You are on page 1of 2

“SYOK ANAFILAKTIK ”

No. Dokumen : UKP/WMM/2017


No. Revisi :-
SPO
Tanggal terbit :
PUSKESMAS Halaman : 1 dari 2 dr. FRIANA ASMELY
KECAMATAN NIP. 197602092003122004

SETIABUDI KEPALA PUSKESMAS:

1. Pengertian Syok anafilaktik adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang berlebihan terhadap
masuknya protein/zat asing ke dalam tubuh

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan syok anafilaktik

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No.33 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Layanan


Klinis

4. Referensi 1. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang panduan
praktik klinis bagi dokter difasilitas pelayanan kesehatan primer
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
4. Peraturan Gubernur No. 4 Tahun 2011 tentang pembentukan organisasi
dan tata kerja pusat kesehatan masyarakat.
5. SK Kepala Puskesmas No. 110 Tahun 2015 tentang penanganan pasien
gawat darurat
6. Alat dan 1. Tabung Oksigen
Bahan 2. Tensimeter
3. Adrenalin ampul
4. Jarum Suntik disposibel 2.5 ml, 3ml
5. Dexamethason Vial
6. Mobil ambulance (bila diperlukan)
7. Prosedur/ 1. Mempersiapkan alat, bahan : spuit 1cc, 2,5cc (2 buah), adrenalin 2 ampul,
Langkah- infus set, abocath no. 18,20, ( 2 buah), Nacl 0,9 % ( 2 buah), desamethason
langkah
2 ampul, hidrocorotison 2 ampul dan hentikan pemberian obat / antigen
penyebab
2. Meletakkan pasien dalam posisi trendelenburg (kepala lebih rendah dari
kaki)
3. Menyuntikkan adrenalin 1 : 1000 sebnyak 0,25 - 0,30 ml/IM
4. Menyediakan ganjal tidur setinggi 15 cm dan letakkan dibawah tempat tidur
bagian kaki, sehingga tercapai sikap tidur trendelenburg
5. Memonitor tekanan darah
6. Menyuntikan adrenalin 0,25 - 0,30 ml, perlu diulang beberapa kali kira-kira
7-10 menit bila tekanan darah sistolik belum mencapai 90 - 100 mmHg
“SYOK ANAFILAKTIK”
No.
: UKP/WMM/2017
PUSKESMAS Dokumen
dr. FRIANA ASMELY
KECAMATAN No. Revisi :- NIP. 197602092003122004
SETIABUDI SPO
Tanggal
:
terbit
Halaman : 2 dari 2

7. Mengirim penderita ke RS, apabila dalam keadaan gawat dalam posisi


trendelenburg
8. Bila tekanan darah sistolik telah mencapai 90-100 mmHg, penyuntikan
ulang adrenalin tidak perlu dilakukan cepat
9. Penderita jangan pulang dulu perlu dilakukan observasi sebelum
diperbolehkan duduk, berdiri dan jalan
8. Hal-hal Pada saat prosedur berlangsung terjadi intoleransi terhadap obat bius, terjadi
yang perlu perdarahan, serta penurunan kesadaran pada pasien
diperhati-
kan
9. Unit Terkait Layanan 24 jam, poli KIA, poli KB, Poli VCT/IMS, Ruang Bersalin, Poli akupuntur,
Poli Paru/TB

10. Dokumen CATATAN MUTU :


Terkait 1. Aplikasi SIKDA

10. Riwayat Perubahan Dokumen

No Disiapkan oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:

1.

2.

3.

4.

You might also like