You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN GAS AMONIA


(NH3) PADA PEMULUNG DI TPA JATIBARANG, SEMARANG

Wahyu Sekar Harjanti, Yusniar Hanani D., Nikie Astorina Y. D.


Bagian Kesehatan Lingkungan,FakultasKesehatanMasyarakat
UniversitasDiponegoro
Email : wsekar28@gmail.com

Abstract : TPA Jatibarang, Semarang with landfills system of garbage disposal,


so garbage that piled up to experience the decomposition in anaerobic and
produce a variety of harmful gases i.e. amomonia gas. The unavailability of gas
processing installation of ammonia gas causes pollutes the air at TPA Jatibarang
and inhaled by the scavenger. The purpose of this research is to analyze the
environmental health risk assessment exposure of ammonia gas to scavenger at
TPA Jatibarang, Semarang. This research is observational research with cross
sectional method. The approach is being used, namely Environmental Health
Risk Analysis (EHRA) with a population of subjects are scavengers in TPA
Jatibarang as many as 245 people and the population of objects are ambient air
at TPA Jatibarang. The sample of this research subjects are 72 people and
samples of objects had taken at three point measurements. The results showed
that scavengers who live in TPA Jatibarang more risky exposure affected gas
ammonia compared with scavenger who resides outside the TPA Jatibarang. The
level of risk on a scavenger who resides in TPA Jatibarang for real time
projection, is said to be insecure on a scavenger as many as 12 people, while the
projection for life time, is said to be insecure on a scavenger as many as 34
people. On a scavenger who resides outside the TPA Jatibarang good projection
in real time as well as life time, is said to be still safe on a scavenger as many as
22 people

Key words : Environmental Health Risk Assessment (EHRA), Ammonia Gas,


Scavenger, Landfill

PENDAHULUAN 2008 – 2014 sebesar 15 %.2TPA


Sampah merupakan salah satu Jatibarang merupakan Tempat
permasalahan nasional yang Pembuangan Akhir (TPA) di Kota
memerlukan perhatian khusus dari Semarang, memiliki volume sampah
pemerintah. Pertambahan jumlah yang masuk mencapai 800 ton per
penduduk di Indonesia dari tahun ke hari.3 Sistem pembuangan sampah
tahun berdampak pada bertambahnya yang digunakan di TPA Jatibarang ini
volume, jenis, dan karakteristik yaitu pembuangan sampah sistem
sampah yang semakin landfill.2
1
beragam. Presentase peningkatan Sistem landfill dilakukandengan
sampah Kota Semarang dari tahun sampah yang dibuang ke TPA akan

921
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ditutup menggunakan tanah secara >35 ppm dapat menyebabkan


berkala untuk menimbun sampah. kerusakan ginjal, kerusakan paru-
Sampah yang tertutup tanah akan paru, mereduksi pertumbuhan dan
memiliki kadar oksigen rendah malfungsi otak serta penurunan nilai
sehingga mengalami proses darah.6
dekomposisi sampah secara anaerob Tercemarnya udara di TPA akibat
dan menghasilkan berbagai gas yaitu timbulan sampah menyebabkan
gas NH3(amonia), CH4 (metan), dan kesehatan lingkungan terganggu,
H2S (hidrogen sulfida) yang berbau termasuk kualitas udara di sekitar
tidak enak.4 Tidak tersedianya TPA sehingga meningkatkan penyakit
instalasi pengolahan gas amonia di gangguan saluran pernapasan pada
TPA Jatibarang menyebabkan gas pemulung. Berdasarkan hasil survey
amonia mencemari udara di TPA pendahuluan dengan 15 orang
Jatibarang. pemulung yang berkerja di TPA
Penelitian sebelumnya telah Jatibarang, 8 orang diantaranya
dilakukan pengukuran kualitas udara mengeluh batuk-batuk, sesak nafas,
ambien pada tahun 2013 di TPA dan nyeri dada serta banyak debu dan
Jatibarang yang menunjukkan hasil bau busuk dari sampah di lokasi TPA
konsentrasi gas NH3(amonia) lebih Jatibarang. Sesak nafas dan nyeri
tinggi daripada konsentrasi gas H2S dada merupakan salah satu gejala
(hidrogen sulfida), baik di Zona I penyakit yang berhubungan dengan
maupun Zona II. Hasil pengukuran jantung dan paru-paru.7Kondisi ini
kualitas udara ambien menunjukkan di didukung pula oleh pemulung yang
Zona I TPA Jatibarang, konsentrasi tidak menggunakan Alat Pelindung
gas NH3 0,12 ppm dan H2S 0,001 Diri (APD) berupa masker selama
ppm, sedangkan di Zona II, bekerja. Hal ini dapat meningkatkan
konsentrasi gas NH3 0,06 ppm dan risiko pemulung terkena penyakit
H2S 0,001 ppm.5 Pengukuran di tahun gangguan pernapasan.
2014, menunjukkan adanya Berdasarkan paparan di atas,
penurunan konsentrasi amonia di maka dapat dirumuskan pertanyaan
udara ambien. Konsentrasi gas penelitian yaitu “Adakah risiko
amonia di Zona I menunjukkan 0,05 kesehatan lingkungan akibat pajanan
ppm dan Zona II 0,11 ppm. gas amonia pada pemulung di TPA
Penurunan terjadi dikarenakan Jatibarang Kota Semarang ?”
adanya perbaikan lokasi Zona I dan
Zona II pada Januari 2014. METODE PENELITIAN
Amonia memiliki karakteristik Jenis penelitian ini adalah
tidak berwarna namun memiliki bau penelitian observasional dengan
yang menyengat, bersifat korosif dan menggunakan rancangan penelitian
sangat toksik bahkan dalam cross sectional. Pendekatan yang
konsentrasi rendah. 4,6
Gas amonia digunakan dalam penelitian ini yaitu
dapat tercium pada kadar 0,003 ppm. pendekatan Analisis Risiko Kesehatan
Toksisitas kronis amonia pada kadar Lingkungan (ARKL). Analisis Risiko

922
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kesehatan Lingkungan bertujuan Analisis univariat digunakan untuk


untuk menilai tingkatrisiko yang variabel konsentrasi gas amonia,
dijadikansebagaivariabelterikatdalamp waktu pajanan harian, frekuensi
enelitianini. pajanan, durasi pajanan, berat badan,
Populasi subyek yang digunakan penggunaan APD, dan kebiasaan
yaitu semua pemulung di TPA merokok. Analisis Risiko Kesehatan
Jatibarang sejumlah 245 orang, Lingkungan (ARKL) dilakukan melalui
sedangkan populasi obyeknya yaitu 4 tahap yaitu identifikasi bahaya,
udara ambien di TPA Jatibarang. analisis pajanan, analisis dosis-respon
Sampel subyek dalam penelitian ini (RfC = 0,0286 mg/kg/hari),
yaitu 72 orang pemulung dengan karakteristik risiko.
kriteria bekerja di TPA Jatibarang
lebih dari 1 tahun. Sample obyek HASIL DAN PEMBAHASAN
diambil 3 titik pengukuran (Titik 1 : Karakteristik responden
Zona Aktif I, Titik II : Zona Aktif II, dan berdasarkan tempat tinggal dibedakan
Titik III : Pemukiman Pemulung). menjadi 2 yaitu di dalam TPA
Variabel bebas pada penelitian ini Jatibarang dan di luar TPA Jatibarang.
yaitu konsentrasi gas NH3, waktu Hasil analisis univariat, menunjukkan
pajanan harian, frekuensi pajanan, bahwa sebanyak 50 orang bertempat
durasi pajanan, dan berat badan. tinggal di dalam TPA Jatibarang dan
Pengumpulan data variabel bebas ini 22 orang lainnya bertempat tinggal di
dilakukan dengan melakukan luar TPA Jatibarang.
wawancara langsung terhadap 1. Identifikasi Bahaya
pemulung di TPA Jatibarang, serta Bahaya yang akan dianalisis
pengukuran konsentasi gas amonia pada penelitian ini adalah gas amonia
dengan menggunakan (NH3) pada udara ambien di TPA
spektrofotometer dan air sampler Jatibarang. Sumber pajanan gas
impinger pada saat pengambilan amonia (NH3) di TPA Jatibarang
sampel udara. berasal dari proses pembusukan
Variabel terikat penelitian ini sampah pada zona pembuangan
yaitu tingkat risiko atau Risk Quotient sampah serta kolam pengolahan lindi.
(RQ). Variabel pengganggu yang TPA Jatibarang memiliki dua zona
diteliti yaitu penggunaan Alat pembuangan sampah yang masih
Pelindung Diri (APD) berupa penutup aktif digunakan yaitu Zona Aktif I dan
hidung dan kebiasaan merokok, Zona Aktif II.
sedangkan untuk variabel Gas amonia diketahui tidak
pengganggu curah hujan hanya memiliki implikasi terhadap kasus
dikendalikan saja dengan cara tidak kanker sehingga efek yang akan
melakukan pengukuran konsentrasi digunakan dalam analisis adalah efek
gas amonia pada saat turun hujan. non karsinogenik atau efek sistemik.
Analisis data yang digunakan Paparan gas amonia atau amonium
yaitu analisis univariat dan Analisis hidroksida dapat mengakibatkan
Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). cedera korosif pada selaput lendir

923
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mata, paru-paru, dan saluran b). Laju Asupan


pencernaan dan kulit karena pH basa Laju asupan yang digunakan
dan sifat higroskopis ammonia. pada penelitian ini menggunakan laju
Konsentrasi amonia yang cukup asupan inhalasi sesuai dengan nilai
rendah (50 ppm) pada udara default dari EPA untuk orang dewasa
menghasilkan efek yang cepat ke yaitu 0,83 m3/jam.
mata, hidung, dan iritasi tenggorokan; c). Waktu Pajanan Harian
batuk; dan penyempitan bronkus. Tabel 2. Distribusi Waktu Pajanan
Tanda-tanda klinis yang lebih parah Harian Responden
termasuk penyempitan langsung dari Tempat Tempat
Waktu
tenggorokan dan pembengkakan, Tinggal di Tinggal di
Pajanan
menyebabkan obstruksi jalan napas Dalam TPA Luar TPA
Harian
atas dan akumulasi cairan di paru- Jatibarang Jatibarang
(jam/hari)
paru. Paparan kronis gas amonia f % F %
dapat menyebabkan iritasi pada ≤8 0 0 5 22,7
saluran pernapasan, batuk kronis, >8 50 100 17 77,3
asma dan fibrosis paru, iritasi kronis Jumlah 50 100 22 100
dari selaput mata dan dermatitis.8 Waktu pajanan harian responden
2. Analisis Pajanan yang bertempat tinggal baik di dalam
a). Konsentrasi Gas Amonia TPA Jatibarang maupun di luar TPA
Tabel 1. Hasil Pengukuran Jatibarang sebagian besar >8
Konsentrasi Gas NH3 jam/hari. Waktu pajanan
Baku sangatmempengaruhipajanandannilaii
Konsentrasi
Titik Lokasi Mutu* ntake yang
(ppm)
(ppm)
kemudiandapatmenimbulkanrisikokes
1 Zona Aktif I 0,13 2
ehatan. Semakin lama
Zona Aktif
2 0,07 2 bekerjasemakinbesar pula intake gas
II
Pemukiman yang
3 0,17 2 dihirupkedalamtubuhpekerja.9Apabila
Pemulung
Rata-rata 0,12 2 terpapar dalam waktu maksimal maka
*Sesuai dengan Keputusan akan semakin besar pula peluang
Menteri Negara Lingkungan Hidup responden memiliki besar risiko yang
Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku tidak aman.10
Tingkat Kebauan. d). Frekuensi Pajanan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pajanan
Tabel di atas menunjukkan Responden
bahwa hasil pengukuran konsentrasi
gas amonia masih berada di bawah
baku mutu tingkat kebauan sesuai
dengan KepMenLH No. 50 tahun
1996 tentang baku tingkat kebauan.
Rata-rata konsentrasi gas amonia
yaitu 0,12 ppm.

924
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tempat Tempat responden) memiliki risiko tidak aman


Frekuensi Tinggal di Tinggal di terhadap pajanan amonia.11
Pajanan Dalam TPA Luar TPA f). Berat Badan
(hari/tahun) Jatibarang Jatibarang Tabel 5. Distribusi Berat Badan
f % F % Responden
≤ 350 8 16 17 77,3 Tempat Tempat
> 350 42 84 5 22,7 Durasi Tinggal di Tinggal di
Jumlah 50 100 22 100 Pajanan Dalam TPA Luar TPA
Pemulung yang bertempat tinggal (tahun) Jatibarang Jatibarang
di dalam TPA Jatibarang sebagian f % f %
besar memiliki frekuensi pajanan 350 ≤7 30 60 9 40,9
hari/tahun. Sedangkan frekuensi >7 20 40 13 59,1
pajanan pada pemulung di luar TPA Jumlah 50 100 22 100
Jatibarang sebagian besar < 350 Berat badan responden yang
hari/tahun. Menurut Perdana pada bertempat tinggal baik di dalam TPA
penelitiannya di tahun 2015 Jatibarang maupun di luar TPA
menunjukkan bahwa semakin besar Jatibarang sebagian besar ≤ 55 kg.
frekuensi seseorang dalam satu tahun Berdasarkan nilai default pedoman
terpapar zat berbahaya di udara Analisis Risiko Kesehatan
ambien maka semakin besar risiko Lingkungan, diketahui bahwa berat
kesehatan yang diterima.10 badan untuk orang dewasa di negara
e). Durasi Pajanan Indonesia yaitu 55
Tabel 4. Distribusi Durasi Pajanan kg.Sesuaidenganperhitunganmatemat
Tempat Tempat isbesar RQ
Durasi Tinggal di Tinggal di akanberbandingterbalikdenganberatb
Pajanan Dalam TPA Luar TPA adan,
(tahun) Jatibarang Jatibarang artinyasemakinkecilberatbadanseseor
f % f % angmakabesarrisiko (RQ)
≤7 30 60 9 40,9 individutersebutakansemakinbesar.
>7 20 40 13 59,1 g). Periode Waktu Rata-rata (tavg)
Jumlah 50 100 22 100 Periode waktu rata-rata yang
Responden yang bertempat digunakan yaitu 10.950 hari yang
tinggal di dalam TPA Jatibarang diperoleh dari 30 tahun x 365
sebanyak 30 orang memiliki durasi hari/tahun. Periode waktu rata-rata
pajanan ≤ 7 tahun. Sedangkan untuk efek non karsinogenik bagi
sebanyak 13 orang durasi pajanan orang dewasa ini sesuai dengan nilai
pada responden yang bertempat default dari EPA.12
tinggal di luar TPA Jatibarang yaitu > h). Asupan
7 tahun.Penelitian yang dilakukan Perhitungan nilai asupan
oleh Haryoto, dkkdi tahun 2014, dilakukan pada proyeksi real time dan
menyatakan bahwa durasi pajanan proyeksi life time.
yang lebih dari 27,5 tahun (63,7% Tabel 6. Distribusi Nilai Asupan Gas
Amonia

925
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tempat Jumlah menjadi 0,0286 mg/kg/hari. Efek kritis


Pajanan RQ yang ditimbulkan pada dosis tersebut
Tinggal f %
Real RQ ≤ 1
49 98 yaitu kenaikan keparahan rinitis dan
Dalam pneumonia dengan lesi pernafasan
Time RQ > 1
1 2
TPA
Life RQ ≤ 1
16 32 pada uji hayati tikus subkronik.13
Jatibarang
Time RQ > 1
34 68 4. Karakteristik Risiko
Real RQ ≤ 1
22 100 Tabel 7. Distribusi Nilai RQ Gas
Luar TPA Time RQ > 1
0 0 Amonia
Jatibarang Life RQ ≤ 1
22 100 Pemulung yang bertempat
Time RQ > 1
0 0 tinggal di dalam TPA Jatibarang untuk
Asupan Proyeksi Proyeksi proyeksi real time, dikatakan tidak
Tempat
(mg/kg Real Life aman pada pemulung sebanyak 1
Tinggal
x hari) Time Time orang (2%) dengan tingkat risiko RQ >
Min 0,0018 0,0180 1. Untuk proyeksi life time, dikatakan
Dalam
Maks 0,0293 0,0429 tidak aman pada pemulung sebanyak
TPA
Mean 0,0094 0,0313 34 orang (68%) dengan RQ > 1. Pada
Jatibarang
Median 0,0063 0,0308 pemulung yang bertempat tinggal di
Min 0,0011 0,0059 luar TPA Jatibarang baik proyeksi
Luar TPA Maks 0,0079 0,0139 realtimemaupun life time, dikatakan
Jatibarang Mean 0,0033 0,0090 masih aman pada pemulung
Median 0,0032 0,0091 sebanyak 22 orang (100%).
Rata-rata nilai asupan non Nilai RQ dipengaruhi oleh
karsinogenik gas amonia pada variabel dalam persamaan asupan.
individu pemulung yang bertempat Apabila nilai RQ >1 maka tingkat
tinggal di dalam TPA Jatibarang yaitu risiko dikatakan tidak aman atau risiko
0,0094 mg/kg x hari (real time) dan terkena dampak kesehatan akibat
0,0313 mg/kg x hari (life time). pajanan gas amonia. Berdasarkan
Sedangkan rata-rata nilai asupan non hasil wawancara dengan responden,
karsinogenik pada individu yang diketahui bahwa sebanyak 33 orang
bertmpat tinggal di luar TPA mengalami gangguan kesehatan.
Jatibarang yaitu 0,0033 mg/kg x hari Gangguan kesehatan yang dikeluhkan
(real time) dan 0,0090 mg/kg x hari oleh pemulung diantaranya mata
(life time). berair dan gatal (iritasi mata)
sebanyak 10 orang, iritasi hidung
3. Analisis Dosis-Respon sebanyak 2 orang, sesak nafas
Dosis respon atau yang disebut sebanyak 11 orang, nyeri dada
dengan RfC bahan pencemar (risk sebanyak 7 orang, kerongkongan
agent) gas amonia (NH3) panas dan kering sebanyak 2 orang,
menggunakan konsentrasi referensi serta batuk kering sebanyak 1 orang.
untuk inhalasi yang ditetapkan oleh
Integrated Risk Information System Estimasi Karakteristik Risiko
(IRIS) dari US-EPA yaitu sebesar 1 x Pada estimasi karakteristik risiko
-1 3
10 mg/m . Setelah dikonversikan ini, peneliti ingin mengetahui tingkat

926
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

risiko pada pemulung untuk 10 tahun Perbandingan Tingkat Risiko


yang akan datang, 20 tahun yang Pemulung di TPA Jatibarang
akan datang dan pada proyeksi life Pada proyeksi life time,
time. Pada pemulung yang bertempat pemulung bertempat tinggal di dalam
tinggal di dalam TPA Jatibarang TPA Jatibarang lebih berisiko terkena
diperoleh data sebagai berikut : pajanan gas amonia dibandingkan
Konsentrasi gas amonia (C) = 0,092 dengan pemulung yang bertempat
mg/m3, Laju inhalasi (R) = 0,83 tinggal di luar TPA Jatibarang. Hal ini
m3/jam, Waktu pajanan harian (tE) = disebabkan karena beberapa faktor
24 jam/hari, Frekuensi pajanan (fE) = seperti besar konsentrasi dan waktu
350 hari/tahun, Durasi pajanan (Dt) = pajanan harian.Penelitian yang
6 tahun, Berat badan (Wb) = 55 kg, dilakukan Meirinda tahun 2008 yang
Periode waktu rata-rata (t avg) = dilakukan di rumah sekitar TPAS
10.950 hari. Maka diperoleh hasil Terjun, Medan menyebutkan bahwa
sebagai berikut : jarak rumah dari TPAS Terjun
berhubungan dengan konsentrasi gas
Tabel 8. Estimasi Karakteristik Risiko NH3. Penelitian tersebut menyebutkan
ppada Pemulung yang Bertempat pula bahwa keberadaan gas NH3
Tinggal di Dalam TPA Jatibarang berasal dari kegiatan pemrosesan
Asupan sampah di TPAS.14Penelitian yang
Proyeksi RQ Ket
(mg/kgxhari) dilakukan oleh Nadia pada tahun
Real 2013, pemulung yang mempunyai
0,0064 0,11 RQ ≤ 1
time durasi kerja > dari 8 jam/hari
10 tahun mengalami gangguan fungsi paru
yang sebesar 53,8 %. Durasi kerja sangat
0,0170 0,37 RQ ≤ 1
akan berkaitan dengan jumlah jam kerja
datang yang dihabiskan di area kerja.5
20 tahun
yang KESIMPULAN
0,0277 0,75 RQ ≤ 1 1. Karakteristik responden
akan
datang berdasarkan tempat tinggal
Life pemulung, sebanyak 50 orang
0,0320 1,12 RQ > 1 (69,40%) bertempat tinggal di
Time
Tabel di atas menunjukkan dalam TPA Jatibarang. Pemulung
bahwa risiko non-karsinogenik masih yang sebagian besar berjenis
dikatakan aman hingga 20 tahun yang kelamin laki-laki dan lulusan SD,
akan datang. Sedangkan pada berumur antara 16 tahun hingga
proyeksi life time (durasi pajanan 30 66 tahun.
tahun), risiko non-karsinogenik 2. Hasil pengukuran konsentrasi gas
dikatakan tidak aman pada pemulung amonia pada Zona Aktif I yaitu
yang bertempat tinggal di dalam TPA 0,130 ppm (0,097mg/m3), Zona
Jatibarang. Aktif II yaitu 0,070 ppm
3
(0,053mg/m ), dan Pemukiman

927
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pemulung yaitu 0,170 ppm sebanyak 11 orang, nyeri dada


(0,127mg/m3). Hasil pengukuran sebanyak 7 orang, kerongkongan
ini masih berada di bawah baku panas dan kering sebanyak 2
mutu tingkat kebauan sesuai orang, serta batuk kering
dengan Keputusan Menteri sebanyak 1 orang.
Negara Lingkungan Hidup Nomor
50 tahun 1996 yaitu 2 ppm. SARAN
3. Pemulungdi TPA Jatibarang 1. Dinas Kebersihan dan
memiliki waktu pajanan sebagian Pertamanan Kota Semarang
besar > 8 jam/hari, frekuensi Disarankan kepada Dinas
pajanan > 288 hari/tahun, durasi Kebersihan dan Pertamanan agar
pajanan antara 2-27 tahun, dan mempertimbangkan untuk
berat badan responden sebagian penggunaan sistem sanitary
besar ≤ 55 kg. landfill dalam pembuangan
4. Sebanyak 36 orang (50,00%) baik sampah ke TPA Jatibarang
yang bertempat tinggal di dalam 2. Pengelola TPA Jatibarang
maupun di luar TPA Jatibarang Disarankan untuk membuat
menggunakan APD berupa peraturan mengenai wajib pakai
penutup hidung dan sebanyak 35 APD berupa masker selama
orang (48,60%) memiliki bekerja di TPA Jatibarang. Selain
kebiasaan merokok. itu, disarankan untuk tidak
5. Tingkat risiko pada pemulung menyediakan pemukiman
yang bertempat tinggal di dalam pemulung di dalam area TPA
TPA Jatibarang untuk proyeksi Jatibarang, melainkan di luar area
real time, dikatakan tidak aman TPA Jatibarang.
pada pemulung sebanyak 1 orang 3. Pemulung
(2%), sedangkan proyeksi life Disarankan untuk
time, dikatakan tidak aman pada menggunakan APD berupa
pemulung sebanyak 34 orang masker yang sesuai dengan
(68%). Pada pemulung yang standar selama bekerja untuk
bertempat tinggal di luar TPA meminimalisir gas berbahaya
Jatibarang baik proyeksi yang terhirup.
realtimemaupun life time, 4. Peneliti Lain
dikatakan masih aman pada Perlu dilakukan pemeriksaan
pemulung sebanyak 22 orang pada organ target sebagai
(100%). dampak paparan dari gas
6. Sebanyak 33 orang mengalami amonia.
gangguan kesehatan. Gangguan
kesehatan yang dikeluhkan oleh DAFTAR PUSTAKA
pemulung diantaranya mata 1. Undang-Undang Republik
berair dan gatal (iritasi mata) Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
sebanyak 10 orang, iritasi hidung tentang Pengelolaan Sampah
sebanyak 2 orang, sesak nafas

928
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Dinas Kebersihan dan Pertamanan PusatKajianKesehatanLingkunga


(DKP) Kota Semarang.Profil DKP n Dan Industri.Depok:
Kota Semarang. Semarang: Dinas FakultasKesehatanMasyarakatUn
Kebersihan dan Pertamanan Kota iversitas Indonesia. 2005.
Semarang.2014 10. Perdana, C.Gambaran Asupan
3. Ekawati, T. Kesehatan Kerja Amonia (NH3) pada Masyarakat
Pemulung Barang Bekas di Lokasi Dewasa di Kawasan Sekitar
TPA Jatibarang Semarang. Pemukiman PT. Pusri Palembang
Semarang, 2004: 4, 13-17 Tahun 2015. (online), (diunduh
4. Suharto.Limbah Kimia dalam dari
Pencemaran Udara dan http://repository.uinjkt.ac.id/dspac
Air.Yogyakarta: CV. ANDI e/bitstream/123456789/28891/1/C
OFFSET.2011 HANDRA%20PERDANA-
5. Nadia, H.W.Faktor-faktor yang FKIK.pdf diakses pada 12 Januari
Berhubungan dengan Gangguan 2016).2015
Fungsi Paru pada Pemulung di 11. Haryoto, Prabang Setyono, M
TPA Jatibarang Kota Semarang. Masykuri.Fate Gas Amoniak
(online), (diunduh dari terhadap Besarnya Risiko
http://core.ac.uk/download/pdf/136 Gangguan Kesehatan pada
53531.pdf diakses pada 5 Masyarakat di Sekitar Tempat
September 2015).2013 Pembuangan Akhir (TPA)
6. Rachmawati, S.Upaya Pengelolaan Sampah Putri Cempo Surakarta.
Lingkungan Usaha Peternakan Jurnal EKOSAINS Vol. 6 No.
Ayam. (online), (diunduh dari 6.2014
http://peternakan.litbang.pertanian. 12. Direktur Jenderal PP dan PL
go.id/fullteks/wartazoa/wazo92- Kementerian
5/pdf diakses pada 26 Maret Kesehatan.Pedoman Analisis
2016).2000 Risiko Kesehatan Lingkungan
7. Soemantri, I.Asuhan (ARKL).2012
Keperawatan pada Klien 13. Rahman. Bahan Ajar Pelatihan
Gangguan Saluran Pernafasan Analisis Risiko Kesehatan
edisi 2.Jakarta: Salemba Lingkungan (Program Intensif
Medika.2009 Tingkat Dasar). Pusat Kajian
8. Agency for Toxic Substances and Kesehatan Lingkungan & Industri
Disease Registry Fakultas Kesehatan Masyarakat
(ATSDR).Ammonia (NH3) Universitas Indonesia (PKKLI
(online).(diunduh dari FKM UI) Depok – Balai Besar
www.atsdr.cdc.gov/MHMI/mmg12 Teknik Kesehatan Lingkungan
6.pdf diakses pada 14 Mei 2016) dan Pemberantasan Penyakit
9. Rahman A. Prinsip-PrinsipDasar, Menular (BBTKLPPM) Jakarta,
Metode, Teknik, Dan 2007
ProsedurAnalisisRisikoKesehatan 14. Meirinda.Faktor-faktor yang
Lingkungan. Berhubungan dengan Kualitas

929
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Udara Dalam Rumah di Sekitar


Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2008. (online), (diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/7031/1/08E00719.p
df diakses pada 26 maret
2016).2008

930

You might also like