Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Jamur tidak memiliki akar, batang, daun, dan akar. Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki klorofil,
sehingga tidak memanfaatkan cahaya untuk mensintesis karbohidrat pada proses fotosintesis. Jamur dalam
pertumbuhannya hanya membtuhkan zat-zat organik saja. Pilobolus merupaka jamur koprofil yang biasa hidup
di kotoran hewan, biasanya pada hewan ternak herbivora dan termasuk ke dalam golongan Zygomycota. Dalam
praktikum jamur Pilobolus (jamur pada kotoran kuda) mempunyai tujuan untuk mengamati spora yang di
hasilkan dari jamur Pilobolus (jamur pada kotoran kuda). Jamur Pilobolus pada praktikum ini dikultur selama 6
hari sampai muncul sporanya. Pengamatan yang dilakukan dengan cara mikroskopis menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40x10, hasil yang didapat terdapat sporangium dan sporangiosfor. Sedangkan pada
pengamatan langsung menggunakan mata telanjang hasil yang diperoleh adalah bintik-bintik berwarna hitam
yang banyak yang menempel di dinding kaca botol jam dan menyebar sporanya. Terdapat percikan berwarna
putih seperti kapas. Banyakanya percikan spora yang ditembakkan sehingga membuat sporanya menumpuk.
Cahaya juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan jamur Pilobolus. Bentuk sporangiumnya berbentuk seperti
balon dan kumpulan sporanya berwarna hitam. Sedangkan sporangiospornya berwana putih seperti tangkai.
Jamur Pilobolus memiliki cara reproduksinya dengan spora (sporangiospora).
I. PENDAHULUAN
karena menyebabkan penyakit pada
Jamur tidak mempunyai batang,
tanaman atau pathogen (Pracaya, 2007)
daun, dan akar serta tidak mempunyai
Jamur merupakan organisme yang
sistem pembuluh seperti pada tumbuhan
tidak memiliki klorofil, sehingga tidak
tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk
dapat memanfaatkan cahaya matahari
seperti benang, bersel banyak, dan semua
untuk mensintesis karbohidrat dari proses
dari jamur mempunyai potensi untuk
fotosintesis. Dalam pertumbuhan jamur
tumbuh, karena tidak mempunyai
sangat memerlukan zat-zat organik (Yuli,
klorofil yang berarti tidak dapat
2008).
memasak makanannya sendiri, maka jamur
Dunia jamur dibagi menjadi 3
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari
divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi
makhluk hidup yang telah mati maupun
Ascomycotyna, dan Divisi Basidiomyetes.
yang masih hidup. Jamur yang hidup pada
Dasar klasifikasi ketiga divisi tersebut
tanaman yang masih hidup disebut parasit,
adalah cara reproduksi seksual. Salah
satunya adala Zygomycotyna (Sumarjito, dalam kelompok Zygomycota yang
2008) berkembang biak dengan spora
Dalam jamur kelompok (sporangiospora) (K. Michael, 2011).
Zygomycota yang disebut koprofil di Jamur Pillobolus sp. termasuk ke
kedua filum, khusus untuk pertumbuhan dalam ordo mucorales yang sering
pada kotoran hewan herbivora. Mekanisme ditemukan pada kotoran hean herbivora.
senapan semprot ini mendorong spora Jamur ini ditandai dengan kebiasaan
dengan jarak beberapa sentimeter. Tujuan cocrophilous, fototropisme positif dan
dari perlakuan tersebut adalah untuk penyebaran spora. Dalam proses
mendorong spora ke vegetasi segar (Levi penyebaran sporanya, sporangium matang
Yafetto et.al, 2008). akan dilemparkan oleh dehiscence dari
Beberapa Zygomycota lendir yang ditemukan pada persimpangan
sesungguhnya dapat mengarahkan columella dengan sprorangium. Sehingga
sporanya. Salah satunya adalah Pilobolus, menyababkan pecahnya vesikel sub-
sejenis fungi yang menguraikan kotoran sporangial. Pilobolus melekat pada
hewan. Jamur ini membengkokan hifanya substrat oleh struktur serapan dan semi-
yang mengandung sporangium ke arah terbenam dalam substrat di dasar
cahaya, arah dimana rumput kemungkinan sporangiospore (Airton Viriato, 2008).
akan tumbuh. Keseluruhan sporangium itu Secara struktural, satu Pilobolus
kemudian pecah dari ujung hifa. Adaptasi terdiri dari sporangiospor panjang dan tipis
ini menyebarkan spora menjauhi kumpulan yang diperluas menjadi vesikula sub
spora tersebut dan pindah ke rumput- spesial. Vesikel yang terisi oleh cairan
rumputan disekitarnya yang akan dimakan akan tertutupi oleh sporangium berwarna
oleh hewan herbivora. Siklus hidup hitam. Pigmen warna pada sporangiosfor
aseksual ini selesai ketika hewan itu bertindak sebagai sensor cahaya yang
menebarkan spora dalam feses (Campbell, berfungsi sebagai lensa dan
, 2003). memungkunkan jamur melacak cahaya
Jamur Pilobolus adalah jamur yang akan masuk (Bruce V.G, 2008).
koprofil yang dapat hidup di kotoran Tujuan pada praktikum ini adalah
hewan biasanya pada hewan herbivora. untuk mengamati spora yang di hasilkan
Pilobolus menunjukkan adanya dari jamur Pilobolus (jamur pada kotoran
fototropisme yang terjadi pada sporangium kuda).
yang menembakkan sporanya pada arah
datangnya cahaya. Jamur ini termasuk ke
II. METODE sporangium, sporangiofor, dan
2.1 Alat dan Bahan hifanya.
Pada praktikum tentang jamur III. HASIL PENGAMATAN
Pillobollus sp. (jamur pada kotoran No Foto Pribadi Keterangan
kuda) alat dan bahan yang digunakan, 1. Medium