You are on page 1of 6

Desti Diana Sari dan Rasmi Zakiah Oktarlina|Peresepan Obat yang Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error

Peresepan Obat Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error


Desti Diana Sari1, Rasmi Zakiah Oktarlina2
1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Medication error masih merupakan masalah dalam dunia kesehatan. Sebanyak 44.000 bahkan 98.000 orang meninggal karena
medical error (kesalahan dalam pelayanan medis) dan 7.000 kasus karena medication error. Kesalahan dalam pengobatan paling
banyak terjadi pada fase prescribing dengan total sebanyak 58,07% dan merupakan angka tertinggi dari tahap lain pada proses
pengobatan. Potensi kesalahan berupa tulisan resep yang tidak dapat terbaca, nama obat yang disingkat, tidak ada dosis
pemberian, tidak ada jumlah pemberian, tidak menuliskan satuan dosis, tidak ada aturan pakai, tidak ada rute pemberian, tidak ada
bentuk sediaan, tidak ada tanggal permintaan resep, tidak lengkapnya identitas pasien (tidak ada nomor rekam medik yang tertulis,
tinggi badan, jenis kelamin pasien, usia, dan berat badan). Salah satu titik permasalahan dalam prescribing error adalah pembuat
resep atau dokter selaku petugas kesehatan, untuk itu peresepan yang rasional perlu diterapkan. Peresepan yang rasional melip uti
tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat rute dan cara pemberiannya yang keseluruhannya
tercantum dalam format penulisan yang benar. Diperlukan suatu metode untuk mendeteksi potensial Prescribing error salah
satunya dengan Medication Appropriateness Index (MAI) berupa sepuluh pertanyaan terkait proses peresepan yang rasional.

Kata kunci: Medication error, peresepan rasional, prescribing error

Rational Drug Prescribing To Prevent Medication Error


Abstract
Drug errors are still a problem in the world of health. A total of 44,000 even 98,000 people died of medical errors (errors in medical
services) and 7,000 cases due to medication error. Prescribing error are the most numerous with a total of 58.07% and are the
highest rates of any other stage in the treatment process. Potential errors of unreadable prescriptions, abbreviated drug names, no
doses, no units, unknown dose units, no rules of use, no size, no dosage form, no date of prescription request, no single the
patient's identity (no written medical record number, height, gender, age, and weight). One of the points of responsibility in
prescribing error is the prescription or doctor as the health worker, for which rational prescribing must be applied. Rational
prescription, precise selection, precise format, exact format, which overall show in the correct format. A method is needed to
determine potential errors with the Medication Appropriateness Index(MAI) which have ten question about rational prescribing.

Keyword: Medication error, prescribing error, rational prescribing

Korespondensi: Desti Diana Sari, alamat Jl. Nunyai Blok C No. 13B Rajabasa, HP 082238210260, e-mail destidianasari@gmail.com

Pendahuluan
Medication error adalah kejadian yang penggunaan obat, penulisan resep yang tidak
merugikan pasien yang diakibatkan pemakaian jelas, dan hal lain yang menyebabkan kesalahan
obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan pemberian obat kepada pasien. Untuk
yang sebetulnya dapat dicegah1. Medication error memastikan kualitas dan keamanan perawatan
adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang pasien, penting untuk dilakukan pencegahan
dapat menyebabkan atau berakibat pada dalam kesalahan pengobatan. Hal tersebut dapat
pelayanan obat yang tidak tepat atau dengan mudah dilakukan pada tahap awal proses
membahayakan pasien.6 Konsep medication safety pengobatan yaitu penulisan resep dan penyiapan
mulai menjadi perhatian dunia sejak November obat tetapi akan sulit dicegah pada tahap lanjut.
1999 setelah Institute of Medication (IOM) American Society of Health System Pharmacists
melaporkan adanya kejadian yang tidak (ASHP) menyatakan bahwa medication error dapat
diharapkan (KTD) pada pasien rawat inap di diminimalisir dengan menilai proses pegobatan,
Amerika sebanyak 44.000 bahkan 98.000 orang identifikasi pengobatan yang inadekuat, serta
meninggal karena medical error (kesalahan dalam monitoring perkembangan pengobatan.4
pelayanan medis) dan 7.000 kasus karena Kesalahan pengobatan dapat terjadi dalam
medication error.2,7 tiap proses pengobatan, baik dalam proses
Prescribing error (kesalahan dalam peresepan (prescribing), pembacaan resep
peresepan) adalah Kesalahan pemilihan obat, (transcribing), penyiapan hingga penyerahan obat
dosis, bentuk sediaan obat, kuantitas, rute, (dispensing), maupun dalam proses penggunaan
konsentrasi, kecepatan pemberian, atau instruksi obat (administering). Kesalahan dalam peresepan

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|100


Desti Diana Sari dan Rasmi Zakiah Oktarlina|Peresepan Obat yang Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error

(prescribing) dan pemberian obat (dispensing) bagian pro sebesar 81,9%.7 Data ini menunjukkan
merupakan dua hal yang sering terjadi dalam bahwa fase prescribing berpotensi besar
kesalahan pengobatan.4 Penelitian oleh Abede dkk menimbulkan kejadian medication error.
di Rumah Sakit Rujukan Dessie di Euthopia tahun Prescribing error disebabkan oleh beberapa
2012, menunjukkan hasil yang signifikan pada faktor yang dapat dicegah dengan penerapan
medication error fase prescribing yaitu sebesar peresepan yang rasional yaitu tepat indikasi, tepat
58,07% dengan kejadian sebanyak 34,70 pemilihan obat, tepat dosis, tepat waktu
prescribing errors setiap 100 pasien.1 pemberian, tepat rute dan cara pemberiannya.
Pada medication error untuk fase Hal tersebut juga dipengaruhi oleh format
prescribing potensi kesalahan yaitu tulisan resep penulisan resep yang benar, sehingga tidak
yang tidak dapat terbaca 0,3%, nama obat yang terdapat transcribing error (kesalahan dalam
disingkat 12%, tidak ada dosis pemberian 39%, pembacaan) oleh apoteker yang akan
tidak ada jumlah pemberian 18%, tidak menyebabkan kesalahan dalam pemberian obat.2
menuliskan satuan dosis 59%, tidak ada aturan
pakai 34%, tidak ada rute pemberian 49%, tidak Isi
ada bentuk sediaan 84%, tidak ada tanggal Medication Errors
permintaan resep 16%, tidak lengkapnya identitas medication errors Sampai saat ini tetap
pasien (tidak ada nomor rekam medik yang menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
tertulis 62%, tinggi badan 88%, jenis kelamin banyak menimbulkan berbagai dampak bagi
pasien 76%, usia 87%, dan berat badan 88%).5,6 pasien mulai dari resiko ringan bahkan resiko yang
Kesalahan karena resep yang tidak lengkap paling parah yaitu menyebabkan suatu kematian.
mungkin tidak akan segera menimbulkan bahaya Bentuk kesalahan yang umum dan paling sering
namun dapat menunda kesembuhan pasien. terjadi pada medication errors berupa kesalahan
Penelitian yang dilakukan oleh Zahra pada dalam peresepan obat (prescribing errors) dan
tahun 2017 di RSD Mayjend HM Ryacudu kesalahan dalam pembacaan resep oleh apoteker
Kotabumi provinsi Lampung menunjukkan angka (transcribing errors) yang disebabkan oleh tidak
kejadian medication error pada fase prescribing jelasnya informasi pada kertas resep seperti
sebesar 63,6%. Tiga bagian kesalahan yang sering tulisan yang sulit dibaca.1,3 Klasifikasi prescribing
terjadi yaitu pada bagian inscription sebesar errors dijelaskan pada tabel 1 sebagai berikut:
58,5%, bagian prescription sebesar 63,6%, dan

Tabel 1. Klasifikasi prescribing errors.


No Klasifikasi Definisi
1 Omission error (kelalaian dalam peresepan) Tidak meresepkan obat yang seharusnya digunakan
2 Comission error Penambahan obat yang tidak dibutuhkan
3 Dosing error (kesalahan dosis) Ketidaktepatan dalam menghitung dosis
4 Frequency error (kesalahan frekuensi) Ketidaktepatan jumlah pemberian obat
5 Form error (kesalahan dalam penulisan) Format penulisan yang tidak sesuai standar aturan
6 Substitution error (kesalahan substitusi) Tidak mengganti obat dengan obat dalam satu golongan yang
sama
7 Duplication error (kesalahan dalam duplikasi) Meresepkan dua obat dengan golongan yang sama
Sumber: Amanda H.L et al., 2016.

Kesalahan dalam peresepan seperti salah adalah mengetahui titik permasalahan yang
memilih obat, dosis tidak tepat, frekuensi menyebabkan kejadian prescribing errors. Penulis
pemberian yang salah, rute pemberian yang salah resep dan karakteristik obat adalah kunci utama
serta bentuk sediaan obat yang tidak tepat. yang berhubungan kuat dengan kejadian
Keseluruhan hal tersebut disebabkan oleh tidak prescribing errors.2,8 Untuk itu perlu diketahui apa
rasionalnya resep yang diformulasikan. Resep saja hal yang menyebabkan individu penulis salah
rasional meliputi tepat indikasi, tepat pemilihan dalam meresepkan obat. Permasalahan dalam
obat, tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat meresepkan obat dipengaruhi oleh faktor internal
rute dan cara pemberiannya. dan faktor eksternal.
Salah satu cara atau strategi untuk
mengurangi kesalahan dalam peresepan obat

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|101


Desti Diana Sari dan Rasmi Zakiah Oktarlina|Peresepan Obat yang Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error

Dean et al membagi faktor penyebab kejadian faktor pasien, faktor lingkungan, dan faktor
prescribing errors menjadi beberapa kategori yaitu hubungan antar petugas kesehatan yang
faktor individu, dijelaskan pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Klasifikasi penyebab kejadian-kejadian prescribing errors.


Faktor Predisposisi Hal yang Mungkin Menjadi Penyebab
Individu (pembuat resep) a. Pengetahuan pembuat resep
b. Komorbiditas pada pasien yang tidak diketahui
c. Pengalaman penulis resep
Pasien a. Pemahaman pasien akan pengobatannya
b. Pasien yang tidak rasional dalam mengonsumsi obat
c. Penyakit komorbid pada pasien
Lingkungan a. Jumlah petugas kesehatan
b. Ketersediaan waktu
c. Tempat yang kondusif
Hubungan antar petugas kesehatan a. Keterbacaan resep
b. Penjelasan yang cukup kepada bagian farmasi
Sumber: Dean et al, 2009.

Berdasarkan tabel 2 diatas pengetahuan irasional dan hal ini merupakan ciri dari negara
dan pengalaman dokter dalam menulis resep akan berkembang. Peresepan rasional tidak hanya
sangat berpengaruh pada kualitas peresepan obat. mengenai diognosis tepat, dosis tepat, dan
Dokter yang mengetahui pengobatan yang sesuai lamanya pengobatan, tetapi juga melibatkan
dengan jenis penyakit akan memberikan medikasi interaksi obat.8
berupa obat yang tepat kepada pasien. Selain itu, Salah satu yang penting untuk diperhatikan
faktor komorbid pada pasien juga harus diketahui adalah kelengkapan administratif berupa format
seperti adanya penyakit lain yang juga akan penulisan resep yang sesuai aturan baku standar
mempengaruhi hasil pengobatan seperti adanya setiap negara. Di Indonesia Permenkes No.
gangguan ginjal atau hepar. Ketidaktahuan akan 26/Menkes/Per/I/I/ 1984 menyebutkan resep
hal ini akan menyebabkan kesalahan medikasi harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
pada pasien, sehingga penting untuk ditanyakan Selanjutnya dalam Kepmenkes No.
pada proses anamnesis.6 280/Menkes/SK/V/1984 menyebutkan bahwa
Lingkungan yang kondusif serta waktu dan pada resep harus dicantumkan: (1) Nama dan
petugas kesehatan yang cukup akan sangat alamat penulis resep; serta nomor izin praktek; (2)
mempengaruhi konsentrasi dokter dalam Tanggal penulisan resep; (3) Tanda R/ pada bagian
meresepkan obat (Amanda et al itu). Selain itu, kiri setiap penulisan resep; (4) Dibelakang
penulisan yang jelas dan keterbacaan pada kertas lambang R/ harus ditulis nama setiap obat atau
resep sangatlah penting dalam interpretasi jenis komposisi obat; (5) Tanda tangan atau paraf
dan bentuk obat oleh apoteker.6 penulis resep; (6) Jenis hewan, nama serta alamat
pemiliknya untuk resep dokter hewan.10,11 Bagian-
Peresepan Rasional bagian resep terdiri dari inscriptio, invocatio,
Beberapa penelitian farmakoepidemiologi prescriptio, signatura, subscriptio, dan pro
di Indonesia mendapatkan bahwa masih banyak dijelaskan pada gambar 1 sebagai berikut:
ditemuan over prescribing ataupun peresepan

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|102


Desti Diana Sari dan Rasmi Zakiah Oktarlina|Peresepan Obat yang Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error

INSCRIPTIO Dr . Darrell Munandar


OOO SIP. No. 01/DK/II.02/2017
Alamat Praktek : Jln. Darussalam No. 1
Bandarlampung
No. Telepon : O81112345678 Jam Praktek : 17.00-
20.00WIB

Bandarlampung, 20-10-2017

R/ Claneksi Forte 60 ml Syr. Fls.I

S 3 dd. Cth. I PRESCRIPTIO


INVOCATIO
------- paraf

R/ Toplexil elixir Fls. I


SIGNATURA
S 3 dd. Cth II

------- paraf

R/ Curcuma plus Syr. Fls. I SUBSCRIPTIO

S 1 dd. Cth. I

------- paraf

Pro : Andalusia, perempuan


PRO
Umur : 8 Tahun, 20kg

Gambar 1. Contoh Format Penulisan Resep.

Pada gambar diatas dijelaskan bagian-bagian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
resep yang terdiri dari: faktor obat, cara pemberian obat tersebut, dan
a . Inscriptio: Nama dokter, No. SIP, penderita. Terutama faktor-faktor penderita
alamat/telepon/HP/kota/tempat, tanggal seringkali kompleks sekali, karena perbedaan
penulisan resep. individual terhadap respon obat tidak selalu dapat
b. Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam diperkirakan.9 Faktor obat seperti sifat fisik, kimia,
singkatan latin “R/=resipe” artinya ambilah serta efek samping, dan toksisitas yang mungkin
atau berikanlah. terjadi. Cara pemberian mempertimbangkan
c. Prescriptio/Ordonatio: memuat nama bahan dan keadaan umum pasien apakah akan diberikan via
obat, dan atau alat-alat kesehatan, dosis, bentuk oral, parenteral, rektal, topikal dan lain-lain.
sediaan obat, wadah, dan jumlah obat yang akan Peresepan obat juga harus mempertimbangkan
dibuat. faktor penderita seperti umur, berat badan, jenis
d. Signatura: yaitu tanda cara pakai, regimen kelamin, keadaan patofisiologi, serta penyakit lain
dosis pemberian, rute dan interval waktu yang diderita.4,5
pemberian harus jelas untuk keamanan
penggunaan obat dan keberhasilan terapi. Metode Untuk Mencegah Kejadian Prescribing
e. Subscrioptio: yaitu tanda tangan/paraf dokter Error
penulis resep berguna sebagai legalitas dan Medication Appropriateness Index (MAI)
keabsahan resep tersebut. merupakan alat penilaian yang sudah divalidasi
f. Pro (diperuntukkan): di cantumkan nama dan untuk menilai kesesuaian pengobatan. MAI
umur pasien.11 menetapkan sepuluh pertanyaan untuk mengenali
Dosis, cara pemberian, dan bentuk sediaan secara dini kejadian prescribing error, meliputi
obat perlu diperhatikan dalam proses peresepan indikasi, keefektifan, kesesuaian dosis
obat. Dosis obat yang diberikan kepada penderita (berdasarkan indikasi dan fungsi ginjal), petunjuk

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|103


Desti Diana Sari dan Rasmi Zakiah Oktarlina|Peresepan Obat yang Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error

penggunaan, interaksi obat, dan harga obat. penerapannya memerlukan waktu yang cukup
Selama 20 tahun terakhir, studi menunjukkan MAI lama sehingga hanya digunakan untuk penelitian
efektif dalam mendeteksi potensial kejadian namun belum diguinakan dalam rutinitas praktik
prescribing error dan efek samping pengobatan klinis.3,4 Berikut daftar 10 pertanyaan menurut
pada kesehatan. Tetapi metode ini dalam metode MAI:

Tabel 3. Medication Appropriateness Index.


Medication Appropriateness Index.
1 Is there an indication for the drug?
2 Is the medication effective for the condition?
3 Is the dosage correct?
4 Are the directions correct?
5 Are the directions practical?
6 Are there clinically significant drug–drug interactions?
7 Are there clinically significant drug–disease interactions?
8 Is there unnecessary duplication with other drugs?
9 Is the duration of therapy acceptable?
10 Is this drug the least expensive alternative compared to others of equal utility?
Sumber : Amanda H.L , 2016.

Dokter menilai setiap proses medikasi akan menyebabkan kesalahan dalam pemberian
terhadap setiap kriteria untuk menentukan nilai obat. Metode yang telah dikembangkan oleh
pada skala A-C. Nilai A merupakan indikasi Medication Appropriateness Index (MAI) untuk
pengobatan sesuai. Setiap kriteria berisi skor 1 mendeteksi potensial kejadian prescribing error
sampai 3 berdasarkan standar protocol. Total skor dan efek samping pengobatan pada kesehatan
yang didapatkan berkisar 1-18 (dimana skor 0 dengan sepuluh pertanyaan terkait peresepan
merupakan nilai maksimum kesesuaian obat. Namun dalam penerapannya membutuhkan
pengobatan yang diberikan). Secara keseluruhan waktu yang cukup lama sehingga saat ini belum
skor per pasien ditetapkan dengan menjumlahkan digunakan dalam praktik klinis secara rutin. Cara
skor MAI untuk setiap pengobatan yang digunakan lain yang seharusnya diterapkan adalah
oleh setiap pasien.4,6 pengobatan yang komprehensif terhadap pasien
Penanganan pasien yang komprehensif oleh petugas kesehatan seperti dokter dan
tentu diperlukan dalam proses medikasi untuk petugas farmasi terutama apoteker supaya tidak
mengurangi dan mencegah kejadian prescribing terjadi kesalahan dalam pembacaan resep.
error. Intervensi petugas farmasi yang
komprehensif juga akan mengurangi masalah SIMPULAN
terkait pembacaan resep yang salah. Penerapan peresepan yang rasional
terutama pada fase prescribing sangat penting
RINGKASAN dilakukan mengingat masih tingginya angka
Kejadian prescribing error merupakan fase kejadian medication error baik di dunia maupun di
yang paling sering terjadi kesalahan dalam Indonesia. Dengan memformulasikan resep yang
Medication errors . Hal tersebut dipengaruhi oleh rasional proses medikasi pasien akan lebih aman
beberapa faktor diantaranya faktor individu, dan tepat sehingga mempertinggi angka
faktor pasien, faktor lingkungan, dan faktor kesembuhan dan tidak menimbulkan kerugian
hubungan antar petugas kesehatan. Prescribing pada pasien.
error disebabkan oleh beberapa faktor tersebut
yang dapat dicegah dengan penerapan peresepan DAFTAR PUSTAKA
yang rasional yaitu tepat indikasi, tepat pemilihan 1. Abebe Z, Tesfahun C, Mirkuzie W. Medication
obat, tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat prescribing errors and associated factors at
rute dan cara pemberiannya. Hal tersebut juga the pediatric wards of Dessie Referral
dipengaruhi oleh format penulisan resep yang Hospital, Northeast Ethiopia. BMC Medice.
benar, sehingga tidak terdapat transcribing error 2014;7(18):1-6.
(kesalahan dalam pembacaan) oleh apoteker yang

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|104


Desti Diana Sari dan Rasmi Zakiah Oktarlina|Peresepan Obat yang Rasional dalam Mencegah Kejadian Medication Error

2. Amanda HL, Paul FG, Danis OM. Methods to 7. Wafiyatunnisa, Z. Kejadian medication error
reduce prescribing errors in elderly patients pada fase prescribing di poliklinik pasien
with multimorbidity. Dovepress. rawat jalan RSD Mayjendhm Ryacudu
2016;11:857-66. Kotabumi. JK Unila. 2017;1(3):540-5.
3. Maite GO, Francois P, Cedric B, Adeline M, 8. Perwitasari DA, Abror J, Wahyuningsih I.
Nicolas L, B Misset. Overview of medical Medication errors in out patients of a
errors and adverse event. Annals Of Intensive goverment hospital in Yogyakarta
Care. 2012;2(2):3-9. Indonesia.2010;1(1):8-10.
4. Mandavi K, Muhammad ZI. A review of 9. Gilman, A.G. Goodman & Gilman dasar
screening tools used for the assessment of farmakologi terapi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC;
appropriateness of prescription’s among 2007.
elderly patients. Journal of Pharmaceutical 10. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian
and Bioscience. 2014;3:72-9. dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan
5. Olunfunmilola KO, Jamie AS, Michelle AC. E- RI. Standar pelayanan kefarmasian di apotek,
Prescribing errors in community pharmacies: keputusan menteri kesehatan republik
exploring consequences and contributing Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004.
factors. International Journal Medical Jakarta: Kemenkes RI; 2006.
Information. 2014;83(6):427-37. 11. Syamsuni, HA. Ilmu Resep: Konsep
6. Tristan T, Aisling RC, Anais O, Maya B, William Kefarmasian. Jakarta: EGC; 2014.
C, Meilissa G, dkk. Assesment of
opportunities to improve antibiotic
prescribing in a emergency department: a
period prevalence survey. Cross Mark.
2017;6:497-505.

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|105

You might also like