Professional Documents
Culture Documents
========================================
Lalu jadi Apa...
Entah Mengapa..
Disertai Kenapa..
Meski Tak Apa...
Namun Mengapa...
Tanya dimana..
Tentang Kemana..
Inilah apa yang kenapa...
Ini mengapa yang apa...
Mengurai tanda dimana..
Melerai tanya kemana...
Lalu meski bagaimana..
Ataukah lalu apa...
Sebuah kata mengapa..
Terlulis seperti apa..
Tanya itu apa..
Tanda ialah tanya..
Ku ajak pembaca..
Agar terpana Bata..
Apa itu jadi apa,,,
Dan lain sebagainya.....
==============================================
AKU
Aku adalah aku…Kau pun Kau…
Kau bukanlah Aku…Aku pun Taklah Kau..
Kau takan jadi aku..Akupun takan jadi kau..
Aku iyalah aku..Kau pun iyalah kau..
Satu dalam aku..bukan dalam kau..
Satu dalam kau..bukan dalam aku…
Namun..AKU bukanlah aku..
ENGKAU…bukanlah engkau..
AKU ya AKU…ENGKAU itu AKU…
AKU bukanlah kau…
ENGKAU pun bukan aku..
P2H Bogor,17 okt 2011
========================================================
==
Kataku Bisu..
Kataku Kaku..
Kataku Buntu..
Kataku Lesu..
Ingin kataku temu..
Mengurai kata kaku..
Menyambung buntu...
Melebur kata lesu..
menjadi semangat yang tentu..
P2H Cirebon,04-2015
=============================================
Diposting oleh Pepe Hidayat di 21.58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
sajak 14
============================================================
==========
Embun pagi..
Kala senyap beraroma..
Berlirih siulan burung..
Menambah sirna'a senyap..
Ku tuliskan agar merilis..
Basa takan bisu..
Bisu takan basi..
Ini bukanlah air mata..
Tetapi mata air..titisan mata bumi..
============================================================
==========
=============================================
Gemuruh bertandang
Bandang bertanding
Selipku tak berdengung
Sedangkan tak landing
Angin berkata hati
Ucap kata meniti inti
Merahnya negeri ini kini kehitaman
Putihnya negeri ini kini kusam
Penjajah usai namun tak usai
Usang itu sekedar sejarah yg tak mampat
Pedagang otak atik negeriku
cepat berlipat jujur terjepit
Sepatu ujung negeriku kusam
dilanda pilu
Mestinya menjdi ratu
malah menjadi batu
Kacung tak bengis
ajudan tersenyum sinis
Kaya? Makmur?
Sahaja? Damai?
Sentosa? Itu sekedar "katanya"
Untukmu negeri yg berbalut luka janji aku meringis tangis
Semrawut kakiku kaku
Langkahku kian mengaku
Tentang makna jiwaku tak ingin fikirku baku
Cinta
Tahta
Kata
Semesta
Makna
Untukmu aku bertanya
Pepe Hidayat
==============================================
kemayu dalam layu
tempurungku tertuju
siapa? entah apa?
runtuh? ya berlari
DENGAN NAMA-MU
Dengan nama-MU yang Maha Agung ku awali sajaku….
Dengan nama-MU yang Maha Suci aku pasrahkan sujudku..
Dengan nama-MU yang Maha Indah ku jalani rasa cintaku..
Dengan nama-MU yang Maha Kuasa ku serahkan jasadku.serta ruhku….
Dengan nama-MU yang Maha Mulia ku akhiri sajaku serta langkahku..
Aku milik-Mu….
Bogor,30 okt 2011
SENDIRI AKU
Sendiri aku merentas kesunyian…
Ku luapkan kataku untuk memudarkan senyapku…
Meski begitu terasa amat lekat…
Senja pun seakan tak kalah menebarkan kata…
Lewat semburat cahaya keagungan-NYA..
Menjadi hal yang penuh dengan makna..
Mataku kian terasa sembab.menatap serta menutup cerita hidup…cinta dan
harapan…
Suasana telah menguraikan sajak sajak yang terukir..Aku ingin menjadi angin
lembut…
Yang memberikan ketenangan dan kesejukan…Aku ingin menjadi senja yang
tak henti menuai keindahan kuasa-NYA
Dekaplah aku dalam kuasa indah-MU…Sehingga aku mampu melukiskan
keindahan dalam nafasku…
AKU MERINDU
Aku merindu bersama hembusan angin..
Setelah segenggam cinta telah pudar terhempas waktu..
Lunglai jejaku berjalan bersama waktu
Sedangkan aku tak dapat bemimpi bersama kekasih..
Namun aku ingin tetap tersenyum tanpa kekasih..
Karena harapku masih mengalir deras…
Meski tekadang nafasku tinggal separuh..
Terbawa kisah lampau…
Kini tinggal serpihan yang menjadi kekecewa’an..
aku ingin titipkan rada kesalku..
aku ingin titipkan rasa senduku..
aku ingin titipkan muramku..
kepada angin ..
agar terbuang pada lautan atau samudra yang luas..
aku hanya ingin berusaha mencinta karena-NYA..
karena takan ada kekecewa’an….
Bogor,22 sept 2011
IJINKAN AKU
Ijinkan aku mengecup cinta-MU…
Ijinkan aku menari bersama aliran nada cinta-MU
Rasa rinduku tak dapat ku raba..karna jiwaku penuh lumpur yang lekat..
Aku hanya mampu berkata lewat sajaku meski terlihat lusuh..Awan menjuntai
dalam langit yang cerah..
Seraya ku pengin coba mengirabkan rasa cintaku pada-MU..
Aku pengin ulurkan cintaku pada-MU..
Namun entah bagaimana..Ku ingin tambatkan hatiku pada-MU..Namun entah
bagaimana…
Ya rabb…hadirkan cinta-MU untuku..
Hadirkan kasih serta saying-MU untuku..
Ya rabb aku aku pengin maghfirllah-MU..
Lekatkan semuannya dalam nuraniku….
MATAKU
Mataku menjadi busur panahYang terlintas …
Menggelarkan kekuasa’an tuhan yang indah..
Pedesa’an tak hiruk dalam debu jalanan..
Terasa indah nan menentramkan..
Anak anak masih melantunkan kalam suci tuhannya..
Serta puja dan puji untuk tuhan dan shalawat untuk para nabi…
masih bergeming dalam langgar ataupun surau yang tenang..
terasa menentramkan fikir dan hati..
yang terlihat lenggang dalam hiruk piruk ibu kota yang
berdendang.
Yang terkadang perintah tuhan seakan terbalik menjadi larangan..Ataupun
sebaliknya…Subuh terasa senyap…
Pulas dalam mimpi mimpi yang menyiram indah dalam pejaman mata..
AKU TERDIAM
Semilir angin berbisik halus seakan pingin membawa uraian rambutku
terbang..dedaunan menari tiada sepi..
Mengulurkan jemari bersama sungain yang terdiam mataku tak henti berucap
meski sejadar isyarat cinta dan ketenangan yang telah rancu tertukar oleh
tarian dedaunan
Biarkan aku larut dalam gemuruh waktu biarkan akau ahanyaut bersama
angin entah samapai kapan lan terwujud memberikana kesejukan yang tak
membeku serasa aku ingin terbawqa angin menjelajah makna
Yang tak sabar merangkul air mata
Bendungan Rentang,
majalengka 2011
KUASA-NYA
Aku berjabat dengamu atas kuasa-NYA
Aku berjumpa denganmu atas kuasa-NYA
Aku mencintaimu atas jalan-NYA..
Akupun menyayangimu karena-NYA
Kelak..tatkala ku jauh dari cintamu adalah jalan-NYA
Janganlah sesal …karena Sesal tiada guna..
Kecewa pun tiada guna..yang berguna hanyalah hikmah yang tersematkan..
Namun lapangkanlah aku untuk tetap berjabat denganmu..
Ijinkanlah aku untuk menyayangimu..
Meski hanya sekedar Karib
Bogor 30 okt 2011
TITIPAN
Tak se-sejengkalpun ku luapkan hayalku..
Sebab tak kuasa ku gerakan jasad maupun ruhku..
Ku lafalkan dzikir…
Agar jiwaku dapat betengger tanpa congkak..
Agar mataku mampu bertatap tanpa tersapu debu nestapa..
Sebab jiwaku lunglai tanpa kuasa-NYA..
Atas kuasa-NYA .. Darahku pun dapat tersumbat
Sementara Nalarku…otaku..lenganku.. bahkan semuanya yang tersematkan
dalam wujudku..
Semuanya adalah titipan..
Namun kini seakan sematan ini tak mampu genggam…
Tak mampu lagi ku jaga perisai imanku..
Padahal..
sekali tuhan menggetarkan..lunturlah jejaku…
Lenyaplah nalarku yang ta pandai bersyukur…
Leburlah kegagahanku…
Sebab semua hanyalah titipan-NYA dan milik-NYA..
UCAPKU.
kini ucapku membisu tiada kata…
laksana guci –guci yang terbungkam tanpa ada tirta..
namun ijinkalah kata kata tetap aku sematkan..
meski hanya pada secarik kertas yang masih hambar..
anganku ku harapkan menjadi ruhku..
harapan serta citaku ku harap menjadi nyawaku..
taklah ingin ku topangkan semuanya pada jeruji yang masih terasa runcing..
aku hanya ingin menopangkan semuanya hanya pada-NYA..
Apalagi hanya sekedar cinta,,
karna DIA sang pemilik cinta..
serta pemilik nafasku yang telah tenggelam dalam usia…
karena jiwaku serat ruhku hanyalah sekedar titipan-NYA…
yang kelah akan lenyap dalam dekapan masa yang terus mengalirkan cerita..
SAJADAH
Masihkah engkau tenggerkan congkak di atas bumi
tuhanmu..
Sedangkan apa yang kau miliki… adalah milik-NYA…
Tak ingatkah kau..?
Tentang segumpal tanah yang menjadi tanganmu…
Menjadi hidungmu..Menjadi otakmu..
Menjadi kakimu…
Menjadi kesempurna’an jasad rentamu..
Sementara tanah sering kau acuhkan..
Di mana sajadah air matamu…
Air mata syukur atau air mata sesakmu atas lumpur yang tiap hari kau
lumatkan dalam masamu..
Masihkah kau congkak..?? Sementara ruhmu kan enyah dari kepenatan jasad
maupun kepenatan duniamu…
Tidakkah kau rindukan syurga,,,
Tidakkah kau enyahkan derita neraka..
Sementara tak henti kau lilitkan tali tali yang berujung keangkuhan neraka…
Takah kau lepaskan kostum congkakmu..
Takah kau tanggalkan jas kefoya’an mu..
AKU
Aku adalah aku…Kau pun Kau…
Kau bukanlah Aku…Aku pun Taklah Kau..
Kau takan jadi aku..Akupun takan jadi kau..
Aku iyalah aku..Kau pun iyalah kau..
Satu dalm aku..bukan dalam kau..
Satu dalam kau..bukan dalam aku…
Namun..AKU bukanlah aku..
ENGKAU…bukanlah engkau..
AKU ya AKU…ENGKAU ..itu AKU…
AKU bukanlah kau…
ENGKAU pun bukan aku..
SAJAK 2 APRIL
Semilir angin tersumbat…
Bersematkan rasa rindu yang telah mampat…
Dalam angan yang tak tentu….
Sementara jejaku masih tertopang pada jeruji jeruji harapanku..
Entah cinta…ataupun rindu yang menghamba pada jejaku..Terkadang
pandangku membawaku pada kerenyuhan..
Tatkala zaman serta waktu semakin mengawang…
Dimana firman serta sabda tertengger di ujung mata tumbak..
Dimana firman serta sabda di tukar dengan sedan sedan yang begitu
menyilaukan
Padahal kemunafikan sebagai topangan untuk sedan yang seakan melambai….
Pada mata mata yang tersapu….
Sementara tubuhku seolah kaku dalam sajaku…
Meski semuanya berujung prasasti yang gaguk..
TERMENUNG
BERSAMA PUING PUING
Termenung bersama puing puing yang beserak..
Melontarkan kata menghujam gubuk penyentuh langit…
yang menundukan gubuk tak berdaya..
AKU INGIN
Ingin ku torehkan cinta..
Namun entah kemana..
Ingin ku hadiahkan cinta..
Namun entah pada siapa..
Rasaku seakan tekunci dalam jeruji kenistaan..
Seoalah takan pernah terlepas menebar cinta…
Ingin rasanya cinta ini ku titipakan
aku hadiahkan..Hanya pada-NYA..
Yang ku yaqin cinta-NYA…
Takan pernah menorehkan kekecewaan…
Karna yang pecinta sejati hanyalah DIA..
Namun…apakah jiwaku mampu…
Sementara usiaku kian menua..
Serta kenistaan membalur tiada henti…
Seakan menutup rapat ragaku..
Nalarku hilang dalam kenikmatan…
Nuranikau lenyap dalam buaian kefanaa’an tempat ku labuhkan jasadku…
SESAK
Sekejap mataku seakan berucap..
Namun terbelenggu keterfana’an….
Seolah mataku tak layak meluntakan sajak demi sajak…
Meski hanya sekadar prakata..
Biarkanlah… sementara ini aku biarkan sematan waktu..
Hanyut tanpa sajaku….
Ku biarkan…waktu bergeming tanpa inspirasiku..
Namun tak ingin waktu meleburkan citaku atau inspirasiku…
Mentari senja…Ku ijinkan menemani kerelungan fikir serta harapku
Sesak pun kan ku jadikan susuk penenang sajaku..
Laksana awan putih yang indah melintas dalam hamparan langit biru..
============================================================
==========
=============================================
Gemuruh bertandang
Bandang bertanding
Selipku tak berdengung
Sedangkan tak landing
Angin berkata hati
Ucap kata meniti inti
Merahnya negeri ini kini kehitaman
Putihnya negeri ini kini kusam
Penjajah usai namun tak usai
Usang itu sekedar sejarah yg tak mampat
Pedagang otak atik negeriku
cepat berlipat jujur terjepit
Sepatu ujung negeriku kusam
dilanda pilu
Mestinya menjdi ratu
malah menjadi batu
Kacung tak bengis
ajudan tersenyum sinis
Kaya? Makmur?
Sahaja? Damai?
Sentosa? Itu sekedar "katanya"
Untukmu negeri yg berbalut luka janji aku meringis tangis
Semrawut kakiku kaku
Langkahku kian mengaku
Tentang makna jiwaku tak ingin fikirku baku
Cinta
Tahta
Kata
Semesta
Makna
Untukmu aku bertanya
Pepe Hidayat
==============================================
kemayu dalam layu
tempurungku tertuju
siapa? entah apa?
runtuh? ya berlari
DENGAN NAMA-MU
Aku milik-Mu….
AKU MERAYU
Aku merayu pada sungai yang mengalir tenang serta mengalunkan nada
indah..
Agar aku dapat serta mengalir lembut bersamanya menela’ah rongga ronga
kehidupan..
Aku menggoda pada bulan agar aku dapat menerangi gelap dalam kehidupan..
ku enyahkan celoteh tak berguna.yang menggetarkan harapanku..
aKu menggoda pada sang surya..
agar aku dapat ikut memberi cahaya kehidupan yang tenang..
aku menggoda pada sang senja …
agar aku dapat ikut serta memberi keindahan dalam pandangan hamba-NYA…
19 desember 2011
JALANG
O….ALLAH…Ampuni Aku…
AKU LABUKAN
REBAHAN JASADKU
Di sudut kota..
Inilah kegagalan
TITIPAN
Ku lafalkan dzikir…
Sementara Nalarku…otaku..lenganku..
bahkan semuanya yang tersematkan dalam wujudku..
Padahal..
Leburlah kegagahanku…
Sajak Rindu
Asep Hidayat
SAJAK 11
Dengan Nama-MU
Sendiri Aku
Aku Merindu
Ijinkan Aku
Mataku
Aku Terdiam
Kuasa-NYA
Titipan
Do’a
DENGAN NAMA-MU
Dengan nama-MU yang Maha Agung ku awali sajaku….
Dengan nama-MU yang Maha Suci aku pasrahkan sujudku..
Dengan nama-MU yang Maha Indah ku jalani rasa cintaku..
Dengan nama-MU yang Maha Kuasa ku serahkan jasadku.serta ruhku….
Dengan nama-MU yang Maha Mulia ku akhiri sajaku serta langkahku..
Aku milik-Mu….
Bogor,30 okt 2011
SENDIRI AKU
Sendiri aku merentas kesunyian…
Ku luapkan kataku untuk memudarkan senyapku…
Meski begitu terasa amat lekat…
Senja pun seakan tak kalah menebarkan kata…
Lewat semburat cahaya keagungan-NYA..
Menjadi hal yang penuh dengan makna..
Mataku kian terasa sembab.menatap serta menutup cerita hidup…cinta dan
harapan…
Suasana telah menguraikan sajak sajak yang terukir..Aku ingin menjadi angin
lembut…
Yang memberikan ketenangan dan kesejukan…Aku ingin menjadi senja yang
tak henti menuai keindahan kuasa-NYA
Dekaplah aku dalam kuasa indah-MU…Sehingga aku mampu melukiskan
keindahan dalam nafasku…
AKU MERINDU
Aku merindu bersama hembusan angin..
Setelah segenggam cinta telah pudar terhempas waktu..
Lunglai jejaku berjalan bersama waktu
Sedangkan aku tak dapat bemimpi bersama kekasih..
Namun aku ingin tetap tersenyum tanpa kekasih..
Karena harapku masih mengalir deras…
Meski tekadang nafasku tinggal separuh..
Terbawa kisah lampau…
Kini tinggal serpihan yang menjadi kekecewa’an..
aku ingin titipkan rada kesalku..
aku ingin titipkan rasa senduku..
aku ingin titipkan muramku..
kepada angin ..
IJINKAN AKU
Ijinkan aku mengecup cinta-MU…
Ijinkan aku menari bersama aliran nada cinta-MU
Rasa rinduku tak dapat ku raba..karna jiwaku penuh lumpur yang lekat..
Aku hanya mampu berkata lewat sajaku meski terlihat lusuh..Awan menjuntai
dalam langit yang cerah..
Seraya ku pengin coba mengirabkan rasa cintaku pada-MU..
Aku pengin ulurkan cintaku pada-MU..
Namun entah bagaimana..Ku ingin tambatkan hatiku pada-MU..Namun entah
bagaimana…
Ya rabb…hadirkan cinta-MU untuku..
Hadirkan kasih serta saying-MU untuku..
Ya rabb aku aku pengin maghfirllah-MU..
Lekatkan semuannya dalam nuraniku….
MATAKU
Mataku menjadi busur panahYang terlintas …
Menggelarkan kekuasa’an tuhan yang indah..
Pedesa’an tak hiruk dalam debu jalanan..
Terasa indah nan menentramkan..
Anak anak masih melantunkan kalam suci tuhannya..
Serta puja dan puji untuk tuhan dan shalawat untuk para nabi…
masih bergeming dalam langgar ataupun surau yang tenang..
terasa menentramkan fikir dan hati..
yang terlihat lenggang dalam hiruk piruk ibu kota yang
berdendang.
Yang terkadang perintah tuhan seakan terbalik menjadi larangan..Ataupun
sebaliknya…Subuh terasa senyap…
Pulas dalam mimpi mimpi yang menyiram indah dalam pejaman mata..
AKU TERDIAM
Semilir angin berbisik halus seakan pingin membawa uraian rambutku
terbang..dedaunan menari tiada sepi..
Mengulurkan jemari bersama sungain yang terdiam mataku tak henti berucap
meski sejadar isyarat cinta dan ketenangan yang telah rancu tertukar oleh
tarian dedaunan
Biarkan aku larut dalam gemuruh waktu biarkan akau ahanyaut bersama
angin entah samapai kapan lan terwujud memberikana kesejukan yang tak
membeku serasa aku ingin terbawqa angin menjelajah makna
Yang tak sabar merangkul air mata
Bendungan Rentang,
majalengka 2011
KUASA-NYA
Aku berjabat dengamu atas kuasa-NYA
Aku berjumpa denganmu atas kuasa-NYA
Aku mencintaimu atas jalan-NYA..
Akupun menyayangimu karena-NYA
Kelak..tatkala ku jauh dari cintamu adalah jalan-NYA
Janganlah sesal …karena Sesal tiada guna..
Kecewa pun tiada guna..yang berguna hanyalah hikmah yang tersematkan..
Namun lapangkanlah aku untuk tetap berjabat denganmu..
Ijinkanlah aku untuk menyayangimu..
Meski hanya sekedar Karib
Bogor 30 okt 2011
TITIPAN
Tak se-sejengkalpun ku luapkan hayalku..
Sebab tak kuasa ku gerakan jasad maupun ruhku..
Ku lafalkan dzikir…
Agar jiwaku dapat betengger tanpa congkak..
Agar mataku mampu bertatap tanpa tersapu debu nestapa..
Sebab jiwaku lunglai tanpa kuasa-NYA..
Atas kuasa-NYA .. Darahku pun dapat tersumbat
Sementara Nalarku…otaku..lenganku.. bahkan semuanya yang tersematkan
dalam wujudku..
Semuanya adalah titipan..
Namun kini seakan sematan ini tak mampu genggam…
Tak mampu lagi ku jaga perisai imanku..
Padahal..
sekali tuhan menggetarkan..lunturlah jejaku…
Lenyaplah nalarku yang ta pandai bersyukur…
Leburlah kegagahanku…
Sebab semua hanyalah titipan-NYA dan milik-NYA..
SAJAK 10
Ucapku
Sajadah
Aku
Sajak 2 April
Masih Ada Cahaya
Termrnung bersama puing
Aku Ingin
Takan Kubiarkan
Sesak
UCAPKU.
kini ucapku membisu tiada kata…
laksana guci –guci yang terbungkam tanpa ada tirta..
namun ijinkalah kata kata tetap aku sematkan..
meski hanya pada secarik kertas yang masih hambar..
anganku ku harapkan menjadi ruhku..
harapan serta citaku ku harap menjadi nyawaku..
taklah ingin ku topangkan semuanya pada jeruji yang masih terasa runcing..
aku hanya ingin menopangkan semuanya hanya pada-NYA..
Apalagi hanya sekedar cinta,,
karna DIA sang pemilik cinta..
serta pemilik nafasku yang telah tenggelam dalam usia…
SAJADAH
Masihkah engkau tenggerkan congkak di atas bumi
tuhanmu..
Sedangkan apa yang kau miliki… adalah milik-NYA…
Tak ingatkah kau..?
Tentang segumpal tanah yang menjadi tanganmu…
Menjadi hidungmu..Menjadi otakmu..
Menjadi kakimu…
Menjadi kesempurna’an jasad rentamu..
Sementara tanah sering kau acuhkan..
Di mana sajadah air matamu…
Air mata syukur atau air mata sesakmu atas lumpur yang tiap hari kau
lumatkan dalam masamu..
Masihkah kau congkak..?? Sementara ruhmu kan enyah dari kepenatan jasad
maupun kepenatan duniamu…
Tidakkah kau rindukan syurga,,,
Tidakkah kau enyahkan derita neraka..
Sementara tak henti kau lilitkan tali tali yang berujung keangkuhan neraka…
Takah kau lepaskan kostum congkakmu..
Takah kau tanggalkan jas kefoya’an mu..
AKU
Aku adalah aku…Kau pun Kau…
Kau bukanlah Aku…Aku pun Taklah Kau..
Kau takan jadi aku..Akupun takan jadi kau..
Aku iyalah aku..Kau pun iyalah kau..
Satu dalm aku..bukan dalam kau..
Satu dalam kau..bukan dalam aku…
Namun..AKU bukanlah aku..
ENGKAU…bukanlah engkau..
AKU ya AKU…ENGKAU ..itu AKU…
AKU bukanlah kau…
ENGKAU pun bukan aku..
SAJAK 2 APRIL
Semilir angin tersumbat…
Bersematkan rasa rindu yang telah mampat…
Dalam angan yang tak tentu….
Sementara jejaku masih tertopang pada jeruji jeruji harapanku..
Entah cinta…ataupun rindu yang menghamba pada jejaku..Terkadang
pandangku membawaku pada kerenyuhan..
Tatkala zaman serta waktu semakin mengawang…
Dimana firman serta sabda tertengger di ujung mata tumbak..
Dimana firman serta sabda di tukar dengan sedan sedan yang begitu
menyilaukan
Padahal kemunafikan sebagai topangan untuk sedan yang seakan melambai….
Pada mata mata yang tersapu….
Sementara tubuhku seolah kaku dalam sajaku…
Meski semuanya berujung prasasti yang gaguk..
TERMENUNG
BERSAMA PUING PUING
Termenung bersama puing puing yang beserak..
Melontarkan kata menghujam gubuk penyentuh langit…
yang menundukan gubuk tak berdaya..
AKU INGIN
Ingin ku torehkan cinta..
Namun entah kemana..
Ingin ku hadiahkan cinta..
Namun entah pada siapa..
Rasaku seakan tekunci dalam jeruji kenistaan..
Seoalah takan pernah terlepas menebar cinta…
Ingin rasanya cinta ini ku titipakan
aku hadiahkan..Hanya pada-NYA..
Yang ku yaqin cinta-NYA…
Takan pernah menorehkan kekecewaan…
Karna yang pecinta sejati hanyalah DIA..
Namun…apakah jiwaku mampu…
Sementara usiaku kian menua..
Serta kenistaan membalur tiada henti…
Seakan menutup rapat ragaku..
Nalarku hilang dalam kenikmatan…
Nuranikau lenyap dalam buaian kefanaa’an tempat ku labuhkan jasadku…
SESAK
Sekejap mataku seakan berucap..
Namun terbelenggu keterfana’an….
Seolah mataku tak layak meluntakan sajak demi sajak…
Meski hanya sekadar prakata..
Biarkanlah… sementara ini aku biarkan sematan waktu..
Hanyut tanpa sajaku….
Ku biarkan…waktu bergeming tanpa inspirasiku..
Namun tak ingin waktu meleburkan citaku atau inspirasiku…
Mentari senja…Ku ijinkan menemani kerelungan fikir serta harapku
Sesak pun kan ku jadikan susuk penenang sajaku..
Laksana awan putih yang indah melintas dalam hamparan langit biru..
SAJAK 9
Ucapku
Sajadah
Aku
Sajak 2 April
Masih Ada Cahaya
Termrnung bersama puing
Aku Ingin
Takan Kubiarkan
Sesak
UCAPKU.
kini ucapku membisu tiada kata…
laksana guci –guci yang terbungkam tanpa ada tirta..
namun ijinkalah kata kata tetap aku sematkan..
meski hanya pada secarik kertas yang masih hambar..
anganku ku harapkan menjadi ruhku..
harapan serta citaku ku harap menjadi nyawaku..
taklah ingin ku topangkan semuanya pada jeruji yang masih terasa
runcing..
aku hanya ingin menopangkan semuanya hanya pada-NYA..
Apalagi hanya sekedar cinta,,
karna DIA sang pemilik cinta..
serta pemilik nafasku yang telah tenggelam dalam usia…
AKU
Aku adalah aku…Kau pun Kau…
Kau bukanlah Aku…Aku pun Taklah Kau..
Kau takan jadi aku..Akupun takan jadi kau..
Aku iyalah aku..Kau pun iyalah kau..
Satu dalm aku..bukan dalam kau..
Satu dalam kau..bukan dalam aku…
Namun..AKU bukanlah aku..
ENGKAU…bukanlah engkau..
AKU ya AKU…ENGKAU ..itu AKU…
AKU bukanlah kau…
ENGKAU pun bukan aku..
SAJAK 2 APRIL
Semilir angin tersumbat…
Bersematkan rasa rindu yang telah mampat…
Dalam angan yang tak tentu….
Sementara jejaku masih tertopang pada jeruji jeruji harapanku..
Entah cinta…ataupun rindu yang menghamba pada jejaku..Terkadang
pandangku membawaku pada kerenyuhan..
Tatkala zaman serta waktu semakin mengawang…
Dimana firman serta sabda tertengger di ujung mata tumbak..
Dimana firman serta sabda di tukar dengan sedan sedan yang begitu
menyilaukan
Padahal kemunafikan sebagai topangan untuk sedan yang seakan
melambai….
Pada mata mata yang tersapu….
Sementara tubuhku seolah kaku dalam sajaku…
Meski semuanya berujung prasasti yang gaguk..
TERMENUNG
BERSAMA PUING PUING
Termenung bersama puing puing yang beserak..
Melontarkan kata menghujam gubuk penyentuh langit…yang
menundukan gubuk tak berdaya..
AKU INGIN
Ingin ku torehkan cinta..
Namun entah kemana..
Ingin ku hadiahkan cinta..
Namun entah pada siapa..
Rasaku seakan tekunci dalam jeruji kenistaan..
Seoalah takan pernah terlepas menebar cinta…
Ingin rasanya cinta ini ku titipakan
aku hadiahkan..Hanya pada-NYA..
Yang ku yaqin cinta-NYA…
Takan pernah menorehkan kekecewaan…
Karna yang pecinta sejati hanyalah DIA..
Namun…apakah jiwaku mampu…
Sementara usiaku kian menua..
Serta kenistaan membalur tiada henti…
Seakan menutup rapat ragaku..
Nalarku hilang dalam kenikmatan…
Nuranikau lenyap dalam buaian kefanaa’an tempat ku labuhkan
jasadku…
SESAK
Sekejap mataku seakan berucap..
Namun terbelenggu keterfana’an….
Seolah mataku tak layak meluntakan sajak demi sajak…
Meski hanya sekadar prakata..
Biarkanlah… sementara ini aku biarkan sematan waktu..
Hanyut tanpa sajaku….
Ku biarkan…waktu bergeming tanpa inspirasiku..
Namun tak ingin waktu meleburkan citaku atau inspirasiku…
Mentari senja…Ku ijinkan menemani kerelungan fikir serta harapku
Sesak pun kan ku jadikan susuk penenang sajaku..
Laksana awan putih yang indah melintas dalam hamparan langit
biru..
SAJAK 8
Kosong
Sempat
Fajar Shubuh
Senyap
Lontaran Kata ku
Lumpur Derita
Sabda
Senja
Akankah
KOSONG
Sederet lamunanku tak sanggup ku jadikan punuk..
Denting ku jadikan makna darah yang bergolak tiada alir..
Meski sampai di ujung kain kaffan..
Tak kuasa ku uraikan…
meski hanya segaris dalam relung nafas..
Entah seperti apa..?
Anganku lantah menjadi desiran abu yang membumbung dalam langit luas..
Kerontang falsafahku..
Tanpa air yang menyegarkan..
Ku ingin kasih-MU mendekapku.
Laksana langit mendekap serta memeluk bintang dan bulan…
Bogor,2011
SEMPAT
sempat ku sempit dalam mimpiku…
tentang cerita yang saklek..
akupun tak tau…
cerita ku yang renggang tak dapat ku mampatkan pada hidung..
ajug ajudanku tak sanggup ku lenggak lenggokan..
padahal..senja telah berlalu..menjadi langit yang mendekap rembulan…
mungkin laksana anai anai yang berterbangan fikirku tak mampu
bergolak..namun hanya menjadi singset tak bermakna…
biarkan jasadku menjadi prasati…
yang pasti ku tambatkan di ranah yang sudah terlihat keriput tak terlihat
sepesona dulu…
tak lah alang ku jadikan cerita …
hanya harapku…yang ingin ku jadikan cerita sisaku walau terlihat semu dan
ghaib….
FAJAR SHUBUH
Senja telah menukikan sayap sayap cahaya…
Ceritanya usai dalam selimut malam..
Namun keindahanya selalu terindukan nan terimpikan..Teruitama di balik
awan desiran pantai..Meski semuanya hanya sebatas lewat dalam lorong
lorong hati yang sembab nan kerontang..
Sang fajar melontehkan makna kebesaran-NYA..
Penuh makna yang takan terkuras kerontang..
Belumlah rampung menela’ah kebesaran..
Terlewat berganti senja nan malam
fajar adalah kehidupan..Kehidupan pun menjadi malam..
terus melaunkan makan nafas yang teralun
Dan kan masih tersematkan menjadi tugas yang terus mengiringi.
Bogor,22 okt 2011
SENYAP
Senyapku dalam nadi…
Gemuruhku lewat angin..
Usap telah usai namun tak berbekas..
Kasih seakan tak lagi terkelupas..
Hujan kan runtuh…nada pun kan menggila..
Tak ada yang mampu berfikir dari mana..
Reruntuhan itu datang…serta makna kehidupan yang terselimutkan..
Di biarkan kucai dalam ranah yang kian menjadi bercak..TaK henti Senja
melukiskan senyap..Aliran nadi tak lagi terarah..
Tak hanya ucap yang terbelenggu..
Namun nalarpun kian menyerta membelenggu..Ragaku mentaklid angin yang
melalu..Entah kenapa ruhku pun taklah tau..
Geming jadi gamang,,Lusuh jadi kucai..
Renggang jadi rangkap…
Bogor,2011
LONTARAN KATAKU
Lontaran kataku kaku..
Di malam yang telah mengaku..
Menyelimuti bintang dan waktuku..
Biarku tak lagi kaku..
Namun tetap aku tak mampu mengukir waktu..
Karena waktu milik tuhanku..
Biarku mampu menyeru..
Namun semua kehendak tuhanku..
Hanya satu kata yang terpaku..
Yang ku selipakan dalam ranah tempat jejaku..
Lelaku jiwaku tiada bertumpu..
Karena jiwaku yang tak berlaku..
Tanpa kasih tuhanku..
Niscaya aku tak mampu bertumpu..
Meski dengan jemari kaki yang laku..
Aku milik-MU…Aku untuk-MU…
Bogor,28 okt 2011
LUMPUR DERITA
Lumpur adalah air mata..Lumpur adalah kematian..Lumpur derita..ratusan
singgah terlahap lumpur..merintih tiada guna..sebab lumpur tak henti
bemuntah derita...kisah negeri timur terhujam tangis..laksana lahar
membakar alam..terganti tetapi tetap tak terganti..pangan lebur dan
lenyap..kembali mendayung dari pesisir perjuangan..lumpur adalah
keringat..Lumpur adalah tetua yg terkubur..
Kubur keindahan..kubur kenangan..kubur kematian..akankah derai melerai..
Mengubur yg terkubur..menghisap yg terlumat..keteledoran melautkan lautan
lumpur..menutup semua keindahan dan jejak yang menjadi
lumpurlumpurlumpur lum..pur..
Sidoarjo.4 mei 2012
SABDA
Sabda kian pincang dalam masa yang kian gemerlap…
Sekali tampak hanya di jadikan sedan yang membuat terlelap..
Orang yang mampu menatap..
Sabda yang hak kiap lenyap..
Taklah tau kenapa...
Tentang sabda yang hanya keluar dari telinga..
Tanpa tersaring dalam hati cahaya..
Seakan semuanya hanya angin yang berhembus..
Di biarkan tanpa meremabas..
Padahal sabda petunjuk tanpa komersial..
Laksana cahaya yang terus terang tanpa hayal
Bogor.2011
SENJA
Senja di kala itu masih terwujud..
Melukiskan awan yang terlihat kelabu..
Burung terbang dalam sangkar yang telah sepi..
Gemuruh ombakpun kini kian tak lagi menantang..bayangan senja terus
mengelar keindahan nan kuasa-NYA..lampiran kertas yang masih lapang ku
ukirkan kata kata sajak..
Butiran tasbih menghiasi lorong lorong waktu..
Desiaran angin terus melaju..
Seruan agung berdendang begitu indah..
Menyeru menghadap pada sang pencipta..
AKANKAH
Akankah mentari…yang terbenam dari barat akan ku jumpa..
Serta rembulan yang indah dan menyejukan dapat ku nikmati..Tatkala
ranahku lebur..
SAJAK 7
KAFFAN
Ku acuhkan kafan menggelar dan membungkus dalam waktuku..
Meski telah tiba namun tak mampu ku bersilat ..
Ku biarkan pula air mata pilu mengiringku sampai tanah pusaraku..
Tak mengapa Mataku menjadi makanan ulat..
Ku biarkan jasadku lebur dalam dekapan sari patiku..
Sebab tak maupun ..Pasti terjadi…
yang ku ingin hanya dekapan kasih-NYA
Tak peduli ragaku terbontang banting atau teracak acak makhluk melata..
Yang ku ingin adalah ridha-NYA…
Bogor,2011
ku balutkan syairku
ku balutkan syair serta simfoniku..
kepada batu yang diam mematung bersama tanah..
hendak ku jadikan prasasti yang abadi.. berseloroh bersama angin..
ku lambaikan cinta yang telah lama menjadi nada.
Ku kisahkan pada bunga bunga mentari yang terus tersenyum merekah..
Tentang lunta rasaku..
Tentang luntaku yang berisi cinta dan rinduku..
Tentang ungkapan yang telah lama berselimut dalam relung hati...
Bogor,2011
Sementara kau masih makan..minum..atau yang lainnya yang begitu amat sifat
manusiawi..
Mungkin hanya kegilaan yang dapat kau rengkuh,,,. Bagaimana
mungkin…kesalehan kau gapai..
Sementara kau bercongkak dalam kekusaan tuhanmu..
Bogor,2011
AKU LETAKAN
Ku letakan dalam keningku…
Tentang sajak nyang masih belia…sementara jejaku kian
renta.
Ku titipkan serpihan sajaku pada selembar kertas yang masih terasa jembar..
Ku tau anganku akan fana..Ku tau lisanku akan
fana… Bahkan raga serta ruhku akan lepas ..
Ragaku lebur menyatu kembali dalam sari pati muasalku…sementara..
Sedangkan Ruhku melesat menembus langit
entah..kemana..
Ku ingin topangkan jejaku dengan tanpa congkaku..
Agar ranahku mampu tersenyum meski telah renta ..Karena jiwaku adalah
fana..yang telah mengkaku..
Bogor,22 okt 2011
AKU PASRAHKAN
Gemercik air mengalir tak sepi..
Mengalirkan makna makna yang begitu indah..
Ku biarkan mataku untuk membaca keagungan-NYA..
Ku biarkan bibirku untuk memuji kebesaran-NYA…
Meskipun hanya sekejap saja..
Suara air mengalir tak lagi mampu menerobos senyapku…
Lamunanku semakin berasa menusuk nalarku..
Hanya aku yang sendiri..Hanya aku yang senyap…Hanya aku yang relung..
Ku pasrahkan nalarku..
Ku pasrahkan hayalanku..
Ku pasrahkan harapan serta do’aku..
Hanyalah pada-MU….
Karna sang pemilik hati hayanlah ENGKAU…
SAJAK 6
IJINKAN AKU
Tatkala rembulan dan bintang tak lagi menghiasi dan menemaniku dalam
kesendirian
Namun cintamu selalu hadir menemani serta menghiasi kerelungan jiwaku..
Cintamu menghempas sepiku..
Kasih..Ijinkan aku mengukir cintamu dalam relung hatiku
Meski hanya sekedar sebait sajak yang dapat ku ukirkan..
Agar aku selalu mersakan kehadiraan cintamu..
Ijinkan aku mengukir cintaku dalam relung hatimu..agar engkau selau
merasakan kehadiran cintaku..
Karena ku tau waktu telah membuat mataku dan matamu tak dapat bersenda
walau hanya sesa’at..
Kini ku uraikan sajak cinta untukmu..
Agar kau mampu tersenyum ..
Cintailah aku meski jiwaku telah rapuh dan lenyap termakan waktu..
Karena engkaulah indahku…Kaulah hidupku…
Kaulah cahaya untuku….
Bogor,24 okt 2011
HANYA UNTUK-MU
Hanya untuk-MU ku uraikan sajaku..
Hanya untuk-MU ku titipkan rasa rinduku..
Hanya untuk-MU ku hadiahkan kasihku..
Hanya untuk-MU ku langkahkan jejak cintaku..
Hanya untuk-MU ku persembahkan nafasku..
Bersama angin ku sampaikan rinduku,..
Bersama air ku alirkan rasa cinta dan kasihku…
Karena kau segalanya..
Tanpa cintamu..aku luluh tak berbekas…
Bogor,28 okt 2011
BERSORAK SERAK
Sorak meyerak..
Bersorak serak..
Puing berserak tak usai disisik..
Tak di gagu…suara hati melamun mensirnakan harapan..
Teriak hati kepercumaan yang di raba tanpa nalar..
Tenggeran mata tak lagi mampu behelat dengan lumpur…
Jauh suci meraba..
Taun berotasi tanpa roda..berdawai mengucap keagungan..
Surut kata kata jernih..melorot terbawa zaman..
Kuda berlari kencang menjadi besi..
Kereta kencana lapuk..
Terlindas kereta besi berlari jauh kencang…
LBSM,Bogor 29 april 2012
GEMURUH
Gemuruh aku dalam sembabku..
Tak lagi ingin terjerumus dalam kelalaian..atau kekejutan..
Aku dalam gemuruh waktu..
Terus bernyanyi meski kekosongan menerpaku..
Aku pengin kembali dalam teriak semanmgatku..Namun serasa tak berbunga..
Walau seperti itu aku tetap bersamanya…
Tak lah ku serahkan..pada kegalauan yang menggerogoti keringatku..
Aku rapuh dalam umurku…ku pasrahkan kelak jasadku lenyap dalam renta
ku..
Ku harap semangat dan nalarku tak juga luput dalam rentaku..
Institut Teknologi Indonesia,Tangerang,
19 desember 2011
AKU MERAYU
Aku merayu pada angin..
Agar aku dapat berhembus bersamanya… menghinggapi kehidupan..
Kemustahilan tak kuhiraukan…selama itu bukan taqdir-NYA
Aku merayu pada sungai yang mengalir tenang serta mengalunkan nada
indah..Agar aku dapat serta mengalir lembut bersamanya menela’ah rongga
ronga kehidupan..
Aku menggoda pada bulan agar aku dapat menerangi gelap dalam
kehidupan..ku enyahkan celoteh tak berguna.yang menggetarkan harapanku..
aKu menggoda pada sang surya..agar aku dapat ikut memberi cahaya
kehidupan yang tenang..aku menggoda pada sang senja …agar aku dapat ikut
serta memberi keindahan dalam pandangan hamba-NYA…
Institut Teknologi Indonesia,Tangerang,
19 desember 2011
AKU SANDARKAN
Ku sandarkan nalarku pada kuasa-MU…
Angin berlari berkejaran dengan lembut…
Menyapa saja-sajaku yang lama tak bertulang…
Ku lepas liarkan mataku membaca indah kuasa-MU..
Sepintas lorong lorong rimbun dedaunan… terjamah menntari…
Seolah terselimuti waktu…
Aku sendiri di sisni…tak ingin berhenti bercumbu bersama angin..
Bersenda dengan pepohonan yang rindang..
Menghias…tafakurku…
Kebun Raya Bogor,27 des 2011
AKU BERCUMBU
Tuhan ijinkan aku..
Bercumbu serta mengecup tangan-MU..
Meski aku masih berkelana bersama angin ataupun burung harapanku..
Tak mampu ku lepaskan tintaku sa’at ku mengecup tangan-MU..
Ku titipkan serta ku sematkan…pandangn pujaku..
Ku balurkan pujiku untuk-MU….
Karena ku bukan tempat puja ataupun puji…
Congkak tak ayal aku sandarkan pada tangan-MU..
Hanya pujian otaku yang mampu ku harumkan untuk-MU..
Serta gumam gumam yang yang tak berisi tetap ku selipkan pada –MU..
ku ingin engkau menyentuh….Aku ingin laksana pepohonan yang
meneduhkan..
ENGKAU MENCINTAIKU
Engkau mencintaiku hanya sekedar bibirmu yang sunyi…
Engkau hapuskan bibirmu yang mencinta..
Tatkala aku tak mampu lagi besenda denganmu…
Tatapan yang kosong terlintas dalam murammu..
Seolah kau menghampakan ucapku…
Ku coba sapu sapukan tentang tawa serta senyumu..
Namun aku malah mematung dan menunduk..
Bayanganmu terus terbang mengelilingi nadiku..
Kau merasup dalam kerelungan cintaku..
Sehingga aku larut dalam senyum dalam ucapmu..
Namun kini telah menjadi abu yang menutup perih kelopak lihatku..
SAJAK 5
Aku Terbayang
Usai
Simpang Jalan
Bismillah
Ketika Aku Mencinta
Semilir
Serat
Tanah Tergadai
Di Permpatan Lampu Merah
AKU TERBAYANG
Telintas indahmu..
Tatkala kau temaramkan rasaku bersama kasihmu yang meragu..
Ku erat eratkan yakinku padamu..
Agar kau tak lagi melayang dengan rasamu..
Di sisni ku ingat tawamu..
Di sini aku terbayang senyum manjamu..
Di sisni seakan kemabli ku rasakan genggaman jemarimu..
Separuh kisahku kau bawa…
Lalu kau telah hanyutkan dalam masa lalumu…
Teratai terdiam menyerta torekan sajaku…
Dedaunan telah sirna menyaksikan tawa serta canda…
Ku ikhlaskan..Ku biarkan…Ku lepaskan…Kau pergi…
Ku yaqin kau dapatkan yang indah bagimu..
Dan Aku dapat genggam indah nan Keeloank yang melahir ataupun
menurani…
Untuku….
Kebun raya bogor
27 desember 2011
USAI
Jiwa yang renta kan segera usai meletakan kisah dalam ranah kefana’an…
Semua kan kembali bersama sari pati muasal berdiri… amal tak terhiraukan…
Seakan ikut lebur bersama melata yang besarang di lorong lorong bumi..
Sementara Ruh hanya mampu menunggu amal yang masih tersangkut dalam
ridha-nya..
Padahal…yang terjerat hanya berapa butir..namun tetap berharap dalam
kenikmatan yang dapat melesat melewati shirath…
Cinta kan menjadi prasati keindahan..
Rindu kan terdekap tanah…
Bisikan kalam ilahi kan menjadi cahaya penerang…Tatkala lahat menjadi
waktu…
Bogor,17 sept 2011
Di simpang jalan
Masih tampak tangan tangan menopang jalanan…
Masa keringat yang tak wajar..
Mengadaikan perut dalam naungan mentari yang menyengat..
Roda roda berputar acuh tak menoleh..
Seakan membiarkan merekan langgeng menggadaikan perut air mata ..
Meski terkadang….
Suara rongrongan bersama gitar gaguk menjadi penukar lara..
Jas serta dasi-dasi mewah berkibar tanpa menoleh sekejapun..Di simpang
jalanan masih berhambur nasib yang menjuntai tak asing..
Bersama senja mereka bernyanyi..
Bersama lapar mereka melangkah..
Bersama debu mereka memandang…
Seakan tak kunjung reda mereka melumat keringat pahit nan asam..
Majalengka,30 Agustus 201
Bismillah
Bismillah…
Dengan nama-MU yang agung ku awali langkahku…
Bismillah sujudku padamu..
Bismillah ku jalani rasa cintaku…
Bismillah ku serahkan ruh serta jasadku..
SEMILIR
Sajak sajaku tergopoh tak terasa..
Semilir angin bernada yang terlunta….
Santun tiada guna…
Sementara masa kian merancu…
Sastra menjadi kapas yang terlihat hampa..
Padahal jibril serta mengukir kata..
Nada kian memberontak iman…yang melayu kian tak berisi…
Akhlak mencumbu dengan warna warna yang kini kian menjadi kelabu…
Lunglai nalarku manata jejaku..
Yang putih lamatelah memudar ..
Hitampun kian menjadi kelam…
Yang ku harap hanya cahaya cinta…
Serta petunjuk yang kian melangka
SERAT
Seratku semakin sempit..
Suratpun semakin terseret dalam dekapan mimpi..
Burung burung masih bersiul dengan senja yang permai..
Di sana masih terpampang amal amal yang terkujur rapuh…
Yang perlu dengan dekapan sayap sayap cinta dan cahaya tuhan..
Sangakr masih melambung dengan kenikmatan yang tak nyata dan fana
Tanah yang tergadai
ranah yang tejual ataupun tergadai…
di ujung sana berpesta tiap tahun…
sedangkan pribumi hanya menyelinap lewat sedan yang mulai keropos…
rongrongan tiada guna meski menggetar bumi…
mata air tergadaikan menjadi setumpuk nasi yang kian lenyap…
tanah tergadai menjadi keringat yang mengendap…
paku tegadai melerai kekayaan….
Bangga tiada guna…
Hangatnya matahari menyengat raja…..
Sementara tamu yang beseru,menari dan berdendang mengenggam
tumpukan keringat yang berubah menjadi intan…
DI PEREMPATAN
LAMPU MERAH
gemetar gitar manis bergelayut dalam hitungan suara suara yang
bercengkrama bersama suara serta debu jalanan..
Naynyian di perempatan hanya menjadi menjadi pelipur lara ..
suara perut yang tak ada kata toleran..
Meski begitu..
nyanyian indah takan pudar dari bibir bibir karya..
Dengungan klakson menjadi sahabat nyanyian mereka…
Serta warna –warna jalanan menjadi penyaring..
walau hanya sekadar untuk nafas kembali melega….
gitar gitar kecil yang telah usang
tetap di jadikan pendamping…
menghadapi jalanan yang semakin berliku..
o….entah bagaimana…
tatkala lampu jalan tak menjadi satpam nyawa yang berkendara…
o…entah bagaimana
tatkala melodi menjadi bisu….
o….entah bagaimana…...entah bagaimana….nasib nyanyian jalanan yang
seakan tak pernah di hargai…
SAJAK 4
Senandung
Jalang
Inilah Kegagalan
23
Nyanyian Alam
Suram
Al-Maut
Nasihat
Puisi Untuk Alam
SENANDUNG
Senandung riang memecah keheningan…
Sorai gemulai senar menggenggam jemari kesepian..
Terlunta lunta derita..nyaris terbakar keputusasaan..Kecil aku di
tangan-NYA..
Riang adalah ujian..Mata air,,,Air mata adalah ujian..Takan mampu
mengelak meski mata terbelalak..
Apalagi terpejam..langit sembab menahan curahan tangis..
Terseset tawa kepongahan penghuni..
Nada pelipur sepi..Nada pelipur kepenatan darah..Aku belai dan cumbu
kamu..
Karena aku padamu…
Engkaupun merangkul dan mengecup senyapku…
Inilah kegagalan
Kegagalan bukanlah berarti kematian…
Kematian bukanlah akhir kisah..
Kekalahan bukan menutup kejayaan…
Kekalahan adalah merak yang belum tersingkap…
Kekurangan tak perlu di landasi kekecewaan…
Nyatanya keburukan adlah ladang menanam benih mutiara yang
terpendam..
Itulah hidup…
Daun akan menjadi daun…jika dirasakan daun…
Daun menjadi duri jika di rasakan duri..
Sejatinya hidup adalah ombak…
Tak pandang datarn tatkala menerjang..
Biarkan dia menari sesukanya..kita hanya mampu berusaha..
Tanpa kuasa menentukan..
23
23 berjalan..engkau sandarkan pada kerentaan bumi..
Jiwamu semakin temaram dn buta..
Seakan jati diri sirna...d sudut tanah hujan tempat engkau meluapkan
nalarmu bersama semesta..tetapi pengenalan akan dirimu menjdi ke
gamangan..
23 berjalan..jalanan rdupmu terlumat habis oleh dawai dawai
angin...engkau tak mampu menahan hasrat melahap keduniaan dan
gemerlapanya....padahal hanya mimpi dlm tdur...mimpi yang kau
sandarkan pelan pelan sirna…
Kebiasaann semakin pedar terombang ambing ombak..
Pujianmu untuk-NYA telah kau acuhkan..
Termakan kehitam hitaman
Nyanyian Alam
Anak pantura bernyanyi bersama alam…
Bernyanyi bersama lajur lajur gitar yang terpetik indah…
Suara lantang tertantang perut perut yang terancam kerontang…
Tapi senyum tetap merekah …
Merekahkan lagu lagu yang kering…
Bungkusan permen terisi kricik receh…
o…alangkah sumringahnya…
berharap esok menjinjing tas masa depan tanpa keringat dan suara yang
terjual..
tanpa lemas…meski sesekali mata sempat sempit dalam juang…..
karawang,januari 2012
Suram
Genderang tabuh berbunyi…begitu menggetarkan kesenyapan..
Anak anak hujan bersenda bersama hujan…
Berkejaran meramaikan kesunyian..
Biarkan aku menatap biduan yang bernyanyi..
Melenggak lenggokan suaran yang semata..
Dung….ding..dang..dang.. dung..
Menindasakan ombak angin yang bergemuruh berpesta bersana anak
anak hujan…
Bogor,9 jan 2012
AL-MAUT
Kullu Nafsin Daa Iqotul Maut…
NASIHAT
Anakku…
Kini engkau tidak lagi tertatih tatih dalam langkahmu..
Saatnya engkau kini tenggerkan masamu…
Tanpa terseak seok..
Kini kau telah mampu menelah renyah kehidupan..
Tanpa kau sandarkan ornag tuamu..
Yang telah lalu larut dalam usia…
Mantapkan jemarimu..
Tajamkan pandanganmu…
Bukan balita
Yang tertuntun menelan nasi keringat..
Berlarilah….dengan masa dan jejakmu…
Tanpa bersilat lidah dengan kebohongan..
Tanpa kemuinafikan…
Tanpa dusta…
TOPENG
Mereka tertawa..
Meski hanya pada dinding dinding yang senyap…Menebarkan makna
hidup yang seakan tak mudah di gapai…Termenung dalam sepi…tertawa
dalam kebisuan..
Warna warni menghias lapisan wajah..
Memberikan makna yang masih terselubung dalam ruang yang tak ada
batas…
Terkadang nafas yang melalu lalang hanya tau..tentang keindahan
dalam dinding yang semu..Seolahn tiada teka dan teki yang terungkap.
Dalam guratan yang terukir lembut di setiap wajah yang tepampang
pada dinding yang ikut membisu Mereka menanti tatapan yang penuh
pengresapan akan makna yang ada dalam jejak yang kini hanya berlalu
laksana sungai yang melalu,
AKU INGIN
Ingin ku torehkan cinta..
Namun entah kemana..
Ingin ku hadiahkan cinta..
Namun entah pada siapa..
Rasaku seakan tekunci dalam jeruji kenistaan..
Seoalah takan pernah terlepas menebar cinta…
Ingin rasanya cinta ini ku titipakan
aku hadiahkan..Hanya pada-NYA..
Yang ku yaqin cintan-NYA…
Takan pernah menorehkan kekecewaan…
Karna yang pecinta sejati hanyalah DIA..
Namun…apakah jiwaku mampu…
Sementara usiaku kian menua..
Serta kenistaan membalur tiada henti…
Seakan menutup rapat ragaku..
Nalarku hilang dalam kenikmatan…
Nuranikau lenyap dalam buaian kefanaa’an tempat ku labuhkan
jasadku…
Tatkala air datang…
Jiwaku hanya mampu terdiam tanpa menyambut…
Entah,,,seperti apa jiwaku..
Entah harus kemana aku membawa jasa serta ruhku.Y.ang kini masih
galau..
tiada pencerah
SESAK
Sekejap mataku seakan berucap..
Namun terbelenggu keterfana’an….
Seolah mataku tak layak meluntakan sajak demi sajak…
Meski hanya sekadar prakata..
Biarkanlah… sementara ini aku biarkan sematan waktu..
Hanyut tanpa sajaku….
Ku biarkan…waktu bergeming tanpa inspirasiku..
Namun tak ingin waktu meleburkan citaku atau inspirasiku…
Mentari senja…Ku ijinkan menemani kerelungan fikir serta harapku
Sesak pun kan ku jadikan susuk penenang sajaku..
Laksana awan putih yang indah melintas dalam hamparan langit
biru..
Laksana gemerlip bintang yang mampat menghiasi langit ..
Dalam kegaguka malam..
Tuhan…ampunan-MU sangat ku harap untuk nalarku.
Ampunan-MU..sangat ku harap untuk luntaku..
Untuk sajakku…
Tatkala semuanya tak pantas aku nalarkan..
Tak pantas aku luntakan..
Serta tak pantas aku jadikan sajak…
Tuhan…aku harapkan lindungan-MU..
AKu harapkan kasih-MU…
SENYAP
Senyapku dalam nadi…
Gemuruhku lewat angin..
Usap telah usai namun tak berbekas..
Kasih seakan tak lagi terkelupas..
Hujan kan runtuh…nada pun kan menggila..
KUNANG – KUNANG
Wanita wanita malam itu laksana kunang yang indah namun
menyeramkan….
Berlaga seperti ular ataupun ulat meski tak menakutkan namun
menjijikan…
Mulus betisnya adalah anugrah…
Namun di jadiakn petaka…
Dua dara tergantung indah nan mempesona…
Bergelayut di dada yang masih belia….
Bibir manis …ataupun kecut ..
Tak dapat di terka….
Iblis iblis malam tak muram benggandrungi akal akal kepuasan..
Menjadi nominal yang seakan menghidupkan..Rantai rantai desa..
Seolah olah tak mau menatap pilu…
Terbungkap kertas kertas yang bernominal lebat….
Indramayu,januari 2012
AKU BUKAN
Aku bukan rembulan yang pandai memberi keindahan…
di setiap kegelapan..
Aku jua bukan mentari yang pandai memberi kehidupan….
Aku berjalan di atas duri yang terasa empuk….
sehingga aku tak sadar berjejak menelusuri kehidupan gamang…
Tanpa mencumbu…
Tanpa mengecup…
Tanpa mampu bersetubuh dengan kehidupanku…
Aku lepas….
Dlam nalar bumiku..
Gesang hanya ada di bumi …..
Namun itu sangat menyesakan….Di sana tak ada kegersangan …kecuali
mereka yang mampu memberikan manisan kehidupan….
Hambar
Ku Labuhkan Jasadku
Pancaroba
Ulat Busuk
Andai Saja
Sajak Teupang Taun
Gerimis
Untuk Alam
Sajak Kehidupan
HAMBAR
Bersama lamunan..
Bergetar pula bersama semut semut yang kehitam hitaman..Akupun tak
biasa berdandan…
Meski dunia mampu menahan kebeliaan..
Aku Terbungkam hayalan yang membingungkan..
Sementara fakta masih siap mensirnakan kesenyapan….
Senyap hanya mampu selipkan kebisuan…
Mengajaku dalam ketersimaan…
Membaca genggaman luas sang tuhan…
Pendengaranku tuli…pandanganku tertahan kenistaan….
Bulu kudukku tak mampu lagi merasakan getaran..
Getaran firman tuhan ataupun kekuasaan tuhan..
Lumpur lumpur masih hinggap memberi kenistaan…
Aku tak tau kenapa aku tertelan …
Memang lumpur lumpur lunak itu begitu enak dirasakan…
Tak seperti mutiara yang sukar berada dalam genggaman.
ULAT BUSUK
Terbelalak dalam api..
Muram dalam air..
Tak henti gemercik melontarkan sajak yang masih perjaka…
Jutaan manusia tak malu..menanggalkan baju ..
Di atas syukur kebebasan…
Andai saja kau bernalar tentang budak budak yang tak berbajubercecer
di jalanan..
Lalu apa yang hendak engkau ucapkan..??
Andai saja kau kau menatap atau bahkan merasakan ..Manusia manusia
mungil berlalu lalang menyambung nafas…Lalu apa yang hendak kau
lantunkan…??
Andai saja kau mampu menerawang pernak pernik jalan masa depanmu
lantas apa yang hendak kau perbuat..??Bersandarkah..?? Bertingkah
pongah,,,?? Atau tetap berkeringat sebagai ujud syukurmu…??
engkau terus ajari aku tentang bercumbu bersama mimpi dan cita cita..
dulunya aku sering di tertawakan cita cita...dan..
di tarik kesana kemari tanpa kepastian...
do'amu menghenyakan mimpi kosongku ma...
lihatlah ma....
aku kini bersanding dan bercumbu mesra besama mimpi dan cita cita..
dilorong gelap..
aku berkaca...engkau membawakan cahaya..
lihatlah ma..
anakmu sudah mampu bercermin di lorong yang terang..
GERIMIS
Sebelum gerimis menari dan berpesta..
awan awan mendung meraga langit.
jalanan terdiam..
para penikmat berlari bernaung dari kanak- kanak hujan..
inilah anugrah ,inilah cocoban..
melihat mereka bermandi..
menghenyakan kegersangan...
gubuk gubuk pun terlihat lahap ..
kenyang tanpa mengundang...
kenyang tanpa merengkuh...gemetar langit membuat nafasku
gemetar..di cekam ketakutan..serasa nafasku terancam jeruji tutupnya
waktu jejaku...seakan melambai agar jumpa dngan-NYA..
Akupun gelagapan..apa yg hendak aku bawa menghadp-NYA..
Depok 2 mei 2012
UNTUK ALAM
Masihkah..
Bumi ini gemetar..
Oleh tingkah kepongahan hewan yang berakal…
Yang tidak merasa sadar akan lumpur dosa…
Burung burung camar dan bangau putih tak lagi bergubuk semestinya…
Namun hanya mampu menopangkan pada gubuk pencakar langit..
Sesekali peduli..
Namun dalam jeratan kawat yang begitu mampat…
Masihkah bumi ini gemetar…
Ketika dansa dan goyangan kufur lenyap..
Pedulikah…??
Tentang kenistaan ba’da mati…tatkala ruh melesat melambaikan pada
jasad yang kembali…
Yang ada rongrongan arak yang telah kering
Dan itupun merindukanya..
Akankah…bumi renta ini kembali belia…atau setidaknya umur
bertambah…
Tatkala ..Dzikir dzikir purnama ataupun dzikir malam yang
Kembali bersemarak….
Bersama bibir bibir yang telah kering….
SAJAK
KEHIDUPAN
Hidup tak bisa di getarkan…
Meski dengan ribuan sukma..
Hidup tetaplah hidup..
Matipun tidak dapat di gatikan menjadi nama kehidupan..
Gemuruh hatiku…atau kemerindingan jiwaku Bukan karena nama
sebuah kematian…
Tetapi kehidupan setelah mati…..
Tekadang aku meriang..tidak nikmat melepaskan lelah sukmaku…
Bahkan angan anganku juga ikut menggigil..
Tatkala Kurebahkan di sisi jalanan..padahal tak ada sebab..
Aku di buat berputar…oleh tertawa dan kesedihan bumi..
Karena aku tak pandai merangkulnya…
Wah…rasanya lebih baik bermain bersama mimpi…
Jika mimpi buruk datang…aku tinggal membuka kisah nyataku…
Setelah nafasku tak mungkin aku ajak berkejaran…aku tinggal
pejamkan dia…
Aku pun kembali bersama mimpi…
tapi…akankah..
Rasa menggilku lenyap atau bahkan sirna sekaligus..
Jika tidak….alangkah bodohnya aku…
Aku tertawa culas pada kenikmatan fana… Nyatanya akupun ikut
bersamanya..
larut dalam ciuman serta belaian lembutnya…
Alangkah anehnya aku…apalagi dunia yang tidak henti menelurkan
tanda Tanya…
Sampai sampai aku tak sanggup mengantongi dan menjawabnya…
Aku serahkan pada-MU
Bogor,18 maret 2012
SAJAK 1
Aku pasrah......
==============================================
Garam karam merendam suram...
lalu lalai dan menjuntai tiada arti..
sajak hampa mengahmpiri...
memberi buaian makna hidup..
tetapi lepas dalam fana..
aku brsorak sorai tetapi tetap lunglai..
tak satupun amakna membuai nalarku..
aku kembali terlunngkup dalam tempurung yang garang..
==============================================
Rapuhku rapih.
Rapihku rupa dalam tempurung yg mampat..
D atas tanah aku berdiri laksana bentera setengah tiang..
Ucapku acapkali meragu dalam lelaku..
Berurailah keseduan hati yg gundah..
Seoalah aku d buat kalap terlelap dalam keraguan..
menghadapun aku tak kuasa..
d hujam gemerlap pesta sang keraguan.
Gelisahku memampatkan keyakinan..
Aku pasrah untuk-MU.
BGOR,21 okt 13
============================================================
============
Cintamu adalah nafasku..
saat aku terengah engah menjalani hidup
Tanpamu leburlah jasadaku.
Cintamu menyegarkan saatku d bwah terik mentari
Cintamu menghangatkan saat angin menggetarku..
Aku ingin cintamu..
Ingn ku slalu bersmamu menghiasi karunia cinta.
Cintamu abadi dalam hati..
karna engkau separuh jiwaku..
Karna kau lah nafasku..
Abadiku dalam cintamu adalah anugrah teramat indah..
Janganlah kau jauh dariku..meski sekedar bayangmu.
Karna tanpamu aku serasa Hambar..
karna ku yakin aku milikmu..dan untukmu.