Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NAMA : FINGKI AMELIA
NIM : 5152111007
KELAS : REGULER-A 2015
DOSEN PENGAMPU : BUDI ALI MUKMIN, S.IP.,MA.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatnya kepada saya dalam menyelesaikan tugas indivudu ini, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya ucapkan kepada bapak BUDI
ALI MUKMIN, S.IP.,MA. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah membimbing kami. Dalam makalah ini saya membahas dan
menjelaskan mengenai tugas critical journal review dengan judul jurnal . Selaku manusia
biasa, saya menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang tidak disengaja.
Oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran. Saya berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.
Fingki Amelia
Page ii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilu merupakan sebuah sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam menentukan arah
penyelenggaraan pemerintahan. Pemilu-lah yang pada akhirnya berfungsi sebagai sarana
legitimasi politik bagi pemerintah yang berkuasa, karena melalui pemilu gagasan bahwa
pemerintahan memerlukan persetujuan dari yang diperintah dapat diasosiasikan. Reformasi di
akhir tahun 90-an yang kemudian diikuti dengan perubahan UUD 1945 berdampak pada
berubahnya sistem pemilihan umum. Pasca perubahan UUD 1945, baik pemilihan anggota
legislatif maupun pemilihan pelaksana kekuasaan eksekutif dilaksanakan secara langsung oleh
rakyat. Berdasarkan perubahan tersebut setiap warga negara mempunyai hak untuk memilih
perwakilannya di lembaga perwakilan seperti DPR, DPD serta DPRD dan memilih pasangan
calon presiden dan wakil presiden.
Pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat pertama
sekali dilaksanakan pada tahun 2004. Sedangkan untuk pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah tingkat kabupaten/kota untuk pertama kalinya dilaksanakan pada 1 Juni 2005 di
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kemudian disusul, Kota Cilegon, Banten,
Kota Pekalongan dan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah pada 5 Juni 2005 dan Kabupaten
Indragiri Hulu, pada 11 Juni 2005. Sedangkan untuk pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah tingkat provinsi pertama kalinya dilaksanakan di Sulawesi Utara pada 20 Juni
2005.
Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi
ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan
juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah pendidikan
kewarganegaraanpada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri
Medan.
4) Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap
cara penulisan, isi, dan substansi jurnal.
UUD 1945 tidak mengatur apakah kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat
atau dipilih oleh DPRD. Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 hanya menegaskan bahwa kepala daerah
dipilih secara demokratis. Rumusan “dipilih secara demokratis”, lahir dari perdebatan panjang
di Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR tahun 2000 antara pendapat yang menghendaki
kepala daerah dipilih oleh DPRD dan pendapat lain yang menghendaki dipilih secara
langsung oleh rakyat.
Pelaksanaan pemilukada secara langsung selain tersedianya perangkat aturan yang
menjadi payung hukum pelaksanaannya, mekansime dan prosedur yang rinci serta sanksi dan
penegakan hukum yang baik (aspek normatif), juga secara bersamaan perlu kesiapan dan
kesadaran politik yang baik dari masyarakat pemilih (aspek kultur). Kedua aspek ini, yaitu
aspek normatif dan aspek kultur menjadi sangat penting dipenuhi agar tujuan pemilukada
dapat mencapai sasaran yang diidealkan. Dari aspek kultur, secara universal, paling tidak ada
3 prasyarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pemilihan langsung, yaitu: tingkat
kesejahteraan, tingkat pendidikan yang baik dari pemilih dan institusi penegakkan hukum
2. proses pemilukada yang mempengaruhi perolehan suara pasangan calon karena terjadinya
pelanggaran pemilukada yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif yang dilakukan
sebelum, selama, dan sesudah pemungutan suara. Pelanggaran-pelanggaran pemilukada
tersebut bukan hanya terjadi selama pemungutan suara, sehingga permasalahan yang
terjadi harus dirunut dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum pemungutan suara.
Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Problematika Penyelesaian
Sengketa Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Konstitusi.
Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh
kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
B. Saran
Sebaik apa pun regulasi pemilu tanpa didukung ketiga prasyarat tersebut, tetaplah
pemilukada demokratis itu menghadapi masalah. Namun demikian, karena tidak mungkin
menunggu setelah terpenuhinya aspek kultural, pemilihan langsung baru dapat dilaksanakan,
maka regulasi, proses serta penegakan hukum pemilu harus ditata dan dilaksanakan secara
baik dan konsisten