Professional Documents
Culture Documents
net/publication/314108962
CITATIONS READS
4 262
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA View project
All content following this page was uploaded by Yuvensius Sri Susilo on 27 June 2017.
Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283, Indonesia Telepon : +62 274 881546
2 Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta
Kampus II Gedung Bonaventura Jalan Babarsari 43, Yogyakarta 55281, Telepon : +62 274 487711
E-mail: yssusilo@gmail.com
Abstract: This research aims to arrange the correct and operational strategies for developing
small and medium enterprises (SMEs) in Daerah Istimewa Yogyakarta Province. It also needs
to be known and analyzed the SMEs profile. Data used is primary and secondary data. Pri-
mary data obtained through field surveys, while secondary data obtained from various publi-
cation sources. Method of analysis used is descriptive approach. Associated with the various
problems faced by SMEs, there are some strategies needed to overcome them. To develop the
SMEs is not only charged to the SMEs themselves but also supported by all stakeholders. The
support expected to come from business associations, colleges, related agencies in the area of
regency/city governments in DIY. Moreover, government policy is needed to encourage SMEs
development. The SMEs development in DIY basically is the acceleration of the SMEs trans-
formation from formation phase to stabilization phase.
Keywords: development strategy, SMEs, stakeholder, small industry
Abstrak: Penelitian ini bertujuan menyusun strategi yang operasional dan tepat untuk
mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Profil UMKM juga perlu dikenali dan dianalisis. Penelitian ini menggu-
nakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan, sedangkan data
sekunder diperoleh dari berbagai sumber publikasi. Metode analisis yang digunakan adalah
pendekatan deskriptif. Berkaitan dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh UMKM, ada
beberapa strategi untuk mengatasinya. Pengembangan UMKM tidak hanya oleh UMKM
saja, tetapi juga harus didukung semua stakeholder. Dukungan diharapkan datang dari aso-
siasi bisnis, perguruan tinggi, dan instansi terkait di kabupaten/kota di DIY. Kebijakan peme-
rintah juga diperlukan untuk mendorong pengembangan UMKM. Pengembangan UMKM di
DIY merupakan percepatan transformasi UMKM dari fase formasi menuju fase stabilisasi.
Kata kunci: strategi pengembangan, UMKM, stakeholder, industri kecil
Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil (Edy Suandi H dan Y. Sri Susilo) 47
gilirannya pasar dapat dilayani dengan baik. pulkan hasil wawancara dengan pengusaha/
pengrajin industri kecil dan berbagai pihak
yang telah dipilih menjadi sampel atau respon-
METODE PENELITIAN
den. Pengertian data sekunder adalah data
yang telah dikumpulkan oleh lembaga pe-
Studi ini merupakan penelitian kebijakan (policy ngumpul data dan dipublikasikan kepada ma-
research) yang bertujuan untuk menggali berba- syarakat pengguna (Hanke dan Reitsch, 1998).
gai informasi berkaitan dengan UMKM dalam Secara singkat dapat dikatakan bahwa data
rangka memberikan rekomendasi pengambilan sekunder adalah data yang telah dikumpulkan
kebijakan pengembangannya. Berbagai hal ber- oleh pihak lain (Kuncoro, 2009). Dalam riset ini
kaitan lokasi, metode sampling, tahapan kerja, data sekunder diperoleh dari instansi atau
dan metode analisis dijelaskan sebagai berikut. dinas terkait di lingkungan Pemerintah Pro-
vinsi DIY.
Lokasi Penelitian
Riset mencakup wilayah 4 kabupaten (Bantul, Langkah/Tahapan Kerja
Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul) dan kota Studi ini dilakukan secara cross sectional melalui
Yogyakarta, Provinsi DIY, khususnya pada analisis data sekunder dan survei kepada para
daerah-daerah sentra industri. Survei lapangan pelaku UMKM yang berlokasi di Provinsi DIY,
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan yang meliputi empat kabupaten dan kota Yog-
Februari 2010. yakarta. Studi ini dilakukan dalam beberapa
langkah kerja sebagaimana terlihat dalam
Jenis dan Sumber Data Gambar 1.
Jenis data yang dibutuhkan dalam studi ini ber- Responden dalam studi adalah para pelaku
dasarkan sumbernya adalah data: (1) primer; dari berbagai jenis UMKM unggulan produktif
dan (2) sekunder. Data primer biasanya diper- yang muncul dari tahap analisis data sekunder.
soleh dengan survei lapangan yang mengguna- Dalam survei ini jumlah responden yang dijadi-
kan semua metode pengumpulan data orisinal kan responden adalah 220 UMKM di Provinsi
(Hanke dan Reitsch, 1998). Selanjutnya data DIY yang terdiri atas 4 kabupaten, yaitu Kabu-
primer dapat didefinisikan sebagai data yang paten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten
dikumpulkan dari sumber-sumber asli (Kun- Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul,
coro, 2009). Dalam riset ini data primer dikum- serta Kota Yogyakarta. Sampel diambil secara
purposive sampling (Sekaran and Bougie, 2010).
Survey lapangan
Analisis Deskriptif
Profil UMKM
Analisis SWOT
Model Pengembangan
UMKM di DIY
Rekomendasi Kebijakan
Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil (Edy Suandi H dan Y. Sri Susilo) 49
yakarta sebagai kota pendidikan dan tujuan Pada tahun 2006 nilai penjualan sebesar
pariwisata memiliki peran besar bagi berkem- Rp172,6 milyar dan meningkat menjadi Rp173,1
bangnya UMKM yang bergerak pada bidang milyar pada tahun 2008. Selanjutnya pada
kerajinan. tahun 2009, nilai penjualan produk UMKM
yang menjadi responden mencapai Rp174,6
milyar (Gambar 4).
11% 4 Penghasilan Lain di Luar Usaha. Sebagian
1 pelaku UMKM di Provinsi DIY juga mempu-
3
23% 43% 1 Indus tri Makanan nyai penghasilan di luar usaha yang utama.
2 Indus tri Non Makanan
Sebanyak 30 persen responden mengaku mem-
3 K erajinan
4 A neka Us aha punyai penghasilan di luar dari usahanya yang
pokok. Sisanya sebanyak 70 persen responden
23%
2 tidak mempunyai penghasilan selain dari usa-
Sumber: Data primer (diolah) hanya yang pokok. Dengan demikian sebagian
besar pelaku UMKM mengandalkan penghasil-
Gambar 3. Komposisi Kelompok Usaha UMKM an atau pendapatan dari usahanya yang pokok
Menurut Bidang Usaha (Gambar 5).
Adapun UMKM yang menghasilkan peng-
hasilan lain di luar usaha utamanya mayoritas
Selanjutnya komposisi menurut bidang berasal dari hasil usaha beternak (38 persen),
usaha, industri pertanian/makanan mencakup bertani (25 persen), perdagangan (18 persen),
industri tempe, tahu, bakpia, geplak, kerupuk, kemudian diikuti dari usaha konstruksi sebesar
nata de coco, serta aneka roti dan kue. Untuk 18 persen, seperti tersaji pada Gambar 5.
industri non-pertanian/non-makanan menca-
kup industri genteng, gamelan, mebel kayu,
mebel bambu, dan industri konveksi. Kemu- 1
2
dian yang tergolong kerajinan di antaranya ke-
rajinan kulit, batik, perak, gerabah dan keramik. 1
Cakupan aneka usaha meliputi industri cindera 2
mata (ornamen batu, topeng kayu, serabut
kelapa, bambu, hiasan dinding, lukisan batik,
Sumber: Data primer (diolah)
dan lukisan kulit).
Nilai Total Penjualan Produk Tahun 2007- Gambar 5. Penghasilan Lain di luar Usaha
2009. Nilai Total penjualan produk rata-rata
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan mes-
kipun relatif kecil. Masalah UMKM Provinsi DIY
Untuk menentukan strategi pengembangan
UMKM di Provinsi DI Yogyakarta secara tepat,
maka atas dasar hasil survei dapat diketahui
berbagai masalah yang dihadapi oleh pelaku
UMKM. Berbagai masalah tersebut dapat dikla-
sifikasikan dalam dua aspek, yaitu aspek inter-
nal yang dihadapi dalam UMKM, dan aspek
eksternal yang berasal dari luar UMKM. Des-
kripsi ringkas hasil survei tentang kedua aspek
tersebut dipaparkan pada Tabel 2. Temuan ini
Sumber: Data primer (diolah)
sejalan dengan hasil studi yang dilakukan oleh
Gambar 4. Rata-rata Nilai Total Penjualan Sri Susilo dan Sutarta (2004), Sri Susilo (2007),
Produk 2007-2009 Sri Susilo et al., (2008), dan Tarigan dan Sri
Susilo (2008).
6 Kelemahan dalam membeli bahan baku, Kurangnya kontribusi pihak eksternal, seperti
khususnya untuk memenuhi pembeli skala besar asosiasi, investor, dan pihak swasta lainnya
(big buyer) dalam mendukung pengembangan UMKM
7 Tingkat harga produk yang relatif tinggi sebagai Kebijakan pemerintah yang kurang kondusif,
akibat biaya produksi yang mahal khususnya dalam perpajakan
Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil (Edy Suandi H dan Y. Sri Susilo) 51
Tabel 3. Rumusan Grand Strategy Berdasarkan Analisis SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
simultan yang saling sinergik, yaitu: (1) Mem- sebagai akibat dari terbatasnya sumber daya
perkuat daya tarik faktor-faktor penyusun pada pembangunan dibandingkan dengan luasnya
sisi permintaan terhadap produk-produk in- obyek binaan, maka ditempuh penetapan prio-
dustri (Demand Pull Strategy) melalui berbagai ritas pembinaan UMKM atau fokus pengem-
bentuk upaya yang sesuai dengan keadaan dan bangan.
kebutuhannya; dan (2) Memperkuat daya du- Penerapan strategi pengembangan untuk
kung faktor-faktor pendorong pada sisi ke- setiap jenis industri-industri yang diprioritas-
mampuan daya pasok (Supply Push Strategy) kan itupun maksimal hanya akan mampu men-
untuk memperlancar kegiatan produksi secara jangkau sekecil tingkat sentra industri kecil.
berdaya saing, sesuai dengan kondisi dan kebu- Pendekatan sentra UMKM ditempuh sehu-
tuhannya. bungan dengan kecenderungan era persaingan
Pelembagaan upaya pengembangan mela- yang semakin menuntut bergesernya pola per-
lui dua pendekatan tersebut dalam segi pe- saingan individual ke arah pola persaingan
nguatan faktor-faktor pendorong bagi semua secara kolektif (collective competitiveness) menuju
sektor/kelompok industri, ditempuh langkah- daya saing nasional dan global. Sebelum sesua-
langkah yang dituangkan dalam program pe- tu obyek (misalnya sentra atau calon sentra
ngembangan UMKM. Meskipun pendekatan industri kecil) ditetapkan untuk dijadikan pro-
pengembangan seperti di atas dapat diterapkan yek pengembangan, perlu terlebih dahulu dini-
di semua skala satuan obyek pembinaan dari lai bahwa obyek tersebut layak dikembangkan
level sektor ataupun kelompok/cabang industri untuk dijadikan proyek ataupun sasaran kegiat-
di tingkat nasional/daerah secara makro, sam- an. Kriteria kelayakannya utamanya didasarkan
pai tingkat sentra industri dan unit usaha seca- kepada pertimbangan-pertimbangan: (1) Ke-
ra mikro, namun atas pertimbangan efisiensi giatan produksinya berakar dari terdapatnya
Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil (Edy Suandi H dan Y. Sri Susilo) 53
Gambar 7. Strategi Secara Umum Pengembangan UMKM
Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil (Edy Suandi H dan Y. Sri Susilo) 55