Professional Documents
Culture Documents
Naskah Masuk : 13/9/2012 As a system, agriculture is a growth engine related to each other: on-farm,
off-farm and supporting sub systems. Capital and innovation are main driver
Naskah Revisi : 15/9/2012 of the integrated agriculture (agribusiness system). Hitherto,innovations in
Naskah Terima : 29/1/2013 agribusiness system (especially on-farm) are still based on farmers’
conventional experiences, which become learning materials that are
accumulated into farmers’ knowledge. However, farmer experiences need a
Keywords: long time period and spends a great expense (learning cost), which results in
Innovation System, uncompetitive agricultural products related to cost and quality. Agricultural
System Thinking, research institutions are still not be able to produce significant innovations
ST Agriculture, for farmers. By the presence of research institution, learning cost and time
Research, period can be more efficient, not burden farmers which will reduce farmers'
Agribusiness System, income. Conception-adoption model of ST (science and technology) in
Action Research agribusiness system is the main structure in frugal innovation system that one
of its objectives is to produce competitive and qualified agricultural products.
Research institution in the agricultural frugal innovation plays a strategic
role as agricultural ST conception-adoption accelerator which is efficient
and innovative. As a result, farmers can produce high quality products in low
cost and high productivity and affect to the farmers income improvement. In
practice, these efforts can be delivered by multiply interaction mechanism
between farmers and researchers of research institutions in the development
of ST agricultural innovation. The next step can be improved as an action
research, which means that any research produced must be applied and each
activity applied should be a research based.
SARI KARANGAN
Kata kunci: Sebagai suatu sistem, sektor pertanian merupakan mesin pertumbuhan yang
Sistem Inovasi, satu sama lain saling terkait antara on-farm, off-farm dan sub sektor
Berpikir Sistem, pendukungnya. Modal dan inovasi menjadi penggerak utama dalam sektor
Iptek Pertanian, pertanian terintegrasi (sistem agribisnis). Inovasi dalam sistem agribisnis
Riset, sampai saat ini (terutama on-farm) masih bersifat konvensional yang
Sistem Agribisnis, didasarkan kepada pengalaman petani. Pengalaman menjadi bahan
Riset Terapan pembelajaran yang terakumulasi menjadi pengetahuan bagi petani. Hal
tersebut memerlukan waktu yang lama dan menghabiskan biaya besar (biaya
pembelajaran) sehingga pada akhirnya produk pertanian yang dihasilkan tidak
kompetitif dari aspek biaya maupun kualitas. Lembaga riset di sektor
pertanian masih belum dapat menghasilkan inovasi yang signifikan bagi
petani. Dengan adanya lembaga riset, biaya pembelajaran dan waktu yang
lama dapat direduksi agar menjadi lebih singkat dan biaya yang lebih murah,
bukan menjadi beban petani yang kemudian mengurangi pendapatan petani.
Model konsepsi-adopsi Iptek agribisnis menjadi struktur utama dalam sistem
inovasi frugal yang salah satu tujuannya menghasilkan produk pertanian yang
kompetitif dan berkualitas. Lembaga riset dalam inovasi frugal pertanian
memiliki peran strategis sebagai akselerator konsepsi dan adopsi Iptek
pertanian yang efisien dari aspek waktu dan biaya, dan inovatif sehingga para
petani dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya murah dan
produktivitas yang tinggi dan dampaknya pendapatan petani meningkat. Pada
tataran praktis upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara memperbanyak
mekanisme interaksi antara pelaku usahatani dengan peneliti lembaga riset
dalam pengembangan inovasi Iptek pertanian. Langkah aplikasinya dapat
dalam bentuk riset terapan (action research), artinya setiap riset yang
dihasilkan harus diaplikasikan dan setiap kegiatan yang diterapkan harus
berbasis riset.
© Warta KIML Vol. 10 N0. 2 Tahun 2012: 67—82
Sumber: Tahun 1970an–1990an William L. Collier (1996), Tahun 2000an-sekarang Dede Mulyanto (2009)
Gambar 1. Produktivitas Padi di Pulau Jawa Dalam Kurun Waktu 40 tahun
68 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 69
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
70 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
Davis dan Goldberg menjelaskan ruang Ilmu pengetahuan, riset dan teknologi di
lingkup agribisnis ke dalam beberapa kegiatan: sektor pertanian pada sistem agribisnis sejak
1) pembuatan dan penyaluran sarana produksi awal pembangunan pertanian dijalankan di
untuk kegiatan budidaya pertanian, 2) kegiatan Indonesia merupakan unsur penting yang harus
budidaya atau produksi dalam usaha tani, dan 3) ada pada setiap subsistem mulai dari hulu
penyimpanan, pengolahan serta distribusi sampai ke hilir. Inovasi menjadi indikator
berbagai komoditas pertanian dan produk- penting dalam pembangunan agribisnis dalam
produk yang memakai komoditas pertanian arti luas atau secara spesifik pembangunan
sebagai bahan baku. pertanian dari aspek budidaya (on-farm)
Pembangunan sistem agribisnis didorong pertanian.
oleh inovasi yang dikembangkan menggunakan
kemajuan teknologi pada setiap subsistem 3.2 Struktur Model Sistem Inovasi
agribisnis. Hal tersebut harus diikuti dengan Frugal Sektor Pertanian
peningkatan kemampuan sumberdaya manusia Model dalam suatu sistem dibangun oleh
sehingga dapat sejalan dengan kemajuan beberapa struktur utama yang di dalamnya
teknologi yang digunakan. Unsur pengetahuan terdiri atas unsur-unsur yang terkait satu sama
dan keterampilan petani menjadi fokus utama lain (Sasmojo, 2004). Sistem inovasi dalam hal
pada kegiatan usahatani subsistem usahatani. ini dibangun oleh struktur ilmu pengetahuan,
riset, dan teknologi dalam sistem agribisnis yang
Lembaga penelitian dan pengembangan
di dalamnya terdiri atas unsur-unsur yang saling
harus ada pada setiap subsistem agribisnis
berkaitan dan mempengaruhi. Struktur lainnya
dengan produktifitas keluaran teknologi baru
yang tidak kalah penting membangun struktur
yang dapat digunakan oleh para pelaku di setiap
model sistem inovasi adalah struktur permintaan
subsistem. Teknologi yang dihasilkan harus
kualitas produk pertanian, dan struktur
dapat merespon permintaan pasar sehingga nilai
pembiayaan riset untuk menghasilkan Iptek
tambah yang dihasilkan dari aktivitas agribisnis
pertanian (Gambar 2).
mampu memberikan kesejahteraan bagi para
pelaku yang terlibat di dalamnya (Saragih, Struktur sistem inovasi di atas
2001). menggambarkan bagaimana peran pemerintah,
Adopsi Iptek
Pembiayaan
Riset
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 71
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
perguruan tinggi atau lembaga riset dan pihak menghasilkan suatu produk dengan
swasta saling berinteraksi membentuk suatu menggunakan sumberdaya hayati.
sistem inovasi sesuai dengan kondisi yang ada Kegiatan usahatani dilakukan secara rutin
saat ini. Sistem usahatani yang dilakukan oleh dijalankan oleh petani yang dalam konteks
petani memiliki keterkaitan yang erat dengan waktu dijalankan secara berulang-ulang. Lingkar
pihak swasta yang menyerap produk pertanian R1 (Gambar 3) merupakan pusat pertumbuhan
dan lembaga riset sebagai sumber inovasi ilmu utama sektor pertanian, dimana produksi hasil
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki petani. pertanian menjadi indikator yang memberikan
Dengan struktur pertanian saat ini sulit dampak besar bagi pendapatan petani. Semakin
dilakukan perbaikan menuju peningkatan banyak produksi pertanian yang dihasilkan,
kesejahteraan petani. Perbaikan kesejahteraan pendapatan yang diterima petani akan semakin
petani dapat diawali dengan perbaikan baik. Hal tersebut tentunya harus dibarengi
produktivitas. Nisbah antara output terhadap dengan efisiensi penggunaan input sarana
input atau kapasitas seseorang melakukan produksi.
produksi merupakan ukuran daya saing. Petani sebagai pengelola usahatani adalah
Semakin tinggi produktivitas maka semakin baik penentu keputusan dalam proses mengolah
daya saing usaha tersebut. Peningkatan sumberdaya hayati sampai menghasilkan suatu
produktivitas akan dapat terwujud melalui produk pertanian, bagi petani padi keluaran
inovasi, yaitu temuan baru yang mampu produknya berupa gabah. Keterampilan dan
menggandakan nilai produk secara besar (Porter, pengetahuan yang dimiliki petani akan
1999; Bantacut, 2011). berpengaruh terhadap pengelolaan usahatani
Selama ini inovasi pada sistem usahatani yang dilakukan terutama pada penggunaan
yang dilakukan petani (khususnya padi) teknologi guna meningkatkan produktivitas dan
mengalami stagnasi pasca gerakan Revolusi kualitas produk pertanian.
Hijau (terlepas dari dampak buruk Revolusi Kemampuan manusia (keterampilan, keahl-
Hijau) dilihat dari peningkatan produktivitas ian dan kreativitas) merupakan salah satu
yang kurang agresif setelah tahun 90-anˡ. Inovasi prasyarat penggunaan teknologi bagi
adalah metode proses produksi yang berbeda pengembangan pertanian yang berkelanjutan
dari metode biasa dalam suatu proses produksi dan teknologi itu sendiri merupakan salah satu
agar produksi yang dihasilkan dapat berjumlah syarat pokok dalam membangun sistem
besar dan kualitas yang baik. Bantacut (2011) pertanian. Teknologi usahatani dapat diartikan
menjelaskan peran inovasi dalam agroindustri “bagaimana cara melakukan pekerjaan
untuk memperbaiki produktivitas dalam semua usahatani” (Sa’id, 2001; Mosher, 1978).
dimensi. Peningkatan produktivitas hasil usahatani tidak
dapat dilepaskan dari teknologi dan
3.3 Sistem Usahatani keterampilan yang dimiliki petani. Perubahan
Setiap petani pada hakekatnya menjalankan teknologi yang dinamis harus dapat diikuti
sebuah pertanian di atas usahataninya. Usahatani peningkatan keterampilan petani penggunanya.
merupakan sebuah perusahaan karena tujuan Saat ini di Indonesia, keterampilan dan
setiap petani bersifat ekonomis, yaitu pengetahuan petani (komoditas padi) masih
memproduksi hasil-hasil untuk dijual maupun bertumpu kepada pengalaman usahatani saja
digunakan oleh keluarganya sendiri (Mosher, (lingkar R2). Unsur coba-coba seperti ini
1978). Kegiatan usaha tani dalam hal ini adalah memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengusahakan input produksi untuk dapat menjadi sebuah pengetahuan baru bagi
ˡ Berdasarkan data yang terdapat dalam Collier, William. 1996. Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan di Jawa
72 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
Adopsi
Iptek
Permintaan Pertanian
Kualitas
Produk Keterampilan Pengetahuan
+
Pertanian Petani Petani
+ Waktu transformasi
+ Pendidikan formal
pengalaman ke
Produktivitas petani
pengetahuan baru
Pertanian
R2
Lamanya Waktu
+ +
Harga Produk Penjualan produk sbg Petani
Pertanian + Produksi Pertanian + Pengalaman
pertanian Usahatani
+ + +
petani. Setelah pengetahuan tersebut teruji di produksi per satuan luas lahan cenderung
kalangan petani (dari usahatani yang dilakukan) stagnan (Gambar 4). Baru beberapa tahun
barulah terjadi penyebaran pengetahuan kepada terakhir saja muncul suatu upaya peningkatan
petani yang lain dalam bentuk keterampilan produktivitas yang dikenal dengan gerakan
untuk diterapkan pada usahatani mereka. P2BN (Program Peningkatan Produksi Beras
Pengetahuan dan keterampilan petani yang Nasional). Upaya tersebut secara masif
didasarkan kepada pengalaman usahatani masih dilaksanakan hampir di seluruh Indonesia
menjadi rujukan utama bagi para petani saat ini melalui paket penyuluhan dan pengenalan
untuk menjalankan bisnis usahataninya (Gambar teknologi pada aktivitas budidaya (on-farm)
3). tanaman padi.
Walaupun tidak signifikan (berdasarkan Secara ekonomi Budiono (Wakil Presiden
observasi lapangan) peran penyuluh cukup RI) menyatakan antara 1970 sampai awal 1990
memberikan pengetahuan kepada petani dalam sektor pertanian Indonesia masih alami
rangka adopsi ilmu pengetahuan dan teknologi peningkatan produktivitas per tahun rata-rata 2,4
budidaya padi seperti pengendalian hama dan persen dan kenaikan itu meningkat selama 20
teknik budidaya. Namun, keberadaan penyuluh tahun, tetapi setelah awal pertengahan 1990
pertanian, banyak dikeluhkan petani, tidak kecenderungan itu membalik mengingat
berpengaruh banyak terhadap peningkatan produktivitas itu menurun 0,6 persen per tahun
produktivitas padi yang dihasilkan. selama beberapa tahun hingga 2011².
Sebagai gambaran produktivitas padi di Produktivitas berkaitan dengan pencapaian
Pulau Jawa mengalami pertumbuhan yang efisiensi dan efektivitas usahatani. Dengan
dramatis pada saat dilakukan program Revolusi meningkatnya efisiensi, kebutuhan akan sumber
Hijau (tahun 1970an sampai 1990an). Saat itu daya (input) atau sarana produksi akan menurun
produktivitas dalam kurun waktu 20 tahun sehingga biaya produksi pun menurun.
meningkat dua kali lipat. Namun memasuki era Menurunnya biaya produksi akan meningkatkan
tahun 2000an nyaris tidak ada inovasi dari sisi keuntungan dan daya saing hasil produksi
peningkatan produktivitas padi yang signifikan, (Sa’id, 2004).
² Republika Online ( Budiono: Anggaran Penelitian Pertanian RI Terendah di ASEAN), Rabu, 11 Januari 2012, 11:25 WIB
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 73
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
Dilakukan upaya
perubahan
Sumber: Tahun 1970an–1990an William L. Collier (1996), Tahun 2000an-sekarang Dede Mulyanto (2009)
Gambar 4. Perkembangan Produktivitas Padi di Perdesaan Pulau Jawa
3.4 Konsepsi dan Adopsi Iptek Pertanian oleh lembaga riset atau lembaga penelitian dan
Model konsepsi dan adopsi suatu inovasi pengembangan (Litbang) berdampak kepada
merupakan bagian dari tatakelola teknologi yang kegagalan adopsi yang dilakukan pada tingkat
secara khusus menaruh perhatian pada petani. Banyak para pelaku usahatani (hasil
keterlibatan objek-objek teknis dan benda-benda observasi) menganggap bahwa teknologi yang
alamiah dalam tatakelola. Dinamika perubahan diperkenalkan kepada mereka tidak sesuai
yang terjadi dalam tatakelola memerlukan upaya dengan kebutuhan, sehingga tidak jarang banyak
untuk mengadaptasinya. Perubahan-perubahan teknologi atau objek teknis bantuan pemerintah
sosial, ekonomi, politik, teknologi dan kemudian tidak digunakan dan dibiarkan begitu
lingkungan direspon secara berbeda oleh petani. saja (Lingkar B2) (Gambar 5).
Fase konsepsi berawal dari problematisasi atas Berdasarkan metode sistem archetype,
situasi praktis tertentu, dan bermuara pada suatu struktur yang terbentuk dalam konsepsi dan
konsepsi atas konfigurasi yang spesifik – adopsi Iptek pertanian berupa lingkar negatif
konsepsi teknologi (Yuliar, 2009; Setiawan, (negative feedback). Artinya, inovasi teknologi
2012). yang dihasilkan bukan merupakan pertumbuhan,
Konsepsi Iptek (ilmu pengetahuan dan tetapi lebih kepada penyeimbang yang bisa
teknologi) di sektor pertanian sebagian besar di sewaktu-waktu bisa bersifat berkebalikan. Oleh
Indonesia masih bersifat konvensional dengan karena itu diperlukan modifikasi struktur dengan
proses yang sangat lama. Pengalaman usahatani menghubungkan antara kegiatan riset yang
dengan kemungkinan peluang berhasil atau dilakukan dengan kebutuhan riset pertanian
gagal merupakan rujukan utama sebagian besar yang berasal dari petani agar membentuk lingkar
petani dalam mengonsepsi suatu Iptek (Lingkar positif (positive feedback) (lingkar R3),
R2). Lambannya konsepsi Iptek ini kemudian sehingga inovasi teknologi dimulai dari tahap
diperparah dengan rendahnya tingkat adopsi konsepsi sampai tahap adopsi merupakan proses
Iptek hasil riset pada tahap pengenalan dan yang terus tumbuh (growth).
aplikasi di tingkat petani (Lingkar B1). Pada kondisi nyata, riset sektor pertanian
Rendahnya tingkat kesesuaian riset antara saat ini sangat jarang didasarkan kepada
kebutuhan riset yang diinginkan petani atau persoalan usahatani yang dijalankan oleh petani.
pelaku usahatani dengan riset yang dilakukan Para peneliti lembaga riset (perguruan tinggi
74 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
Ketersediaan + Teknologi di
teknologi di petani Petani
Kebutuhan
+
B2 Pelatihan
+ +
<Kesesuaian Kegiatan Pelatihan dan
<Kesesuaianriset
riset + Adopsi Teknologi
pertanian> Diseminasi Teknologi
pertanian> +
Pertanian Pertanian +
Inovasi Teknologi
Pertanian +
Permintaan B1 Waktu riset
Kualitas menghasilkan inovasi
+
Produk
Pertanian
Keterampilan Pengetahuan
+
Petani Petani
+ Kesesuaian riset
+ + Waktu transformasi pertanian
Produktivitas
Pertanian pengalaman ke - +
Usahatani Pendidikan formal pengetahuan baru
petani
R2
+ Lamanya Waktu
sbg Petani
Produksi Pertanian + Pengalaman
Usahatani R3
+ Riset Sektor
+
Kebutuhan riset Pertanian
pertanian
+
Kebutuhan
Teknologi Pertanian Pembiayaan
Riset
maupun lembaga riset pemerintah) melakukan riset, tentunya teknologi dalam arti luas.
riset dengan tema atau objek penelitian yang Penelitian dan pengembangan hendaknya jangan
sebenarnya kurang dibutuhkan oleh petani, hal hanya sekedar berupa penemuan di laboratorium
ini dibuktikan dengan rendahnya tingkat aplikasi tapi bagaimana dengan mudah bisa
hasil riset yang dilakukan oleh lembaga riset diimplementasikan di lapangan, khususnya
pemerintah dan perguruan tinggi. Masih sangat kepada petani.
jarang ditemukan mekanisme yang secara Fase adopsi menurut Yuliar (2009) adalah
sistematis dan terstruktur sebagai langkah berbagai sumber sosial dan teknis yang
konkret yang dilakukan para peneliti di lembaga dikerahkan, aktor-aktor sosial dan objek-objek
Litbang untuk berinteraksi dengan terlibat teknis yang terlibat dan suatu konfigurasi
langsung dalam kegiatan usahatani yang sosioteknis yang baru terbentuk. Aktivitas
dilakukan petani. Begitu juga pada subsitem adopsi akan menentukan apakah teknologi yang
agribisnis lainnya, para peneliti hanya bertindak dikembangkan akan digunakan atau tidak.
sebagai pengemat yang tidak termasuk dari Teknologi berkenaan dengan objek-objek
bagian sistem agribisnis yang digeluti oleh para (artefak, mesin, sistem), aktivitas (penerapan
pelaku agribisnis dari hulu sampai ke hilir. sarana, metode, dan pengetahuan teknis) dan
Modifikasi struktur (lingkar R3) kemudian pengetahuan (pengetahuan praktis, penalaran).
mengubah struktur konsepsi Iptek yang awalnya Penggunaan teknologi yang dibahas dalam
terputus dari kebutuhan pelaku usahatani tulisan ini adalah lebih kepada perpaduan dari
menjadi terhubung (Gambar 5). Kesesuaian riset objek-objek, aktivitas, dan pengetahuan praktis
menjadi indikator kunci bagi keberhasilan yang bersumber dari pengetahuan baik secara
adopsi berbagai teknologi hasil inovasi lembaga ilmiah berasal dari lembaga riset maupun
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 75
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
3
Antara News (Anggaran Riset Pertanian Akan Ditingkatkan Bertahap), Rabu, 11 Jan 2012 17:39:02 WIB
4
Republika Online (Budiono: Anggaran Penelitian Pertanian RI Terendah di ASEAN), Rabu, 11 Januari 2012, 11:25 WIB
76 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
Konsepsi &
Adopsi
Riset
Usahatani
Pertanian
Permintaan
Kualitas
Produk Kebutuhan riset + Riset Sektor
pertanian Pertanian
Pertanian
+
+
- Kecukupan anggaran B3 Biaya Riset
Kebutuhan Biaya
Riset Pertanian riset pertanian Pertanian
+ -
Anggaran Biaya
+ riset pertanian
Lembaga Riset
apabila ditentukan oleh kebutuhan riset yang dan karakteristik suatu produk atau jasa yang
merujuk kepada kebutuhan para pelaku berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi
usahatani untuk meningkatkan produktivitasnya. atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang
Struktur pembiayaan untuk anggaran dinyatakan secara langsung atau tersurat
Litbang pertanian adalah struktur lingkar umpan maupun secara tidak langsung atau yang
balik negatif, dimana kebutuhan anggaran untuk tersirat5. Pada produk pertanian kualitas atau
riset di bidang pertanian adalah target yang mutu dapat diartikan sebagai terpenuhinya
besarnya harus mampu dipenuhi oleh anggaran keinginan konsumen akan produk yang
yang disediakan oleh pemerintah (Gambar 7 diinginkan terutama pada aspek keamanan
grafik A). dengan terpenuhinya anggaran untuk pangan. Semakin tinggi tingkat keamanan
riset menjadi pelancar bagi pertumbuhan inovasi pangan produk pertanian, maka kualitas produk
dan perkembangan teknologi yang digunakan pertanian tersebut akan semakin baik.
oleh petani yang pada gilirannya akan Banyaknya produk pertanian yang
meningkatkan produktivitas yang dihasilkan berkualitas ditentukan oleh keterampilan petani
oleh pelaku usahatani. dalam melakukan usahatani dan penggunaan
teknologinya. Aspek humanware (keterampilan
3.6 Permintaan Kualitas Produk petani) dan technoware (objek teknis) menjadi
Pertanian faktor penting yang berpengaruh secara
Kualitas adalah salah satu aspek penting langsung terhadap peningkatan kualitas produk
selain produktivitas dalam suatu proses produksi pertanian.
pertanian. Kualitas dalam hal ini identik dengan Struktur model permintaan konsumen akan
mutu yang oleh Kementerian Pertanian kualitas produk pertanian secara umum
didefinisikan sebagai keseluruhan gambaran merupakan lingkar positif yang merupakan
5
Kementerian pertanian (Jushardi, 2012): http://pphp.deptan.go.id/mobile/?content=informasi_mobile&id=1&sub=1&kat=
0&fuse=1345
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 77
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
mesin penggerak naiknya pendapatan petani. Lebih jauh lagi, produk pertanian yang
Semakin terpenuhinya kualitas yang diinginkan dihasilkan memiliki daya saing yang tinggi dari
konsumen, maka harga produk pertanian yang aspek produktivitas maupun kualitas sehingga
dijual akan menempati posisi yang lebih baik efisiensi dan efektfitas produksi dapat tercapai
sehingga pendapatan petani meningkat (lingkar (frugal). Apabila dijalankan, konsepsi-adopsi
R4). Sementara itu, walaupun berjalan lambat Iptek pertanian yang memperhatikan permintaan
pengalaman usahatani dapat berakumulasi pasar akan mempercepat peningkatan nilai
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tambah petani melalui indikator pendapatan
petani dalam jangka panjang, sehingga petani diterima petani (lingkar R6).
yang sudah cukup umur relatif (tidak semua) Pada komoditas hortikultura banyak
memiliki pengetahuan yang cukup untuk perusahaan pertanian skala besar yang sudah
memproduksi padi atau gabah yang berkualitas melakukan penelitian dan pengembangan atau
baik selain dari produktivitas tinggi (Gambar 8). riset secara mandiri untuk mengembangkan
Idealnya kebutuhan teknologi untuk produknya agar sesuai dengan permintaan pasar.
meningkatkan kualitas berasal dari permintaan Dinamika perubahan permintaan pasar akan
pasar. Kesenjangan (gap) kualitas antara produk kualitas produk pertanian hortikultura jauh lebih
pertanian yang dihasilkan dengan keinginan cepat berkembang dibandingkan komoditas
konsumen harus dapat ditangkap oleh para tanaman pangan seperti padi atau jagung. Hal
peneliti sebagai tantangan kebutuhan teknologi ini disebabkan oleh karena komoditas pertanian
dalam rangka memperbaiki kualitas (Gambar 8). hortikultura bukan merupakan komoditas terkait
Kebutuhan teknologi inilah yang seharusnya dengan kepentingan politik seperti beras,
menjadi bahan riset oleh para peneliti di sehingga intervensi kepentingan di luar
laboratoriumnya dibarengi dengan aspirasi mekanisme pasar sangat sedikit.
pelaku usahatani di lapangan. Pola konsepsi
Iptek seperti ini akan memudahkan proses 3.7 Modifikasi Struktur Sistem Inovasi
adopsi dan penyediaan teknologi bagi petani Frugal Pertanian
karena inovasi hasil riset lembaga Litbang
Modifikasi struktur sistem inovasi di
sesuai dengan kebutuhan pelaku usahatani.
sektor pertanian didasarkan kepada pembahasan
Ketersediaan
Teknologi
78 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
Adopsi
Iptek
Pertanian
Konsepsi
Permintaan Iptek
Kualitas Usahatani Pertanian
Produk
Pertanian
Pembiayaan
Riset
Pertanian
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 79
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
80 ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI
Peran Lembaga Riset Dalam Sistem Inovasi Frugal Sektor Pertanian: Pendekatan Analisis Berpikir Sistem
sektor swasta diharapkan berperan aktif Mc Taggart, R. (1997). Management Learning. The
Journal for Managerial and Organizational Learning.
untuk melakukan riset yang hasil Volume 28 No.2 June 1997.
konsepsinya dapat diadopsi oleh petani Mosher, A.T. (1978). Menggerakkan dan Membangun
untuk mengembangkan produk pertanian. Pertanian. Syarat-Syarat Pokok Pembangunan dan
Modernisasi. CV. Yasaguna, Jakarta.
Mulyanto, Dede. (2009). Kapitalisasi dalam Penghidupan
Perdesaan. Yayasan Akatiga, Bandung.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Sa’id, E.G. (2004). Paradigma Peningkatan Pemanfaatan
Terimakasih penulis sampaikan kepada Teknologi Menuju Pembangunan Pertanian Indonesia
petani padi yang ada di Kabupaten Cianjur, yang Berkelanjutan. Dalam: Pertanian Mandiri:
Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan
Kabupaten Bandung, Kabupaten Indramayu dan Pertanian Indonesia, Penebar Swadaya, Jakarta.
Kabupaten Karawang yang telah meluangkan Saragih, Bungaran. (2001). Suara Dari Bogor. Membangun
waktu berdiskusi dengan peneliti. Ucapan terima Sistem Agribisnis. Yayasan USESE bekerjasama
dengan SUCOFINDO, PT. Loji Grafika Griya Sarana,
kasih juga disampaikan kepada PAPPIPTEK- Bogor.
LIPI yang telah menerbitkan ide dan gagasan Saragih, Bungaran. (2004). Membangun Pertanian
penulis pada forum yang ilmiah ini. Perspektif Agribisnis. Dalam: Pertanian Mandiri:
Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan
Pertanian Indonesia, Penebar Swadaya, Jakarta.
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI 81
82
Ketersediaan + Teknologi di
B2 Petani
teknologi di petani
<Gap Kualitas Kebutuhan +
Produk Pertanian> Pelatihan
+
Kegiatan Pelatihan dan
<Kesesuaian riset Adopsi Teknologi Diseminasi Teknologi
M.A Heryanto, D. Supyandi (2012)
Inovasi Teknologi
Pertanian
Produk pertanian
berkualitas yg diminta +
Waktu riset
Konsumen
+ B1 menghasilkan inovasi
Produk pertanian + Proporsi Produk + Keterampilan Pengetahuan
+
berkualitas dihasilkan Pertanian Kualitas Baik Petani Petani
petani
+ + + Kesesuaian riset
+ Waktu transformasi
- + pertanian
Gap Kualitas pengalaman ke
Produktivitas Pendidikan formal pengetahuan baru -
Produk Pertanian R4 +
Pertanian R2 petani
-
Lamanya Waktu
Lampiran 1. Struktur Model Sistem Inovasi Frugal Pertanian
+
Harga Produk Penjualan produk sbg Petani
Pertanian + Produksi Pertanian R5 + Pengalaman
pertanian Usahatani
+ R3
+
Pendapatan Petani R1 Kebutuhan riset + Riset Sektor
pertanian Pertanian
Sarana Produksi +
+
+ + Pertanian
+ +
Modal
Kebutuhan usahatani Kebutuhan Biaya - Kecukupan anggaran Biaya Riset
B3
Teknologi Pertanian Riset Pertanian riset pertanian Pertanian
R6 + -
Anggaran Biaya
+ riset pertanian
Lembaga Riset
ISSN: 1907-9753 © Warta KIML Vol. 10 No. 2 Tahun 2012, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI