You are on page 1of 11

“DATANGLAH YA RAJA DAMAI”

Dalam menyambut natal tahun ini, gereja-gereja di kabupaten Damai sepakat mengadakan
lomba menyanyi antar pemuda-pemudi sekabupaten Damai. Nada, Voice, Delon, Mike dan
Ucok pun turut serta mempersiapkan diri.

Nada : Eh guys, aku mau ikutan seleksi untuk lomba nyanyi nanti aahh
Voice : Nah, yang lain juga mau kan ? berarti kita semua ikut seleksinya ya
Delon : Iya, siapapun yang lolos seleksi nanti kita harus tetap mendukung
Mike : Iya bener tuh, kita kan teman jadi harus saling mendukung apalagi untuk hal positif
kaya gini
Ucok : Setuju setuju, tapi kemana Bapa Pendetanya ya (nada bicara orang batak)

*muncul Tante I (Mami Nada)*


Tante I : Halloo anak-anak, kalian pasti mau ikutan seleksi ya ?
Nada : Mami, mami ngapain kesini sih
Tante I : Aduh udah deh ya kalian mending ga usah cape-cape ikutan seleksi, toh nanti anak
Tante si
Nada yang bakalan menang
Voice : Loh ko tante yakin banget sih ?
Tante I : Iyalah suara anak tante kan mirip suaranya Agnes Monica gitulho

*muncul Tante II (Mami Voice)*


Tante II: Eh eh apa kau bilang ? Anakkulah yang bakalan jadi juara, suaranya tuh ya mirip
kaya
penyanyi luar negeri Lady Diana
Delon : Lady Gaga tante bukan Lady Diana
Tante II: Nah itu maksud tante
Ucok : Eh tante-tante kita ini kesini cari Pa’Pendeta kenapa malah tante-tante yang
muncul ?
Tante I : Eh ucok kamu diem aja ya ini urusan orang tua
Voice : Mami apa-apaan sih, udah aahh pulang sana
Nada : Iya ini juga mami ngapain berantem mulu, malu tau
Mike : Tuh kan tante, anak-anak tante aja akur, masa orangtuanya berantem, mendingan
tante pulang
aja deh ya
Tante I : Ga bisa, pokoknya saya mau anak saya yang mewakili gereja kita ini
Tante II: Eh eh ga bisa pokoknya harus anak saya
Tante I : Anak saya (nada sewot)
Tante II: Kalau saya bilang anak saya ya anak saya titik tanda seru
Nada : Stoopp…. Kau mencuri hatiku *nyanyi*
Voice : Hatikuuu *ikutan nyanyi*
Delon : Tante udah ya, malu sama penonton, malu sama umur, udah tua harusnya akur-
akur, dan
harusnya menjaga harmonisisasi agar tidak terjadi labil ekonomi dan konspirasi
kemakmuran
Ucok : Udahlah ya, pening kepalaku liat yang berantem ini. Pa’Pendeta, Pa’Pendeta,
syalom, horass,
ini kami datang mau ikut seleksi pa.
Pa’Pdt : Syalom, ucok sudah berapa kali bapa bilang kalau panggil bapa ga usah teriak-
teriak, pelan
dikit suaranya
Ucok : Ooh iya Pa’Pendeta lupa aku (suara pelan banget)
Mike : Ga gitu juga kali cok
Voice : Pa, ini kami mau ikut seleksi nyanyi untuk lomba antar gereja
Pa’Pdt : Ooh masuklah-masuklah, tapi ini ibu-ibu ga bisa ya, lombanya khusus anak muda.
Masuklah
dulu kalian
Semua : Iya Pa
Tante I : Kalau begitu saya permisi ya pa (bersembunyi di samping panggung)
Tante II: Pa, pa tunggu sebentar (lirik kanan kiri lihat situasi)
Pa’Pdt : Iya ada apa bu ?
Tante II: Begini pa, saya mau minta tolong sama bapak, maaf pa bukannya saya lancang, ya
berapapun
yang bapa minta nanti saya beri, saya mohon sekali pa biarkan anak saya Voice yang
mewakili
gereja ini, gimana pa, bisa kan pa ?
Pa’Pdt : Ibu ini, dikira saya pejabat Negara tergoda dengan sogokan seperti itu
Tante II: Bukan begitu maksud saya pa, tapi kasihan Voice pa dia benar-benar ingin sekali
mewakili
gereja ini, dan lagian suaranya kan ga jelek-jelek banget pa
Pa’Pdt : Ya, nanti saya pikirkan ya bu
Tante II: Iya pa, kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang Pa (pergi keluar panggung)
Pa’Pdt : Iya silahkan bu.
Tantangan ini muncul kembali, Datanglah, ya Raja Damai!
*saat Pa’Pendeta akan meninggalkan panggung muncul tante I dari tempat bersembunyi*
Tante I : (muncul tiba-tiba) Pa, pa maaf ada yang saya lupa.
Pa’Pdt : Oh iya gimana bu ?
Tante I : Pa, walaupun saya ga sekaya maminya Voice, tapi saya bakalan berusaha sebisa
saya pa,
berapapun pa saya usahakan, yang penting anak saya Nada bisa mewakili gereja ini
pa
Pa’Pdt : Lho ko jadi begini ya, ya sudah nanti saya pikirkan dulu ya bu. Saya permisi dulu,
anak-anak
sudah menunggu saya di dalam. Selamat siang
Tante I : Iyah silahkan pa..
Hhmm pokoknya anak saya yang harus menang, saya harus cari cara supaya saya
bisa dapat
banyak uang dan banyak dukungan, Aha ! saya baru ingat tempat yang pernah
teman saya
ceritakan, saya harus segera kesana sekarang juga.

*narrator : Kepuasan duniawi telah menutup hati dan pikiran mereka, bahkan seorang
Pendetapun berani mereka tawarkan dengan kekayaan mereka. Lalu apakah yang akan
dilakukan oleh Bapa Pendeta dan Tante-tante ini ?

*di tempat Mbah Dukun*


Tante I : Selamat Malam mbah, mbah saya mau minta tolong
Dukun : Selamat malam, apa yang bisa saya bantu ?
Tante I : Begini mbah, saya sedang dilanda labil ekonomi mbah, saya mau cepet kaya mbah,
bisa mbah
Dukun : Ooh Cuma itu saja ? Bisa bisa
Tante I : Bener mbah ? caranya mbah ?
Dukun : Kamu harus puasa selama 40 hari, setelah itu kamu harus mandi kembang 7 rupa
tepat di
malam minggu jam 12 malam
Tante I : Lho bukan malam Jum’at mbah ?
Dukun : Itu sudah biasa, kita cari yang luar biasa
Tante I : Baiklah mbah. Hanya itu sih mudah sekali mbah
Dukun : Tidak, bukan hanya itu. Setelah itu kamu harus pergi ke sungai, pergi berenang ke
tengah
sungai, dan menyelam, tahan napas selama 20 menit tanpa alat bantu apapun
Tante I : Apa ? susah sekali mbah, kalau begitu caranya saya keburu mati mbah, ga ada
yang lebih
mudah mbah ?
Dukun : Kalau jadi kaya itu gampang, ngapain saya cape-cape jadi dukun ? kamu pikir jadi
kaya itu
gampang. Lebih baik kamu pulang dan jangan kembali lagi jika kamu ingin kaya
dengan cara
mudah
Tante I : Baik mbah, permisi (tampang kesal)
Dukun : Orang jaman sekarang, mau kaya ko minta sama dukun, memohon tuh pada Tuhan
bukan pada
Dukun, kalau jadi kaya itu gampang rakyat Indonesia sudah kaya dari dulu.

*narrator : Nah, apa yang di katakan Mbah Dukun itu benar penonton, semua berkat itu
bersumber dari Tuhan, so kalau mau dapat berkat yang melimpah kita harus berusaha dan
berdoa pada Tuhan, inget lho ya pada Tuhan bukan pada Mbah Dukun.
Wah penonton waktu Lomba antar gereja udah tiba nih, tapi kira-kira siapa ya yang akan
mewakili Gereja kita ini, yu sama-sama kita lihat

*tempat nonton bareng, seluruh pemain berkumpul kecuali Nada dan Voice*
Tante I : Pa’Pendeta jadikan anak saya yang jadi wakil gereja kita ?
Tante II: eh enak aja, sudah jelaslah anak saya yang mewakilinya
Ucok : Tante-tante, stop jangan berisik, ini acaranya sudah mau mulai, kalau mau ribut ke
pasar aja
sana.
Mike : Iya tante, siapapun perwakilannya pasti itu yang terbaik, iya kan pa ?
Pa’Pdt : Benar bu, saya tidak akan mengecewakan ibu-ibu dan jemaat lainnya, saya sudah
mempertimbangkan ini semua lama sekali
Delon : Tuhkan tante, jadi sekarang mendingan tante-tante duduk manis, kita tonton
acaranya

*sediakan property televisi buatan, seolah pemain sedang nonton bareng, posisi televisi
membelakangi penonton, acara televisi cukup dengan suara dari belakang panggung*

*acara televisi*
Baiklah pemirsa, sekarang saatnya kita sambut peserta terakhir perwakilan dari salah satu
gereja di kabupaten Damai, ini dia Voice dan Nada *putarkan rekaman/suara asli pemain
bernyanyi lagu rohani duet*

*tante I dan tante II pasang wajah kaget dan tak percaya, sedangkan penonton lain bersorak*

*untuk memperamai drama, sebelumnya bisa di putar rekaman/suara dari peserta lain,
misalnya suaranya yang sedikit lucu saat bernyanyi, agar ada sedikit bumbu humor dalam
drama*

*setelah lagu selesai di putar*


Mike : Tante, lihatkan betapa hebatnya mereka, betapa indahnya suara mereka ketika
mereka
disatukan dalam duet ?
Delon : Saya jamin tante mereka pasti akan jadi juaranya
Tante I : Iyah kalian benar, suara mereka berdua benar-benar indah
Ucok : sstttt ini mau pengumuman pemenang

*acara televisi*
Pemirsa, sekarang saatnya pengumuman pemenang Damai Idol. Dan pemenang pertama
adalaaaahhhh selamat kepada Voice dan Nada sebagai juara pertama tahun ini

*Tante I dan Tante II berpelukan, yang lain bersorak kegirangan*

Tante I : Pa, anak kami juara pa, anak kami menang pa


Tante II: Pa’Pendeta luar biasa sekali, Bapa benar-benar kebanggaan kami Pa
Pa’Pdt : Ini semua jalan terbaik dari Tuhan bu

*Voice dan Nada muncul membawa piala*


Voice+Nada: Mamiiiii kami juaraaaa
Tante I : Anak kebanggaan mami
Tante II: Kalian luar biasa anak-anak *berpelukan*

Pa’Pdt : Di Hari Natal ini Raja Damai telah datang, Tuhan mendamaikan semua
permusuhan, saya
berharap tidak ada lagi pertengkaran apalagi permusuhan antar Jemaat, lihatlah anak-anak
ini
begitu baik dalam berteman, jangan sampai hanya karena keegoisan orang tua anak-anak
kita
jadi korban, mereka jadi ikut-ikutan bermusuhan. Lihatlah betapa indahnya perdamaian,
dan
persatuan. Mari kita kembali bersama-sama merayakan sukacita kemenangan ini,
merayakan
sukacita atas kedatangan Raja Damai, merayakan Natal ini.
Ucok : Untuk merayakannya gimana kalau kita semua nyanyi bersama ?
Semua : Ya SETUJUU

*Untuk penutup seluruh pemain mempersembahkan sebuah Pujian Natal atau Lainnya*
“APA YANG KAU TABUR DENGAN AIR MATA
AKAN ENGKAU TUAI DENGAN SUKACITA”

Narator : “Natal akan segera tiba, semua mulai sibuk mempersiapkan segala hal yang
dibutuhkan. Tidak terkecuali komisi pemuda dan remaja, merekapun mulai mempersiapkan
diri dengan dipimpin oleh ketua mereka, seorang ketua yang berasal dari keluarga sederhana
yang harus memimpin kawan-kawannya yang berasal dari keluarga berada.”

*berkumpul pemuda remaja sambil memainkan gadget, kecuali sang ketua dan dua rekannya*
Clara : “Temen-temen natal kan tinggal kurang dari dua bulan lagi nih, kemarin panitia
natal ada tanya
tentang apa yang mau kita tampilkan, menurut teman-teman kita menampilkan apa ?”
PR : (Tidak menjawab, sibuk memainkan gadget masing-masing)
Cecilia : “Eh...!!! ketuakan nanya, dijawab dong pendapat kalian gimana ?”
Pricill : “Ooh... nanya sama kita ?”
Mike : “Yaiyalah, emang sama siapa lagi ?”
Diana : “Ya kita sih terserah aja yah”
Patric : “Tahun kemaren biasanya kita apa ? itu lagi ajalah.. biar ga pusing”
Mike : “Ya ga bisa gitulah, kalau kita ga ada gebrakan baru kasihan penontonnya bosan”
Cecilia : “Lagian kitakan anak muda biasanya banyak ide”
PR : (Masih sibuk dengan gadget masing-masing)
Clara : “Maksud aku gini lho, kalian punya saran apa engga ? ini kan acara bersama ga enak
dong kalau
cuma keputusan kita sepihak, makanya aku minta saran dan kerjasamanya sama
kalian”
Pricill : “OMG Hellloooow....!!! ibu ketua, kan tadi gue udah bilang terserah kalian aja”
Diana : “Iya kita ngikut aja, iya kan ?”
Thea : “Emang kita lagi ngomongin apaan ?”
Kevin : “Yaelaah... lo lemot banget sih..!!! ga ada.. bahasannya udah lewat”

*muncul dua anak muda yang terlambat datang*


Lukas : “Waah.. udah kumpul ternyata, gue kira kalian pada ngaret jadi gue ngaret deh”
Pricill : “Iyalaah.. emang kalian ngaret, kerjaannya pacaran mulu, datang kok jam segini ga
tau malu banget”
Naomi : “Eh lo biasa aja dong, ga usah nyolot gitu, yang pentingkan kita datang”
Pricill : “Dih gue biasa aja keles, lo aja yang sensi !!”
Cecilia : “Udah-udah, kalian juga ngaret kok, ayo fokus ke topik lagi, kita baru mulai
kok”
Clara : “Sudah..sudah.. kita mulai lagi pembahasannya, nanti keburu malam”
Mike : “Fokus dong fokus”
Lukas : “Ngomongin apa sih ?”
Mike : “Ini loh kita lagi bahas tahun ini kita mau menampilkan apa, lo ada ide ga ?”
Lukas : “Oh.. itu toh”
Kevin : “Lo ada ide ?”
Lukas : “Gue sih terserah aja yah, yang penting ga ngedance ga yang aneh-aneh, dan kalau
drama gue mesti
dapet peran yang keren, ok ? ”
Patrick : “Itu bukan terserah namanya bro”
Lukas : “Lha.. emang lo mau nari-nari kaya boyband ?”
Patrick : “Engga sih”
Clara : “Jadi gimana ? ada ide lain ?”
Prisil : “Atur aja deh, yang penting gue ga gabung sama itu cewe” (lirik Naomi)
Naomi : “Eh apaan lo ? emang siapa yang mau gabung sama lo hah ?”
Cecilia : “Woy fokus dong ! kapan beresnya coba ? ini natal tinggal kurang dari 2 bulan lagi”
Thea : “Kalian aneh deh masa tiap ketemu kompak gitu cerewetnya”
Prisil+Naomi : “Theaaa diem !”
Thea : “Kan gue salah lagi”
Clara : “Kalau drama aja gimana ? udah lama kan kita ga tampil drama”
PR : “Terserah ibu ketua” (sambil tetap memainkan gadget)
Clara : “Kalau jawabannya begitu artinya setuju ya ?”
PR : “Terserah ibu ketua”
Naomi : “Ibu ketua, gue request dong, kalau drama aku perannya tetap pacaran sama pacar
aku ya, kan jadinya
bisa lebih mendalami peran, ya kan yang ?”
Lukas : “Nah iyah betul ibu ketua”
Cecilia : “Jadinya fiks drama ya, biar aku catat”
Mike : “Yasudah, minggu depan kita mulai latihan, tolong fokus ya, datang tepat waktu
juga”
Thea : “Ibu ketua, untuk natal jadinya kita tampilin apa ?”
PR : “Drama woyy !!”
Patric : “Lo sih, udah dong-dong, kacamata udah sampe tebel gitu, tetep aja HP terus yang
nempel ke mata”
Thea : “Kan aku nanya... Penontooon, belain aku dong” (gaya manyun)
Diana : “Ya udah yuu pulang, malam minggu nih”

Narator : “Akhirnya mereka memutuskan untuk menampilkan drama di perayaan natal


nanti.

Tak terasa natalpun tinggal kurang dari 3 minggu lagi, tapi ternyata persiapan pemuda remaja
belum mencapai 50%, ini membuat ketua dan rekan-rekannya kebingungan.”

*pemuda remaja berkumpul*


Clara : “Temen-temen, natal tinggal kurang dari 3 minggu lagi, waktu untuk kita latihan
tinggal sedikit, aku
tadi undang panitia natal dan majelis jemaat untuk bimbing kita latihan. Aku minta
temen-temen
semua fokus dalam latihan, jangan banyak becanda, kalau bisa maen handphone nya di
tunda dulu,
biar kita bisa lebih fokus, bisa?
Cecilia : “Iya hp atau gatget kalian simpan dulu, selesai latihan baru deh terserah kalian mau
ngapain”
Diana : “Hah? Apa? Ya ga bisa gitu lah, tau gak kita sama hp kita tuh udah ga bisa
dipisahin, apa lagi sampe
lebih dari 5 menit, gue gak setuju!
Kevin : “Nah iyah gue juga gak bisa, ini tanggung game gue bentar lagi menang”
Mike : “Hanya untuk sementara temen-temen pas istirahat gini baru deh kalian boleh mainin
gatget kalian”
Prisil : “Gue juga gak setuju, masa kita dilarang mainin hp tapi yang pacaran gak kalian
larang. Kan gak adil,
kalian pilih kasih tau gak (nada marah)”
Naomi : “Eh kita tau diri kok, kita tau waktu untuk pacaran, ko lo sewot mulu sih! Sirik ya
loh?”
Clara : “Bukan gitu maksudnya, kita udah mulai dewasa, kita saling tau waktu aja biar lebih
fokus, ini bukan
hanya tanggung jawab aku tapi semua”
Tea : “Emang ibu ketua abis ngapain? Kok minta tanggung jawab?”
PR : “Thea!!!”
Cecilia : “Bisa gak lo lemotnya agak dikurangi?”
Tea : “Aku kan Cuma nanya. Penonton belain aku dong (manyun)”
Diana : “Ya udah deh kita ikut aturannya aja”
Prisil : “Ya udah terserah”
Mike : “Ayo kita mulai lagi latihannya, dari awal yah?”
PR : *Sibuk dengan gatget, sibuk dengan pacaran*
Mike : “Woy mulai woy!” (nada marah)
Cecilia : “Eh fokus dong, ini udah mau mulai”
Diana : “Sabar dong”
Clara : “Kalian sebenernya niat ga sih buat ikutan drama? Waktu kita sempit, tolong fokus
dong, hpnya
simpen dulu, pacarannya tunda dulu, tolong kerja samanya”
Prisil : “Nah loh yang pacaran (nyindir)”
Naomi : “Lo kali yang alay, autis mainin hp mulu (sewot)”
Clara : “Stop!!!! (emosi) Saya Cuma minta waktu kalian sebentar buat fokus, tolong sedikit
bantu saya!”
Pricil : “Eh lo ko sewot sih, gue udah bilang kan gue ga bisa pisah sama hp gue lebih dari 5 menit,
lo ga
pernah rasain kan ? Oh iya iya lo kan miskin mana punya hp canggih kaya kita. Lo tuh ga
pantes tau
jadi ketua, masa ketua anak muda ga gaul gini, cupu, kalangan rendah pula, lo kira gue mau
lo
pimpin hah ? lebih cocok gue tau” (sewot)
Clara : “Pricil, saya tidak pernah minta anda menghargai saya layaknya seorang ketua, dan
menurunkan
derajat anda untuk menghargai saya. Saya hanya minta sedikit kerja samanya, saya memang
orang
ga punya, tapi satu hal yang harus anda tau, Tuhan tidak pernah memandang harta ataupun
rupa.
Anda boleh bangga dengan harta orang tua anda dan mungkin saya miskin harta tapi
setidaknya saya
masih punya hati dan menghargai orang lain!”
Pricil : “Apa-apaan lo berani banget nasehatin gue ? Lo tuh ga pantes sama sekali, seharusnya dari
dulu gue
yang jadi ketua bukan lo! Sadar dong lo, lo ga pantes mending lo pergi gue bisa atur semua
anak
anak ini, cukup gue traktir mereka makan mereka pasti patuh sama gue” (nada emosi)
Lukas : “Lo ngomong apaan sih ? omongan lo semakin ngelantur”
Clara : “Baiklah, dengan sangat senang hati saya pergi dan menyerahkannya pada anda, permisi !”
Cecilia : “Eh mau kemana clara, tunggu aku ikut”
Prisil : “Bagus, pergi dari dulu kek” (nada emosi)
Naomi : “Eh lo kalau ngomong dijaga dong, omongan lo nyakitin hati temen gue, gue tau lo kaya
harta, tapi
sayangnya lo miskin hati !”
Prisil : “Kenapa ? Lo ga suka ? Mau pergi juga ? Silahkan, sekalian tuh sama cowo lo yang sok
ganteng bawa
pergi sekalian”
Lukas : “Lo parah banget prisil, cuma gara-gara lo gue tolak, lo sampe segitu sensinya sama gue”
Kevin : “Udah-udah, mending balik yu, ada pertandingan bola nih bentar lagi”
Patric : “Iyah bener-bener, gue baru inget”
Prisil : “Eh ga bisa dong, lo semua ga boleh pergi, gue udah jadi ketua, jadi kalian harus nurut sama
gue”
Naomi : “Lo jadi ketua ? mendingan gue pergi ! yuu yang”
Lukas : “Ayo, capek ngeladenin orang gila kaya dia”
*Mike, Lukas, dan Naomi meninggalkan panggung*
Kevin : “Ayoo Patric kita pergi juga”
Patric : “Ayoo coyy”
Diana : “Eh gue ikut kalian”
Prisil : “Eeh eh kalian mau kemana ? Ko kalian jadi nyebelin kaya mereka sih, kalian harus ikut
sama gue,
gue bakalan traktir kalian makan apapun, yang penting kalian ikut sama gue”
Diana : “Hah ? maksud lo apa ? lo tuh yang nyebelin, lo kira gue budak lo ? lo kira gue ga punya
duit buat
beli sendiri ?”
Kevin : “Iya lo kira kita apaan bisa seenaknya lo suruh-suruh”
Patric : “Kalau kaya gini, lo sama sekali ga pantes jadi ketua, mendingan gue ikut clara dari pada lo”
Prisil : “Eh bukan gitu maksud gue”
*Kevin, Patric, Diana meninggalkan panggung”
Thea : “Eh mau pada kemana ?”
Pricil : “Eh dong-dong lo ga boleh pergi ya! Awas aja kalo lo berani pergi!”
Thea : “Eh pricil ko lo manggil gue dong-dong ? Lo nganggap gue temen ga sih ? Inget gue punya
nama, gue
kecewa sama lo! Satu hal lagi, gue ga sebodoh lo, yang bicara tanpa dipikir dulu, bye!”
Pricil : “Apaan sih ko semuanya jadi gini sih, kenapa semua jadi ninggalin gue ? woyy kalian balik
! Tuhan
ga adil kenapa semua orang tulus temenan sama Clara, sedangkan sama gue engga ?
Percuma gue
banyak harta kalo ga ada yang tulus temenan sama gue, Tuhan ga adil !”
*Tiba- tiba muncul kakek-kakek*
Kakek : “Engkau yang tak adil terhadap orang lain anak muda.”
Pricil : “Eh siapa lo ?”
Kakek : “Anak muda , Tuhan memberi orang tua mu kelimpahan harta bukan untuk kau sombongkan
pada
orang lain, bukan untuk dijadikan alat menindas dan menganggap orang lain rendah. Bukan
Tuhan
yang membuat kamu tak memiliki teman melainkan dirimu sendiri. Kamu telah menyakiti
hati
banyak orang, jika orang tuamu tau mereka pun akankecewa padamu, ubah sikap mu anak
muda,
maka semua akan menjadi lebih baik, segeralah karna waktumu tidak lama lagi, sebelum
kamu
menyesal!
Pricil : “Waktu gue ga lama lagi ? Maksud kakek gue bentar lagi mati gitu ?”
*Kakek pergi tanpa menghiraukan
Pricil : “Kek, kakek tua, kakek ! Apa maksudnya ? Apa gue bentar lagi meninggal ? Biasanya kalau
difilm
film omongan kakek tua itu bener. Oh my God, ga mungkin, gue harus ngapain kalo itu
bener
Tuhan prisil belum mau mati, prisil belum nikah Tuhan(gelisah sambil meninggalkan
panggung)”

Narator : “Terkadang kekayaan duniawi membuat seseorang salah dalam bersikap bahkan
menghakimi orang
Lain sesuka hatinya. Bahkan Prisilpun membuatu hati sang ketua tersakiti, bahkan membuatnya
merasa sudah
tak layak lagi.”

Mike : “Udahlah clara ga usah dipikiran, bawa enjoy aja”


Cecilia : “Iya, dia kan emang gitu, ngomongnya kadang seenak jidatnya, mana jidatnya luas gitu, kaya
lapangan bola”
Clara : “Tapi bener apa kata dia, kayanya emang aku ga pantes jadi ketua, kayanya mending aku
mundur aja,
toh dari pihak majelis dan panitianya aja ga ada yang mau bantuin, padahal aku udah minta
tolong
berkali-kali” (nada nangis)
Mike : “Ga bolehlah, tanggung lho tinggal 3 mingguan lagi, kan sayang udah berlatih, masa gara-
gara 1
orang kita jadi mengecewakan banyak orang”
Clara : “Ya dramanya gapapa tetep jalan, tapi aku ga jadi ketua. Sakit lho diginiin tuh, tanpa dibilang
juga
aku sadar ko aku bukan orang kaya, tapi setidaknya ga usahlah ngomong kaya gitu, toh aku
juga ga
pernah menghina dia. Lagian yang support aku cuma kalian berdua” (nada nangis)
Cecilia : “Ko kamu bilangnya gitu sih ? ayoolah masih ada yang lain, masih ada Tuhan Yesus yang
bantu kita.
Mana clara yang kuat, yang tegar, yang cuek sama omongan orang?”
Clara : “Ngga Cecil, pokoknya aku mau stop sampai disini” (nada nangis)
*muncul kakek-kakek*
Kakek : “Perjuanganmu belum selesai anak muda”
Cecilia : “Kakek siapa ?”
Kakek : “Jangan pernah meninggalkan tanggung jawabmu di tengah jalan anak muda”
Clara : “Tapi kan ?”
Kakek : “Hidup memang penuh tantangan, engkau masih muda, jadikan semua ini pelajaran untuk
hidupmu ke
depan, ingatlah apa yang kau tabur dengan air mata, akan engkau tuai dengan sukacita.
Tuhan tidak
meninggalkanmu sendirian, dan Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melebihi
kekuatan anak
anakNya. Berjuanglah, tinggal sedikit lagi. Tak ada masalah tanpa jalan keluar” (sambil jalan
meninggalkan panggung)
Mike : “Kakek itu siapa ? ko tau tentang masalah kita ?”
Clara : “Iyah aku juga bingung, aku baru liat kakek itu lho. Tapi kata-katanya itu bener lho, dan
bikin aku
sadar kalau memang seharusnya aku lebih kuat lagi untuk berjuang”
Cecilia : “Nah kan, petunjuk dari Tuhan tuh. Ya udah yuu pulang jangan sedih-sedih lagi aah”
*Clara, Cecilia dan Mike meninggalkan panggung*

Narator : “Berkat petuah sang kakek Clara pun akhirnya tidak jadi mengundurkan diri, dan
kembali mengajak
rekan-rekannya untuk latihan”

*Pemuda Remaja berkumpul, tanpa Prisil*


Kevin : “Ibu ketua, aku disini mau mewakili Patric, Diana, sama Thea, maaf kalau kita udah nyakitin
hati ibu
ketua, maaf kalau kita ga bisa di atur, kita janji mulai sekarang bakalan serius”
Clara : “Iya gapapa ko”
Naomi : “Maafin aku sama Lukas juga ya ibu ketua, udah bikin temen-temen lain sirik sama kita”
PR : “Wooo Hahahaha” (tertawa bersama)
*muncul Prisil*
Prisil : “Temen-temen, aku boleh gabung ga ?”
Mike : “Bolehlah, ayo sini”
Thea : “Iih jangan deh, nanti dia ngejek aku lagi”
Prisil : “Temen-temen semua, maaf ya kalau aku banyak salah sama kalian, terutama sama Ibu
ketua, aku
sadar semua yang udah aku lakukan itu salah, aku udah nyakitin hati kalian, buat semuanya
mau
maafin aku ngga?”
PR : “Engga ! (selang beberapa detik) Hahaha iya kita maafin ko”
Prisil : “Hehe makasih ya semuanya”
Clara : “Ya udah kalau gitu kita lupakan semua yang sudah berlalu, kita mulai lagi dari awal,
pokoknya
penampilan kita nanti harus keren, kita bahagiakan jemaat gereja kita, terutama kita buat
Tuhan
Yesus bangga punya anak-anak kaya kita”
PR : “Yeaayy semangat”
*muncul kakek*
Kakek : “Uhuk uhuk (batuk maksudnya)”
Prisil : “Lho kakek lagi ?”
Clara : “Kamu ketumu juga sama kakek ini ? kita bertiga juga pernah jumpa kakek ini”
Prisil : “Iya kakek ini yang ingetin aku, kakek ini yang nasehatin aku”
Clara : “Lho kakek sebenernya siapa ?”
Kakek : “Taraaa (berubah jadi Bpk. Pendeta)”
PR : “Bapak Pendeta ?” (ekspresi syok kaget)
Kakek : “Kalian kaget kan ? Walau bapa ga selalu ada dekat kalian, tapi bapa pantau semua jalan
latihan
kalian, akhir-akhir ini bapa liat kalian semakin ga kompak, nah makanya bapa punya ide
ini”
Clara : “Ya ampun jadi itu tuh Pa’Pendeta”
Kakek : “Iya clara, dan bapa juga dibantu sama Patric, Kevin, Diana, dan Thea”
Prisil : “Jadi mereka ngejauhin aku itu juga rencana Bapa? Terus bilang aku mau cepet mati juga
boong”
Kakek : “Iya benar sekali, maaf ya prisil”
PR : “Hahahaha”
Diana : “Maaf ya hihi”
Prisil : “Aah kalian jahat, tapi gapapa sih aku seneng ko”
Kakek : “Ya udah, kalau gitu sebelum latihan gimana kalau bapa traktir kalian makan? ini bukan
sogokan lho”
PR : “Setuju Pa, Hahahaha”

Narator : Terkadang selalu ada rencana Tuhan dalam kehidupan kita yang tak pernah kita tebak
sebelumnya,
inilah kehidupan kita, selalu Tuhan buat menjadi indah, selalu ada tawa sukacita dibalik tetesan air
mata, selalu
ada pembelajaran dibalik sebuah permasalahan, selalu indah tepat pada waktu-Nya. Ingat teman-
teman, hal baik
apapun yang engkau tabur dengan air mata, suatu saat akan engkau tuai dengan sukacita.
Selamat Natal, Tuhan Yesus memberkati kita semua.

*mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tokoh, tempat dan kejadian, semua ini hanyalah fiktif
belaka”

Keterangan :
Untuk tempat silahkan teman-teman kreasikan sendiri untuk propertinya yaa
Catatan untuk beberapa peran :
Clara + Cecilia + Mike : Pengurus utama pemuda remaja
Prisil + Diana + Thea : Selalu sibuk dengan gadgetnya, jadi harus selalu ada gadget di awal dan
pertengahan cerita

Thea : sifatnya agak telat connect

Patric + Kevin : Penggila Game, boleh dielngkap PSP atau gadget lainnya
Lukas + Naomi : Sepasang Kekasih
Kakek : Seorang pendeta yang menyamar menjadi kakek-kakek

PR : Pemuda Remaja (seluruh pemain)

You might also like