You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Lapangan Industri

1. Latar Belakang

Tenaga listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat,
listrik tidak hanya digunakan oleh masyarakat umum, salah satu pengguna
pasokan listrik terbesar adalah perusahaan-perusahaan industri yang menggunakan
listrik sebagai sumber energy untuk dijadikan pemasok tenaga bagi mesin-mesin
listrik yang ada di industri.

. Setiap mesin dan peralatan listrik yang ada di industri harus di pastikan
dalam berkondisi baik,yang bertujuan untuk dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas. Mesin yang digunakan terus menerus akan mengalami penurunan
tingkat kesiapan mesin. Dalam usaha untuk menjaga tingkat kesiapan mesin dan
menggunakan terus mesin tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka
dibutuhkan suatu kegiatan-kegiatan perawatan secara berkala agar mesin dapat
terjaga kehandalannya (Dolphina, 2011).
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara di bawah pembinaan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN yang
bergerak dibidang jasa kepelabuhanan. Pelabuhan Banten terletak di Provinsi
Banten, selama lebih dari tiga abad menjadi tempat persinggahan dan transaksi
perdagangan baik nasional maupun internasional dengan komoditas utama
rempah-rempah. Salah satu jasa pelayanan di Pelabuhan Banten yaitu jasa
bongkar muat barang baik untuk bongkar muat curah kering maupun curah cair.
Kegiatan bongkar muat dilakukan dengan menggunakan alat utama dan alat
support, alat utama adalah alat yang digunakan 80% kegiatan bongkar muat,
sedangkan alat support adalah alat yang berfungsi membantu alat utama dalam
kegiatan bongkar muat.
Mesin Gantry Luffing Crane04 dengan kapasitas 40 ton merupakan salah
satu alat utama bongkar muat di Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten,
mesin ini sangat berperan penting dalam menjalankan jasa bongkar muat, yaitu
2

bongkar muat curah kering pangan dan curah kering non pangan. Mesin
memegang peranan penting dalam sistem operasi kerja, maka harus selalu dalam
keadaan baik atau handal. Kehandalan merupakan suatu syarat utama agar suatu
sistem peralatan mesin dapat bekerja dengan baik, serta proses kerja dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan tidak terganggu, untuk mempertahankan
kehandalan mesin, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah perawatan mesin
(Apriatno, 2015). Apabila mesinini mengalamikerusakan/breakdown, makakinerja
di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten juga akan terpengaruh dan
akan menghambat proses pelayanan bongkar muat. Paling fatal adalah jika Gantry
Luffingcrane tidak bisa berfungsi, maka proses pelayanan bongkar muat tidak
akan bisa berjalan dengan lancar.
Oleh karena dilatarbelakangi permasalahan diatas, pada laporan ini akan
dibahas mengenai “Perawatan Mesin Dan Sytem Kelistrikan Pada Alat
Bongkar Muat Gantry Luffingcrane40 Ton (GLC) Di PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Banten ”.
Tujuan Pengalaman Lapangan Industri

2. Adapun tujuan dilaksanakannnya proses kegiatan PLI ini antara lain adalah:

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III.


b. Dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan
dengan dunia kerja.
c. Mendapatkan pengalam kerja dalam rangka pengembangan pengetahuan
dan keterampilan dibidang keteknikan melalui penerapan secara langsung
di lapangan.
d. Belajar berdisiplin dan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan etika didunia
kerja.
e. Berfikir dengan wawasan manajemen yang luas dalam menjalin kerja
sama yang baik.
3

3. Manfaat Pengalaman Lapangan Industri

Setelah melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI), maka penulis


dapat menilai beberapa manfaat yang dapat diperoleh untuk diri penulis sendiri
yaitu :
a. Penulis dapat merasakan langsung suasana dunia kerja
b. Penulis dapat mengembangkan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan
untuk dapat diterapkan didunia kerja.
c. Membina mental penulis untuk dapat bekerja sesuai dengan standar dari
perusahaan.
d. Membantu penulis dalam mengupulkan data dan ilmu sebagai bahan
pembuat laporan dari mata kuliah Pengalaman Lapangan Industri

4. Adapun rumusan masalah yang terdapat pada penilitian ini adalah

sebagai berikut:
a. Bagaimana metode perawatan mesin Gantry Luffing Crane40 Ton di PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten?
b. Berapa nilai Availability pada mesin Gantry Luffing Crane40 Ton di PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten?
c. Apa saja faktor yang menjadi penyebab mesin Gantry Luffing Crane40
Ton mengalami kerusakan?
5. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis membatasi masalah
pada penelitian ini yang meliputi:
a. Penelitian dilakukan di Divisi Operasi dan Usaha Terminal khususnya
pada Supervisi Peralatan.
b. Mesin yang menjadi fokus penelitian adalah mesinGantry Luffing Crane40
Tondi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten.
c. Data perawatan mesin yang digunakan adalah data perawatan pada bulan
Januari 2017 sampai dengan bulan Desember 2017.
4

6. Sistematika Penyusunan
Sistematika penulisan yang digunakan penulis dalam penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
BAB I (Pendahuluan)

Pada bab ini berisikan uraian singkat mengenai pendahuluan yang


berisikan tentang latar belakang pelaksanaan praktek kerja lapangan, tujuan dan
manfaat praktek kerja lapangan, perumusan dan batasan masalah, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan. tentang tinjauan
perusahaan, gambaran umum tentang PT.Pelabuahan Indonesia II (Persero)
Cabang Banten, sejarah, struktur organisasi dan fungsi pokok unit organisasi pada
PT. Pelabuahan Indonesia II (Persero) Cabang Banten.

BAB II (Profil Perusahaan Dan Pembahasan)

Berisikan pembahasanPerawatan Mesin Dan Sytem Kelistrikan Pada Alat


Bongkar Muat Gantry Luffingcrane40 Ton (GLC) Di PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Banten

BAB III (Penutup)

Berisikan kesimpulan dan Saran.

B. Deskripsi Perusahaan Industri Tempat Pelaksanaan PLI

1. Sejarah Perusahaan
Sejarah PT Pelabuhan Indonesia II bermula dari keputusan pemerintah
Republik Indonesia pada tahun 1960 untuk membentuk Perusahaan Negara (PN)
Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII sebagai pengelola pelabuhan laut di seluruh
Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1960 tentang
pengelolaan pelabuhan umum yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan
Pelabuhan (BPP). Pada tahun 1964, pemerintah menata kembali pengelolaan
pelabuhan umum dengan memisahkan aspek operasional dan komersial dalam
pengelolaan pelabuhan. BPP yang terdiri dari PN Pelabuhan I hingga Pelabuhan
VIII bertanggung jawab terhadap pengelolaan aspek komersial, sementara aspek
operasional dikoordinasikan oleh Lembaga Administrator Pelabuhan (Adpel).
5

Sementara pada periode 1969-1983 pengelolaan masing-masing pelabuhan


umum dilakukan Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkanPeraturan
Pemerintah No.18 tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan oleh Lembaga
Pemerintah Port Authority dan diganti menjadi BPP. Pada tahun 1983, pemerintah
mengubah status BPP menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dengan status
tersebut, BPP hanya mengelola pelabuhan umum yang diusahakan saja.
Sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan
langsung oleh Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
Departemen Perhubungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983 juncto PP No 5
tanggal 5 Februari 1985, Perum Pelabuhan dilebur dan dibagi menjadi empat
wilayah operasi, dengan nama Perum Pelabuhan I sampai IV. Keempat Perum itu
merupakan BUMN yang berada di bawah pembinaan Departemen Perhubungan
Republik Indonesia. Bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang sahamnya
sepenuhnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya berubah
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II, sebagaimana
termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal 1 Desember 1992.
Selanjutnya bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang sahamnya
sepenuhnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya berubah
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II, sebagaimana
termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal 1 Desember 1992, sebagaimana
diubah dengan Akta Nomor 4 tanggal 5 Mei 1998 yang keduanya dibuat oleh
Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta serta telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman RI dengan Surat Keputusan Nomor C2-17612-HTO1O1TH.98
tanggal 6 Oktober 1998.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta Notaris
No. 2 dari Notaris Agus Sudiono Kuntjoro, SH., tanggal 15 Agustus 2008 jo. Akta
Nomor 3 tanggal 30 Juli 2009. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
6

Indonesia No. AHU-80894.AH.01.02.2008 tanggal 3 November 2008. Dasar


hukum bagi PT Pelabuhan Indonesia II sebagai BUMN penyelenggara usaha
pelabuhan adalah Undang-Undang No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayanan serta Peraturan
Pemerintah No.61 tahun 2009.
Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau
Pelindo II meluncurkan identitas baru Pelindo II dalam bertransformasi menjadi
IPC (Indonesia Port Corporation), perusahaan penyedia layanan kepelabuhanan
di Indonesia yang lebih efisien dan modern dalam berbagai aspek operasinya guna
mencapai tujuan menjadi operator pelabuhan berkelas dunia. Nilai‐nilai yang
terkandung di dalam warna jingga di logo baru ini adalah semangat perubahan,
kekuatan, optimisme, serta kebanggaan setiap karyawan, untuk bersama-sama
berdiri di garis terdepan dalam mencapai tujuan organisasi. Sisi biru pada logo
menggambarkan kesiapan memasuki erabaru yang dinamis dan fleksibilitas setiap
komponen dalam perusahaan menghadapi berbagai tantangan guna mencapai
tujuan perusahaan, sebagai a world-class port operator.
Logo baru IPC mewakili semangat transformasi kami, serta harapan akan
awal yang baru demi menyongsong masa depan yang lebih cerah. Untuk
mencapai goal kami, kami percaya perubahan dan kemajuan yang konstan, penuh
dengan kejenakaan dan energi, agresif tetapi tetap ramah, memberikan semangat
yang unik untuk Indonesia. Logo IPC juga merupakan simbol kebanggaan bagi
semua pihak di dalam organisasi saat kami membawa IPC ke depan.

2. Lokasi Perusahaan
Pelabuhan Umum Ciwandan Banten secara adminisratif terletak di wilayah
provinsi Banten tepatnya di Desa Kepuh Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon
dengan jarak sekitar 11 km dari kota Cilegon-Anyer, mempunyai hubungan akses
jalan darat melalui jalan tol jakarta-merak dan berhubungan dengan jalur
penyebrangan Merak-Bakauheni/Lampung yang mudah dijangkau baik itu melalui
pintu tol Cilegon Barat atau melalui pintu tol Cilegon timur yang dihubungkan
dengan jalan lingkar selatan langsung ke Pelabuhan Umum Ciwandan. Pelabuhan
7

Umum Ciwandan Banten terletak bebas ditepi selat sunda pada kordinat : 06⁰-01'-
12'' LS dan 105⁰-7'-05'' BT.

Gambar 1.1 Peta Lokasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten*


Sumber:PTPelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten*

3. Visi dan Misi Perusahaan


Dalam menjalankan bisnisnya, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Cabang Banten tentunya memiliki visi dan misi. Berikut visi dan misi PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten antara lain:
a. Visi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten
“Menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional
dan pelayanan”.

b. Misi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten


1. Pelanggan & Mitra
Menyediakan, membangun dan mengoperasikan pelayanan
kepelabuhanan dan logistik secara terintegrasi, berkualitas dan handal
untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan mitra;
2. Karyawan
Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi karyawan, mewujudkan
Insan perusahaan yang fokus pada pelanggan, berintegrasi, bangga
8

kepada perusahaan dan budayanya, serta memberikan kesejahteraan


dan kepuasan kepada karyawan.
3. Pemegang Saham
Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan
meningkatkan kesehatan perusahaan secara professional dengan
memenuhi aspek-aspek tata kelola perusahaan yang baik.
4. Masyarakat & Negara
Menjamin kelancaran dan keamanan arus kapal dan barang untuk
mewujudkan efisiensi biaya logistik dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Adapun nilai-nilai perusahaan di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang
Banten, sebagai berikut:
a. Customer Centric "Meet Customer Expectation"
1. Secara proaktif mencari tahu serta memahami kebutuhan pelanggan
untuk memberikan solusi-solusi yang inovatif
2. Membangun hubungan jangka panjang yang baik dengan para
pelanggan
3. Secara konsisten memberikan pelayanan terbaik dan berkualitas untuk
membantu para pelanggan tumbuh dan berkembang
b. Integrity "Walk The Talk"
1. Menumbuhkan rasa percaya dengan mengatakan apa yang kita rasakan
serta melakukan apa yang kita ucapkan.
2. Menunjukan sikap profesional dan jujur dalam berinteraksi dengan
pihak internal maupun eksternal.
3. Berperilaku disiplin dan patuh terhadap kode etik bisnis di dalam
melakukan pekerjaan kita sehari-hari
c. Nationalism "National Pride"
1. Menumbuhkan semangat dan ikut berperan mensukseskan program
pemerintah dalam pembangunan nasional
2. Menumbuhkan rasa bangga dan semangat nasionalisme dalam
berkarya
9

3. Terus berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan pengelola


pelabuhan kelas dunia
d. Team Work "Together We Can"
1. Berkolaborasi dalam tim untuk mendapatkan hasil yang terbaik
2. Bekerja bersama-sama menghasilkan ide-ide implementatif untuk
solusi kebutuhan pengguna jasa pelabuhan
3. Semangat kebersamaan dan menhargai orang lain
e. Action "Make It Happen"
1. Berani bermimpi dan berusaha mewujudkannya
2. Proaktif untuk mencari cara dalam mewujudkan visi perusahaan
4. Struktur Organisasi
Adapun uraian, wewenang dan tanggung jawab PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Banten, yang dipimpin oleh General Manager bernama Armen
Amir, SH. Gambar 3 berikut ini merupakan struktur organisasi PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Banten:
10

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)


Cabang Banten*
Sumber: PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten*
11

5. Peraturan danTata Tertib Perusahaan


Tenaga kerja dibagi menjadi dua status kepegawaian yakni karyawan
organik dan non-organik. Karyawan organik adalah karyawan yang telah diangkat
sebagai karyawan tetap dari kantor pusat di Jakarta yang telah memenuhi semua
persyaratan tertentu seperti tenaga staf dan karyawan biasa, sedangkan karyawan
non-organik adalah pegawai yang diangkat dalam jangka waktu tertentu yang
termasuk didalamnya karyawan lepas, kontrak, dan honorer.
Berikut ini adalah peraturan dan Tata Tertib Perusahaan:
1. Jam Kerja
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten beroperasi
selama 24 jam dalam sehari, sehingga jadwal kerja karyawan dibagi
menjadi dua bagian, antara lain:
a. Karyawan NonShift
Karyawan non shift adalah karyawan biasa yang bekerja sesuai jadwal
aktif kerja perusahaan.

Tabel 1.1 Jam Kerja Karyawan NonShift*


Jam Istirahat
Hari Jam Kerja (WIB)
(WIB)
Senin – Kamis 08.00-17.00 12.00-13.00
Jumat 07.30-16.30 11.45-12.45
Sumber: PTPelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten*

Hari Sabtu dan Minggu merupakan hari libur bagi karyawan non shift.
b. Karyawan Shift
Karyawan ini bekerja secara rutin, dimana masing-masing shift
bekerja selama 8 jam kerja dengan waktu istirahat selama 1 jam.
Sistem kerja yang dilakukan dengan 3 grup yakni grup A, grup B dan
grup C, berikut ini sistem pembagian kerjashift:
Shift 1 : 08.00-12.00 WIB
Shift 2 : 13.00-17.00 WIB
Shift 3 : 19.00-20.00 WIB
12

2. Kerja Lebur
Waktu kerja lembur di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Cabang Banten berdasarkan SK. Direksi No. HK. 56/4/20/PI.II-09 tanggal
31 Juli 2009 tentang Kerja Lembur bagi Pekerja di Lapangan PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten. Berikut ini jadwal kerja
lembur:
Shift I : 08.00-20.00 WIB
Shift II : 20.00-08.00 WIB
Pelaksanaan kerja lembur pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur
Nasional. Kerja lebur hanya diberlakukan apabila terdapat surat perintah
kerja lembur.
3. Seragam Dinas
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) memberlakukan seragam dinas yang
bertujuan untuk menunjukan identitas perusahaan dan kebersamaan secara
korporat sekaligus membangun brand, kebanggaan serta meningkatkan
rasa memiliki terhadap perusahaan sehingga dapat menumbuhkan rasa
ketertiban pekerja dalam meraih tujuan perusahaan, maka disusun
pedoman tentang pemakaian seragam bagi pekerja dilingkungan PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten. Hal ini berdasarkan surat
keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HK.
568/20/3/2/PI.II-14 tanggal 20 Maret 2017 tentang Pemberian dan
Pengaturan Pemakaian Seragam Dinas Bagi Pekerja PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero). Berikut ini adalah aturan pemakaian sergam dinas:

Tabel 1.2 Aturan Pemakaian Seragam Dinas*


Staf/Non Staf
Hari Struktural keterangan
Operasional Operasional
1 2 3 4 5
Lengan
Senin Panjang Putih Putih
Putih
Selasa Putih Putih Orange
Rabu Orange Orange Orange
13

1 2 3 4 5
Tidak
diperbolehkan
Kamis Casual Casual Casual menggunakan
kain berbahan
jeans
Jumat Batik Batik Batik Bebas
Sumber: PTPelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten*

6. Aktivitas Perusahaan
Dengan konsentrasi pada bidang industri Jasa Kepelabuhanan, Pelabuhan
Umum Ciwandan Banten menjalankan usaha pada sektor Pelayanan Jasa
Kepelabuhanan dan Usaha-usaha lainnya yang mempunyai kaitan dengan usaha
tersebut. Bidang usaha PT Pelabuhan Indonesia II meliputi beberapa kegiatan
usaha yaitu:
1. Penyediaan dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan
untuk lalu lintas dan tempat berlabuhnya kapal
2. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan
pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal.
3. Penyediaan dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,
bongkar muat petikemas, curah cair, curah kering dan multi purpose.
4. Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan
dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, alat bongkar muat, serta
peralatan pelabuhan.
5. Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan
lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan
dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda.
6. Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air kapal.
Adapun fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan pelayanannya
maka PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten memiliki fasilitas
berikut, antara lain:
14

1. Fasilitas Kapal Pandu


Dua unit kapal pandu siap melakukan pelayanan pemanduan di perairan
Pelabuhan Banten selama 24 jam (on-call). Motor pandu MPA-X-01 dan
MPA-X-02 mempunyai kekuatan masing-masing 510 HP. Dua unit stasiun
pandu yang berlokasi di wilayah utara (Merak dan sekitarnya) dan
diwilayah selatan (Ciwandan dan sekitarnya) berikut operator radio yang
siap melayani selama 24 jam.

2. Kapal Tunda
Pelabuhan Banten menyediakan 6 kapal tunda dengan kekuatan masing-
masing yaitu 2 unit kapasitas 2 x 800 Hp, 2 unit kapasitas 2 x 1200 Hp. 2
unit kapasitas 2 x 1600 Hp. Dengan kekuatan yang besar dan usia kapal
yang muda yaiu pembuatan tahun 2005 maka kapal-kapal tunda tersebut
siap beraksi sesuai permintaan dalam 24 jam.

3. Fasilitas Sarana Bantu Navigasi (SBN)


Dalam rangka menunjang kelancaran, keamanan dan keselamatan
pelayaran, maka Pelabuhan Umum Ciwandan Banten melengkapi Fasilitas
Sarana Bantu Navigasi (SBN) berupa menara suar, lampu-lampu navigasi
dan buoy penuntun yang ditempatkan pada titik-titik tertentu sesuai
kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. Diantaranya adalah Karang Jawa,
Alur Masuk Pelabuhan Umum Ciwandan, Gosong Serdang Selatan,
Rambu Penuntun Depan, Rambu Penuntun Belkang, IKPP Merak Mas,
Suralaya dan PT ARBE.

4. Fasilitas Kolam Pelabuhan


Sesuai struktur dasar laut di perairan Pelabuhan Ciwandan yang terdiri dari
lapisan batu karang, maka untuk mendapatkan kedalaman kolam tertentu
pada waal pembangunan Pelabuhan harus dilaksanakan pengerukan
(dragging) dan juga pengerukan kolam pelabuhan walaupun tingkat
sedimentasinya relatif sangat kecil. Alur dan kolam Pelabuhan Umum
15

Ciwandan Banten memiliki kedalaman -7 m sampai dengan -16 m LWS,


dapat melayani kapal sampai dengan 100.000 DWT.

5. Fasilitas Dermaga Pelabuhan


Dermaga yang ada di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten
ini terdiri dari 7 dermaga yang mempunyai fungsi dan spesifikasi yang
berbeda-beda. Berikut ini rincian dari setiap dermaga yaitu:
a. Dermaga 1
Dermaga ini terletak paling depan dengan panjang 122 m, lebar 19 m.
Kapasitas daya dukung dermaga mencapai 2,5 ton/m2. Kedalaman
kolam dermaga mencapai -10 m LWS. Dermaga ini mampu disandari
oleh kapal konvensional berukuran bobot mati 35.000 DWT. Selain
itu digunakan untuk bongkar muat general cargo brick bulk,
konstruksi, equipmentmaterial dan lain-lain.
b. Dermaga 2
Dermaga ini terletak paling belakang dan terlindungi oleh dua daratan
di sisi kanan dan kirinya, sehingga kapal-kapal yang sandar di
dermaga ini sangat aman dan nyaman. Dermaga ini berukuran 38 m
dan lebar 15,5 m. Kapasitas daya dukung dermaga mencapai 3 ton/m2.
Kedalaman kolam dermaga mencapai -7 m LWS. Dermaga ini
didesain untuk menangani bongkar muat curah kering dan barang-
barang lainnya seperti general cargo, konstruksi, equipmentmaterial,
steal pipe dan lain-lain.
c. Dermaga 3
Dermaga ini terletak diantara dermaga 5 dan dermaga 7. Drmaga ini
berukuran panjang 38 m dan lebar 19 m, kapasitas daya dukung
dermaga mencapai 3 ton/m2. Kedalaman kolam dermaga -7 m LWS.
Sama halnya dengan dermaga 2, dermaga ini juga didesain untuk
menangani bongkar muat curah kering dan barang-barang lainnya
seperti general cargo, konstruksi, equipmentmaterial, steal pipe dan
lain-lain.
16

d. Dermaga 4
Dermaga ini memiliki panjang 26 m dan lebar 10 m dengan kapasitas
daya dukung dermaga mencapai 3 ton/m2. Kedalaman kolam dermaga
mencapai -9 m LWS. Dermaga ini didesain untuk menangani bongkar
muat curah cair dengan kapal tanker.

e. Dermaga 5
Dermaga ini dibagi menjadi 3 dermaga, yakni dermaga 5A, demaga
5B dan dermaga 5C. Dermaga ini terletak di sebelah barat samping
dermaga 1 dengan berukuran panjang 403 m dan lebar 32 m dengan
kapasitas daya dukung dermaga mencapai 3 ton/m2. Kedalaman kolam
mencapai -15 m LWS. Dermaga ini didesain untuk menangani curah
kering pangan dan non pangan.

f. Dermaga 6
Dermaga ini terletak di sudut kiri bawah dari bagian bentuk U
dermaga yang memiliki panjang 25 m dan lebar 10 m dengan
kedalaman kolam dermaga mencapai -5m LWS. Dermaga ini didesain
untuk sandar kapal secara roll-onroll-off.

g. Dermaga 7
Dermaga ini letaknya sangat strategis yaitu di sebelah kiri bawah dari
bagian bentuk U dermaga yang berukuran panjang 38 m dan lebar 19
m didukung dengan kedalaman kolam -7 m LWS dan daya dukung
dermaga mencapai 3 ton/m2. Dermaga ini didesain untuk menangani
bongkar muat curah kering non pangan.
17

6. Fasilitas Bongkar Muat


Fasilitas bongkar muat yang dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Banten yaitu:
a. Gantry Luffing Crane (GLC)
Empat buah GLC (Gantry Luffing Crane) yang didatangkan dari
China ini akan dipergunakan untuk bongkar muat, terutama bongkar
muat curah kering. Kapasitas angkut dari GLC ini adalah 40 SWL.
b. Multipurpose Gantry Crane
Dua unit Multipurpose Gantry Crane dengan kapasitas masing-
masing 35 dan 36 ton telah dimodifikasi sehingga dapat digunakan
untuk menangani container dan dry bulk (curah kering).Multipurpose
Gantry Craneini memilki kecepatan 3 menit/hoack cycle atau bila
digunakan untuk container mencapai 20 boxes/crane/hour.
c. Grab
Sebagai alat penunjang bongkar muat disiapkan enam unit Electrical
Grab dan dua unit mechanical dengan kapasitas grab 15 m3 sampai
dengan 25 m3.
d. Hopper
Untuk mengimbangi kecepatan operasi grab, maka disiapkan pula
delapan unit hopper dngan kapasitas 70 m3.
e. Forklift
Guna memperlancar kegiatan konvensional, telah disiapkan satu unit
forklift dengan kapasitas masing-masing 3 ton.
f. Wheel Loader
Alat ini digunakan bongkar muat curah kering di dalam palka dengan
produktivitas 270 t/g/h.
g. Excavator
Alat ini berguna untuk menunjang kegiatan bongkar muat di
Pelabuhan. Alat ini bisa dipakai untuk membongkar batu bara dan
muatan lainnya.
18

7. Lapangan Penumpukan
Untuk menyimpan barang yang telah dibongkar atau ingin dimuat maka
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten menyiapkan lapangan
penumpukan seluas 67.979 m2.
8. Gudang
Untuk menyimpan barang yang telah dibongkar atau ingin dimuat maka
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten menyiapkan gudang
seluas 1.534,71 m2.
1

You might also like