You are on page 1of 3

Puisi Perpisahan (2)

Faiz_Izzudin, Jumat, 07 Mei 2010

Puisi ini hasil kolaborasi saya dan Ibu Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi yang sekarang
sudah menjadi Kepala Kantor di Palembang, Ibu Nia, Puisi ini kami persembahakan untuk
Bapak Kepala Bidang Kami yang ketika itu akan memasuki masa purna tugas Bpk. Setia
Darma Kanani....

Ayahanda,
Disaat kami tengah mencari
Makna Kearifan, sosok ketauladanan, serta
Segala Wujud kebaikan dan keikhlasan
Pada kebersahajaanmu kami menemukan,
Kebersahajaan yang apa adanya
Yang mengantarkan alam sadar kami akan suatu rasa….
hormat dan kasih dalam balutan keanggunan cinta

Ayahanda,
Memang, waktu bukanlah milik kita, tak seorangpun yang mampu menahan masanya
Keinginan kami tak seiring dengan batas kebersamaan kita yang mesti usai
Pertemuan dan Perpisahan kan datang silih berganti
menjadi kepingan hidup tak terlupakan
hingga mengendap menjadi sebuah kenangan
kenangan akan sebuah kebersamaan yang penuh keakraban
Kini Perpisahan menyapa
walau jiwa masih ingin terus bersama
namun apalah daya, jalan hiduplah yang memaksa

Ayahanda,
Bibir kami terkatup rapat, lidah kelu tertahan
enggan berucap kata perpisahan
karena hanya mengundang kepiluan
dan mengumbar getir sedih semata
Tapi tiang keyakinan kami kokoh berdiri menopang asa
bahwa tali silaturahim akan tetap erat mengikat hati kita

Ayahanda,
Salah dan khilaf tiada lepas dari sebuah pergaulan
karena kita hanyalah seorang insan
tiada lagi yang kami harapkan
selain maafmu yang penuh ketulusan
Doa kami semoga Alloh membimbingmu melanjutkan perjalanan
dan selalu dalam limpahan rahmat serta keberkahan
Aamiin….
Ku Lepas Kau dengan Senyum, Do’a dan Kenangan Indah
Empat tahun bukan waktu yang singkat
Untuk sebuah Kenangan terukir Empat tahun terlalu singkat
untuk mewujudkan impian kita

Sahabat….
Bukan kami ingin dikenang, bukan pula ingin sanjungan
tapi…
ketika suatu saat nanti kita bertemu hanya salam rindu yang kami mau.

Sahabat…
Selama Engkau disini..
Perbedaan antara kita sering menyapa,
Namun terkikis oleh kesamaan tujuan dan cita-cita
Pertikaian tak sungkan menghampiri
Namun berlalu dengan kedamaian kalbu
Kegalauan hati tak jarang menyelimuti
Namun tersingkap oleh ketentraman jiwa
Dan penderitaan yang sesekali menyentuh raga
Namun tertutupi oleh kebahagiaan yang pernah tercipta

Ku lepas engkau dengan senyuman, bukan senyum biasa


tapi senantiasa kau ingat kami yang tak pernah menyimpan lara
Ku lepas engkau dengan do’a bukan do’a biasa
tapi senantiasa menjadikan engkau kuat dalam menjalani segala
Ku lepas engkau dengan kenangan indah, bukan kenangan biasa
tapi karena itu tidak akan kau temui di tempat yang berbeda

Selamat jalan….

KU SAMBUT ENGKAU DENGAN SEMANGAT DAN HARAPAN BARU

Dengan apakah kubandngkan pertemuan hari ini


Lama ku tunggu ingin cepat bertemu
Hatiku tenang menerima hadirmu
Kalbuku terbuka menerima kasihmu

Senyummu, senyum kami tertahan


Matamu, mata kami sinarnya pun tertahan
Ada yang bergemutuh di dada kami
Tampak terlihat, tapi tak terucap dan tak terjawab

Kau datang dari tempat yang jauh


Kau datang membawa lentera kehidupan baru
Dengan apa kami dapat membantu
Demi adanya perubahan itu

Ku sambut engkau dengan semangat, bukan semangat biasa


Tapi semangat membara untuk mencipta bahagia
Ku sambut engkau dengan harapan baru, bukan harapan biasa
Tapi harapan yang mampu terwujud, bukan janji belaka
Selamat Datang ….

You might also like