yang terlibat dalam wakil

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?
kepala sekolah memberikan tugas-tugas, bagi yang tugasnya sedikit maka

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?
diikut sertakan dalam lomba-lomba, ada anak yang memiliki bakat maka

11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
sudah jelas kepala sekolah menegakkan tata tertib dengan adanya tata

12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
s sebagai assessor atau juga
melimpahkan tugas kepada assessor dengan membagi tugas menilai dengan
assessor lainnya. Pada tahun 2014 dikirim untuk mengikuti pelatihan dengan
5 orang, baru bisa berjalan pada tahun 2014 pada semester 2 baru ada PKG.
jumlah assessor yang ada di SLB N 1 Bantul ada 13 termasuk kepala sekolah

184
namun berkurang 2 karena pensiun. Pada bulan Maret ada 3 orang guru
yang dikirim pelatihan namun belum bekerja sebagai assessor untuk tahun
ajaran baru. Kriteria sebagai assessor minimal guru golongan IVA. karena
jumlah guru banyak maka setiap assessor memegang 8 atau 9 orang guru
untuk menilai kinerja guru PKG. hasil penilaian sebagai ganti DP3. Satu
semester 2 kali awal dengan pembagian tugas dan akhirnya juga membagi
tugas untuk membagian

13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?

perangkatnya dalam satu semester


14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?

maka dari coordinator mengusahakan supaya mendatangkan tenaga ahli


untuk memberikan pendidikan dan mendapatkan sertifikat sehingga guru
mampu menjalankan tugas.

185
Hasil Pengamatan / Observasi
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

No. Komponen yang akan Deskripsi


diteliti
1. Kepala Sekolah sebagai Selama pelaksanaan penelitian, peneliti
Pemimpin mengamati di lapangan Kepala Sekolah
menjalankan peran sebagai seorang pemimpin
dengan diantaranya;
a. Memberikan keteladanan dengan
berangkat ke sekolah sebelum pukul
07.00 WIB dan jika tidak ada urusan
dinas keluar akan pulang paling akhir
setelah pukul 14.00 WIB dengan
menggunakan alat presensi elektronik
menggunakan finger print dan menulis
secara manual pada daftar hadir.
b. Memberikan keteladanan dalam
berpakaian selalu rapi sesuai dengan
seragam, misalnya pada hari Jumat, 20
Maret 2015 Kepala Sekolah
menggunakan pakaian adat Jawa untuk
peringatan Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta padahal ada
ditemui guru yang tidak menggenakan
baju adat.
c. Pada upacara setiap hari Senin saat sesi
pengumuman, Kepala Sekolah
berkesempatan untuk berkomunikasi
dengan warga sekolah sekaligus
memberikan pembinaan berupa arahan
dan bimbingan kepada guru, karyawan,
dan siswa. Misalnya mengenai kehadiran
guru dan karyawan, mengingatkan
dalam melaksanakan tugasnya guru
untuk membuat laporan yang harus
segera dikumpulkan ke Dinas, guru dan
karyawan yang tidak memiliki jadwal
piket pada hari Senin wajib mengikuti
upacara. Dan juga kepala sekolah

186
memberikan ucapan terima kasih kepada
dua guru yang akan meninggalkan
sekolah karena sudah memasuki masa
pensiun dan akan dipindah tugaskan.
Untuk siswa yang akan menghadapi
ujian agar menyiapkan diri belajar
dengan serius. Selain itu kepala sekolah
juga memberikan semangat bagi guru
dan siswa yang akan mengikuti lomba
mewakili sekolah.
d. Sekolah memiliki dan memasang papan
informasi mengenai visi dan misi
sekolah didinding sekolah.
2. Kepala Sekolah sebagai Kepala Sekolah melaksanakan peran sebagai
Manajer seorang manajer diantaranya;
a. Kepala Sekolah dengan menggunakan
alat penyiar announcer sekolah dan
handphone untuk mengajak rapat kepada
warga sekolah.
b. Kepala Sekolah setiap seminggu sekali
atau dalam waktu tertentu yang
diperlukan mengadakan rapat dengan
wakil kepala sekolah atau wakil unit-unit
guna memonitoring pelaksanaan
kegiatan yang sudah diprogramkan atau
mempersiapkan suatu kegiatan.
c. Kepala sekolah selalu memonitoring
dengan mengecek langsung program
yang sedang berlangsung, misalnya
kepala sekolah melihat para siswa yang
sedang training untuk persiapan lomba.
d. Pada saat kepala sekolah meninggalkan
sekolah untuk tugas dinas keluar, kepala
sekolah tetap memonitoring kegiatan
yang berlangsung di sekolah dengan
menghubungi wakil kepala sekolah
sebagai penanggungjawab melalui
telepon, sms, atau bbm. Misalnya pada
Rabu, 01 April 2015 saat di sekolah ada
syuting siaran TVRI kebetulan kepala
sekolah ada tugas ke luar kota maka
sebagai penanggungjawab di sekolah

187
adalah wakil kepala sekolah urusan
kesiswaan dan humas.
e. Pada hari Sabtu, 4 April 2015 Kepala
Sekolah menegur langsung siswa yang
tidak belajar karena ditinggal guru yang
sedang ada tugas dinas keluar, bahkan
kepala sekolah mencarikan guru
pengganti agar siswa dapat tetap belajar.
f. Pada Selasa, 21 April 2015 Kepala
sekolah melayani wawancara dengan
media cetak mengenai kegiatan
peringatan hari Kartini di SLB Negeri 1
Bantul ini merupakan komunikasi yang
dibangun dengan masyarakat diluar
sekolah untuk mempublikasikan
program kegiatan sekolah.
g. Kepala Sekolah juga menetapkan aturan
tidak menerima mahasiswa yang ingin
observasi atau penelitian ke sekolah
pada saat berlangsungnya Ujian
Nasional bagi Jurusan Tuna Netra dan
Tuna Rungu agar tidak menganggu
proses pelaksanaan ujian.
h. Sekolah memiliki dan memasang
struktur organisasi sekolah, tata tertib
siswa, tata tertib guru, tata tertib sekolah
di dinding sekolah.
i. Guru akan menemui kepala sekolah di
ruangan kepala sekolah dalam kaitannya
pelaporan suatu kegiatan untuk
memohon tanda tangan.
j. Pada setiap hari Jumat minggu terakir
sekolah mengadakan kerja bakti
membersihkan lingkungan sekolah.
kepala sekolah memberikan contoh
dengan ikut menyapu.
k. Setiap hari Sabtu siang rutin diadakan
kegiatan ekstrakulikuler Pramuka.
Kepala sekolah juga menyempatkan diri
melihat situasi kegiatan ekstrakuliler
tersebut. Agar kepala sekolah bisa
melihat kondisi siswa pada kegiatan

188
ektrakulikuler dan mengamati guru yang
mendampingi siswa karena seluruh guru
diwajibkan menjadi pendamping
ekstrakulikuler pramuka.
l. Setiap hari Sabtu komite sekolah wakil
dari orang tua siswa menyediakan dan
membagikan makanan tambahan kepada
seluruh siswa.
3. Kepala Sekolah sebagai Kepala Sekolah melaksanakan peran sebagai
Supervisor supervisor diantaranya;
a. Kepala Sekolah dalam melaksanakan
penilaian kinerja guru dalam mengajar
dibantu oleh tim asesor PKG/PKB yang
berasal dari perwakilan guru. Misal pada
Senin, 6 April 2015 peneliti mengamati
proses penilaian kinerja guru oleh Ibu
Yuni selaku salah satu asesor yang
menilai Ibu Kristiani dalam
melaksanakan proses pembelajaran di
kelas III jurusan Tuna Grahita Sedang.
Teknik supervisi dengan observasi kelas,
asesor ikut masuk ke dalam ruang kelas
dan mengamati langsung guru dalam
mengajar. Guru menyiapkan RPP serta
alat peraga dalam proses pembelajaran
untuk penilaian supervisi.
b. Kepala sekolah mengamati langsung
guru yang sedang mengajar tanpa
diketahui oleh guru itu sendiri saat
berkeliling sekolah. Selain itu kepala
sekolah juga akan langsung memberikan
saran dan masukan kepada guru yang
mengajarnya masih konvensional perlu
menggunakan alat peraga agar lebih
konkrit dalam mengajar.
c. Kepala sekolah memiliki laporan hasil
supervisi dari setiap guru yang menjadi
salah satu unsur penilaian dalam kinerja
kepala sekolah.

189
Hasil Dokumentasi
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

NO. Sub Komponen yang akan diteliti Ada Tidak


1. Profil Sekolah
2. Visi dan Misi Sekolah
3. Kalender Pendidikan
4. Struktur Organisasi Sekolah
5. Tata Tertib Guru
6. Tata Tertib Siswa
7. Tata Tertib Sekolah
8. Program Kerja Sekolah
9. Laporan Kegiatan Sekolah
10. Jadwal Agenda Rapat
11. Notulen Rapat
12. Rancangan Kegiatan Supervisi
13. Insrument Kegiatan Supervisi
14. Laporan Hasil Supervisi

190
Kumpulan Hasil Wawancara Berdasarkan Pertanyaan Wawancara
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

Lokasi : SLB N 1 Bantul


Informan : Kepala Sekolah = KS (informan utama)
Wakasek kesiswaan = WS
Wakasek kurikulum = WK
Wakasek sarana prasarana = WP
Wakasek humas = WH
Kepala Sub. Bagian TU = KT
Koordinator Jurusan Autis = KJA
Koordinator Asesor = KA

1. Apa saja keteladanan yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul bagi
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
KS : Kita harus membuat mendiplinkan, mendispinkan seperti waktu,
tugas, kegiatan apapun, kita harus menunjukkan orang manajemen
seperti apa, otomatis berpakaianan kita harus lengkap sesuai
seragam. Displin kan mulai dari pakaian, disiplin waktu, displin
kerja, itu semua kita harus berikan keteladanan bagi mereka.
Keteladanan sebagai seorang kepribadiaan seorang pemimpin
tergantung dari masing-masing individu yaitu dengan harus
displin, kerja keras, tanggung jawab, loyal, dedicate dan jujur.
Keteladanan bertutur tata lewat kebiasaan, sesuai dengan bawaan
dari kepala sekolah. Saya keras sehingga sesorang tersebut harus
menyesuaikan. Kerasnya benar sebagai seorang manajer.
WK : Memberikan teladan yang baik. Dengan memberikan contoh saat
kerja bakti ikut menyapu, datang tepat waktu, memakai baju saat
ulang tahun Jogja menggunakan baju adat. Dalam kepribadian
sudah baik. Teladannya dari pertama sikap, kedua kepala sekolah
memberikan contoh dalam segala hal baik yaitu sikap tuh dalam
hal displinnya juga, bicaranya, terus skillnya juga yaitu terampil
dalam mengatur dan manajemen juga bisa.
WH : Tahun 2014 menjadikan SLB terbaik se-DIY, meneladani datang
pagi-pagi guru yang terlambat akan malu, keteladanan berpakaian
secara pasti sesuai dengan seragam, ada guru yang ganti
berpakaian atau tidak berseragam akan diperingati atau ditegur
oleh kepala sekolah. Kepribadian sebagai pendobrak memiliki
visioner menjadikan SLB yang ingin terbaik se Asia Tenggara,

191
keras dan tegas sebagai pemimpin, sebelumnya kepala sekolah
tidak ada yang sekeras ini. Mengalami 4 tahun kepala sekolah,
dampak perubahan nya sudah dirasakan.
KJA : keteladanan kepala sekolah dengan menekankan kedisplinan
dengan datang tepat waktu dan pulang paling akhir, sebagai guru
kalau mengajar ya mengajar beneran.

2. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul terlibat dalam


merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah?
KS : Ya ya otomatis seluruh warga sekolah terlibat semua sampai
tukang kebon ikut merumuskan visi misi, dan masukan-masukan
dari komite sekolah kita bisa merencanakan, warga sekolah
terlibat.
KT : Seluruh warga sekolah dilibatkan dengan melalui tim, kemudian
difilter cocok tidak untuk menyusun kebijakan semua yang
diambil dari aspirasi dari bawah.
WS : Bapak ibu guru karyawan terlibat dalam menyusun visi dan misi
sekolah dengan cara dikumpulkan dalam rapat bersama.

3. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah mendorong kemauan dan semangat
Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
KS : Menunjukkan semangat kerja dengan contoh dan perilaku, dengan
datang pagi dan pulang sore, kerjaan harus tepat waktu, kalau ada
nggak bisa bagaimana kita memberitahu yang lain untuk dibantu
dan minta tolong.
WH : Kepala sekolah gila kerja, mencontohkan dengan datang pagi-pagi
guru sudah pulang kepala sekolah belum pulang, awal-awal masih
sungkan kepala sekolah belum pulang. Memang beliau masih
banyak kerjaan mengurus sekolah, kepala sekolah sudah
menunjukkan kerja kerasnya sebagai kepala sekolah.
WS : Semangat kerja beliau selesai dari sana dari Bandung jam 7
langsung ke sekolah tidak ke rumah dulu, langsung ke sekolah,
terus selama disana selalu monitoring ke semua wakil kepala
sekolah lewat telepon, sms, bbm, komunikasi selalu walaupun
tidak di tempat. Kepala sekolah selalu memberikan motivasi
dengan dioyak-oyak untuk ikut lomba-lomba, pokoknya harus ada
yang ikut dengan dibimbing oleh kepala sekolah atau didatangkan
ahli dari luar.
KJA : Mengikuti kegiatan diluar seperti lomba-lomba kepala sekolah
selalu memotivasi, kepala sekolah selalu menekankan agar guru
melaksanakan tugas sebaik-baiknya terutama dalam hal mengajar.

192
Kepala sekolah kebetulan masih muda sehingga semangatnya
sangat tinggi dan memiliki ambisi positif dengan didukung dengan
wakil kepala sekolah dengan memiliki harapan SLB menjadi
terbaik se Asia Tenggara, dari Dinas baru saja mendapatkan
penghargaan SLB terbaik.
WK : memberikan misalnya dengan mengecek setiap hari misalnya ada
anak yang memang sulit diajar nanti bapak kepala sekolah
memberikan saran apa atau ke psikolog seperti apa biar kita enak
mengajarnya dengan diberikan masukan dorongan atau kadang
kita disuruh ikut diklat supaya untuk pembelajaran apa-apanya
yang mungkin kurang dapat ditambahkan dari diklat karena
biasanya dalam diklat dapat masukan dan ilmu banyak sekali yang
mungkin bisa diterapkan di sekolah.

4. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul?
KS : Memberikan arah yang tepat sesuai dengan kepentingan kita,
kalau dari wakasek yang lingkup wakasek, kalo dari seluruh
menggunakan rapat pleno. Ada rapat jurusan kemudian diarahkan
per bidang dan bila belum jelas dapat menanyakkan langsung
dengan kepala sekolah.
Ya otomatis tugas kepala sekolah itu membimbing itu salah satu
tugasnya, jadi kalau dia gak dong atau tugasnya ini harus
dilakukan dari perlahan-lahan dari satu sampai dia bisa dilakukan
secara langsung. Otomatis kalau lewat sistem nanti dia akan
konsultan, otomatis kita langsung terjun untuk monitoring, kamu
sudah jalan belum kegiatan ini, seperti apa. Otomatis saya
langsung ke bawah. Kalau sudah itu diarahkan otomatis saya
monitoring ke bawah membimbing mereka bagaimana. Bimbingan
yang dibutuhkan ya sesuai apa kebutuhan dia, ya kita berikan, kita
siapkan bimbingan seperti apa. Baik secara individual atau
bimbingan secara kelompok. Kalau nanti dia bermasalah dalam
kelompok ya kita selesaikan dalam kelompok, kok ini macet, kok
ini ada masalah, kita berikan dalam kelompok itu. Kalau masalah
pribadi kita berikan bimbingan secara pribadi dalam hal
pembelajaran atau perilaku.
WP : Bapak kepala sekolah selalu memberikan pengarahan sekaligus
bimbingan dalam rapat atau saat bertemu langsung saat
memonitoring.
KT : Kepala sekolah setiap kali sebulan ada rapat. Kepala sekolah
selalu memberikan pengarahan. Bagi tata usaha diberi arahan
untuk memberikan pelayanan prima yaitu dalam mengutamakan
proses belajar mengajar dengan bapak ibu guru datang kurang dari

193
jam 7 jangan sampai meninggalkan peserta didik. Pelayanan tata
usaha harus datang lebih awal. Bimbingan dengan mendelegasikan
atau koordinasi dari tim kemudian diteruskan. Bimbingan secara
langsung dalam rapat dan di lapangan.

5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalin komunikasi yang
membangun?
KS : Ya otomatis mbak bagaimanapun dari a sampai z guru siapa
harus kita kenal, si a kemana, hari ini kemana, apa kerjaan kamu,
sudah sampai ini, ngajar tidak, itu harus, kalau enggak kemana,
ada masalah apa dengan mengecek tiap hari keliling, komunikasi
lewat rapat sekolah secara rutin.
WK : Kepala sekolah baik dalam menjalin komunikasi dengan setiap
personil sekolah. Dengan bertegur sapa saat bertemu guru.
Hampir setiap minggu dengan waksek berkumpul untuk
membahas program sekolah. Dengan guru-guru rutin satu bulan
sekali. Tersendiri dengan tata usaha. Rapat pleno juga satu bulan
sekali.
KJA : selalu ada rapat secara tidak terjadwal jika ada hal-hal yang perlu
disampaikan. Adapula rapat pleno yang dilakukan setiap sebulan
sekali yang dihadiri oleh seluruh personil sekolah guru dan
karyawan sekolah.

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai


Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam rapat?
WK : Dalam rapat iya selalu menerima kritikan baik menerima kritikan
mesti ada kritikan, masukan, umpan balik terus nanti mungkin
tidak harus dijawab oleh kepala sekolah mungkin guru yang lain
dan seterusnya dan selalu ada komunikasinya baik kok.
WH : Kepala sekolah akan menanyakan perkembangan program yang
sedang berlangsung dan menanyakan kendala yang dihadapi.
Wakasek tiap bulan ada rapat bagaimana kemajauan program
sudah berjalan belum apa yang sudah dikerjakan, koordinator
jurusan dievaluasi sebelum masuk tahun ajaran baru.
KJA : Dalam rapat selalu ada menerima masukan, kalau kritikan kadang
sungkan, walaupun itu tergantung pada keberanian kita masing-
masing, kalau merasakan masalah-masalah yang dirasa kurang
pas dan kita punya solusi ya akan kita utarakan di dalam rapat.
KT : Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada peserta rapat
untuk menyampaikan pendapat dan keluhan yang dialami.

194
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul mengenai
Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam mengambil keputusan?
KS : Cara saya mengambil keputusan bersama melalui rapat kemudian
masukan-masukan per unit dan mengambil dari workshop dan
diskusi orang-orang yang kita anggap mampu sesuai dengan
bidang dan ahli dan tahu dengan analisis yang kuat. Seperti
orang yang ahli dibidangnya seperti perbengkelan atau orang
klinik dibidang kedokteran.
WK : mengambil keputusan bersama, malah kepala sekolah cenderung
mengikuti gurunya, jadi gini misalnya itu itu tidak bisa
diterapkan Pak masalahnya gini gini gini gitu to, ya gimana cara
tengahnya gimana, keputusan sekolah tidak dipucuk pimpinan
tetapi justru dari bawah. Kalau untuk keputusan dari kepala
sekolah ada banyak biasanya untuk kebijakan menerima
karyawan atau guru atau apa nah itu kebijakan dari kepala
sekolah, tapi untuk yang sifatnya umum karena yang tahu persis
itu bukan kepalanya tapi yang dilapangan.
WS : Dalam mengambil keputusan selalu melibatkan pendapat,
membuka kritik dan saran/masukan. Merespon dengan ada
proses diskusi. Kalau pengambilan keputusan wakasek selalu
tau.

8. Apakah Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dilibatkan Kepala


Sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan sekolah?
WK : yaitu enggak bapak ibu guru, kalau bapak ibu guru karyawan 120
kan sulit tapi hanya biasanya wakasek, ketua jurusan, ketua unit-
unit itu kan udah banyak sekitar 25 orang terus disanakan mesti
punya program apa saja nah itu yang perlu dibahas disitu, hanya
itu biasanya. Itu saja nanti diteruskan di rapat umum o itu enggak
diterima, kalau tidak diterima yaudah dipotong atau diganti apa
lagi dari rapat itu.
KJA : Dalam merencanakan program bersama wakil kepala sekolah dan
para wakilnya yang ada di setiap jurusan, perencanaan program
berlangsung di awal tahun.
WS : Dalam merencanakan program dan kegiatan tentu saja
melibatkan personil sekolah yakni wakil kepala sekolah dan
koordinasi setiap jurusan atau unit, kemudian nanti akan
disosialisasikan melalui rapat bersama guru-guru dan karyawan.

9. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mendorong keterlibatan


Bapak/Ibu Guru Karyawan SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tugas masing-
masing ?

195
KS : Menggerakkan dengan rapat koordinasi dengan memberikan
pengarahan mengenai laporan secara rutin dari unit per unit harus
laporan bagaimana hambatan kelebihan dan kekurangan, kita
memberikan pengarahan kita tekankan makanya kita buat suatu
panduan, dia harus membuat panduan, tiap dikelas itu ada
namanya kemajuan kelas itu untuk digerakkan, kalaupun dalam
di organisasi kerja kita tau dalam programnya itu, jadi
menggerakkan kok belum jalan ngapa? Kok belum jalan ngapa?
Sekarang dijalankan, program mu ini lho kok ngga jalan ngapa,
tolong dijalankan, oh sudah jalan pak, ada laporan.
WS : Kepala sekolah itu tadi selalu memonitoring lewat rapat
kurangnya dimana ada masalah apa dan keliling mengecek
apakah guru sudah berada di kelas atau belum. Kepala sekolah
juga mendorong guru untuk mengikuti lomba-lomba.
KT : Adanya sosialisasi terhadap guru dan staf tata usaha setelah itu
dengan lingkungan sekolah yaitu orang tua siswa, sehingga
kebijakan yang di ambil sudah mengetahui bagaimana
implementasi kegiatannya

10. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah? terutama pengembangan
prestasi guru?
KS : Pengembangan guru dan karyawan melalui pengembangan diri
melalui diklat, seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan di
sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang akan ditarget. Dan
diikutsertakan lomba dengan diberikan motivasi agar dapat ikut
lomba apabila belum paham akan didatangkan orang luar yang
ahli untuk dapat membimbing mereka.
WK : Kepala sekolah selalu mendukung kegiatan yang dalam rangka
pengembangan sekolah terutama bagi siswa. Kalau untuk guru
diikut sertakan diklat terus nanti misalnya mau pengembangan
kompetensi yang keluar misalnya ikut kelompok guru kalau di
sekolah umum kan MGMP karena guru mata pelajaran kalau kita
kan semua pelajaran jadi cuma kelompok kerja guru KKG nah di
KKG itu dikembangkan nanti biasanya yang di KKG sini ada dua
orang saya sama Pak Yanto, itu nanti dikembangkan disitu
menciptakan misalnya o guru itu harus dikembangkan apanya,
nah kita harus mengadakan diklat apa diklat apa. KKG se-Bantul
itu sampai 30 an khusus SLB, nah disitu yang menggodog,
mengembangkan semua potensi sebetulnya misalnya ada yang
nanti yang dari Bantul Timur misalnya mengembangkan
dibidang IT terus disana bikin acara apa lainnya suruh itu, tempat
kami misalnya o pembuatan RPP K13 cara pembuatan artikel biar

196
sekolah itu bisa dipublikasikan gitu sini buat nanti semua disuruh
diundang semua paling memuat 43 guru terus nanti lainnya
perwakilan sekolah.
KJA : mengikuti kegiatan-kegiatan diluar lomba seperti karya tulis,
guru berprestsi, lomba guru berdedikasi, forum ilmiah guru,
setiap ada kegiatan kami para guru dengan perwakilan
diinformasikan untuk mengikuti. Dari Dinas ada edaran untuk
menawarkan study lanjut biaya dari Dinas dengan meninggalkan
tugas mengajar dengan melanjutkan menempuh pendidikan S2
Pendidikan Khusus di Universitas Negeri Surabaya selama 2
tahun ada satu guru tetapi dengan catatan sertifikasi berhenti dan
ada banyak juga guru yang menempuh pendidikan S2 dengan
biaya sendiri.
KT : Pengembangan sarpras selalu ada dengan adanya job deskripsi
dengan melihat kebutuhan ditampung kemudian diseleksi.
Diusulkan ke Dinas. Diikut sertakan diklat yang BKD SKPD
mengadakan diklat dengan dimohon menunjuk peserta diklat
terkait tentang kearsipan maka yang di kirim diklat adalah
pegawai yang mengurusi kearsipan.

11. Bagaimana Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam menjalankan tata tertib
dan kediplinan di sekolah?
KS : Menegakkan tata tertib dengan adanya punishment. Yang melanggar
dihukum, yang terlambat ya dihukum dengan ada tingkatan ringan,
sedang dan berat. Ringan dengan diperingatkan kalo sedang dengan
tidak dinaikkan pangkat dengan tidak memberi rekomendasi kalau
berat dipindahkan.
KJA : Tata tertib sudah ada dari Dinas. Kepala sekolah menjalankan
amanat dari Dinas bahwa untuk jam kerja itu dari Senin-Kamis
selama 7 jam kemudian hari Jumat 4 jam dan Sabtu 5 setengah
betul-betul ditekankan, dengan adanya PP aturan bahwa PNS
memiliki beban kerja 37, 5 per minggu itu betul-betul harus
dilaksanakan walaupun tugas mengajarnya sudah selesai, dan ijin
mendahului pulang atau ijin tidak masuk betul-betul diterapkan.
Dalam forum upacara aka nada teguran langsung dari kepala
sekolah, atau dalam berkeliling ke sekolah jikalau ada yang tidak
beres maka akan langsung ditegur.
WH : Peran kepala sekolah sangat tegas dan teliti terhadap kedislinan
guru. Punishment yang dilakukan sejauh ini melalui teguran.
KT : Tata tertib akan dikomunikasikan akan dihitung terlambatnya berapa
jam dengan absen kehadiran melalui manual dan elektronik.
Punishment akan diingatkan secara langsung atau tertulis.

197
WP : Kepala sekolah sebagai manajer sangat bertanggung jawab sekali
terhadap kegiatan proses belajar atau kegiatan apapun yang
berkaitan dengan kinerja. Walaupun sering marah-marah dalam
koridor kerjaan misalnya sudah jam mengajar guru masih dikantor
atau ada guru yang mengajar tanpa alat pengajar hanya dengan
ceramah, perlu konkrit dalam mengajar. Dalam forum rapat pleno,
selain laporan hasil kegiatan sekolah, kepala sekolah menampilkan
foto guru yang kinerjanya tidak baik seperti tidur di kelas atau hanya
duduk. Kepala sekolah juga memonitoring guru yang meninggalkan
sekolah supaya jera.

12. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul dalam
melaksanakan program supervisi akademik bagi para guru?
KS : Teknik pendekatan dengan individu, kalau kelompok lewat rapat.
Setiap individu dengan masuk ke kelas dengan dibantu oleh guru
senior atau asesor. Secara insendental dilakukan dengan
pengamatan secara langsung lewat keliling setiap hari melihat
proses pembelajaran.
KA : kepala sekolah juga melaksanakan tugas sebagai assessor atau
juga melimpahkan tugas kepada assessor dengan membagi tugas
menilai dengan assessor lainnya. Pada tahun 2014 dikirim untuk
mengikuti pelatihan dengan 5 orang, baru bisa berjalan pada tahun
2014 pada semester 2 baru ada PKG. jumlah assessor yang ada di
SLB N 1 Bantul ada 13 termasuk kepala sekolah namun berkurang
2 karena pensiun. Pada bulan Maret ada 3 orang guru yang dikirim
pelatihan namun belum bekerja sebagai assessor untuk tahun
ajaran baru. Criteria sebagai assessor minimal guru golongan 4A.
karena jumlah guru banyak maka setiap assessor memegang 8 atau
9 orang guru untuk menilai kinerja guru PKG. hasil penilaian
sebagai ganti DP3. Satu semester 2 kali awal dengan pembagian
tugas dan akhirnya juga membagi tugas untuk membagian tugas
semester depan dan minimal 3 kali.
WS : Melalui tangan-tangan juga dibagi, jadi enggak mungkin ya satu
kepala sekolah mensupervisi sekian banyak. Secara administrasi
melalui pembentukkan tim asesor, tim asesor menilai berapa orang
guru nanti hasil itu masuk ke kepala sekolah. Kalau melihat kinerja
melihat secara langsung dengan berkeliling di sekolah.
WK : Biasanya dibantu oleh wakil-wakilnya dalam melakukan
supervisi. Ada asesor, ada kurikulum, ada macem-macem. Kepala
sekolah melaksanakan, sebetulnya kepala sekolah tuh justru
supervisinya sering lho mbak, tapi mungkin enggak tertulis
langsung yang tertulis paling satu semester satu kali tapi kan
pembinaan hampir tiap hari dimonitoring.

198
13. Kapan Ibu/Bapak Guru melaksanakan supervisi akademik?
KA : Pelaksanaan assessor disesuaikan dengan guru yang sudah siap
dengan perangkatnya dalam satu semester.
WS : saya melakukan supervisi bersama asesor sama kepala sekolah,
asesor setengah tahun sekali di tengah tapi sok enggak mesti sih
nanti ada ketentuan akan diasesor ini tapi kita harus bikin
program nya satu tahun program yang akan diajarkan yang akan
dikerjakan untuk PKG dan PKB.
KJA : Supervisi dilaksanakan setiap satu semester sekali dengan
berkoordinasi dengan assessor terkait waktu pelaksanaan supervisi
PKG.
WS : Supervisi yang dilakukan oleh asesor dilakukan menyesuaikan
waktu mengajar setiap guru, nanti hubungannya dengan asesor
dan guru itu sendiri.

14. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menindak lanjuti hasil
supervisi akademik bagi para guru?
KS : Hasil supervisi digunakan untuk ditindak lanjuti untuk program
sekolah dengan melihat kekurangan guru. Kurang paham dalam
membuat RPP atau cara mengajarnya masih sangat konvensional
dengan dibuatkan program mengadakan diklat di sekolah kita
mengundang ahli-ahlinya untuk meningkatkan kinerja guru dan
meningkatkan motivasi dia lebih besar untuk mengajar dan
kreatifitas guru agar meningkat. Pelaporan supervisi dibuat
otomatis dalam kinerja kepala sekolah.
KA : Ada nilai guru yang tidak cukup misalkan tentang pembuatan alat
peraga, maka dari koordinator mengusahakan supaya
mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan pendidikan dan
mendapatkan sertifikat sehingga guru mampu menjalankan tugas.
WH : Hasil supervisi dari asesor akan disimpulkan kekurangan guru
oleh kepala sekolah.
WP : Dengan cara disebutkan nama guru-guru yang belum memenuhi
prasyarat menjadi guru dalam menenuhi tugas kemudian
diberikan pembinaan dengan diikutsertakan dalam diklat.

199
Kumpulan Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumen
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

1. Implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin di SLB Negeri 1


Bantul
a. Memberikan teladan baik bagi personil sekolah

Wawancara : kepala sekolah sebagai pemimpin dengan memberikan


keteladanan dalam hal displin berpakaian, menggunakan waktu di
sekolah dan dalam hal menjalankan tugas terutama bagi guru untuk
menjalankankan tugasnya mengajar di kelas. Untuk kepribadian dan
tutur kata merupakan pembawaan dari kepala sekolah itu sendiri.
Observasi : memberikan keteladanan dengan berangkat ke sekolah
sebelum pukul 07.00 WIB dan jika tidak ada urusan dinas keluar akan
pulang paling akhir setelah pukul 14.00 WIB. Memberikan keteladanan
dalam berpakaian selalu rapi sesuai dengan seragam seperti pada hari
Jumat, 20 Maret 2015 Kepala Sekolah menggunakan pakaian adat Jawa
untuk peringatan Keistimewaan Yogyakarta padahal ada guru yang tidak
menggenakan baju adat.

b. Membuat dan memahami visi, misi, tujuan sekolah


Wawancara : kepala sekolah untuk merumuskan visi dan misi
sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah melalui rapat
bersama. Pelaksanaan visi dan misi lewat pelaksanaan program dan
kegiatan sekolah yang disusun bersama setiap tahun ajaran baru untuk
setahun kedepan. Selain itu kepala sekolah juga memiliki harapan
kedepan untuk SLB Negeri 1 Bantul menjadi SLB terbaik se Asia
Tenggara. Kepala sekolah melakukan peningkatan dalam hal pelayanan,
penanganan, manajemen, dan pengelolaan sekolah agar mencapai
minimal memiliki standar internasional dengan memulai perbaikan
mutu pelayanan pendidikan.
Studi dokumen : SLB Negeri 1 Bantul memasang papan informasi
berisikan profil sekolah yang tercantumkan visi dan misi sekolah di
beberapa dinding sekolah. Dari hasil pengamatan peneliti pada notulen
rapat kepala sekolah memaparkan harapan ke depan melalui rapat
bersama dengan seluruh warga sekolah.

c. Mendorong kemauan kuat dan semangat terhadap personil sekolah

Wawancara : kepala sekolah melalui kinerja yang ditunjukkan


dengan kehadiran yang tepat waktu dan pulang paling akhir untuk
menyelesaikan tugas di sekolah, kegiatan monitoring yang dilakukan

200
oleh kepala sekolah walaupun sedang ada tugas dinas luar dengan cara
berkomunikasi kepada wakil kepala sekolah. Selain itu juga kepala
sekolah menaruh perhatian kepada anak didik dengan sangat
mengutamakan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam
hal membangkitkan kemauan dan semangat terhadap personil sekolah
kepala sekolah selalu rutin berkeliling sekolah setiap hari untuk
mengamati kinerja guru dan karyawan serta proses pembelajaran di
sekolah yang secara tidak langsung akan memotivasi para guru dan
karyawan untuk semakin giat menjalankan tugas. Kegiatan memotivasi
guru juga dilakukan dengan memberikan saran dan masukan demi
kemajuan pembelajaran dan guru didorong untuk mengikuti pendidikan
dan pelatihan serta lomba-lomba yang bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan guru sehingga diharapkan semakin bersemangat dalam
melaksanakan tugas. Kepala sekolah juga memberikan motivasi dengan
meningkatkan kelengkapan sarana penunjang pembelajaran bagi guru.
d. Memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap personil sekolah
Wawancara : kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung pada saat rapat dan saat monitoring yang dilakukan oleh
kepala sekolah dan secara tidak langsung melalui arahan dan
bimbingan lewat kelompok kerja di setiap tim wakasek, tim perwakilan
jurusan, dan tim unit kerja.

e. Menjalin komunikasi yang membangun


Wawancara : kepala sekolah menjalin komunikasi yang membangun
dengan guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, mitra sekolah dan
masyarakat sekitar sekolah dengan dibantu wakil kepala sekolah bidang
humas dan kepala sub.bag. tata usaha.
Observasi : pada upacara setiap hari Senin saat sesi pengumuman,
Kepala Sekolah berkesempatan untuk berkomunikasi dengan warga
sekolah sekaligus memberikan pembinaan kepada guru, karyawan, dan
siswa. Misalnya mengenai kehadiran guru dan karyawan, mengingatkan
dalam melaksanakan tugasnya guru untuk membuat laporan yang harus
segera dikumpulkan ke Dinas, guru dan karyawan yang tidak memiliki
jadwal piket pada hari Senin wajib mengikuti upacara. Dan juga kepala
sekolah memberikan ucapan terima kasih kepada dua guru yang akan
meninggalkan sekolah karena sudah memasuki masa pensiun dan akan
dipindah tugaskan. Untuk siswa yang akan menghadapi ujian agar
menyiapkan diri belajar dengan serius. Selain itu kepala sekolah juga
memberikan semangat bagi guru dan siswa yang akan mengikuti lomba
mewakili sekolah.

201
f. Mengambil keputusan secara tepat
Wawancara : kepala sekolah mengambil keputusan bagi kepentingan
sekolah baik internal maupun eksternal sekolah bersama dengan
personil sekolah lainnya dengan melalui rapat bersama. Namun kepala
sekolah memiliki kewenangan tersendiri sebagai seorang pemimpin
dalam mengambil keputusan.
2. Implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer di SLB Negeri 1
Bantul
a. Merencanakan program dan kegiatan sekolah
Wawancara : dalam merencanakan program dan kegiatan kepala
sekolah bersama perwakilan guru yaitu yang memangku jabatan sebagai
wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, kurikulum, sarana prasarana,
dan humas publikasi yang memiliki wakil disetiap jurusan dan
kemudian nanti akan dibahas bersama dengan personil sekolah lainnya
seluruh guru dan karyawan sekolah melalui rapat pada awal tahun
pelajaran. Keterlibatan guru dalam menjalankan visi dan misi sekolah
adalah pada saat pelaksanaan program dan kegiatan sekolah melalui
keterlibatan para guru dan karyawan dalam susunan kepanitiaan.
Studi dokumen : setiap tim kerja masing-masing seperti wakil kepala
sekolah memiliki program kerja yang di letakkan di papan ruang wakil
kepala sekolah dan dari hasil pengamatan notulen rapat sosialisasi
program kegiatan sekolah kepada warga sekolah rapat bersama.
b. Menggunakan strategi dalam mengelola sumber daya sekolah, program,
dan kegiatan sekolah
Wawancara : Kepala Sekolah menggunakan strategi melalui
pendekatan yang dilakukan dengan personil sekolah secara individu
maupun kelompok. Secara individu yaitu kepala sekolah dengan
individu personil yaitu setiap wakil kepala sekolah, setiap koordinator
jurusan, setiap koordinator unit kerja sarana penunjang sekolah dan
setiap penanggungjawab suatu kegiatan sekolah maupun secara
kelompok dari tim kerja yang ada di sekolah seperti tim kerja wakil
kepala sekolah yang terdiri dari personil sekolah lain yang mewakili
setiap jurusan dan juga tim unit kerja sarana penunjang sekolah.

c. Mengorganisasi dan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada di


sekolah
Wawancara : kepala sekolah menggorganisasi dan mendayagunakan
seluruh sumber daya yang ada di sekolah dengan memanfaatkan
struktur organisasi yang sudah dibentuk beserta pembagian tugas
masing-masing.
Studi dokumen : SLB Negeri 1 Bantul memiliki dan memasang
struktur lembaga di dinding sekolah.

202
d. Mendorong keterlibatan seluruh personil sekolah dalam menjalankan
tugas masing-masing
Wawancara : kepala sekolah menyusun organisasi personil dengan
menempatkan masing-masing individu sesuai dengan kemampuan
dengan the right man and the right place dengan juga melibatkan
pendapat dari personil lainnya seperti wakil kepal sekolah yang sudah
lama berada di sekolah dan lebih mengetahui karakteristik dan
kemampuan dari personil di sekolah. selain itu kepala sekolah
menggerakkan keterlibatan personil sekolah dengan rapat koordinasi
yang rutin dilakukan bersama, sosialisasi, dan pembagian tugas melalui
keterlibatan dalam suatu kepanitiaan acara sekolah. Akan tetapi masih
saja ada personil sekolah yang tidak melaksanakan tugasnya walaupun
sudah diingatkan.

e. Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sekolah


Wawancara : kepala sekolah mengembangkan potensi yang dimiliki
sekolah terutama dalam pengembangan guru dan karyawan dengan
diikutsertakan diklat, KKG dan diberikan kesemoatan untuk
melanjutkan pendidikan. Pengembangan bagi siswa melalui kegiatan
ektra kurikuler dan difasilitasi dan diikutsertakan lomba bagi siswa yang
memiliki bakat agar berprestasi. Selain itu kepala sekolah juga
mengembangkan sumber daya sekolah dengan melakukan
pengembangan kurikulum, kepala sekolah juga menegakkan tata tertib
di sekolah, kepala sekolah terlibat mengelola keuangan, dan
mendayagunakan sarana prasarana yang dimiliki sekolah serta
membentuk komite sekolah wakil dari orang tua siswa.
Studi dokumen : sekolah memasang tata tertib sekolah, tata tertib
siswa, dan tata tertib guru di dinding sekolah.
f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah
Wawancara : Kepala sekolah melakukan kegiatan monitoring dan
evaluasi dengan rapat. Sedangkan dalam kegiatan pelaporan dilakukan
oleh koordinator pelaksana program kegiatan. Kepala sekolah merasa
bertanggung jawab dengan laporan kegiatan sekolah dengan mengecek
dan memeriksa laporan yang ada sebelum mencantumkan tanda tangan.
Studi dokumen : peneliti mendapati berbagai laporan yang tersusun
di rak ruang wakil kepala sekolah, seperti satu bendel laporan
perencanaan, pelaksanaan, dan laporan Ujian Sekolah.

203
3. Implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor di SLB Negeri 1
Bantul
a. Melakukan perencanaan pembinaan supervisi
Wawancara : Kepala sekolah merencanakan kegiatan supervisi
dengan melaksanakan rapat bersama asesor sekolah untuk
melaksanakan pembagian tugas untuk masing-masing asesor dalam satu
semester kedepan.
Studi dokumen : perencanaan kegiatan supervisi akademik berupa
program supervisi akademik tahun 2014-2015, program pemantauan
pembelajaran, evaluasi program akademik, dan jadwal pelaksanaan
supervisi.

b. Melaksanakan pembinaan supervisi


Wawancara : kepala sekolah dibantu oleh tim asesor perwakilan dari
guru yang sudah terbentuk. Dibentuknya koordinator PKG/PKB yaitu
tim asesor untuk penilaian kinerja guru (PKG) dan penilaian
berkelanjutan (PKB).
Observasi : Kepala Sekolah dalam melaksanakan penilaian kinerja
guru (KB)dalam mengajar dibantu oleh beberapa asesor. Misal pada
Senin, 6 April 2015 peneliti mengamati proses penilaian kinerja guru
oleh Ibu Yuni selaku tim asesor yang menilai Ibu Kristiani
melaksanakan pembelajaran di kelas III jurusan Tuna Grahita Sedang.
Dan kepala sekolah mengamati langsung guru yang sedang mengajar
tanpa diketahui oleh guru itu sendiri saat berkeliling sekolah.
Studi dokumen : instrument dari supervisi akademik yaitu meliputi:
1) instrument supervisi akademik dalam perencanaan pembelajaran; 2)
instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan pembelajaran; 3)
instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan membuka dan
menutup pembelajaran; 4) instrument supervisi akademik dalam
pelaksanaan variasi stimulus pembelajaran; 5) instrument supervisi
akademik dalam pelaksanaan ketrampilan bertanya; 6) instrument
supervisi akademik dalam memberikan penguatan; 7) instrument
supervisi akademik bidang penilaian hasil belajar; 8) instrument
supervisi akademik bidang pengelolaan kelas; 9) instrument supervisi
akademik administrasi guru kelas I-III; 10) instrument supervisi
akademik bidang administrasi guru; dan 11) instrument supervisi
akademik bidang pengembangan profesi guru.
c. Melakukan tindak lanjut dari hasil pembinaan supervisi
Wawancara : hasil supervisi akademik adalah nilai dan kekurangan
guru dalam mengajar. Tindak lanjut dari supervisi akademik yaitu
kegiatan pembinaan bagi guru melalui program diklat sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh guru sehingga mampu memenuhi
kompetensi guru dalam mengajar.

204
Display Data
Implementasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin,
Manajer, dan Supervisor di SLB Negeri 1 Bantul

1. Implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin di SLB Negeri 1


Bantul
Kepala sekolah sebagai pemimpin telah memberikan keteladanan
dalam hal displin berpakaian, menggunakan waktu di sekolah dan dalam
hal menjalankan tugas terutama bagi guru untuk menjalankankan tugasnya
mengajar di kelas. Untuk kepribadian dan tutur kata merupakan
pembawaan dari kepala sekolah itu sendiri. Dari hasil pengamatan peneliti
di lapangan kepala skeolah memberikan keteladanan dengan berangkat ke
sekolah sebelum pukul 07.00 WIB dan jika tidak ada urusan dinas keluar
akan pulang paling akhir setelah pukul 14.00 WIB. Memberikan
keteladanan dalam berpakaian selalu rapi sesuai dengan seragam seperti
pada hari Jumat, 20 Maret 2015 Kepala Sekolah menggunakan pakaian
adat Jawa untuk peringatan Keistimewaan Yogyakarta padahal ada guru
yang tidak menggenakan baju adat.

Kepala sekolah dalam merumuskan visi dan misi sekolah dengan


melibatkan seluruh warga sekolah melalui rapat bersama. Pelaksanaan visi
dan misi lewat pelaksanaan program dan kegiatan sekolah yang disusun
bersama setiap tahun ajaran baru untuk setahun kedepan. Selain itu kepala
sekolah juga memiliki harapan kedepan untuk SLB Negeri 1 Bantul
menjadi SLB terbaik se Asia Tenggara. Kepala sekolah melakukan
peningkatan dalam hal pelayanan, penanganan, manajemen, dan
pengelolaan sekolah agar mencapai minimal memiliki standar internasional
dengan memulai perbaikan mutu pelayanan pendidikan. Selain itu SLB
Negeri 1 Bantul memasang papan informasi berisikan profil sekolah yang
tercantumkan visi dan misi sekolah di beberapa dinding sekolah. Dari hasil
pengamatan peneliti pada notulen rapat kepala sekolah memaparkan
harapan ke depan melalui rapat dengan seluruh warga sekolah.
Kepala sekolah memiliki dan menunjukkan kemauan dan semangat
kerja yang tinggi melalui kinerja yang ditunjukkan dengan kehadiran yang
tepat waktu dan pulang paling akhir untuk menyelesaikan tugas di sekolah,
kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah walaupun sedang
ada tugas dinas luar dengan cara berkomunikasi kepada wakil kepala
sekolah. Selain itu juga kepala sekolah menaruh perhatian kepada anak
didik dengan sangat mengutamakan pelaksanaan proses belajar mengajar di
sekolah. Dalam hal membangkitkan kemauan dan semangat terhadap
personil sekolah kepala sekolah selalu rutin berkeliling sekolah setiap hari

205
untuk mengamati kinerja guru dan karyawan serta proses pembelajaran di
sekolah yang secara tidak langsung akan memotivasi para guru dan
karyawan untuk semakin giat menjalankan tugas. Kegiatan memotivasi guru
juga dilakukan dengan memberikan saran dan masukan demi kemajuan
pembelajaran dan guru didorong untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
serta lomba-lomba yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru
sehingga diharapkan semakin bersemangat dalam melaksanakan tugas.
Kepala sekolah juga memberikan motivasi dengan meningkatkan
kelengkapan sarana penunjang pembelajaran bagi guru.

Kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan baik secara


langsung maupun tidak langsung. Secara langsung pada saat rapat dan saat
monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah dan secara tidak langsung
melalui arahan dan bimbingan lewat kelompok kerja di setiap tim wakasek,
tim perwakilan jurusan, dan tim unit kerja.

Kepala sekolah juga menjalin komunikasi yang membangun dengan


guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, mitra sekolah dan masyarakat
sekitar sekolah dengan dibantu wakil kepala sekolah bidang humas dan
kepala sub.bag. tata usaha. Hasil observasi peneliti pada upacara setiap hari
Senin saat sesi pengumuman, Kepala Sekolah berkesempatan untuk
berkomunikasi dengan warga sekolah sekaligus memberikan pembinaan
kepada guru, karyawan, dan siswa. Misalnya mengenai kehadiran guru dan
karyawan, mengingatkan dalam melaksanakan tugasnya guru untuk
membuat laporan yang harus segera dikumpulkan ke Dinas, guru dan
karyawan yang tidak memiliki jadwal piket pada hari Senin wajib
mengikuti upacara. Dan juga kepala sekolah memberikan ucapan terima
kasih kepada dua guru yang akan meninggalkan sekolah karena sudah
memasuki masa pensiun dan akan dipindah tugaskan. Untuk siswa yang
akan menghadapi ujian agar menyiapkan diri belajar dengan serius. Selain
itu kepala sekolah juga memberikan semangat bagi guru dan siswa yang
akan mengikuti lomba mewakili sekolah.
Kepala sekolah mengambil keputusan bagi kepentingan sekolah baik
internal maupun eksternal sekolah bersama dengan personil sekolah
lainnya dengan melalui rapat bersama. Namun kepala sekolah memiliki
kewenangan tersendiri sebagai seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan.

206
2. Implementasi peran kepala sekolah sebagai manajer di SLB Negeri 1
Bantul
Kepala sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan bersama
perwakilan guru yaitu yang memangku jabatan sebagai wakil kepala
sekolah urusan kesiswaan, kurikulum, sarana prasarana, dan humas
publikasi yang memiliki wakil disetiap jurusan dan kemudian nanti akan
dibahas bersama dengan personil sekolah lainnya seluruh guru dan
karyawan sekolah melalui rapat pada awal tahun pelajaran. Keterlibatan
guru dalam menjalankan visi dan misi sekolah adalah pada saat
pelaksanaan program dan kegiatan sekolah melalui keterlibatan para guru
dan karyawan dalam susunan kepanitiaan. Hasil pengamatan di lapangan
setiap tim kerja masing-masing seperti wakil kepala sekolah memiliki
program kerja yang di letakkan di papan ruang wakil kepala sekolah.

Kepala Sekolah menggunakan strategi pendekatan yang dilakukan


dengan personil sekolah baik secara individu maupun kelompok. Secara
individu yaitu kepala sekolah dengan individu personil yaitu setiap wakil
kepala sekolah, setiap koordinator jurusan, setiap koordinator unit kerja
sarana penunjang sekolah dan setiap penanggungjawab suatu kegiatan
sekolah maupun secara kelompok dari tim kerja yang ada di sekolah
seperti tim kerja wakil kepala sekolah yang terdiri dari personil sekolah
lain yang mewakili setiap jurusan.
Kepala sekolah menggorganisasi dan mendayagunakan seluruh
sumber daya yang ada di sekolah dengan memanfaatkan struktur organisasi
yang sudah dibentuk beserta pembagian tugas masing-masing. Hasil
pengamatan dokumen sekolah SLB Negeri 1 Bantul memasang struktur
lembaga di dinding sekolah.
Kepala sekolah menyusun organisasi personil dengan menempatkan
masing-masing individu sesuai dengan kemampuan dengan the right man
and the right place dengan juga melibatkan pendapat dari personil lainnya
seperti wakil kepal sekolah yang sudah lama berada di sekolah dan lebih
mengetahui karakteristik dan kemampuan dari personil di sekolah. selain
itu kepala sekolah menggerakkan keterlibatan personil sekolah dengan
rapat koordinasi yang rutin dilakukan bersama, sosialisasi, dan pembagian
tugas melalui keterlibatan dalam suatu kepanitiaan acara sekolah. Akan
tetapi masih saja ada personil sekolah yang tidak melaksanakan tugasnya
walaupun sudah diingatkan.
Kepala sekolah mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah
terutama dalam pengembangan guru dan karyawan dengan diikutsertakan
diklat, KKG dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.

207
Pengembangan bagi siswa melalui kegiatan ektra kurikuler dan difasilitasi
dan diikutsertakan lomba bagi siswa yang memiliki bakat agar berprestasi.
Selain itu kepala sekolah juga mengembangkan sumber daya sekolah
dengan melakukan pengembangan kurikulum, kepala sekolah juga
menegakkan tata tertib di sekolah, kepala sekolah terlibat mengelola
keuangan, dan mendayagunakan sarana prasarana yang dimiliki sekolah
serta membentuk komite sekolah wakil dari orang tua siswa. Hasil
pengamatan dokumen di lapangan sekolah memasang tata tertib sekolah,
tata tertib siswa, dan tata tertib guru di dinding sekolah.
Kepala sekolah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi dengan
rapat. Sedangkan dalam kegiatan pelaporan dilakukan oleh koordinator
pelaksana program kegiatan. Kepala sekolah merasa bertanggung jawab
atas laporan kegiatan sekolah dengan mengecek dan memeriksa laporan
yang ada sebelum mencantumkan tanda tangan. Hasil pengamatan
dokumen di lapangan peneliti mendapati berbagai laporan yang tersusun di
rak ruang wakil kepala sekolah, seperti satu bendel laporan perencanaan,
pelaksanaan, dan laporan Ujian Sekolah.

3. Implementasi peran kepala sekolah sebagai supervisor di SLB Negeri 1


Bantul

Kepala sekolah merencanakan kegiatan supervisi dengan


melaksanakan rapat bersama asesor sekolah. Rapat membahas
perencanaan kegiatan supervisi guna pembagian tugas untuk masing-
masing asesor dalam satu semester kedepan. Kepala sekolah dibantu oleh
tim asesor yang sudah terbentuk perwakilan dari guru. Kegiatan
perencanaan supervisi akademik telah dilakukan dengan bukti dari hasil
pengamatan dokumen sekolah berupa adanya dokumen program supervisi
akademik tahun 2014-2015, program pemantauan pembelajaran, evaluasi
program akademik, dan jadwal pelaksanaan supervisi.
Kepala Sekolah dalam melaksanakan penilaian kinerja guru (PKB)
penilaian berkelanjutan (PKB). dalam mengajar dibantu oleh beberapa
asesor. Hasil observasi pada Senin, 6 April 2015 peneliti mengamati proses
penilaian kinerja guru oleh Ibu Yuni selaku tim asesor yang menilai Ibu
Kristiani melaksanakan pembelajaran di ruang kelas III jurusan Tuna
Grahita Sedang. Kepala sekolah mengamati langsung guru yang sedang
mengajar tanpa diketahui oleh guru itu sendiri saat berkeliling sekolah.
Hasil pengamatan dokumen sekolah instrument dari supervisi akademik
meliputi: 1) instrument supervisi akademik dalam perencanaan
pembelajaran; 2) instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan
pembelajaran; 3) instrument supervisi akademik dalam pelaksanaan

208
membuka dan menutup pembelajaran; 4) instrument supervisi akademik
dalam pelaksanaan variasi stimulus pembelajaran; 5) instrument supervisi
akademik dalam pelaksanaan ketrampilan bertanya; 6) instrument supervisi
akademik dalam memberikan penguatan; 7) instrument supervisi akademik
bidang penilaian hasil belajar; 8) instrument supervisi akademik bidang
pengelolaan kelas; 9) instrument supervisi akademik administrasi guru
kelas I-III; 10) instrument supervisi akademik bidang administrasi guru;
dan 11) instrument supervisi akademik bidang pengembangan profesi guru.
hasil supervisi akademik adalah nilai dan kekurangan guru dalam
mengajar.

Hasil supervisi akademik adalah nilai dan kekurangan guru dalam


mengajar. Tindak lanjut dari supervisi akademik yaitu kegiatan pembinaan
bagi guru melalui program diklat sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan oleh guru sehingga mampu memenuhi kompetensi guru dalam
mengajar

209
Lampiran 5. Prestasi siswa SLB Negeri 1 Bantul

DAFTAR SISWA SLB NEGERI 1 BANTUL YANG JUARA


TAHUN 2011-2015

NO NAMA SISWA JUR EVENT TGL TINGKAT JUARA CABOR KET


1 AGUS SARJIYANTO
2 ENDRO SAPUTRO
3 DHESTA HARDAD T. 26-
PROVINSI SEPAK-
4 NANDI PRAMANA Q. C SOINA 27/11/ III SLEMAN
2011 DIY BOLA
5 IKSAN HIDAYAT
6 DAVID
7 HERI

1 AGUS SARJIYANTO FRIENDS


2 HERI HIP
14-15/3/ SEPAK-
3 ENDRO SAPUTRO C 2012 UNY II SLEMAN
BOLA
4 DHESTA GAMES
5 BONDAN

1 AKIP
2 HENDRO
27- PROVINSI
3 HERI AGUS C SOINA II BASKET SLEMAN
Mar-12 DIY
4 AGUS SARJIYANTO
5 DAVID

D. ALAMANDA POPCAD 10-Apr- PROVINSI BULU- SORO-


B II
1 ARUM A 12 DIY TANGKIS WAJAN

LEMPAR
III
1 HERI CAKRAM
LARI
I
2 HERI 100 M
3 LUTFI I BOCCE
4 DHESTA
5 BONDAN
6 NANDI SEPAK
7 SAPUTRO I BOLA
8 DANU PUTRA
9 INSANU
16-
10 BAGUS PORSENI BANTUL PUNDONG
Mar-13
11 VANIA
12 SARI
13 VINA SEPAKBO
III
14 KURNIA LA PUTRI
15 MEGA
16 LARAS
BULU-
II
17 ENDRO SAPUTRO TANGKIS
BULU-
I
18 YUNI NUR K. TANGKIS
19 DWI HAJIYANTO I TENIS

210
MEJA

TENIS JOGJA
C I
1 DWI HAJIYANTO MEJA
9-
D. ALAMANDA POPCAD BULU-
10/4/20 DIY I
2 ARUM A TANGKIS
13
B LARI 100
III
3 G.M. IMMADUDIN M

TENIS JOGJA
I
1 DWI HAJIYANTO MEJA
SEPAK-
I BOLA
2 VANIA PUTRI
3 DHESTA SEPAK-
4 BONDAN 29- III BOLA
5 NANDI SOINA 30/4/20 DIY PUTRA
C
13 LARI
I
6 HERI 100 M
BULU-
II
7 YUNI NUR K. TANGKIS
8 DAVID
9 ENDRO II BASKET
10 IKSAN

TENIS
C POPCAN NASIONA III
1 DWI HAJIYANTO Sep-13 MEJA
AS L JAKARTA
D.ALAMANDA BULU-
B I
2 ARUM TANGKIS

1 DANI RIANTORO II LARI 80 M


C LARI
II
2 ERLANDA Y. VENI 100 M
LOMPAT
II
3 DESTI INSANI JAUH
B
BULU-
II
4 AJI SULISTYO TANGKIS
5 WAHYU GURIT A II CATUR
BALAP
PORSENI Mar-14 BANTUL BANTUL
D I KURSI
6 ARYA NOVA RODA
LARI
C II
7 DAVID AHMAD 100 M
LOMPAT
B I
8 ANDREAS ADITAMA JAUH
BULU-
C II
9 DHESTA HARDAD TANGKIS
10 SETIAWAN J. A II CATUR

21- TENIS
C POPCAD I
1 DWI HAJIYANTO 22/4/20 DIY MEJA JOGJA
A
D.ALAMANDA 14 BULU-
B I
2 ARUM TANGKIS

1 DHESTA C DIES 23-Apr- DIY I SEPAK- UNY/

211
2 NANDI NATALIS 14 BOLA SLEMAN
3 BONDAN UNY
4 KRIS H.
5 DEDE
6 NAZAR
7 SEPTIAN B I FUTSAL
8 BAYU
9 TOMO
10 ANDRE

1 YUNI NUR. K NASIONA I TENIS


C SOINA Jun-14 MAKASAR
2 DWI HAJIYANTO L II MEJA

ANASTASYA LOMPAT
B III
1 AUDREY JAUH
BULU-
B III
2 AJI SULISTYO TANGKIS
3 WAHYU GURIT A I CATUR
BALAP
D I KURSI
4 DUTA BAGAS RODA
5 IRFAN W. C1 II BOCCE
LARI
C I
6 NANDI PRAMANA Q. PORSENI Mar-15 BANTUL 100 M BANTUL
LOMPAT
I
7 ANDREAS ADITAMA JAUH
B
BULU-
II
8 DEDE ARDITYA TANGKIS
BULU-
C II
9 DHESTA HARDAD TANGKIS
10 ADE FARIZAL A I CATUR
TENIS
C I
11 YUNI NUR K. MEJA
12 MUH. RIZAL IQNUR C1 II BOCCE

TENIS
B I
1 NINDA ANGGITA MEJA
TENIS
C II
2 BONDAN SETIAWAN MEJA
LARI
A II
3 HAPPY LINTOE POPCAD 100 M
Apr-15 DIY JOGJA
A LARI
II
4 AJI SULISTYO 100 M
LARI
B II
5 YONA FERLIA P. 100 M
NILA BULU-
II
6 KKAERUNNISA TANGKIS

1 ANGGIT ARIF W. II BASKET


TENIS
I
2 DWI HAJIYANTO C SOINA Apr-15 DIY MEJA JOGJA
TENIS
I
3 YUNI NUR K. MEJA

212
Lampiran 6 . Notulen Rapat

213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
Lampiran 7. Dokumentasi Foto

Gedung Sekolah SLB Negeri 1 Bantul tampak depan.

Gedung Induk SLB Negeri 1 Bantul.

223
Peneliti sedang mewawancarai Bapak Basuni selaku Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Bantul.

Upacara Bendera Hari Senin di Lapangan SLB Negeri 1 Bantul.

224
Kepala sekolah sedang memberikan pembinaan saat pengumuman setelah upacara bendera.

Kepala sekolah memberikan pengumuman terdapat guru yang akan meninggalkan sekolah.

225
Kepala sekolah saat berkeliling sekolah memasuki kantor guru jurusan tuna daksa.

Kepala sekolah menyapa anak didik yang belum memasuki ruang kelas.

226
Presensi tertulis guru dan karyawan SLB Negeri 1 Bantul.

Guru dan karyawan sebelum pulang sesuai jam kerja antre menggunakan finger print.

227
Pertunjukkan drum band oleh siswa-siswi SLB Negeri 1 Bantul saat proses syuting TVRI.

Psoses syuting program acara TVRI di lapangan SLB Negeri 1 Bantul

228
Dokumen kegiatan supervisi akademik SLB Negeri 1 Bantul.

Proses supervisi PKG oleh guru asesor di kelas III Tuna Grahita Sedang.

229

You might also like