You are on page 1of 8

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING

PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA


RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO

Devi Muji Rahayu *, Firdaus, S.Kep., Ns., M.Kes**


(UNUSA, FIK, Prodi S1 Keperawatan, Jl. Smea No 57 Surabaya)
Email: firdaus@unusa.ac.id

ABTRACT: Introduce: The events that often occurs in toddler is inability to perform the
toilet training. It is because the parents are less active in their role. The purpose of this
study is to know the relationship of parental role with the ability of toilet training for toddler
in Permata Bunda Early childhood education at RW 01 of Jati Selatan 1 village Sidoarjo.
Study design is analytic with cross-sectional approach. The population were all parents and
toddler. Number of sample were 24 respondents taken by simple random sampling technique.
Data were collected by questionnaire and observation. The independent variable is role of
parents and the dependent variable is the ability of toddler performed toilet training. The data
obtained were processed by SPSS 17.0 use chi-square test with significance level α (0.05).
The results of study of role of parents indicate that a half of parents (50%) had lack of
parental roles and the capabilities of toilet training for the toddler mostly (54.2%) were not
able to perform toilet training. Based on chi-square test found p = 0.001 < 0.05, which means
that H0 is rejected so there is relationship of parental role with the ability of toilet training for
toddler. Conclusions of this study is the better role of parents, the better the ability of the
child. Suggested to parents to understand the learning readiness of children in toilet training
so it can maximize child learning and toilet training capabilities.

ABSTRAK: Kejadian yang sering terjadi pada anak usia toddler adalah ketidak
mampuan dalam melakukan toilet training. Hal ini disebabkan karena orang tua
kurang berperan aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua
dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01
Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo. Desain penelitian adalah analitik dengan rancangan cross
sectional. Populasi adalah seluruh orang tua dan anak usia toddler. Sampel sebanyak 24
responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan
observasi. Variabel independen peran orang tua dan variabel dependen kemampuan toilet
training pada anak usia toddler. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program
SPSS 17.0 dengan uji chi-square tingkat kemaknaan α(0,05). Hasil penelitian peran orang tua
menunjukkan setengahnya (50%) orang tua dengan peran kurang baik dan kemampuan toilet
training sebagian besar (54,2%) anak usia toddler tidak mampu melakukan toilet training.
Berdasarkan uji chi-square didapatkan tingkat signifikan p=0,001<0,05 yang berarti H0
ditolak maka ada hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak
usia toddler.
Simpulan dari penelitian ini adalah semakin baik peran orang tua maka kemampuan anak
juga akan semakin baik. Hendaknya orang tua dapat mengerti kesiapan anak dalam
pembelajaran toilet training sehingga dapat memaksimalkan pembelajaran dan kemampuan
toilet training anak.

Kata kunci : kemampuan toilet training, peran orang tua

68
Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 69
anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo

PENDAHULUAN buang air besar atau kecil. Orang tua yang


Keluarga dalam hubungannya memiliki kesibukan juga tidak
dengan anak diidentikkan sebagai tempat memperhatikan lingkungan di rumahnya
atau lembaga pengasuhan yang dapat yang tampak kotor, sehingga anak kurang
memberi kasih sayang. Pemenuhan nyaman dengan fasilitas untuk BAB dan
kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat BAK serta orang tua yang tidak
dimulai sedini mungkin. Ikatan emosi dan memberikan fasilitas kamar mandi yang
kasih sayang yang erat antara orang tua mudah dicapai oleh anak.
dan anak akan berguna untuk menentukan Masalah yang ditimbulkan dari
perilaku anak di kemudian hari. Keluarga kejadian di atas adalah banyak anak usia
mempunyai tugas dalam perkembangan toddler yang mengompol, BAB dan BAK
anak seperti memberi contoh perilaku yang disembarang tempat, bahkan sampai usia
baik, menegakkan disiplin, memberikan sekolah disebabkan karena kegagalan toilet
kasih sayang, memenuhi kebutuhan training. Hal tersebut akan berdampak
pendidikan dan memandirikan anak buruk untuk perkembangan anak
(Nursalam, et.al, 2005). kedepannya. Dampak yang ditimbulkan
Salah satu tugas keluarga terhadap akibat orang tua yang tidak menerapkan
pertumbuhan dan perkembangan anak toilet training pada anak diantaranya
adalah membentuk kemandirian. Faktor adalah anak menjadi keras kepala dan
yang mempengaruhi adalah peran susah diatur. Selain itu anak tidak mandiri
keluarga, dalam menjalankan peran ini dan masih membawa kebiasaan
keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor mengompol hingga besar. Toilet training
orang tua. Peran aktif orang tua terhadap yang tidak diajarkan sejak dini akan
perkembangan anak adalah berada pada membuat orang tua semakin sulit untuk
fase anal (1-3 tahun) dimana pada tahap mengajarkan pada anak ketika anak
ini daerah yang sensitif untuk memperoleh bertambah usianya.
kenikmatan adalah pada daerah anus dan Menurut data BPS Indonesia tahun
pada proses menahan juga pengeluaran 2010 jumlah balita di Indonesia adalah
kotoran (Nurhayati, 2008). Pada masa ini 26,7 juta jiwa. Menurut Riset Kesehatan
orang tua harus mulai melatih kemampuan Dasar Anak (RisKesDas 2010),
anaknya untuk buang air kecil dan buang diperkirakan jumlah balita yang susah
air besar ke toilet. Orang tua harus sabar mengontrol BAB dan BAK serta BAB dan
dan mengerti kesiapan anak untuk BAK disembarang tempat sampai usia
memulai pengajaran penggunaan toilet. prasekolah mencapai 46% anak dari
Orang tua juga harus memiliki dukungan jumlah balita yang ada di Indonesia.
positif, salah satu contoh yaitu orang tua Fenomena ini dipicu karena banyak hal
harus siap mengantarkan anak pada saat yaitu pengetahuan orang tua yang kurang
mau buang air besar atau buang air kecil tentang cara melatih BAB dan BAK pada
ke toilet. saat anak usia toddler, pemakaian diapers
Namun saat ini orang tua kurang atau popok sekali pakai, kurangnya peran
berperan aktif dan kurang mengerti orang tua dalam mendidik anak untuk
kesiapan anak, karena beberapa orang tua melakukan toilet training dan adanya
yang mempunyai kesibukan dengan kebiasaan orang tua yang membiarkan
pekerjaan mereka atau malas dalam anak BAB dan BAK disembarang tempat
mengantar anak ke toilet. Kesibukan (Arpa, 2010). Berdasarkan survei data
tersebut membuat orang tua tidak mau awal yang dilakukan peneliti di PAUD
repot dalam mengurus anaknya. Orang tua PERMATA BUNDA RW O1 Desa Jati
lebih memakai cara yang praktis dengan Selatan 1 Sidoarjo pada tanggal 17
pemakaian diapers sehingga ibu tidak Desember 2013 didapatkan dari 10
memilki kesulitan pada saat anak mau responden 6 orang ibu mengatakan
70 . Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 68-75

anaknya masih mengompol atau BAK dan Tehnik pengambilan sampel dalam
BAB disembarang tempat. Hal ini penelitian ini adalah menggunakan teknik
dikarenakan orang tua memilki banyak simple random sampling, yaitu suatu
kesibukan, sehingga tidak mempunyai teknik pengambilan sampel yang
waktu untuk mengajarkan toilet training dilakukan secara acak, cara ini digunakan
pada anaknya, sedangkan 4 orang ibu jika anggota populasi dianggap homogen.
mengatakan anaknya sudah mampu Variabel independen dalam
melakukan toilet training dengan baik. Hal penelitian ini adalah peran orang tua.
ini dikarenakan orang tua sudah Variabel dependen dalam penelitian ini
mengajarkan toilet training pada anaknya adalah kemampuan toilet training pada
sejak dini, sehingga anak mampu BAK anak usia toddler.
dan BAB sendiri pada tempatnya. Instrumen yang digunakan dalam
Orang tua seharusnya lebih aktif penelitian ini untuk variabel peran orang
mencari informasi melalui media. Media tua menggunakan lembar kuesioner,
tersebut diantaranya adalah buku dan sedangkan untuk variabel kemampuan
internet yang berisi tentang pentingnya toilet training menggunakan lembar
pendidikan toilet training pada anak usia observasi.
toddler. Orang tua dapat melatih toilet Setelah semua data terkumpul
training sedini mungkin pada anaknya, selanjutnya akan melakukan analisa data
sehingga tidak akan bertambah anak yang dengan menggunakan uji chi square,
mengompol serta BAB dan BAK digunakan untuk menguji hubungn antara
disembarang tempat. Berdasarkan uraian variabel independen dan dependen
diatas, maka peneliti tertarik untuk berskala nominal. Hipotesis penelitian
meneliti “Hubungan Peran orang tua diterima bila ρ < α (0,05) yang berarti ada
dengan Kemampuan Toilet Training pada hubungan antara peran orang tua dengan
anak usia Toddler di PAUD Permata kemampuan toilet training pada anak usia
Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 toddler.
Sidoarjo”.
HASIL
METODE PENELITIAN Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia anak di PAUD Permata Bunda
Jenis penelitian ini menggunakan RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014.
penelitian analitik yang bertujuan mencari Usia anak Frekuensi Persentase
hubungan antara 2 variabel yaitu hubungan (tahun) (n) (%)
peran orang tua dengan kemampuan toilet 2-2,5 20 83,3
training pada anak usia toddler. Penelitian 2,6-3 3 12,5
ini bersifat Cross Sectional yaitu penelitian 3,1-3,5 1 4,2
yang menekankan waktu pengukuran atau Total 24 100.0
observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden
Populasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan tingkat usia ibu di PAUD Permata
Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret
seluruh orang tua dan anak usia toddler 2014.
pada bulan Desember 2013 di PAUD Usia Ibu Frekuensi Persentase
Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 (tahun) (n) (%)
Sidoarjo sebesar 25 responden. 17-25 (remaja akhir) 5 20,8
Sampel penelitian ini adalah 26-35 (dewasa awal) 16 66,7
sebagian orang tua dan anak usia toddler 36-45 (dewasa akhir) 3 12,5
di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Total 24 100.0
Selatan 1 Sidoarjo. Besar sampel yang
digunakan adalah 24 responden.
Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 71
anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin anak di PAUD Permata berdasarkan kemampuan toilet training pada anak
Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa
2014. Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014.
Jenis Frekuensi Persentase Kemampuan toilet training
kelamin (n) (%) Peran orang tua Tidak Mampu Jumlah
Laki-laki 8 33,3 mampu n(%) n(%)
Perempuan 16 66,7 n(%)
Kurang baik 11(91,7) 1(8,3) 12(100)
Total 24 100.0
Baik 2(16,7) 10(83,3) 12(100)
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden jumlah 13(54,2) 11(45,8) 24(100)
berdasarkan tingkat pendidikan di PAUD Permata
Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret
2014. PEMBAHASAN
Frekuensi Persentase 1. Peran Orang tua
Pendidikan (n) (%) Berdasarkan dari 24 responden
Dasar (SD, SMP) 2 8,3 menunjukkan bahwa setengah (50%) orang
Menengah (SMA) 18 75,0 tua memiiliki peran yang kurang baik.
Perguruan Tinggi 4 16,7 Menurut Goldstein (2011), peran orang tua
Total 24 100.0 yang kurang baik akan menyebabkan anak
menjadi kurang bertanggung jawab, tidak
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden disipin dan tergantung pada orang lain atau
berdasarkan jenis pekerjaan di PAUD Permata tidak mandiri. Peran orang tua adalah
Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret
2014.
peran yang harus dimainkan seseorang
Frekuensi Persentase dalam konteksnya sebagai orang tua bagi
Pekerjaan (n) (%) anaknya. Peran orang tua sangat penting
Ibu rumah tangga 2 8,3 dalam membentuk kepribadian pada anak.
PNS 2 8,3 Untuk membentuk kepribadian seorang
Swasta 12 50
anak harus dimulai sejak usia dini. Apabila
orang tua tidak menjalankan perannya
Wiraswasta 8 33,3
dengan baik, maka anak tersebut akan
Total 24 100.0
menjadi anak yang kurang mandiri dan
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden selalu tergantung pada orang lain. Peran
berdasarkan peran orang tua pada anak usia toddler orang tua yang kurang baik bisa
di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan dikarenakan oleh berbagai faktor antara
1 Sidoarjo, Maret 2014.
lain umur, pendidikan, dan pekerjaan.
Frekuensi Persentase
Peran orang tua (n) (%) Faktor pertama yang mempengaruhi
peran orang tua adalah umur ibu.
Kurang baik 12 50
Berdasarkan dari 24 responden
Baik 12 50
menunjukkan bahwa sebagian besar
Total 24 100.0 (66,7%) ibu berumur 26-35 tahun.
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden Supartini (2004), menyatakan bahwa untuk
berdasarkan kemampuan toilet training pada anak menjalankan peran orang tua yang baik
usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa diperlukan kekuatan fisik dan psikologis.
Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Pada usia tersebut orang tua biasanya
Kemampuan Toilet Frekuensi Persentase mempunyai banyak masalah, mulai dari
Training (n) (%)
masalah dalam rumah tangga atau masalah
Tidak mampu 13 54,2 pekerjaan. Hal tersebut bisa menyebabkan
mampu 11 45,8 orang tua mudah lelah dan mengalami
Total 24 100 stress, sehingga orang tua tidak dapat
menjalankan perannya dengan baik.
72 . Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 68-75

Faktor kedua yang mempengaruhi persiapan baik secara fisik, psikologis


peran orang tua adalah pendidikan. maupun secara intelektual, melalui
Berdasarkan dari 24 responden persiapan tersebut diharapkan anak mampu
menunjukkan bahwa sebagian besar (75%) mengontrol BAB dan BAK (Hidayat,
orang tua berpendidikan menengah 2005). Banyaknya anak yang masih
(SMA). Supartini (2004), menyatakan mengompol, BAB dan BAK disembarang
bahwa bagaimanapun pendidikan dan tempat sampai usia pra sekolah bahkan
pengalaman orang tua dalam perawatan sampai usia sekolah disebabkan karena
anak akan mempengaruhi kesiapan orang kegagalan toilet training pada saat anak
tua dalam menjalankan perannya yaitu berusia toddler. Dalam pelaksanaan toliet
dengan mengamati segala sesuatu dengan training pada anak sangat dipengaruhi oleh
berorientasi pada masalah anak. Dengan umur dan jenis kelamin.
latar belakang pendidikan menengah, Faktor pertama yang mempengaruhi
orang tua juga akan kurang mengerti kemampuan toilet training yaitu usia anak,
tentang masalah yang terjadi pada anaknya hampir seluruhnya (83,3%) anak berusia 2-
dikarenakan wawasan dan informasi yang 2,5 tahun. Usia dalam mencapai
dimiliki kurang tentang bagaimana cara kemampuan toilet training yang optimal
melakukan peranan orang tua dengan baik adalah 24-36 bulan. Hal ini dikarenakan
dan benar, dibandingkan dengan orang tua pada usia ini perkembangan bahasa anak
yang mempunyai latar belakang baik verbal maupun non verbal sudah
pendidikan perguruan tinggi. mampu mengkomunikasikan
Faktor ketiga yang mempengaruhi kebutuhannya dalam bereliminasi. Selain
peran orang tua adalah pekerjaan. itu perkembangan motorik anak pada usia
Berdasarkan dari 24 responden ini juga menunjukkan perkembangan yang
menunjukkan bahwa setengahnya (50%) lebih matang sehingga dapat mendukung
orang tua bekerja sebagai swasta. Sesuai dalam peningkatan kemampuan toilet
dengan pendapat Nursalam (2003) bahwa training anak (Hidayat, 2008). Tetapi,
adanya suatu pekerjaan pada seseorang anak yang berusia 2-3 tahun lebih
akan menyita banyak waktu dan tenaga cenderung keras kepala dan sulit diatur,
untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikarenakan pada usia tersebut anak
dianggap penting dan memerlukan memiliki tingkat ego yang tinggi sehingga
perhatian khusus. Orang tua yang sibuk sulit untuk diajarkan toilet training. Anak
dengan pekerjaannya masing-masing tidak akan lebih suka BAK atau BAB
bisa berperan penuh dirumah dan tidak disembarang tempat dari pada di kamar
mempunyai waktu luang untuk mandi.
menjalankan peran sebagai orang tua Faktor kedua yang mempengaruhi
dengan baik. kemampuan toilet training yaitu jenis
2. Kemampuan toilet training pada anak kelamin anak, dimana sebagian besar
usia toddler (66,7%) jenis kelamin anak adalah
Berdasarkan dari 24 responden perempuan. Hasil penelitian menegaskan
menunjukkan bahwa sebagian besar bahwa anak laki-laki memang memulai
(54,2%) anak usia toddler tidak mampu dan menguasai toilet training lebih lama
melakukan toilet training. Toilet training dibanding anak perempuan. Perbedaan ini
adalah suatu usaha untuk melatih anak mungkin disebabkan oleh beberapa faktor
agar mampu mengontrol dan melakukan yaitu sistem saraf anak laki-laki
buang air kecil dan buang air besar. Toilet berkembang lebih lama, wanita cenderung
training ini dapat berlangsung pada fase jadi pengasuh utama sehingga anak laki-
kehidupan anak yaitu umur 18 bulan laki tidak memperhatikan sesama laki-laki
sampai 2 tahun dalam melakukan latihan yang menjadi figur panutan sesering anak
BAB dan BAK pada anak membutuhkan perempuan, anak laki-laki kurang sensitif
Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 73
anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo

dengan rasa basah di kulit mereka air besar secara benar. Dampak yang jelek
(Dhianita, 2006). Anak perempuan pada cara ini adalah apabila contoh yang
biasanya lebih mudah mengikuti perintah diberikan salah sehingga akan dapat
dengan baik dan mudah dikendalikan diperlihatkan pada anak akhirnya anak
sehingga lebih cepat menangkap dan juga mempunyai kebiasaan yang salah.
menirukan apa yang diajarkan oleh orang Selain cara-cara tersebut diatas terdapat
tuanya daripada anak laki-laki yang sulit beberapa hal yang dapat dilakukan seperti
untuk diatur dan dikendalikan. melakukan observasi waktu pada saat anak
3. Hubungan peran orang tua dengan merasakan buang air kecil dan besar,
kemampuan toilet training pada anak tempatkan anak diatas pispot atau ajak
usia toddler anak ke kamar mandi, berikan pispot
Berdasarkan uji chi-square dengan dalam posisi aman dan nyaman, ingatkan
nilai kemaknaan α = 0,05, didapatkan nilai pada anak bila akan melakukan buang air
signifikan ρ = 0,001 < 0,05 yang berarti H0 kecil dan buang air besar, dudukkan atau
di tolak maka terdapat hubungan peran jongkokkan anak diatas pispot, berikan
orang tua dengan kemampuan toilet pujian jika anak berhasil jangan disalahkan
training pada anak usia toddler di PAUD dan dimarahi, biasakan akan pergi ke toilet
Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 pada jam-jam tertentu berikan anak celana
Sidoarjo. yang mudah dilepas dan dikembalikan.
Peran adalah perilaku yang dikaitkan Peran orang tua yang baik akan
dengan seseorang yang memegang sebuah memiliki dampak positif bagi
posisi tertentu, posisi mengidentifikasi perkembangan anak kedepannya. Anak
status atau tempat seseorang dalam suatu mempunyai kemampuan sendiri dalam
sistem sosial (Friedman, 2010). Menurut melaksanakan buang air kecil dan buang
Douglas, (2009) ada 2 teknik atau cara air besar tanpa merasakan ketakutan atau
yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk kecemasan sehingga anak akan mengalami
mengajarkan toilet training pada anaknya. pertumbuhan dan perkembangan sesuai
Yang pertama teknik lisan, Merupakan dengan usia tumbuh kembang anak.
usaha untuk melatih anak dengan cara Melalui toilet training anak akan diajarkan
memberikan instruksi pada anak dengan orang tua untuk bertanggung jawab dalam
kata-kata sebelum atau sesudah buang air melakukan kegiatan buang air kecil dan
kecil atau besar. Cara ini kadang-kadang buang air besar pada tempatnya dan
merupakan hal biasa yang dilakukan pada menghindari kebiasaan buang air kecil dan
orang tua akan tetapi apabila kita buang air besar yang tidak semestinya
perhatikan bahwa teknik lisan ini pada tempatnya. Banyak cara yang bisa
mempunyai nilai yang cukup besar dalam dilakukan orang tua untuk melatih toilet
memberikan rangsangan untuk buang air training pada anaknya.
besar atau kecil dimana dengan lisan ini Salah satu cara yang bisa dilakukan
persiapan psikologis pada anak akan adalah melatih anak agar mau BAB atau
semakin matang dan akhirnya anak BAK dikamar mandi. Contohnya adalah
mampu dengan baik dalam melaksanakan Bapak/ibu bersedia mengantar anaknya
buang air kecil dan buang air besar. buang air besar atau buang air kecil ke
Yang kedua adalah teknik modelling, toilet. Sedangkan dari hasil pengisian
Merupakan usaha untuk melatih anak kuesioner yang didapatkan dengan
dalam melakukan buang air besar dengan pernyataan “Bapak/ibu menyediakan
cara meniru untuk buang air besar atau waktu untuk mengantar anaknya buang air
memberikan contoh. Cara ini juga dapat besar atau buang air kecil ke toilet.”,
dilakukan dengan memberikan contoh hampir seluruhnya (87,5%) orang tua
buang air kecil dan buang air besar atau menyatakan tidak mau mengantarkan
membiasakan buang air kecil dan buang
74 . Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 68-75

anaknya ke toilet di karenakan orang tua PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati
sibuk dengan pekerjaannya. Selatan 1 Sidoarjo, didapatkan bahwa
Orang tua lebih memilih cara yang sebagian besar anak usia toddler tidak
praktis dan mudah yaitu dengan mampu melakukan toilet training dengan
pemakaian diapers pada anaknya. Hal ini kurang baik. (3). Ada hubungan peran
menyebabkan banyaknya anak yang masih orang tua dengan kemampuan toilet
mengompol, BAB dan BAK disembarang training pada anak usia toddler di PAUD
tempat sampai usia pra sekolah bahkan Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1
sampai usia sekolah disebabkan karena Sidoarjo.
kegagalan toilet training pada saat anak
berusia toddler. Menurut Pusparini (2010),
kegagalan dalam toilet training DAFTAR RUJUKAN
menyebabkan kebiasaan mengompol Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian
berkesinambungan atau anak mempunyai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
kebiasaan mengompol sejak lahir sampai Rineka Cipta
berusia dewasa dan memiliki kebiasaan Arpa (2010). Hubungan Pengetahuan,
membuang air besar atau kecil di Sikap dan Kebiasaan Keluarga
sembarang tempat. dengan Kemampuan Toilet Training
Menurut Hidayat (2005), dampak yang Anak Toddler (1-3 Tahun) Di PAUD
paling umum dalam kegagalan toilet Mentari Kelurahan Dukuh Sutorejo
training seperti adanya perlakuan atau Surabaya. Surabaya, FIK UM
aturan yang ketat bagi orang tua kepada Surabaya
anaknya yang dapat mengganggu Dariyo, Agoes (2003). Psikologi
kepribadian anak atau cenderung bersifat Perkembangan Dewasa Muda.
retentif dimana anak cenderung bersikap Jakarta, PT Grasindo
keras kepala bahkan kikir. Departemen Pendidikan Nasional (2006).
Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua Pedoman Teknis Penyelenggaraan
apabila sering memarahi anak pada saat Pos PAUD. Jakarta, Direktorat
buang air besar atau kecil, atau melarang Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
anak saat bepergian. Bila orang tua santai Direktorat Pendidikan Anak Usia
dalam memberikan aturan dalam toilet Dini
training maka anak akan dapat mengalami Dhianita (2006). Pengaruh Pembelajaran
kepribadian ekspresif dimana anak lebih Metode Demonstrasi Toilet Training
tega, cenderung ceroboh, suka membuat Pada Anak Usia Dini. Jakarta,
gara-gara, emosional dan seenaknya dalam Grasindo
melakukan kegiatan sehari-hari. Douglas, A. (2009). Buku Batita
Terlengkap. Jakarta, Dian Rakyat
SIMPULAN DAN SARAN Fudyartanta (2005). Psikologi Kepribadian
Freudinamisme. Jogjakarta, Zenith
Simpulan Publisher
Dari hasil penelitian yang Friedman, M (2010). Buku Ajar
dilakukan peneliti, maka peneliti Keperawatan Keluarga Edisi 5.
menyimpulkan beberapa hal sebagai Jakarta, EGC
berikut: (1). Peran orang tua dalam Hasan, M. (2011). Pendidikan Anak Usia
kemampuan toilet training pada anak usia Dini. Jogjakarta, Diva Press
toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu
Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, didapatkan Keperawatan Anak 1. Jakarta,
bahwa setengahnya orang tua mempunyai Salemba Medika
peran yang kurang baik. (2). Kemampuan
toilet training pada anak usia toddler di
Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 75
anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo

Hidayat, A.A. (2008). Metode Penelitian


Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta, Salemba Medika
Notoadmodjo (2003). Metodelogi
Penelitian untuk Kesehatan. Jakarta,
Rineka Cipta
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Pedoman Skripsi,
Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan.Jakarta, Salemba
Medika
Nursalam, Rekawati S, Sri Utami (2005).
Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak(untuk perawat dan bidan).
Jakarta, Salemba Medika
Nadira (2006).Kemampuan Toilet Training
Pada Anak Toddler.
www.wordpress.com. Artikel diakses
tanggal 7 November 2013
Primora, Kesha (2011). Konsep Peran.
http://kasha,blog,fisip,uns.ac.id.
Artikel diakses tanggal 7 Maret 2014
Saputro, S. (2009). Toilet Training Pada
Anak. www.wordpress.com. Artikel
Diakses Tanggal 7 November 2013
Supartini, Y. (2004). BukuAjarKonsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta,
EGC

Suparyanto (2011). Konsep Orang Tua.


http://dr-Suparyanto.blogspot.com.
Artikel diakses tanggal 8 Maret 2014
Warner, P. & Kelly, P. (2006). Mengajari
Anak Pergi ke Toilet. Jakarta,
Erlangga

You might also like