You are on page 1of 6

Laporan Praktikum Cryptogamae ke-3, kelompok 6

JAMUR Pillobolus sp (JAMUR PADA KOTORAN KUDA)


Cindy Levania Berliana1, Rizal Maulana Hasby2, Auliadini3
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : cindylevania8@gmail.com
Jalan A.H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614

ABSTRAK
Jamur tidak memiliki akar, batang, daun, dan akar. Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki klorofil,
sehingga tidak memanfaatkan cahaya untuk mensintesis karbohidrat pada proses fotosintesis. Jamur dalam
pertumbuhannya hanya membtuhkan zat-zat organik saja. Pilobolus merupaka jamur koprofil yang biasa hidup
di kotoran hewan, biasanya pada hewan ternak herbivora dan termasuk ke dalam golongan Zygomycota. Dalam
praktikum jamur Pilobolus (jamur pada kotoran kuda) mempunyai tujuan untuk mengamati spora yang di
hasilkan dari jamur Pilobolus (jamur pada kotoran kuda). Jamur Pilobolus pada praktikum ini dikultur selama 6
hari sampai muncul sporanya. Pengamatan yang dilakukan dengan cara mikroskopis menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40x10, hasil yang didapat terdapat sporangium dan sporangiosfor. Sedangkan pada
pengamatan langsung menggunakan mata telanjang hasil yang diperoleh adalah bintik-bintik berwarna hitam
yang banyak yang menempel di dinding kaca botol jam dan menyebar sporanya. Terdapat percikan berwarna
putih seperti kapas. Banyakanya percikan spora yang ditembakkan sehingga membuat sporanya menumpuk.
Cahaya juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan jamur Pilobolus. Bentuk sporangiumnya berbentuk seperti
balon dan kumpulan sporanya berwarna hitam. Sedangkan sporangiospornya berwana putih seperti tangkai.
Jamur Pilobolus memiliki cara reproduksinya dengan spora (sporangiospora).

Kata Kunci : Jamur, Pilobolus sp.

I. PENDAHULUAN
karena menyebabkan penyakit pada
Jamur tidak mempunyai batang,
tanaman atau pathogen (Pracaya, 2007)
daun, dan akar serta tidak mempunyai
Jamur merupakan organisme yang
sistem pembuluh seperti pada tumbuhan
tidak memiliki klorofil, sehingga tidak
tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk
dapat memanfaatkan cahaya matahari
seperti benang, bersel banyak, dan semua
untuk mensintesis karbohidrat dari proses
dari jamur mempunyai potensi untuk
fotosintesis. Dalam pertumbuhan jamur
tumbuh, karena tidak mempunyai
sangat memerlukan zat-zat organik (Yuli,
klorofil yang berarti tidak dapat
2008).
memasak makanannya sendiri, maka jamur
Dunia jamur dibagi menjadi 3
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari
divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi
makhluk hidup yang telah mati maupun
Ascomycotyna, dan Divisi Basidiomyetes.
yang masih hidup. Jamur yang hidup pada
Dasar klasifikasi ketiga divisi tersebut
tanaman yang masih hidup disebut parasit,
adalah cara reproduksi seksual. Salah
satunya adala Zygomycotyna (Sumarjito, dalam kelompok Zygomycota yang
2008) berkembang biak dengan spora
Dalam jamur kelompok (sporangiospora) (K. Michael, 2011).
Zygomycota yang disebut koprofil di Jamur Pillobolus sp. termasuk ke
kedua filum, khusus untuk pertumbuhan dalam ordo mucorales yang sering
pada kotoran hewan herbivora. Mekanisme ditemukan pada kotoran hean herbivora.
senapan semprot ini mendorong spora Jamur ini ditandai dengan kebiasaan
dengan jarak beberapa sentimeter. Tujuan cocrophilous, fototropisme positif dan
dari perlakuan tersebut adalah untuk penyebaran spora. Dalam proses
mendorong spora ke vegetasi segar (Levi penyebaran sporanya, sporangium matang
Yafetto et.al, 2008). akan dilemparkan oleh dehiscence dari
Beberapa Zygomycota lendir yang ditemukan pada persimpangan
sesungguhnya dapat mengarahkan columella dengan sprorangium. Sehingga
sporanya. Salah satunya adalah Pilobolus, menyababkan pecahnya vesikel sub-
sejenis fungi yang menguraikan kotoran sporangial. Pilobolus melekat pada
hewan. Jamur ini membengkokan hifanya substrat oleh struktur serapan dan semi-
yang mengandung sporangium ke arah terbenam dalam substrat di dasar
cahaya, arah dimana rumput kemungkinan sporangiospore (Airton Viriato, 2008).
akan tumbuh. Keseluruhan sporangium itu Secara struktural, satu Pilobolus
kemudian pecah dari ujung hifa. Adaptasi terdiri dari sporangiospor panjang dan tipis
ini menyebarkan spora menjauhi kumpulan yang diperluas menjadi vesikula sub
spora tersebut dan pindah ke rumput- spesial. Vesikel yang terisi oleh cairan
rumputan disekitarnya yang akan dimakan akan tertutupi oleh sporangium berwarna
oleh hewan herbivora. Siklus hidup hitam. Pigmen warna pada sporangiosfor
aseksual ini selesai ketika hewan itu bertindak sebagai sensor cahaya yang
menebarkan spora dalam feses (Campbell, berfungsi sebagai lensa dan
, 2003). memungkunkan jamur melacak cahaya
Jamur Pilobolus adalah jamur yang akan masuk (Bruce V.G, 2008).
koprofil yang dapat hidup di kotoran Tujuan pada praktikum ini adalah
hewan biasanya pada hewan herbivora. untuk mengamati spora yang di hasilkan
Pilobolus menunjukkan adanya dari jamur Pilobolus (jamur pada kotoran
fototropisme yang terjadi pada sporangium kuda).
yang menembakkan sporanya pada arah
datangnya cahaya. Jamur ini termasuk ke
II. METODE sporangium, sporangiofor, dan
2.1 Alat dan Bahan hifanya.
Pada praktikum tentang jamur III. HASIL PENGAMATAN
Pillobollus sp. (jamur pada kotoran No Foto Pribadi Keterangan
kuda) alat dan bahan yang digunakan, 1. Medium

yaitu: botol jam, kaca objek, kaca Pilobolus sp.

penutup, mikroskop, jarum pentul, yang ditutupi

karet, kertas karbon, sendok bekas, dengan kertas

air, dan sampel kotoran kuda. karbon yang


(Sumber:
Dokumentasi telah dikultur
2.2 Cara Kerja
Pribadi, 2017)
selama 6 hari.
2.2.1 Pembuatan Sampel
Cara pembuatan sampel untuk
mengkultur kotoran kudanya, yaitu
dengan cara memasukan kotoran kuda
(Sumber:
ke dalam botol jam dengan Dokumentasi
Pribadi, 2017)
menggunakan sendok bekas atau
Pada praktikum kali ini mengamati
menggunakan bantuan sarung tangan.
jamur yang tumbuh pada kotoran kuda
Masukan kotoran kuda tersebut hingga
baik secara mikroskopis menggunakan
setengah bagian dan botol dibuat pada
mikroskop dan secara makroskopis dengan
posisi miring. Setelah itu, tambahkan
mata telanjang. Sebelumnya botol jam
air apabila kototoran kuda tersebut
dibungkus menggunakan kertas karbon
kurang lembab. Lalu, tutup botol
secara keseleruhan fungsinya untuk
tersebut seluruhnya dengan kertas
menyaring cahaya yang masuk agar tidak
karbon dan diikat dengan karet.
berlebihan yang nanti akan dibuat lubang
Lubangi kertas karbon agar udara
persegi untuk melihat spora yang tumbuh
masuk dan biarkan selama 3-6 hari.
dan memungkinkan cahaya yang masuk.
Amati setiap pertumbuhan sporanya
Dari pengamatan yang telah
2.2.2 Pembuatan Preparat
dilakukan setelah dikultur selama satu
Dilakukan pembuatan preparat dari
minggu diamati secara makroskopis
hasil kultur yang telah dilakukan
didapat hasilnya terdapat bintik-bintik
dengan mencukil jamur dengan jarum
berwarna hitam yang banyak yang
preparat, tutup objek dengan kaca
menempel di dinding kaca. Terdapat
objek dan amati dibawah mikroskop
percikan berwarna putih seperti kapas.
kuntuk mengidentifikasi bentuk
Banyakanya percikan spora yang seperti balon yang ujungnya terdapat spora
ditembakkan sehingga membuat sporanya berwarna hitam. Adapun lapisan kristal
menumpuk. Hal ini terjadi karena spora kalsium oksalat yang melingkupi
pada jamur Pilobolus terus menembakkan sporangium untuk mengatur mekanisme
sporanya. pertahanan dan penempelan saat di media
Setelah diamati secara makroskopis buatan. Bentuk sporangiosfor dari
jamur tersebut diambil dan diletakkan di Pilobolus adalah bulat besar, dan terlihat
kaca objek untuk diamati mikroskopis di seperti benang halus.
bawah mikroskop agar terlihat bagian Spora Pilobolus memiliki dinding
sporangium, sporangiospor, dan hifa. sel yang tebal sehingga susah dicerna oleh
Gambar hwan ternak. Spora tersebut akan melewati
No Literatur
Pribadi
organ penvernaan pada hewan ternak dan
2.
a akan dikeluarkan melalui kotoran. Senjata
. dari Pilobolus merupakan semacam
b
tangkai (sporangiosfor) yang membengkak
.
dibagian ujung dan bagian atasnya adalah
(Sumber: (Sumber: Eva
Dokumentasi Wardah, 2013) spora hitam (sporangium) (Mulyani,
Pribadi, 2017) 2004).
Pada pertumbuhan jamur ini faktor
Pengamatan yang didapat pada yang sangat berpengaruh adalah cahaya
mikroskop hanya terdapat sporangium dan hal ini dapat di buktikan dengan tembakan
sporangiosfor saja. Adapun kalsifikasi dari spora yang mengarah ke arah lubang yang
jamur Pilobolus, Menurut Hariana (2005), dibuat. Menurut Gould (2003),
sebagai berikut: menyatakan bahwa penyebaran spora yang
Kingdom : Fungi baik adalah pada waktu siang hari. Hal ini
Sub Filum: Mucormycotina karena penyebaran spora memberikan
Ordo : Murocales kesempatan yang baik untuk mendarat di
Family : Pilobolaceae tempat yang cerah misalnya pada rumput
Genus : Pilobolus atau tanaman yang sudah berkembang dan
Jamur Pilobolus yang diamati hewan ternak seperti sapi.
morfologinya tidak terdapat hifa. Sesuai Menurut Hariana (2005), spora
dengan pernyataan Marder (2004), jamur yang ditembakkan tersebut akan terbang
Pilobolus tidak memiliki hifa. Tetapi pada beberapa meter dari permukaan
memiliki sporangium yang berbentuk tanah. Spora akan terbang dengan
kecepatan 10,8 m per detik. Percepatan matahari dan bereproduksi dengan
terbang spora Pilobolus dalam 1 mm menggunakan spora (sporangiospora).
pertama adalah 0-45 mph. DAFTAR PUSTAKA
Menurut Campbell (2003), Airton Viriato. 2008. Pilobolus Species
reproduksi pada jamur Pilobolus dengan Found on Herbivore dung from the Sao
menggunakan spora (sporangiospora). Paulo Zoological Park, Brazil. Acta
Siklus hidup jamur Pilobolus sendiri bot.bras. Vol 22 (3). 614-620.
dimulai saat membengkokan hifa yang Bruce, VG, Weight, F, Pittendrigh, CS.
mengandung sporangium ke arah cahaya. 2008. Resetting the Sporulation Rhythm
Dimana arah tersebut merupakan tempat in Pilobolus with Short Light Flashes of
rumput akan tumbuh. Lalu sporangium High Intensity. Science. 131 (342):728-
tersebut pecah dari ujung hifa. Spora akan 730
menjauhi kumpulan spora dan pindah ke Campbell, Nell A. Biologi Edisi Kelima
rerumputan di sekitarnya dan akan Jilid II. Jakarta: Erlangga.
dimakan oleh hewan herbivora seperti Eva Wardah. 2013. Laporan Cryptogamae
sapi. Siklus hidupnya akan berakhir ketika Jamur. Diakses pada Tanggal [23
hewan tersebut menebarkan spora dalam November 2017] Pukul [23.15 WIB].
feses. Gould, Dinah. 2003. Fungi (Jamur)
IV. KESIMPULAN Penembak Ulung. Depok: Kedokteran
Pada praktikum kali ini dapat EGC.
disimpulkan bahwa Hasil yang didapat Hariana, A. 2005. Jamur dan
pada pengamatan jamur Pillobolus ini Perkembangannya. Depok: PT Penebar
yang terlihat untuk pengamatan secara Swadaya.
makroskopisnya terlihat bintik-bintik K. Michael Foos and Kathy B. Sheehan.
berwarna hitam dan sporanya menumpuk 2011. Molecular Indetification of
berwarna putih seperti kapas yang Pilobolus Species from Yellowstone
menyebar. Sedangkan pada National Park. Journal Mycolo/gia. Vol
pengamatanmikroskopis yang dilihat 103 (6): 1-5.
hanya terdapat sporangium dan Levi Yafetto, Loran Carroll, Yunluan Cui,
sporangiospor saja. Sporangium berisi Diana J. Davis, Mark W. F. Fischer,
spora yang nantinya akan menembakan Andrew C. Henterly, and Jordan D.
sporanya untuk menyebar. Pertumbuhan Kessler. The Fastest Flight in Nature:
pada jamur ini tergantung pada cahaya High-Speed Spore Discharge
Mechanisms among Fungi. Plos One.
Vol 3 (9): 1-5.
Marder, SS. 2004. Biology.7th.ed.boston.
MC Graw-Hill. Companics.Inc.
Mulyani, S. 2004. Jamur Pilobolus Si
Penembak Ulung. Jakarta: Erlangga.
Pracaya, 2007. Hama Dan Penyakit
Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sumarjito. 2008. Panduan Belajar Biologi.
Yogyakarta: Primagama.
Yuli Irianto, Ari Susilowati, dan Wiryanto.
2008. Pertumbuhan Kandungan Protein
dan Sianida Jamur Kuping (Auricularia
polytricha) pada Medium Tumbuh
Serbuk Gergaji dan Ampas Tapioka
dengan Penambahan Pupuk Urea.
Bioteknologi. Vol 5 (2) : 43-50.

You might also like