You are on page 1of 2

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan ciri yang paling melekat untuk wilayah Indonesia.
Pertanian di Indonesia terbagi menjadi lima subsektor utama yaitu pertanian,
perkebunan, perhutanan, perikanan dan peternakan. Kelima subsektor tersebut
saling berkorelasi dalam upaya pembangunan pertanian. Sektor pertanian pada
umumnya juga berperan penting dalam upaya peningkatan pendapatan suatu
negara. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya kontribusi masing-masing sub
sektor pertanian terhadap PDB Indonesia tahun 2013 dibandingkan tahun 2014
menunjukan peningkatan pada sub sektor tanaman hortikultura dan peternakan,
sementara sub sektor tanaman pangan, perkebunan serta jasa pertanian dan
perburuhan mengalami penurunan (Kementerian Pertanian, 2015).
Menurut Sumastuti (2011), agribisnis secara sederhana adalah suatu konsep
yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain
yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Fungsional agribisnis adalah rangkaian
fungsi-fungsi kegiatan untuk memenuhi kegiatan manusia. Agribisnis sendiri
memiliki hubungan yang sangat erat dengan sektor pertanian. Hubungan yang
saling berkaitan tersebut diharapkan sektor pertanian dan agribisnis mampu
berperan dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Harapan berkembangnya
sektor pertanian dan agribisnis tidak hanya sekedar dalam pengembangan
komoditas pangan saja, melainkan ke semua komoditas termasuk perkebunan.
Subsektor perkebunan di Indonesia sejak jaman dahulu sudah terkenal
dimana-mana. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya masa penjajahan di
Indonesia oleh negara penjajah guna memanfaatkan dan mengeruk hasil kekayaan
alam Indonesia yang sangat melimpah. Wilayah Indonesia juga memiliki potensi
sebagai wilayah pengembangan subsektor perkebunan. Salah satu hasil perkebunan
yang paling diincar pada masanya adalah komoditas kopi, rempah-rempah, dan
masih banyak lagi. Sektor perkebunan biasanya memanfaatkan tanaman tahunan
untuk dibudidayakan. Tanaman tahunan yang paling banyak dibudidayakan dalam
subsektor perkebunan adalah tanaman kopi, kakao, karet, kelapa sawit, tembakau,

\
dan teh. Subsektor perkebunan sendiri juga mampu memberikan kontribusi sebesar
15,36 % (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyediaan input atau bahan baku usahatani komoditas kopi di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia?
2. Bagaimana proses pengembangan pasca panen di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia?
3. Bagaimana pemasaran produk kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyediaan input atau bahan baku apa saja yang digunakan
dalam usahatani komoditas kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
2. Untuk mengetahui proses pengembangan pasca panen kopi di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia.
3. Untuk mengetahui proses pemasaran produk kopi di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia.
1.3.2 Manfaat
1. Bagi pemerintah, diharapkan dengan adanya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
menjadi rujukan atau acuan dalam upaya pengembangan budidaya kopi di
Indonesia.
2. Bagi masyarakat, diharapkan dengan adanya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
masyarakat dapat mengembangkan usaha pengembangan produk kopi dengan
baik.
3. Bagi akademik, diharapkan dengan adanya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,
dunia pendidikan terutama bidang pertanian menjadikan materi pembelajaran
semakin beragam.

You might also like