Professional Documents
Culture Documents
DASAR TEORI
2.1. Presipitasi
Presipitasi adalah nama umum dari uap air yang mengkondensasi yang jatuh ke
tanah dalam rangkaian proses hidrologi (Suyono, 2003:7). Biasanya berbentuk butiran
air, salju dan hujan es. Namun, di Indonesia presipitasi yang terjadi dalam bentuk air
hujan. Ada 5 unsur yang harus ditinjau dalam hujan, yaitu :
1. Intensitas (i), adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu, misalnya mm / menit,
mm / jam, mm / hari.
2. Lama waktu (duration) t, adalah lamanya curah hujan (durasi) dalam menit atau jam.
3. Tinggi hujan d, adalah jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam
ketebalan air di atas permukaan datar, dalam mm.
4. Frekuensi, adalah prekuensi kejadian, biasanya dinyatakan dengan waktu luang
(return period) T, misalnya sekali dalam T tahun
5. Luas, adalah luas geografis curah hujan (Soemarto, 1987:23)
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi
sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun
dan kabut). Presipitasi (endapan) adalah cairan atau zat padat yang berasal dari hasil
kondensasi atau pengembunan uap air yang jatuh dari awan sampai ke permukaan bumi.
Beberapa contoh endapan antara lain : Hujan dan Drizzle, salju, hail, rime, hoar frost,
endapan kabut (fog Precipitation), dan lain-lain. Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi
karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut
sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut
menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun
kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk
mengulangi daur ulang itu semula. Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan
dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.
Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap
wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang
diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian
dilepas ke udara pada saat hujan.
4
5
Hidrologi ini.
mm, berarti air hujan pada bidang seluas 1 m2 berisi 1 liter atau 100 x 100 x 0,1 = 1
liter.
Dalam memproses data curah hujan, ada tiga macam cara yang berbeda dalam
menentukan tinggi curah hujan rata-rata di atas areal tertentu dari angka-angka curah
hujan di beberapa titik pos penakar atau pencatat.
dalam mana :
d = tinggi curah hujan rata-rata real (mm)
d1 , d 2 , d 3 ,...d n = tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2, 3,… n (mm)
n = banyaknya pos penangkar
Ai
dengan , pi
A
dalam mana,
A = Luas Areal (m2)
A1 = Kumulatif luas daerah pengaruh pos (m2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal (mm) Gambar 2.1. Polygon Thiessen
n
p 1
i = jumlah presentasi luas = 100%
9
3. Cara isohyet
Dalam hal ini harus menggambarkan dulu kontur dengan tinggi hujan yang
sama (isohyet). Kemudian luas bagian di antara isohyet-isohyet berdekatan diukur,
dan harga rata-ratanya dihitung sebagai harga rata-rata timbang dari nilai kontur,
seperti berikut :
d 0 d1 d d2 d dn
A1 1 A2 ... n1 An
d 2 2 2
A1 A2 A3
n
d d n
d i1 d i
1 i12 i Ai 2
Ai
n
i
A
A
i
1
Dimana :
A = Luas areal (m2) Gambar 2.2. Isohyet
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal (mm)
d 0 , d1 ,...dn = Tinggi curah hujan pada isohyets 0, 1, 2,…n (mm)
A1, A2,…An = Luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyets - isohyet yang
bersangkutan (mm)
Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung
diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas
ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm
sehingga dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu
pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari
ini.
b) Penakar Hujan Rata Tanah
Alat penakar hujan biasa yang ditanam di dalam tanah, sehingga tinggi alat
penakar rata dengan tanah. Disekitar alat penakar diberi grill dan brush. Grill
adalah semacam sarangan yang dibuat dari logam yang gunanya untuk mencegah
tumbuhnya rumput atau tanaman pengganggu, sedangkan brush yang merupakan
lapisan lunak terbuat dari pasir atau sintel gunanya untuk mencegah adanya
percikan air agar tidak masuk ke dalam penakar.
c) Penakar Hujan Inggris
Bentuknya merupakan kombinasi antara penakar biasa dengan penakar
rata tanah. Penangkapannya lebih dibandingkan dengan penakar biasa, meskipun
pengaruh turbulensi angin tidak dapat dihilangkan.
d) Interim Reference Presipitation Gauge.
Penakar ini dilengkapi dengan perisai Nipher yang terbuat dari logam yang
digantung mengelilingi penakar. Perisai Nipher dimaksudkan untuk mengurangi
pengaruh turbulensi angin.
11
Prinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang berjungkit. Bila air
mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm akan
berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian
menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat
pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan
dengan 0,5 mm adalah tinggi hujan yang terjadi. Curah hujan di bawah 0,5 mm
tidak tercatat.
b) Pencatat Pelampung (Penakar Hujan Hellman)
12
Pada penakar ini, hujan yang tertangkap oleh corong tercurah ke dalam
penampung. Dengan terisinya penampung, maka pelampung akan terangkat.
Pelampung dihubungakan dengan alat penulis yang dapat membuat grafik pada
drum pencatat yang diputar dengan tolongan pegas jam. Jika pencatatnya
mencapai d = 10 mm, air dalam penampung akan tersedot keluar oleh sifon,
sehingga penampung menjadi kosong yang sekaligus membawa alat penulis turun
ke posisisi nol. Kertas pencatat dapat diganti setiap bulan, tergantung tipe
pencatatitu, tipe mingguan atau bulanan.
c) Penakar Hujan ARG (Automatic Rain Gauge)
Prinsip alat, Setiap pergerakan air dalam tabung penampung tercatat pada
pias sama seperti alat penakar hujan otomatis lainnya.
Alat-alat tersebut harus dipasang sesuai aturan yang ditetapkan oleh WMO
(World Meteological Organization).
Syarat teknis stasiun pengukuran hujan:
13
1. Karena pengaruh angin sangat besar dalam ketelitian pengukuran hujan, maka
pemilihan lokasi yang terbaik perlu dipikirkan masak-masak. Pengaruh turbulensi
angin dapat berupa pengurangan jumlah hujan yang terkumpul seperti ditunjukkan
dalam Tabel 2.1.
5. Dalam kondisi tertentu, alat pengukur hujan perlu dilindungi dengan tirai
(windshield) yang harus dapat menjamin agar :
a. Aliran udara tetap paralel di atas corong.
b. Menghindari kemungkinan percepatan angin di atas alat.
c. Menghindari terpaan angin di dinding alat.
d. Menghindari percikan air ke dalam.
2.5. Evaporasi
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan
sumber-sumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya
kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif untuk
tanaman dan lain-lain. Besarnya faktor metereologi yang mempengaruhi besarnya
evaporasi adalah sebagai berikut :
1. Radiasi matahari, evaporasi merupakan konvensi air ke dalam uap air. Perubahan ini
memerlukan input energi yang berupa panas laten untuk evaporasi, proses ini akan
aktif dengan adanya penyinaran matahari. Dengan adanya segumpalan awan akan
mengurangi input energi yang menyebabkan terhambatnya proses evaporsi.
2. Angin, jika uap air ke atmosfir maka lapisan batas antara tanah dengan udara
menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti. Agar proses tersebut
berjalan, lapisan jenuh harus ganti denagn udara kering. Oleh karena itu, angin
sangat mempengaruhi proses evaporasi.
3. Kelembaban (humiditas) relatif, jika kelembaban relatif naik, maka kemampuan
untuk menyerap udara berkurang sehingga laju evaporasi akan turun.
4. Suhu (temperatur), jika suhu udara dan tanah cukup tinngi, proses evaporasi akan
berjalan lebih cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah rendah karena adanya
panas yang tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik
jika suhunya naik.
Cara menaksir besarnya evaporasi dalam penampungan (stroge equetion) pada
umumnya dapat ditulis sebagai berikut :
E P1 I U 0 S
dimana :
E = Evaporasi (mm)
P = curah hujan (mm)
15
b. Hook Gauge
Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam
panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara
pembacaannya berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang
yang berskala, dan sebuah sekrup yang berada pada batang tersebut,
digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam
panci. Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi 50
bagian. Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung
jarum setinggi 1 mm. Hook gauge buatan Perancis mempunyai micrometer
yang dibagi menjadi 20 bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan
tinggi jarum 0,1 mm, berarti untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi
jarum sebanyak 2mm.
c. Still Well
Bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki. Pada tiap kaki terdapat skrup untu menyetel/
mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana
terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi
dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat
meletakkan hook gauge, juga membuat permukaan air dalam bejana
menjadi tenang dibandingkan dengan pada panci, sehingga penyetelan ujung
jarum dapat lebih mudah dilakukan.
17
Jenis atmometer yang paling banyak digunakan ialah tipe Piche. Piasanya
alat ini ditempatkan di dalam sangkar cuaca, sedangkan tipe yang lain diletakkan
di luar sangkar. Atmometer tipe Piche memiliki konstruksi yang sederhana
karena mudah penggunaan dan pengamatannya. Cara penggunaan dan
pengamatannya ialah: mula-mula tabung diisi dengan air aquades, kemudian
ditutup dengan kertas saring dengan bantuan ring penjepit yang dibentuk
sedemikian rupa, kemudiandiletakkan pada tiang penggantung. Pengamatan
dilakukan pada permukaan air di dalam tabung yang berskala (cc). Proses
19
penguapan terjadi pada dua permukaan kertas saring dan berlangsung terus
menerus sampai persediaan air di dalam habis. Besarnya penguapan dapat
diketahui dari penyusutan air dalam tabung pada waktu pengamatan
berikutnya.Evaporimeter Piche terdiri dari :
uap yang terdapat dalam 1 m3 udara atau kerapatan uap disebut kelembaban mutlak
(absolut). Kemampuan udara untuk menampung uap adalah berbeda-beda menurut
suhu. Mengingat makin tinggi suhu, makin banyak uap yang dapat ditampung, maka
kekeringan dan kebasahan udara tidak dapat ditentukan oleh kelembaban mutlak saja.
Kelembaban relatif (RH) merupakan perbandingan tekanan uap air dengan
tekanan uap jenuh. Adapun sifat uap air atmosferik bertekanan minimum pada musim
dingin dan sebaliknya bertekanan maksimum pada musim panas. Sedangkan lembab
udara relatif mempunyai sifat bernilai minimum pada musim panas dan sebaliknya
bernilai maksimum pada musim dingin. Sebagai pembanding, suhu bernilai maksimum
pada pagi hari dan minimum pada sore hari. Alat untuk mengukur kelembaban adalah :
a. Psychrometer
Psychrometer adalah alat yang dirancang untuk menentukan kelembaban
udara di atmosfer. Prinsip pengukuran dari alat ini merupakan salah satu
teknnologi pengukuran kelembaban udara yang paling akurat saat ini. Nilai
kelembaban dihitung dari perbedaan temperatur diantara kedua termometer.
Termometer pertama mengukur suhu udara kering dan termometer kedua
mengukur suhu udara basah. Menurut prinsip kerjanya, psychrometer dibagi
menjadi dua macam yaitu psychrometer konvensional dan psychrometer digital.
Psychrometer Assmann merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur kelembaban udara (relative humidity). Psychrometer Assmann terdiri
dari dua buah termometer air raksa dengan pelindung logam mengkilat. Kipas
angin terletak diatas tabung yang berada ditengah alat, berfungsi untuk
mengalirkan udara dari bawah melalui kedua bola termometer menuju ventilasi.
Psychrometer Assmann memiliki karakteristik yaitu kecepatan putaran kipas
sekitar 3-5 m/s, lama putaran 3-5 menit dan jangkauan temperatur - 30o - +50oC.
Penanganan, perawatan dan pengkalibrasian Psychrometer Assmann hampir
sama dengan termometer bola basah-bola kering, perbedaannya terletak pada
perawatan dari kipas dan pelindung radiasi yang terdapat pada Psychrometer
Assmann.
23
Struktur
Struktur Psychrometer Assmann terdiri dari :
Keterangan gambar :
1. Kunci pemutar
2. Aspirator
3. Spring case
4. Termometer
5. Insulasi putih
6. Insulasi hitam
7. Tabung insulasi
8. Tabung pelindung
b. Termohigrograf
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara.
Salah satu alat pengukur kelembapan adalah sensor rambut. Prinsipnya bila
udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut.
Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada
skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut
higrometer.
Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur
kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua
sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena
penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat
suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Gabungan
Termograf dan Higrograf dinamakan Termohigrograf. Alat ini memiliki fungsi
untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis. Dengan
menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bagian kertas
tersebut terdapat pengukur suhu ( bagian atas kertas ) dan pengukur kelembaban
(bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sensor, maka grafik perubahan
suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap suhu sekitar
dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika suhu
rendah.
2.8. Suhu
Suhu udara umumnya diukur dengan termometer. Ada beberapa syarat yang
berhubungan dengan penempatan termometer antara lain :
1. Harus dipasang pada tempat yang peredaran udaranya bebas.
2. Harus dipasang pada tempat yang terlindung dari sinar matahari.
3. Atau dipasang pada sangkar meteorologi.
Alat untuk mengukur suhu adalah :
a. Alat pengukur temperatur maksimum dan minimum
Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum, sebagai alat
ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk
bola dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum, sebagai alat
ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada
ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol
manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol
25
Gambar 2.18. Alat Pengatur Temperatur Bola Basah dan Bola Kering
26