You are on page 1of 7

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Ikan Gabus (Chana striata)

2.1.1 Klasifikasi Ikan Gabus (Chana striata)

Klasifikasi ikan gabus menurut (Chaosare, 1981 dalam Fithri, 2015) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Chanidae

Genus : Channa

Species : Channa striata

Gambar 1. Ikan Gabus (Sumber : Muslim, 2017)

Ikan gabus mengandung gizi yang tinggi, yaitu protein 70 % dan 21 %

albumin dan asam amino yang lengkap serta mikronutrien zink, selenium dan iron

(Muslim, 2017).
6

2.1.2 Morfologi Ikan Gabus

Ikan gabus adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh sub-

cylindrical, kepala depressed dan sirip ekor rounded. Bagian permukaan dan

samping punggung berwarna gelap dan bercorak kombinasi warna hitam dan

kuning tua, putih pada bagian perut. Ikan gabus banyak di temukan di sungai-

sungai, danau dan rawa, kadang-kadang terdapat pada air payau berkadar garam

rendah, dan dapat pula hidup di air kotor dengan kadar oksigen rendah, bahkan

tahan terhadap kekeringan. Ikan gabus ditemukan di berbagai daerah perairan

umum di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda pada setiap daerah

penyebarannya.

2.1.3 Reproduksi Ikan Gabus

Ikan gabus membuat sarang di sekitar tumbuhan air atau di pinggir perairan

yang dangkal. Sarang ikan gabus berbentuk busa di antara tanaman air di perairan

yang berarus lemah, di Srilanka ikan gabus di alam memijah beberapa kali dalam

setahun, sedangkan di Filiphina ikan gabus dapat memijah setiap bulan. Allington

(2002) menegaskan, ikan gabus dapat memijah pada umur 9 bulan dengan

panjang total sekitar 21 cm.

Musim pemijahan ikan gabus di Thailand antar bulan Mei sampai Oktober,

dengan puncaknya pada bulan Juli sampai September. Sementara itu berdasarkan

Long, et al., (2002), yang melakukan penelitian terhadap perkembangbiakan ikan

gabus di Delta Mekong, diperoleh ikan gabus yang matang kelamin terlebih

dahulu adalah ikan gabus betina. Berdasarkan penelitian Kartamihardja (1994), di

waduk Kedungombo Jawa Tengah ikan gabus betina mulai matang kelamin pada
7

ukuran panjang total 18,5 cm. Umumnya telur-telur yang telah dibuahi akan

menetas setelah 48 jam.

2.1.4 Kebiasaan Makan Ikan Gabus

Ikan gabus merupakan ikan karnivora dengan makanan utamanya berupa

udang, katak, cacing, serangga, dan semua jenis ikan-ikan kecil. Menurut

Allington (2002), pada masa larva ikan gabus memakan zooplankton dan pada

ukuran fingerling makanannya berupa serangga, udang, dan ikan kecil. Sementara

itu menurut Allington (2002), pada fase pasca larva ikan gabus memakan

Daphnia, sedangkan ikan dewasa akan memakan udang, serangga, katak, cacing,

dan ikan.

2.1.5 Habitat Ikan Gabus

Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang hidup disungai, rawa,

danau, sawah, parit, dan air payau. Menurut Allington (2002), menyatakan bahwa

ikan ini mampu menghirup udara dari atmosfer karena memiliki organ pernafasan

tambahan pada bagian atas insangnya. Hal ini yang membuat ikan gabus mampu

bergerak dalam jarak jauh pada musim kemarau untuk mencari sumber air.

Berdasarkan Syafei et al., (1995) dalam Muslim (2017), yang melakukan

penelitian di perairan umum Jambi, ikan gabus hidup dengan kondisi perairan

yang mempunyai pH 6,2 – 7,8 dan temperature 26,5 – 31,5 0C. Selain di perairan

tawar (sungai, rawa, danau, dan sawah) ikan gabus ditemukan di perairan payau

dengan salinitas yang cukup rendah. Ikan gabus dapat ditemukan pada perairan

dataran rendah dan dataran tinggi. Hal ini menunjukan bahwa ikan gabus

memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan (Muslim,2017).


8

2.2 Karakteristik Cacing Sutra (Tubifex sp)

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Cacing Sutra

Klasifikasi Cacing sutra menurut Healy, (2001) dalam Wijayanti, (2010)

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Annelida

Kelas : Oligochaeta

Ordo : Haplotaxida

Famili : Tubificidae

Genus : Tubifex

Species : Tubifex sp

Gambar 2. Cacing Sutra

Cacing sutra memiliki warna tubuh kemerahan dengan panjang 1-3 cm dan

memiliki diameter rata-rata 0,5 mm. Warna merah pada tubuh cacing sutra

dikarenakan adanya Erytrocruorin yang larut dalam darah. Cacing ini disebut

sebagai cacing sutra karena memiliki tubuh yang sangat lembut seperti benang

sutra. Cacing sutra hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya

bahan organik. Kebiasaan cacing sutra yang berkoloni antara satu individu dengan
9

individu yang lain sehingga sulit untuk dipisahkan (Khairmun dan Sihombing,

2008).

2.2.2 Manfaat Cacing Sutra Dalam Budidaya Ikan

Budidaya ikan pada fase benih memiliki tingkat mortalitas yang cukup

tinggi. Hal tersebut dikarenakan benih tidak memperoleh pakan yang sesuai, baik

jenis, ukuran, ataupun jumlahnya. Pada stadia larva atau benih, pakan alami baik

untuk pertumbuhan benih ikan (Suharyadi, 2012). Cacing sutra dapat

dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk larva atau benih ikan karena cacing

sutra memiliki bentuk tubuh dan ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut

larva atau benih ikan. Cacing sutra juga memiliki peran penting di perairan

sebagai bioindikator, semakin tinggi kandungan logam berat dalam air tanah

maka kandungan logam pada cacing sutra akan tinggi (Suharyadi, 2012).

Cacing sutra memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan

dengan pakan alami lain,. kandungan protein cacing sutra sebesar 64,47 %.

Selain itu, kandungan nutrisi lainnya juga cukup tinggi sehingga baik untuk

pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan terutama benih karena ukurannya

sesuai dengan ukuran bukaan mulut benih. Berikut adalah kandungan nutrisi

cacing sutra dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi cacing sutra (Tubifex sp).

Kandungan Nutrisi Jumlah (%)


Kadar air 11,21
Protein 64,47
Lemak 17,63
Serat 0
Abu 7,8
BETN 0,06
Sumber : Wijayanti, 2010
10

Berdasarkan analisis proksimat yang dilakukan oleh Wijayanti, (2010).

Kandungan nutrisi yang terdapat dalam cacing sutra diperoleh kandungan

protein sebesar 64,47 %, kandungan protein tersebut diharapkan mampu

dimanfaatkan dengan baik oleh ikan untuk proses pertumbuhan dan

kelangsungan hidup ikan yang di budidayakan.


5

You might also like