Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Alami Berbeda Cacing Sutra (Tubifex sp) Dan Jentik
Nyamuk (Culicidae sp) Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang (Betta sp)
Oleh :
NIM: 1111419045
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Segala puji untuk Allah SWT yang sudah memberi saya kekuatan
serta petunjuk untuk menyelesaikan proposal ini. Tanpa pertolongan Allah subhanahu wa
ta’ala, saya tidak akan sanggup menyelesaikan proposal ini dengan baik. Proposal ini di
susun dengan mengalami berbagi keterbatasan tetapi dengan penuh kesabaran saya berupaya
untuk menyelesaikan proposal ini.
Proposal ini berjudul “Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Alami Berbeda Cacing Sutra
(Tubifex sp) Dan Jentik Nyamuk (Culicidae sp) Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang (Betta
sp)” tema yang di bahas dalam proposal ini secara sadar di pilih untuk dikaji lebih dalam dan
dijadikan sebagai judul penelitian.
Indrawan Abas
BAB I
PENDAHULUAN
Tubifex Culicidae sp
BAB III
METODE PENELITIAN
2.5 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni Di
Laboratorium Pakan dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Negeri Gorontalo. Dulalowo Timur, Kecamatan Kota Tengah, Kota
Gorontalo.
2.6 Alat dan Bahan
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium dengan ukuran 30 x
25 x 25 cm yang berjumlah 9 buah, dengan padat tebar 8 ekor ikan/akuarium dan volume
air sebanyak 16 L .timbangan analitik untuk mengukur berat larva, kamera untuk
dokumentasi, DO meter untuk mengukur DO, pH meter untuk mengukur pH, termometer
untuk mengukur suhu, ember untuk mengendapkan air, alat penyifonan untuk melakukan
penyifonan, penggaris untuk mengukur panjang larva, sendok untuk meletakkan dan alat
tambahan untuk mengukur pertumbuhan larva, alat tulis untuk mencatat hasil, dan
saringan halus untuk menangkap pakan alami.
Air yang digunakan dalam media penelitian adalah air sumur yang diberi daun
ketapang kering.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ikan cupang hias
jenis Plakat Koi dengan ukuran panjang tubuh 1-1,5 cm yang diperoleh dari pembudidaya
ikan cupang hias di Pekalongan. Padat tebar dalam penelitian ini adalah 8 ekor
ikan/akuarium. Padat tebar tersebut disesuaikan dengan ukuran ikan dan volume air
dalam wadah penelitian. Air bersih sebagai media pemeliharaan, garam non beryodium
dan Methylen Blue untuk membunuh parasite yang tidak diinginkan, dan daun ketapang
untuk menetralkan pH air. Sebagai pakan uji, Tubifex yang dibeli dari pedagang
akuarium, sedangkan jentik nyamuk diperoleh dari kultur mandiri.
2.7 Prosedur Penelitian
1. Rancangan Percobaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan. Menurut
Gasperz (1991) model linear yang digunakan dari Rancangan Acak Lengkap adalah
sebagai berikut :
Xij = μ + σi + €ij
Dimana :
Xij : Hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangaan ke-j
μ : Rataan Umum
Σi : Pengaruh perlakuan ke-i
€ij : Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Dengan perlakuan yang diterapkan seperti :
Perlakuan A: Pemberian pakan Tubifex sp.
Perlakuan B : Pemberian pakan Jentik Nyamuk
2. Menyiapkan Wadah Penelitian
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu akuarium sebanyak 9 buah dengan
ukuran masing-masing 30 x 25 x 25 cm. Sebelum dilakukan penelitian, wadah terlebih
dahulu dicuci dan dibersihkan menggunakan air bersih.
3. Air Media
Persiapan air media merupakan hal yang cukup penting dalam pemeliharaan ikan.
Adapun tahapan yang dilakukan selama penelitian dalam melakukan persiapan air media
ialah, air dari sumur gali yang dinaikkan melalui pompa, ditampung dalam bak tandon.
Selanjutnya, air tersebut dialirkan ke dalam ember penampung yang berfungsi untuk
mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.
Air diendapkan dan dimasukkan daun ketapang yang sudah dibersihkan dan
dijemur terlebih dahulu. Proses endapan menggunakan daun ketapang berlangsung
selama 3 hari guna untuk menetralkan pH air. Air tersebut akan berubah warnanya
menjadi kuning kecokelatan. Perlakuan tersebut dilakukan agar kondisi ikan uji terjaga
kesehatannya. Untuk setiap akuarium tidak dilengkapi dengan perlengkapan aerasi karena
ikan cupang termasuk labirint fisher yang mampu hidup pada kadar oksigen terlarut yang
rendah.
4. Tahap Adaptasi
Ikan yang akan digunakan sebagai ikan uji diadaptasikan terlebih dahulu dengan
lingkungan penelitian dan pakan uji selama 3 hari, sehingga ikan uji terbiasa dengan
kondisi lingkungan dan pakan uji yang diberikan.
5. Menebarkan Ikan Uji
Ikan uji yang sebelumnya telah diadaptasikan terhadap lingkungan dan pakan uji.
Kemudian dimasukkan ke dalam akuarium dengan kepadatan 8 ekor ikan/akuarium.
Sebelum ditebar, dilakukan pengukuran panjang dan bobot larva ikan sebagai data awal
sebelum larva ikan dimasukkan pada akuarium penelitian. Diukur kualitas air pada tiap
akuarium penelitian sebelum larva ikan dimasukkan sebagai data awal. Kemudian larva
dimasukkan ke dalam masing-masing akuarium.
6. Menyiapkan Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tubifex sp. diperoleh dari
pedagang akuarium dan jentik nyamuk diperoleh dari kultur. Sebelum diberikan pada
ikan uji, kedua pakan tersebut disterilkan terlebih dahulu dengan direndam dalam garam
non beryodium selama beberapa detik untuk membunuh berbagai penyakit dan parasit
yang terdapat pada pakan tersebut. Dibersihkan dengan diberi larutan Methylen Blue
sebanyak satu tetes untuk 6 – 8 liter air. Perlakuan tersebut dilakukan untuk membunuh
bakteri yang mungkin terbawa bersama dengan pakan alami (Agus et al, 2010).
7. Memberikan Pakan Uji pada Larva Ikan Uji
Jumlah pakan yang diberikan pada ikan uji ini dilakukan secara adlibitum dan
diberikan 3 kali sehari pada waktu pagi, siang dan sore hari. Pakan diberikan kembali jika
pakannya sudah habis di setiap wadah penelitian.
8. Memelihara Larva Ikan Uji
Pemeliharaan larva ikan dilakukan selama satu bulan. Evaluasi dilakukan setiap 7
hari sekali dengan cara menangkap larva, lalu menimbang bobot tubuhnya dan mengukur
panjang tubuhnya. Sedangkan kualitas air media pemeliharaan juga akan dilakukan
penyiponan air dan pergantian air setiap seminggu sekali. Penyiponan air dilakukan
sebanyak 10% dari air yang ada di media kemudian air diisi kembali seperti semula.
9. Pengamatan Hasil
Pertambahan Panjang
Pada budidaya ikan, panjang merupakan salah satu faktor penanda pertumbuhan
ikan. Pengukuran panjang dilakukan setiap 7 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara
ikan diletakkan diatas sendok dan menggunakan mangkok yang terdapat millimeter blok
kemudian di catat panjang ikan. Pengukuran panjang ikan menggunakan rumusan
pertumbuhan panjang menurut Effendie (1997) yaitu:
L= Lt-L0
Keterangan:
L = Pertumbuhan panjang (cm)
Lt = Panjang akhir ikan (cm)
L0 = Panjang awal ikan (cm)
Peningkatan Berat
Pengukuran berat ikan menggunakan timbangan analitik dengan metode basah.
Berat ikan yang telah di timbang kemudian di catat. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari.
Pertumbuhan berat menggunakan rumus pertumbuhan menurut Effendie (1997) yaitu :
ΔW =Wt –W0
Keterangan:
ΔW = Pertumbuhan mutlak (mg)
Wt = Berat akhir (mg)
W0 = berat awal (mg)
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup adalah dengan membedakan jumlah ikan yang hidup pada
akhir periode dengan jumlah ikan yang mati pada akhir periode tertentu. Kelangsungan
Hidup larva Ikan Cupang yang diamati setiap harinya yaitu dengan melakukan sampling
pengamatan setiap 7 hari sekali. Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR)
diukur dengan menggunakan rumus menurut Efendie (1997) sebagai berikut:
SR =Nt/N0× 100%
Keterangan :
SR = Kelangsungan hidup ikan (%)
N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Nt = Jumlah benih pada akhir penelitian (ekor)
Pengukuran Kualitas Air
Untuk mengetahui kondisi media pemeliharaan, dilakukan pengukuran peubah
kualitas air meliputi suhu, pH dan DO air. Pengukuran suhu, pH dan DO air masing-
masing dilakukan 3 kali sehari pada jam 08.00, 13.00 dan 17.00 WIB menggunakan
thermometer Hg (untuk pengukuran suhu air), menggunakan kertas indikator universal
(pengukuran pH) dan DO meter ( pengukuran oksigen terlarut dalam air).
Analisis Kecerahan Warna
Parameter lain yang diamati yaitu kecerahan warna ikan cupang, pengamatan
kualitas warna pada sirip ekor ikan cupang menggunakan Metode skoring Toca Colour
Finder (TCF). Pengamatan dilakukan dengan mencocokan warna ikan dengan warna
standar yang diberi nilai 1 untuk warna awal ikan, sedangkan perubahan warna kearah
yang lebih kontras diberi skoring atau nilai 1,2,3,4,5. Penetapan standar warna dilakukan
oleh 5 orang penelis untuk menghindari terjadinya bias dalam melakukan penilaian..
Penelis yang dipilih adalah penelis yang tidak buta warna. Pengamatan dilakukan pada
awal dan akhir penelitian.
Analisa Data
Hasil perhitungan data dianalisis menggunakan bantuan program Microsoft Excel
untuk tabulasi data dan penyajian grafik. SPSS digunakan untuk Analisis Ragam
(ANOVA) dan uji F pada selang kepercayaan 95%. Program tersebut digunakan untuk
menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan. Jika berpengaruh nyata, dilakukan uji
lanjut antar perlakuan dengan menggunakan uji beda nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, M., T. Yusufi dan B. Nafi. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Daphnia,
Jentik Nyamuk dan Cacing Sutera Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang Hias (Betta
splendens). Pena Akuatika 2 (1): 21-29.
Amanta, R. 2015. Pengaruh Kombinasi Pakan Alami Dengan Pakan Buatan Terhadap
Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Armando Oscar Simbolon. (2018). PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI (Tubifex
sp., Daphnia sp., Infusoria) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN CUPANG HIAS (Betta splendens)
SKRIPSI Universitas Sumatera Utara.
Budiardi, T., Nursyams dan A.O.Sudrajat. 2005. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan
Larva Ikan Betta (Betta splendens Regan) yang Diberi Berbagai Jenis Pakan Alami.
Jurnal Akuakultur Indonesia 4(1): 13-16.
Fauzi, F. A. 2015. Ikan Cupang Sebagai Objek Penciptaan Kriya Logam. [SKRIPSI].
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Hartimi, P., Asyaf dan M. Hatta. 2013. Lama Waktu Perendaman Larva Ikan Cupang (Betta
splendens) yang berumur 5 hari dengan hormone 17a-Metiltestoren Terhadap
Keberhasilan Monosex Jantan. Koeferensi Akuakultur Indonesia: 1-8.
Renita, Rachimi, dan E. I. Raharjo. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Waktu Penetasan , Daya
Tetas Telur dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Cupang (Betta splendens).
Universitas Muhammadiyah Pontianak, Pontianak.
Sinaga, D. 2015. Tingkat Penggunaan Azolla pinnata Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan
Ikan Nila (Oreochromis niloticus). [SKRIPSI]. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tarigan, Mhd. Rafi’i Ma’arif dan Masnadi (2017). Pengaruh Pemberian Jentik Nyamuk
(Culex sp.) dan Cacing Sutera (Tubifex sp.) terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang
(Betta splendens). Prosiding Seminar Nasional Hayati V. ISBN : 978-602-61371-1-1
Wijayanti, K. 2010. Pengaruh Pemberian Pakan Alami yang Berbeda Terhadap Sinntasan dan
Pertumbuhan Benih Ikan Palmas (Polypterus senegalus Cuvier,1982). [SKRIPSI].
Universitas Riau, Pekanbaru.