You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam usaha-usaha di bidang pertanian atau secara tegas dalam usaha budidaya tanaman
pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman penting
sekali untuk diperhatikan dari sejak penyiapan lahan pertanamannya sampai kepada
penyiapan hasil-hasil tanamannya. Tanpa memperhatikan kegiatan penanganan atau
pengelolaan tersebut sudah dapat dipastikan usaha pertanaman akan mengalami kegagalan
atau kalau menghasilkan maka hasilnya akan kurang memuaskan baik dalam kuantitas
maupun dalam kualitas. Tujuan utama dari kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman
yaitu agar dapat diperoleh hasil tanaman yang baik, dalam arti memenuhi harapan atau
memuaskan petani penanamnya, baik memauskan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan
keluarga sendiri maupun memuaskan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan umum atau
pasar.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui waktu panen kacang tanah yang tepat dari segi umur panen dan warna
polong tua.
2. Untuk mengetahui cara-cara panen yang baik pada tanaman kacang tanah.
3. Untuk mengetahui penanganan pasca panen yang baik pada tanaman kacang tanah seperti
perontokan, pembersihan, pengeringan, sortasi dan penyimpanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Umur Panen Kacang Tanah


Waktu panen dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan umur tanaman, tingkat
kemasakan fisiologis dan kondisi cuaca. Penentuan waktu panen disesuaikan pula dengan
jenis atau varietas yang ditanam. Kacang tanah yang sudah siap panen, daunnya mulai
menguning dan rontok. Panen kacang tanah dilakukan bila minimal 75% polong telah tua.
Umur tanaman pada saat polong tua bergantung pada varietasnya. Varietas unggul nasional
umumnya berumur sekitar 100 hari, sedang varietas local dapat dipanen pada umur sekitar 90
hari (Sumarno, 1986). Untuk dijadikan benih, kacang tanah dipanen saat berumur ± 110 hari
dan sebagian besar ± 80% polongnya telah tua. Penangguhan panen akan mengakibatkan biji
berkecamabah atau polong mudah terlepas bila dicabut, sebalikanya jika panen terlalu awal
akan diperoleh polong dengan biji muda, sehingga akan keriput bila dikeringkan.
Pembumbunan tanaman pada stadia berbunga akan mengakibatkan banyak polong muda
pada saat panen. Demikian pula penyulaman, akan mengakibatkan banyak tanaman
berpolong muda pada waktu panen. Pengeringan petakan pada saat menjelang polong tua
dapat membuat pematangan polong lebih seragam serta mutu biji lebih bagus. Hujan terus
menerus atau lingkungan yang lembab pada stadia pematangan polong mengakibatkan
kematangan polong tidak seragam (Sumarno, 1986).

2.2 Warna Polong Tua Kacang Tanah


Panen kacang tanah untuk konsumsi dilakukan bila minimal 75% polong telah tua.
Tanda-tanda polong telah tua adalah : • Kulit polong agak keras • Warna polong kecoklat-
coklatan • Polong berisi penuh, tetapi bijinya tidak terlau keras • Kulit ari biji tipis dan
mudah terkelupas • Kadar air biji telah menurun menjadi kurang dari 25%. Panen kacang
tanah untuk benih dilakukan bila minimal 80% polong telah tua yaitu : • Warna polong coklat
kehitam-hitaman • Kulit biji tipis dan mengkilat • Rongga polong telah berisi penuh dengan
biji. • Kulit polong cukup keras

2
2.3 Cara-cara Panen Kacang Tanah
Alat-alat yang diperlukan seperti wadah, lantai jemur, penampi, alat penyimpan dll,
hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum panen dilakukan. Semua wadah atau alat
yang digunakan harus bersih dari kotoran, hama dan penyakit, sisa-sisa tanaman. (Direktorat
Perbenihan, 2002). Panen kacang tanah umumnya dilakukan secara manual yaitu dengan
mencabut tanaman. Pencabutan dilakukan secara hati-hati agar tidak banyak polong yang
tertinggal. Kehilangan hasil karena tertinggalnya polong dalam tanah dapat mencapai 25%
(Sumarno, 1986). Untuk mengatasi terbuangnya hasil panenan akibat pencabutan, sebaiknya
sebelum dilakukan pencabutan, tanah yang kering diairi terlebih dahulu agar menjadi lunak
(Budi Santoso, 1998). Cara panen tersebut meskipun memerlukan banyak tenaga dan waktu,
namun mampu menghasilkan mutu biji yang lebih baik karena dapat terhindar dari kerusakan
mekanis (Lisdiana Fachruddin, 2000). Pertanaman kacang tanah pada tanah yang gembur
akan memudahkan dalam pemanenan. Pembuatan bedengan juga dapat mempermudah panen
karena tanah akan tetap gembur. Panen yang dilakukan dengan pencabutan batang demi
batang, maka panenan akan berupa brangkasan yang terdiri atas polong, akar, batang, dan
daun. Produk utama kacang tanah adalah polongnya, sedangkan sisa-sisa lainnya dapat
dijadikan pakan ternak atau dibuat pupuk kompos. Panen kacang tanah dengan mesin
dilakukan 2 tahap. Tahap pertama adalah mencabut tanaman dan membalikkannya, sehingga
dari tanaman yang telah dicabut, polong-polongnya terletak di atas. Tujuan membalikkan
tanaman ini adalah agar polong menjadi kering. Tahap kedua adalah pemipilan polong bila
biji telah cukup kering dengan kadar air 9-10%, oleh mesin combine. Biji yang keluar dari
mesin combine telah bersih dari kotoran. Pemanenan kacang tanah dengan mesin yang
demikian, banyak dilakukan oleh kacang tanah di Amerika Serikat dan Australia (Sumarno,
1986). MEKANIS Mesin panen kacang tanah Pada mesin pemanen kacang tanah misalnya,
pemanenan dilaksanakan dalam 2 tingkat.Pemanenan tingkat pertama adalah memanen
seluruh tanaman kacang tanah bersama polongnya diangkat dengan menggunakan beberapa
disc coulter. TRADISIONAL Pacul (Cangkul) adalah salah satu alat pertanian tradisional
yang pokok. Fungsinya untuk mencangkul tanah, sehingga posisi tanah yang semula dibawah
menjadi di atas, atau membalik tanah. Pada umumnya, kondisi tanah sehabis digunakan dari
awal tanam hingga masa panen tidak subur lagi. Tanahnya menjadi keras, kering dan
kehabisan O2. agar tanah menjadi subur lagi dan siap ditanam kembali, tanah harus diolah.

3
Mengolahnya dengan cara dicangkul, dibalik agar tanah mendapatkan O2, digemburkan
dicampur dengan rabuk alami, sehingga siap ditanami tanaman baru sesuai dengan
musimnya.

2.4 Perontokan dan Pembersihan Kacang Tanah


Perontokan dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau dengan menggunakan
perontok tipe pedal. Namun, benih dari polong yang dirontokkan dengan perontok tipe pedal,
daya tumbuhnya berkurang dari 82,2% menajdi 76,3%. Oleh karena itu, sebaiknya perontok
tipe pedal hanya digunakan untuk merontokkan polong konsumsi. (Lisdiana Fachruddin,
2000). Perontokan buah kacang dari batangnya dapat dilakukan diladang atau ditempat yang
teduh tidak jauh dari ladang dengan demikian pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih teliti,
buah yang benar-benar penuh berisi sekaligus dapat dipisahkan dari buah yang kurang berisi
dan belum berisi. Perontokan sebaiknya dilakukan dengan tangan tanpa atau menggunakan
pisau sehingga dapat tercegah dari kerusakan-kerusakan. Cara yang buruk yang sampai
sekarang masih sering dilakukan yaitu dengan cara membanting atau memukul-mukulkannya
pada balok kayu. (Kartasapoetra, 1994). Untuk mendapatkan polong yang bersih, polong
hendaknya dicuci dengan air sehingga warnanya menjadi cerah. Polong dimasukkan dalam
bakul dan kemudian dimasukkan dalam bak air. Dengan cara ini, polong sekaligus dapat
dicuci dan ditiriskan. (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002). Pada umumnya ada dua tipe
mesin untuk memisahkan kacang tanah dari batangya. Mesin tersebut diklasifikasikan
menurut tipe gigi yang digunakan pada silinder dan dinamakan perontok (thresher) dan
pemetik (picker). Perontok memiliki gigi lurus biasa serupa dengan yang digunakan pada
perontok padi-padian, kecuali jika gigi-gigi tersebut lebih berjauhan pada batang silinder dan
batang cekung. Pemetik mempunyai gigi pegas baik pada batang silinder maupun batang
cekung. Mesin Pengupas Kulit kacang tanah ini berfungsi mengupas kulit kacang tanah.
Kacang harus dikeringkan dengan dijemur terlebih dahulu sebelum diproses dengan mesin
ini
Pengeringan secara mekanis Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan Batch
Dryer, dalam hal ini temperature yang dipakai sekitar 35-45 oC dan kelembaban udara
pengering sekitar 55%, bila temperatur pengering terlalu tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan (rapuh, mudah pecah, kulit biji mudah mengelupas pada waktu perontokan dan

4
lain-lain) (Kartasapoetra, 1994). Pengeringan polong dilakukan hingga beratnya konstan.
Berat yang konstan menandakan tingkat kadar air kesetimbangan telah tercapai. Untuk benih
pengeringan dilakukan sampai memperoleh kadar air 10-11% (Baran Wirawan dan Sri
Wahyuni, 2002). BATCH DRYER Peralatan unson Batch Rotary adalah sangat efektif untuk
pengeringan, pendinginan atau melembabkan bahan padat massal, independen atau dalam
kombinasi dengan, operasi pencampuran. Mesin rotary dapat dikonfigurasi untuk “langsung”
pendinginan pengeringan, atau pelembab, atau “tidak langsung” pengeringan atau
pendinginan. Langsung pengering, pendingin dan pelembab dilengkapi dengan parasut
asupan bahan dikonfigurasi dengan port untuk tujuan memperkenalkan panas, udara dingin
atau lembab langsung ke batch. Parasut itu digeser keluar dari mesin, yang memungkinkan
akses tak terbatas ke bagian dalam kapal untuk cepat, Washdown menyeluruh. Pengeringan
secara alami Pengeringan secara alami dapat dilkuakn dengan bantuan sinar matahari, yang
biasanya dilakukan pada musim kemarau. Pengeringan dapat dilakukan di atas lantai semen
atau diatas tanah dengan terlebih dahulu diberi pengalas lembaran anyaman bambu atau
plastic, yang posisinya memungkinkan untuk mendapatkan banyak panas sinar matahari.
Pada umumnya pengeringan dilakukan 7-10 hari, dengan melakukan pembalikan secara
teratur agar keringnya dapat merata. Pengeringan hingga kadar kurang dari 9% dilakukan
untuk mencegah kontaminasi jamur Aspergillus flavus. (Lisdiana Fachruddin, 2000). 2.5.
Pengeringan Kacang Tanah Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

2.5 Sortasi Kacang Tanah


Setelah kering, polong kacang tanah dibersihkan dari tanah dan kotoran lainnya,
kemudian dilakukan sortasi. Tujuan sortasi adalah memisahkan polong-polong tua berisi dari
polong yang kurang berisi atau sakit (Budi Santoso, 1998). Pemilahan dengan tangan
dilakukan menggunakan alat tapi. Dalam memilih polong kacang tanah tidak dapat
didasarkan pada jumlah biji dalam polong karena polong kacang tanah ada yang berbiji satu,
dua atau tiga. Artinya varietas tertentu tidak selalu seragam jumlah bijinya (Baran Wirawan
dan Sri Wahyuni, 2002). Rendemen polong menjadi biji bergantung pada beberapa hal,
antara lain varietas, tingkat kekeringan, kualitas polong, ketuaan polong dan kesehatan
polong (ada tidaknya hama penyakit pada pertanaman). Polong bernas mempunyai rendemen
sekitar 75%, tetapi polong yang tidak bernas rendemennya hanya sekitar 40% (Sumarno,

5
1986). Cara membedakan satu varietas dengan varietas lain pada polong kacang tanah adalah
dengan mengamati ukuran, bentuk dan urat atau anyaman pada kulit polong (Baran Wirawan
dan Sri Wahyuni, 2002). Pada benih untuk memilah polong yang bernas dan polong yang
tidak bernas, dapat digunakan alat specific gravity separator. Dengan alat tersebut, benih-
benih tidak bernas akan dilempar ke tempat yang berbeda (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni,
2002). Untuk memperoleh benih kacang tanah bersertifikat harus melalui proses pengujian di
laboratorium pengujian mutu benih. Fungsi dan Keunggulan: 1. Memisahkan biji kacang
tanah berdasarkan ukuran diameter (8,7, 6 dan dibawah 6 mm). 2. Mampu melakukan
pemisahan biji kacang dalam 4 grade dengan efisiensi 85%. 3. Mudah dioperasikan, ringan
dan mudah dipindahkan

2.6 Penyimpanan Kacang Tanah


Penyimpanan kacang tanah dapat berupa polong atau biji. Penyimpana polong kacang
tanah biasanya dilakukan untuk menyimpan biji atau untuk menunggu waktu penjualan yang
tepat. Polong kacang tanah yang sudah cukup kering dengan kadar air < 9 %, dapat
dimasukkan ke dalam karung goni dan disimpan dalam ruang yang sejuk dan kering dengan
suhu 27 oC, kelembaban nisbi 70 % (Lisdiana Fachruddin, 2000). Diusahakan agar tidak
terjadi kontak langsung dengan dinding dan lantai. Kadar air dalam biji kacang menunjukkan
banyaknya air yang terkandung dalam biji. Kadar air kacang tanah dapat dipengaruhi oleh
kelembaban ruangan tempat menyimpan biji kacang tersebut. Penyimpanan dalam bentuk
biji lebih awet kering dibandingkan dalam bentuk polong. Umumnya kelembaban udara
gudang di Indonesia adalah antara 80-90%, sehingga kadar air biji kacang akan berkisar
antara 10-15%, atau sekitar 15-21% bila disimpan dalam bentuk polong. Kerugian
menyimpan dalam bentuk biji adalah mudah diserang hama gudang. (Sumarno, 1986). Dalam
skala besar penyimpanan dapat dilakukan dengan sistem curah atau menggunakan bak. Cara
lain yang lebih efektif adalah dengan pemberian 15% gas CO2 ke dalam drum tertutup yang
berisi biji kacang tanah yang berkadar air 6,7-9,6%. Dengan cara penyimpana tersebut, biji
kacang tanah dapat bertahan selama 6 bulan (Lisdiana Fachruddin, 2000). Benih kacang
tanah lebih baik disimpan dalam bentuk polong, agar daya tumbuh tidak cepat menurun.
Kadar air yang aman untuk penyimpanan benih dalam bentuk polong yaitu 10-11% (Baran
Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002). Polong dengan biji yang telah kering dimasukkan dalam

6
karung, dan disimpan dalam ruang yang kering. Karung berisi benih jangan ditumpuk
langsung di atas lantai, melainkan diberi alas papan. Penyimpanan benih untuk 2-3 bulan
dapat dilakukan dalam bentuk biji kering yang disimpan dalam kaleng-kaleng yang tertutup
rapat. Benih kacang tanah dalam polong dapat disimpan dengan daya tumbuh tetap baik
selama 8 bulan. Bila ruangan penyimpanan bersuhu rendah (10-18 oC) dapat bertahan hingga
12 bulan. (Sumarno, 1986).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Umur panen untuk kacang tanah varietas unggul nasional umumnya berumur sekitar 100
hari, sedangkan varietas lokal dapat dipanen pada umur sekitar 90 hari. Panen pada tanaman
kacang-kacangan dilakukan apabila polong sudah kelihatan tua, yang dapat dilihat dari warna
polongnya. Untuk tanaman kacang tanah warna polong menjadi coklat kehitam-hitaman.
Cara melakukan pemanenan pada tanaman kacang-kacangan umumnya dilakukan secara
manual. Seperti pada tanaman kacang tanah dengan cara mencabut tanaman, namun dapat
pula menggunakan mesin. Perlakuan pasca panen yang umum dilakukan pada tanaman
kacang-kacangan adalah perontokan, pembersihan, pengeringan, sortasi dan penyimpanan.
Perontokan pada tanaman kacang-kacangan dilkukan untuk mendapatkan polong atau biji.
Cara perontokan ini dapat dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan memukul-mukul
brangkasan yang telah kering dengan alat dari kayu hingga biji terlepas dari polongnya. Cara
lain adalah dengan menggunakan mesin perontok. Kemudian polong atau biji dibersihkan.
Pengeringan dilakukan untuk menurunkan kadar air sehingga awet selama penyimpanan.
Cara pengeringan pada biji kacang-kacangan dapat dilakukan dengan cara alami yaitu
dengan bantuan sinar matahari atau secara mekanis menggunakan mesin pengering. Sortasi
pada biji kacang-kacngan dapat dilakukan dengan cara ditampi, yang bertujuan untuk
memisahkan biji kacang-kacangan dari varietas lain, biji yang rusak, biji yang terserang
hama dan penyakit, biji yang bentuk dan warnanya berbeda serta dari sisa kotoran.
Penyimpanan kacang tanah dapat berupa polong atau biji, Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam penyimpanan adalah kelembaban dan suhu dari tempat penyimpanan.
Untuk memperpanjang daya simpan, kadar air biji harus dipertahankan.. Pada kacang tanah
kadr airnya < 9%.

8
DAFTAR PUSTAKA

Baran Wirawan dan Sri Wahyuni. 2002. Pascapanen Kacang-kacangan. Pelatihan Pertanian di
Dinas Tanaman Pangan Jawa Barat.
Budi Santoso. 1998. Pascapanen Kacang Hijau. PT. Angkasa. Bandung.
Direktorat Perbenihan. 2002. Pasca Panen Tanaman Palawija. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 1994. Pascapanen Kacang-kacangan. PT Bina Aksara. Jakarta.
Lisdiana Fachruddin. 2000. Bercocok Tanam dan Pascapanen Kacang-kacangan. PT. Indica.
Jakarta.
Samsudin S. dan Dadan S. Djakanihardja. 1985. Panen dan Pascapanen Tanaman Leguminosa.
Direktorat Perbenihan. Jakarta. Soeprapto, H. S. 1993. Kedelai. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumarno. 1986. Kedelai. Cara Bercocok Tanam. PT. Gramedia. Jakarta.

You might also like