You are on page 1of 7

e-J.

Agrotekbis 2 (5) : 510-516, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK


PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE
DI KOTA PALU

Added Value Analysis of Banana Fruit to be Banana Chips at Sofie Home Industry
in Palu City

Irwansyah Simin1)
1)
Student of Agribusiness Study Programe, Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu
e-mail : simin_irwansyah@yahoo.com

ABSTRACT

Agro-industrial activity is as an integral part of the development of agricultural sector. The agro-
industry effect can transform primary product to processed product, as well as low added value of
work culture into modern industrial work culture that creates high added value. The added value
here is the added value of bananas fruit into banana chips. This study aim is to determine the added
value earned of processing bananas fruit into banana chips, which is made by Sofie Home Industry.
Sampling was done by purposive sampling, with the consideration that the Sofie is one of the
industry producing banana chips in Palu. The responden in this research were the leadership and
employees of the company and the number of the respondents were 4 people. Results of this study
showed that the value added was the difference between the value of output, another input contribution
and raw material prices. The added value produced by Sofie industry is of Rp. 34333.34 / kg. The
added value ratio is as a percentage of added value to the output value. The ratio of added value of
the Sofie industry is of 81.44 %. The results of the value added ratio to the product was of 81.44 %,
it shows that every Rp. 100 of product value of banana chips will be obtained added value of Rp.
81.44.

Key words : Value added, banana chips business, sofie home industry

ABSTRAK

Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian. Efek
agroindustri mampu mentransformasikan produk primer keproduk olahan, sekaligus budaya kerja
bernilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah
tinggi. Nilai tambah yang dimaksud ialah nilai tambah buah pisang menjadi keripik pisang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan buah pisang
menjadi keripik pisang, yang dilakukan di Industri Rumah Tangga Sofie. Penentuan sampel
dilakukans ecara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa industri Sofie merupakan salah
satu penghasil keripik pisang di Kota Palu. Responden dalam penelitian ini yaitu pimpinan dan
karyawan perusahaan dengan jumlah responden sebanyak 4 orang. Hasil penelitian ini adalah nilai
tambah merupakan selisih antara nilai output, sumbangan input lain dan harga bahan baku. Nilai
tambah yang dihasilkan oleh industry Sofie sebesar Rp. 34.533,34/kg. Rasio nilai tambah merupakan
persentase antara nilai tambah dengan nilai output. Besarnya rasio nilai tambah pada industri Sofie
sebesar 81,44%. Dimana hasil dari rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 81,44%,
menunjukan bahwa setiap Rp 100 nilai produk keripik pisang akan diperoleh nilai tambah sebesar
Rp. 81,44.

Kata kunci : Nilai tambah, usaha keripik pisang, industri rumah tangga sofie

510
PENDAHULUAN fungsional antar subsistem off-farm hulu dan
on-farm, antara off-farm hulu dan on-farm
Bidang pertanian saat ini merupakan hilir dan terhadap subsistem panjang. Hal ini
salah satu bagian yang terus diupayakan yang merupakan kelemahan sistem agribisnis
untuk pengembangan agribisnis dalam rangka Indonesia antara lain terjadinya ketimpangan
meningkatkan pertanian yang modern, hal mana kekuatan antar subsistem agribisnis. Kekuatan
telah menjadi komitmen nasional. Indonesia pengelolaan pada subsistem on-farm (usahatani)
sebagai Negara agraris banyak menyadarkan yang kuat tidak didukung oleh penyediaan
kebutuhan hidupnya dari hasil bertani, karena bibit/benih yang cukup pada subsistem off-
itu sektor pertanian menjadi salah satu sektor farm hulu. Kekuatan pengelolaan pada subsistem
yang terus diandalkan untuk menunjang laju on-farm (produktivitas yang tinggi) tidak
pertumbuhan ekonomi nasional. didukung dengan kekuatan yang cukup pada
Strategi pembangunan pertanian yang subsistem off-farm hilir (pengolahan dan
berwawasan agribisnis dan agroindustri pada pemasaran hasil).
dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan Pengembangan industri dalam pembangunan
agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat dilihat sebagai usaha untuk meningkatkan mutu
penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu sumber daya manusia (antara lain dengan
menarik dan mendorong munculnya industri meningkatkan produktivitasnya) dan kemampuannya
baru di sektor pertanian, menciptakan struktur memanfaatkan secara optimal sumber daya
perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, alam dan daya produksi lainnya. Satu sama
menciptakan nilai tambah, meningkatkan lain hal itu harus disertai oleh usaha untuk
penerimaan devisa, menciptakan lapangan meluaskan ruang lingkup bidang jenis kegiatan
kerja dan memperbaiki pembagian pendapatan. manusia.
Pembangunan agribisnis di Indonesia Pembangunan sektor industri diarahkan
didukung dengan sumberdaya alam dan sumberdaya pada peningkatan kemajuan dan kemandirian
manusia yang secara kuantitas sangat mendukung perekonomian nasional dan peningkatan
namun dari segi kualitas masih kurang kesejahteraan rakyat. Peningkatan efisiensi dan
mendukung, karena pelaku agribisnis yang produktivitas serta inovasi dalam menghasilkan
didominasi oleh petani dan berdomisili di
barang dan jasa yang makin bernilai tambah
pedesaan masih memiliki tingkat pendidikan
serta berorientasi pada pasar baik dalam negri
yang relatif rendah, dengan keterampilan yang
masih rendah, serta kemampuan mengakses maupun luar negeri guna memperkokoh stuktur
teknologi rendah, yang menjadikannya faktor ekonomi nasional.
penghambat dalam pembangunan agribisnis Salah satu komoditi tanaman pangan
di Indonesia. yang mampu mendukung berdirinya beberapa
Sektor industri mempunyai hubungan industri adalah buah pisang. Pisang mempunyai
yang sangat erat dengan sektor pertanian, daya guna yang luas karena selain sebagai
sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan satu bahan baku industri pangan dan non pangan
sama lain. Salah satu hubungan itu adalah juga sebagai konsumsi rumah tangga.
usaha pembuatan keripik dengan ketersediaan Pendayagunaan pisang tidak hanya sebagai
buah sebagai bahan baku, salah satu buah makanan untuk buah-buahan, tetapi juga sebagai
yang digunakan sebagai bahan baku keripik produk olahan yang perdagangkan di pasar
yaitu pisang. internasional, seperti campuran makanan bayi.
Saragih (1997) menyatakan, bahwa Perekonomian Indonesia, subsektor
kondisi agribisnis di Indonesia saat ini masih agroindustri perkebunan secara tradisional
memiliki beberapa kelemahan. Sistem agribisnis menghasilkan berbagai komoditas, diantaranya
yang dipraktekkan masih banyak menampilkan pisang komoditas yang memiliki nilai tambah
ciri struktur dipersal, integrasi horizontal dan cukup baik, tersedia dalam jumlah yang besar,
asimetris. Struktur agribisnis yang dipersal serta mudah ditemukan di pasar. Kegiatan
dicirikan oleh tidak adanya hubungan organisasi agroindustri merupakan bagian integral dari

511
pembangunan sektor pertanian. Efek agroindustri rakyat adalah melalui pemberdayaan usaha
mampu mentransformasikan produk primer mikro kecil menengah (UMKM).
ke produk olahan, sekaligus budaya kerja Usaha agroindustri keripik pisang
bernilai tambah rendah menjadi budaya kerja termasuk kedalam agroindustri makanan dengan
industrial modern yang menciptakan nilai bahan baku utama pisang merupakan usaha
tambah tinggi (Suryana, 2005). tradisional yang banyak dilakukan masyarakat
dan telah berkembang sejak lama di Kota
Tabel 1. Produksi Keripik Pisang pada Industri Palu. Usaha ini dilakukan turun temurun
Rumah Tangga Sofie pada Bulan meskipun dari skala usaha sebagian kurang
September – Januari berkembang. Perkembangan usaha pembuatan
Jumlah
keripik pisang pada Industri Rumah Tangga
Produksi Sofie ditunjang dengan ketersediaan bahan
Bahan
No. Bulan Keripik baku yang ada dan cara pengolahannya menjadi
Baku
Pisang(kg) keripik pisang, yang dikenal dengan Keripik
(Tandan)
1. September 5 30 Pisang Sofie.
2. Oktober 6 36
Berdasarkan uraian diatas maka
3. November 5 30
rumusan masalah pada penelitian ini yaitu
4. Desember 8 48
berapa besar nilai tambah yang diberikan
5. Januari 10 60 buah pisang setelah diolah menjadi keripik
pisang di Industri Rumah Tangga Sofie di
Sumber : Industri Rumah Tangga Sofie, 2013 Kota Palu.
Tabel 1. menunjukkan produksi keripik Tujuan Penelitian ini adalah untuk
pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie mengetahui berapa besar nilai tambah yang
pada Bulan September sampai dengan Januari, diberikan buah pisang setelah diolah menjadi
dimana pada Bulan September jumlah bahan keripik pisang pada Industri Rumah Tangga
baku yang diproduksi sebanyak 5 tandan buah Sofie di Kota Palu.
pisang dan produksi sebesar 30 kg, Bulan
Oktober jumlah bahan baku sebanyak 6 tandan METODE PENELITIAN
buah pisang dengan produksi sebesar 36 kg.
Bulan November memproduksi buah pisang Tempat dan Waktu Penelitian
sebanyak 5 tandan dan menghasilkan produksi Penelitian ini dilaksanakan di Industri
sebesar 30 kg. Rumah Tangga Sofie yang bertempat di Jalan
Pada bulan desember industri rumah Zebra V Lorong I No 5 Kelurahan Birobuli
tangga sofie memproduksi buah pisang sebanyak Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu.
8 tandan dan menghasilkan produksi keripik Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja
pisang sebanyak 48 kg. Bulan januari jumlah (purposive) dengan pertimbangan bahwa Industri
bahan baku yang diproduksi sebanyak 10 Rumah Tangga Sofie merupakan salah satu
tandan buah pisang sehingga menghasilkan industri penghasil keripik pisang yang ada
60 kg keripik pisang. Produksi keripik pisang di Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada
setiap bulannya mengalami fluktuatif dikarenakan
permintaan konsumen. Bulan April – Mei 2013.
Pengembangan agroindustri dengan Penentuan Responden
bahan baku yang tersedia dalam jumlah dan Responden dalam penelitian ini
waktu yang sesuai, merupakan syarat kecukupan adalah 1 orang pimpinan dan 3 orang karyawan
untuk berproduksi secara berkelanjutan. Industri Rumah Tangga Sofie. Penentuan
Optimalisasi nilai tambah dicapai pada pola responden dilakukan secara sengaja (purposive)
industri yang berintegrasi langsung dengan dengan pertimbangan bahwa pimpinan perusahaan
usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. dan karyawan dapat memberikan informasi
Salah satu agenda pembangunan Indonesia tetang proses pengolahan keripik pisang dan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan data yang dibutuhkan. Jumlah responden sebanyak
4 orang, terdiri atas 1 orang pimpinan perusahaan

512
dan 3 orang karyawan yang terdiri atas 2 orang Konsep Operasional
karyawan bagian produksi dan 1 orang bagian 1. Industri ialah kegiatan ekonomi yang
pengemasan diIndustri Rumah Tangga Sofie. dilakukan oleh Industri Rumah Tangga
Sofie dalam menghasilkan suatu produk
Pengumpulan Data
berupa keripik pisang.
Data yang digunakan pada penelitian
2. Keripik pisang adalah hasil produksi
ini terdiri atas data primer dan data sekunder.
dari olahan Industri Rumah Tangga Sofie.
Data primer diperoleh dengan cara observasi
3. Produksi adalah keripik pisang olahan
dan wawancara langsung dengan pimpinan
dari Industri Rumah Tangga Sofie yang
perusahaan dan 3 orang karyawan Industri
dihasilkan pada bulan Maret dan dinilai
Rumah Tangga Sofie dengan menggunakan
dalam rupiah.
daftar pertanyaan (Questionaire), sedangkan
4. Harga output adalah harga keripik pisang
data sekunder diperoleh dari instansi terkait
dalam kemasan 150 gram dinilai dalam
dan literatur yang relevan dengan tujuan
satuan rupiah.
penelitian ini.
5. Nilai tambah adalah selisih antara nilai
Analisis Data produk keripik pisang dengan nilai
Analisis data yang digunakan dalam bahan baku berupa buah pisang sepatu
penelitianini adalah analisis nilai tambah. yang dikeluarkan dalam Industri Rumah
Dari hasil perhitungan akan dihasilkan perkiraan Tangga Sofie dinilai dalam satuan rupiah.
nilai tambah (Rp/kg) dan keuntugan (Rp/kg). 6. Bahan baku yang digunakan Industri
Rumah Tangga Sofie dalam pembuatan
Tabel 2. Perhitungan Nilai Tambah Menurut keripik pisang adalah buah pisang sepatu.
Metode Hayami 7. Responden ialah pemilik Industri Rumah
No Variabel Nilai Tangga Sofie beserta 8 orang tenaga kerja
Output, Input, dan Harga yang memiliki keahlian masing masing
1. Output yang dihasilkan A dalam bidang pengupasan, pengirisan,
(kg/hari) penggorengan, dan pengemasan yang
2. Bahan baku yang B
digunakan (kg/hari)
memproduksi keripik pisang.
3. Tenaga Kerja (jam/hari) C 8. Koefisien tenaga kerja menunjukan
4. Faktor konversi (1/2) d = a/b banyaknya tenaga kerja yang diperlukan
5. Koefisien tenaga kerja e = c/b oleh Industri Rumah Tangga Sofie dalam
(3/2) mengolah keripik pisang.
6. Harga output (Rp/kg) F
7. Upah rata-rata tenaga kerja
9. Imbalan bagi tenaga kerja menunjukkan
(Rp/jam) besarnya upah yang diterima oleh tenaga
Pendapatan dan G kerja langsung dinilai dalam satuan rupiah.
Keuntungan 10. Nilai output menunjukan jumlah keripik
8. Harga bahan baku (Rp/kg H pisang yang dihasilkan Industri Rumah
bahan baku)
9. Sumbangan input lain I
Tangga Sofie dari hasil pengolahan
(Rp/kg output) buah pisang sepatu menjadi keripik
10. Nilai output (4 x 6) (Rp) j=dxf pisang yang siap untuk dikonsumsi.
11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) k=j–h–i 11. Keuntungan ialah selisih antara total
(Rp) penerimaan dengan total biaya produksi
b. Rasio nilai tambah l (%) = (k/j)
(11a/10) x 100%) x 100 %
dari hasil pengolahan tanaman pisang
12. a. Imbalan tenaga kerja (5 m=exg sepatu menjadi keripik pisang di Industri
x 7) (Rp) Rumah Tangga Sofie yang dinilai dalam
b. Bagian tenaga kerja n (%) = (m/k) satuan rupiah .
(12a/11a) x 100%) x 100% 12. Tingkat keuntungan Industri Rumah
13. a. Keuntungan (11a – 12a) o=k–m
(Rp)
Tangga Sofie ialah persentase keuntungan
b. Tingkat keuntungan p (%) = (o/k) yang diterima dibagi dengan nilai tambah
(13a/11a) x 100%) x 100%
Sumber : Hayami, et al 1987
513
yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Tabel 3. menunjukan bahwa biaya
Sofie. tetap produksi keripik pisang pada industri
rumah tangga Sofie sebesar Rp. 283.825 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN di keluarkan pada setiap bulan.

Produksi Keripik Pisang pada Indutri Rumah Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya
Tangga Sofie Per Bulan. Proses produksi keripik yang totalnya berubah secara proporsional
pisang dilakukan dari pengupasan, pengirisan, dengan perubahan total kegiatan atau volume
penggorengan dan pengemasan. Proses produksi yang berkaitan dengan biaya variabel tersebut.
tersebut dilakukan oleh 4 orang karyawan. Biaya variabel pada produksi keripik pisang
Produksi keripik pisang pada industri rumah pada industri rumah tangga Sofie per bulan
tangga Sofie dilakukan 4 kali produksi dalam tahun 2013, dapat disajikan Tabel 4.
satu bulan, dalam satu kali produksi industri Tabel 4. Biaya Variabel Produksi Keripik
rumah tangga Sofie membutuhkan 22,5 kg Pisang Industri Rumah Tangga Sofie
pisang sepatu dapat menghasilkan 18 kg keripik Per Bulan.
pisang. Sehingga dalam satu bulan industri No Jenis Biaya Nilai (Rp/Bulan)
rumah tangga Sofie menghasilkan keripik 1 Tenaga Kerja 788.000
pisang sebanyak 72 kg dan kemudian keripik 2 Bahan Baku 468.000
pisang tersebut dikemas dalam kemasan 150 g 3 Bahan Penolong 192.000
dengan harga Rp. 8.000 4 Lain-Lain : 860.000
Biaya Produksi Keripik Pisang pada Industri a. Cetak kemasan
b. Listrik
Rumah Tangga Sofie di Kota Palu Per Bulan.
c. Bahan bakar
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
yang dapat diukur dalam satuan uang yang Jumlah 3.308.000
telah terjadi atau secara potensial akan terjadi Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2013
untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya produksi Tabel 4. menunjukan bahwa biaya
secara umum merupakan total semua biaya variabel sebesar Rp. 3.308..000 yang harus
yang digunakan dari persiapan produksi sampai di keluarkan pada setiap bulan. Biaya variabel
pada pemasaran keripik pisang. Total biaya ini ditentukan oleh besar kecil jumlah produksi
ini di peroleh dari penjumlahan antara biaya yang akan direncanakan.
tetap dengan biaya variabel.
Biaya Total Produksi Keripik Pisang pada
Biaya Tetap. Biaya Tetap adalah fixed cost Industri Rumah Tangga Sofie di Kota Palu
yaitu biaya perusahaan yang besarnya tidak Per Bulan. Biaya total merupakan keseluruhan
dipengaruhi oleh volume kegiatan perusahaan, jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, yaitu
baik datam produksi maupun dalam penjualan. merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan
Biaya tetap pada penelitian ini meliputi nilai biaya variabel. Total biaya produksi keripik
penyusutan alat dan pajak kendaraan pada pisang berdasarkan pada tabel 5 dan 6 yang
industri rumah tangga Sofie. Biaya tetap disajikan harus dikeluarkan oleh industri rumah tangga
pada Tabel 3. Sofie dalam memproduksi keripik pisang setiap
Tabel 3. Biaya Tetap Produksi Keripik Pisang bulannya sebesar Rp. 70.691.446,91.
Industri Rumah Tangga Sofie, Per Tabel 5. Biaya total produksi Keripik Pisang
Bulan. pada Industri Rumah Tangga Sofie
No Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan) per Bulan, Tahun2013.
1 Penyusutan Alat 254.625 No Jenis Biaya Nilai (Rp/bulan)
2 Pajak 25.000 1. Biaya Tetap 279.625
Jumlah 279.625 2. Biaya Variabel 3.308.000
Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2013 Jumlah 3. 587.625
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2013

514
Pendapatan Produksi Keripik Pisang pada Tabel 6. Perhitungan Nilai Tambah Produksi
Industri Rumah Tangga Sofie Per Bulan. Keripik pisang pada Industri Rumah
Pendapatan atau laba merupakan selisih antara Tangga Sofie di Kota Palu Menggunakan
penghasilan penjualan di atas semua biaya Metode Hayami
dalam periode tertentu. Pendapatan merupakan
hasil yang diperoleh dari selisih antara total No Variabel Nilai
penerimaan (TR) dengan total biaya produksi Output, Input, dan Harga
1 Output yang dihasilkan 72
(TC). Tinggi rendahnya pendapatan akan sangat (kg/proses)
dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang 2 Bahan baku yang 90
dicapai. Jumlah pendapatan atau laba sangat digunakan (kg/proses)
tergantung pada jumlah penerimaan dan 3 Tenaga Kerja 8
besarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses (jam/proses)
produksi. Pendapatan produksi keripik pisang 4 Faktor konversi (1/2) 0,80
pada industri rumah tangga Sofie yaitu sebesar 5 Koefisien tenaga kerja 0,08
Rp. 1.228.375 (3/2)
6 Harga output (Rp/kg) 53.000
Perhitungan Nilai Tambah Produksi Keripik 7 Upah rata-rata tenaga 14.500
Pisang pada Industri Rumah Tangga Sofie kerja (Rp/jam)
di Kota Palu. Nilai tambah adalah selisih Pendapatan dan
antara komoditas yang mendapat perlakuan Keuntungan
pada tahap tertentu dengan nilai korbanan 8 Harga bahan baku (Rp/kg 5.200
yang digunakan selama proses berlangsung. bahan baku)
9 Sumbangan input lain 2.666,66
Kegiatan subsistem pengolahan alat analisis
(Rp/kg output)
yang sering digunakan adalah alat analisis 10 Nilai output (4 x 6) (Rp) 42.400
nilai tambah.
Analisis nilai tambah merupakan metode 11 a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) 34.533,34
(Rp)
perkiraan bahan baku yang dapat perlakuan
b. Rasio nilai tambah 81,44 %
khusus untuk mendapatkan nilai, Sehingga (11a/10) x 100%)
memperoleh nilai tambah. Perhitungan nilai 12 a. Imbalan tenaga kerja (5 660
tambah produksi keripik pisang pada industri x 7) (Rp)
rumah tangga Sofie di Kota Palu disajikan b. Bagian tenaga kerja 1.91%
pada Tabel 6. (12a/11a) x 100%)
Tabel 6. menunjukan perhitungan nilai 13 a. Keuntungan (11a – 33.873,34
tambah produksi keripik pisang dalam 1 kali 12a) (Rp)
produksi dan banyaknya produk olahan dalam b. Tingkat keuntungan 98,08%
satu kilogram pisang sepatu. Output yang (13a/11a) x 100%)
dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Sofie Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2013
dalam 1 kali proses produksi sebesar 72 kg
keripik pisang dengan mengunkan 90 kg pisang Nilai faktor konversi dapat dihitung
sepatu. Harga jual keripik pisang dalam 1 kg berdasarkan pembagian antara nilai output
sebesar Rp 53.000. yang dihasilkan dengan bahan baku yang
Input lain atau bahan penolong yang digunakan ( input). Nilai faktor konversi pada
digunakan dalam satu bulan proses produksi Industri Rumah Tangga Sofie yaitu sebesar
oleh industri keripik pisang yaitu terdiri dari 0,80 didapat dari pembagian antara output
garam12 gr dengan harga Rp. 1.000/gram, yang dihasilkan sebesar 72 kg keripik pisang
minyak goreng 9 L dengan harga sebesar dengan input yang digunkan sebesar 90 kg
Rp. 12.000/liter, minyak tanah 6 L dengan pisang sepatu. Satu kali proses produksi keripik
harga sebesar Rp. 6.500/liter. jadi jumlah bahan pisang, menggunakan 8 orang tenaga kerja
penolong produksi keripik pisang ini sebesar dengan waktu yang digunakan seabanyak 8
Rp. 192.000.
515
jam, dengan upah rata-rata tenaga kerja sebesar tenaga kerja yang diterima untuk setiap kilogram
Rp. 14.500/jam. keripik pisang sebesar Rp. 660. Bagian tenaga
Koefisien tenaga kerja adalah nilai kerja diperoleh dari persentase antara imbalan
pembagian dari jumlah jam kerja tenaga kerja tenaga kerja terhadap nilai tambah. Bagian
yang digunakan dengan jumlah bahan baku tenaga kerja pada industri ini Sofie sebesar 1,91%.
Keuntungan perusahaan merupakan
yang digunakan dalam kegiatan produksi.
selisih antara nilai tambah dengan tenaga kerja,
Koefisien tenaga kerja menunjukkan banyaknya sehingga dianggap sebagai nilai tambah bersih
jam kerja tenaga kerja yang diperlukan untuk yang diterima oleh perusahaan. Keuntungan
mengolah satu-satuan input (Hayami, et al. yang didapat dari usaha keripik pisang oleh
1987). Koefisien tenaga kerja pada industri industri Sofie sebesar Rp. 33.873,34 dengan
Sofie diperoleh dari pembagian antara jam tingkat keuntungan sebesar 98,08% .
tenaga kerja sebanyak 8 jam dengan bahan
baku (input) yang digunakan sebanyak 90 kg KESIMPULAN DAN SARAN
pisang sepatu, jadi koefisien tenaga kerja yang
didapatkan sebesar 0,08. Kesimpulan
Bahan baku yang digunakan untuk Berdasarkan hasil dan pembahasan
pengolahan keripik pisang ada 2 yaitu bahan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai
baku utama dan bahan penolong (input lain). berikut ialah produksi keripik pisang pada
Nilai sumbangan input lain diperoleh dari industri rumah tangga Sofie dilakukan empat
pembagian antara jumlah bahan penolong yang kali produksi dengan menggunakan 22.5 kg
digunakan sebesar Rp. 192.000/bulan dengan pisang sepatu dalam satu kali proses produksi
jumlah output yang dihasilkan sebanyak 72 menghasilkan 18 kg keripik pisang, dalam
kg/bulan, sehingga didapatkan nilai sumbangan satu bulan produksi keripik pisang pada industri
input lain sebesar Rp. 2.666,66/kg. ini sebanyak 72 kg. Nilai tambah produksi keripik
Nilai output merupakan perkalian pisang dipengaruhi oleh besarnya nilai output,
antara faktor konversi dengan harga produk harga bahan baku dan nilai sumbagan input
lain. Nilai tambah keripik pisang pada industri
yang dihasilkan (output). Faktor konversi sebesar
rumah tangga Sofie sebesar Rp. 34.533,34/kg.
0,80 dikalikan dengan harga jual keripik pisang
sebesar Rp. 53.000/kg, sehingga besar nilai Saran
output yang dihasilkan dari tiap kilogram Untuk memperoleh nilai tambah dan
daging mentah sebesar Rp. 42.400. keuntungan yang besar maka perusahaan harus
Output, sumbangan input lain dan harga lebih mengefisienkan biaya produksi yang
bahan baku. Nilai tambah yang dihasilhan oleh dikeluarkan, terutama berkaitan dengan bahan
industri Sofie sebesar Rp. 34.533,34/kg. Rasio baku yang digunakan.
nilai tambah merupakan persentase antara
nilai tambah dengan nilai output. Besarnya DAFTAR PUSTAKA
rasio nilai tambah pada industri Sofie sebesar Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. 1987.
81,44%. Dimana hasil dari rasio nilai tambah Agricultural Marketing and Processing in
terhadap nilai produk sebesar 81,44%. Upland Java A Perspective From A Sunda
menunjukan bahwa setiap Rp. 100 nilai produk Village.Bogor :CPGRT Centre.
keripik pisang akan diperoleh nilai tambah Saragih B., 1997. Peninkatan Keunggulan Daya Saing
sebesar Rp. 81,44 Agribisnis Memasuki Era Persaingan. Pusat
studi pembangunan institut pertanian bogor.
Imbalan tenaga kerja diperoleh dari
perkalian antara koefisien tenaga kerja dengan Suryana. (2005). Berbagai masalah kesehatan anak
dan balita . Jakarta: Dani Abadi.
upah rata-rata tenaga kerja. Besar imbalan

516

You might also like