Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The aim of this study was to determine the effect of tempe drink intervention on blood pressure of
hypertension and also hypercholesterolemia subjects. This study used a Randomized Controlled Trial
(RCT) design with 30 males and females subjects, who were divided into three treatment groups-tempe
drink of A formulated from local sprouted soybean (TDA), tempe drink of B formulated from imported
soybean (TDB), and control. The inclusion criterias were adults aged 25-55 years, not being menopause
and pregnant, total cholesterol levels ≥200 mg/dl, systolic blood pressure level 121-139 mmHg, diastolic
blood pressure level 81-89 mmHg and willing to partcipate in research by signing an informed consent.
The tempe drink was given three glasses a day for four weeks continuously, contained at least 25 g of
protein/day. The control group was not given the tempe drink. Blood pressure data were collected every
week during intervention. The results showed that the effect of TDA and TDB compared to control
subjects on systolic blood pressure was significantly different. Other ways the effect of TDA and TDB
compared to control subjects on diastolic blood pressure was not significantly different, but the trend
was decreasing.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek intervensi minuman tempe terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi dan sekaligus hiperkolesterolemia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Randomized Controlled Trial (RCT) dengan total 30 subjek pria dan wanita yang dibagi dalam
tiga kelompok, yaitu kelompok yang diberi Minuman Tempe A (MTA) yang diformulasikan dari keledai
lokal yang dikecambahkan, Minuman Tempe B (MTB) yang diformulasikan dari kedelai impor, dan
kelompok kontrol. Kriteria inklusi yaitu dewasa berusia 25-55 tahun, belum mengalami menopause atau
tidak sedang hamil, kadar kolesterol total ≥200 mg/dl, tekanan darah 121-139 mmHg, tekanan darah
diastolik 81-89 mmHg serta bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menandatangani informed
consent. Minuman tempe diberikan tiga gelas sehari selama empat minggu berturut-turut dan paling
sedikit mengandung 25 g protein/hari. Kelompok kontrol tidak diberi minuman tempe. Darah untuk
analisis kadar kolesterol total dikumpulkan melalui darah vena setelah puasa sebelum dan setelah
intervensi. Tekanan darah dikumpulkan setiap minggu selama intervensi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan pada efek MTA dan MTB dibandingkan dengan subjek kelompok
kontrol pada tekanan darah sistolik. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada efek MTA dan MTB pada
tekanan darah diastolik dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun kecenderungan mengalami
penurunan.
*
Korespondensi: Telp: +628161374074, Surel: mastawan@yahoo.com
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaku- nyaingi kadar protein minuman tempe B yang
kan Utari (2011), pengaruh pemberian intervensi menggunakan kedelai impor GMO yang tidak
tempe terhadap kadar kolesterol dan LDL dewasa dikecambahkan (Sirait 2015). Prosedur penge-
usia 40-64 tahun, dengan mengambil salah jenis cambahan kedelai mengacu pada penelitian
pertama (tingkat kesalahan) α = 0,05, dan power Ichsan (2015), prosedur pembuatan tempe me-
test sebesar 1-β = 0,90, σ = 16,7 (standar deviasi ngacu pada proses pembuatan tempe komersial
kolesterol LDL), perubahan kolesterol LDL (mg/ di Rumah Tempe Indonesia (RTI) dan diadopsi
dl) perlakuan kontrol adalah meningkat (μ2) = oleh Ichsan (2015), selanjutnya prosedur pem-
14,1 dan intervensi tempe menurun (μ1)= -7,8, buatan produk minuman tempe berbentuk serbuk
kemudian disubstitusikan ke dalam rumus di- siap seduh mengacu pada penelitian Mahmud
atas, maka diperoleh jumlah subjek minimum 10 (1987) dengan beberapa modifikasi oleh Sirait
sampel per kelompok. Populasi penelitian adalah (2015). Hasil penelitian Astawan et al. (2013)
tenaga kependidikan IPB yang dikumpulkan me- menyatakan bahwa tempe yang dibuat meng-
lalui pemberian surat ke divisi masing-masing gunakan kedelai varietas Grobogan dan tempe
untuk menghadiri skrining. yang dibuat dari kedelai impor GMO tidak me-
Subjek yang terpilih merupakan subjek miliki perbedaan yang signifikan (p<0,05), baik
yang telah memenuhi kriteria inklusi meliputi dari segi rendemen, kadar protein, sifat fisik, dan
pria dan wanita berusia 25-55 tahun, wanita organoleptik secara keseluruhan. Tepung tempe
yang belum mengalami menopause atau tidak se- juga memiliki mutu gizi yang lebih baik diban-
dang hamil, tekanan darah sistolik ≥121 mmHg, dingkan tepung kedelai rebus, bahkan lebih baik
tekanan darah diastolik ≥81 mmHg, kadar koles- jika dibandingkan kasein (Astawan et al. 2015).
terol total ≥200 mg/dl, serta bersedia berpartisi- Konsumsi tempe Grobogan tidak berpengaruh
pasi dalam penelitian dengan menandatangani terhadap organ tubuh terutama pada hati, gin-
persetujuan informed consent. Adapun kriteria jal, dan testis tikus percobaan yang menunjuk-
eksklusi subjek yaitu bila berpartisipasi dalam kan bahwa konsumsi tempe ini tidak berdam-
penelitian lain, tidak menyukai kedelai atau tem- pak negatif terhadap kesehatan (Astawan et al.
pe, mengonsumsi obat penurun tekanan darah 2015b).
dan kolesterol. Selama pelaksanaan intervensi, Intervensi. Produk dikonsumsi oleh sub-
asupan makanan subjek tidak batasi baik kon- jek sebanyak tiga bungkus per hari masing-mas-
sumsi tempe maupun makanan lainnya. ing seberat 35 g per bungkus, maka total produk
Protokol pelaksanaan penelitian telah yang seharusnya dikonsumsi selama 4 minggu
mendapatkan persetujuan etik dari komite etik intervensi adalah 84 bungkus kelompok A mem-
penelitian kesehatan FK UI Nomor: 282/UN2. peroleh produk yang dikemas dalam plastik ter-
F1/ETIK/2015. tutup dan diberi label A atau B pada kardusnya
untuk memudahkan pada saat pembagian produk
Tahapan penelitian ke subjek, sedangkan kelompok kontrol tidak
Formulasi dan intervensi minuman memperoleh produk intervensi. Produk minu-
tempe. Pembuatan minuman tempe menggu- man tempe dibagikan dua kali dalam seminggu
nakan bahan baku tempe yang diproduksi oleh selama empat minggu intervensi, yaitu setiap hari
RTI (Rumah Tempe Indonesia), sedangkan selu- senin dan kamis. Minuman tempe tersebut disiap-
ruh produk minuman tempe diproduksi oleh PT. kan sendiri oleh subjek sebelum diminum. Pada
Harapan Bunda Mandiri. Produk tersebut telah awal kegiatan intervensi, kepada seluruh subjek
mendapatkan sertifikat halal oleh MUI dengan diberikan edukasi gizi mengenai gizi seimbang.
No. 01121087880513 dan sertifikat Dinkes P-IRT
dengan No.515327102017118. Produk minuman Jenis dan cara pengumpulan data
tempe diberikan dalam bentuk serbuk minuman Data yang dikumpulkan dalam penelitian
tempe siap seduh yang dikemas dalam kemasan ini terdiri atas data karakteristik subjek (meliputi
plastik. Produk minuman tempe dibuat dengan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan sta-
menambahkan tepung terigu, garam, gula, mi- tus merokok) yang diperoleh melalui wawancara
nyak nabati, dan baking powder dengan tiga va- dan pengisian kuesioner pada awal penelitian
riasi rasa (cokelat, vanila, dan pisang). Minuman (data baseline). Data status gizi (berat dan tinggi
tempe disiapkan sendiri oleh subjek sesuai de- badan) dikumpulkan melalui pengukuran meng-
ngan prosedur yang telah ditentukan. gunakan timbangan berat badan digital dan mi-
Minuman tempe A menggunakan kede- crotoice sebanyak dua kali (sebelum dan setelah
lai Grobogan (lokal) dikecambahkan untuk me- intervensi).
Data kolesterol total, pengambilan sampel meningkatkan presisi hasil penelitian karena di-
darah pada sebelum dan setelah intervensi di- dalamnya dilakukan pengaturan terhadap penga-
lakukan pada pagi hari (jam 08.00-10.00). Sub- ruh peubah bebas lain atau confounder yang tidak
jek diminta untuk tidak makan dan minum (kecu- terkontrol.
ali air putih) sejak jam 22.00 sebelum pengam-
bilan darah dilakukan di pagi hari. Sampel darah HASIL DAN PEMBAHASAN
darah diambil sebanyak 6 cc melalui pembuluh
vena yang diambil oleh tenaga kesehatan terlatih Karakteristik subjek
dari Labkesda, kemudian dianalisis di laborato- Tabel 1 menunjukkan karakteristik umum
rium menggunakan metode spektrofotometri dan subjek yang meliputi jenis kelamin, umur, pendi-
data tekanan darah diperoleh melalui pengukuran dikan, status gizi, dan status merokok. Hasil uji
menggunakan spygmomanometer sebanyak lima Kruskal wallis pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
kali (saat baseline dan satu kali dalam seminggu). karakteristik subjek antar kelompok tidak ber-
Data kepatuhan subjek juga dikumpulkan dua beda secara signifikan sehingga perubahan hasil
kali per minggu (hari senin dan kamis) melalui intervensi dianggap merupakan pengaruh dari in-
wawancara dan pengisian kuesioner kepatuhan tervensi bukan karakteristik subjek.
serta pengembalian bungkusan produk. Jika sub- Total subjek yang terpilih berjumlah 30
jek tidak patuh (kepatuhan ≤70%) mengonsumsi orang. Subjek terbanyak yaitu perempuan ber-
minuman tempe maka akan di drop out. jumlah 53,3%, dengan persentase terbesar berada
di kelompok B. Data Riskesdas (2013) menun-
Pengolahan dan analisis data jukkan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan
Data tekanan darah sistolik dan diastolik jenis kelamin, lebih tinggi pada perempuan dari-
subjek sebelum dan setelah intervensi dianalisis pada laki-laki (Kemenkes 2013). Jenis kelamin
menggunakan paired-sampels T test, sedangkan memiliki peran penting pada hipertensi yang
untuk delta (nilai perubahan/selisihnya) dianali- berkaitan dengan berat badan dan konsentrasi
sis menggunakan uji one way Anova. Setelah itu, kolesterol (Coylewright et al. 2008). Penelitian
dilakukan uji lanjut Duncan antar kelompok un- Yang et al. (2015) menunjukkan bahwa preva-
tuk mengetahui kelompok yang secara signifikan lensi hipertensi pada perempuan akan meningkat
berbeda dengan kelompok lainnya. Uji Analysis seiring dengan meningkatnya usia.
of Covariance (Ancova) dilakukan untuk me- Rata-rata umur subjek adalah 44 tahun,
ngetahui efek intervensi minuman tempe terha- dengan persentasi subjek terbesar di kelompok
dap tekanan darah sistolik dan diastolik dengan umur 25-45 tahun yang merupakan kelompok
memasukkan kovariat. Ancova dilakukan untuk umur dengan risiko relatif rendah, namun seiring
dengan pertambahan umur, maka semakin besar jukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan
risiko hipertensi (Chataut 2011; Wei 2015). Ber- pada kelompok A (minuman tempe A) diban-
tambahnya usia akan memengaruhi perubahan dingkan dengan kelompok kontrol.
fisiologis yang terjadi pada tubuh antara lain pe- Hasil Anova pada Tabel 2 menunjukkan
rubahan jumlah, susunan, dan struktural dari sel bahwa intervensi minuman tempe berpenga-
endotel, peningkatan produksi spesies oksigen ruh signifikan terhadap tekanan darah sistolik.
dan terjadi inflamasi (Kumar et al. 2014). Semua Tekanan darah sistolik pada kelompok A dan B
perubahan yang terjadi merupakan faktor risiko berbeda signifikan dengan kelompok kontrol.
untuk meningkatkan tekanan darah (Mateos et al. Hasil Anova menunjukkan bahwa tidak ada per-
2011). bedaan signifikan terhadap tekanan darah diasto-
Lebih dari separuh subjek berpendidikan lik pada kelompok A dan B tidak berbeda signifi-
tinggi, sepertiga subjek berpendidikan menengah kan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
dan hanya satu orang yang lulus SD. Sebagian Hasil Ancova untuk tekanan darah sisto-
besar subjek (86,7%) tidak merokok. Komponen- lik menunjukkan hasil yang tidak signifikan na-
komponen pada rokok dapat merusak dinding mun ada kecenderungan nilai tersebut menurun.
pembuluh darah, dan meningkatkan pembentuk- Hal ini disebabkan karena dalam penelitian ini,
an platelet pada dinding yang dapat mengurangi intervensi yang dilakukan dipengaruhi oleh con-
elastisitas pembuluh darah yang menyebabkan founder yaitu umur dan tekanan darah sistolik
kekakuan sehingga tekanan darah meningkat baseline.
(Salahuddin et al. 2012). Hipertensi merupakan masalah yang kom-
Lebih dari separuh subjek (53,3%) me- pleks, berkaitan dengan usia, jenis kelamin, obe-
miliki status gizi yang termasuk dalam kategori sitas sentral, konsumsi alkohol dan genetik (Ad-
obes. Prevalensi obesitas yang ditemukan pada rogue & Madias 2007). Tekanan darah sistolik
penelitian ini lebih tinggi dari angka nasional ber- baseline juga berpengaruh terhadap intervensi
dasarkan Riskesdas (2013) sebesar 15,4%. Status yang dilakukan karena memiliki nilai yang sa-
gizi overweight dan obes dapat meningkatkan ngat bervariasi, mulai dari 121 mmHg sampai
tekanan darah melalui mekanisme penyempit- 156 mmHg. Sama halnya dengan tekanan darah
an pembuluh darah akibat penumpukan lemak sistolik, uji Ancova juga menunjukkan hasil yang
dalam tubuh (Rahmouni 2005). tidak signifikan pada tekanan darah diastoli.
Hal ini berarti intervensi yang dilakukan tidak
Tekanan darah berpengaruh terhadap tekanan darah diastolik.
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil paired Tekanan darah diastolik juga dipengaruhi oleh
T test tekanan darah sistolik secara signifikan confounder tekanan darah baseline pada saat in-
menurun pada kelompok A dan B antara sebelum tervensi.
dan setelah intervensi, tetapi pada kelompok kon- Berdasarkan penelitian oleh Kholifah
trol tidak berbeda secara signifikan. Berbeda hal- (2013), pemberian susu tempe tidak berpengaruh
nya dengan tekanan darah diastolik, yang menun- signifikan terhadap tekanan darah. Dalam pene-
Tabel 2. Tekanan darah sistolik dan diastolik subjek menurut kelompok, sebelum dan setelah intervensi
Kelompok
Variabel p1) p2)
A B Kontrol
Tekanan darah sistolik (mmHg)
Sebelum 136,6 ± 10,9a,1 135,2 ± 8,3a,1 127,9 ± 8,4a,1 0,10
Setelah 126,5 ± 6,8a,2 125,2 ± 6,0a,2 127,5 ± 9,7a,1 0,79 0,06
p3)
0,00* 0,00* 0,81
Delta (perubahan) -10,1 ± 6,4a -10,0 ± 6,9a -0,4 ± 5,1b 0,00*
Tekanan darah diastolik (mmHg)
Sebelum 85,1 ± 7,7a,1 82,4 ± 8,9a,1 77,4 ± 7,3a,1 0,11
Setelah 78,7 ± 4,6a,2 81,4 ± 7,1a,1 76,4 ± 4,9a,1 0,16 0,26
p3)
0,00* 0,65 0,62
Delta (perubahan) -6,4 ± 5,8a -1,0 ± 6,8a -1,0 ± 6,2a 0,10
Keterangan: Data disajikan dalam bentuk rata-rata ± standar deviasi; *signifikan p≤0,05; huruf yang sama pada baris yang
a,b
sama menunjukkan tidak ada pengaruh/ perbedaan signifikan p>0,05; 1,2angka yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak ada pengaruh/ perbedaan signifikan p>0,05; p1) Anova antara kelompok A, B, dan kontrol ; p2) Ancova antara kelompok
A, B, dan kontrol; p3) Paired-samples T test antara sebelum dan setelah intervensi.
litian ini, peneliti melakukan intervensi selama menggunakan laru pasar (inokulum campuran)
satu bulan pada wanita pralansia dan lansia de- memiliki aktivitas penghambatan ACE lebih be-
ngan rentang usia 45-70 tahun. Jika dibanding- sar (IC50 lebih kecil) dibandingkan dengan tempe
kan dengan penelitian ini, maka hasil yang tidak yang diproduksi dengan menggunakan inokulum
signifikan tersebut diduga karena rentang waktu murni (Astawan et al. 2016).
penelitian yang kurang lama, sehingga intervensi Kepatuhan subjek selama intervensi ber-
tempe yang diberikan tidak berpengaruh secara langsung dihitung berdasarkan jumlah bung-
signifikan tetapi cenderung menurunkan tekanan kusan produk yang diminum dalam seminggu.
darah jika dibandingkan dengan kelompok kon- Rata-rata kepatuhan subjek digolongkan tinggi
trol. Berbagai penelitian menggunakan kedelai dengan persentase >80% pada masing-masing
dengan rentang waktu yang lebih lama (lebih dari kelompok intervensi.
4 minggu) menunjukkan terjadinya penurunan
tekanan darah sistolik dan diastolik (Rivas 2002; KESIMPULAN
Welty 2007; He 2011).
Penurunan tekanan darah sistolik yang ter- Intervensi minuman tempe dari kedelai
jadi diduga karena adanya protein kedelai yang Grobogan (lokal) yang dikecambahkan (A) dan
mengandung asam amino arginin yang merupa- minuman tempe dari kedelai GMO impor yang
kan prekursor untuk nitric oxide (NO) yang me- tidak dikecambahkan (B) sebanyak tiga gelas/
miliki efek vasodilator. Nitric oxide memiliki si- hari selama empat minggu pada subjek prahi-
fat menghambat agregasi (penggumpalan) plate- pertensi dan hiperkolesterolemia menunjukkan
let darah sehingga dapat melancarkan sirkulasi terdapat perbedaan signifikan efek intervensi
darah (Harrison 2000). Kedelai mengandung iso- minuman tempe dari kedelai Grobogan (lokal)
flavon yang merupakan fitoestrogen yang secara yang dikecambahkan (A) dan minuman tempe
struktural mirip dengan estrogen yang diduga dari kedelai GMO impor yang tidak dikecambah-
menunjukkan aktivitas antihipertensi melalui kan (B) dibandingkan dengan kelompok kontrol
peningkatan NO dan menurunkan angiotensin pada tekanan darah sistolik, namun tidak ada per-
serta mampu menghentikan reaksi pembentukan bedaan signifikan pada tekanan darah diastolik
radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun
isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein terdapat kecenderungan mengalami penurunan.
(Nakajima et al. 2005; Yang 2005; Astawan Penelitian ini telah menunjukkan bahwa
2013). Beberapa penelitian menunjukkan kede- pemberian minuman tempe pada penderita hi-
lai memiliki efek positif terhadap tekanan darah pertensi dan hiperkolesterolemia belum mampu
pada penderita hipertensi (Harrison 2000; Sagara menurunkan tekanan darah (sistolik dan dias-
2004; Yang 2005). tolik). Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
Tempe memiliki beberapa kelebihan sebaiknya lama/durasi pemberian intervensi ter-
dibandingkan dengan kedelai yaitu memiliki khusus pada penderita hipertensi lebih lama dari
daya cerna protein, karbohidrat, dan lemak yang penelitian ini.
lebih baik, kandungan vitamin yang lebih tinggi,
serta bioavailibilitas mineral yang lebih baik. Per-
lakuan perkecanbahan yang dilakukan dapat me- UCAPAN TERIMA KASIH
ningkatkan kadar protein (Astawan 2016b). Pro-
ses fermentasi oleh R. oligosporus yang terjadi Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
pada proses pengolahan kedelai menjadi tempe pemberi dana penelitian, yaitu Direktorat Riset
mampu menghidrolisis protein dan beberapa se- dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal
nyawa kompleks lainnya menjadi bentuk yang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementeri-
lebih sederhana seperti asam amino dan peptida- an Riset, Teknologi dan dan Pendidikan Tinggi,
peptida (Astawan et al. 2016). Tempe yang bersi- melalui skema "Hibah Kompetensi 2015-2017"
fat hipotensive juga disebabkan oleh adanya pep- atas nama Made Astawan.
tida bioaktif tempe yang mampu bersifat sebagai
inhibitor ACE (Angiotensin Converting Enzyme). DAFTAR PUSTAKA
ACE adalah enzim yang mengubah angioten-
sin I menjadi angiotensin II. Angiotensin inilah Adrogue HJ, Madias NE. 2007. Sodium and po-
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tassium in the pathogenesis of hyperten-
tekanan darah. Tempe yang diproduksi dengan sion. N Engl J Med 356(19):1966-1978.