Professional Documents
Culture Documents
Chapter II
Chapter II
persyaratan yang khusus terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Eucalyptus klon
ini terdiri dari hasil persilangan Eucalyptus urograndis, Eucalyptus urophylla dan
Eucalyptus pellita dimana metode klon tersebut dengan mengambil stek pucuk
Eucalpytus. Jenis Eucalyptus termasuk jenis yang sepanjang tahun tetap hijau dan
tinggi untuk dipakai sebagai kayu gergajian, konstruksi, finir dan bahan
pembuatan pulp dan kertas. Oleh karena itu jenis tanaman ini cenderung untuk
Tanaman ini dapat bertunas kembali setelah dipangkas dan agak tahan
terhadap serangan rayap. Jenis ini termasuk cepat pertumbuhannya terutama pada
waktu muda. Sistem perakarannya yang sangat muda cepat sekali memanjang,
Keterangan Botani
Eucalyptus klon termasuk family Myrtaceae yang terdiri dari 500 jenis –
700 jenis dan 138 varietas dan merupakan tumbuhan yang endemik di Australia
dan kepulauan sebelah utara timur, Irian dan Filipina. Adapun botani spesies
Divisio : Spermatophyta
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Jenis Eucalyptus klon dapat berupa semak dan perdu sampai mencapai
ketinggian 100 meter umumnya berbatang bulat, lurus, tidak berbanir dan sedikit
bercabang. Pohon pada umumnya bertajuk sedikit ramping, ringan dan banyak
jarang-jarang dan daunnya tidak begitu lebat. Daunnya berbentuk lanset hingga
bulat telur memanjang dan bagian ujungnya runcing membentuk kait. Pada pohon
yang masih muda letak daunnya berhadapan, bentuk dan ukuran sering berbeda
dan lebih besar dari pohon tua. Pada umur tua, letak daun berselang-seling
Syarat Tumbuh
yang beriklim basah dari tipe hujan tropis. Eucalyptus dapat tumbuh pada tanah
dengan variasi kesuburan tanah mulai dari tanah-tanah yang kurus gersang sampai
pada tanah yang baik dan subur. Jenis Eucalyptus dapat tumbuh di daerah
beriklim A sampai C dan dapat dikembangkan mulai dari dataran rendah sampai
daerah pegunungan yang tingginya per tahun yang sesuai bagi petumbuhannya 0-
1 bulan dan suhu rata-rata per tahun 20- 32C Ketinggian tempat yang sesuai
untuk Eucalyptus berbeda-beda. Jenis hue, leda dan lainnya dapat tumbuh pada
Andisol
Andisol merupakan tanah yang subur dengan sifat fisik dan kimianya yang
sesuai dengan kondisi tanah yang diperlukan oleh tanaman pertanian, yaitu
tetapi merupakan tanah yang bermasalah dalam bidang pertanian dan kehutanan
akibat rendahnya produktivitas tanah yang disebabkan oleh sifat-sifat kimia yang
khas seperti retensi P yang tinggi, pencucian unsur basa dari tanah, dan sifat fisika
yang khas.
Karakteristik Andisol
Konsep utama Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan abu
volkan, batu apung, dan sinder serta bahan volkan lainnya yang berasal dari
mineral dari Al, Fe,Ca, Si dan humus atau matriks tanah didominasi oleh butiran
volkan (Smith, 1978 dalam Arifin, 1994). Menurut Syarief (1989) Andisol disebut
juga tubuh tanah pegunungan tinggi (tropical brown forest) yang mempunyai
ketebalan solum tanah agak tebal 100 sampai 225 cm, berwarna hitam, kelabu
sampai coklat tua dengan kedalaman tanah pada top soil yang tampak jelas.
serta konsistensinya gembur (subur). Bahan induknya adalah abu dan tuf vulkan
oleh sebab itu kandungan unsur hara alaminya sedang sampai tinggi. Kandungan
bahan organik umumnya tinggi yaitu antara 10 sampai 20 %, reaksi tanah cukup
baik yaitu asam sampai netral (pH 5,063 sampai 7,0). Bobot isi tanah ini termasuk
3
rendah yaitu 0,85 g /cm dan umumnya mengandung abu vulkanik lebih dari 60 %
(Patrick, 1986).
alofan dan imogolit berkembang pada kondisi iklim dengan curah hujan yang
lebih tinggi, hanya beberapa Andisol yang mengandung kuarsa dalam jumlah
yang sedikit sedangkan Andisol yang berasal bahan induk asam yang banyak
dan K tinggi, sedangkan P rendah; retensi P tinggi > 85% (pengaruh Al dan Fe
aktif, retensi yang rendah), basa dapat tukar rendah; kejenuhan basa sedang
-1 -1
sampai tinggi; dan KTK rendah (<30 me/100 g ), medium (30-50 me/ 100 g ),
-1
tinggi (>50 me /100 g ) (Santoso, 1986).
Fosfor
Fosfor merupakan unsur hara esensial tanaman. Tidak ada unsur lain yang
transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-
bentuk persenyawaan yang sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman. Sebagian
besar pupuk yang diberikan ke dalam tanah, tidak dapat digunakan tanaman
karena bereaksi dengan bahan tanah lainnya, sehingga nilai efisiensi pemupukan P
halnya Nitrogen dan Kalium walaupun diabsorpsinya dalam jumlah yang lebih
kecil dari kedua unsur tersebut. Sumber utama P larutan tanah, disamping dari
pelapukan bebatuan / bahan induk juga berasal dari mineralisasi P organik hasil
a. Tipe liat
Fiksasi P akan lebih kuat pada liat tipe 1: 1 daripada tipe 2 : 1. Tipe liat 1 :
1 yang banyak mengandung kaolinit lebih kuat mengikat P. Disamping itu oksida
b. Reaksi tanah
P akan menurun bila pH tanah lebih rendah dari 5,5 atau lebih tinggi dari 7.
Adsorpsi P dalam larutan tanah oleh Fe dan Al oksida dapat menurun apabila pH
juga akan berkurang oleh fiksasi Ca dan Mg yang banyak pada tanah- tanah
alkalin. P sangat rentan untuk diikat baik pada kondisi masam maupun alkalin.
Dengan waktu Al akan diganti oleh Fe, sehingga kemungkinan akan terjadi
bentuk Fe –P yang lebih sukar larut jika dibandingkan dengan Al –P. Kemasaman
3. kekuatan ikatan.
dengan Fe, Al dan Mn membentuk senyawa tidak larut (terfiksasi atau teradsorpsi
secara kuat dan mengendap) menghasilkan hidroksi fosfat dan tidak tersedia bagi
tanaman. Sebaliknya pada tanah alkalin (pH tinggi) diatas 7 Ca dan Mg bereaksi
dengan P sehingga P juga kurang tersedia. Bentuk P lebih larut dan tersedia paling
optimum terjadi pada range pH 6 hingga 7. Sebagian besar P yang ada di dalam
tanah tersebut diikat oleh Ca, Al, bahan organik dan khususnya sangat besar oleh
c.Waktu reaksi
terfiksasi. Dengan waktu Al akan diganti oleh Fe, sehingga kemungkinan akan
terjadi bentuk Fe –P yang lebih sukar larut jika dibandingkan dengan Al –P.
Tanah yang berada pada iklim panas umumnya lebih banyak mengikat P
jika dibandingkan dengan tanah pada iklim sedang. Iklim panas akan
Peran bahan organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas
dengan proses mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses perombakan
tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan S, serta hara mikro) dalam jumlah
tidak tentu dan relatif kecil. Hara N, P dan S merupakan hara yang relatif lebih
banyak untuk dilepas dan dapat digunakan tanaman. Bahan organik sumber
amino yang dikenal dengan proses aminisasi, yang selanjutnya oleh sejumlah
Asam- asam organik seperti asam malonat, asam oxalat, asam tatrat akan
menghasilkan anion organik. Anion organik mempunyai sifat dapat mengikat ion
Al, Fe dan Ca dari dalam larutan tanah, kemudian membentuk senyawa kompleks
yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion Al, Fe dan Ca yang bebas
dalam larutan akan berkurang dan diharapkan fosfat tesedia akan lebih banyak.
dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui 5 aksi
seperti tersebut di bawah ini: (1) Melalui proses mineralisasi bahan organik terjadi
3-
pelepasan P mineral (PO4 );(2) Melalui aksi dari asam organik atau senyawa
pengkelat yang lain hasil dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang berikatan
(3). Bahan organik akan mengurangi jerapan fosfat karena asam humat dan asam
organik asli tanah; (5). Membentuk kompleks fosfo-humat dan fosfo-fulvat yang
dapat ditukar dan lebih tersedia bagi tanaman, sebab fosfat yang dijerap pada
bahan organik secara lemah. Untuk tanah-tanah berkapur (agak alkalin) yang
karbonat akibat dari pelepasan CO2 dalam proses dekomposisi bahan organik,
berikut :
Asam-asam organik hasil proses dekomposisi bahan organik juga dapat berperan
sebagai bahan pelarut batuan fosfat, sehingga fosfat terlepas dan tersedia bagi
3-
akan melepaskan fosfor anorganik (PO4 ) juga akan melepaskan senyawa-
senyawa P-organik seperti fitin dan asam nucleic, dan diduga senyawa P-organik
dalam nisbah C/P. Jika kandungan P bahan tinggi, atau nisbah C/P rendah kurang
dari 200, akan terjadi mineralisasi atau pelepasan P ke dalam tanah, namun jika
nisbah C/P tinggi lebih dari 300 maka akan terjadi imobilisasi P atau kehilangan P
(Stevenson, 1982).
2-
sekunder (HPO4 ). Kemasaman tanah sangat besar pengaruhnya terhadap
-
perbandingan serapan ion tersebut yaitu makin besar H2PO4 makin besar
2-
sehingga makin banyak diserap tanaman dibandingkan dengan HPO4 , hal inilah
salah satu faktor yang menyebabkan tanaman lebih banyak menyerap bentuk
- 2-
H2PO4 dibandingkan dengan bentuk HPO4 (Tisdale et al., 1985)
penyimpanan energi dan memindahkan energi seperti ATP dan ADP, pembelahan
dan pembesaran sel serta proses di dalam tanaman lainnya, meningkatkan kualitas
bunga, buah dan biji, transfer sifat menurun dari satu generasi ke generasi
pertumbuhan. Seperti halnya unsur P juga sangat mobil yaitu apabila tanaman
defisiensi lebih dulu pada jaringan lebih tua. Demikian juga apabila tanaman
sudah memasuki fase generatif (masak), sebagian besar P dimobilisasi ke biji dan
buah atau bagian generatif tanaman. Kadar P bagian-bagian generatif tanaman biji
al., 1985).
Kehilangan P dari suatu tempat / tanah sangat erat hubungannya dengan proses
run off dan erosi sangat banyak dijumpai pada daerah-daerah bercurah hujan
2005).
(tua) adalah bentuk P aktif 10-20%, bentuk P organik 10-20% dan bentuk
occluded 50-80% dari P total (Dobin 1980 dalam Arca, 1985). Bentuk P
hidrous dari unsur seperti limonit dan geotit dan lain-lainnya. Kelarutan
kombinasi atau senyawa tersebut sangat bervariasi dari sangat larut hingga tidak
larut. Selain itu fosfat juga bereaksi dengan liat membentuk kompleks fosfat liat
tidak larut. Pada umumnya P yang diikat oleh Fe sangat tidak larut dibandingkan
dengan yang diikat oleh Al. Selain itu P yang diikat oleh Ca lebih muda tersedia
(pelapukan belum intensif) adalah sesuai dengan urutan Ca-P > Al-P > Fe-P
sedangkan untuk tanah-tanah tua (pelapukan lanjut) sesuai dengan urutan Fe-P >
Al –P > Ca-P dan untuk tanah andisol dengan urutan Al-P > Ca-P > Fe-P.
mikroorganisme, nilai ini sangat lebih kecil apabila dibandingkan dengan P total.
P ortofosfat yang banyak diserap oleh tanaman adalah ion ortofosfat primer
-
(H2PO4 ) dan sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion ortofosfat sekunder
2-
(HPO4 ) ( Winarso, 2005).
sampai bahan induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman tidak
dapat atau tidak dapat menembusnya. Kedalaman tanah ini dapat berpengaruh
menyuplai air dan unsur hara serta pada penetrasinya perakaran. Makin dalam
solum tanah memungkinkan pertumbuhan akar baik sehingga dapat mengambil air
Kandungan fosfat organik pada lapisan tanah atas (top soil) lebih banyak
dibandingkan dengan lapisan bawah (sub soil). Hal ini disebabkan karena
absorpsi / serapan akar tanaman yang sampai ke sub soil, sedangkan pada top soil
Fosfor (P) dalam pupuk dinyatakan dalam bentuk oksidanya yaitu P2O5.
umum pupuk Tripel superfosfat (TSP) sama dengan dengan pupuk DS yaitu
asam fosfat yang berfungsi sebagai pengasam dan untuk meningkatkan kadar P.
Pupuk ini telah lama digunakan di Indonesia baik oleh petani maupun di
perkebunan besar. Sifatnya berupa tepung kasar berwarna putih kotor. Pupuk ini
berwarna abu-abu coklat muda; sebagian P larut air; reaksi fisiologis: sedikit
asam. Bahaya meracun sulfat relatif kecil dan sulfidanya yang berasal dari reduksi
3+ 3+
pada tanah yang bayak mengandung Fe dan Al bebas akan terjadi sematan P
oleh kedua unsur tersebut. Karena lambat bekerjanya pupuk ini diberikan sebagai
pupuk dasar.Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46% walaupun secara teoritis dapat
Dalam proses ini batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan
asam fosfat hasil proses sebelumnya (seperti pembuatan pupuk DS). Reaksi
(Firkah, 2008).
Sektor Habinsaran mulai beroperasi pada tahun 1986 dan memiliki luas
administrasi seluas 24.080 ha dimana luas efektifnya seluas 12.000 ha dan sisanya
3
sebesar 230.000 m / tahun. Sektor Habinsaran memasok 80 % bahan baku pulp
“ ’ “
untuk produksi pulp. Sektor habinsaran terletak berada pada 02 07 00 –02 21
’ “ ’ “ ’
00 LU dan 9905 00 – 99 18 00 . Sektor Habinsaran berada pada ketinggian
900 – 1700 mdpl. Sebelah utara berbatasan dengan Porsea / Silaen, sebelah timur
Topografi
perincian sebagai berikut : datar (0 –8) dengan luas 8,116 ha (33,70%) , landai (8
11,898 ha (49,41%), curam (25 –40) dengan luas 1,728 ha (7,18%) dan sangat
Keadaan Lahan
Sektor Habinsaran memiliki kedaan lahan yang kering. Jenis tanah Sektor
batuan (geologi) jenis batuan yang ada di sektor Habinsaran adalah jenis batu
Schmidt Fergusson 1951) tipe iklim di sektor Habinsaran memiliki tipe iklim A
(sangat basah) dengan curah hujan rata-rata 173 mm. Bulan tertinggi pada bulan