Professional Documents
Culture Documents
Bab-1.Pendahuluan PT. SAML
Bab-1.Pendahuluan PT. SAML
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses kegiatan industri selain menghasilkan produk jadi yang sesuai
dengan keinginan kita juga akan menghasilkan produk sampingan dan limbah.
Pengelolaan limbah ini menjadi sangat penting karena akan merusak lingkungan
dan mengganggu aktivitas kegiatan usaha industri itu sendiri.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) selain menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) juga
akan menghasilkan limbah padat dan cair, limbah PKS merupakan limbah organik
yang tidak mengandung bahan beracun sebagaimana telah dicantumkan dalam
Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 99 Tentang pengelolaan Limbah bahan-bahan
beracun dan berbahaya, dan Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang
perubahan Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999.
Pada saat proses produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS), mengolah Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi CPO (Crude Palm Oil), dihasilkan limbah padat berupa
janjang kosong dan limbah cair. Limbah cair ini jika tidak dikelola dengan benar
akan mencemari lingkungan baik tanah ataupun air. Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit mengandung unsur hara esensial bagi pertumbuhan dan produksi tanaman
seperti N, P, K, Ca dan Mg dalam konsentrasi yang signifikan. Oleh karena itu,
limbah cair PKS dengan BOD (Biological Oxygen Demand) tertentu dapat
dimanfaatkan sebagai subtitusi dan atau suplemen pupuk serta air irigasi di kebun
kelapa sawit. Pemanfaatan Limbah cair PKS dikenal dengan istilah Aplikasi Lahan
(Land Application). Hal ini sesuai dengan alternatif pengolahan limbah yang diakui
secara formal sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:
28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah
Minyak Kelapa Sawit dari industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa
Sawit dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 29 Tahun 2003,
tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri
Minyak Kelapa Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
Di era globalisasi sekarang kita sering mendengar istilah produksi bersih
(Cleaner Production), yang merupakan salah satu program pemerintah dalam
Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Industri Minyak Kelapa Sawit I-1
pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
PT. SELATAN AGRO MAKMUR LESTARI
Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Industri Minyak Kelapa Sawit I-2
pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
PT. SELATAN AGRO MAKMUR LESTARI
Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Industri Minyak Kelapa Sawit I-3
pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
PT. SELATAN AGRO MAKMUR LESTARI
misalnya penyakit jamur (penyakit kulit), cacing perut, radang mata, dan lain-lain.
Jenis penyakit yang disebabkan atau melalui air sangat dominan misalnya :
penyakit diare, disentri, penyakit mata, penyakit kulit. Oleh karena itu kegiatan
pengolahan hasil akan memberikan dampak negatif penting bagi kesehatan
masyarakat sekitar rencana lokasi kegiatan
Selain itu kegiatan Land Aplication juga dapat berdampak postif dan negatif
terhadap kesuburan tanah. Dampak positifnya berupa adanya penambahan unsur-
unsur hara baik makro maupun mikro di tanah, sehingga dapat menambah
kesuburan tanah. Disisi lain adanya kandungan minyak dan lemak menyebabkan
kemampuan permeabilitas dan infiltrasi tanah kemungkinan akan menurun.
Penelitian pemberian air limbah pada tanah perlu dilakukan karena adanya
potensi akumulasi bahan pencemar dalam tanah serta kemampuan tanah dalam
menetralisir air limbah terbatas dan berbeda-beda tergantung pada karakteristik
tanah seperti permeabilitas tanah, komposisi dan sifat kimia tanah.
Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui rona awal sebagai data
dasar dalam penentuan ada tidaknya pencemaran dan dalam pengelolaan
pemanfaatan selanjutnya. Melalui pegkajian ini pemrakarsa akan memperoleh
pengalaman dalam mempersiapkan program pemantauan dan pelaksanaannya.
Selain Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 dan No 29 Tahun 2003,
seperti diuraikan diatas, sebagai acuan dasar hukum pelaksanaan aplikasi limbah
cair PKS ke kebun kelapa sawit ada beberapa peraturan lain yang terkait antara
lain:
a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 3839).
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumberdaya Air
d. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan pengendalian Pencemaran Air.
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah.
Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Industri Minyak Kelapa Sawit I-4
pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
PT. SELATAN AGRO MAKMUR LESTARI
1.2. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian Aplikasi Lahan Limbah Cair PKS di
PT. Swadaya Indopalma ini adalah:
1. Aspek Hukum: sebagai prasyarat untuk mendapatkan izin pemanfaatan air
limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah (Pasal 20 Undang-undang No 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
2. Aspek Lingkungan: mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup
yang terkena dampak terutama pada air tanah, air permukaan, gangguan
kebauan, faktor penyebab penyakit, dan sebagainya.
3. Aspek Produksi: mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari aplikasi limbah
cair PKS terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit, khususnya menyangkut
tingkat produksi dan kualitas Tandan Buah Segar (TBS).
Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Industri Minyak Kelapa Sawit I-5
pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit
PT. SELATAN AGRO MAKMUR LESTARI
Dari hasil kajian ini diharapkan memperoleh data dan informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk:
1. Memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari
kegiatan aplikasi lahan limbah cair PKS terhadap lingkungan fisik (tanah, air
dan kesehatan masyarakat).
2. Meningkatkan efisiensi biaya operasional pengelolaan kebun dalam kaitannya
dengan pemanfaatan limbah cair sebagai suplemen, pupuk dan air irigasi serta
efisiensi biaya pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan melalui produksi bersih dan
sebagai langkah awal penerapan zero waste.
4. Mengembangkan peluang pemanfaatan limbah cair PKS melalui kerjasama
untuk penelitian lanjutan oleh pihak lain.
5. Sebagai kontrol kualitas lingkungan hidup oleh masyarakat sekitar untuk
menghindari dugaan atau opini yang tidak berdasar.
6. Meningkatkan kepedulian dan kesadaaraan pengelola perkebunan dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Laporan Akhir Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Industri Minyak Kelapa Sawit I-6
pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit