You are on page 1of 3

Bapak/Saudara dan adik2 yang diberkati Tuhan

Peristiwa Yesus membasuh kaki murid-muridNya sering kita pahami sebagai kerendahan hati
Kristus. Dan itu memang benar, tetapi jarang sekali kita sadari ada sesuatu dalam diri Yesus yang
mendorongNya untuk rendah hati, mencuci kaki muridNya. Kita akan mengupas firman Tuhan untuk
mengetahui lebih dalam, rahasia mengapa Yesus bisa menjadi pemimpin sekaligus pelayan yang rendah
hati.

Rendah hati artinya tidak mengganggap diri lebih hebat atau lebih sempurna daripada orang lain.
atau artinya sekalipun memiliki talenta dan karunia yang lebih, tetapi tidak mempertahankannya
sebagai yang unggul daripada orang lain. orang yang rendah hati tidak akan memandang remeh orang
lain, melainkan memandang orang lain lebih penting daripada dirinya sendiri. Rendah hati adalah sikap
yang tidak menganggap dirinya hebat, sekalipun kenyataannya memang hebat.

Dalam Filipi 2:6-8 menceritakan bahwa Yesus walaupun adalah Allah, tetapi tidak
mempertahankan diriNya sebagai Allah melainkan mengosongkan diriNya, mengambila rupa seorang
hamba, dan menjadi sama seperti manusia, bahkan merendahkan diriNya mati di kayu salib.

Peristiwa pembasuhan kaki murid Yesus terjadi pada hari kamis sore sebelum paskah. Alkitab
dengan jelas mencatat bahwa Yesus telah mengetahui apa yang akan terjadi pada diriNya setelah
perjamuan makan bersama murid-muridNya, paskah. bagi muridNya ini merupakan perjamuan biasa,
bagi yesus, ini perjamuan terakhir. Karena itu, Kristus untuk menyatakan betapa Dia sangat mencintai
murid-muridNya, maka Dia melayani murid-muridNya dengan membasuh kaki mereka, memberi suatu
teladan.

Mari kita renungkan, sekalipun Tuhan Yesus mengetahui Dia akan disalibkan, tetapi itu tidak
menjadi pokok pemikirianNya. Yang menjadi pokok pemikiranNya: bagaimana menyatakan kasih kepada
murid-muridNya dan menjadi teladan bagi pelayanan murid-muridNya. Dalam saat-saat terakhir Yesus
tetap mementingkan pelayanan dan masa depan pelayanan murid-muridNya. Yesus memberi banyak
pesan dan pengajaran terakhir, itu bisa kita pelajari dari bagian kitab ini selanjutnya.

Jadi rahasia seorang pelayan yang rendah hati adalah kasih. Tanpa kasih tidak akan ada
kerendahan hati. Kasih yang mendorong Tuhan Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Kasih itu yang
menjadikan Yesus rendah hati.

Tindakan Yesus membasuh kaki muridNya (murid duduk, yesus jongkok), selain karena kasih, Ia
juga sedang menyatakan kepada murid-muridNya tentang makna mengikuti Dia, yaitu melayani bukan
dilayani (Mat 20:28) <dengan kerendahan hati>. Rendah hati berarti tidak merebut kedudukan dan
mencari perhatian. Bahkan orang yang rendah hati rela melepaskan jabatan dan haknya. Maksudnya dia
sendiri yang melepaskannya, bukan dirampas orang atau diatur orang. (inilah yang disebut kerendahan
hati. Apa pun yang kita lakukan, hanyalah bagi Tuhan.

Reflexi: pandang teman di samping, apakah anda mengasihinya? Ketika anda mengasihi seseorang,
secara spontan akan melakukan segala usaha demi kebaikkan dia. Dengan mengasihi, kita mampu
bersikap rendah hati, memandang orang lain sebagai oknum yang layak dikasihi, dihormati dan dihargai.

Pada saat murid-murid melihat tindakan Yesus membasuh kaki mereka, tidak ada satupun diantara
mereka yang berani berkata apa-apa, karena segan dan kaget. Tetapi sampai kepada petrus, secara
spontan dia bertanya: Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku? Apa maksud pertanyaan petrus:

Dia mengerti posisinya sebagai apa, malu dan segan; Walaupun di luar sana dia mengajar dan
memberitakan Injil, tetapi di hadapan Yesus (pemimpin), dia tidak meninggikan diri atas apa yang dia
lakukan di luar sana. (mujizat, menyembuhkan orang sakit dll).

Awalnya Petrus merasa malu dan segan atas tindakan Yesus, tetapi kemudian rasa segannya lenyap, dia
minta supaya Tuhan membasuh tangan dan kepalanya. Mari kita renungkan betapa seringnya kita,
ketika bertemu dengan seseorang, awalnya segan tetapi kemudian sesudah akrab maka sopan santun
dan rasa segan itu lenyap. Dalam konteks di gereja, ingat betapapun baiknya hamba Tuhan, jangan kita
kehilangan adat, bertindak tanpa mempertimbangkan sikap dan nilai kerohanian. Kita harus berprinsip
bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang harus dewasa, baik dalam pikiran, perkataan maupun
perbuatan. Dengan demikian maka usaha kita dalam persekutuan, mendengar Firman Tuhan tidak
menjadi sia-sia, kita akan bertumbuh menjadi gereja/orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa.
Sekalipun Yesus adalah seorang pemimpin sekaligus pelayan yang rendah hati, tetapi Petrus
memperhatikan guru terhadap muridNya, masa guru membasuh kakinya?

Memang Tuhan ingin kita semua menjadi pemimpin. Pemimpin yang memimpin untuk dirinya
sendiri, untuk keluarga (bapak, ibu dan anak), Suami, isteri, kakak dan adik dan sesama kita . jelaskan
pimpin diri sendiri dan seterusnya.......... dalam ruang lingkup yang selayaknya. Pemimpin seluruh
majelis, pengurus bahkan jemaat adalah pdt dan gr. Injil. Lalu majelis dan pengurus jg ada ruang dan
batas kepemimpinan mereka tersendiri. Tidak ada yang layak berkata dalam hatinya saya lebih hebat
daripada pdt/ gr. Injil. Jemaat jg tidak layak berkata lebih hebat dari pada majelis dan pengurusnya.
Karena kita dipanggril Tuhan melayani berdasarkan anugerah dan kehendak Tuhan yang memberkati.
jadi antara pemimpin yang satu dengan yang lain hendaklah saling melayani dan menghormati. Tunduk
antara yang lebih tua terhadap yang mudah dan sebaliknya. Dan dari situlah nampak kerendahan hati
seorang pemimpin.

Banyak orang selalu menyalahgunakan kerendahan hati dan kemurahan hati . Mereka jadinya
bertindak semau gue, tanpa ada rasa segan dan hormat. Malah semakin meniggikan dirinya seolah-olah
dialah yang lebih utama dan terpentingan. Hati2! Sikap seperti itu, kelak perlu bertangungjawab kepada
Tuhan. Siapakah kita, shingga meremehkan orang lain dan merasa jauh lebih hebat? Sekali lagi
kutekankan, Tuhan tidak pernah mengandalkan bakat dan talenta manusia untuk pekerjaanNya. Contoh
bangsa Isarael, sekalipun mereka kuat, tetapi kemenangan mereka dalam berperang bukan karena
mereka hebat, melainkan Tuhan yang mneyertai mereka. Ketika mereka mulai sombong dan tidak taat
kepada Tuhan, segera menghadapi kegagalan.

Oleh karena itu, hari ini kita yang melayani, seharusnya melayani dengan tulus dan setia di
dalam jalur masing2. apa yang menjadi tanggupjawab kita di dalam komisi, itulah yang kita
maksimalkan. Jangan pelayanan sendiri tidak beres masih mau mempersoalkan pelayanan orang lain.
Persoalannya apakah pelayanan anda sudah maksimal?!

Saya sangat kagum dengan hubungan yang sudah terbentuk dalam kekeluargaan. Inilah yang
Tuhan inginkan. Tetapi satu yang sangat disayangkan, yaitu kita kurang keteraturan dan kurang mengerti
kalau ditengah keluarga juga ada norma-norma yang harus di pertimbangkan (sopan santun dan tata
krama yang muda terhadap yang lebih tua). Coba kita bayangkan, jikalau selama ini hubungan
kekeluargaan sudah terbentuk, bila ditambah dengan keteraturan dan norma keluarga maka
persekutuan diantara kita akan semakin indah. Kita akan menjalin hubungan yang akrab tanpa
mengabaikan rasa saling hormat dan menghargai, serta norma tata krama. Dan sebenarnya inilah yang
Tuhan inginkan, kalau kita menjadi sekeluarga yang memiliki keteraturan dalam kasih dan hubungan
yang saling melayani. Dengan demikian kita bukan hanya bisa menikmati indahnya hidup dalam
keluarga, bahkan keharmonisan kita akan menjadi saksi yang hidup bagi dunia.

Jika sekarang bertanya, teladan Tuhan Yesus ditujukan kepada siapa? Baik jika dikatakan tertuju
kepada saudara-saudara dan saya dan untuk kita semua, Nah pertanyaan apakah saudara-saudara dan
saya dan kita semua sudah meneladani Tuhan Yesus? Mari kita perhatikan F.T. apa yang dikatakan Yesus
(ay.13-15)...; contoh di sutomo: ada kalanya ct menjadi IRT, memasak lalu panggil hardi makan. Saya
yakin jika hardi mengingat firman Tuhan hari ini, maka dia tidak akan pernah menjadi sombong dan
kehilangan adat; malah sebaliknya ia akan semakin segan, hormat dan mengasihi ct, selain itu ia akan
mulai berpikir apa yang harus saya perbuat, agar bisa menjadi seperti ct yang rendah hati dan murah
hati.(ay15). Oleh karena itu anda ingin memiliki kasih, rendahkanlah hatimu. Atau Anda ingin rendah
hati, milikilah kasih itu!

Di ayat 16 Yesus kembali menegaskan akan adanya perbedaan struktural. (baca...).

Artinya kita harus mengenal mengingatkan diri, eh saya, di gereja kamu hanyalah pengurus jangan
melebihi ctnya, sok hebat dan mengatur.

Reflexi: Mengertikah kita apa maksud firman Tuhan malam ini?


a) jikalau pendeta/ gr. Injil injil sudah rendah hati maka sebagai majelis, pengurus dan jemaat harus lebih
rendah hati. Jgn pernah menuntut orang rendah hati kalau sendiri tidak rendah hati. Orang yg rendah
hati tidak akan berkata orang lain tidak rendah hati.

b) Jikalau majelis dan pengurus sudah rendah hati maka jemaat harus lebih rendah hati.

c) Setiap kita adalah pemimpin, yaitu pemimpin dalam ruang lingkup yang selayaknya.

d) Kerendahan hati dan hubungan yang akrab diantara sesama tidak mengabaikan moral dan tata krama
yang selayaknya, sebaliknya lebih.

e) Tuhan ingin kita dengan tulus setia melayani apa yang menjadi tangung jawab kita.

f) Tuhan tidak ingin kita mengandalkan kemampuan diri dan menyombongkan diri. Pernah anda berdoa,
Tuhan ijinkanlah hambaMu melayaniMu? Atau berkata Tuhan tanpaku, maka kegiatan gereja ini akan
macet. Ingat sejarah Israel...! Tuhan tidak pernah membutuhkanmu dalam pekerjaanNya, tetapi Tuhan
ingin memakai engkau sebagai alatNya.

g) Kasih Tuhan adalah sumber kerendahan hati manusia.

Firman Tuhan lanjut (ay. 17): jika kita sudah paham maksud Firman Tuhan, maka kita akan menjadi
orang yang berbahagia jika melakukannya. Kita hanya akan dapat melakukan firman Tuhan malam ini
apabila kita sungguh menyerahkan hati kita untuk di pimpin oleh Roh Kudus. Jikalau kita dipimpin Roh
kudus maka ciri-cirinya: Gal. 5:22-23...; Jadi malam ini jika anda ingin menjadi seorang pelayan yang
rendah hati, lepaskanlah ego dan kesombongan, dan terima Roh kudus yang akan menghasilkan buah-
buah roh dalam jiwamu.

Terakhir Yesus mengatakan barang siapa menerima orang yang kuutus, ia menerima Aku, dan
barang siapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku (ay.20). Karena itu janganlah kita
meremehkan orang yang diutus Tuhan, karena kita bukan meremehkan orangnya melainkan
meremehkan Tuhan yang mengutusnya.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa merenungkan apakah kita sudah menjadi pelayan yang rendah
hati. Kita boleh menyelidikinya diri kita lewat gal. 5:22-23. karena jikalau jiwa kita memiliki buah-buah
Roh itu, maka akan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, baik sikap, perkataan dan perbuatan. Jikalau
kita memiliki buah-buah roh, maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menjadi sombong dan
sumber konflik ditengah-tengah gereja kita, saling rendah hati seorang terhadap yang lain, sopan satu
terhadap yang lain. Maka akan tercipta gereja yang diberkati dan dipakai Tuhan dengan luar biasa.

You might also like