You are on page 1of 46

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Tanggal Penyerahan: 8 Mei 2018

Disusun Oleh:

Kelompok: (3)
1. Dhanny Kurnia Kevin 232015124
Karewur
2. Ninda Evrilia 232016100

Kelas (C)
Nama Asisten:
1. Sandy Wijaya 232014014
2. Noviandini Indriawati 232014117

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SPASIAL


JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 1
1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum ...................................................................... 1
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 2
2.1 Sistem Informasi Geogragis .......................................................................... 3
2.2 Geodatabase .................................................................................................. 6
2.2.1 Feature Dataset ...................................................................................... 8
2.2.2 Feature Class .......................................................................................... 8
2.3 Topologi Geodatabase ................................................................................... 8
2.3.1 Aturan Topology ..................................................................................... 9
2.2.2 Koreksi Topology ................................................................................... 9
2.4 Metadata ........................................................................................................ 9
2.5 Data Spasial ................................................................................................. 12
2.5.1 Shapefile................................................................................................ 15
2.6 Data Non Spasial (Data Atribut) ................................................................. 16
2.7 Pengolahan Data Spasial ............................................................................. 17
2.7.1 Rektifikasi ............................................................................................. 18
2.7.2 Digitasi .................................................................................................. 18
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................... 20
3.1 Rektifikasi Peta............................................................................................ 20
3.2 Pembuatan Shapefile ................................................................................... 22
3.3 Digitasi ........................................................................................................ 22
3.4 Atributing..................................................................................................... 23
3.5 Pembuatan Geodatabase ............................................................................. 26
3.5.1 Pembuatan Feature Dataset.................................................................. 27
3.5.2 Pembuatan Feature Class ..................................................................... 29
3.5.3 Import/Load Shapefile to Fetaure Class ............................................... 29

Kelompok / Kelas i
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

3.6 Topology Geodatabase ................................................................................ 32


3.7 Metadata ...................................................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ...................................................................... 37
4.1 Hasil............................................................................................................. 37
4.2 Analisis ........................................................................................................ 41
BAB V KESIMPILAN ........................................................................................ 42
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43

Kelompok / Kelas ii
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan


Praktikum ini bermaksud untuk menjelaskan tahap-tahap membuat rektifikasi,
pembuatan shapefile , cara mendigitasi di software ArcGis, menjelaskan tahap-
tahap pembuatan tabel atribut beserta pengisiannya, menjelaskan tahap-tahap
pembuatan Feature Datasets dan Feature Class, menjelaskan tahap-tahap membuat
topology geodatabase, serta menjelaskan tahap-tahap melakukan metadata di
software ArcGis

- Mahasiswa mampu melakukan rektifikasi pada


- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan shapefile di software ArcGis
- Mahasiswa mampu melakukan digitasi sesuai tema yang diambil
- Mahasiswa mampu mengisi atribut pada tabel atribut di ArcGIS
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan geodatabase di software ArcGis
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Feature Datasets software
ArcGis
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Feature Class software ArcGis
- Mahasiswa dapat membedakan feature dataset dan feature class
- Mahasiswa mampu melakukan koreksi topology
- Mahasiswa mengetahui yang dimaksdu topology geodatabase
- Mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam software ArcGis
- Mahasiswa mampu melakukan metadata pada ArcCatalog
- Mahasiswa mampu membuat tujuan dari pembuatan geodatabase

1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum basis data geospasial mengenai pembuatan shapefile dan digitasi
ini dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 6 Maret 2018
Waktu : 16.00- 17.30 WIB
Tempat : Ruang Laboratorium Sistem Informasi Spasial ,Gedung 18

3/C 1
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Praktikum Basis Data Geospasial mengenai pengisian atribut ini


dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 3 April 2018
Waktu : 16.00-17.30 WIB
Tempat : Ruang Laboratorium Sistem Informasi Spasial

Praktikum basis data geospasial mengenai tahap-tahap pembuatan Feature


Datasets dan Feature Clas ini dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 09 April 2018
Waktu : 16.00- 17.30 WIB
Tempat : Ruang Laboratorium Sistem Informasi Spasial ,Gedung 18

Praktikum basis data geospasial mengenai pembuatan topology


geodatabase ini dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 24 April 2018
Waktu : 16.00- 17.30 WIB
Tempat : Ruang Laboratorium Sistem Informasi Spasial ,Gedung 18

Praktikum basis data geospasial mengenai pembuatan shapefile dan digitasi


ini dilaksanakan pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 4 Mei 2018
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Ruang Laboratorium Sistem Informasi Spasial ,Gedung 18
BAB II
DASAR TEORI

3/C 2
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1.1 Sistem Informasi Geogragis


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, menganalisa, dan
menampilkan informasi dengan referensi geografis (Budianto. 2010.)

Menurut sumber Esri (1990), bahwa sistem informasi geografis adalah


kumpulan terorganisasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data
geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,
menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua
bentuk informasi yang bereferensi geografis (Prahasta, Eddy. 2006)

Definisi Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem untuk


mendayagunakan dan menghasil gunakan pengolahan dan analisis data spasial
(keruangan) serta data non- spasial (tabular), dalam memperoleh berbagai informasi
yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersil,
pengelolaan maupun kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa keuntungan
penggunaan SIG (Hanafi. 2011)

SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail yang


diinginkan, menggabungkan satu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya,
melakukan perbaikan data dengan lebih cepat dan memodelkan data serta
menganalisis suatu keputusan.

SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan


untuk menampilan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat
dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi
atribut-atributnya.

SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di


permukaan bumi menjadi beberapa layer data spasial, dengan layer permukaan
bumi dapat direkonstruksi kembali.

Dengan demikian aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan


berkenaan dengan (Budianto, Eko. 2010.):

3/C 3
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Lokasi = Ada apa di lokasi tertentu (di lereng gunung, di desa A), apa yang
terjadi di lokasi tersebut (rawan banjir, ada deposit emas, curah hujannya tinggi,
dan sebagainya).

Kondisi = Dimana lokasi jalan yang paling macet, berapa besar potensi
tambang yang ada di Kabupaten X dan sebagainya.

Kecenderungan/Trend = Seberapa besar tingkat degradasi kawasan hutan


lindung di DAS dan sebagainya.

Pola = Bagaimana hubungan antara jenis tanah dan produksi gondorukem,


bagaimana pola penyebaran penyakit di sekitar kawasan industri kayu dsb.

Simulasi/Modeling = Berapa besar menurunnya erosi bila luas hutan di hulu


Sungai Jeneberang meningkat sebesar 1.000 hektar.

Komponen Utama Sistem Informasi Geografis (SIG)

1. Daya Manusia

Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa


manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia
menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu
analisa yang dibutuhkan.

2. Software

Software merupakan sistem modul yang berfungsi untuk mengoperasikan


sistem informasi geografis. Sebuah software SIG harus menyediakan fungsi dan
tool yang mampu melakukan penyimpanan data analisis dan menampilkan
informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam
komponen software SIG adalah tools untuk melakukan input dan transformasi data
geografis, sistem manajemen basis data, tools yang mendukung query geografis,
analisis dan visualisasi, Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan
akses pada tools geografi.

3. Hardware

3/C 4
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Sistem informasi geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware


yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya.
Hal ini disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya
membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan
memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa hardware yang sering
digunakan dalam sistem informasi geografis adalah personal komputer, mouse,
digitizer, printer, plotter dan scanner.

4. Aplikasi sistem informasi geografis dalam proces perencanaan

Sistem informasi geografis sudah diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti


pertanian, lingkungan manajemen sumber daya alam, parawisata, geologi,
perencanaan, dan lain sebagainya. keunggulan sistem informasi geografis sehingga
digunakan pada bidang-bidang tersebut adalah karena kemampuannya
mengintegrasikan antara data spasial dan data atribut sehingga dalam analisisnya
mampu menghasilkan informasi yang kompleks.

5. Data

Hal yang merupakan komponen penting dalam sistem informasi geografis


adalah data. Secara fundamental sistem informasi geografis bekerja dengan dua tipe
data yaitu data vektor dan data raster. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan
bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data
kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan suatu kota, data distribusi
lokasi pengambilan sampel, dan sebagainya. Data SIG dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang
menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi, sedangkan
data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut
(Pahlevy. 2010.)

Telah dijelaskan diawal bahwa SIG adalah suatu kesatuan membentuk sistem
yang terdiri dari berbagai komponen, tidak hanya perangkat keras komputer beserta
dengan perangkat lunaknya saja, akan tetapi harus tersedia data geografis yang
benar dan sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam
memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG.

3/C 5
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1.2 Geodatabase
Geodatabase adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan data
feature, dataset, raster dataset, topologi, network dataset, terrain dataset dan lain
sebagainya. Ada tiga jenis geodatabase dalam ArcGIS.

1). Personal Geodatabase, semua dataset disimpan dalam format *.mdb microsoft
database dengan limit size sampai 2 Giga byet, hanya berjalan pada windows
operating system. Dapat dipakai oleh single user dan kelompok kecil. Sering
digunakan untuk manajemen data atribut melalui microsfot access untuk jenis
atribut string (teks)

2). File Geodatabase, disimpan dalam bentuk sistem file, setiap dataset dapat
disimpan sampai 1 Terra byet tetapi dapat dibesarkan mencapai 256 Terra byet
untuk menyimpan data citra satelit yang besar dan banyak.

3). ArcSDE Geodatabase, dapat juga disebut dengan multiuser geodatabase,


disimpan dalam bentuk relasional database menggunakan Microsoft SQL Server,
IBM DB2, Oracle, PostgreSQL, IBM Informix. Syarat penggunaan jenis ini
memerlukan ArcSDE sebgai penghubung dan tidak terbatas dalam penyimpanan
serta penggunanya. Dapat digunakan pada platform windows, UNIX, Linux, dan
koneksi langsung ke DBMS

File Geodatabase dan Personal Geodatabase tersedia untuk semua pengguna


ArcGIS Dekstop (Basc, Standard, Advanced) dirancang untuk mendukung model
informasi pada geodatabase seperti topologi, raster katalog, network dataset, terrain
dataset, address locator, dan lain-lain. Personal geodatabase didesain hanya dapat
diedit oleh satu user saja, untuk file geodatabase dimungkinkan dapat diedit lebih
dari satu editor pada waktu yang sama untuk feature yang berbeda.

ArcGIS akan terus mendukung personal geodatabases untuk berbagai tujuan.


Namun, dalam banyak kasus, Esri (ArcGIS) merekomendasikan menggunakan File
geodatabases untuk skalabilitas dalam ukuran penyimpanan, kinerja lebih cepat,
dan penggunaan cross-platform operating system. File geodatabase sangat ideal
untuk bekerja dengan dataset berbasis file untuk proyek GIS, penggunaan data
pribadi, dan dalam kelompok kerja kecil. Memiliki kinerja yang kuat dan skala baik

3/C 6
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

untuk menahan volume data yang sangat besar tanpa membutuhkan penggunaan
DBMS. Plus, file geodatabase bekerja secara portabel di seluruh sistem operasi.

ArcSDE Geodatabase bekerja dalam penyimpanan Database management System


(DBMS) (IBM DB2, Informix, Oracle, PostgreSQL, SQL Server) ArcSDE
Geodatabase digunakan dalam pelbagai individu, grup, departemen, perusahaan,
instansi pemerintah, karena ArcSDE sangat besar dalam penyimpanan (tak
terbatas), untuk kepentingan data yang terus menerus (countinous), multiuser dan
kepentingan jangka panjang, serta memberikan skalabilitas, dapat diandalkan,
keamanan, sistem backup dan restore, integritas dan sebagainya.

Geodatabase mewadahi :

1. Tabel –> menyimpan obyek non-spasial (informasi tabular), seperti tabel


pemilik lahan, tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dsb.

2. Feature Class –> kumpulan dari obyek spasial:titik,garis,area (poligon).Bisa


juga untuk menyimpan feature anotasi, dimensi, rute.

3. Feature Dataset –> tempat/wadah untuk feature class yang memiliki


referensi spasial sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat network
dan topologi.

4. Relationship classes –> mengatur hubungan tematik antara tabel, feature


classes, atau kedua-duanya. Mendukung integrasi antara origin data dan
destination class.

5. Geometrik Netwrok –> hubungan topologi khusus antara titik dan garis
yang digunakan untuk analisa pada alur sistem jaringan langsung.

6. Topologi –> hubungan spasial antara feature classes yang digunakan untuk
menentukan dan memperbaiki kesalahan(error) spasial, seperti parcel yang
overlap satu sama lain atau yang tidak berada dalam batas wilayah.

7. Raster Dataset –> data grid yang diturunkan dari berbagai sumber format
(IMG, JPEG, dll)

3/C 7
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

8. Raster Catalog –> tabel dari kumpulan data raster

9. Survey Dataset –> menyimpan informasi survey dan menggabungkan data


survey dalam proyek dan banyak proyek ke dalam folder proyek.

10. Toolboxes –> berisi tool-tool geoprocessing.

11. Behaviour Rules –> dapat dibuat untuk mendefinisikan atribut


legal,relation, topologi, koneksi.

1.2.1 Feature Dataset


adalah sekumpulan data dengan karakteristik dan fungsi yang sejenis.
pengelompokan lebih cenderung kepada karakteristik yang sama seperti transfortasi
(terdiri dari feature clas jalan,jembatan,trotoar dll) setiap feature dataset terdiri dari
satu feature class. feature dataset tidak mengharuskan memiliki salah satu bentuk
titik,garis atau poligon

1.2.2 Feature Class


adalah objek aktual yang menyusun suatu feature dataset. feature class
diwakili oleh tipe data sesuai dengan fungsi apakah sebagai titik, garis (line) atau
poligon (area).feature class sungai (garis) adalah representasi dari sungai kecil atau
anak sungai, Danau (poligon) adalah feature clas yang merepresentasikan tubuh air
yang cukup luas.sedangkan mata air (titik) adalah feature class yang
merepresentasikan titik mata air kesemua feature class tersebut adalah bagian dari
feature dataset "Perairan".

1.3 Topologi Geodatabase


Topology adalah pendefinisian secara matematis yang menerangkan
hubungan relative antara objek yang satu dengan objek yang lain. Dalam GIS,
topology didefinisikan oleh user sesuai dengan karakteristik data seperti polyline,
polygon maupun point/titik. Setiap karakteristik data tertentu mempunyai
rule/aturan tertentu. Rule atau aturan tersebut secara default telah disediakan oleh
software GIS.( Sudomo Ostip, S.Si – PT. Duta Informatika)

3/C 8
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1.3.1 Aturan Topology


Aturan topologi adalah aturan yang kita buat untuk menentukan feature
class yang kita buat adalah benar atau tidak. Misalnya, dalam satu feature
class tidak boleh ada objek yang bertampalan (overlap).

1.3.2 Koreksi Topology


Polygon

1. Must Not Overlap

 Subtract: Menghapus bagian yang overlap dari masing2


feature dan akan meninggalkan area yang kosong pada daerah error.
Perbaikan ini bisa diterapkan ke satu atau lebih kesalahan yang terjadi
(terselesi) pada aplikasi rule Must Not Overlap errors.
 Merge: Menambah/menggabung feature dari feature overlap
yang melangar aturan yg dipakai. Pemilihan feature tergantung justifikasi
kita mana yg akan dipilih sebagai feature yang dianggap salah. Koreksi ini
bisa diterapkan pada satu kesalahan Must Not Overlap saja.
 Create Feature: Membuat polygon baru diluar kesalahan
yang terjadi dan menghapus kesalahan yang ada. Koreksi ini bisa diterapkan
ke satu atau lebih kesalahan yang terselect oleh penerapan aturan Must Not
Overlap errors.

3/C 9
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2. Must Not Have Gap

 Create Feature: Membuat polygon baru dari garis batas yang


saling membentuk polygon kosong (gap). Koreksi ini bisa diterapkan pada
satu atau lebih kesalahan pada penerapan aturan Must Not Have Gaps
errors.

Line

1. Must Not Overlap

 Substract: Menghapus segmen line yang overlapping dari


feature2 yang membentuk kesalahan. Anda harus melakukan seleksi lebih
dulu sebelum menghapus obyek dimaksud. Koreksi ini dapat diterapkan
pada satu kesalahan Must Not Overlap saja.

2. Must Not Intersect

 Subtract: Menghapus segmen line yang overlapping dari


feature2 yang membentuk kesalahan. Anda harus melakukan seleksi lebih
dulu sebelum menghapus obyek dimaksud. Koreksi ini dapat diterapkan
pada satu kesalahan Must Not Intersect saja.
 Split: Memotong feature line yang saling berpotongan
menjadi 4 segmen garis. Koreksi ini bisa diterapkan pada satu atau lebih
kesalahan Must Not Intersect.

3. Must Not Have Dangles

 Extend: Menyambung dangle pada akhir segmen line ke


feature di depannya sepanjang toleransi jarak snapping terpenuhi. Jika tidak
masuk dalam toleransi jarak snapping, maka dangle akan tetap
dipertahankan (tidak berubah), hanya obyek yang terselek yg akan di
validasi. Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not
Have Dangles.
 Trim: Menghapus feature line jika dangle (point) pada akhir
intersection line masuk dalam toleransi jarak snapping yg diterapkan.

3/C 10
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Koreksi ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not Have
Dangles.
 Snap: Akan menyatukan dangle line ke line terdekat yang
masuk dalam toleransi jarak snapping, target line sendiri posisinya tetap.
Akan dicari endpoint terlebih dulu, vertex dan pada akhirnya garis. Koreksi
ini dapat diterapkan ke satu atau lebih kesalahan Must Not Have Dangles.

Points

Pada jenis kesalahan points hanya ada dua koreksi yang bisa
dilakukan yaitu membiarkannya atau menghapus feature yang dianggap
salah.

1.4 Metadata
Pengertian metadata adalah data yang mengandung informasi mengenai satu atau
beberapa aspek data. Secara sederhana metadata dapat diartikan sebagai "data
tentang data". Metadata pada umumnya ditampilkan dalam format dokumen XML
(Extensible Markup Language), yang berisikan informasi dasar mengenai data apa,
siapa, dimana, kapan, mengapa serta bagaimana sumber data tersebut.

Geospasial metadata biasanya dibuat dalam bentuk dataset SIG (GIS), dan juga
citra satelit (penginderaan jauh). Metadata biasanya berisikan informasi seperti
tanggal pembuatan, abstrak, judul, publikasi, cakupan area, proyeksi maupun
informasi lainnya. Ada 2 konsep metadata yaitu:

1. Metadata Struktural ; mengandung pesan dan spesifikasi data


2. Metadata Deskriptif ; menjelaskan mengenai isi daripada data.

Metadata terdiri atas beberapa jenis standar dalam menampilkan data. Secara
sederhana yang dimaksud dengan standar metadata adalah satu set terminologi serta
definisi umum yang digunakan dalam metadata serta dipresentasikan dalam format
terstruktur.

Standar metadata spasial SIG dibuat dan dikembangkan untuk mendefinisikan

3/C 11
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

informasi yang diperlukan oleh seorang pengguna prospektif untuk mengetahui


ketersediaan suatu set data spasial SIG, mengetahui kesesuaian set data spasial SIG
untuk penggunaan yang diinginkan, mengetahui cara-cara pengaksesan data spasial
SIG serta untuk mentransfer set data spasial SIG dengan sukses.

Walaupun demikian standar tidak menetapkan tatacara bagaimana informasi


diorganisasikan dalam suatu sistem komputer atau dalam suatu transfer data, tidak
juga menetapkan tatacara bagaimana informasi tersebut ditransmisikan,
dikomunikasikan atau disampaikan kepada pengguna. Jika standar metadata
geospasial (SIG) terkesan sangat komplek itu karena standar tersebut didesain
untuk mendeskripsikan seluruh data geospasial yang bisa dideskripsikan.

Manfaat ataupun Fungsi Metadata SIG diantaranya adalah:

 Metadata membantu mengorganisasi mengelola data.


 Pengguna dapat mengetahui lokasi penyimpanan data spasial SIG dan
cakupan areal yang dipetakan.
 Menghindari adanya duplikasi karena data yang sudah dibuat tercatat
dengan baik dan diketahui.
 Metadata mempromosikan ketersediaan data spasial SIG pada komunitas
geospasial.
 Koleksi metadata dibuat berdasarkan dan diperkuat oleh prosedur data
management oleh komunitas geospasial.
 Penyedia data dapat mempromosikan ketersediaan data dan memungkinkan
kerjasama dengan pihak lain untuk update dan lain-lain

1.5 Data Spasial


Data spasial adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan memiliki
sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya (Nuarsa IW. 2005.). Sebagian
besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari

3/C 12
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut) yang
dijelaskan berikut ini(Yousman. 2004):

1. Informasi lokasi (spasial) merupakan informasi yang berkaitan dengan


suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) maupun
koordinat Cartesian XYZ (absis, ordinat dan ketinggian), termasuk
diantaranya sistem proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non-spasial merupakan
informasi suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan
dengan lokasi tersebut, contohnya jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos,
dan sebagainya. Informasi atribut seringkali digunakan pula untuk
menyatakan kualitas dari lokasi

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data
spasial dapat direpresentasikan dalam dua format yaitu (Prahasta. 2005):
1) Model Data Raster
Data raster atau disebut juga dengan sel grid adalah data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan piksel (picture element). Pada data raster,
resolusi tergantung pada ukuran piksel- nya. Dengan kata lain, resolusi piksel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
piksel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari
data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin
besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras
yang tersedia. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan,
data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta
kemudahan dalam analisa. Contoh gambar format data raster dapat dilihat pada
gambar 2.2.

3/C 13
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Gambar 2.2 Format Data Raster


2) Model Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan
garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik
yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk
analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas
kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan
spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidak
mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual. Contoh gambar format
data vektor dapat dilihat pada gambar 2.3.

3/C 14
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Gambar 2.3 Format Data Vektor


1.5.1 Shapefile

Shapefile ESRI atau biasa disebut shapefile adalah format data


geospasial yang umum untuk perangkat lunak sistem informasi geografis.
Dikembangkan dan atur oleh ESRI sebagai spesifikasi (hampir) terbuka untuk
interoperabilitas data antara ESRI dan produk perangkat lunak lainnya.

Format file SHP dikeluarin sama ESRI, sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang perangkat lunak berbasis geografis. SHP ini paling banyak digunakan
dalam dunia per-GIS-an.

Sebuah "shapefile" biasanya terdiri dari kumpulan file yang berekstensi ".shp",
".shx", ".dbf", dan ekstensi lainnya pada sebuah nama yang sama (e.g.,
"jalan.*"). Saat penggunaan, shapefile sebenarnya yang rujuk adalah yang
berekstensi ".shp", namun file ini tidak lengkap dan membutuhkan file lainnya.

Shapefile keruangan digambarkan dengan geometri : titik, garis, dan luasan.


Geometri tersebut, sebagai contoh, dapat mewakili pancuran, sungai, dan
danau. Tiap bagian memiliki atribut yang menjelaskan atribut tersebut, seperti
nama sungai atau temperatur.

SHP bisa dibuka dibanyak aplikasi, misal Argis, Qgis, Tilemill, dll. Disalah satu
file SHP yaitu .prj berisi jenis proyeksi yang digunakan untuk mereferensikan
koordinat, agar pas di overlay diatas peta koordinatnya ngga melenceng.

3/C 15
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1.6 Data Non Spasial (Data Atribut)


Tabel attribut menampilkan data layer serupa dengan worksheet atau tabel
dimanarecord data diperlihatkan dalam arah mendatar (baris) sedangkan Field
diperlihatkan dalam arah vertikal (kolom). Sel adalah bagian terkecil dari tabel
attribut. Pada tabelattribut data spasial, 1 record mewakili 1 fitur, jadi menghapus
1 record dalam tabel sama berarti juga menghapus fitur yang diwakili oleh record
tersebut. Demikian juga pada saat pembuatan fitur baru pada layer, record dalam
table ini akan bertambah dengan sendirinya .

Berikut deskripsi singkat tentang Data Type dalam attribute table di ArcMap :

Short Integer adalah seluruh angka, termasuk positif dan negatif yang biasanya
digunakan sebagai coding. Misalnya coding untuk land use.

Long Integer adalah seluruh angka termasuk positif dan negatif yang biasanya
digunakan untuk menunjukkan nilai banyak (kuantitas) dari suatu tema, misalnya
populasi penduduk.

Float adalah angka dengan nilai pecahan decimal yang memiliki range yang
spesifik. Dengan data type float ini Anda bisa ‘menolak’ sebuah nilai jika nilai
tersebut diluar dari Precision dan scale yang sudah ditentukan sebelumnya. Contoh
: Anda menentukan precision 4 (lebar field hanya menerima max 4 angka termasuk
nilai decimal tanpa memperhitungkan pemecah angka tersebut yaitu titik sebagai
bentuk decimal) dan scale 2 (max 2 angka setelah pemecah angka tersebut yaitu
titik sebagai bentuk decimal), maka field tersebut bisa menerima nilai 12.35 tetapi
tidak menerima 1.235 dan 123.5. Lihat gambar di bawah untuk ilustrasi Precision
dan Scale.

Double adalah angka dengan nilai pecahan decimal yang memili range yang
spesifik dengan precision hingga 19 angka dan akurasi hingga 15 angka decimal,
berbeda dengan data type float yang 8 angka saja serta akurasi 6 angka decimal.
Data Type Double biasanya digunakan menyimpan angka decimal yang lebih detail
misalnya nilai suatu koordinat.

Date digunakan untuk menyimpan waktu dalam hal ini tanggal (mm-dd-yyyy)

3/C 16
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Text adalah seluruh karakter termasuk alphanumeric. Maximum 255 karakter

1.7 Pengolahan Data Spasial


Sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya
yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

1. Akuisisi data merupakan proses pemasukan data pada komputer


dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis
penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan
lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data
digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat
lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Basis data adalah
pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat
dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan
secara bersama oleh pengguna.

2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data


storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan
pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat
ditampilkan/cetak pada kertas).

3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan


berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta,
membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya.
Manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG
dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan
menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi

4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil


pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Bentuk
produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan
kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel
angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak
lunak (seperti file elektronik).

3/C 17
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1.7.1 Rektifikasi
Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu
sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel
pada citra output tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel
yang digunakan untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali.
Resampling adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-
piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga
dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang
ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan input
GCP atau rectification image to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat
tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra

Ada beberapa tujuan untuk melakukan rektifikasi, antara lain :


1. Untuk membangun basis data sebuah permodelan SIG
2. Untuk mengindentifikasi sampel yang mengacu pada koordinat peta
3. Untuk membuat peta foto yang berskala tepat
4. Untuk keperluan tumpang susun (overlay) sebuah citra dengan data
vektor
5. Untuk membandingkan sebuah citra dalam berbagai skala
6. Untuk meningkatkan ketepatan hitungan jarak dan luas pada citra
7. Untuk membuat mosaik citra
8. Berbagai aplikasi lain yang membutuhkan identifikasi sebuah lokasi
geografis secara teliti
1.7.2 Digitasi

Digitasi adalah proses mengkonversi obyek geografis dari data peta raster
ke vektor. Data raster yang dimaksud adalah peta dengan format jpg.

3 kelompok berdasarkan type shapefilenya yaitu:


1. Point
Digitasi untuk membuat simbol fasilitas umum, tempat wisata, Gunung,
Kota, Pabrik, dll
2. Line

3/C 18
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Digitasi untuk membuat jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, dan sungai.
3. Polygon
Digitasi untuk membuat wilayah Kabupaten, Kota dll.

Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain
sebagai berikut:

-Data Image Raster


a. Peta Analog (Hard Data)
Adalah sumber data peta yang digunakan untuk digitasi secara manual
menggunakan alat tambahan yaitu meja digitasi. Contoh data ini adalah: atlas atau
peta (bentuk kertas).

b. Image Remote Sensing (Soft Data) adalah data yang didapat dari
pencitraan jarak jauh seperti citraan satelit dan Citraan Udara.
c. Image Scanning (Soft Data)adalah data Scan/ Cetak berbentuk file raster dari
Atlas atau peta analog lainnya.

3. Syarat-syarat memilih data Image Raster


a. Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat
b. Memiliki Skala
c. Memililiki Bagian dan Batas (Boundary) jelas
d. Arah Utara yang Jelas.
4. -Data Tabular
a. Manual Tabel
Adalah data tabular yang memiliki instrument koordinat yang dapat
digunakan sebagai acuan pembentukan image vector (object/feature)

3/C 19
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Rektifikasi Peta


No Gambar Keterangan

1 Klik kanan pada layers,


kemudian klik properties

2 Setelah itu pilih


coordinate system , pilih
projeceted coordinate
system kemudian pilih
UTM dan pilih WGS
1984 pilih southtern
hemisphere kemudian
pilih WGS 1984 48S,
kemudian klik apply dan
OK

3 Klik Add Data

3/C 20
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

4 Kemudian klik file yang


akan dimasukan dengan
format jpg

5 Klik add control point


pada georeferencing dan
zoom in ke titik di ujung
sebelah kiri yang ada
koordinat nya

6 Klik kiri untuk


menandakan point
kemudian klik kanan
input DMS of lon and
lat.

Dan lakukan pada tiga


titik di pojok lain nya yg
terdapat koordinate

Jangan lupa atur lon


mengunakan East (E)
dan lat menggunakan
South (S)

7 Klik pada
georeferencing
kemudian klik rectify,
setelah itu pilih file mau
di save dimana
kemudian klik save

3/C 21
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.2 Pembuatan Shapefile


No Gambar Keterangan
1 Klik add data kembali
dan masukan data
yang telah diretifikasi
dengan format Tiff
dan hapus data jpg
pada layer

2 Pada menu window


klik catalog, setelah
itu klik kanan pada
folder yang akan
dimasukan Shp ,
kemudian New dan
klik shapefile
3 Klik nama sesuai apa
yang akan didigit ,
kemudian pada
feature type dipilih
polygon, polyline,
atau point. Kemudian
klik edit dan pilih
WGS 1984 48S
Dan klik Ok
Setelah itu lakukan
pada shape yang lain
yang akan didigit

2.3 Digitasi
No Gambar Keterangan

3/C 22
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1 Klik start editing pada


menu editor di toolbar

2 Klik create features

3 Kemudian klik
shapefile yang ada di
create features dan
mulai digitasi sesuai
shapefile

2.4 Atributing
No. Gambar Keterangan

1. Klik kanan pada


layer yang akan di
tambahkan atribut
table nya, lalu
open attribute
table

3/C 23
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2. Add field di layer


tersebut

3. Beri nama pada


field yang akan di
buat contohnya
Batas SWK,
typenya ubah
dengan text lalu ok

4. Setelah dibuat
field nya lalu start
editing untuk
memulai meng
edit data fieldnya

5. Pertama klik kanan


pada field dan klik
kalkulasi geometri

3/C 24
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

6. Property area dan


data source wgs 48
lalu ok

7. Lalu pada luas klik


kanan dan field
kalkulator untuk
merubah skala
luasnya

8. Lalu klik luas di


kolom field an di
bagi 10.000 dan ok

9. Setelah selesai
stop editing untuk
menyimpan hasil
editnya

3/C 25
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

10. Untuk mengecek


atribut klik bagian
identify lalu pilih
wilayah mana yang
mau dilihat
atributnya

11. Inilah tampilan


setelah attributing
di setiap
wilayahnya

2.5 Pembuatan Geodatabase


No Gambar Keterangan
1. Pertama buka
Aplikasi
ArtCatalog
(sesuai versi
masing-
masing)

3/C 26
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2. Kemudian pada
folder yang
sudah
ditentukan klik
kanan
NewFile
Geodatabase

3. Tulis Nama
Geodatabase
sesuai judul
masing-masing
kelompok

2.5.1 Pembuatan Feature Dataset


1 Pada file
geodatabase klik
kanan
NewFeature
Datasets. Tulis
nama FD sesuai
masing masing
kemudian next

3/C 27
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2 Pilih WGS 1984


UTM Zone 48S
kemudian next

3 Klik next

4 Dan finish.

5 Lakukan sesuai
banyaknya FD
kelompok
masing-masing.

3/C 28
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.5.2 Pembuatan Feature Class


1 Pada Feature
Datasets klik
kanan New
FeatureClass

2 Tulis nama
Feature class
masing masing
kelompok pada
Name dan
Alias. Dan ubah
Type sesuai tipe
Feature.
3 Setelah itu klik
Next. Dan
lakukan pada
semua fd sesuai
Konseptual
kelompok
masing-masing.

2.5.3 Import/Load Shapefile to Fetaure Class


No Gambar Keterangan

3/C 29
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1.  Buka file
ArcGIS
(SHP) yang
telah di
atributkan
 Dan buka
file
Geodatabas
e di
ArcCatalog

2  Klik kanan
Feature
Dataset
Batas
Administra
si
 Pilih Import
 Feature
Class(Singl
e)..

3  Maka akan
muncul
tampilan
berikut
 Klik Input
Feature
icon Open

3/C 30
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

4  Klik SHP
Batas
Administra
si
 Klik Add

5  Isikan
Output
Feature
Class
Batas_Topo
logy
 Klik OK

6  Jika
berhasil
maka akan
ada tanda
Ceklis
 Jika tidak
biasanya
akan ada
pemberitah
uan

3/C 31
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

2.6 Topology Geodatabase


1. Setelah kita
mengimpor
shp point,
kemudian
klik kanan,
pilih new
dan pilih
new
topology.

2. Masukkan
number of
ranks nya 5,
kemudian
next.

3. Muncul
tampilan
seperti di
samping,
kemudian
pilih add
rule.Pilih
rule yang
bisa dipakai
dalam
topology ini.

3/C 32
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

4. Pilih rule ,
pada kali ini
kita memilih
“Must be
joined”.Lalu
klik OK.

5. Pilih finish

6. Iniah hasil
Topology
dari point,
lakukan pada
shp lain.

3.7 Metadata
No Gambar Keterangan

3/C 33
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

1 Buka Software
ArcCatalog 10.1

2 Kemudian buka
database yang
sebelumnya
sudah dibuat

Klik pada bagian


feature class

3 Klik Description

Klik edit

Isi judul pada


kolom ‘title’
sesuai feature
class

Klik Update pada


kolom ‘picture’

3/C 34
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

4 Pilih picture
sesuai lambing
untuk feature
class

Misalkan
lambang instansi

5 Kemudian akan
muncul tampilan
disamping

6 Isi kolom
‘purpose’ sesuai
dengan tujuan
pembuatan
geodatabase
yang dibuat

Isi kolom
‘description’
sesuai dengan
informasi feature
class tersebut

Klik save

3/C 35
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

7 Kemudian
setelah disimpan
akan muncul
metadata
(informasi)
seperti berikut

3/C 36
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil
Hasil digitasi

Keterangan :
yang telat didigit

Keterangan :
Yang telah didigit

3/C 37
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Keterangan :
yang telah didigit

3/C 38
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Hasil File Geodatabase beserta Feature Dataset

Hasil Feature Class dari Feature Dataset Batas Administrasi

3/C 39
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Hasil import file

Hasil topology

3/C 40
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

Hasil meta data

4.2 Analisis
Dari semua praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesulitan mahasiswa
kesulitan dalam menemukan feature type point pada peta, praktikum attributting
dianalisi bahwa dalam data di atas dalam identifikasi nya harus dilihat dari “identify
from” nya dari mana karena setiap data memiliki keterkaitan dan agar benar dalam
idenfifikasinya harus dipilih datanya di ambil dari layer yang mana, praktikum
pembutan geodatabase yang telah dilakukan mahasiswa tidak terdapat kesulitan
maupun kendala dalam pembuat geodatabase, praktikum pembuatan topologi yang
telah dilakukan tidak terjadi kendala pada tahap-tahap nya hanyalah pada praktikum
yang dilakukan, kita diberikan file oleh asisten jadi topologi yang ada cukup banyak
, dan kita tidak menggunakan geodatabase yang dipunyai kelompok masing masing
praktikum yang telah dilakukan tidak terdapat kendala yang ditemukan , hanyalah
harus berpikir kritis dalam mengisi purpose yang harus diisi dalam geodatabase.

3/C 41
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

BAB V
KESIMPILAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum
mendigitasi harus melakukan rektifikasi pada peta , karena rektifikasi itu sangat
penting. Jadi rektifkasi itu berguna untuk penggabungan pada shapefile-shapefile
yang ada koordinat tetap pada satu acuan agar peta yang didigit hasilnya
bagus.Praktikum atribut ini kita dapat memahami cara membuat atribut dan
mengetahui langkah langkah maupun tools yang digunakan dalam pembuatan
atribut dalam arc gis. Karena sangat penting dalam pendigitasian untuk memberikan
data atribut didalamnya agar lebih jelas apa isi dari data digitasi tersebut. Praktikum
pembuatan geodatabase yang telah dilakuka dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam pembuatan geodatabase didalam nya terdapat feature dataset dan featura
class dimana yang berfungsi mengelompokan data data yang akan di digit , jadi
dalam sistem informasi geospasial kita harus tahu terlebih dahulu basis data
geospasial yang akan kita buat , yang awalnya harus ditentukan dengan pembuatan
geodatbase sebagai awal dari data yang akan kita digit. Dari praktikum topology
geodatabase yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa Topology
merupakan fitur yang digunakan untuk memodelkan hubungan spasial antara
feature class dalam sebuah dataset. Dengan menggunakan topology diharapkan data
spasial dalam sebuah dataset menjadi terjaga karena sudah dimodelkan atau
didefinisikan hubungan atau aturan dalam geodatabase tersebut terhadap data
spasial yang berada dalam satu dataset. Dari pelaksanaan praktikum pembuatan
metada yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa Metadata membantu
mengorganisasi mengelola data.Pengguna dapat mengetahui lokasi penyimpanan
data spasial SIG dan cakupan areal yang dipetakan.Menghindari adanya duplikasi
karena data yang sudah dibuat tercatat dengan baik dan diketahui. Metadata
mempromosikan ketersediaan data spasial SIG pada komunitas geospasial.Koleksi
metadata dibuat berdasarkan dan diperkuat oleh prosedur data management oleh
komunitas geospasial. Penyedia data dapat mempromosikan ketersediaan data dan
memungkinkan kerjasama dengan pihak lain untuk update dan lain-lain.

3/C 42
PRAKTIKUM BASIS DATA GEOSPASIAL

DAFTAR PUSTAKA
Asem Kunyit. 2015. Pengertian Digitasi Peta Definisi Menurut Para Ahli serta
Prosesnya (diakses pada 11 Maret 2018 diambil dari :
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-digitasi-peta-definisi.html)

RegisterUndip. 2017. Metode Rektifikasi (Image to Map). (diakses pada 11 maret


2018 diambil dari : https://registerundip.org/2017/06/07/rektifikasi-citra/)

Oriza Steva Andra. 2015. Atribut Table.


https://www.academia.edu/8759883/ATTRIBUT_TABLE_PADA_arcgis_10.0.
(diakses pada 15 Maret 2018)

BP86. 2011. Pengantar Geodatabase. http://inigis.com/pengantar-geodatabase/


(Diakses pada 18 April 2018).
Pennscate. Geodatabase Topology [online] https://www.e-
education.psu.edu/spatialdb/node/1986. (diakses pada 06 Mei 2018)

BP86, Editing Polyline dengan Aturan Topology di ArcGIS 10.


http://inigis.com/editing-polyline-dengan-aturan-topology-di-arcgis-10/. (diakses
pada 06 Mei 2018)

Geost Flysh. 2017. Pengertian Metadata Dalam konteks SIG.


http://www.geologinesia.com/2017/07/pengertian-metadata-dalam-konteks-
sig.html. (diakses pada 7 Mei 2018)

3/C 43

You might also like