You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam (Pb) pada Ikan Belanak di


Sungai Tapak Kota Semarang

Pradipta Dhimasrasta Santya Putra, Sulistiyani, Budiyono


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email:Pradipta.dhio@yahoo.com

Abstract
Tapak River is a river located in the industrial area Tugurejo suspected of
contaminated heavy metals plumbum. Plumbum is a heavy metal that can
accumulate in the bodies of animals and is toxic in the human body. The purpose
of this study was to analyzed the risk of exposure to plumbuml (Pb) contained in
Mugil cephalus consumed by the people in tapak river, Semarang. This study is
observational method Environmental Health Risk Analysis (EHRA). Population of
the research is 43 men were consuming Mugil cephalus from the tapak river
Mugil cephalus and domiciled area of Tugurejo. Results obtained the
concentration plumbum in the river is 0.03 mg / L and the concentration of
plumbum in the Mugil Cephalus was 0.189 mg / kg for meat and 0.663 mg / kg for
fish gills. The results showed the average intake of 0.0004 mg / kg / day for real
time, 0.0008 mg / kg / day for a life time of 30 years and 0.0013 for a life time of
50 yearswith an average rate of intake was 400 g / day with an average
frequency of 144 days / year and the average duration of exposure of 11
years.The conclusion is the Mugil cephalus in the tapak river safely consumed in
real time conditions and a life time of 30 years (RQ <1), whereas mullets unsafe
for consumption on the conditions of life time of 50 years (RQ ≥ 1).

Keywords: Plumbum (Pb), Mugil Cephalus, Environmental Health Risk


Assessment (EHSA), Tapak river, Semarang city.

PENDAHULUAN Yulianto et al. di 12 kabupaten/kota


Timbal (Pb) banyak pantai utara Jawa Tengah,
digunakan dalam bidang industri, menunjukkan secara umum bahwa
seperti industri kimia, industri air yang telah tercemar mengandung
percetakan, dan industri yang hampir semua jenis logam berat
memproduksi logam, dan cat. Pb (seperti Hg, Cd, Cu, Cr, Pb, Ni, Zn,
yang berasal dari limbah buangan kecuali As). Sedimen telah tercemar
pabrik dapat mencemari lingkungan oleh logam Hg, Cd, Cu, Cr, dan
perairan sungai. Selain itu, Pb yang Zn.2Hal ini sejalan dengan penelitian
masuk ke dalam tubuh akan Aditya Gandhi dalam “Kandungan
terakumulasisehingga Logam Berat Pb dan Fe pada Air,
mengakibatkan penumpukan di Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna
dalam tubuh dan menimbulkan viridis) di Sungai Tapak Kelurahan
kerusakan organ tubuh.1 Tugurejo Kecamatan Tugu Kota
Dari hasil analisis kandungan Semarang. “Kandungan Pb dalam
logam-logam berat yang dilakukan

85
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sedimen tahun 2010 sebesar 54,832 perlu dikendalikan, tetapi jika RQ


ppm. kurang dari 1, risiko tidak perlu
Berdasarkan hasil penelitian dikendalikanmelainkan
yang telah dilakukan, hasil pengujian dipertahankan agar RQ tidak
konsentrasi Pb berdasarkan SNI melebihi 1.4
6989.7: 2009 pada bulan Februari Konsumsi ikan belanak yang
2016 di aliran Sungai Tapak adalah mengandung timbal (Pb) sangat
kurang dari sama dengan 0,03 mg/L. berbahaya bagi kesehatan karena
Mengacu pada Nilai Ambang Batas bersifat akumulatif dan sukar
(NAB), berdasarkan yang ditetapkan dihilangkan dari dalam tubuh.
Peraturan Pemerintah Republik Tercemarnya Sungai Tapak
Indonesia No. 82 Tahun 2001 kelurahan Tugurejo akibat limbah
tentang Pengelolaan Kualitas Air industri dan logam berat dapat
dan Pengendalian Pencemaran Air, dijadikan dasar bagi peneliti untuk
nilaitimbal (Pb) tidak boleh melebihi menganalisis risiko kandungan timah
0,03 mg/L.3 hitam (Pb) pada ikan belanak di
Masyarakat wilayah Tapak aliran Sungai Tapak kelurahan
memancing ikan belanak di aliran Tugurejo. Penelitian ini bertujuan
sungai untuk dikonsumsi sehari-hari. untuk mengetahui tingkat risiko
Kebiasaan masyarakat wilayah kesehatan logam timbal (Pb) dalam
Tapak mengonsumsi ikan ikan belanak di sekitar Sungai
belanakberdasarkan observasi dan Tapak, Kelurahan Tugurejo,
wawancara sudah lebih dari 5 Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
tahun.Aliran sungai yang tercemar
karena banyaknya limbah industri METODE PENELITIAN
dapat menyebabkan ikan belanak Jenis penelitian yang
terkontaminasi oleh air yang dilakukan adalah jenis penelitian
tercemar logam berat. observasional deskriptif dengan
Peneliti memilih ikan belanak metode Analisis Risiko Kesehatan
sebagai bioindikator karena Lingkungan (ARKL). Populasi dalam
kebiasaan masyarakat Tapak penelitian ini adalah seluruh
memancing ikan belanak dan masyarakat yang memancing dan
mengonsumsi ikan belanak mengonsumsi ikan belanak di
sedangkan ikan bandeng dan udang Sungai Tapak Kelurahan Tugurejo.
tidak dikonsumsi masyarakat sekitar. Dari hasil perhitungan besar sampel
Salah satu metode yang menggunakan rumus Lemeshow
dapat digunakan untuk analisis risiko untuk populasi yang tidak diketahui
timbal (Pb) dalam ikan belanak yaitu 34 responden.5 Peneliti
adalah metode Analisis Risiko membulatkan sampel sejumlah 43
Kesehatan Lingkungan (ARKL). karena semakin besar sampel
ARKL dapat dilakukan untuk semakin representativeness.
memantau efek non karsinogenik Pengolahan data pada penelitian ini
dinamai Risk Quotiens (RQ). Jika dengan menggunakan analisis
nilai RQ sedikitnya 1, maka risiko univariat dan Analisis deskriptif

86
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menggunakan metode Analisis bingung atau pikiran kacau, sering


Risiko Kesehatan Lingkungan pingsan, dan koma. Pada beberapa
(ARKL).Analisis univariat digunakan kasus akibat terpapar Pb, oliguria
untuk variabel konsentrasi Pb dalam dan gagal ginjal yang akut dapat
ikan belanak, frekuensi pajanan, berkembang dengan cepat.8
durasi pajanan, dan berat badan. Efek kronis akibat terpajan Pb dapat
Analisis Risiko Kesehatan muncul setelah terjadinya kontak
Lingkungan (ARKL) dilakukan selama beberapa hari, minggu,
melalui 4 tahap yaitu identifikasi bulan, bahkan hingga hitungan
bahaya, analisis pajanan, analisis tahun. Pada kasus terpapar Pb
dosis-respon (RfD = 0,004 akibat kerja, intoksikasi Pb secara
mg/kg/hari), karakteristik risiko. kronis berjalan lambat. Kelelahan,
kelesuan, irritabilitas dan gangguan
HASIL DAN PEMBAHASAN gastrointestinal merupakan tanda
1.Identifikasi Bahaya awal dari intoksikasi Pb secara
Bahaya yang akan dianalisis pada kronis. Terpapar secara terus-
penelitian ini adalah Timah hitam menerus pada sistem saraf pusat
(Pb).Keberadaan logam berat Pb menunjukkan gejala seperti
dalam perairan diwilayah insomnia, bingung atau pikiran
pertambakan Tapak dimungkinkan kacau, konsentrasi berkurang, dan
karenatambak-tambak di wilayah gangguan ingatan (memori).8
Tapak merupakan muaradari Sungai 2.Analisis Pajanan
Tapak. a. Konsentrasi Pb (C)
Timbal (Pb) dapat masuk Konsentrasi timbal (Pb)
tubuh manusia melalui berbagai jalur diukur sesuai dengan SNI
yaitu melalui konsumsi makan, 6989.7:2009 dan menggunakan alat
minuman, pernapasan, kontak lewat spektrofotometer. Pengukuran
kulit, kontak lewat mata, serta lewat konsentrasi Pb pada ikan belanak
parental.6 Pb yang diserap akan dilakukan pada tanggal 25 April
diendapkan dalam tulang bergabung 2016 sebesar ± 250 gram daging
dengan matrik tulang yang mirip ikan belanak dan insang.
dengan kalsium (Ca). Pb yang Pengambilan sampel dilakukan
terdapat di dalam tulang kompak dengan metode grab sample yaitu
hanya akan bergerak lambat dan sampel yang diambil secara
secara umum akan meningkat langsung dari badan air yang
jumlahnya bersamaan dengan waktu sedang diteliti tepatnya di dekat
terpapar.7 Penyimpanan Pb dalam kawasan industri.
tulang menyebabkan kenaikan Pada penelitian ini, terdapat
katabolisme tulang yang 2 hasil konsentrasi Pb yang
memungkinkan dapat meningkatkan didapatkan dari hasil pengukuran,
konsentrasi Pb dalam sirkulasi yaitu ikan belanak dengan
darah. konsentrasi sebesar 0,189 mg/kg
Efek akut Pb dalam tubuh untuk daging dan 0,663 mg/kg untuk
encephalopahty seperti sakit kepala, insang ikan. Konsentrasi yang

87
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

digunakan adalah konsentrasi 100 gr/hari dan maksimal 1200


daging ikan belanak karena bagian gr/hari dengan rata rata asupan 400
inilah yang sering dikonsumsi oleh gr/hari.
manusia. Konsentrasi ini berada di Besarnya nilai laju asupan
bawah baku mutu yang ditetapkan mempengaruhi terhadap jumlah
oleh Direktur Jendral Pengawasan asupan pb dalam tubuh yang dapat
Obat dan Makanan serta SNI nomor meningkatkan nilai tingkat risiko. Hal
7387:2009. ini sejalan dengan penelitian
Sesuai dengan keputusan Sianipar (2009) bahwa laju asupan
Direktur Jendral Pengawasan Obat mempengaruhi nilai tingkat
11
dan Makanan risiko. Penelitian yang dilakukan
No.03725/B/SK/VII/1989 tentang oleh Fatimah juga diperoleh bahwa
batas maksimum cemaran logam semakin sering mengonsumsi biota
dalam makanan, batas maksimum laut yang telah terkontaminasi logam
cemaran logam timbal (Pb) yang Pb maka konstribusi Pb dalam darah
diperbolehkan dalam beberapa semakin meningkat.12
produk pangan yaitu: 0,1 - 10 c. Frekuensi Pajanan (fE)
mg/kg.9Sedangkan menurut SNI Tabel 2. Frekuensi Pajanan
nomor 7387:2009 tentang batas Frekuensi
Frekuen
maksimum cemaran logam berat Pajanan %
si
dalam pangan ikan dan hasil (hari/tahun)
olahannya untuk logam berat timbal 96 8 18,
(Pb) yaitu sebesar 0,3 mg/kg.10 6
b. laju asupan (R) Mean Min Max SD
Tabel 1. Laju Asupan 159 24 324
Laju asupan Frekuen hari/ta hari/ta hari/tah 92,751
%
(gr/hari) si hun hun un
600 11 25,6 Frekuensi pajanan
Mean Min Max SD merupakan lamanya atau jumlah
476,74 100 1200 hari dalam setahun responden
273,284
gr/hari gr/hari gr/hari mengkonsumsi ikan belanak di
Laju ingesti seorang individu Sungai Tapak. Hasil penellitian
berhubungan dengan laju frekuensi pajanan tertinggi 324
metabolismenya. Nilai default laju hari/tahun sedangkan terendah 24
asupan yang ditetapkan oleh US hari/tahun dengan rata-rata 159
EPA adalah 0,004 mg/kg/hari. Laju hari/tahun. Tinggi rendahnya
asupan adalah jumlah berat frekuensi pajanan diketahui karena
makanan yang masuk setiap masyarakat sekitar Tapak
harinya. Pada penelitian ini, laju memancing sesuai dengan
asupan tiap responden di hitung pekerjaan nya.
berdasarkan jumlah konsumsi ikan Sesuai dengan rumus
setiap harinya dikali dengan massa persamaan asupan, frekuensi
ikan yang di makan dalam satuan pajanan berbanding lurus dengan
gram. Laju asupan terendah yaitu asupan. Dapat diartikan bahwa

88
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

semakin besar frekuensi pajanan, penelitian yang dilakukan oleh


semakin besar pula asupanzat toksik Fatimah juga memperoleh hasil
dalam tubuh. Menurut penelitan bahwa masa kerja sebagai nelayan
Darmono, logam berat Pb diketahui penangkap dan pengonsumsi biota
dapat terakumulasi di dalam tubuh laut menentukan tingkat pajanan
dan tetap tinggal dalam jangka logam Pb dalam tubuh sehingga
waktu lama sebagai racun karena dapat menurunkan kesehatan
absorpsi timbal di dalam tubuh masyarakat yang mengonsumsi
sangat lambat.13 Penelitan Widowati biota laut yang telah tercemar Pb.12
juga menunjukkan bahwa Pb yang e. Berat Badan (Bw)
masuk ke dalam tubuh akan Tabel 4. Berat Badan
terakumulasi sehingga Berat badan Frekuensi %
mengakibatkan penumpukan di ≥ 50 kg 37 86,0
dalam tubuh dan menimbulkan Mean Min Max SD
kerusakan organ tubuh.1 60 kg 40 kg 79 kg 9,593
d. Durasi Pajanan (Dt) Berat badan dalam analisis
Tabel 3. Durasi Pajanan ini adalah berat badan responden
Durasi yang diukur dengan menggunakan
Pajanan Frekuensi % timbangan badan analog pada saat
(tahun) dilakukan wawancara (dalam satuan
10 6 14,0 kilogram). Berdasarkan hasil
Mean Min Max SD penelitian, sebanyak 43 responden
15 1 45 11,593 memiliki berat badan ≥ 50 kg dan
tahun tahun tahun sebanyak 8 responden memiliki
Durasi pajanan merupakan berat badan < 50 kg. Hasil penelitian
lamanya atau jumlah tahun diperoleh bahwa berat badan rata-
responden telah mengonsumsi ikan rata masyarakat yang mengonsumsi
belanak di Sungai Tapak. Nilai ikan belanak di Sungai Tapak yaitu
durasi pajanan didapatkan melalui 60 kg dengan berat badan terendah
wawancara langsung terhadap yaitu 40 kg dan maksimal 79 kg.
responden mengenai lamanya Nilai default untuk dewasa asia yaitu
dalam tahun responden 55 kg.14
mengkonsumsi ikan belanak yang Hal ini sesuai dengan
berasal dari Sungai Tapak. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian, durasi pajanan terendah Purnomo dan Purwana (2008)
yaitu 1 tahun dan maksimal 45 mengenai dampak kadmium dalam
tahun. ikan terhadap kesehatan
Semakin lama pajanan yang masyarakat, dalam penelitian
terima oleh masyarakat yang tersebut dinyatakan bahwa
mengkonsumsi ikan belanak maka responden dengan berat badan
semakin besar intake yang diterima dibawah 50 kg lebih berisiko untuk
oleh masyarakat dan semakin besar terjadi gangguan kesehatan akibat
pula risiko akibat mengkonsumsi pajanan Cd pada hasil laut
ikan belanak.Hal ini sejalan dengan dibandingkan dengan responden

89
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang memiliki berat badan lebih dari menimbulkan Efek kesehatan yang
50 kg.15 merugikan meskipun pajanan
f. Periode Waktu Rata-rata (tavg) berlanjut hingga sepanjang hayat.
Periode waktu rata-rata pada Jika dosis yang diterima oleh
penelitian ini yaitu periode waktu populasi beresiko melebihi nilai RfD
rata-rata untuk efek non maka probabilitas untuk
karsinogenik. Periode waktu rata- mendapatkan risiko menjadi
rata yang digunakan yaitu 10.950 semakin besar.
hari yang diperoleh dari 30 tahun x Dalam penelitian ini, analisis
365 hari/tahun. Periode waktu rata- dosis respon tidak dilakukan
rata untuk efek non karsinogenik percobaan sendiri. Analisis dosis
bagi orang dewasa ini sesuai respon yang digunakan yaitu berasal
dengan nilai default dari EPA. dari literatur yang tersedia. Dosis
g. Asupan (Intake) respon atau yang disebut dengan
Perhitungan nilai asupan dilakukan RfD bahan pencemar (risk agent) Pb
pada proyeksi real time dan proyeksi menggunakan konsentrasi referensi
life time. untuk ingesti yang ditetapkan oleh
Tabel 5. Distribusi Nilai Asupan Pb Integrated Risk Information System
Proyeksi Real Time dan Life Time (IRIS) dari US-EPA yaitu sebesar 4 x
Nilai Asupan (mg/kg x 10-3 mg/kg/hari.
Proyeksi hari) Diketahui bahwa Pb tidak
pajanan Ma Me Med memiliki implikasi terhadap kasus
Min
x an ian kanker sehingga efek yang akan
0,000 0,0 0,0 0,00 digunakan dalam analisis adalah
Real time
0012 037 004 02
efek sistemik atau efek non
Life time 0,000 0,0 0,0 0,00
karsinogenik.16
(30) 0183 032 008 05
Life time 0,000 0,0 0,0 0,00 4. Karakteristik Risiko
(50) 0305 053 013 08 Tabel 6. Distribusi Nilai RQ Pb
Proyeksi Real Time dan Life Time
Rata-rata nilai asupan non RQ Jumla Tota
Proyeksi (Risk h l
karsinogenik Pb yaitu 0,0004 mg/kg pajanan Quoti (ora
x hari (real time), 0,0008 mg/kg x f %
ent) ng)
hari (life time30 tahun)dan 0,0013 RQ >
0 0
mg/kg x hari (life time50 tahun). 1
Real time 43
RQ ≤ 4 10
3. Analisis Dosis-Respon 1 3 0
Analisis dosis-respon RQ >
0 0
dimaksudkan untuk menetapkan Life time 1
43
nilai-nilai kuantitatif toksisitas risk (30) RQ ≤ 4 10
1 3 0
agent yang dinyatakan dalam RfD RQ > 6,
untuk efek non karsinogenik jalur 3
Life time 1 9
43
pemajanan ingesti. RfD merupakan (50) RQ ≤ 4 93
1 0 ,1
toksisitas non karsinogenik yang
Hasil perhitungan nilai RQ
menyatakan perkiraan dosis pajanan
menunjukkan bahwa bahwa
harian yang diperkirakan tidak

90
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

masyarakat yang mengonsumsi ikan KESIMPULAN


belanak untuk proyeksi real time, 1. Konsentrasi Pb dalam air
dikatakan aman pada seluruh berdasarkan SNI 6989.7: 2009
masyarakat yang mengonsumsi ikan pada bulan Februari 2016 di
belanak dengan tingkat risiko RQ < aliran Sungai Tapak adalah
1. Untuk proyeksi life time dengan kurang dari sama dengan 0,03
estimasi 30 tahun, dikatakan aman mg/L. Mengacu pada Nilai
pada seluruh masyarakat yang Ambang Batas (NAB),
mengonsumsi ikan belanak dengan berdasarkan yang ditetapkan
RQ < 1. Untuk proyeksi life time Peraturan Pemerintah Republik
dengan estimasi 50 tahun, dikatakan Indonesia No. 82 Tahun 2001
tidak aman pada masyarakat yang kadar ini masih berada di bawah
mengonsumsi ikan belanak baku mutu yaitu tidak boleh
sebanyak 3 orang (6,9%) dengan melebihi 0,03 mg/L.
RQ > 1. 2. Konsentrasi Pb dalam ikan
Tingginya tingkat risiko (RQ) belanak yaitu ikan belanak
logam berat Pb pada masyarakat dengan konsentrasi sebesar
yang mengonsumsi ikan belanak di 0,189 mg/kg untuk daging dan
Sungai Tapak disebabkan karena 0,663 mg/kg untuk insang ikan.
laju asupan ikan belanak yang Konsentrasi ini berada di bawah
banyak setiap harinya, frekuensi baku mutu yang ditetapkan oleh
makan ikan belanak setiap tahun, Direktur Jendral Pengawasan
dan durasi pajanan yang lama dapat Obat dan Makanan serta SNI
meningkatkan intake Pb dalam Nomor 7387:2009.
tubuh sehingga besar risiko untuk 3. Bahaya kandungan Pb dalam
terpajan Pb juga tinggi. ikan belanak menimbulkan
Konsentrasi Pb juga bahaya pada pajanan life time.
mempengaruhi tingkat risiko (RQ) Keracunan akut Pb jalur ingesti
dalam tubuh masyarakat Tapak dapat menimbulkan gejala sakit
karena semakin besar konsentrasi perut, muntah, diare, oliguria,
maka semakin banyak akumulasi Pb pingsan, dan koma. Keracunan
dalam tubuh.Pada umumnya kronis Pb disertai gejala awal
ekskresi Pb berjalan sangat lambat. seperti kehilangan nafsu makan,
Timahhitam waktu paruh didalam berat badan menurun,
darah kurang lebih 25 hari, pada konstipasi, lesu, muntah, mudah
jaringanlunak 40 hari sedangkan lelah, sakit kepala, lemah, dan
pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang anemia.
lambatini menyebabkan Pb mudah 4. Masyarakat yang memancing
terakumulasi dalam tubuh, baik dan mengonsumsi ikan belanak
padapajanan okupasional maupun di Sungai Tapak berjenis
non okupasional.17 kelamin laki-laki dengan usia
rata-rata kurang dari 45 tahun
dan sebagian besar

91
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berpendidikan Sekolah Pencemaran Air. Jakarta.


Menengah Pertama (SMP) 2001;
5. Masyarakat yang memancing 4. Syahrul Basri dkk. Analisis
Risiko Kesehatan Lingkungan
dan mengonsumsi ikan belanak
(Model Pengukuran Risiko
di Sungai Tapak memiliki laju Pencemaran Udara Terhadap
asupan rata rata sebesar 400 Kesehatan). J Kesehatan,
gr/hari, frekuensi pajanan VII(2), pp427-42. 2014;
sebagian besar > 159 5. Lemeshow S. Besar Sampel
hari/tahun, durasi pajanan dalam Penelitian Kesehatan.
antara 1-45 tahun, dan berat Gajah Mada Univ Press
Yogyakarta. 1997;
badan responden sebagian
6. Widowati, W. SA dan JRR.
besar 60 kg. Efek Toksik Logam
6. Rata-rata asupan Pb oleh Pencegahan dan
masyarakat yang memancing Penanggulangan
dan mengonsumsi ikan belanak Pencemaran. Penerbit Andi
di Sungai Tapak pada pajanan Yogyakarta. 2008;
real time adalah 0,0004 7. Departemen Kesehatan RI.
Kerangka Acuan Uji Petik
mg/kg/hari dan pada pajanan
Kadar Timbal (Pb) pada
life time 30tahun adalah 0,0007 Spesimen Darah terhadap
mg/kg/hari dan life time 50 Kelompok Masyarakat
tahun adalah 0,0013 mg/kg/hari. Beresiko Tinggi Pencemaran
7. Estimasi karakterisasi risiko Timbal. Ditjen PPM PL
menunjukkan tingkat risiko yang Depkes RI, Jakarta. 2001;
8. Riyadina W. Pengaruh
diterima masyarakat yang
Pencemaran Pb (Plumbum)
memancing dan mengonsumsi Terhadap Kesehatan. Media
ikan belanak aman pada real Litbangkes Badan Penelit dan
time dan life time 30 tahun tetapi Pengemb Kesehat Depkes Rl.
tidak aman pada life time 50 1997;Vol. VII N.
tahun. 9. Surat Keputusan Ditjen POM
No.03725/B/SK/VII/1989
Tentang Batas Maksimum
DAFTAR PUSTAKA
Cemaran Logam dalam
1. Purnomo D. Logam Berat makanan. :hal. 352.
Sebagai Penyumbang 10. Badan Standarisasi Nasional.
Pencemaran Air Laut. 2009. SNI 7387:2009. Batas
2. Yulianto, B. et al. Penelitian Maksimum Cemaran Logam
Tingkat Pencemaran Logam Berat dalam Pangan. Jakarta
Berat di Pantai Utara Jawa BSN. 2009;
Tengah. Badan Penelit dan 11. Sianipar RH. Analisis Risiko
Pengembangan Provinsi Paparan Hidrogen Sulfida
Jawa Teng. 2006; pada Masyarakat Sekitar TPA
3. Pemerintah Republik Sampah Terjun Kecamatan
Indonesia. Peraturan Medan Tahun 2009. Univ
Pemerintah Republik Sumatra Utara. 2009;
Indonesia Nomor 82 Tahun 12. Fatimah S. Analisis Logam
2001 Tentang Pengelolaan Berat dalam Darah dan
Kualitas Air dan Pengendalian

92
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Dampaknya terhadap
Kesehatan Masyarakat
Nelayan di Kelurahan
Kampung Buyang Kecamatan
Mariso Kota Makassar [Tesis].
Makassar Univ Hasanuddin.
2005;
13. Supriyanto C., Samin dan
ZK. Analisis Cemaran Logam
Berat Pb, Cu, dan Cd pada
Ikan Air Tawar dengan
Metode Spektrometri Nyala
Serapan Atom (SSA). Semin
Nas III, SDM Teknol Nukl
147-151. 2007;
14. Kesehatan K. Pedoman
Analisis Resiko Kesehatan
Lingkungan (ARKL). 2012;
15. Purnomo, A. dan RP.
Dampak Cadmium dalam Ikan
terhadap Kesehatan
Masyarakat. J Kesehat Masy
Nasional, 3, 89-96. 2008;
16. Rahman A. Public Health
Assessment : Model Kajian
Prediktif Dampak Lingkungan
dan Aplikasinya untuk
Manajemen Risiko
Kesehatan. Depok Pus Kaji
Kesehat Lingkung dan Ind
FKM-UI. 2007;
17. G N. Metal: Chemical
Properties and Toxicity. In:
Stellman Jm (ed);
Encyclopedia of Occupational
Health and Safety. 4 ed
Geneva ; ILO. 1994;

93

You might also like